Anda di halaman 1dari 21

CIRROSIS HEPATIS

Oleh : Diana Niti Santoso (02 70 0039) Doddy Irawan (02 70 0100) Handoko Tejo Utomo (02 70 0139) Pembimbing : Dr. Ali Santoso, Sp. PD SMF Interna RSUD Dr. Soebandi Jember Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2007

Definisi

Cirrosis Hepatis adalah : Penyakit hati menahun yang difus dengan seluruh kerusakan pada kerangka hati dan ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul.

Epidemiologi
Pria > Wanita ( 3 : 1 ) Usia 40 50 tahun Meningkat pada peminum alkohol, ataupun pengkonsumsi obat obat hepatotoksik.

Etiologi

Infeksi Virus (hepatitis virus type B dan C ) Alkohol Kelainan metabolisme (hemochromatosis, Wilson Disease) Gangguan Sistem Bilier (kolestasis kronik, sirosis bilier sekunder) Penyakit Genetik Kongestif type oleh karena obstruksi vena hepatik (Sindroma Budd Chiari, gagal jantung kanan) Kriptogenik type (tidak diketahui penyebabnya) Indian Childhood type Drug Induced type (Metothrexate, Isoniazid, Metildopa)

Patofisiologi
Mekanisme terbentuknya Cirrosis secara : Mekanis terjadi peradangan luas pada hepar, yang kemudian menimbulkan nekrosis luas dan pembentukan jaringan ikat luas, disertai dengan pembentukan nodul regenerasi oleh sel hepar yang masih baik. Imunologis Biasanya terjadi pada infeksi kronis hepatitis viral, dimana sel hepar yang mengandung virus tadi mengalami proses imunologis yang berlangsung secara terus menerus sampai terjadi kerusakan sel hati.

Klasifikasi
Berdasarkan morfologinya, cirrosis dibedakan menjadi : cirrosis mikronodular ciri : - terdapat septa tebal teratur - nodul halus, kecil (< 3 mm) , dan merata cirrosis makronodular ciri : - septa dengan ketebalan tidak teratur - nodul yang besarnya bervariasi (dari < 3 sampai > 3 mm) cirrosis campuran

Gejala Klinik
Dibedakan dari tingkat kerusakannya : Stadium Kompensata (laten, sirosis dini) - timbul gejala gastrointestinal yang tidak khas (mual, muntah, perut kembung, sebah, nafsu makan menurun, mencret, konstipasi) - gejala tidak khas lain (BB turun, tubuh terasa mudah lemah, lesu, malaise) Stadium dekompensata (aktif) - terjadi kegagalan hati - hipertensi portal

Gejala Klinik
Tanda tanda kegagalan hati : Hiperpigmentasi kulit pada wajah dan ekstremitas Ikterus (gangguan metabolisme bilirubin) Gangguan faal hemostasis (perdarahan di kulit) Gangguan metabolisme protein (edema pretibial, ascites) Gangguan metabolisme hormon estrogen (ginekomasti, atrofi testis, dan penurunan pertumbuhan rambut pada pria)

Gejala Klinik
Tanda - tanda hipertensi portal : Terjadi oleh karena peningkatan resistensi portal dan splanknik oleh karena menurunnya sirkulasi intrahepatik akibat fibrosis, sehingga terbentuklah kolateral-kolateral, dan kongesti pada cabang-cabang V. porta tersebut, misal : Splenomegali Varises Esofagus Hemorroid Caput medusae Ascites

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda sebagai berikut : Hati tidak teraba, dapat teraba hanya pada stadium awal, dengan konsistensi kenyal, pinggir tumpul dan terdapat nyeri tekan. Lien mengalami pembesaran Ascites dan edema Hematemesis dan melena Haemorroid Ikterus Keluhan keluhan gastrointestinal (mual, muntah, dll) Caput medusae Erytema palmaris Spider naevi

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboraturium : 1. Darah Lengkap - Penurunan kadar Hb - tanda tanda anemia normokrom normositer, hipokrom mikrositer, atau hipokrom makrositer - leukopeni - trombositopeni 2. Enzymologi - peningkatan kadar enzym transaminase, bilirubin, gama glutamyl transferase - penurunan albumin, peningkatan kadar globulin (rasio albumin dan globulin = 1 : 2) - kadar Cholinesterase (penting dalam menilai kerusakan sel hati)

Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan Elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan pembatasan garam dalam diet 4. Faal Hemostasis pemanjangan protrombin time 5. Gula darah peningkatan kadar glukosa 6. Pemeriksaan marker serologi virus hepatitis HBsAg / HBsAb, HBeAg / HBeAb, HBV DNA, HCV DNA Pemeriksaan Radiologis - Barrium Swallow : untuk melihat varises esofagus - Esofagoskopi - USG

Diagnosis
Penegakan diagnosis cirrosis hepatis tergantung dari perjalanan penyakitnya :
Pada fase laten harus dengan anamnesis yang lebih intensif, dan ditunjang dengan pemeriksaan fisik, laboratoris, dan radiologis Pada fase lanjut menegakkan diagnosis penyakit ini tidaklah sulit

Diagnosis
Menurut Suharyono Subandiri, Dx Cirrosis hepatis dapat ditegakkan bila terdapat 5 dari 7 tanda berikut :
Ascites

Splenomegali Hematemesis Kadar Albumin rendah Spider Nevi Eritema Palmaris Tanda tanda kolateralisasi

Vena Porta

Komplikasi
Gagal hepar Hipertensi Portal Ascites Ensefalopati hepatik Spontaneous Bacterial Peritonitis Hepatorenal Syndrome Primary Hepatoma transformation

Penatalaksanaan
Tergantung dari perjalanan penyakitnya : Pada Fase Laten ditujukan hanya untuk pencegahan / memperlambat perjalanan penyakit ke fase yang lebih lanjut, misal : - membatasi aktifitas fisik - menghindari bahan-bahan hepatotoksik - menyingkirkan faktor kausal (bila mungkin) - observasi teratur

Penatalaksanaan

Fase lanjut (Dekompensata) tergantung dari komplikasi yang timbul : 1. tirah baring total sampai ada perbaikan dari ikterus, ascites, demam. 2. diet : - rendah garam (0,5 g/hari) dan total cairan 1 L/hari pada penderita dengan komplikasi ascites. - batasi protein (0,5 g/kgBB/hari) bila timbul tanda - tanda prekoma - tinggi protein, tinggi kalori bila tidak ada penyulit. 3. Roborantia : Vitamin B, C, K 4. Obat-obatan : - diuretik : Spironolakton 50 100 mg/hari (awal) dapat dikombinasi dengan Furosemid (akan tetapi perlu dipertimbangkan resiko hipokalemi memicu koma)

Penatalaksanaan
- Antibiotik (hanya untuk profilaksis dalam mengatasi infeksi lanjut) 5. Bila timbul hematemesis melena : a. perbaiki keadaan sirkulasi infus NaCl : D5 b. pasang NG-tube c. pengurangan produksi bahan toksik dari GI Tract : - lavemen setiap 12 jam - Sterilisasi usus : Neomisin 2 4 g/hari d. beri antasida e. pencegahan perdarahan ulang, msl pemberian vasopresin 0,1 g 6. Bila timbul ascites refrakter (dengan keluhan terutama sesak, karena ascites mendorong diafragma ke atas) : a. replacement albumin 25 50 g/hari b. tindakan punksi / parasintesa

Prognosis

Sirosis ini merupakan penyakit yang ireversibel Child membagi prognosa cirrosis hepatis dengan kategori sebagai berikut :

Parameter Klinis
Bilirubin (mg/dL) Albumin (g/dL) Ascites Defisit Neurologik Nutrisi

Derajat Klasifikasi
1
<2 >3,5 tidak ada Tidak ada baik

2
2-3 3 3,5 terkontrol minimal cukup

3
>3 <3 sulit dikontrol Berat / koma kurang

Prognosis
Kombinasi Skor Child :
Child A = skor 5 6 (mortalitas = 10 15 %) Child B = skor 7 9 (mortalitas = 30 %) Child C = skor 10 15 (mortalitas >60 %)

Secara umum prognosis penyakit ini tergantung dari : - luasnya kerusakan parenkim hati - beratnya hipertensi portal - timbulnya komplikasi komplikasi lanjut

Anda mungkin juga menyukai