Anda di halaman 1dari 50

Refraksi

Tujuan dan Sasaran


Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa diharapkan dapat memahami kelainan-kelainan refraksi Sasaran Belajar : Pada akhir perkuliahan, mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan system optic mata 2. Menjelaskan perbedaan kelainan-kelainan refraksi 3. Menjelaskan cara pemeriksaan tajam penglihatan 4. Menjelaskan cara koreksi kelainan refraksi

Refraksi
Terdiri dari:
General Optics Sistem optikal bola mata Kelainan refraksi

Optik
Dioptri (D) : unit kekuatan lensa D = 1/f Pada lensa 1 D, sinar sejajar akan diarahkan pada satu titik fokus pada jarak 1 meter. 2 D = 1/f ----> f = ? If f = 25 cm , ----> D = ?

Lensa positif (+)

Lens negatif (-)

Prinsip-prinsip optikal
Sinar datang dari jarak lebih dari 5 m sinar sejajar Sinar datang dari jarang kurang dari 5 m sinar divergent

Lensa sferis
Lensa dengan diameter kurvatura yang sama pada semua meridian

Lensa sferis konveks (+)

Lensa sferis konkaf (-)

Lensa sferis :
Bentuk : konfeks
Membentuk bayangan yang lebih besar dan lebih dekat

Lensa minus: konkaf Membentuk bayangan yang lebih kecil dan lebih jauh.

Lensa Silindris
Lensa dengan dua meridian yang terpisah tegak lurus satu sama lain. Meridian yang tidak memiliki kekuatan: Aksis. Meridian yang lain memiliki kekuatan.

Lensa sferosilindris
Gabungan lensa sferis dengan lensa silindris Contoh :
S + 2.00 D
+ 2.00 0.00

C + 1.00 D X 90
0
+ 2.00 0.00 + 1.00 + 2.00 + 1.00

+ 2.00

+ 2.00

+ 3.00

Transposisi
Langkah-langkahnya : Sferis : Jumlahkan angka dari komponen sferis dengan silindris Silindris : ganti tanda kekuatan lensa (Neg Pos), 0 Aksis berubah sebesar 90 derajat Contoh : S + 2.00 C + 1.00 X 90 0
S + 3.00 C - 1.00 X 180

Mata sebagai alat optikal

Media refraksi:
Kornea Akous humor Lensa Badan Vitreus n = 1.33 n = 1.33 n = 1,41 n = 1.33

Kekeruhan media refraksi gangguan penglihatan

Kekuatan refraksi bola mata


Total Kornea Lensa : 60 dioptri : 40 dioptri : 20 dioptri

Proses Akomodasi
Kemampuan menambah kekuatan refraksi mata dengan menambah kecembungan lensa. normal : sinar dari jarak > 5 m sinar sejajar; mata dalam keadaan istirahat dapat mengfokuskan sinar tersebut tepat pada retina (fovea sentralis)

Bila sinar datang dari jarak kurang dari 5 meter, sinar yang datang berupa sinar divergen. difokuskan di belakang retina oleh mata dalam keadaan istirahat bayangan kabur, tidak jelas. Fokus bayangan tersebut harus dipindahkan letaknya ke depan dengan cara mencembungkan lensa. Proses tersebut dinamakan Akomodasi.

Proses akomodasi dihasilkan oleh kontraksi M. siliaris dalam korpus siliaris

Refleks-refleks yang terjadi pada proses akomodasi:


Akomodasi Pupil Miosis Bola mata bergerak konvergen

Kelainan Refraksi
Normal : Emetropia Kelainan refraksi : (ametropia)
Miopia Hipermetropia Astigmatisma Presbiopia

Emetropia
Suatu kondisi ketika sinar sejajar dari jarak tak terhingga difokuskan tepat di retina pada mata dalam keadaan tanpa akomodasi.

Ametropia
Kondisi ketika sinar sejajar dari jarak tak terhingga tidak difokuskan tepat di retina pada mata tanpa akomodasi. Sinar bisa difokuskan di depan atau di belakang retina

Hal 47, 4.2 Duke Elder

Miopia
Suatu kondisi ketika sinar sejajar dari jarak tak terhingga difokuskan di depan retina pada mata dalam keadaan tanpa akomodasi. Mata miop: kekuatan refraksi bola mata >>

Faktor-faktor penyebab miopia :


Aksial : ukuran anteroposterio bola mata lebih panjang daripada normal mata dapat terlihat proptosis

Kurvartura :
Ukuran bola mata normal, tapi terdapat peningkatan kurvatura kornea atau lensa Contoh perubahan pada lensa : katarak intumesen

Peningkatan indeks refraksi pada pasien diabetes Perubahan posisi lensa

Gejala klinis :
Penglihatan jauh buram, penglihatan dekat tetap jelas Astenopia Hemeralopia pada miopia tinggi akibat degenerasi retina perifer Visualisasi bercak hitam yang berterbangan degenerasi vitreus Memicingkan mata untuk memperjalas penglihatan

Pada miopia tinggi----> mata tampak proptosis, bilik mata depan dalam

Funduskopi : fundus Tigroid retina sangat tipis , sehingga tampak bayangan koroid di bawahnya; myopic crescent di sekitar papil nervus optikus, stafiloma posterior

Komplikasi :
Biasanya terjadi pada miopia tinggi 1. Degenerasi dan pencairan vitreus 2. Ablatio retina 3. Perubahan pigmentasi, dan perdarahan makula 4. Strabismus

Klasifikasi miopia:
< 3.00 D = miopia rendah 3.00 - 6.00 D = miopia sedang > 6.00 D = miopia tinggi/miopia gravior

Penatalaksanaan :
Memberikan koreksi lensa sferis negatif ukuran terkecil yang memberikan tajam penglihatan terbaik.
Contoh : VOD = 5/60 S -2.50 D = 6/7 S -2.75 D = 6/6 S -3.00 D = 6/6 S -3.25 D = 6/7 Koreksi yang diberikan: S - 2.75 D

Prognosis :
Simplex/stationer: ukuran akan konstan setelah

usia pubertas
Miopia progresif: ukuran terus bertambah, dan

dapat timbul komplikasi

Hipermetropia
Suatu kondisi ketika sinar sejajar dari jarak tak terhingga difokuskan di depanretina pada mata dalam keadaan tanpa akomodasi.

Etiologi:
Aksial diameter bola mata < N
Berkurangnya kecembungan/konveksivitas kornea/kurvatura lensa Berkurangnya indeks refraksi Perubahan posisi lensa

Manfestasi klinis:
H. Manifest ---> didapatkan pada pemeriksaan koreksi kacamata tanpa melumpuhkan akomodasi. Hasil yang didapatkan berupa lensa konveks dengan ukuran terbesar yang memberikan tajam penglihatan terbaik.. Dibagi dalam dua tipe:
Fakultatif : penurunan tajam penglihatan dasar dapat dibantu dengan akomodasi Absolut : tidak dapat dibantu dengan akomodasi, harus dengan koreksi kacamata

Hipermetrop Total: didapakan setelah


akomodasi dilumpuhkan dengan obat siklopegik Hipermetrop laten = H.Total H.Manifes

Gejala kilinis:
Penglihatan jauh dan dekat buram
Astenopia Strabismus konvergen (esotropia) pada anak-anak dengan hipermetrop yang tinggi

penatalaksanaan :
Koreksi kacamata lensa sferis positif dengan ukuran terbesar yang memberikan tajam

penglihatan terbaik
Koreksi sesuai nilai hipermetropia total bila terdapat strabismus (pada anak)

Astigmatisma
Suatu kondisi ketika sinar sejajar dari jarak tak terhingga difokuskan di dua titik pada retina.

Manifestasi klinis :
Astigmat Regular
Perbedaan kekuatan refraksi di tiap merifian Dua meridian utama:
Ukuran refraksi maksimal
Terpisah tegak lurus

Ukuran refraksi minimal

Astigmatis iregular
Perbedaan kekuatan refraksi tidak hanya pada meridian yang berbeda, tapi juga pada satu meridian yang sama

Etiologi astigmatisma:
Gangguan kurvatura kornea ---> 90% Gangguan kurvatura lensa ---> 10%

Jenis astigmatisma:
Ast. M. Simplex
Ast. H. Simplex Ast. M Compositium Ast. H Compositium Ast. Mixtus

C-2.00 X 90
C+2.00 X 45

0 0

S-1.50 C-1.00 X 60 0 S+3.00 C+2.00 X 30


0 0

S+2.00 C-5.00 X 180

Ast. M. Simplex

Ast. H. Simplex

Ast. M Compositium

Ast. H Compositium

Ast. Mixtus

Presbiopia
Perubahan fisiologis akibat kemampuan akomodasi yang berkurang pada usia tua
Akomodasi 16

10 6

2
10 20 40 50 60

Usia

Koreksi Presbiopia :
40 tahun 45 tahun 50 tahun 55 tahun 60 tahun Penjahit Arsitek Juru tulis Guru S + 1.00 D S + 1.50 D S + 2.00 D S + 2.50 D S + 3.00 D

Pertimbangkan jenis pekerjaan:

Teknik pemeriksaan refraksi


Subjektif :
Kartu Snellen Trial lens Trial frame

Objektif :
Pada pasien anak; pasien yang tidak kooperatif/sulit dikoreksi; kasus-kasus strabismus :
Oftlamoskopi Retinoskopi Refraktometer

Subjektif
Periksa satu mata : OD terlebih dahulu Jarak periksa : 5 atau 6 meter VOD : ...(visus dasar) a. Koreksi visus
tambahkan S + 0.50 visus membaik tambahkan S+ sampai visus koreksi= 6/6 S +0.50 visus memburuk ganti lensa koreksi dengan S - visus membaik tambahkan S - sampai visus koreksi= 6/6 Dengan S +/- visus tdk membaik koreksi dgn lensa silindris

Tes baca dekat


Dilakukan langsung pada dua mata pada jarak 30 cm: menggunakan kartu jaeger

Contoh :
ODS 6/6 I. AVOD 2/60 S - 3.50 = 6/6 pusing AVOS 3/60 S - 3.00 = 6/6 ODS 6/6 II.AVOD 2/60 S - 3.00 = 6/7 Tidak pusing AVOS 3/60 S - 2.75 = 6/7 ADD untuk membaca dekat S + 1.50 Berikan koreksi kacamata untuk melihat jauh sesuai poin II

Objektif
menggunakan siklopegik 1. Oflamoskopi 2. Retinoskopi 3. Refraktometer

Langkah-langkah pemeriksaan refraksi untuk koreksi visus :


Subjektif Objektif dengan siklopegik Hasil pemeriksaan objektif diterapkan pada pemeriksaan subjektif lihat respon pasien.

Lensometer
Mengukur kekuatan lensa kacamata Mengukur jarak fokus kacamata

Kacamata
Monofocal Bifocal Progresif

Komponen-komponen dalam resep kacamata :


OD atau OS Kekuatan refraksi lensa ( + ,-, atau silindris dengan aksis) ADDE untuk baca dekat Jarak pupil Nama pasien

Kelainan optikal binokular


Anisometropia :
Kondisi kekuatana refraksi antara dua mata tidak sama. variasi : Myopia M
M. H. H. M. E. E. H. H

Anisometropia

Penglihatan pada pasien Anisometrop


perbedaan < 2.50 D : masih ada fusi+ bayangan penglihatan binokular tunggal perbedaan > 2.50 D : sulit untuk fusi supresi mata dengan S+/S-/C yang >> ambliopia Penglihatan alternan menggunakan mata kanan dan kiri secara bergantian.

Aniseikonia :
Perbedaan ukuran dan bentuk bayangan yang dibentuk oleh mata kanan dan kiri

Kekurangan kacamara
Tidak dapat digunakan pada anisometropia lebih dari 2.50 Dioptri anisometropia menyebabkan aniseikonia

Lensa kontak : Keras (Hard/rigid lens) Lunak (Soft lens)


Indikasi :
Anisometropia tinggi Astigmat irregular Front asymmetry, orbit Aniridia Descemetocele Penggunaan untuk olahraga Kosmetik

Anda mungkin juga menyukai