Anda di halaman 1dari 5

Alergi Dapatkah Disembuhkan?

UDANG saus merah atau kerang saus tiram memang sangat mengusik selera. Berteman nasi hangat, cita rasanya pasti luar biasa. Akan tetapi hati-hati, nyatanya banyak juga orang yang tidak tahan makan udang atau kerang laut. Jika dipaksakan, bisa muncul gatal-gatal atau kemerahan pada kulit tubuh. Rasa gatal ini cukup menyiksa dan tak bisa sembuh begitu saja meskipun sudah ditaburi talk antigatal. Inilah yang disebut gejala alergi. ALERGI merupakan reaksi kekebalan yang menyimpang dari keadaan normal, sehinggga menimbulkan gejala merugikan. Bukan cuma gatal-gatal, sebenarnya bisa juga alergi berupa batuk, pilek, sesak napas, dan sebagainya. Sedangkan "dalang" peyebab alergi sangat beragam, bergantung pada individu masing-masing. Bisa berupa debu, bulu binatang, ikan laut, dan sebagainya. Zat-zat penyebab alergi atau alergen dapat menimbulkan reaksi terhadap antibodi E. Inilah antibodi yang berperan pada reaksi alergi. Prosesnya, saat alergi merangsek ke dalam tubuh, ia langsung diikat oleh antibodi E yang menempel pada sel mast. Sel ini berfungsi memindahkan darah dari bawah ke bagian atas tubuh. Karena terbebani, sel mast pun pecah. Akibat keadaan ini, timbulah gejala gatal-gatal, batuk, pilek, sesak, dan sebagainya. Tak hanya itu, alergi juga dapat menerjang organ tubuh lain, seperti susunan saraf yang berakibat sakit kepala, saluran napas yang berujung pada asma, batuk, dan pilek, atau saluran cerna yang mengundang diare. Bagi orang yang sensitif, alergi memang cukup mengganggu. Sayang, konon alergi ini tak bisa disembuhkan secara total. Benarkah demikian? Ragam alergi Anak-anak cenderung lebih mudah diserang alergi dibandingkan orang tua. Itu karena kekebalan tubuhnya belum sempurna. Kadang-kadang, seiring dengan membaiknya kekebalan, orang yang mengalami gatal-gatal akibat makan telur rebus saat anak-anak, tak mengalaminya lagi ketika sudah dewasa. Salah satu tampilan alergi yang kerap terjadi pada anak-anak adalah pilek. Alergi ini muncul karena perubahan iklim atau letak geografis. Gejalanya, hidung tersumbat atau beringus encer. Gejala lain berupa mata gatal, merah, dan berair. Kadang terjadi pula peradangan sinus rongga udara di sekitar hidung. Biasanya, pengobatan diberikan untuk mengatasi rasa gatal pada hidung, bersin-bersin, serta mengeringkan ingus. Sedangkan obat pencegahan umumnya berbentuk inhaler, dan hanya diberikan pada penderita gangguan hidung berat. Sebagian besar asma pada anak-anak juga didalangi alergi. Hal ini terjadi akibat rangsangan zat alergen seperti debu, polusi, udara dingin, dan makanan, sehingga terjadi peningkatan kepekaan saluran napas. Keadaan ini menyebabkan penyempitan saluran napas yang meluas, seperti sesak napas, berbunyi, juga batuk. Pada keadaan berat, gangguan ini dapat menimbulkan gagal napas sampai kematian. Sebenarnya, asma dapat sembuh spontan. Namun, jika kondisinya sangat berat, penderita membutuhkan pengobatan lebih serius untuk melebarkan saluran napas yang menyempit, lewat pemberian oksigen. Jika kasusnya seperti ini, penderita perlu dirawat di rumah sakit. Kaligata juga termasuk kelainan kulit akibat alergi. Tampilannya berupa bentol berwarna merah disertai gatal. Debu, suhu dingin, atau obat-obatan dapat merupakan zat alergen penyebab alergi. Gejalanya dapat langsung terjadi atau baru muncul beberapa hari kemudian. Guna mengusir rasa gatal menjengkelkan ini, biasanya digunakan obat-obatan golongan antihistamin. Gejala alergi juga bisa mengenal mata, berupa gatal kemerahan, banyak keluar air mata, penglihatan silau, dan terasa ada yang mengganjal di mata. Pengobatan bisa dilakukan dengan memberikan obat tetes mata golongan steroid dosis rendah.

Bagaimana dengan eksim? Jangan keliru, ini pun merupakan salah satu efek alergi. Kulit jadi kemerahan, melenting berisi cairan, basah, dan luar biasa gatal. Pada keadaan akut, kadang disertai infeksi sekunder yang menimbulkan nanah. Pengobatan awalnya adalah mengatasi rasa gatal lewat konsumsi obat golongan antihistamin, serta menghindari udara yang terlalu panas dan kering. Dalam kasus ini, sebaiknya penderita menghindari menggaruk kulit, karena dapat menimbulkan efek yang lebih parah. Untuk mengatasi kekeringan pada permukaan kulit, oleskan lotion. Namun, jika eksim tetap membandel, sebaiknya tidak menunda-nunda untuk berkonsultasi dengan dokter. Makanan pun harus dijaga, bahkan semua makanan berpotensi menyebabkan alergi. Hanya, setiap makanan mempunyai efek derajat alergi yang berbeda. Artinya, makanan yang satu mungkin lebih menimbulkan alergi dibandingkan dengan makanan lainnya. Di samping itu, bisa pula terjadi, makanan penyebab alergi pada seseorang ternyata tidak menimbulkan alergi pada orang lainnya. Misalnya pada si A, telur dapat menyebabkan alergi, sementara pada si B tidak. Namun, umumnya, beberapa jenis makanan laut seperti udang, kepiting, atau kerang bisa menimbulkan alergi. Kadar immunoglobulin Cukup jelas bahwa alergi baru muncul jika dirangsang oleh alergen. Karena itu, penderita perlu mengetahui apa gerangan pencetus alergi tersebut. Cara paling mudah adalah dengan pengamatan sehari-hari secara cermat. Jika sudah diketahui apa pemicunya, tindakan pencegahan dapat segera dilakukan. Dengan demikian, cara paling praktis mencegah alergi adalah menghindari zat-zat alergen. Hindari pula pemakaian sembarang obat-obatan. Selain itu, pilihlah lingkungan hidup dengan zat alergi minimal. Kalau mau, dapat juga dilakukan tes pemeriksaan darah oleh dokter, yaitu dengan memeriksa kadar immunoglobulin E. Tentu, setelah terlebih dahulu melakukan diagnosis. Dari hasil pemeriksaan ini dapat diketahui zat-zat yang dapat menimbulkan alergi pada penderita. Obat-obat pencegahan biasanya hanya diberikan pada penderita alergi kronis. Misalnya, asma berat yang memerlukan bantuan oksigen atau obat semprotan. Sedangkan pemberian immunoterapi (pegebalan terhadap alergi) hanya berhasil bila penderita mempunyai alergi terhadap satu jenis zat. Biasanya, alergi sudah bisa dideteksi sejak anak-anak. Keadaan ini sangat membantu orang tua untuk segera melakukan tindakan pencegahan. Dengan demikian, menghindari pemicunya merupakan tindakan terbaik. Sebab, apa boleh buat, hingga saat ini, nyatanya alergi belum dapat disembuhkan secara total. (Dra. Dessy Rikara, Apt.)*** http://pikiran-rakyat.com/cetak/2006/072006/02/geulis/lainnya.htm

Alergi
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: panduan arah, cari Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya nonimunogenik. Dengan kata lain, tubuh manusia berkasi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap

asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.

[sunting] Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi:

belilah alat penghilang kelembaban karena debu dan jamur sangat menyukai rumah yang lembab. Jaga kelembaban rumah di bawah 50 persen. cuci kain. Mencuci sprei seminggu sekali dengan air hangat akan lebih efektif dan lebih murah daripada membeli alat penyaring udara. bersihkan pekarangan. Daun dan bekas potongan rumput adalah tempat timbulnya jamur dan akan berlipat ganda bila basah terkena hujan. temui ahli. Konsultasikan dengan spesialis. Alergi yang muncul secara musiman membutuhkan perawatan yang berbeda-beda.

Alergi Kulit Akibat Obat, Dapat Mematikan! Tahukah anda, prosedur penting yang sering terlupakan saat dokter meresepkan obat untuk anda? Jangan lupa untuk selalu mengungkapkan gejala alergi yang anda derita! Bukannya tak mungkin, obat yang sedianya diharapkan dapat mengatasi masalah kesehatan anda, justru akan membahayakan nyawa anda. Salah satu dampak negatif alergi pada kulit akibat obat adalah erupsi obat alergis. Kondisi ini merupakan manifestasi reaksi alergi obat pada kulit yang dapat berdampak parah bahkan membahayakan. Erupsi obat alergis merupakan reaksi tubuh terhadap obat yang bersifat merugikan atau adverse drug reaction. Kondisi itu terjadi akibat respons imunologik dari tubuh manusia terhadap obat. Demikian terpapar dalam orasi ilmiah akhir tugas Guru Besar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Adhi Djuanda SpKK(K) di Jakarta belum lama ini.

Biasanya, guna mengatasi alergi kulit akibat obat, dokter akan memebrikan kortikosteroid berfungsi menekan gejala alergi dan memperbaiki kondisi umum, serta antibiotik guna mencegah infeksi akibat penggunaan kortikosteroid yang bisa menurunkan kekebalan tubuh. Sedangkan terapi topikal biasanya diberikan dalam bentuk krim sulfadiazin-perak. Krim ini berfungsi membunuh kuman Gram positif maupun Gram negatif.

Bahkan, jika pasien tak kunjung membaik dalam beberapa hari, dokter akan memberi transfusi whole blood 300 cc selama dua hari berturutturut. darah dapat memberi masukan antibodi, imunoglobulin, leukosit, eritrosit serta sitokin sehingga merangsang perbaikan keadaan umum pasien.

Kondisi terparah akibat alergi ini dinamakan nekrolisis epidermal toksik (NET) dan sindrom Stevens-Johnson karena dapat menyebabkan pasien meninggal, terutama jika pasien juga mengidap penyakit dalam seperti anemia, pneumonia, tuberkulosis paru, hepatitis atau gangguan ginjal.

Waspadai Gejalanya Bentuk erupsi obat alergis antara lain: bercak kemerahan, biduran, bintil-bintil pada kulit, gelembung kecil sampai besar berisi cairan atau nanah, radang kulit, epidermolisis berupa pengelupasan kulit ari menyeluruh menyerupai luka bakar.

Gejala terparah dari erupsi obat alergis adalah NET yang berupa epidermolisis di bibir, mulut serta muara saluran kemih. Pada mata terjadi konjungtivitis (radang selaput ikat mata).

Sedangkan sindrom Stevens-Johnson sekilas mirip NET namun tidak ada epidermolisis. Selain itu, waspadai pula pembengkakan di lapisan saluran pernapasan, saluran pencernaan atau sistem kardiovaskular. Penyebab erupsi obat alergis umumnya obat analgesik, antipiretik, karbamazepin, jamu yang mengandung zat kimia obat serta antibiotik

seperti amoksisilin, sulfonamid dan penisilin. Jadi, waspadai pula jamu yang tak jelas kandungannnya, bukannya tak mungkin, penyakit anda tak tersembuhkan namun tubuh anda yang menderita!(iis)

http://alatkesehatan.com/index.php?option=com_content&task=view&id=136&Itemid=1

Anak Juga Bisa Terserang Alergi


Gejala alergi bisa mengenai siapa saja. Selain orang dewasa, anak-anak juga bisa terkena gejala ini. Ada banyak penyebabnya, misalnya makanan, udara, faktor keturunan, dan sebagainya. Menurut Ketua Subbagian Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI/RSCM, dr Zakiudin Munasir SpA, alergi berasal dari bahasa Yunani yaitu allon atau argon. Artinya adalah reaksi yang berbeda atau menyimpang dari normal terhadap berbagai rangsangan/zat dari luar tubuh. Misalnya debu, makanan, obat-obatan, dan sebagainya. Alergi dikenal sejak 1570. Ini berbeda dengan penyakit asma yang jarang dikenal sampai abad ke-19. ''Pengetahuan tentang alergi kemudian berkembang pesat.Angka kejadian pun makin meningkat karena sudah banyak diketahui,'' ujarnya kepada wartawan, beberapa waktu lalu. Alergi, kata Zakiudin, bisa disebabkan karena faktor genetik. Ini berarti, jika orang tua memiliki gejala alergi, maka kemungkinan besar anaknya juga akan terkena. Faktor genetik ini ada dua hal yaitu rasial dan gen. Dari sisi rasial, orang kulit putih akan lebih mudah terkena alergi dibandingkan kulit hitam. Sedangkan dari sisi gen, jika kedua orang tua memiliki gejala alergi, maka bisa dipastikan akan menurun kepada anaknya. ''Reaksi alergi bisa disebabkan oleh alergen, infeksi, aktivitas fisik, dan polusi seperti rokok, makanan, serta polusi udara. Anak yang tidak mendapat ASI atau mendapatkannya tapi dalam waktu singkat, juga rentan terserang alergi,'' ujarnya menambahkan. Sekitar 20 persen anak usia di bawah satu tahun, lanjut Zakiudin, pernah mengalami alergi. Departemen Pertanian Amerika Serikat pernah mencatat bahwa 15 persen populasi alergi terhadap makanan atau ingredient. Sedangkan Poli alergi imunologi bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI/RSCM pernah melakukan uji kulit terhadap 69 anak asma alergi. Hasilnya, 45,31 persen menderita alergi karena kepiting, 37,53 persen karena udang kecil, dan 26,56 persen karena coklat. Ada beberapa golongan makanan yang sering menimbulkan alergi. Yaitu susu sapi (penyebab alergi pada sebagian besar anak), telur, seafood, dan kacang. ''Angka kejadian alergi di Amerika dan Eropa cukup tinggi. Sebab di sana, makanan bayi banyak yang dicampur dengan kacang tanah,'' paparnya. Dijelaskan lebih lanjut, ada juga golongan makanan yang jarang menimbulkan energi. Antara lain daging ayam, daging sapi, buah-buahan, dan sayuran. Gejala klinis alergi sebagian besar mengenai saluran cerna karena bagian inilah yang melakukan kontak pertama kali dengan makanan penyebab alergi. Gejala lainnya, bengkak dan gatal di bibir sampai lidah dan orofarings, nyeri dan kejang perut, serta muntah sampai diare berat dengan tinja berdarah. ''Prinsipnya, seluruh bagian tubuh bisa terkena gejala alergi. Di kulit menyebabkan dermatitis atopik atau eksim dan urtikaria atau biduran. Di hidung menyebabkan rinitis, mata mengakibatkan konjungtivitis. Selain itu, pada saluran pernafasan menyebab asma, susunan saraf pusat mengakibatkan sakit kepala atau gejala sistemik yang fatal misalnya syok anafilaksis sampai meninggal dunia,'' demikian jelas Zakiudin. Alergi, katanya, sebenarnya agak sulit didiagnosis. Ini karena reaktivitas silang antar makanan. Misalnya kacang tanah dengan kacang kedele, meskipun mempunyai protein yang berbeda tapi memiliki epitop yang sama. Juga karena alergi alergi terhadap bahan aditif atau bahan lain yang terkandung dalam makanan tersebut. Lalu bagaimanakan pengobatan dan pencegahan alergi, khususnya yang disebabkan makanan? Menurut Zakiudin, lakukanlah eliminasi makanan alergen. Gantilah dengan makanan yang senilai untuk mencegah malnutrisi. Selain itu, berilah anak atau bayi ASI eksklusif. Ibu hamil dan menyusui juga perlu menghindari asap rokok karena bisa mencetuskan alergi. ''Langkah lain yang bisa dilakukan adalah pemberian obat antihistamin H1 dan H2 serta imunoterapi yaitu memberikan obat untuk membuat tubuh kebal,'' terang Zakiudin. ( jar )

http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp? mid=2&id=275243&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=255 Pemakaian Obat Sembarangan Timbulkan Kelainan Kulit


Rabu, 24 September, 2003 oleh: gwaspada

Pemakaian Obat Sembarangan Timbulkan Kelainan Kulit Gizi.net - Banyaknya obat yang dijual bebas memicu pemakaian obat yang kurang rasional oleh masyarakat. Akibatnya, bukannya sembuh, justru terjadi alergi terutama pada kulit sebagai efek samping yang sebenarnya tidak dikehendaki. Tanpa penanganan medis yang tepat, kelainan kulit karena alergi obat itu juga dapat berakibat fatal, sampai menyebabkan kematian. Hal itu diutarakan dr Usman Atmaprawira SpKK, ahli penyakit kulit dan kelamin RS Omni Medical Center (OMC), dalam seminar "Alergi pada Praktik Sehari-hari dan Drugs Eruption" yang diadakan oleh RS OMC di Jakarta, Sabtu (13/9). Seminar ditujukan untuk membekali dokter dengan pengetahuan mengenai kelainan kulit yang disebabkan oleh alergi obat agar tidak terjadi kekeliruan dalam mendiagnosis. Usman juga menyinggung mengenai pemakaian obat tradisional atau jamu yang sekarang ini banyak dicampur dengan obat (modern) juga sangat berisiko menyebabkan kelainan kulit berupa alergi yang sering disebut allergic drug reaction. Namun, ia mengingatkan, efek obat yang tidak dikehendaki itu tidak selalu bersifat alergik, bisa juga tidak alergik. "Karena itu penting sekali untuk memperhatikan dasardasar diagnosis kelainan kulit karena alergi obat," katanya. Ia menambahkan, dokter hendaknya sangat hati-hati dalam memberikan obat kepada pasien yang datang dengan keluhan, yang kemudian didiagnosis sebagai kelainan kulit. Harus diingat, kelainan yang dialami pasien itu dipicu oleh alergi obat. Menurut Usman, setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan sebagai dasar diagnosis, yakni mengenai anamnesis yang diteliti dan kelainan-kelainan kulit yang ditemukan. Ia menjelaskan, anamnesis yang diteliti itu meliputi obat yang didapat penderita, tingkat keakutan, serta rasa gatal yang dikeluhkan yang kadang disertai demam. Sedangkan berdasarkan kelainan kulit yang ditemukan, dapat dilihat apakah distribusi kelainan menyeluruh dan simetris, serta memperhatikan bentuk kelainan yang timbul. "Bentuk kelainan dapaat bermacam-macam. Alergi terhadap satu macam obat dapat memberi gambaran klinis yang beraneka ragam. Sebaliknya, gambaran klinis yang sama dapat disebabkan oleh alergi bermacam-macam obat," katanya. Lebih lanjut Usman memaparkan berdasarkan bentuk-bentuk klinis, kelainan kulit akibat alergi obat itu dapat dibedakan menjadi delapan, eritema, pupura, urtikaria, dermatitis medikamentosa, eksantem fikstum, eritema nodusum, eritroderma serta eritema multiforme (EM). Dari semua kelainan itu, yang paling sering ditemui adalah eritema, yaitu kemerahan pada kulit akibat melebarnya pembuluh darah yang disebabkan oleh alergi obat. Sedangkan yang paling parah adalah sindrom stevens-johnson atau yang biasa disebut sebagai eritema multiforme (EM) major, yakni kelainan yang muncul akibat alergi obat dan sering menyerang lubang badan terutama mulut dan alat kelamin (laki-laki). "Untuk mengenal kelainan kulit karena alergi obat secara sistemik diperlukan anamnesis yang teliti. Dan, tentu saja harus mengenal bentuk-bentuk klinis kelainan tersebut," kata Usman. (H-13)

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1064307096,81102,

Anda mungkin juga menyukai