The Chronicles of Narnia - Keponakan Penyihir
The Chronicles of Narnia - Keponakan Penyihir
BAB 1
10
"Namamu lebih aneh," kata Polly.
"Tidak," kata Digory.
"Yang pasti aku akan mencuci wajahku,"
11
Digory dengan suara yang jauh lebih keras,
seperti anak lelaki yang saking sedihnya tidak
peduli siapa saja yang tahu dia habis menangis.
"Tapi kau juga akan begini," dia melanjutkan,
"kalau sepanjang umurmu kau hidup di pedesaan
dan memiliki kuda poni, juga sungai di
bagian bawah taman, lalu dibawa untuk hidup
di gua kumuh mengerikan seperti ini."
12
nya dia menyimpan misteri lain. Dia punya
ruang kerja di lantai atas dan Bibi Letty bilang
jangan sekali-kali aku berani ke sana. Nah, itu
saja sudah terdengar mencurigakan, kan? Kemudian
ada satu hal lagi. Setiap kali pamanku
berusaha mengatakan apa pun padaku saat
makan�dia bahkan tidak pernah berusaha bicara
pada Bibi�Bibi Letty langsung menyuruhnya
diam. Dia bilang, 'Tidak perlu mencemaskan
anak itu, Andrew' atau 'Aku yakin Digory
tidak mau mendengar tentang itu' atau kalau
tidak 'Nah, Digory, tidakkah kau ingin main
keluar di taman?"'
13
"Atau mungkin dia sebenarnya pembuat uang
palsu."
14
lang, petualangan di dalam rumah. Menakjubkan
sekali betapa banyaknya petualangan yang
bisa kaulakukan dengan sebongkah lilin di
suatu rumah besar, atau di deretan rumah.
Polly telah lama menemukan bahwa jika kau
membuka pintu kecil tertentu di loteng yang
berbentuk kotak di rumahnya, kita akan menemukan
tempat penyimpanan air dan ruang
gelap di belakangnya yang bisa kaumasuki
dengan sedikit memanjat hati-hati. Ruang gelap
itu seperti terowongan panjang dengan dinding
bata di satu sisi dan atap curam di sisi lainnya.
Di atap, berkas-berkas kecil cahaya menembus
di antara rongga-rongganya. Tidak ada lantai
di terowongan ini, kita bakal harus melangkah
dari kasau ke kasau, dan di antaranya hanya
ada plester. Kalau kita menginjak plester ini
kau akan mendapati dirimu terjatuh dari langitlangit
ruangan di bawahnya. Polly menggunakan
sebagian kecil terowongan itu, tepat di
sebelah tempat penyimpanan air, sebagai gua
penyelundup. Dia membawa bagian-bagian peti
pakaian tua, beberapa bantalan kursi dapur
yang rusak, dan benda-benda sejenis lainnya,
lalu menyebar semua benda itu di atas kasau
demi kasau sehingga terbentuk semacam lantai.
Di sinilah dia menyimpan kotak uang yang
15
berisi berbagai harta, dan cerita yang sedang
ditulisnya, lalu biasanya beberapa apel. Dia
sering kali diam-diam meminum bir jahe di
sana, botol-botol lamanya membuat tempat itu
lebih kelihatan seperti gua penyelundup.
16
terus memanjang. Aku tidak tahu hingga sejauh
apa."
"Kalau begitu kita bisa menjelajah sejauh
panjangnya deretan rumah ini."
"Sepertinya begitu," kata Polly. "Dan oh,
astaga!"
"Apa?"
17
"Jadi kita coba pergi ke sana sekarang?"
tanya Digory.
18
"Memangnya menurutmu bakal ada apa di
sana?"
19
tika mereka memanjat lagi ke belakang tempat
penyimpanan air. Karena ini peristiwa penting,
mereka masing-masing membawa lilin (Polly
punya banyak persediaan lilin di guanya).
20
dan sinar matahari siang yang mendadak menghambur
keluar membuat mata mereka mengejap-
ngejap. Lalu, bersama dengan rasa sangat
terkejut, mereka mendapati mereka sedang
melihat, bukan loteng terlantar, tapi ruangan
berperabot lengkap. Namun ruangan itu sepertinya
memang tak berpenghuni. Sepi sekali di
21
dalamnya. Rasa ingin tahu Polly menguasainya.
Dia meniup lilinnya hingga padam dan masuk
ke ruangan asing itu, nyaris tanpa suara.
22
terindah yang bisa kaubayangkan. Kalau Polly
lebih muda usianya daripada saat itu, dia
pasti bakal ingin memasukkan salah satunya
ke mulut.
23
"Menurutmu cincin-cincin apa itu?" kata
Polly sambil menunjuk cincin-cincin berwarna
tadi.
24
menutupnya, dan menguncinya. Lalu dia berbalik,
menatap lekat kedua anak itu dengan
matanya yang tajam, dan tersenyum, menunjukkan
seluruh giginya.
25
begini, aku sedang melakukan suatu percobaan
besar. Aku sudah mengetesnya pada hamster
dan tampaknya berhasil. Tapi masalahnya
hamster tidak bisa memberitahumu apa-apa.
Dan kau tidak bisa menjelaskan cara kembali
kepadanya."
26
kan napas dan melanjutkan. "Kalian sama
sekali tidak akan bisa membayangkan betapa
terkadang aku sangat kesepian. Tapi tidak masalah.
Pergilah makan malam. Tapi aku memberi
kalian hadiah sebelum kalian pergi. Tidak
setiap hari aku bisa melihat gadis kecil di
ruang kerjaku yang membosankan ini, terutama,
kalau aku boleh berterus terang, wanita muda
yang sangat cantik sepertimu."
27
"Wah! Astaga," katanya. "Suara dengungan
itu terdengar lebih keras di sini. Hampir seolah
cincin-cincin inilah yang mengeluarkannya."
28
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
BAB 2
29
shock waktu hamsterku menghilang kemarin
malam."
"Apakah itu yang terjadi waktu kau menjerit
tempo lalu?" tanya Digory.
"Oh, kau mendengar itu, ya? Kuharap kau
tidak sedang memata-mataiku?"
"Tidak, tentu tidak," jawab Digory penuh
gengsi. "Tapi apa yang terjadi pada Polly?"
30
juga pernah melihat foto wajah yang sama di
laci tua di rumah, di desanya. Dia telah
bertanya kepada ibunya siapa wanita itu dan
ibunya tampak tidak terlalu berminat membicarakan
topik itu lebih lanjut lagi. Wajahnya
sama sekali tidak menyenangkan, pikir Digory,
tapi tentu saja dengan foto-foto zaman itu
kita tidak akan pernah bisa benar-benar tahu.
31
"Tapi tunggu dulu, apa hubungannya semua
ini dengan Polly? Kenapa kau tidak langsung
saja�"
32
bertanya-tanya. "Oh, aku mengerti. Maksudmu,
anak-anak lelaki harus menepati janji. Itu sangat
benar: yang paling tepat dan pantas dilakukan,
aku yakin, dan aku lega kau sudah
diajar untuk bersikap begitu. Tapi tentu saja
kau harus memahami bahwa peraturan seperti
itu, betapa pun bagusnya untuk anak-anak
lelaki�pelayan�wanita�bahkan manusia pada
umumnya, tidak bisa diharapkan berlaku pada
siswa-siswa luar biasa, para pemikir dan ahli
pengetahuan hebat. Tidak, Digory. Para pria
seperti aku, yang memiliki kebijakan tersembunyi,
terbebaskan dari peraturan biasa seperti
begitu juga kami terlepaskan dari kesenangankesenangan
biasa. Takdir kami, anakku, adalah
takdir yang tinggi dan sepi."
33
Andrew pikir dia bisa melakukan apa saja
untuk mendapatkan apa pun yang diinginkannya.
34
yakin kotak tersebut bukan buatan Yunani,
Mesir kuno, Babilonia, Hittite, ataupun Cina.
Usianya lebih tua daripada negara-negara itu.
Ah�benar-benar hari yang indah ketika akhirnya
aku mengetahui kebenarannya. Kotak itu
buatan bangsa Atlantis, datangnya dari kepulauan
Atlantis yang hilang. Itu berarti kotak
itu jauh lebih tua berabad-abad daripada bendabenda
Zaman Batu yang digali di Eropa. Dan
benda itu juga tidaklah kasar dan mentah
seperti barang Zaman Batu. Karena di awal
masa, Atlantis sudah menjadi kota hebat dengan
istana-istana, kuil-kuil, dan orang-orang
terpelajar."
35
kan berbagai kemungkinan. Aku harus mengenal
beberapa�yah, sejumlah orang jahat aneh,
dan melalui berbagai pengalaman yang sangat
tidak menyenangkan. Semua itulah yang membuat
rambutku beruban. Seseorang tidaklah
begitu saja menjadi penyihir. Kesehatanku sempat
ambruk. Tapi aku membaik. Dan aku
akhirnya tahu."
36
bagus dan kering. Tidak banyak yang bisa
dilihat. Bahkan bisa dibilang, tidak banyak
yang bisa ditunjukkan setelah kerja keras seumur
hidup. Ah, tapi waktu aku melihat debu
itu (aku benar-benar berhati-hati untuk tidak
menyentuhnya) dan berpikir bahwa setiap butir
pernah berada di dunia lain�maksudku bukan
planet lain tentunya, planet-planet itu juga
bagian dari dunia kita dan kau bisa mencapainya
kalau kau pergi cukup jauh�tapi Dunia
Lain sungguhan�Alam Lain�
kembang api.
"Aku tahu," dia melanjutkan,
"hanya kalau kau
37
bisa menemukan bentuk tepatnya maka debu
itu bisa menarikmu ke tempat asalnya. Tapi
kesulitannya justru terletak pada mencari
bentuk tepatnya itu. Pengalaman-pengalaman
terdahuluku semua adalah kegagalan. Aku mencobanya
pada hamster. Beberapa di antaranya
hanya mati. Beberapa yang lain meledak seperti
bom-bom kecil�"
38
dengan sudut pandang yang salah," kata Paman
Andrew dengan ekspresi tidak sabar. "Tidak
bisakah kau mengerti semua ini pengalaman
hebat? Tujuan utama mengirim siapa pun ke
Tempat Lain adalah supaya aku bisa tahu
bagaimana rasanya."
39
terlalu menakutkan bagimu untuk pergi sendiri."
40
"Tapi Polly tidak membawa cincin yang
hijau."
"Tidak," kata Paman Andrew dengan senyum
jahat.
41
menyelamatkan�ngng�lady yang dalam kesusahan."
42
kata-katanya yang ini merupakan yang pertama
yang mengenai sasaran. Paman Andrew terkejut
kemudian muncul awan ketakutan menaungi
wajahnya yang, meskipun dia begitu kejam,
nyaris bisa membuatmu mengasihaninya. Tapi
sedetik kemudian dia mengusirnya pergi dan
berkata ditemani tawa yang agak dipaksakan,
"Yah, yah, kurasa itu hal biasa yang bakal
muncul di benak seorang anak�terutama karena
dibesarkan di antara wanita-wanita, seperti
dirimu. Kisah-kisah istri tua, hah? Kurasa kau
tidak perlu mencemaskan bahaya yang akan
mendatangiku, Digory. Bukankah lebih baik
kau mengkhawatirkan bahaya yang menghampiri
teman kecilmu itu? Dia sudah pergi cukup
lama. Kalau memang ada bahaya Di Sana�
yah, akan sangat disayangkan bila kau tiba
terlambat."
43
sang sarung tangan, lalu berjalan menuju baki
tempat cincin-cincin itu berada.
44
kalau aku jadi kau. Kemungkinan jatuhnya
akan lebih kecil bila kaulakukan itu."
Digory hampir saja mengambil cincin kuning
ketika tiba-tiba dia berhenti.
45
"Ya ampun," kata Digory, "aku benar-benar
berharap aku sudah cukup besar untuk meninju
kepalamu!"
46
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
BAB 3
47
basah kuyup dan meneteskan air. Dia juga
tidak terengah-engah mencari udara seperti yang
akan diperkirakan semua orang bila habis berada
di bawah air. Pakaiannya sama sekali
kering. Dia sedang berdiri di pinggir mata air
kecil�tidak lebih dari tiga meter dari satu sisi
ke sisi lainnya�dalam suatu hutan. Pepohonan
tumbuh rapat dan berdaun lebat sehingga dia
bahkan tidak bisa mengintip langit. Semua
cahaya berwarna hijau dan menyeruak di
antara dedaunan, tapi pastinya di atas sana
ada matahari yang bersinar sangat kuat karena
48
sinar hijau yang dirasakannya begitu terang
dan hangat. Hutan itu hutan tersunyi yang
mungkin bisa kaubayangkan. Tidak ada
burung-burung, tidak ada serangga, tidak ada
hewan-hewan, dan tidak ada angin. Kau nyaris
bisa merasakan pepohonan tumbuh. Mata air
tempat Digory baru saja keluar ternyata bukanlah
satu-satunya mata air di sana. Ada lusinan
mata air lain�satu mata air di setiap meter
sejauh matamu bisa memandang. Kau hampir
bisa merasakan pepohonan mengisap air dengan
akar-akar mereka. Hutan itu sangat hidup.
Ketika berusaha melukiskannya nanti Digory
selalu berkata, "Tempat itu begitu kaya, sekaya
kue plum.'"
49
terjadi di sana. Seperti yang diceritakannya
lama setelah itu, "Tempat itu bukan jenis
tempat di mana banyak hal terjadi. Pepohonan
terus bertumbuh, itu saja."
50
Kemudian untuk beberapa saat yang cukup
lama keduanya tidak saling bicara lagi.
51
Dan lihat! Kau juga mengenakan
cincin seperti
itu di jarimu. Aku
juga."
52
"Tapi nyaman sekali berada di sini," kata
Digory.
53
airnya sama sekali tidak membasahi kita ketika
kita naik ke sini?"
54
cincin kuning kita. Cincin-cincin ini kan untuk
perjalanan pergi. Cincin-cincin yang hijau akan
membawa kita pulang. Kita harus mengganti
cincin kita. Kau punya saku? Bagus. Simpan
cincin kuningmu di saku kiri. Aku punya dua
cincin hijau. Ini satu untukmu."
"Apa maksudmu?"
55
apa tentang itu. Dia tidak pernah punya keberanian
untuk datang ke sini sendiri. Dia
hanya bicara tentang satu Dunia Lain. Tapi
siapa tahu ada lusinan?"
56
sepi dan kita selalu merasa mengantuk. Tidak
pernah ada kejadian apa pun di sini. Seperti
di rumah. Di dalam rumah-rumahlah orang-
orang berbicara, atau melakukan hal-hal, juga
tempat mereka makan. Tidak ada yang terjadi
di tempat-tempat perantara: di belakang din-
ding, di atas langit-langit, atau di bawah lantai,
juga di dalam terowongan kita. Tapi ketika
kau keluar dari terowongan, kau akan mendapati
dirimu berada di rumah mana pun.
Kurasa kita bisa keluar dari tempat ini dan
menuju tempat mana pun! Kita tidak perlu
melompat ke dalam mata air yang sama dengan
yang kita lewati. Atau belum saatnya."
57
"Tidak bisakah kita sampai di setengah jalan
ke bawah mata air kita?" tanya Polly. "Hanya
untuk melihat cara ini benar-benar manjur.
Lalu begitu kita tahu itu berhasil, kita ganti
cincin dan kembali naik sebelum benar-benar
sampai di ruang kerja Mr Ketterly."
58
mana untuk apa"), lalu mereka bergandengan
tangan dan melompat. Tapi segera ketika mereka
tampak akan kembali ke ruang kerja
Paman Andrew, atau bahkan dunia mereka
sendiri, Polly bertugas untuk berteriak, "Ganti"
dan mereka akan membuka cincin hijau lalu
memakai cincin kuning lagi. Digory ingin jadi
yang bertugas berteriak, "Ganti," tapi Polly
tidak juga mau setuju.
59
kelihatan jelas dan nyata, seolah dia kian mendekati
fokus. Tapi sebelum Paman Andrew
menjadi benar-benar nyata, Polly berteriak
"Ganti", dan mereka langsung mengganti cincin,
dunia kita pun mengabur seperti mimpi,
kemudian cahaya hijau di atas menjadi kian
terang dan terang, hingga kepala mereka keluar
dari mata air dan mereka berlari ke tepian.
Kini hutan mengelilingi mereka lagi hingga ke
atas, masih sehijau dan seterang dulu. Seluruh
proses itu hanya mengambil waktu kurang
dari satu menit.
60
ding satu bagi mereka untuk menemukannya
lagi.
61
mereka hanya mendapati kaki mereka basah
dan mengotori tungkai kaki mereka untuk kedua
kalinya pagi itu (kalau memang saat itu
pagi: waktu tampak selalu sama di Hutan di
Antara Dunia-Dunia).
62
mengerti, sebagian besar penyihir memang
begitu. Tentu saja Digory juga tidak terlalu
menyadari kenyataan ini, setidaknya tidak hingga
nanti. Tapi ketika mereka telah membicarakannya,
mereka memutuskan mencoba cincin
hijau mereka ke mata air baru hanya untuk
melihat apa yang akan terjadi.
63
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
(nurulkariem@yahoo.com)
MR. Collection's
BAB 4
64
sekali tidak cerah. Cahaya itu terangnya pasti
dan tidak meredup. Mereka sedang berdiri di
permukaan datar berlapis bebatuan dan gedunggedung
berdiri di sekeliling mereka. Tidak ada
atap di atas mereka, mereka berada di semacam
halaman. Langit gelap secara tidak wajar�
biru yang nyaris hitam. Kalau kau melihat
langit itu kau akan bertanya-tanya apakah
memang benar ada cahaya di sana.
65
Batu yang digunakan untuk membangun segala
hal sepertinya merah, tapi mungkin itu
hanya karena cahaya misterius yang menerangi
tempat tersebut. Yang pasti rasanya aneh sekali.
Banyak di antara bebatuan datar yang melapisi
permukaan halaman, retak hingga terbelah. Tidak
satu pun menempel rapat satu sama lain
dan sudut-sudut tajamnya telah cacat semua.
Salah satu pintu yang diapit area setengahnya
tertutupi reruntuhan. Kedua anak itu terusmenerus
membalikkan tubuh untuk melihat ke
sudut-sudut berbeda di halaman. Salah satu
alasannya adalah karena mereka khawatir sese-
orang�atau sesuatu�sedang mengawasi mereka
dari jendela-jendela ketika mereka menghadap
ke depan.
66
Tapi sepinya berbeda. Kesunyian di hutan terasa
kaya, hangat (kau nyaris bisa mendengar pepohonan
bertumbuh), dan penuh kehidupan.
Kali ini yang terasa kesunyian yang mati, dingin,
dan hampa. Kau tidak bisa membayangkan
apa pun tumbuh di tempat ini.
67
"Ayo pulang," kata Polly.
68
yang membawa mereka ke dalam salah satu
gedung. Lalu ketika berdiri di depan pintu
dan bisa melihat ke dalam, mereka melihat
bagian dalam gedung itu tidaklah terlalu gelap
seperti dugaan awal mereka. Pintu itu memperlihatkan
ruang depan berbayang-bayang yang
tampaknya kosong, tapi di sisi ruang depan
yang lebih jauh tampak sederetan pilar dengan
lengkungan di bagian atas tiap dua pilar. Di
balik lengkungan tersebut mengalir lebih banyak
cahaya temaram aneh yang sama. Mereka menyeberangi
ruang depan tersebut, berjalan dengan
sangat hati-hati karena khawatir ada
lubang-lubang di lantai atau apa pun yang
mungkin tergeletak di sana yang bisa membuat
mereka tersandung. Perjalanan itu rasanya lama
sekali. Ketika mencapai sisi lain ruang itu,
mereka melewati pilar-pilar dan mendapati diri
mereka berada di halaman lain yang lebih
luas.
69
disangga apa pun. Tampak jelas, kota itu telah
diterlantarkan selama ratusan, bahkan mungkin
ribuan, tahun.
70
batu lebar untuk menadahi airnya, tapi kini
mangkuk itu kering bagaikan padang pasir.
71
sudah lama mati. Dan tidak ada semut, labahlabah,
atau makhluk hidup lain yang kaupikir
bisa kautemui di antara reruntuhan. Tanah
kering yang terdapat di antara batu lantaibatu
lantai pun tidak ditumbuhi rumput atau
lumut.
72
suara embusan napas di antara mereka semua.
Orang-orang itu seperti patung lilin terhebat
yang pernah kaulihat.
73
mereka, mengintip dari segala tempat semuanya
terpasang.
"Kenapa semua pakaian itu tidak lapuk sejak
zaman dulu?" tanya Polly.
74
"Mereka orang-orang baik, menurutku,"
ucap Digory.
75
paling menarik�wanita yang pakaiannya lebih
mewah daripada yang lainnya, sangat tinggi
(tapi semua sosok dalam ruangan itu memang
lebih tinggi daripada orang-orang di dunia
kita), dengan ekspresi wajah yang begitu keras
dan penuh kebanggaan sehingga kau akan
menahan napas bila melihatnya. Namun wanita
itu juga cantik. Bertahun-tahun kemudian, saat
telah menjadi pria tua, Digory berkata dia
belum pernah melihat orang secantik wanita
itu selama hidupnya. Tapi wajar juga bila
ditambahkan bahwa Polly berkata dia tidak
melihat apa pun yang spesial pada wanita itu.
76
"Kira-kira apa ya... Hmmm... Apa ya...,"
kata Digory.
77
walaupun puisi itu sendiri, ketika kau membacanya
di sana, lebih bagus:
78
"Yah, kalau aku tidak," kata Polly ketus.
"Dan aku tidak percaya kau merasakannya.
Kau hanya mengarang."
79
sudah muak padamu�dasar payah, sombong,
keras kepala!"
80
nada indah seperti yang mungkin sudah kauduga,
tidak terlalu keras pula. Tapi bukannya
menghilang ditelan angin, nada itu terus terdengar,
dan ketika itu terjadi bunyinya kian
mengeras. Sebelum semenit berlalu, bunyinya
kini telah menjadi dua kali lebih keras daripada
ketika kali pertama bersuara. Tak lama kemudian
suaranya kian mengeras sehingga jika
kedua anak itu berusaha berbicara (tapi mereka
tidak berniat berbicara saat ini�mereka hanya
berdiri di sana dengan mulut ternganga) mereka
tidak bakal bisa mendengar satu pun ucapan
mereka. Beberapa saat kemudian bunyinya sudah
menjadi begitu keras sehingga mereka tidak
bakal bisa mendengar satu sama lain bahkan
kalaupun mereka berteriak. Dan suaranya terus
saja mengeras: semua dalam satu nada, suara
indah yang tak berakhir, walaupun ada sesesuatu
yang mengerikan dalam keindahan itu,
hingga semua udara dalam ruangan besar itu
seolah berdenyut karenanya dan mereka bisa
merasakan lantai batu di kaki mereka bergetar.
Kemudian akhirnya suara bel itu mulai bercampur
dengan bunyi lain, suara samar mengerikan
yang awalnya terdengar seperti geraman
kereta yang datang dari kejauhan, kemudian
seperti gebrakan pohon tumbang. Mereka
81
mendengar sesuatu seperti benda-benda berat
berjatuhan. Akhirnya, bersamaan dengan gemuruh
yang mendadak, dan guncangan yang nyaris
membuat mereka terbang di udara, sekitar
seperempat langit-langit di salah satu ujung
ruangan mulai runtuh, bongkahan-bongkahan
batu besar berjatuhan di sekitar mereka, dan
dinding-dinding rontok. Suara bel berhenti.
Awan debu menipis dan akhirnya menghilang.
Segalanya menjadi sunyi kembali.
82
BAB
5
Kata Kemalangan
83
anak itu, tapi kau tidak bakal bisa menebak
dari ekspresi wajahnya apa yang sedang dia
pikirkan, apakah dia sedang terkejut atau tidak.
Dia berjalan ke depan dengan langkah-langkah
panjang dan cepat.
84
dangan sekilas, siapa pun bisa langsung tahu
kau tidak memiliki setetes pun darah bangsawan
atau kemuliaan di nadimu. Kenapa anak
sepertimu berani memasuki rumah ini?"
85
Tepat pada saat itu�bukan di ruangan tempat
mereka berada, tapi di suatu tempat yang
sangat dekat dari sana�terdengarlah suara runtuh
pertama, kemudian suara sesuatu retak,
lalu gemuruh bebatuan rubuh, dan lantai pun
bergetar.
86
karena dia mencengkeram tangan kiriku, aku
tidak bisa mengambil cincin kuning. Kalau
aku berusaha menjulurkan tangan kananku ke
saku kiriku, aku mungkin bakal bisa meraihnya
sebelum dia menanyakan apa yang sedang kulakukan.
Apa pun yang terjadi kami tidak
boleh membiarkan dia tahu soal cincin-cincin
ini. Kuharap Digory masih berakal sehat dan
mampu menutup mulut. Kalau saja aku bisa
berbicara hanya berdua dengannya.
87
88
"Itu pintu menuju penjara bawah tanah,"
dia akan berkata, atau "Jalan itu menuju
ruang-ruang utama penyiksaan", atau "Di sini
dulu aula jamuan pesta tempat kakek buyutku
menjamu tujuh ratus bangsawan untuk berpesta
pora kemudian membunuh mereka semua sebelum
mereka menghabiskan minuman mereka.
Mereka memiliki pikiran-pikiran memberontak."
89
dan bergerak seolah melemparkan sesuatu ke
pintu-pintu itu. Lalu kedua daun pintu yang
tinggi dan berat itu bergetar beberapa detik
seolah keduanya terbuat dari sutra, kemudian
luluh lantak hingga tidak tersisa apa pun kecuali
tumpukan debu di ambang pintu.
90
aku akan tahu sendiri nanti. Sementara itu,
ingatlah apa yang telah kaulihat. Inilah yang
terjadi pada benda-benda, juga orang-orang,
yang menghalangi kehendakku."
91
Dan semua kuil, menara, istana, piramid, juga
jembatan menciptakan bayangan-bayangan panjang
yang tampak mengancam di bawah sinar
matahari yang melemah itu. Sebuah sungai
besar pernah mengalir menembus kota tersebut,
tapi airnya telah lama mengering, dan kini
yang tersisa tinggal selokan lebar abu-abu berdebu.
92
Charn berwarna merah." Dia berhenti sejenak
lalu menambahkan, "Dalam satu detik, semua
itu telah dihapus oleh seorang wanita untuk
selama-lamanya."
93
"Apa itu?" tanya Digory.
94
setengah jalan menaiki tangga-tangga besar
yang menghubungkan kota dengan teras ini.
Kemudian aku menunggu hingga kami begitu
dekat supaya kami bisa menatap wajah satu
sama lain. Dia membinarkan mata kejamnya
yang mengerikan saat memandangku dan berkata,
'Kemenangan.' 'Ya,' aku berkata, 'Kemenangan,
tapi bukan kemenanganmu.' Kemudian
aku mengucapkan Kata Kemalangan. Sedetik
kemudian aku adalah makhluk hidup terakhir
di bawah matahari."
95
Negeri? Kau harus belajar, Nak, bahwa apa
yang mungkin salah bagimu dan rakyat biasa
lainnya tidaklah salah bagi ratu besar seperti
diriku. Beban dunia berada di bahu kami.
Kami harus dibebaskan dari segala peraturan.
Jalan nasib kami tinggi dan sepi."
96
"Sejak dulu selalu begitu," kata Jadis. "Setidaknya,
selama ratusan ribu tahun. Apakah
duniamu memiliki jenis matahari yang berbeda?"
97
dengar tentang wanita itu. Jelas sekali, dia
bukanlah sejenis orang yang ingin kita ajak
pulang. Dan kalaupun mereka menyukainya,
mereka tidak tahu bagaimana caranya. Mereka
sendiri ingin pergi dari sana, tapi Polly tidak
bisa meraih cincinnya dan tentu saja Digory
tidak bisa pergi tanpanya. Wajah Digory menjadi
merah sekali dan dia berkata dengan terbata-
bata.
98
mereka dilupakan. Bocah bodoh! Apakah kaupikir
aku, dengan kecantikan dan Sihir-ku,
tidak akan memiliki seluruh duniamu di bawah
kakiku sebelum satu tahun berlalu? Siapkan
mantramu dan segera bawa aku ke sana."
99
membuat mantra kuat yang mengguncang
duniamu hingga ke akarnya, mengirimmu melewati
padang pasir luas di antara dunia dan
dunia untuk meminangku, membawaku ke hadapannya.
Jawablah: bukankah begitu kejadiannya?"
100
BAB
6
101
putan, mereka mendapati bukan hanya mereka
berdua yang ada di sana. Sang ratu atau sang
penyihir (terserah kalian mau memanggilnya
siapa) telah muncul bersama mereka, mencengkeram
keras rambut Polly. Itulah sebabnya
Polly berteriak-teriak, "Lepaskan!"
102
"Lepaskan! Lepaskan rambutku," kata Polly.
"Mau apa kau sebenarnya?"
"Hei! Lepaskan rambutnya. Sekarang juga,"
kata Digory.
103
Aku berani bertaruh sepuluh lawan satu dia
hanya bersandiwara. Ayolah." Kemudian kedua
anak itu melompat ke dalam mata air menuju
dunia mereka. Untung kami membuat tanda,
pikir Polly. Namun ketika mereka melompat
Digory merasakan jari telunjuk dan ibu jari
besar yang dingin menangkap telinganya. Dan
ketika mereka tenggelam dan sosok-sosok samar
dunia kita mulai muncul, cengkeraman jari
telunjuk dan ibu jari itu kian kuat. Tampaknya
kekuatan sang penyihir mulai pulih. Digory
meronta dan menendang-nendang, tapi sama
sekali tidak ada gunanya. Beberapa saat kemudian
mereka mendapati diri mereka berada di
ruang kerja Paman Andrew. Dan di sana berdirilah
Paman Andrew sendiri, memandangi
makhluk menakjubkan yang telah dibawa
Digory dari dunia lain.
104
Dalam satu hal, mereka belumlah menyadari
105
Huh! sergah Digory dalam hati. Dia penyihir?
Mendekati saja tidak. Ratu inilah penyihir
sesungguhnya.
106
bertahun-tahun, dia selalu meninggalkan bahaya
yang datang (sejauh yang bisa dilakukan sese-
orang) pada orang lain. Kejadian seperti ini
tidak pernah dia alami sebelumnya.
107
lakukan sebelumnya pada Digory di istana
Charn. Paman Andrew terus mengejap-ngejapkan
mata dan menjilati bibirnya dengan gugup.
Akhirnya Jadis melepaskan pria itu, begitu
mendadak sehingga dia terempas ke dinding.
108
pikir secara kaku," Paman Andrew terbatabata.
"Tidak benar-benar bangsawan, Ma'am.
Tapi keluarga Ketterley adalah keluarga tua.
Keluarga tua Dorsetshire, Ma'am."
109
Paman Andrew tiba di depan pintu. "Jangan
pernah bermimpi berkhianat. Mataku bisa melihat
menembus tembok dan masuk ke pikiran
manusia. Mataku akan menyertaimu ke mana
pun kau pergi. Pada tanda pertama ketidakpatuhan,
aku akan memasang mantra padamu
supaya apa pun yang kaududuki akan terasa
seperti besi merah panas, dan setiap kali kau
berbaring di tempat tidur akan ada balokbalok
es tak kasat mata di kakimu. Sekarang
pergi."
tampak
buntut
(dan Digory juga berpikir begitu) benaknya
sejenis yang sama sekali tidak bisa mengingat
tempat sunyi itu. Betapapun seringnya kau
110
mengajaknya ke sana dan betapapun lamanya
kautinggalkan dia di sana, dia tetap tidak
akan tahu apa-apa. Kini ketika hanya bertiga
dengan anak-anak itu, dia tidak memedulikan
keduanya. Dan ini memang sifatnya. Di Charn
dia tidak mengacuhkan Polly (hingga akhir)
karena Digory-lah yang ingin digunakannya.
Sekarang setelah dia memiliki Paman Andrew,
dia tidak memedulikan Digory. Dugaanku sebagian
besar penyihir seperti itu. Mereka tidak
tertarik pada benda atau orang kecuali mereka
bisa menggunakannya, mereka sangat praktis.
Jadi ada kesunyian selama semenit atau dua
menit di ruangan itu. Tapi kau bisa menebak
dari cara Jadis mengentak-entakkan kaki di
lantai bahwa dia mulai tidak sabar.
111
kan sang ratu ada di sini. Kita harus membuat
semacam rencana."
112
lilin. Nah, aku sudah minta maaf, kan? Dan
sekarang, berbaik hatilah dan kembali lagi
nanti. Kalau kau tidak kembali, aku akan
terjerumus dalam lubang gelap yang mengerikan."
113
yang ada tepat di bawah loteng, dia mengunci
diri di dalamnya. Lalu tindakan pertama yang
dilakukannya adalah mengacak-acak lemari,
mencari botol dan gelas anggur yang selalu
disembunyikan di sana supaya tidak bisa ditemukan
Bibi Letty. Dia mengisi gelas hingga
penuh dengan minuman orang dewasa yang
memuakkan, lalu meminumnya dalam satu tegukan.
Kemudian dia menarik napas dalamdalam.
114
nga dan memasukkannya ke lubang kancing.
Dia mengambil saputangan bersih (saputangan
indah yang kini sudah tidak bisa kaubeli) dari
laci kiri dan membubuhinya dengan beberapa
tetes wewangian. Dia mengeluarkan kacamata
tunggal, yang berpita hitam tebal, dan memasangnya
ke mata. Kemudian dia mematut diri
di cermin.
115
panannya masih cukup terjaga untuk seseorang
seusiamu. Pria berpenampilan terhormat, Sir."
116
"Janganlah jadi begitu menyusahkan, sayangku,"
kata Paman Andrew. "Ini penting sekali.
Kau akan menempatkanku pada posisi yang
amat canggung bila kau tidak melakukannya."
117
kerjaan apa pun, dan menciptakan tagihan
besar untuk brendi dan cerutu (yang harus
berkali-kali dibayar Bibi Letty). Semua ini telah
membuat Bibi Letty jauh lebih miskin daripada
keadaannya tiga puluh tahun lalu.
118
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
nurulkariem@yahoo.com
BAB 7
119
ku sekarang juga, wanita tak tahu malu, atau
aku akan memanggil polisi." Dia pikir si penyihir
pasti seseorang yang keluar dari sirkus,
lagi pula dia tidak berkenan dengan wanita
bertelanjang lengan.
120
di dunia kita. Tapi dia bahkan tidak kehilangan
nyali barang sedetik pun. Tanpa membuangbuang
waktu untuk memikirkan kekecewaannya,
dia membungkuk, menangkap Bibi Letty
di leher dan mata kakinya, mengangkatnya
tinggi di atas kepala seolah Bibi Letty tidak
lebih berat daripada boneka, lalu melemparnya
ke seberang ruangan. Sementara Bibi Letty
sedang berputar-putar di udara, si pelayan wanita
(yang sedang mengalami pagi indah nan
seru) melongokkan kepalanya ke pintu dan
berkata, "Kalau Anda sudah siap, Sir, keretanya
sudah datang."
121
indah), "entah bagaimana, saya rasa Miss
Ketterley telah melukai dirinya sendiri." Jadi
mereka bergegas ke ruang duduk untuk mencari
tahu apa yang telah terjadi.
122
setidaknya keluar dari dunia kita, sesegera
mungkin. Apa pun yang terjadi, dia tidak
boleh dibiarkan mengacau di rumah. Ibu
Digory tidak boleh melihatnya. Dan jika mungkin,
dia juga tidak boleh dibiarkan mengacau
di London. Digory memang tidak sedang berada
di ruang duduk ketika si penyihir berusaha
"meledakkan" Bibi Letty, tapi dia telah melihatnya
"meledakkan" gerbang Charn. Jadi dia
tahu kekuatannya yang mengerikan tapi belum
tahu wanita itu telah kehilangan kekuatan itu
dengan datang ke dunia kita. Pada saat ini,
sejauh yang bisa dibayangkannya, si penyihir
mungkin sedang meledakkan Istana Buckingham
atau Gedung Parlemen, hampir pasti mengubah
sejumlah besar anggota kepolisian menjadi tumpukan
kecil debu. Dan tampaknya tidak ada
apa pun yang bisa dia lakukan untuk mencegahnya.
123
karena dia ditarik keluar dari dunianya? Tapi
kurasa aku harus mengambil risiko. Sekarang
bagaimana caranya aku menemukan monster
itu? Kurasa Bibi Letty tidak akan mengizinkanku
keluar sebelum aku memberitahunya ke
mana aku akan pergi. Lagi pula uangku tidak
lebih dari dua pence. Aku akan membutuhkan
lebih banyak uang untuk naik bus dan trem
kalau berniat mencarinya ke sekeliling London.
Tapi lagi-lagi aku sama sekali tidak punya
bayangan ke mana dia pergi. Kira-kira Paman
Andrew masih bersamanya, tidak ya?
124
ngunan sendiri dari dalam, melaluinya kau
bisa melihat tangga menuju pintu depan juga
jalanan. Tidak akan ada orang yang mencapai
pintu depan tanpa sepengetahuanmu. Kira-kira
Polly sedang apa ya sekarang? pikir Digory.
125
air. Akibatnya Polly dimarahi karena telah sangat
nakal dan dia tidak akan diperbolehkan
bermain dengan "anak Kirke" lagi kalau kejadian
seperti ini kembali terjadi. Kemudian
dia diberi makan malam tanpa bagian santapan
yang menyenangkan dan disuruh tidur selama
dua jam penuh. Perlakuan seperti ini sering
dialami seseorang pada masa-masa itu.
126
nya sesuatu yang harus kusebutkan terjadi,
karena hal lain yang penting datang setelahnya.
Seorang wanita datang membawa buah anggur
untuk ibu Digory, dan karena pintu ruang
makan terbuka, Digory tidak sengaja mendengarkan
pembicaraan Bibi Letty dan wanita
itu di ruang depan.
127
dunia-dunia lain dan dia sendiri telah berada
di dalam salah satunya. Bagaimanapun ada
kemungkinan Tanah Kebeliaan memang ada di
suatu tempat. Apa pun mungkin saja ada.
Mungkin ada buah di suatu dunia lain yang
bisa benar-benar menyembuhkan ibunya! Dan
oh, oh�yah, kau tahulah bagaimana rasanya
kalau mulai mengharapkan sesuatu yang sangat
kauinginkan. Kau akan nyaris bertarung dengan
harapan itu karena terlalu indah untuk menjadi
kenyataan, karena kau telah begitu sering kecewa
sebelumnya. Itulah yang Digory rasakan.
Tapi tidak ada gunanya berusaha bergumul
dengan harapan ini. Karena mungkin�mungkin
saja benar-benar bisa jadi kenyataan. Telah
begitu banyak hal aneh yang terjadi. Dan dia
punya cincin-cincin ajaib. Pasti ada dunia-dunia
yang bisa dia datangi lewat setiap mata air di
hutan itu. Dia bisa menjelajahi dan berburu
obat di sana. Kemudian�lbu akan sehat lagi.
Segalanya akan benar kembali. Digory sama
sekali lupa mengawasi sang penyihir. Tangannya
sudah mulai bergerak ke saku tempat dia menyimpan
cincin kuning, ketika mendadak terdengar
suara derap langkah kuda.
128
terbakar ya? Astaga, suaranya menuju ke arah
sini. Ya ampun, itu kan dia.
Aku tidak perlu memberitahumu siapa yang
Digory maksudkan dengan dia.
129
130
Bisikan itu pastinya tidak dimaksudkan untuk
menenangkan tapi untuk membuatnya makin
gila. Kuda itu berdiri dengan kaki belakang
lagi dan ringkikannya seperti jeritan. Kuda itu
meronta, meringkik, mengibas-ngibaskan kepala.
Hanya pengendara luar biasa yang bisa tetap
berada di punggungnya.
131
tubuh masih gemetar. Beberapa orang bergegas
menghampiri untuk menolongnya, tapi karena
satu orang menariknya ke satu arah dan orang
yang lain menariknya ke arah lain, mungkin
dia bakal bisa keluar dari kereta itu jauh lebih
cepat bila tanpa bantuan. Digory menebak
pria tua itu mungkin Paman Andrew tapi
wajahnya tidak terlihat. Topi tinggi yang dikenakan
orang itu melesak menutupi wajahnya.
132
"Itu dia, Pak," kata salah satu orang dalam
kerumunan. "Memar di mata yang paling bagus
yang pernah saya lihat. Pasti diperlukan keahlian
yang luar biasa untuk melakukannya.
Wah! Berarti dia kuat sekali!"
133
Andrew, baru saja selesai berhasil berdiri dan
sedang rnenggosok-gosok memarnya. "Kalau
begitu," kata si petugas polisi sambil menoleh
ke arahnya, "apa maksud semua ini?"
134
dangan yang mungkin bisa membunuhnya.
Kemudian sang penyihir mengarahkan kuda
itu supaya berputar sehingga dia bisa menghadap
ke kerumunan orang. Kaki belakang
kuda berada di trotoar. Wanita itu membawa
pisau panjang berkilap di tangannya dan sibuk
membebaskan kuda dari puing-puing kereta.
135
yang dikendarainya, begitu juga kereta yang
dia buat jadi serpihan kayu."
"Satu-satu, Bapak-bapak, saya mohon satusatu,"
kata si polisi.
136
"Budak!" terdengar suara dingin dan lantangnya,
berdering keras di atas semua suara lain.
"Budak, jangan sentuh kuda perang kami yang
mulia. Kami Maharani Jadis."
137
BAB
8
138
hilangan sebagian kemampuan sihirnya di dunia
kita, dia belum kehilangan kekuatannya. Dia
bisa mematahkan batang besi seolah benda itu
hanyalah sebatang gula-gula. Dia melemparkan
senjata barunya di udara, menangkapnya lagi,
mengayun-ayunkannya, dan menyuruh kudanya
maju.
139
�
lagi polisi tergeletak. Terdengar teriakan marah
dari kerumunan, "Hentikan dia. Ambil batu
dari trotoar. Panggil pasukan bersenjata." Tapi
sebagian besar dari mereka berusaha sebisa
mungkin menjauh. Tapi si kusir kereta yang
pastinya orang paling berani dan baik hati di
sana, tetap berada di dekat kudanya, sambil
berkali-kali menunduk menghindari ayunan batang
besi. Dia masih berusaha menangkap kepala
Strawberry.
140
yang sangat dekat, terdengar suara Paman
Andrew dalam semacam teriakan yang bergetar.
"Madam�nona muda�demi Tuhan�kendalikan
dirimu." Digory kembali berusaha mencengkeram
mata kakinya, dan sekali lagi pegangannya
dilepaskan. Semakin banyak orang
yang tergeletak karena ayunan batang besi.
Digory mencoba untuk ketiga kalinya, menangkap
mata kaki sang penyihir, memegangnya
erat-erat, berteriak ke Polly, "Sekarang!" kemudian�
ah, syukurlah. Wajah-wajah marah dan
ketakutan menghilang. Suara-suara marah dan
ketakutan lenyap. Semua kecuali Paman
Andrew. Dekat di samping Digory dalam kegelapan,
suaranya terus melengking, "Oh, oh,
apakah ini halusinasi? Apakah ini akhir zaman?
Aku tidak tahan. Ini tidak adil. Aku tidak
pernah berniat menjadi penyihir. Semua ini
kesalahpahaman. Semua ini salah ibu angkatku,
aku harus protes. Dalam kondisi kesehatanku
yang seperti ini pula. Aku anggota keluarga
Dorsetshire yang terhormat."
141
tapi sebelum bisa berbicara lebih lanjut, kepala
mereka bersentuhan dengan sinar matahari
hijau yang hangat di hutan. Dan ketika mereka
keluar dari mata air, Polly berteriak:
142
mata kaki sang penyihir dan Polly memegang
tangan Digory. Salah satu tangan kusir kereta
ada pada Strawberry. Dan Paman Andrew,
masih gemetaran, baru saja memegang tangan
kusir kereta yang satu lagi.
143
dak ada bintang. Suasana begitu gelap sehingga
mereka sama sekali tidak bisa saling melihat
dan tidak ada bedanya apakah kau memejamkan
atau membuka mata. Di bawah kaki mereka
ada sesuatu yang dingin dan datar yang
mungkin saja tanah, tapi jelas tidak ada rumput
atau pohon. Udaranya dingin dan kering, juga
tidak ada angin.
144
akan datang dan segera mengeluarkan kita,
lihat saja! Dan kalau kita sudah mati�yang
tidak kumungkiri bisa saja terjadi�yah, kita
harus mengingat bahwa lebih banyak hal buruk
bisa terjadi di lautan dan seseorang memang
harus mati suatu saat. Tidak ada yang perlu
ditakutkan kalau orang itu telah menjalani
hidup dengan semestinya. Kalau kau bertanya
padaku, kurasa tindakan terbaik yang bisa
kita lakukan untuk melewatkan waktu adalah
menyanyikan himne."
145
menariknya menjauhi yang lain dengan hatihati.
Saat mereka sudah agak jauh, pria tua
itu memajukan bibirnya begitu dekat ke telinga
Digory sehingga terasa menggelitik, lalu dia
berbisik:
146
dengar jauh sekali dan Digory mendapati sulit
menentukan dari arah mana datangnya. Terkadang
suara itu seperti datang dari segala
arah sekaligus. Terkadang dia hampir mengira
suara itu keluar dari tanah di bawah mereka.
Nada-nada rendahnya cukup dalam untuk menjadi
suara bumi itu sendiri. Tidak ada katakata.
Bahkan nyaris tidak ada nada. Tapi
suara itu, tak ada bandingannya, suara terindah
yang pernah dia dengar. Begitu indah sehingga
dia nyaris tidak tahan mendengarnya. Si kuda
tampaknya juga menyukai suara itu, hewan
tersebut mengeluarkan semacam ringkikan yang
bakal disuarakan semua kuda jika setelah bertahun-
tahun menjadi kuda kereta sewaan, dia
mendapati dirinya kembali berada di lapangan
luas tempatnya bermain semasa menjadi anak
kuda dulu, melihat seseorang yang diingat dan
dicintainya datang menyeberangi lapangan untuk
membawakan sebongkah gula.
147
pertama, tapi nada-nadanya lebih tinggi: suarasuara
dingin, menggelitik, keperakan. Keajaiban
kedua adalah kekelaman di atas, secara sekaligus,
diterangi bintang-bintang. Bintangbintang
itu tidak keluar perlahan dan satu per
satu, seperti yang biasa terjadi pada suatu
malam di musim panas. Pada suatu detik tidak
ada apa pun di sana kecuali kegelapan, di
detik berikutnya ribuan, ribuan titik cahaya
muncul keluar�bintang-bintang tunggal, konstelasi,
dan planet-planet, lebih terang dan besar
daripada yang ada di dunia kita. Tidak ada
awan. Bintang-bintang baru dan suara-suara
baru itu dimulai pada saat yang bersamaan.
Kalau kau ikut melihat dan mendengarnya,
seperti yang dialami Digory, kau akan merasa
sangat yakin bintang-bintang itulah yang bernyanyi,
dan suara pertamalah, suara yang dalam
tadi, yang membuat bintang-bintang itu
muncul dan bernyanyi.
148
Jauh sekali, di bawah kaki langit, langit
mulai berubah warna menjadi abu-abu. Angin
kecil, sangat segar, mulai bertiup. Langit, di
satu tempat itu, perlahan tapi pasti memucat.
Kau bisa melihat sosok-sosok bukit berdiri
hitam membelakanginya. Sepanjang waktu itu
suara terus bernyanyi.
149
tidak menyukai suara itu. Kalau dia bisa
menghindarinya dengan merangkak masuk ke
lubang tikus, dia pasti akan melakukan itu.
Tapi sang penyihir tampak, entah bagaimana,
paling memahami musik itu daripada siapa
pun di sana.
150
Digory belum pernah melihat matahari seperti
itu. Matahari di atas reruntuhan Charn tampak
lebih tua daripada matahari dunia kita, yang
ini tampak lebih muda. Kau bisa membayangkan
matahari itu tertawa bahagia saat terus
naik di langit. Dan ketika sinarnya menerangi
daratan, para penjelajah itu bisa melihat untuk
kali pertama tempat apa yang mereka kunjungi.
Sebuah lembah yang dibelah sungai lebar, deras,
dan mengalir ke timur menuju mentari. Di
sebelah selatan ada pegunungan, di sebelah
utara ada perbukitan yang lebih rendah. Tapi
lembah itu hanya terdiri atas tanah, batu, dan
air. Tidak ada pohon, sesemakan, tidak sebatang
rumput pun yang terlihat. Tanahnya terdiri
atas banyak warna: segar, panas, dan tegas.
Tanahnya membuat kau merasa bersemangat,
sampai kau melihat si penyanyi itu sendiri,
setelahnya kau akan melupakan segalanya.
151
"Aku setuju denganmu, Madam," kata Pa-
man Andrew. "Tempat yang sangat tidak raenyenangkan.
Sama sekali tidak beradab. Kalau
saja aku lebih muda dan membawa senjata�"
152
natap Paman Andrew dan sang ratu) "kalian
berdua kan penyihir, jadi kalian pasti bahagia
hidup bersama."
153
BAB
9
Membangkitkan Narnia
154
cul di lembah. Digory tidak tahu apa tumbuhan
itu sampai salah satunya mulai tumbuh di
dekatnya. Tumbuhan itu kecil dan berpakupaku,
lusinan batangnya mencuat keluar, ditutupi
daun, dan tumbuh semakin besar sekitar
satu inci setiap dua detik. Ada lusinan tumbuhan
ini di sekelilingnya sekarang. Ketika
tumbuhan-tumbuhan itu nyaris setinggi tubuhnya,
Digory melihat apa sebenarnya bendabenda
tersebut. "Pohon!" dia berseru.
155
patahkan dari lampu tiang di tangannya, siap
melempar. Entah bagaimana tidak ada yang
ragu dia bakal melempar tepat sasaran.
156
diinginkan dari semua orang yang ada di sana.
Aku merasa telah dipermalukan secara publik.
Aku tidak akan bisa menunjukkan wajahku di
restoran itu lagi. Kau telah menyerang petugas
polisi. Kau telah mencuri�"
157
mulai bisa melihat hubungan antara musik itu
dan berbagai hal yang sedang terjadi. Ketika
sederet pohon fir gelap muncul pada tebing
sekitar seratus meter dari mereka, dia merasa
pohon-pohon fir itu berhubungan dengan seseri
nada dalam dan panjang yang dinyanyikan
sang singa sedetik lalu. Dan ketika dia menyuarakan
satu deret nada cepat yang lebih
ringan, Polly tidak terkejut melihat tumbuhan
primroses mendadak muncul di setiap arah.
158
yang sedang dibuatnya, saat melihat ke sekelilingmu
kau akan melihat semua itu. Pengalaman
ini begitu menarik sehingga Polly tidak
punya waktu untuk merasa takut. Tapi Digory
dan si kusir kereta tidak bisa mencegah diri
mereka merasa agak gugup karena setiap belokan
membuat sang singa semakin dekat dengan
mereka. Sedangkan Paman Andrew, giginya
bergemeletuk, tapi lutut kakinya gemetaran
hebat sehingga dia tidak bisa melarikan diri.
159
membuat suara, kau bisa merasakan bumi bergetar
di bawah tekanan beratnya.
160
"Nah, Digory," katanya, "kita telah menyingkirkan
wanita itu, singa ganas itu juga sudah
pergi. Ulurkan tanganmu dan pakai cincinmu
segera."
161
berlumpur. "Bukannya aku berkata," dia menambahkan,
"tempat ini sama sekali tidak menarik.
Kalau aku pria yang lebih muda, beda
lagi�mungkin aku akan menyuruh pemudapemuda
bersemangat untuk pergi lebih dulu
ke sini. Sejenis pemburu-pemburu profesional
itu. Sesuatu mungkin bisa diusahakan di negeri
ini. Cuacanya menyenangkan sekali. Aku belum
pernah merasakan udara seperti ini. Aku yakin
udara seperti ini akan berakibat baik buatku
jika�jika saja keadaannya lebih menguntungkan.
Kalau saja aku membawa senjata."
162
dan meregangkan buku-buku jari, seolah sekali
lagi dia lupa betapa sang penyihir membuatnya
takut setiap kali wanita itu benar-benar berada
di dekatnya.
163
"Menakjubkan, menakjubkan sekali," gumam
Paman Andrew. "Bahkan aku tidak pernah
memimpikan Sihir seperti ini. Kita berada di
dunia di mana segalanya, bahkan lampu tiang,
menjadi hidup dan bertumbuh. Sekarang aku
jadi ingin tahu bibit macam apa lampu tiang
berasal?"
164
sini, tanam, dan semuanya akan muncul kembali
sebagai mesin-mesin kereta baru, kapal
perang, apa pun yang kauinginkan. Tanpa mengeluarkan
biaya sepeser pun, dan aku bisa
menjualnya dengan harga penuh di Inggris.
Aku akan jadi jutawan. Kemudian iklim di
sini! Belum-belum aku sudah merasa lebih
muda. Aku bisa menjadikan tempat ini sebagai
tempat pemulihan kesehatan. Sanatorium yang
bagus di sini mungkin bisa berharga dua puluh
ribu setahun. Tentu saja aku jadi harus membiarkan
beberapa orang tahu rahasia dunia
lain ini. Tapi hal pertama yang harus dilakukan
adalah menembak si singa."
165
kah menurutmu tempat ini benar-benar Tanah
Kebeliaan?" Karena tentu saja dia ingat katakata
Bibi Letty kepada wanita yang membawakan
mereka anggur. Harapan manis itu pun
kembali mengaliri tubuhnya. "Paman Andrew,"
katanya, "apakah menurutku ada sesuatu di
sini yang bisa menyembuhkan Ibu?"
166
masih bernyanyi. Tapi kini lagunya sekali lagi
berganti. Lagunya kini lebih terdengar seperti
yang biasa kita sebut nada, tapi juga jauh
lebih liar. Suaranya membuatmu ingin berlari,
melompat, dan memanjat. Membuatmu ingin
berteriak. Membuatmu ingin segera menghampiri
orang lain lalu memeluk atau berkelahi
dengan orang itu. Lagunya membuat wajah
Digory merah dan panas. Lagu itu juga memengaruhi
Paman Andrew karena Digory bisa
mendengarnya berkata, "Wanita yang penuh
semangat, Sir. Sayangnya dia tidak bisa mengendalikan
emosi, tapi tetap saja dia wanita yang
cantik sekali, cantik luar biasa." Tapi pengaruh
lagu sang singa pada kedua manusia itu tidak
ada apa-apanya dibandingkan pengaruhnya
pada negeri tersebut.
167
membengkak hingga meledak, reruntuhan tanah
tumpah keluar dan dari tiap
gundukan muncul seekor hewan.
Tikus tanah-tikus tanah keluar
dari tanah tepat seperti yang
biasa mereka lakukan di Inggris.
168
hewan sejenisnya, langsung duduk untuk membersihkan
sisa-sisa tanah dari bokong mereka
kemudian berdiri di depan pohon untuk mengasah
cakar-cakar depan mereka. Hujan burung
keluar dari pepohonan. Sekelompok kupu-kupu
beterbangan. Para lebah pergi
bekerja pada bunga-bunga
seolah mereka tidak mau
membuang waktu.
169
Tapi walaupun tidak lagi bisa mendengar
suara sang singa, Digory masih bisa melihatnya.
Hewan itu begitu besar dan bersinar sehingga
dia tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.
Hewan-hewan lain tidak tampak takut padanya.
Bahkan tepat pada saat itu, Digory mendengar
suara derap kaki dari belakang, dan tak berapa
lama kemudian kuda tua kereta sewaan berlari
melewatinya dan bergabung dengan hewanhewan
lain. (Udara di negeri itu tampaknya
cocok baginya seperti kepada Paman Andrew.
Dia tidak lagi kelihatan bagaikan budak tua
yang malang seperti dulu di London. Kakinya
terangkat mantap dan kepalanya mendongak
tegak.) Dan kini, untuk pertama kalinya sang
singa diam. Dia berjalan mondar-mandir di
antara hewan-hewan.
170
teman-teman sebangsa mereka dan mengikutinya.
171
dia lupa tentang ibunya, tapi dia sangat tahu
dia tidak bisa mengganggu sesuatu yang sepenting
ini, bahkan demi ibunya.
172
yang paling dalam dan liar yang pernah mereka
dengar berkata:
173
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
nurulkariem@yahoo.com
BAB 10
Lelucon Pertama
dan Hal-hal Lain
174
"Tapi maaf, kami belum tahu terlalu banyak,"
kata suara yang agak nyaring dan
penuh dengusan. Dan ini benar-benar membuat
kedua anak itu melompat saking terkejutnya,
ternyata kuda kereta sewaan itulah yang
bicara.
175
"Tidak, Aslan, kami tidak akan kembali,
tidak akan," kata semua orang. Tapi burung
Jackdaw yang bersemangat menambahkan dengan
suara keras, "Jangan khawatir!" sedangkan
semua makhluk sudah selesai berkata-kata
tepat sebelum dia mengucapkan ini. Kata-katanya
pun terdengar sangat jelas dalam keheningan,
dan mungkin kau pernah mendapati
betapa memalukannya kejadian ini�misalnya
saja, di suatu pesta. Jackdaw itu menjadi begitu
malu sehingga dia menyembunyikan kepala di
bawah sayap-sayapnya seolah hendak pergi
tidur. Dan semua hewan lain mulai mengeluarkan
berbagai suara aneh yang adalah cara
tertawa masing-masing. Suara-suara yang tentu
saja belum pernah terdengar di dunia kita.
Awalnya mereka berusaha menahannya, tapi
kemudian Aslan berkata:
176
kereta sewaan, di antara kedua telinganya,
mengepak-ngepakkan sayap, lalu berkata:
177
dan terjatuh. Tapi kemudian dia teringat pada
sayapnya (sayap-sayap ini memang masih baru
baginya) sebelum dia mencapai tanah.
178
Para makhluk yang dia sebut namanya maju
dan dia melangkah ke timur bersama mereka.
Makhluk-makhluk yang lain mulai berbicara,
mengucapkan kata-kata seperti, "Apa yang
katanya telah memasuki dunia kita?�kebahatan�
Apa itu kebahatan?�Bukan, dia tidak
bilang kebahatan, dia bilang kegahatan�Tapi
apa itu?"
179
tidak memerhatikan kehadiran tiga manusia
sampai mereka berada sangat dekat. Para
makhluk itu juga tidak mendengar Paman
Andrew, yang berdiri gemetaran dengan sepatu
berkancingnya cukup jauh dari sana, berteriak
(tentu saja dengan suaranya yang sekeras mung-
kin):
180
muka, berhenti sesaat untuk berkata, "Yah,
kalaupun itu memang benar, mereka tidaklah
selucu lelucon yang pertama. Setidaknya, aku
tidak melihat ada yang lucu pada diri mereka."
Macan Kumbang itu menguap dan meneruskan
cuci mukanya.
181
berapa makhluk lain seperti tiga makhluk ini
dalam mimpi itu."
182
ingat lebih banyak sekarang. Kau selalu duduk
di suatu tempat tinggi di belakang, dan akulah
yang selalu berlari di depan, menarikmu dan
benda hitam itu. Aku tahu aku yang melakukan
semua pekerjaan."
183
"Bisakah kita lanjutkan perjalanan? Sang singa
semakin menjauh saja. Dan aku amat sangat
ingin bicara dengannya."
184
Tak lama kemudian Digory telah berada di
punggung Strawberry dan merasa cukup nyaman,
karena dia sudah pernah mengendarai
kuda tanpa pelana sebelumnya dengan kuda
poninya.
185
bergegas menghampiri Paman Andrew dengan
auman, gonggongan, geraman, dan berbagai
suara ceria penuh minat.
186
berbicara, dia kehilangan keseluruhan inti penting,
karena alasan yang agak menarik. Ketika
sang singa pertama kali mulai bernyanyi, dulu
sekali ketika negeri ini masih sangat gelap, dia
telah menyadari suara itu sebuah lagu. Dan
dia amat tidak menyukai lagu itu. Lagu itu
membuatnya memikirkan dan merasakan halhal
yang tidak ingin dia pikir dan rasakan.
Kemudian ketika matahari terbit dan dia melihat
sang singalah penyanyinya ("hanya singa,"
seperti katanya pada dirinya sendiri), dia berusaha
keras percaya suara itu bukan nyanyian
dan memang tidak pernah jadi nyanyian�
hanya auman seperti yang akan dikeluarkan
singa mana pun di kebun bintang dunia kita.
Tentu saja tidak mungkin itu nyanyian, pikirnya,
aku pasti hanya mengkhayalkannya. Aku
membiarkan saraf-sarafku tidak terkendali.
Siapa yang pernah mendengar singa menyanyi?
Dan semakin panjang juga indah sang singa
bernyanyi, semakin keras Paman Andrew berusaha
membuat dirinya percaya dia tidak bisa
mendengar apa pun kecuali auman. Sekarang
masalah dalam berusaha membuat dirimu lebih
bodoh daripada keadaanmu sebenarnya adalah
sering kali kau akan berhasil. Paman Andrew
pun begitu. Tidak lama kemudian dia tidak
187
mendengar apa pun kecuali auman dalam lagu
Aslan. Selanjutnya dia juga tidak bisa mendengar
suara lain walaupun dia menginginkannya.
Dan ketika akhirnya sang singa berbicara
dan berkata, "Narnia, bangkitlah," dia tidak
mendengar kata-kata apa pun: dia hanya mendengar
geraman. Dan ketika para hewan yang
lain berbicara untuk menjawab, dia hanya mendengar
gonggongan, geraman, lenguhan, dan
lolongan. Dan ketika mereka tertawa�yah,
bisa kaubayangkan. Itu momen terburuk bagi
Paman Andrew dibandingkan semua kejadian
yang sudah lewat. Begitu banyak hewan buas
yang lapar dan marah mengeluarkan suara
haus darah yang paling mengerikan yang pernah
dia dengar sepanjang hidupnya. Kemudian
perasaan marah dan ketakutannya makin terguncang
ketika dia melihat tiga manusia lain
berjalan menuju dataran terbuka untuk menemui
hewan-hewan itu.
188
membuang nyawa, itu urusan mereka. Tapi
bagaimana denganku? Mereka sepertinya tidak
memikirkan itu. Tidak ada yang memikirkan
ku."
189
mana pun dia melihat teror. Rusa gunung
dengan tanduk-tanduk besar dan wajah besar
gajah membentenginya. Beruang-beruang dan
babi hutan-babi hutan yang gemuk dan serius
menggeram di belakangnya.
190
Paman Andrew berdiri gemetaran sambil melemparkan
pandangan ke sekelilingnya. Dia tidak
pernah membunuh hewan ketika berada
dalam keadaan menguntungkan, karena biasanya
dia agak takut pada mereka, dan tentu
saja bertahun-tahun melakukan percobaan kejam
dengan hewan membuatnya semakin membenci
dan takut pada mereka.
191
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
BAB 11
192
ubannya (kini tampak kian berantakan) tidak
kelihatan seperti apa pun yang terdapat pada
ketiga manusia lain. Jadi wajar saja kalau
para hewan kebingungan. Yang paling buruk,
Paman Andrew tampaknya tidak bisa bicara.
193
hewan. Tentu saja hewan. Dan mungkin jenis
yang sama dengan makhluk-makhluk yang
tadi."
194
"Kalau dia memang pohon," kata beruang
yang lain, "mungkin ada sarang lebah di
dalamnya."
195
"Gajah benar juga," kata Tapir.
196
Aslan. Bagaimana pendapat sebagian besar kalian?
Apakah dia hewan atau sejenis pohon?"
197
"Aku sangat keberatan dengan pernyataan
itu," kata Bulldog. Tapi Gajah tetap berjalan
perlahan ke sungai, mengisi belalainya dengan
air, dan kembali untuk mengurus Paman
Andrew. Hewan cerdas itu terus melakukan ini
sampai bergalon-galon air telah disemprotkan
ke Paman Andrew, dan air mengalir dari bagian
buntut jas panjangnya seolah dia mandi dengan
pakaian lengkap. Akhirnya semprotan air itu
menyadarkannya. Dia terbangun dari pingsannya,
membuka mata dan melihat. Benar-benar
pemandangan yang luar biasa!
198
Tapi kita harus meninggalkan dia untuk merenungkan
segala perbuatan jahatnya (kalau
dia memang mungkin melakukan sesuatu yang
begitu masuk akal seperti itu) dan beralih ke
hal-hal yang lebih penting.
199
akan menjawab "Tidak". Tapi dia terkejut
sekali ketika Aslan tidak melakukan keduanya.
Adam?"
"Dengan�dengan Sihir."
200
"Sihir pamanku, Aslan," katanya. "Dia mengirim
kami keluar dari dunia kami dengan
cincin-cincin ajaib, setidaknya aku terpaksa pergi
karena dia sudah mengirim Polly tanpa
persetujuannya, kemudian kami bertemu sang
penyihir di tempat bernama Charn dan dia
memegangi kami ketika�"
201
Ketika sang singa berbicara lagi, kata-katanya
bukanlah untuk Digory.
202
membuka topi bulatnya, belum ada yang pernah
melihatnya tanpa topi itu. Ketika topi
telah dilepas, dia tampak lebih muda dan
ramah, juga lebih seperti orang desa dan kurang
seperti kusir kereta sewaan London.
203
kekuatan. Ketika mendengarnya, jantung Polly
melompat dalam dadanya. Dia yakin suara itu
panggilan, dan siapa pun yang mendengarnya
akan mau mematuhi dan (terlebih lagi) akan
menjadi mampu mematuhi, sebanyak apa pun
dunia dan masa yang berada di antaranya.
Jadi walaupun Polly dipenuhi rasa takjub, dia
tidak benar-benar kaget atau terkejut ketika
tiba-tiba wanita muda berwajah ramah dan
jujur keluar entah dari mana dan berdiri di
sampingnya. Polly langsung tahu dia istri si
kusir, dijemput dari dunia kita tidak dengan
cincin ajaib yang merepotkan, tapi dengan
begitu cepat, sederhana, dan manis seperti burung
yang terbang ke sarangnya. "Wanita muda
itu sepertinya sedang mencuci karena dia mengenakan
celemek, lengan bajunya digulung
hingga ke siku, dan ada busa sabun di kedua
tangannya. Kalau dia punya waktu untuk mengenakan
pakaian terbaiknya (topi terbaiknya
dihiasi buah ceri imitasi) dia akan tampak
buruk. Begini saja seadanya, dia tampak manis.
204
yakin ini mimpi, tapi entah bagaimana dia
tidak tampak ketakutan. Kemudian dia membungkuk
kecil memberi hormat, dengan cara
yang masih diketahui beberapa gadis desa pada
masa-masa itu. Setelah itu, dia menghampiri
suaminya dan melingkarkan tangan ke tangan
si kusir, lalu berdiri di sana melihat ke sekelilingnya
dengan agak malu-malu.
205
di antara mereka, juga melindungi mereka dari
musuh-musuh mereka ketika para musuh bang-
kit. Para musuh itu memang akan bangkit,
karena ada penyihir jahat di dunia ini."
206
"Dan apakah kau akan membesarkan anakanak
juga cucu-cucumu untuk melakukan hal
yang sama?"
207
"seseorang tidak akan tahu pasti apa yang
terjadi sebelum dia mencobanya. Yang bisa
saya katakan adalah saya mungkin akan jadi
pria lembek di saat seperti itu. Saya tidak
pernah berkelahi kecuali dengan tinju saya.
Tapi saya akan berusaha�setidaknya, saya ha-
rap saya akan berusaha�memenuhi bagian
saya."
208
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
BAB 12
Petualangan Strawberry
209
bahwa sang singa bukanlah sejenis makhluk
yang bisa kauajak tawar-menawar. Tapi ketika
dia berkata "Ya", pikirannya melayang kepada
ibunya dan dia mengingat kembali harapanharapan
besar yang tadinya dia miliki, dan
betapa semuanya akan terbang pergi. Tenggorokannya
pun terasa tersumbat dan air mata
mengalir deras saat dia merepet:
210
Marilah kita saling membantu. Tapi aku harus
memikirkan ratusan tahun hidup Narnia. Sang
penyihir yang kaubawa ke dunia ini akan
kembali ke Narnia lagi. Tapi itu bisa dicegah.
Aku berniat menanam sebuah pohon di Narnia
yang akan melindungi Narnia dari penyihir itu
selama bertahun-tahun. Supaya tanah ini akan
memiliki pagi cerah yang lama sebelum ada
awan datang menutupi mataharinya. Kau harus
mengambilkan bibit yang bakal menjadi pohon
itu untukku."
211
dengan hutan. Dan di balik semua itu daerahdaerah
lebih tinggi yang tampak hampir kelam.
Kemudian, jauh sekali, ada gunung-gunung bersalju
yang bertumpuk�seperti lukisan Pegunungan
Alpen. Dan di belakang semua itu
tidak ada apa-apa kecuali cakrawala."
212
"Anak Adam kecil, kau akan mendapat bantuan,"
kata Aslan. Dia kemudian berputar
menghadap Kuda yang sepanjang waktu ini
berdiri diam di samping mereka, mengayunayunkan
ekornya untuk mengusir lalat, dan
mendengarkan dengan kepala dimiringkan ke
salah satu sisi karena percakapan itu agak
sulit dimengerti.
213
Dia meregangkan lehernya
seolah ada lalat menggigiti
bahunya dan dia
ingin menggaruknya. Kemudian,
seperti ketika para he-
wan muncul dari tanah, keluar
dari bahu Fledge sayap-sayap
yang melebar dan
tumbuh, lebih besar
daripada sayap-sayap
elang, lebih besar
daripada sayap-sayap
angsa, lebih besar daripada
sayap-sayap malaikat
di jendela gereja. Sayap
Fledge berwarna cokelat kemerahan tembaga
dan berkilau. Dia mengibaskan kedua sayap
itu kuat-kuat dan melompat ke udara. Sekitar
enam meter di atas Aslan dan Digory dia
mendengus, meringkik, dan mengangkat kaki
214
depannya. Kemudian setelah mengelilingi mereka
sekali, dia mendarat di bumi dengan
keempat kakinya, tampak canggung dan terkejut,
tapi luar biasa bahagia.
215
dua orang, apalagi keduanya kecil," jawab
Fledge. "Tapi kuharap Gajah tidak mau ikut
juga."
216
melihat ke bawah, Polly nyaris tidak bisa melihat
sang raja dan ratu, bahkan Aslan hanyalah
tampak seperti titik kuning cerah di hamparan
rumput hijau. Tak lama kemudian angin menerpa
wajah mereka dan sayap-sayap Fledge
mengepak dengan ritme teratur.
217
dan mengalir deras turun menuju Narnia dari
asalnya di daratan-daratan barat yang tinggi.
Mereka kini sudah terbang sangat tinggi sehingga
gemuruh air terjun itu hanya bisa terdengar
sebagai suara pelan yang tipis, tapi
mereka belumlah cukup tinggi untuk bisa terbang
melewati bagian puncak tebing-tebing.
218
219
orang di sana, dan belum ada yang terjadi di
sana. Dunia ini baru dimulai hari ini."
220
"Tidak terlalu hangat di atas sini," kata
Polly.
221
ada di tengah pegunungan. Tebing-tebing tinggi
bersalju, yang salah satunya tampak semerah
mawar karena memantulkan sinar matahari
terbenam, menjulang di atas mereka.
222
kuda itu (masih dengan mulut penuh). "Tapi
aku juga punya dugaan dia lebih suka bila
kau meminta terlebih dahulu."
223
Pastinya itu akan lebih baik daripada tidak
sama sekali."
224
mungkin yang mereka bisa. Makan malam ini
menyedihkan sekali, bahkan dengan semua kertas
yang mau tidak mau ikut termakan oleh
mereka.
225
yang menunjukkan tempat yang mereka cari�
danau biru dan bukit dengan taman di atasnya.
Percakapan barulah memelan karena mereka
mulai mengantuk, ketika mendadak Polly duduk
dengan mata terbuka lebar dan berkata,
"Sstt!"
226
Mereka pun langsung tertidur. Fledge terjaga
lebih lama, menggerakkan telinga maju-mundur
dalam kegelapan dan terkadang kulitnya gemetar
sedikit seolah ada lalat mendarat di tubuhnya,
tapi akhirnya dia pun terlelap.
227
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
BAB 13
228
yang mengalir deras seperti air terjun rendah
di atas bebatuan merah, biru, dan kuning
yang disinari matahari? Di laut rasanya juga
sama nyamannya, dalam beberapa hal malah
nyaris lebih baik. Tentu saja, dia harus berpakaian
lagi tanpa mengeringkan tubuh dulu,
tapi itu bukan masalah. Ketika dia kembali,
gantian Polly yang turun ke sungai dan berenang.
Setidaknya itulah yang dia bilang dia
lakukan, tapi kita tahu dia bukanlah perenang
yang baik dan mungkin lebih baik tidak terlalu
banyak bertanya. Fledge mengunjungi sungai
juga, tapi dia hanya berdiri di tengah aliran
air, menunduk cukup lama untuk meminum
air, kemudian mengibaskan surainya dan meringkik
beberapa kali.
229
Perjalanan kali ini lebih ringan daripada
kemarin, sebagian karena semua orang merasa
begitu segar, dan sebagian karena matahari yang
telah terbit berada di belakang mereka, sebab
tentu saja, semua kelihatan lebih indah ketika
cahaya berada di belakangmu. Perjalanan itu
menyenangkan sekali. Gunung-gunung besar bersalju
berdiri di atas mereka di setiap arah.
Lembah-lembahnya, jauh di bawah mereka,
tampak begitu hijau, dan semua aliran air yang
tercurah dari sungai es menuju sungai utama
tampak begitu biru, seolah mereka sedang terbang
di atas perhiasan raksasa. Mereka sebenarnya
ingin bagian petualangan ini berlangsung lebih
lama. Tapi tak lama kemudian mereka semua
mengendus-endus udara dan berkata, "Apa ini?"
dan "Apakah kau mencium sesuatu?" dan "Dari
mana asalnya?" Karena saat itu tercium wangi
surgawi, begitu hangat dan keemasan, yang
seolah berasal dari buah-buah paling lezat dan
bunga-bunga paling indah di dunia, mendatangi
mereka dari suatu tempat di depan.
230
"Pasti itu tempatnya," kata mereka bertiga.
231
dua anak itu terjatuh dari pundak Fledge,
mendarat tanpa terluka pada rumput hangat
dan tebal, lalu berdiri sambil sedikit terengah.
232
orang. Hanya orang bodoh yang bermimpi
masuk kecuali dia telah dikirim ke sana untuk
urusan yang sangat khusus. Digory sendiri langsung
mengerti teman-temannya tidak akan dan
tidak bisa masuk bersamanya. Dia melanjutkan
berjalan menghampiri gerbang sendirian.
233
cara membuka gerbang ini? Dia meletakkan
tangannya ke pintu gerbang dan daun pintunya
langsung berayun terbuka, menyajikan jalan
masuk, bergerak dengan engselnya tanpa suara
sedikit pun.
234
haus dan lapar yang mengerikan langsung menguasainya
dan dia jadi ingin sekali merasakan
buah tersebut. Cepat-cepat dia menyimpannya
ke saku, tapi masih banyak buah yang lain.
Apakah salah untuk mencicipi salah satunya?
Lagi pula, pikirnya, peringatan di gerbang itu
mungkin saja bukan benar-benar perintah, bisa
jadi itu hanya nasihat�dan siapa yang peduli
pada nasihat? Atau bahkan kalaupun itu memang
perintah, apakah memakan sebuah apel
bakal berarti melanggarnya? Dia telah mematuhi
bagian tentang mengambil satu untuk
"orang lain".
235
236
tidak terlalu berhati-hati di tempat-tempat ajaib
ini. Kau tidak akan pernah tahu apa yang
sedang memerhatikanmu." Tapi kurasa apa pun
yang terjadi Digory tidak akan mengambil apel
itu untuk dirinya sendiri. Hal-hal seperti Janganlah
Kau Mencuri, menurutku tertanam
jauh lebih dalam di kepala anak-anak lelaki di
masa-masa itu daripada sekarang. Tetap saja,
kita tidak pernah bisa yakin.
237
Semua hal itu berkelebat sekaligus dalam
kepala Digory, kemudian dia beranjak dan
berlari menuju gerbang secepat yang bisa dilakukannya.
Sang penyihir mengikutinya. Segera
setelah dia berada di luar, gerbang tertutup
sendiri di belakangnya. "Cepat, naik ke kuda,
Polly! Ayo, Fledge." Sang penyihir telah memanjat
dinding, atau melompatinya, dan sudah
berada dekat di belakangnya lagi.
238
bawanya kembali, tanpa merasakannya, kepada
si singa. Untuk dimakan olehnya, untuk digunakan
olehnya. Kau begitu polos! Apakah kau
tahu buah apa itu? Aku akan memberitahumu.
Buah itu apel kebeliaan, apel kehidupan. Aku
tahu, karena aku telah mencicipinya, dan aku
sudah merasakan begitu banyak perubahan
pada diriku sehingga aku tahu aku tidak akan
menua atau mati. Makan buah itu, Nak,
makanlah. Lalu kau dan aku akan bersamasama
hidup selamanya, menjadi raja dan ratu
untuk seluruh dunia ini�atau duniamu, kalau
kita memutuskan kembali ke sana."
239
lain. Gunakan sihirmu dan kembalilah ke
duniamu sendiri. Semenit kemudian kau bisa
berada di samping tempat tidur ibumu, memberinya
buah itu. Lima menit kemudian kau
akan melihat rona wajahnya kembali. Dia akan
berkata kepadamu rasa sakit yang dideritanya
telah hilang. Tak lama kemudian dia akan
bilang kepadamu dia merasa lebih kuat. Lalu
dia akan tertidur�pikirkan itu: berjam-jam tidur
nyenyak yang alami, tanpa rasa sakit,
tanpa obat-obatan. Hari berikutnya semua
orang akan berkata betapa luar biasa kesembuhannya.
Tak lama setelah itu dia akan cukup
sehat kembali. Semua akan baik-baik lagi. Rumahmu
akan bahagia lagi. Kau akan kembali
menjadi seperti anak laki-laki lain."
240
menyelamatkan hati ayahmu dari rasa sedih,
tapi kau tidak melakukan itu�bahwa kau lebih
memilih memenuhi permintaan seekor binatang
liar di dunia asing yang bahkan tidak ada
hubungannya denganmu?"
241
hal-hal seperti itu. Dia akan melarangku melakukannya�
langsung tanpa ragu-ragu�kalau
saja dia ada di sini."
242
memerhatikan ibuku? Apa untungnya buatmu?
Apa permainanmu?"
243
tiba di Narnia sebelum malam menjelang.
Digory tidak mengucapkan apa-apa sepanjang
perjalanan pulang, Fledge dan Polly pun tidak
berani mengajaknya bicara. Digory merasa sangat
sedih dan tidak selalu yakin dia telah
melakukan hal yang benar. Tapi setiap kali dia
mengingat air mata berkilau pada mata Aslan,
keraguan hilang dari hatinya.
244
kanan, mempersilakannya lewat. Dia berjalan
menghampiri Aslan, menyerahkan apel di sakunya
kepada singa itu, lalu berkata:
245
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
BAB 14
Penanaman Pohon
246
bibit pohon bakal pelindung Narnia. Lemparkan
apel itu ke arah tepi sungai, di sana
tanahnya lembut."
247
baikan hati yang selalu dimilikinya kini lebih
mudah dilihat. Mungkin udara dunia muda
itu, atau bercakap-cakap dengan Aslan, atau
keduanya yang menyebabkan perubahan ini.
248
"Ya ampun!" bisik Digory. "Paman Andrew!"
249
kemudian menawarkan apa pun yang ada di
benak mereka untuk makanannya.
250
makhluk murah hati ini membawanya ke
Paman Andrew. Tapi tindakan ini ternyata
menjadi kegagalan yang paling parah. Beruang
menjatuhkan seluruh gumpalan lengket itu ke
lubang di atas sangkar dan sayangnya mengenai
Paman Andrew langsung di wajahnya (tidak
semua lebah di dalamnya sudah mati). Si
beruang, yang sama sekali tidak akan keberatan
bila wajahnya terbentur sarang lebah, tidak
bisa mengerti kenapa Paman Andrew langsung
tergopoh-gopoh mundur, terjatuh, kemudian terduduk.
Dan benar-benar nasib buruk ketika
dia menduduki tumpukan perdu berduri. "Yah,
lagi pula," seperti kata Babi Hutan, "sudah
cukup banyak madu masuk ke mulutnya dan
itu pasti ada gunanya." Mereka benar-benar
mulai menyukai piaraan aneh mereka dan berharap
Aslan akan mengizinkan mereka memeliharanya.
Makhluk-makhluk yang lebih cerdas
kini cukup yakin bahwa setidaknya sebagian
dari suara yang keluar dari mulut
piaraan mereka itu punya arti. Mereka menamakan
dia Brendi karena dia sering sekali
menyuarakan itu.
251
kepada raja dan ratu baru, juga melakukan
hal-hal penting lain, dan tidak bisa mengurusi
"Brendi yang malang". Dengan segala kacangkacangan,
buah pir, apel, dan pisang yang
dilemparkan kepadanya, Paman Andrew mendapatkan
makan malam yang lumayan, tapi
tidak bisa dibilang dia melalui malam itu dengan
cukup nyaman.
252
lagu yang kugunakan untuk membangunkannya
masih mengalun di udara dan bergemuruh di
tanah. Lagu itu akan berakhir tidak lama lagi.
Tapi aku tidak mengatakan itu pada pendosa
tua ini, aku juga tidak bisa menenangkannya,
dia telah membuat dirinya sendiri tak mampu
mendengar suaraku. Kalau aku berbicara padanya,
dia hanya akan mendengar auman dan
geraman. Oh, para putra Adam betapa pintarnya
kalian mempertahankan diri kalian dari
segala yang mungkin berguna untuk kalian!
Tapi aku akan memberi satu-satunya hadiah
yang masih mampu diterimanya."
253
dekati Pohon Emas. Mereka mencabuti seluruh
daunnya, bahkan beberapa cabangnya juga dipatahkan,
dengan kecepatan yang luar biasa.
Dan kini Digory dan Polly bisa melihat bahwa
bagian-bagian pohon itu tidak hanya tampak
seperti emas tapi memang emas lunak sungguhan.
Pohon itu tentu saja tumbuh dari setengah
sovereign yang terjatuh dari saku Paman
Andrew ketika tubuhnya dibalikkan, seperti
juga pohon perak tumbuh dari setengah crown.
Seolah entah dari mana, tumpukan kayu kering
untuk bahan bakar, paron kecil, palu-palu,
tang penjepit besi, dan pengembus angin untuk
menjaga api tetap menyala muncul. Detik
berikutnya (betapa para dwarf itu menyukai
pekerjaan mereka!) api berkobar, pengembus
angin berembus, emas meleleh, dan palu
254
mengentak. Dua tikus tanah, yang diperintah
Aslan untuk menggali (pekerjaan yang paling
mereka sukai) sebelumnya di hari itu, menuangkan
setumpuk batu berharga di kaki para
dwarf.
255
itu. Dan sementara masih bersorak, Digory
mendengar suara dalam Aslan di sampingnya,
berkata:
"Lihat!"
256
257
kan kepada kalian telah pergi ke utara dunia,
dia akan terus tinggal di sana, semakin kuat
dengan sihir hitamnya. Tapi selama pohon itu
hidup, dia tidak akan pernah datang ke Narnia.
Dia tidak akan berani mendekat dalam jarak
seratus mil dari pohon itu, karena wanginya
yang tercium bagai kebahagiaan, kehidupan,
dan kesehatan bagi kalian, terasa seperti kematian,
ketakutan, dan kesedihan baginya."
258
ada beberapa kesalahan dan dia tidak bisa
benar-benar terganggu dengan wangi apel-apel
itu."
259
mereka inginkan, mereka tidak selalu menyukainya."
"Aku�aku hampir memakan buah itu juga,
Aslan," kata Digory. "Apakah aku akan�"
260
nyelamatkan nyawa ibunya. Namun di saat
yang sama dia tahu sang singa tahu apa yang
bakal terjadi, dan bahwa mungkin ada hal-hal
yang lebih buruk bahkan daripada kehilangan
seseorang yang kaucintai karena dijemput kematian.
Tapi kini Aslan berkata lagi, hampir
dengan bisikan:
261
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
BAB 15
262
pat matahari yang sekarat bersinar di atas
reruntuhan Charn. Tidak ada mata air sekarang.
Dunia itu telah berakhir, seolah tidak
pernah ada. Biarlah ras Adam dan Hawa mendapat
peringatan."
263
tahu pasti bagaimana semua itu bisa terjadi)
wajah itu menjelma menjadi lautan emas cair
dan mereka mengapung di dalamnya. Rasa
manis dan kekuatan yang begitu besar berputarputar
di sekeliling mereka, di atas mereka,
dan memasuki mereka sehingga mereka merasa
tidak pernah benar-benar bahagia, bijaksana,
atau baik, atau bahkan hidup dan terjaga
sebelumnya. Dan kenangan momen itu selalu
tersimpan di dalam diri mereka, selamanya
sepanjang hidup keduanya. Kalau mereka merasa
sedih, takut, atau marah, kenangan akan
segala kebaikan keemasan itu dan perasaan
bahwa semua itu masih ada di sana, cukup
dekat, hanya di suatu belokan, atau di belakang
suatu pintu, akan kembali dan membuat
mereka merasa yakin, jauh di dalam hati,
bahwa segalanya baik-baik saja. Menit berikutnya
mereka bertiga (Paman Andrew kini sudah
terbangun) datang terlontar ke dalam kebisingan,
panasnya, dan bau-bau pekat London.
264
ada puing kereta kuda sewaan, begitu juga
kerumunan orang. Semua orang masih berbicara
dan ada beberapa orang berlutut di
samping para petugas polisi yang terluka, mengatakan
hal-hal seperti, "Dia mulai siuman"
atau "Bagaimana perasaanmu sekarang, teman?"
atau "Ambulans akan segera sampai di
sini."
265
dahului Digory dan Polly dan awalnya kedua
anak itu khawatir dia akan langsung menuju
lotengnya dan berniat menyembunyikan sisa
cincin yang dia miliki. Tapi mereka tidak perlu
cemas. Yang sedang dia pikirkan adalah botol
di dalam lemari pakaiannya. Kemudian dia
langsung menghilang di dalam kamar tidurnya
dan mengunci pintu. Ketika keluar lagi (tidak
terlalu lama setelah itu), dia mengenakan
mantel mandi dan langsung menuju kamar
mandi.
266
sendiri, buah dari taman gunung itu pun tampak
berbeda. Tentu saja ada berbagai macam
warna di kamar tidur itu, kain penutup tempat
tidur di ranjang, kertas dinding, sinar matahari
dari jendela, dan mantel tidur biru pucat yang
cantik milik Ibu. Tapi begitu Digory mengeluarkan
apel yang dibawanya dari saku, semua
benda itu seolah nyaris tidak memiliki warna.
Semuanya, bahkan sinar matahari, tampak pudar
dan suram. (Kau harus ingat saat itu
musim panas sehingga walaupun hari sudah
malam, matahari belumlah terbenam.) Kilau
terang apel itu menebarkan cahaya-cahaya aneh
di langit-langit. Tidak ada hal lain yang lebih
menarik untuk dilihat, kau tidak akan mampu
melihat yang lain. Dan harum apel kebeliaan
membuatmu berpikir ada jendela di ruangan
itu yang membuka ke Surga.
267
nya, ibu Digory tersenyum dan kepalanya kembali
terbenam ke bantal. Dia pun tertidur:
tidur sungguhan, yang alami dan lembut, tanpa
obat-obatan memuakkan itu, sesuatu yang
Digory sudah tahu, hal yang paling diinginkannya
di dunia ini. Digory pun kini yakin wajah
ibunya tampak agak berbeda. Dia membungkuk
dan mencium ibunya dengan sangat lembut,
kemudian pelan-pelan keluar dari kamar itu
dengan hati berdebar sambil membawa bagian
tengah apel tadi. Sepanjang hari itu, setiap
kali dia melihat benda-benda di sekitarnya dan
melihat betapa biasa dan tidak ajaibnya bendabenda
itu, dia nyaris tidak berani berharap.
268
Tapi ketika dia mengingat wajah Aslan, harapan
pun muncul.
Malam itu dia mengubur bagian tengah apel
kehidupan di halaman belakang.
269
"Aku sudah mendapatkan semuanya," kata
Polly. "Lihat, tenang saja, aku memakai sarung
tangan. Ayo kita kubur."
270
piano tua sudah diperbaiki, ibu Digory mulai
bernyanyi lagi juga melakukan permainanpermainan
bersama Digory dan Polly sehingga
Bibi Letty akan berkata, "Sungguh, Mabel,
kaulah bayi terbesar di antara kalian bertiga."
271
baik dan hampir setiap liburan Polly akan
tinggal bersama keluarga Digory di rumah pedesaan
mereka yang indah. Di sanalah dua
anak itu belajar berkuda, berenang, memerah
susu, memasak, dan mendaki gunung.
272
belakang, terus tumbuh dan berkembang menjadi
pohon yang kokoh. Karena tumbuh di
tanah dunia kita, jauh dari suara nyanyian
Aslan dan udara bersih Narnia, pohon itu
tidak berbuah apel yang bisa menyembuhkan
wanita sekarat seperti ibu Digory. Tapi pohon
itu tetap menghasilkan apel-apel yang lebih
cantik daripada pohon apel mana pun di
Inggris, buah-buahnya pun sangat baik untuk
tubuhmu, walaupun tidak sepenuhnya ajaib.
Tapi di dalam dirinya, dalam sarinya, pohon
itu (bisa dibilang) tidak pernah melupakan
pohon lain di Narnia dari mana dirinya berasal.
Terkadang pohon itu akan bergerak secara
misterius walau tidak ada angin bertiup: kurasa
ketika ini terjadi ada angin kencang di Narnia
dan pohon di Inggris itu bergetar karena pada
saat itu pohon di Narnia sedang terguncangguncang
dan berayun-ayun dalam tiupan angin
kencang barat daya. Apa pun yang sebenarnya
terjadi, akan dibuktikan kemudian bahwa masih
ada sihir di dalam batangnya. Karena ketika
Digory sudah berusia paro baya (dan dia telah
menjadi pria terpelajar yang terkenal, seorang
profesor dan petualang besar pada masa itu)
dan rumah tua Ketterley telah menjadi miliknya,
ada badai besar di seluruh selatan Inggris
273
yang menumbangkan pohon tersebut. Dia tidak
tega sekadar memotong-motongnya dan menjadikannya
kayu bakar, jadi dia menyuruh
orang membuat lemari pakaian dari kayu pohon
itu, kemudian menaruhnya di rumah pedesaannya
yang besar. Dan walaupun dia sendiri
tidak menemukan kemampuan sihir pada
lemari pakaian tersebut, orang lain lebih beruntung.
Itulah awalnya segala kedatangan dan
kepergian antara Narnia dan dunia kita, kisah
yang bisa karubaca di buku-buku lain dalam
seri ini.
274
sawan dari bangsa asing, dengan siapa dia
berkeliling London. "Emosi wanita itu terlalu
meledak-ledak," dia akan berkata. "Tapi dia
wanita yang cantik sekali, Sir, cantik luar
biasa."
--END--
Ikuti kelanjutan petualangan di
Narnia!
DAN LEMARI