Anda di halaman 1dari 6

ANALYSIS OF JOURNAL THE EFECTS OF USING DRAWINGS IN DEVELOPING YOUNG CHILDRENS MATHEMATICAL WORD PROBLEM SOLVING: A DESIGN EXPERIMENT

WITH THIRD-GRADE HUNGARIAN STUDENTS

NOOR AZIZAH 091104160

MATHEMATICS ICP MATHEMATICS AND SCIENCE FACULTY MAKASSAR STATE UNIVERSITY 2012

Penerapan metode menggambar dalam pengembangan pemecahan masalah matematika pada anak-anak: sebuah desain eksperimen untuk siswa kelas tiga Hungarian. Latar Belakang Ada dua hal menjadi fokus perhatian pada penelitian ini, yaitu mengenai permasalahan kata matematika dan pemecahan masalah matematika. Yang terpenting pada permasalahan kata matematika, bukan pada struktur matematikanya tetapi pada aktivitas yang dikembangkan di setiap sekolah dan konsekuensinya dalam teori pembelajaran melibatkan sebuah tindakan. Masalah matematika memiliki peranan penting dalam penelitian dan survei pendidikan. Menyelesaikan permasalahan kata matematika, setidaknya ketika tes tertulis digunakan pada penelitian, memenuhi syarat ketrampilan membaca, sehingga tingkatan yang paling awal yang bisa diterapkannya program sebaiknya mulai dari kelas 3. Di samping itu, ditemukan bahwa siswa kelas 3 SD ketika diberikan sebuah masalah matematika kemudian disuruh untuk mencocokkan dengan sebuah diagram, maka mereka akan memliki hanya berdasarkan yang mana mereka anggap bagus dilihat bukan berdasarkan jawaban sebenarnya. Jadi, Karena gambar skematik tampaknya memainkan peran penting dalam memahami matematika, adalah relevan untuk bertanya apakah siswa kelas tiga memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menghasilkan dan mengevaluasi gambar skematis untuk masalah aritmatika sederhana. Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penerapan dari desain percobaan yang dikembangkan untuk siswa kelas tiga di bidang masalah matematika. Fokus utamanya adalah untuk mengembangkan

pengetahuan siswa tentang strategi pemecahan masalah matematika dengan menekankan pada peran representasi visual dalam pemodelan matematika. Rumusan Masalah Apakah keterampilan menggambar siswa mempengaruhi peningkatan dalam program intervensi? Hipotesis Hasil yang lebih baik pada masalah matematika. Hasil yang sama atau lebih baik pada tes keterampilan aritmetik, Merubah keyakinan mereka bahhwa pentingnya membuat gambar ketika menyelesaikan masalah matematika. Tidak akan ada perbedaan jenis kelamin yang signifikan yang muncul pada saat tes. Diasumsikan juga bahwa tidak ada peningkatan dalam program intervensi pada keterampilan menggambar siswa. Metode Populasinya adalah enam sekolah yang saling berdekatan yang ada di Budapest, Hungary. Ada sebanyak 11 kelas yang diambil sebagai sampel, 5 kelas eksperimen dan 6 kelas kontrol. Semua partisipan meruapak siswa kelas 3 yang berarti sudah berumur 9 tahun. Kelas eksperimen terdiri dari 163 siswa (53 laki-laki dan 53 perempuan), dan kelas kontrol ada sebanyak 138 siswa (63 laki-laki dan 75 perempuan). Menggunakan dua tes, yaitu pre-test dan post-test. Pada pre-test, menguji tentang keterampilan aritmetik dengan 32 jumlah soal. Posttest terdiri dari 6 masalah, yang merupakan pertanyaan-pertanyaan yang mencangkup perilaku siswa dan tujuan pembelajaran. Instrument Struktur tipe permasalahan kata matematika pada program intervensi:

(tidak menunjukkan yang mana pelajarannya) Sebagai contoh, Pada pelajaran ke-16, ada teks menyatakan: pagi ini, 3 ikat bunga anyelir dipesan. Tukang kebung memetik 21 bunga anyelir. Berapa bunga anyelir untuk setiap ikatya? Maka siswa akan menjawabnya tapi dengan cara penggambaran, seperti di bawah ini

Pembahasan hasil penelitian

Tabel di atas menunjukkan bahwa perbedaan antara grup eksperimen dan grup kontrol hanya sedikit, kurang menonjol perbedaannya. Hasil menunjukkan bahwa program intervensi terbukti berhasil dalam hal perkembangan yang signifikan pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelompok kontrol memiliki keuntungan yang signifikan pada awal periode intervensi di kedua keterampilan aritmatika dan tes masalah kata. Setelah periode intervensi 6-minggu yang panjang, tidak ada perbedaan signifikan pada tes ini antara dua kelompok, sehingga keberhasilan percobaan terletak pada perbedaan keuntungan dalam kelompok prestasi eksperimental. dinilai dengan Akibatnya, Pre-Test: volume keuntungan

menghitung efek ukuran eksperimental.

Post-Test:

Hipotesis kedua menyatakan bahwa akan ada hasil yang sama atau lebih baik dicapai pada tes keterampilan aritmatika pada kelompok

eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Demikian pula dengan hasil pada tes masalah kata, ada perbedaan yang signifikan pada pre-test dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada post-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) kelompok eksperimen secara signifikan lebih cenderung untuk menerima bahwa membuat sebuah gambar yang sesuai untuk masalah kata akan membuat lebih mudah untuk memecahkan masalah itu, dan (2) tidak ada perbedaan yang signifikan dalam persepsi mereka tentang matematika mereka sendiri pembangunan selama periode intervensi 2 bulan. Hasil ini menunjukkan bahwa program intervensi berhasil dalam bahwa siswa kelompok eksperimen lebih menyadari pentingnya membuat gambar untuk masalah kata matematika. Jenis kelamin siswa bukanlah variabel yang signifikan dalam percobaan, dan kurangnya interaksi dengan kondisi eksperimental menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama dapat mengambil manfaat dari program intervensi . Dalam nada yang sama (hipotesis kelima), program intervensi sama-sama sukses untuk siswa dengan keterampilan tingkat menggambar yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kesimpulan dan Saran Intinya program ini berhasil dalam mendorong pengembangan bukan hanya pada pemecahan permasalahan kata matematika saja, tetapi juga pengembangan keterampilan aritmetika. Penelitian ini menwarakan sumber daya baru untuk metode kelas efisien yang membantu siswa menjadi sadar akan proses mental mereka dan pentingnya menggunakan metode visualisasi yang tepat dalam memecahkanpermasalahan kata matematika.

Anda mungkin juga menyukai