Anda di halaman 1dari 5

PENGORBANAN SEORANG PUTRI

Dahulu ada sepasang suami istri yang dikenal dengan sebutan Pan Tuwung Kuning dan Men Tuwung Kuning. Pan adalah sebutan untuk bapak dan Men sebutan untuk Ibu . Karena mereka hanya memiliki 1 anak laki-laki bernama Tuwung Kuning maka suami itu disebut Pan Tuwung Kuning dan Men Tuwung Kuning. Pan Tuwung Kuning mempunyai kegemaran mengadu jago. Jumlah ayam aduannya banyak sekali sehingga memaksa istrinya untuk mengurus binatang peliharaan suaminya . Setiap siang suaminya hanya mengadu jago dan setiap kali selalu kalah . Hal ini membuat keadaan rumah tangga mereka kacau . Suasana menjadi tidak tenteram akibat pertikaian suami istri. Meme : Bli-bli jangan ayam saja diurusin , ini anakmu sudah hampir lahir. Tolong panggilkan dokter ! Bapa : Ayam ini jauh lebih penting dari anak itu . dia sumber uang kita . Dokter yang ada jaman ini hanya balian . Sudah suruh saja ibumu yang membantu bersalin Meme : keadaan seperti ini tetap saja ayam yang di nomer 1-kan , perutku sudah sakit bli ! Bapa : Awas ya , sampai anak ini perempuan dia harus dibunuh dan menjadi santapan ayamku. Karena aku perlu anak lelaki sebagai penerusku nanti. Meme : Aduh lelaki perempuan sama saja bli ! Bapa : tidak Bisa pokoknya..

~ proses kelahiran ~ Meme : Aduh bu, bagaimana ini anakku perempuan bu. Aku tak ingin ia jadi santapan ayam suamiku bu. Dadong : Biarlah ia bersamaku. Akan ku besarkan ia dengan baik. Meme : Tapia apa yang harus aku katakana pada suamiku dan ayamnya bu ?? (sedih)

Dadong : Kau pura-pura saja telah membunuh bayimu, berikan ayam itu potongan ari-ari anakmu. Dan hanya kita berdua yang tahu. Meme : Terimakasih bu, kalau begitu bayi mungil ini aku titip pada ibu dan ia ku beri nama Tuwung Kuning.

Dadong : Nama yang cantik. Secantik kulitnya (iklan) ~ Pulang dari Lombok ~ Bapa : Bagaimana Jago ??? apakah kiranya anak yang lahir dari istriku??? Jago : Perempuan Tuan (petok,, petok,,,)

Bapa : Lalu, apakah kau sudah diberikan daging bayi itu oleh istriku ??? (geram) Jago : Belum!!! Tuan (petok,, petok,,,) Istrimu hanya memberikan aku potongan ari-arinya saja.

Bapa : JadiJadiJadi (alay) dia berbohong padaku!!! Jago : (petok,, petok,,,) benar, bunuh dia tuan, juga anaknya (jahat keluar tanduk)

~ Bapa menemui Meme ~ Bapa : LuhLuh cepat sini, dimana kamu ??? Meme : Ada apa sih bli. Orang lagi nyuci, nyetrika, mebanten, jeg mengganggu saja pulang, pulang. Bapa : Ah, gak usah basa-basi Meme : Siapa yang basa-basi , orang lagi ngomel Bapa : Mana anakmu, dimana kau sembunyikan dia!!!! Meme : Dia sudah keberikan pada Jago, bli. Bapa : Bohong!!! Kalau kau tidak mengaku, kubunuh kau sekalian!! Meme : Ampun, bli. Dia ada di rumah ibu. Kasihanilah ia, bli ~ Bapa mengambil parang pergi ke rumah mertua~ Bapa : Bu, dimana anakku?? Jangan kau sembunyikan dia bu, cepat!!! Dadong : Sabar anakku. Dia sedang berada di atas pohon, ia menenun untukmu. Bapa : Aku tak peduli!!! Everything is bullshit!!! (ape kaden artine, ngorang ngorang gen) Dadong : Jangan kau ganggu dia.

~ Bapa pergi menemui Tuwung Kuning ~ Bapa : Hei, anakku, dimana kau!!! Tuwung Kuning (disingkat TK ajah yahh.. ribet nih) TK : Aku disini ayah.

Bapa : (terpesona) cepat turun!!! Akan kubunuh kau sekarang. Kau tak pernah kuharapkan!!! TK : Namaku Tuwung Kuning alias TK ayah. Aku sedang menenun untukmu.

Bapa : Aku tak peduli. Hari ini adalah ajalmu TK : Kalau ayah tetap ingin membunuhku, ijinkan aku minta waktu untuk menyelesaikan kain

sebagai pakaian terbaik di hari kematianku. Bapa : Terserah kau saja. 3 Hari lagi aku akan kembali dank au harus sudah siap!!! Ill be back. (sing nawang artine puk!!! Sok bule gen?#@#$$) TK : Diam.

~ 3 hari kemudian ~ Bapa : TK sudah siapkah kau menemui ajalmu??? Meme : Jangan nak. Ibu tak mau kau pergi. Lebih baik ibu yang mati. TK : Taka pa bu. Aku rela. Tunggulah ayah aku belum selesai membuat selendang sebagai penutup

jasadku. Bapa : anyak alasan kau Dan kau (meme) cepat pulang. Tak usah kita lama-lama disini. Meme : (menangis) Anakku jaga dirimu nak ~ 3 hari kemudian ~ Dadong : TK lebih baik kau kabur nak!!! TK TK : taka pa nek. Ini adalah takdirku (diam) : Nek, baguskan baju buatanku ini. Lihatlah selendang ini nek. (ceria)

Dadong : Bagus nak. Kau memang pintar cucuku (sedih) ~ Bapa datang tiba-tiba ~ Bapa : Cepat ikut aku TK. Ini hari terakhirmu. Meme : Jangan!!! Kau apakan anakmu. Kalau tidak akan kubunuh Jago. Jago : Tuan tolong tuan(petok,, petok,,,)

Bapa : Terserah kau (menarik TK ke hutan) ~ Sampai di hutan ~ TK : Ayah, maukah kau mencarikanku batang pohon pisang untuk bantal kun anti.

Bapa : Baiklah. TK : Ayah. Satu lagi aku hanya mau mati di tempat yang ada pohon paling tinggi di hutan ini

Bapa : Ada-ada saja permintaanmu. (Iuhhh sambil mengeluh) TK : Ayah sekarang aku siap menerima ajalku. Bunuhlah aku.

Bapa : Bersiaplah kau (mengangkat parang) Ternyata yang dicincang adalah batang pisang, TK menyadari itu Bapa pun terkejut. Seekor kupu-kupu cantik terbang tinggi. Bapa termangu, pulang ke rumah dengan lesu terdengar sayup-sayup suara TK. TK : Ayah, ibu, nenek. Ini sudah takdirku. Tak ada yang perlu ditangisi, ini memang sudah jalanku.

Terimakasih ibu, nenek dan ayah. Bapa : Jago makanlah itu Jago : tidak mau (petok,, petok,,,)

Meme : Kau pembunuh!!!!! Bapa kesal, ia akhirnya bertobat. Semua ayam dibuang dan ia minta maaf pada istri serta mertuanya.

Anda mungkin juga menyukai