Anda di halaman 1dari 7

Osteoartritis disebut juga penyakit sendi degeneratif atau arthritis hipertrofi.

Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun beberapa factor risiko yang berperan dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Sering kali berhubungan dengan trauma atau mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh, dan penyakit-penyakit sendi lainnya. Etiologi Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Untuk penyakit dengan penyebab yang tak jelas, istilah factor risiko (factor yang meningkatkan risiko penyakit) adalah lebih tepat. Harus diingat bahwa masing-masing sendi mempunyai biomekanik, cedera dan persentase gangguan yang berbeda, sehingga peran factor-faktor risiko tersebut untuk masing-masing osteoartritis tertentu berbeda. Dengan melihat factor-faktor risiko ini, maka sebenarnya semua osteoartritis adalah sekunder. Faktor-faktor risiko individu dapat dipandang sebagai: 1. Faktor yang mempengaruhi predisposisi generalisata. 2. Faktor-faktor yang menyebabkan beban biomekanis tak normal pada sendi-sendi tertentu. Kegemukan, factor genetic dan jenis kelamin dan jenis kelamin adalah factor risiko umum yang penting. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu: 1. Umur, usia lebih dari 40 tahun. Dari semua factor risiko untuk timbulnya osteoartritis, factor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi, dengan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tidak pernah pada anakanak, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan sering pada umur di atas 60 tahun. Akan tetapi harus diingat bahwa osteoartritis bukan akibat ketuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada ketuaan berbeda pada osteoartritis. 2. Jenis kelamin, wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan osteoartritis banyak sendi, dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, di bawah 45 tahun frekuensi osteoartritis lebih sama pada laki-laki

dan wanita, tetapi di atas 50 tahun (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis. 3. Suku bangsa. Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan di antara masing-masing suku bangsa. Misalnya osteoartritis paha lebih jarang di antara orang-orang kulit hitam dan Asia daripada Kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang-orang Amerika asli (Indian) daripada orang-orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan congenital dan pertumbuhan. 4. Genetik. Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misalnya, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi interfalang distal (nodus Herbeden) terdapat 2 kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anakanaknya perempuan cenderung mempunyai 3 kali lebih sering, daripada ibu dan anakanak perempuan cenderung dari wanita tanpa osteoartritis tersebut. Adanya mutasi dalam gen prokolagen II atau gen-gen structural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti kolagen tipeIX dan XII, protein pengikat atau proteiglikan dikatakan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis tertentu (terutama osteoartritis banyak sendi). 5. Kegemukan dan penyakit metabolic. Berat badan yang berlebih nyata berkaitan dengan meningkatnya risiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi yang lain (tangan atau sternoklavikula). Oleh karena itu disamping factor mekanis), diduga terdapat factor lain (metabolic) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut. Peran factor metabolic dan hormonal pada kaitan antara osteoartritis dan kegemukan juga didukung oleh adanya kaitan antara osteoartritis dengan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus dan hipertensi. Pasien-pasien osteoartritis ternyata mempunyai risiko penyakit jantung koroner dan hipertensi yang lebih tinggi daripada orang-orang tanpa osteoartritis. 6. Cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga. Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus-menerus (misalnya tukang pahat, pemetik kapas) berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih tinggi. Peran beban benturan yang berulang pada

timbulnya osteoartritis masih menjadi pertentangan. Aktivitas-aktivitas tertentu dapat menjadi predisposisi osteoartritis cedera traumatik 7. Kelainan pertumbuhan. Kelainan congenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit Perthes dan dislokasi congenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya osteoartritis paha pada usia muda. Mekanisme ini juga diduga berperan pada lebih banyaknya osteoartritis paha pada laki-laki tertentu. 8. Kepadatan tulang, dan lain-lain. Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan risiko timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek. Faktor ini diduga berperan pada lebih tingginya osteoartritis pada orang gemuk dan pelari (yang umumnya mempunyai tulang lebih padat) kaitan negatif antara osteoporosis dan osteoartritis. Merokok dilaporkan menjadi factor yang melindungi untuk timbulnya osteoartritis, meskipun mekanismenya belum jelas. Sendi-sendi yang terkena Adanya predileksi osteoartritis pada sendi-sendi tertentu (carpometacarpal I, metatarsophalangeal I, sendi apofiseal tulang belakang, lutut dan paha) adalah nyata sekali. Sebagai perbandingan, osteoartritis siku, pergelangan tangan, glenohumeral atau pergelangan kaki jarang sekali dan terutama terbatas pada orang tua. Distribusi yang selektif seperti itu sampai sekarang masih sulit dijelaskan. Salah satu teori mengatakan bahwa sendi-sendi yang sering terkena osteoartritis adalah sendi-sendi yang paling akhir mengalami perubahan-perubahan evolusi, khususnya dalam kaitan dengan gerakan mencengkeram dan berdiri dua kaki. Sendisendi tersebut mungkin mempunyai rancang bangun yang sub optimal untuk gerakangerakan yang mereka lakukan, mempunyai cadangan mekanis yang tak mencukupi, dan dengan demikian lebih sering gagal daripada sendi-sendi yang sudah mengalami adaptasi lebih lama. Riwayat Penyakit Pada umumnya pasien osteoartritis mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.

Nyeri Sendi Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien ke dokter (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Bagaimana timbul rasa nyeri pada osteoartritis sampai sekarang masih belum jelas. Demikian juga factor-faktor apa yang membedakan osteoartritis radiografik saja (asimtomatik) dan osteoartritis simtomatik masih belum diketahui. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita dan orang yang gemuk cenderung lebih sering mempunyai keluhan daripada orang-orang dengan perubahan lebih ringan. Faktorfaktor lain yang diduga meningkatkan timbulnya keluhan ialah hipertensi, merokok, kulit putih, dan psikologis yang tidak baik. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibanding gerakan yang lain. Nyeri pada osteoartritis juga dapat berupa penjalaranatau akibat radikulopati, misalnya pada osteoartritis servikal dan lumbal. Osteoartritis lumbal yang menimbulkan stenosis spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri di betis, yang biasa disebut dengan claudicatio intermitten. Hambatan gerakan sendi Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan perlahan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri. Kaku pagi Pada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur. Krepitasi Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit. Pembesaran sendi (deformitas) Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (seringkali terlihat lutut atau tangan ) secara pelan-pelan membesar.

Patogenesis Osteoartritis merupakan penyakit reumatik sendi yang paling banyak dijumpai terutama pada orang-orang di atas 40 tahun di seluruh penjuru dunia. Banyak orang tua tak dapat berjalan sendiri dari tempat tidur ke kamar mandi karena osteoartritis. Pada suatu survei radiografi pada wanita dibawah 40 tahun hanya 2% mempunyai osteoartritis; akan tetapi pada usia 45-60 tahun angka kejadiannya 30% sementara pada orang-orang di atas 61 tahun angka kejadiannya lebih dari 65%. Pada laki-laki nilai ini sedikit lebih rendah. osteoartritis jarang sekali dijumpai pada anak-anak. Terdapat dua perubahan morfologi utama yang mewarnai osteoartritis yaitu kerusakan fokal tulang rawan sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru pada pada dasar lesi tulang rawan sendi serta tepi sendi (osteofit). Osteofit terbentuk sebagai proses perbaikan untuk membentuk kembali persendian, sehingga dipandang sebagai suatu proses perbaikan untuk memperbaiki kembali persendian, sehingga dipandang sebagai kegagalan sendi yang progresif. Perubahan mana yang terlebih dulu timbul, keterkaitannya dan patogenesisnya sampai sekarang belum dimengerti benar. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan sendi telah timbul sejak awal proses patologis osteoartritis. Perubahan tersebut berupa peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen). Hal ini menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi. Pandangan mengenai patogenesis osteoartritis semakin banyak belakangan ini. Sekarang penyakit ini tak dipandang lagi sebagai proses ketuaan saja, tetapi merupakan suatu penyakit dengan proses aktif. Dengan adanya perubahan-perubahan pada makromolekul tersebut, sifat-sifat biomekanis tulang rawan sendi akan berubah. Hal ini akan menyebabkan tulang rawan sendi rentan terhadap beban yang biasa. Permukaan tulang rawan sendi menjadi tidak homogen, terbelah pecah dengan robekan-robekan dan timbul ulserasi. Dengan berkembangnya penyakit, tulang rawan sendi dapat hilang seluruhnya sehingga tulang di bawahnya menjadi terbuka.

Pembentukan tulang baru (osteofit) dipandang oleh beberapa ahli sebagai suatu perbaikan untuk membentuk kembali persendian. Dengan menambah luas permukaan sendi yang dapat menerima beban, osteofit mungkin dapat memperbaiki perubahanperubahan awal tulang rawan sendi pada osteoartritis. Akan tetapi kaitan yang sebenarnya antara osteofit dengan kerusakan tulang rawan sendi masih belum jelas, oleh karena osteofit dapat timbul pada saat tulang rawan sendi masih kelihatan normal. Melihat adanya proses kerusakan dan proses perbaikan yang sekaligus terjadi, adalah lebih tepat kalau osteoartritis dipandang sebagai kegagalan sendi yang progresif. Sama seperti proses kegagalan organ yang lain (misalnya jantung dan ginjal), dalam proses osteoartritis juga terdapat usaha-usaha tertentu untuk mengatasinya sebelum kegagalan tak dapat diatasi. Manifestasi Klinis Gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat, Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesarann sendi dan krepitasi tulang. Tempat predileksi osteoartritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I, apofiseal tulang belakang, lutut, dan paha. Pada falang distal timbul nodus Heberden dan pada sendi interfalang proksimal timbul nodus Bouchard. Tanda-tanda peradangan pada sendi tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri , gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi, dan cairan sendi umumnya tidak ada kelainan, kecuali osteoartritis yang disertai peradangan. Pada pemeriksaan radiology didapatkan penyempitan rongga sendi disertai sklerosis tepi persendian. Mungkin terjadi deformitas, osteofitosis, atau pembentukan kista juksta artikular. Kadang-kadang tampak

gambaran taji (spur formation), liping pada tepi-tepi tulang, dan adanyatulang-tulang lepas. Penatalaksanaan 1. Medikamentosa Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifatsimtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis. a. Analgesik yang dapat dipakai adalah asetaminofndosis 2,6-4 g/hari atau propoksifen HCl. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal. b. Jika tidak berpengaruh, atau jika terdapat tanda peradangan, maka OAINS seperti fenoprofin, piroksikam, ibuprofen, dan sebagainya dapat digunakan. Dosis untuk osteoartritis biasanya 1/2-1/3 dosis penuh umtuk arthritis rematoid. Karena pemakaian biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalah gangguan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal. 2. Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga untuk lordosis lumbal, menghindari ktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit, dan pemakaian alat-alat untuk meringankan kerja sendi. 3. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan. 4. Dukungan psikososial. 5. Persoalan seksual, terutama pada pasien denagn osteoartritis di tulang belakang. 6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat. 7. Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata, dengan nyeri yang menetap, dan kelemahan fungsi. Prognosis Umumnya baik. Sebagian besar nyeri dapat diatasi dengan obat-obat konservatif. Hanya kasus-kasus berat yang memerlukan operasi.

Anda mungkin juga menyukai