Anda di halaman 1dari 52

PRESENTASI KASUS DIABETES MELITUS

Dokter Pembimbing : Dr. Agoes Koeshartoro, SpPD Dr. Rini Zulkifli


Vincensia Priska Priscylla Babay 11-2012-086

I. IDENTITAS PASIEN
Nama

Umur
Jenis kelamin Status Pekerjaan Alamat No.RM

Masuk RS

: Tn. Mursid Bin Asim : 76 tahun : Laki-laki : Menikah :: Rawageni RT 03/01 Ratujaya Cipayung : 296993 : 28 Juni 2013

II. ANAMNESIS
Diambil dari : Alloanamnesis (dari pasien sendiri)

Tanggal : 2 Juli 2013


Jam : 08.00 WIB Keluhan utama : luka yang tidak kunjung sembuh

sejak 3 minggu SMRS Keluhan tambahan : demam, kesemutan, sering kencing terutama pada malam hari, sering haus.

II. ANAMNESIS (lanjutan)


RPS:

Pasien datang ke RS Bhakti Yudha dengan keluhan luka yang tak kunjung sembuh sejak 3 minggu SMRS. Luka terletak pada telapak kaki sebelah kanan. Os merasa terdapat 2 luka masing-masing berdiameter cm. 1 hari SMRS luka mengeluarkan darah dan nanah. Os juga mengeluh nyeri pada luka sehingga os harus berjinjit ketika berjalan. Keluhan tersebut disertai kesemutan pada kedua tungkai.

II. ANAMNESIS (lanjutan)


Luka tersebut tidak diobati dan bertambah nyeri disertai dengan demam. Demam tidak terlalu tinggi dan terus menerus tanpa disertai menggigil.

Os mengaku sering kencing 3-4x terutama pada


malam hari, sering merasa haus, banyak makan

namun berat badannya semakin menurun.

II. ANAMNESIS (lanjutan)


RPD: Pasien memiliki riwayat DM sejak tahun

2005 dan tidak minum obat gula secara teratur. RPK: DM (-) Hipertensi (-) Asma (-) Alergi (-) RS: Pasien mengkonsumsi teh manis setiap hari 4-5 gelas.

III. Pemeriksaan Fisik


Dilakukan pada tanggal 28 Juni 2013

Tanda tanda vital:

TD: 130/70 mmHg RR: 18x/menit N: 84x/menit S: 37,3C Keadaan umum: tampak sakit sedang Kesadaran: compos mentis

III. Pemeriksaan Fisik (lanjutan)


Postur Tubuh: Asthenicus
BB : 48 kg
TB : 160 cm IMT : 18,75

III. Pemeriksaan Fisik (lanjutan)


Mata : pupil isokor, CA -/-, SI -/-, konjungtiva sedikit

hiperemis Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan tiroid Thorax Cor Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis Palpasi : Tidak teraba ictus cordis Perkusi : Pekak dibatas jantung Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

III. Pemeriksaan Fisik (lanjutan)


Pulmo Inspeksi : simetris, tidak ada bagian yang tertinggal Palpasi : pergerakan sela iga normal Perkusi : sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : suara nafas vesikuler, Rhonki -/- , Wheezing -/-

III. Pemeriksaan Fisik (lanjutan)


Abdomen: datar, supel,

nyeri tekan epigastrium (-), BU (+) normal Hati: tidak ada pembesaran Lien: tidak ada Grade pembesaran
0 1 2 3 4 5

Ekstremitas: Terdapat 2 ulkus, cm pada plantar pedis dextra Darah (+) Nanah (+)
Klasifikasi Wagner
Kulit intak / utuh Tukak superficial Tukak dalam ( sampai tendo dan tulang) Tukak dalam dengan infeksi Tukak dengan gangren pada 1-2 jari kaki Tukak dengan gangren luas seluruh kaki

IV. Pemeriksaan penunjang


Hasil laboratorium tanggal 27 Juni 2013
Pemeriksaan
Hb Leukosit Hematokrit Trombosit GDS SGOT SGPT Ureum Creatinin HbA1c

Hasil
12,3 15,7 36 323 382 18 17 36 0,7 12,7

Unit
g/dl ribu/mm % ribu/mm mg/dl U/L U/L mg/dl mg/dl %

Nilai normal
12-18 5-10 38-47 150-450 < 100 < 35 < 40 10 - 50 0,5 1,5 4,8 - 5,9

IV. Pemeriksaan penunjang (lanjutan)


Hasil Laboratorium 28 Juni 2 Juli
Tanggal 28 Juni 29 Juni 30 Juni 1 Juli Waktu 17.00 05.00 17.00 11.00 16.30 06.00 11.00 17.00 2 Juli 06.00 GDS 469 221 161 154 195 155 169 211 173

V. Masalah
Masalah: ulcus diabetium pedis dextra dengan DM tipe 2,

normoweight, tidak terkontrol Pengkajian masalah:


Anamnesis
Luka yang tidak kunjung sembuh 3 minggu SMRS Sering kencing pada malam hari, sering haus, dan banyak makan tp BB

menurun
PF
2 ulkus pada plantar pedis dextra, masing-masing berdiameter cm,

nanah (+) darah (+)


Pem. Penunjang
GDS : 382 g/dl
HbA1c: 12,7 %

V. Masalah (lanjutan)
Rencana pemeriksaan penunjang Darah Rutin ( Hb, leukosit, hematokrit, trombosit) Gula darah sewaktu HbA1c

VI. Penatalaksanaan
Non medika mentosa Perawatan luka Medika mentosa Inj Starxon 1x2gr Inj Pumpisel 1x1 Inj Trovensis 2x1 Inj Novorapid 3x10U Inj Ketesse 1x1 Metronidazole tab 500 mg (3x1)

VII. Prognosis
Dubia ad bonam

Diabetes Melitus
Definisi ADA 2005 Kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin atau kerja insulin atau keduanya

Epidemiologi
DM semakin bertambah seiring dengan

urbanisasi. Diduga pada tahun 2030, jumlah penderita DM meningkat > 360 milyar orang. Prevalensi DM meningkat dengan usia

DM TIPE 1

Defisiensi insulin absolut akibat destuksi sel beta, karena: autoimun idiopatik

DM TIPE 2

Defisiensi insulin relatif : defek sekresi insulin lebih dominan daripada resistensi insulin. resistensi insulin lebih dominan daripada defek sekresi insulin. Defek genetik fungsi sel beta Penyakit eksokrin pankreas :Pankreatitis Pankreatektomy Endokrinopati : akromegali, cushing, hipertiroidisme Akibat obat : glukokortikoid, hipertiroidisme Akibat virus: CMV, Rubella Imunologi: antibodi anti insulin Sindrom genetik lain: sdr. Down, Klinefelter
Diabetes mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat sementara

DM TIPE LAIN

DM GESTASIONAL

PRA-DIABETES

IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT (Glukosa Puasa Terganggu) IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

Faktor resiko
Usia > 45 tahun

Obesitas
Hipertensi ( 140/90 mmHg) Riwayat keluarga Diabetes melitus Riwayat DM gestasional Riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram Riwayat TGT atau GDPT Penderita PJK, TBC, hipertiroidisme Kadar lipid (HDL < 35 mg/dl atau trigliserid > 200 mg/dl)

Kerja insulin

Gejala klinis
Gejala Klasik Gejala Tidak Khas

Polifagia
Polidipsia Poliuria

Lemas
Kesemutan Luka yang sulit sembuh

Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas

Gatal
Mata kabur Disfungsi ereksi (lelaki) Pruritus vulva (wanita)

Kriteria diagnosis DM
Gejala Klasik DM + glukosa darah sewaktu 200 mg/dl

Gejala Klasik DM + glukosa darah sewaktu 126 mg/dl

Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl

Pilar utama pengelolaan DM


Penyuluhan 2. Perencanaan makan 3. Latihan jasmani 4. Terapi farmakologis
1.

1. Penyuluhan
Meningkatkan pengetahuan diabetisi tentang penyakit dan pengelolaannya dengan tujuan dapat merawat sendiri sehingga mampu mempertahankan hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut

2. Perencanaan makan
Jumlah kalori yang dibutuhkan

Jadwal makan yang teratur


Jenis makanan Karbohidrat 45-60% Protein 10-20% Lemak 20-25%

Kebutuhan Kalori Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca : Berat badan ideal = (TB 100) 10% Penentuan status gizi (BB aktual : BB idaman) x 100%
BB kurang BB normal BB lebih Gemuk BB <90% BBI BB 90 - 110% BBI BB 110 - 120% BBI BB >120% BBI

Penentuan Kalori
Kebutuhan Basal

Laki laki : BB idaman (kg) x 30 kalori Wanita : BB idaman (kg) x 25 kalori

Koreksi atau penyesuaian


Umur atas 40 tahun Aktivitas ringan Aktivitas sedang Aktivitas berat

: - 5% : + 10% : + 20% : + 30%

Berat badan gemuk

: - 20% Berat badan lebih : - 10% Berat badan kurus : + 20% Stres metabolik (infeksi, strok) : + 10 30% Kehamilan trimester I dan II : + 300 kalori Kehamilan trimester III dan menyusui : +500 kalori

3. Latihan Jasmani
CRIPE

(Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training). 30-40 menit per hari, didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit

4. Terapi farmakologis
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Pemicu sekresi insulin: sulfonilurea dan glinid Penambah sensitivitas insulin : biguanid dan tiazolidindion Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa Golongan incretin mimetic & inhibitor DPP-4

Mulai dgn dosis kecil, ditingkatkan sesuai respons kadar glukosa darah sampai mendekati dosis max

Pemicu sekresi insulin


Sulfonilurea Menstimulasi sel beta pankreas untuk melepas insulin yang tersimpan Glinid Cara kerjanya sama dengan sulfonilurea dengan meningkatkan sekresi insulin pada fase pertama

Penambah sensitivitas insulin


Biguanid Menurunkan glukosa darah melalui kerja insulin pada tingkat seluler, distal dari reseptor insulin serta efeknya menurunkan produksi glukosa hati Tiazolidindion Mengikat pada peroxisome proliferator activated receptor gamma (PPAR-) di inti sel otot dan sel lemak Menurunkan resistensi dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa meningkatkan ambilan glukosa di perifer

Penghambat glukosidase alfa


Bekerja

secara kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase alfa di dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia postprandial

Golongan incretin mimetic & inhibitor DPP-4


Hormon incretin glukagon like peptide-1 (GLP-1) Efek incretin dapat diperpanjang perangsangan terhadap sekresi insulin dan penekanan terhadap sekresi glukagon dapat menjadi lama kadar glukosa turun DPP-4 (dypeptidyl peptidase-4) inhibitor GLP-1 di

darah dapat dipertahankan lebih lama

Insulin
Diperlukan pada keadaan Penurunan berat badan yang cepat Ketoasidosis diabteik HONK Gagal dengan terapi kombinasi OHO Kehamilan dengan DM yang tak dapat dikawal dengan diet Ggn fungsi hati atau ginjal berat KI atau alergi pada OHO

Jenis dan lama kerja insulin

Algoritme pengolahan DM tipe II

Kriteria pengendalian DM

Komplikasi
Komplikasi akut Ketoasidosis diabetik Hipoglikemi Hiperglikemia Hiperosmolar non ketotik Komplikasi kronis Mikroangiopati Makroangiopati Neuropati

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai