Anda di halaman 1dari 7

Pengamalan sila ke-1 Umat Muslim dan Kristen Mesir Berbuka Bersama di Lapangan Tahrir

Ribuan umat Muslim dan Kristen Mesir berbuka puasa bersama di Lapangan Tahrir, Kairo pekan lalu sebagai simbol persatuan nasional negeri tersebut. Sebuah peristiwa luar biasa terjadi di Lapangan Tahrir, Kairo, pada Jumat pekan lalu. Pada Jumat pertama di bulan Ramadhan itu, ribuan warga Muslim dan Kristen Mesir berkumpul bersama untuk berbuka puasa. Seperti dikabarkan Al Arabiya, Minggu (14/7/2013), kebersamaan itu terjadi di saat bersamaan para pendukung Muhammad Mursi memobilisasi diri ke seluruh Mesir dan menggelar unjuk rasa besar-besaran di berbagai kota Mesir.Di malam harinya, ribuan orang datang ke Lapangan Tahrir untuk menunjukkan persatuan sektarian dan juga untuk memberikan dukungan kepada Mursi yang terguling. Seorang umat Kristen, Girgis Abdul Masih, mengatakan, dia berharap seluruh warga Mesir diberi kesejahteraan dan terus bersatu selamanya. "Saya berharap semua warga Mesir dikaruniai kesehatan dan kesejahteraan. Kita adalah saudara, dan semoga Tuhan memberi kami kedamaian. Kami semua, Muslim dan Kristen, bersaudara," katanya.Sementara itu, ulama yang memberikan khotbah dalam ibadah shalat Jumat hari itu mengatakan iftar (berbuka puasa) hari itu ditujukan untuk membawa persatuan bagi bangsa Mesir yang beberapa waktu terakhir ini terpecah belah. "Acara berbuka puasa ini adalah buka puasa untuk persatuan nasional, bagi bangsa Mesir, Muslim dan Kristen. Kita semua berada di lapangan yang sama, di negara yang sama," kata ulama Mohammed Abdullah Nasser."Acara buka puasa ini juga ditujukan untuk menghormati mereka yang tewas karena menuntut keadilan. Jadi buka puasa kali ini adalah untuk para martir dan demi persatuan nasional," Nasser menegaskan. Sebagian makanan yang disediakan dalam acara buka puasa ini disediakan pengelola gereja Qasr El-Dobara yang berada tak jauh dari Lapangan Tahrir. Di masa revolusi penggulingan Husni Mubarak, gereja ini menjadi tempat merawat pengunjuk rasa yang terluka dalam bentrokan.

Pengamalan sila ke-2 Relawan Heningkat Cipta Untuk Kenang Bencana Aceh

Tepat tujuh tahun setelah bencana Tsunami di Aceh, Para relawan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk sesaat mengheningkan cipta. Mendoakan ribuan korban tewas dalam tsunami Aceh. "26 Desember 2011, memperingati 7 tahun Tsunami Aceh dan untuk mendoakan para korban bencana pada umumnya juga relawan yang gugur di medan kepedulian dan kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mengajak kita semua untuk mengheningkan cipta sesaat memohon doa pada pukul 10.00 WIB," ajak Direktur Eksekutif Komite Indonesia Solidaritas Somalia (KISS) Aksi Cepat Tanggap (ACT) Syuhelmaidi Syukur. Hal ini disampaikan Syuhelmaidi kepada detikcom, Senin (26/12/2011). Para relawan ini juga mengusulkan agar tanggal 26 Desember dijadikan sebagai hari relawan nasional. Memperingati kerja keras relawan dalam menyelamatkan ribuan korban Tsunami Aceh. "Dan juga mengusulkan tanggal 26 Desember sebagai Hari Relawan Nasional," harapnya. Tsunami Aceh terjadi setelah sebelumnya gempa berkekuatan 9,3 SR menghentak. Gempa tersebut memiliki kedalaman 10 km. Dalam peristiwa itu, lebih dari 120.000 orang tewas dan lebih dari 90.000 orang hilang. Gempa ini berdampak luas hingga ke Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Srilangka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika. Tujuh tahun setelah gempa 9,3 Skala Richter dan Tsunami menerjang Aceh, dari waktu ke waktu, kondisi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mulai pulih. Masyarakat pun mulai menjalankan aktivitas seperti sediakala meski dampak bencana tetap membayangi.(dtk)

Pengamalan sila ke-3 Batik Ditetapkan UNESCO Sebagai Warisan Budaya Indonesia, Pakai Yuk!

Batik Ditetapkan UNESCO Sebagai Warisan Budaya Indonesia, Pakai Yuk! summary : United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) hari ini, Jumat (2/10/2009) menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia. Hari yang dinantinantikan oleh seluruh penduduk ini pun dijadikan sebagai hari batik.Rencananya, pengukuhan batik Indonesia oleh UNESCO akan dilakukan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Hal ini telah ditegaskan oleh Menteri Ad-Interim Kebudayaan dan Pariwisata, Mohammad Nuh yang ditemui di Departemen Kominfo, Rabu (30/9/2009) lalu. Pengukuhan batik Indonesia oleh UNESCO akan dilakukan kurang lebih pada pukul 20.00 WIB dan Presiden akan mendeklarasikannya secara resmi pada pukul 21.00 WIB kata M Nuh.Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memakai batik pada 2 Oktober secara serentak. Hal ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur atas prestasi serta anugerah yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. Seruan ini pun langsung diikuti oleh para kepala daerah di Indonesia. Tak cuma itu, Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia (PPIM) tidak ketinggalan mengimbau para pelajar Indonesia yang ada di Malaysia untuk menggunakan batik.Bersama ini kami ingin menyampaikan berita dan himbauan bahwa Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia sedang menggiatkan program yang kami namakan BERDUA BERBATIK yang merupakan kepanjangan dari bersama di dua Oktober berbatik, ujar Ketua Umum PPIM Abdullah Abbas. Para penjual baju batik pun mendapatkan rejeki dari keputusan UNESCO ini. Karena antusiasme masyarakat untuk memakai batik makin meningkat, batik yang mereka jual pun laris manis bak kacang goreng saja. Hal ini setidaknya terjadi di salah satu toko penjual batik di Pasar Atom Tahap I lantai I, Surabaya.

Soal batik yang akan menjadi hak milik resmi Indoensia ini, negeri Jiran yang juga mengklaim batik, Malaysia sebenarnya tidak tinggal diam. Mendengar UNESCO akan mengukuhkan batik sebagai warisan budaya Indonesia, Wakil PM Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin menyatakan pihaknya akan mempelajari keputusan UNESCO tersebut. Namun hingga detik ini belum diketahui apakah niat Malaysia tersebut berhasil. Proses pengukuhan batik Indonesia cukup panjang. Berawal pada 3 September 2008 yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada tanggal 9 Januari 2009. Tahap selanjutnya adalah pengujian tertutup oleh UNESCO di Paris pada tanggal 11 hingga 14 Mei 2009.Ke mana pun Anda pergi hari ini, pakai batik yuk!

Pengamalan sila ke-4 Majelis Tinggi: KLB Digelar Sederhana, Diarahkan Musyawarah Mufakat

Jakarta - Partai Demokrat (PD) telah menunjuk Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai ketua panitia untuk pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB). Majelis Tinggi memberi amanah kepada Ibas agar gelaran KLB berlangsung sederhana. "Arahan Majelis Tinggi, KLBnya sederhana, tak perlu hura-hura," kata anggota Majelis Tinggi PD, Jero Wacik. Hal itu disampaikan Jero kepada wartawan usai mengikuti rapat persiapan KLB di kantor DPP PD, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (19/3//2013). Rapat ini dihadiri oleh lima menteri asal PD yaitu Menpora Roy Suryo, Menteri ESDM Jero Wacik, Menkum HAM Amir

Syamsuddin, Menteri Koperasi & UKM Syarief Hasan, Menhub EE Magnindaan, Sekjen PD Ibas, Direktur Eksektutif Toto Riyanto, Wakil Ketua Umum Max Sopacua dan Jhonny Allen, Bendum Sartono Hutomo. Jero mengatakan, pemilihan Ketum di KLB diarahkan agar musyawarah mufakat. Meski, Jero menambahkan, tak tertutup kemungkinan untuk dilakukan voting. "Diarahkan musyawarah untuk mufakat karena ciri khas demokrasi Indonesia. Kalau tidak bisa baru voting," ujarnya.Untuk mengarahkan agar KLB berlangsung dengan musyawarah mufakat, Jero akan merangkul semua DPD dan DPC PD. Penyatuan pendapat akan dilakukan menjelang KLB."Saya akan mengumpulkan data DPD-DPD dan DPC-DPC. Kami punya 497 DPC, saat ini hanya 10 DPC yang masih ragu-ragu karena belum memberi arah, yang lainnya, apapun arahan Majelis Tinggi akan loyal," tuturnya.

Pengamalan sila ke-5 Sarah von Rueti: Belia dan Peduli Sesama

Perempuan berusia 17 umumnya sedang menikmati masanya bermain dengan teman sebaya, menjalani aktivitas atau hobi bersama teman seusianya, memiliki dunia sendiri. Tak banyak perempuan belia yang memiliki kepedulian tinggi lalu berkiprah untuk membuat perubahan di masyarakat. Sarah von Rueti, merupakan satu dari beberapa perempuan belia yang peduli pada kondisi sosial di sekelilingnya, utamanya masa depan anak-anak dari kalangan tak mampu. Asuhan dari orangtua, terutama ibu yang aktif sebagai seorang filantropi, berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter Sarah yang memiliki kepedulian tinggi. Bagi Sarah, orangtuanya merupakan sumber inspirasi sekaligus tempatnya belajar berbagi dengan sesama. Sarah tumbuh besar di La Jolla, California dengan gaya hidup premium. Orangtua Sarah memboyongnya pindah ke Bali pada usia lima. Meski hidup berkecukupan, Sarah belajar dari orangtua bahwa setiap orang punya tanggung jawab untuk berbagi terhadap mereka yang tidak mampu.

Ia mengaku merasa beruntung bisa hidup layak bersama orangtuanya di Bali, namun tak terlena dan punya kesempatan membantu orang lain. "Saya menjalankan program yang disebut I am not an angel but I care. Kami mengajak anakanak untuk membantu orang lain," tutur Sarah kepada Kompas Female. Di bawah payung "I am not an angel but I care", Sarah bergabung bersama anak lain yang peduli untuk membuat lukisan. Lukisan ini ditampilkan dalam malam penggalangan dana yang diadakan oleh ibunya di Singapura. Saat itu usia Sarah baru enam tahun. Namun ia telah menjadi bagian dari komunitas yang peduli memajukan seniman Bali. Dari malam penggalangan dana itu lah, Sarah turut andil membantu mendirikan galeri, wadahnya seniman Bali berkreativitas. Aktif dalam kegiatan "I am not an angel but I care", Sarah dan keluarganya juga menyumbangkan dana pribadi membantu 610 keluarga di Sumatera dan menyekolahkan 420 anak di Kalimantan. Belajar peduli sejak dini kemudian membentuk Sarah menjadi pribadi yang memiliki jiwa sosial tinggi. Pada usia remaja, ia pun telah siap membawa perubahan bagi masyarakat luas. Buktinya, ia terpilih sebagai duta muda bagi organisasi nirlaba HOPE. Ia pun bergabung dalam gerakan pemberdayaan perempuan dan pengentasan kemiskinan, Maritage Internasional. Coumba Toure, pendiri Advanced Development for Africa (ADA) yang merupakan anggota kemitraan PBB, menjadi inisiator gerakan ini. Seperti Coumba Toure yang ingin mengajak berbagai kalangan saling membantu memberdayakan perempuan, Sarah juga punya kepedulian terhadap anak-anak untuk bisa memiliki masa depan lebih baik. Sarah meyakini, jika semakin banyak orang yang peduli terhadap anak-anak, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik bagi mereka yang tak mampu. Anak-anak dari kalangan tak mampu juga punya harapan dan kesempatan untuk lebih berkembang. Di ranah inilah Sarah mendedikasikan waktu dan energinya. Bagi Sarah, komitmennya untuk membuat perubahan besar dari langkah kecil yang sederhana, takkan terhenti meski kini kesibukannya semakin bertambah menjelang kuliah. Satu hal yang mendorongnya untuk tetap aktif dalam kegiatan kemanusiaan. "Saya selalu percaya ini, setiap orang harus punya tujuan bisa mencapai bulan, karena kalau pun tak sampai ke sana, setidaknya kamu bisa mendarat di bintang. Ini adalah harapan yang harus disebarkan kepada anak-anak, agar bisa mencapai impiannya," tutup Sarah.

Negara-negara yang menganut sistem presidensial antara lain :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Amerika Serikat Pakistan Argentina Brazil Indonesia Filiphina Swiss Rwanda Azerbaijan Mesir Korea Selatan Korea Utara China Taiwan Rusia Italia Jerman Perancis Iran Timor Leste Mexico Cuba Rep. Moldova Venezuela Kolombia Chile Irak

Negara-negara yang menganut sistem parlementer antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Inggris Belanda India Malaysia Australia Jepang Singapura Thailand Selandia Baru Brunei Darussalam Swedia Kanada United Kingdom Jamaika Afrika Selatan Ghana

Anda mungkin juga menyukai