Anda di halaman 1dari 42

Planet Kebumian

Oleh
Dr. Suryadi Siregar
FMIPA-ITB

Loka Karya Pengembangan Pembelajaran Ilmu


Pengetahuan Bumi dan Antariksa, Planetarium
dan Observatorium Jakarta
13-16 November 2006
Materi Kuliah
2. Tinjauan gaya pasang Surut
3. Stabilitas gaya Pasang Surut

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mempelajari materi ini peserta mampu menjelaskan
secara rinci mekanisme gaya pasang surut pada sebuah
planet dan fenomena astronomi yang bertautan

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari materi ini peserta dapat memahami,
mengenal dan menurunkan pernyataan pasang surut,stabilitas
gaya pasang surut. Menjelaskan makna harbour time, cincin
Saturnus, asal mula asteroid dari aspek pasang surut
1. Gaya Pasang Surut
Yang dimaksud dengan gaya pasang
surut adalah perbedaan gaya pada
sebuah titik di permukaan planet
dengan gaya yang bekerja pada titik
pusat planet.
B

A’ A

Ilustrasi gaya pasang surut


di ekuator dan kutub
Gaya Pasut Bulan terhadap Bumi di A

B
A

D
A' C A

Gb 1 Gaya gravitasi oleh Bulan pada titik A,B,C dan


A', mengarah ke pusat Bulan. Selisih gaya terhadap
titik C adalah sama pada A dan A'. Asumsi Bumi bola
sempurna mengakibatkan pada titik B, gaya yang
sejajar terhadap garis hubung Bumi-Bulan CD, akan
saling meniadakan

F = FA − FC
Aplikasikan hukum Newton pada titik A dan titik C

B
A

D
A' C A

 1  1
F = GMm 2
− GMm  2
 (r − R)  r 
Dijabarkan kita peroleh;
B
A

D
A' C A

  R 
2rR 1 + 
  2r  
F = GMm 2 
r 4  R 
1 −  
  r  
 
Karena r >> R maka pada titik A;
B

D
A' C A

2GMm
F = 3
R
r
2.Gaya pasut di titik A’ adalah;
B

D
A' C A

 1  1  r 2 − (r + R)2 
F = FA' − FC = GMm 2
− GMm 2  = GMm 2 2 
 (r + R)  r   r (r + R) 
  R 
 2rR 1 + 
2 r 2GMm
F = −GMm  
2  F =− R
3
 r 4 1 + R   r
  r  
3. Gaya pasut di titik B
B

D
A' C A

1
FB = GMm 2 
d 
 1  r 
FB // = FBCosθ = GMm 2   
 d  d
R 
FB ⊥ = FBSinθ = GMm 3 
r 
• Karena Bumi berotasi maka komponen gaya sejajar di B saling
meniadakan dengan gaya gravitasi Bulan di titik C Karena Fb// = FC

B
A

D
A' C A

R 
FB = GMm 3 
r 
Gaya pasang surut di ekuator dua kali lebih besar dibanding
dengan di daerah kutub. Gaya pasang surut di tempat lain akan
mengikuti pertaksamaan FB< F < FA
ω

Resultante gaya pasang surut pada


setiap titik di permukaan Bumi
Bumi, bola yang diselubungi air
Pasang Purnama dan Pasang Purbani

Arah Matahari

(a) (b) (c)


Pasang Purnama (vive eau, spring tides) dan Pasang
Purbani (morte eau, neap tide) Gaya pasang surut akan
maksimum bila resultante gaya gravitasi Bumi, Bulan dan
Matahari terletak pada suatu garis lurus.
Keadaan, berlangsung pada saat bulan purnama atau
bulan baru. Naiknya permukaan air laut pada saat ini
disebut "pasang purnama".

Gaya pasang surut akan minimum apabila gaya gravitasi


Bulan dan Matahari saling meniadakan, ini terjadi pada
saat Bulan-Bumi-Matahari membentuk sudut 900 Posisi
ini disebut Bulan kuartir, terjadi pada saat Bulan berumur
sekitar 7 hari dan 21 hari. Naiknya permukaan air laut
merupakan tinggi yang minimum. Peristiwa ini disebut
"pasang purbani"
Syzyg-Kuartir dan Pasang -Surut
Arah Matahari
Pasang, T


Purnama
Surut, T+6jam
Pasang,T+12Jam
Purbani Bumi Purbani


Purnama Surut,T + 18Jam

Dalam 24 jam 2kali pasang dan 2kali surut


Pasang-surut(pasut) disuatu tempat tidak hanya
bergantung pada posisi Bulan dan Matahari saja, tetapi
dipengaruhi juga oleh keadaan geografi, arah angin,
gesekan dengan dasar laut, kedalaman, relief dasar laut
dan viskositas air di lokasi tersebut. Semua faktor ini dapat
mempercepat atau memperlambat datangnya air pasang
Perbedaan waktu antara datangnya pasang naik dengan
waktu yang dihitung disebut "harbor-time". Sebagai
contoh, tanggal 3 April 1950 di Brest, Perancis setelah
bulan purnama amplitudo air pasang mencapai 7 meter
(vive eau, spring tides, pasang purnama), 7 hari kemudian,
10 April 1950 setelah kuartier terakhir. Amplitudo
gelombang air pasang cuma 2,5 meter (morte eau, neap
tide, pasang purbani).
Harbor Time
Rotasi Bumi menjadi lebih lambat

1. Perubahan posisi Bulan dan Matahari akan


menyebabkan terjadinya gesekan air laut dengan
dasar laut.
2. Hal ini akan memperlambat rotasi Bumi, akibatnya
panjang hari di Bumi akan bertambah sekitar
0,0016 detik/abad.
3. Buktinya, saat peristiwa gerhana yang dicatat oleh
orang Babilonia tidak pernah sama dengan
komputasi astronomi modern dewasa ini
2. Stabilitas Gaya Pasang Surut

• M,R-Massa dan radius • Orbit mi terhadap M


planet pengganggu
• mi,r -massa dan radius
titik massa, keduanya
dianggap sama dan
homogen
• d - radius orbit pusat
massa mi terhadap M
Gaya gravitasi dari M

• Untuk massa m1 • Orbit mi terhadap M

 m1 
F1 = GM 2

 (d − r) 

•F Untuk  m2m 
massa
2 = GM 2 
2
 (d + r ) 
Gaya pasang surut dari M

• Fd = F1 –F2 • Orbit mi terhadap M

 m1 m1 
Fd = GM 2
− 2
 (d − r) (d + r) 

• Asumsimassa 
 
Fm= = m = m
 4r 
d1 GMm2
 3 r 2
2
 d (1 − 2
) 
 d 
Asumsi Gaya Pasang Surut dari M

• Karena d>> r • Orbit mi terhadap M

4GMm
Fd = 3
r
d

• Gaya gravitasi
terhadap m1 dan m2
Gm1m2
Fg =
(2r)2
Syarat partikel dalam kesetimbangan

• Karena Fd = Fg • Orbit mi terhadap M

4GMm Gm1m2
3
r =
d (2r)2

∀ ρ1 dan ρ2 rapat massa


M dan m=m1= m2
3
 R   ρ1 
M=    m
 r   ρ2 
Limit Roche

• Karena Fd = Fg dan • Orbit mi terhadap M


• dengan mengambil R
sebagai satuan
diperoleh
1
 ρ1 3
d = 2,5 
 ρ2 
Kesimpulan 1

• Bila Fd < Fg maka m1 • Orbit mi terhadap M


dan m2 tidak akan
terpisah
1
 ρ1 3
d > 2,5 
 ρ2 
Kesimpulan 2

• Bila Fd > Fg maka m1 dan • Orbit mi terhadap M


m2 akan terpisah
1
 ρ1 3
d < 2,5 
 ρ2 

• Tidak ada satelit alamiah


yang mengorbit dalam
radius ≤ 2,5 kali radius
planet
Evolusi
Tata Surya

Teori Kontraksi Awan Antar Bintang(Nebular Contraction)


• Tokoh: Rene de Cartes (1644), Pierre Simon de Laplace (1796), Immanuel Kant
• Inti Sari: Konservasi momentum sudut, mensyaratkan awan primordial
berkontraksi, kecepatan rotasi bertambah besar. Awan primordial berubah menjadi
piringan pipih(pancake).Gumukan terpadat di pusat menjadi Matahari
• Tahap awal (atas). Tahap akhir(bawah),Tata Surya menjadi “bersih”
Bentuk Umum Limit Roche
1/3
 ρp 
r = f  Rp
ρ 
 c 

Kondisi berlakunya persamaan


diatas; massa homogen,
hydrostatic fluid, synchronously
co-rotating dalam hal ini,
ρp – density planet
Rp – jari2 planet
r – radius orbit planet
ρc – density object sekunder
f – konstanta regresi bergantung
pada macam model yang dipilih
Tabel 1. Konstanta f untuk berbagai model

No Mode Rotation State f


1 Hydrostatic Synchronous 2,46
fluid rotating
2 Synchronous 2,88
rotating
3 Non rotating 2,52

4 Synchronous 1,42
rotating
Lanjutan Tabel 1
No Mode Rotation State f
5 Non rotating 1,26

6 Boss et Non rotating 1,31-


al(1991) 1,47
7 Sridher & Non rotating 1,69
Tremaine(199
2)
8 Zigna(1978) Synchronous 1,4
rotating
Syarat dan definisi
Syarat: Fg + Fps + Fs = 0
dengan
b
Fg – percepatan gravitasi
Fps – percepatan pasang surut a
Fs – percepatan sentrifugal
a- radius ekuator benda,ω-frekuensi spin, ω0-
frekuensi orbit permukaan
ρp – rapat massa planet(Matahari)
ρc – rapat massa kritis
r - jarak terdekat
a/b – rasio sumbu elipsoida
a). Untuk bola berotasi “Rubber-Pile”
3
2  Rp ( percepatan pasang
Fps = 2ω 0 ρp   a

 r  surut)

Fg = −ω 02 ρ C a ( percepatan gravitasi)

2 ( percepatan sentrifugal)
Fs = ω a
3
2 2  Rp

− ω 0 ρCa + 2ω 0 ρp   a + ω 2a = 0
r 
 
• Diperoleh
3 2
R p   ω
ρC =2 ρp
 r
 +
 ω 
   0 

• Dalam hal synchronous rotating body


3 2
R p  ω
ρp 
 r

 =
ω 

   0 
b)Limit Roche untuk elipsoida berotasi
“Rubber-Pile” , disrupsi terjadi bila
dipenuhi

 Rp
3

2
 ω  a
ρC 
= 2 ρp   +   
  r  ω   b
    0   
Untuk P/Shoemaker-Levy 9 disrupsi terjadi
pada
r ≈ 1,3 Rp

 2
 3 ,3   a 
h
ρC = 1,22 +    
 P   b 
  rot  

Merupakan limit atas terjadinya disrupsi, sedangkan


untuk non rotating sphere diperoleh
ρc ≈ 1,2 tetapi untuk a/b = 2
ρc ≈ 2,4 untuk non rotating body
P/Shoemaker-Levy 9
Efek Gaya Pasang Surut yang
dialami oleh Io
Transfer massa, pasangan binary
β Lyrae
Lintasan Bulan
Mengelilingi Bumi

Gerhana hanya terjadi


bila Matahari-Bumi-
Bulan terletak pada
bidang dan garis yang
sama

Gerhana Matahari dan


gerhana Bulan
Daftar Bacaan
• Boss, A.F., Cameron,A.G.W., ansd Benz.; 1991, "Tidal Disruption Of Inviscid
Planetesimals", Icarus,92,165-178

• Chaisson,E and McMillan,S.; 1993 Astronomy Today, Prentice Hall,New Jersey

• Danby,J.M.A.; 1988 Fundamentals of Celestial Mechanics, Willmann- Bell,Inc,


Richmond, Virginia

• Flammarion,G.C et Danjon,A.; 1955 Astronomie Populaire, Flammarion, Paris

• Harris,A.W.; 1996 Earth, Moon and Planets,72,112-117

• Sridhar,S., and Tremaine,S.; 1992," Tidal Disruption of Viscous Bodies",


Icarus,95,86-99

• Ziglina,I.N.; 1978, " Tidal Disruption of Bodies", Icarus,95,86-99

Anda mungkin juga menyukai