Anda di halaman 1dari 105

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)

M A T E M A T I K A
PROGRAM STUDI IPA
SMA/MA

Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan




DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN
PANDUAN MATERI
UJIAN NASIONAL
TAHUN PELAJARAN 2004/2005
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan i
KATA PENGANTAR


Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan penyelenggaraan Ujian Nasional dan Ujian
Sekolah/Madrasah Tahun Pelajaran 2004/2005, Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas
menyiapkan panduan materi untuk setiap mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional dan
Ujian Sekolah. Panduan tersebut mencakup:
1. Gambaran Umum Format dan Bentuk Ujian
2. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Ruang Lingkup Materi
3. Contoh Spesifikasi Soal
4. Pedoman Penskoran

Panduan ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi sekolah/madrasah dalam mempersiapkan
penyelenggaraan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, serta sebagai informasi dan acuan bagi
peserta didik, guru, dan pihak-pihak terkait dalam menghadapi Ujian Nasional dan Ujian
Sekolah/Madrasah.

Semoga panduan ini digunakan sebagai acuan oleh semua pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2004/2005.


Jakarta, Januari 2005

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan,
Balitbang Depdiknas




Bahrul Hayat, Ph.D.
NIP. 131 602 652

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan ii
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
Gambaran Umum....................................................................................................... 1
Standar Kompetensi Lulusan..................................................................................... 2
Ruang Lingkup dan Ringkasan Materi ...................................................................... 4
Standar Kompetensi Lulusan 1...................................................................... 4
Standar Kompetensi Lulusan 2...................................................................... 25
Standar Kompetensi Lulusan 3...................................................................... 36
Standar Kompetensi Lulusan 4...................................................................... 42
Standar Kompetensi Lulusan 5...................................................................... 49
Standar Kompetensi Lulusan 6...................................................................... 55
Standar Kompetensi Lulusan 7...................................................................... 62
Standar Kompetensi Lulusan 8...................................................................... 79








Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
1















































Pada ujian nasional tahun pelajaran 2004/2005, bentuk tes Matematika
tingkat SMA/MA berupa tes tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda,
sebanyak 30 soal dengan alokasi waktu 120 menit.
Acuan yang digunakan dalam menyusun tes ujian nasional adalah
kurikulum 1994 beserta suplemennya, dan standar kompetensi lulusan.
Materi yang diujikan untuk mengukur kompetensi tersebut meliputi:
eksponen, logaritma, persamaan eksponen, persamaan logaritma,
persamaan kuadrat, pertidaksamaan kuadrat, sistem persamaan liniear,
matriks, program liniear, vektor, notasi sigma, barisan dan deret
bilangan, fungsi komposisi, fungsi invers, suku banyak, dan teorema
sisa, lingkaran ellips, parabola, hiperbola, transformasi, bangun ruang,
ukuran pemusatan, ukuran penyebaran, peluang, fungsi trigonometri,
persamaan dan pertidaksamaan trigonometri, logika matematika, limit,
diferensial, dan integral.

GAMBARAN UMUM
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
2

Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Ruang Lingkup Materi
1. Siswa mampu melakukan operasi hitung
aljabar, menyelesaikan persamaan dan
pertidaksamaan, serta menggunakannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Bentuk pangkat dan akar
Eksponen dan logaritma
Persamaan kuadrat
Pertidaksamaan kuadrat
Sistem persamaan linear dan kuadrat
Program linear
Matriks
Vektor
Suku banyak

2. Siswa mampu menyatakan dan mengkaji
hubungan antara dua himpunan yang dapat
dirumuskan sebagai fungsi atau barisan
bilangan, serta menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Fungsi linear dan fungsi kuadrat
Fungsi komposisi dan fungsi invers
Barisan dan deret
3. Siswa mampu memahami sifat dan konsep
kedudukan titik, garis, dan bidang dalam
ruang, dan mampu menghitung unsur-unsur
yang terkait dengan sudut, garis dan bidang
dalam ruang, serta menggunakannya untuk
menyelesaikan masalah.

Ruang dimensi tiga
4. Siswa mampu mengolah, menyajikan,
menafsirkan data, dan menggunakan kaidah
pencacahan untuk menentukan nilai peluang
kejadian, serta menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Statistika
Peluang
5. Siswa mampu memahami konsep dan
mampu menghitung unsur-unsur yang
terkait dengan segitiga, khususnya sudut
dan identitas trigonometri, serta
menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah.

Trigonometri
6. Siswa mampu memahami dasar-dasar
logika dan mampu menarik kesimpulan dari
serangkaian premis yang diberikan.

Logika matematika
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
3

7. Siswa mampu memahami konsep irisan
kerucut dan sifat-sifatnya, efek transformasi
serta mampu menggunakannya untuk
menyelesaikan masalah.

Irisan kerucut
Transformasi
8. Siswa mampu memahami konsep dan
mampu menghitung limit fungsi di suatu
titik, turunan, dan integral.
Limit
Turunan
Integral




































Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
4


RUANG LINGKUP DAN RINGKASAN MATERI











Ruang Lingkup

Bentuk pangkat dan akar
Eksponen dan logaritma
Persamaan kuadrat
Pertidaksamaan kuadrat
Sistem persamaan linear dan kuadrat
Program linear
Matriks
Vektor
Suku banyak

Ringkasan Materi

I. 1. Eksponen, Logaritma, persamaan eksponen, persamaan logaritma.

A. Sifat-sifat eksponen
1.
p
a
q
a =
q p
a
+
5.
p
b
a
|
.
|

\
|
=
p
p
b
a

2.
p
a :
q
a =
q p
a

6.
0
a = 1
3.
q
p
a |
.
|

\
|
=
q . p
a 7.
-p
a =
p
a
1

4. ( )
p
b . a

=
p
b .
p
a 8.
q
p
a =
q
p
a

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1
Siswa mampu melakukan operasi hitung aljabar, menyelesaikan persamaan dan
pertidaksamaan, serta menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
5
B. Sifat-sifat logaritma
1. b log
a
+ c log
a
= bc log
a

2. b log
a
c log
a
=
c
b
log
a

3.
n
b log
a
= b n
a
log
4. b log
a
c log
b
= c log
a

5. b log
a
=
a log
c
b log
c


C. Bentuk persamaan eksponen
1. Jika
( ) x f
a = 1 maka ( ) x f = 0
2. Jika
( ) x f
a =
p
a maka ( ) x f = p
3. Jika
( ) x f
a =
( ) x g
a maka ( ) x f = ( ) x g
4. Persamaan eksponen yang dapat dikembalikan ke persamaan kuadrat.

D. Pertidaksamaan eksponen
1. Untuk 1 0 < < a
a. Jika
( ) x f
a
( ) x g
a maka ( ) x f ( ) x g
b. Jika
( ) x f
a
( ) x g
a maka ( ) x f ( ) x g
2. Untuk 1 a >
a. Jika
( ) x f
a
( ) x g
a maka ( ) x f ( ) x g
b. Jika
( ) x f
a
( ) x g
a maka ( ) x f ( ) x g

E. Bentuk persamaan logaritma
1. Jika ) x ( f log
a
= p log
a
maka ( ) p x f =
2. Jika ) x ( f log
a
= ) x ( g log
a
maka ( ) ( ) x g x f =
dengan syarat : ( ) 0 > x f dan ( ) 0 > x g
3. Persamaan logaritma yang dapat dikembalikan ke persamaan kuadrat.

F. Pertidaksamaan logaritma
1. Untuk 1 0 < < a
a. Jika ) x ( f log
a
) x ( g log
a
maka ( ) x f ( ) x g
b. Jika ) x ( f log
a
) x ( g log
a
maka ( ) x f ( ) x g
2. Untuk 1 > a
a. Jika ) x ( f log
a
) x ( g log
a
maka ( ) x f ( ) x g
b. Jika ) x ( f log
a
) x ( g log
a
maka ( ) x f ( ) x g
dengan syarat : ( ) 0 > x f dan ( ) 0 > x g
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
6




Contoh:
1. Nilai x yang memenuhi persamaan
3
4
x +
=
4 5
8
+ x
adalah .
a.
5
9
c.
5
2
e.
5
9

b.
5
2
d.
5
4


Pembahasan :

3
4
x +
=
4 5
8
+ x

( )
3
2
2
x +
= ( )
4
5
3
2
+ x

2x + 6 =
4
15 3 + x

5x = 9
x =
5
9


Kunci : A

Contoh:
2. Himpunan penyelesaian ) 2 3
2
log(
2
+ x x < ) 10 log(
2
x , x R adalah .
a. { 1 2 | < < x x atau 4 2 < < x }
b. { 1 | < x x atau 2 > x }
c. { 4 2 | < < x x }
d. { 10 | > x x }
e. { }

Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
7
Pembahasan : syarat :
) x x log( 2 3
2 2
+ < ) x log( 10
2
0 2 3
2
> + x x
x x x < + 10 2 3
2
( ) 2 x ( ) 0 1 > x
0 8 2
2
< x x 1 < x atau 2 > x
( ) 4 x ( ) 0 2 < + x 0 10 > x
4 2 < < x 10 < x

4 2 < < x

1 < x atau 2 > x


10 < x

1 2 < < x atau 4 2 < < x

Kunci : A

3. Nilai x yang memenuhi
4 3
3
2
+ x x
<
1
9
x
adalah .
a. 2 1 < < x c. 2 3 < < x e. 2 1 < < x
b. 3 2 < < x d. 3 2 < < x

Pembahasan :
4 3
2
3
+ x x
<
1
9
x

4 3
2
3
+ x x
<
( ) 1 2
3
x

2 2 4 3
2
< + x x x
0 6 5
2
< + x x
( )( ) 0 3 2 < x x
3 2 < < x

Kunci : B
4. Jika
1
x dan
2
x adalah akar-akar persamaan : 0 2
3
3
2
3
= + |
.
|

\
|
x log . x log ,
maka
1
x .
2
x = .
a. 2 c. 8 e. 27
b. 3 d. 24

-2 4
1 2
10
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
8
Pembahasan : 0 2
3
3
2
3
= + |
.
|

\
|
x log . x log
0 1
3
2
3
= |
.
|

\
|
|
.
|

\
|
x log x log
2
3
= x log atau 1
3
= x log
9 = x atau 3 = x

1
x .
2
x = 9 . 3 = 27

Kunci : E

I. 2. Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat.

A. Persamaan Kuadrat
1. Bentuk Umum : 0
2
= + + c bx ax , , , b a dan R c dan 0 a
2. Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara
a. memfaktorkan
b. melengkapi kuadrat sempurna
c. menggunakan rumus ABC :
a
ac b b
x
.
2
4
2
2 1

=
3. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat :
0
2
= + + c bx ax mempunyai : akar real berlainan jika 0 D >
akar real sama jika 0 D =
akar tidak real jika 0 D <
D adalah diskriminan 0
2
= + + c bx ax , ac b 4
2
D =
4. Rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat :
Akar-akar persamaan 0
2
= + + c bx ax adalah x
1
dan x
2
.



1
x +
2
x =
a
b
dan
1
x .
2
x =
a
c

5. Menyusun persamaan kuadrat yang diketahui akar-akarnya dengan cara :
a. perkalian faktor : ( )
1
x x ( )
2
x x = 0
b. menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar tersebut :
( ) 0
2
2 1 2 1
= + + x . x x x x x
6. Menyusun persamaan kuadrat baru jika akar-akarnya diketahui
mempunyai hubungan dengan akar-akar persamaan kuadrat yang
diketahui.

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
9
B. Pertidaksamaan Kuadrat
1. Bentuk Umum : 0
2
< + + c bx ax , bisa juga menggunakan tanda >,
atau , , , b a dan R c , 0 a
2. Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat dengan menggunakan garis
bilangan atau grafik fungsi kuadrat.
3. Pemakaian diskriminan persamaan kuadrat .
Menentukan koefisien persamaan kuadrat yang akarnya memenuhi sifat
tertentu.
misal : akar real, akar tidak real, akar berkebalikan, dan sebagainya.




1. Jika
1
x dan
2
x akar-akar persamaan 0 1
2
= + + px x , maka persamaan kuadrat
yang akar-akarnya
2 1
2 2
x x
+ dan
1
x +
2
x adalah .
a. 0 3
2
2
2
= + x p x d. 0
2
3
2
= + p px x
b. 0
2
3 2
2
= + + p px x e. 0
2 2
= + + p x p x
c. 0
2
2 3
2
= + + p px x

Pembahasan :
Misal akar-akar persamaan kuadrat baru adalah dan .
=
2 1
2 2
x x
+ =
( )
2 1
2 1
2
x x
x x +
= p 2 dan =
2 1
x x + = p
Jadi persamaan kuadrat baru : ( )( ) 0 = x x
( ) ( ) ( ) ( ) 0 2 = p x p x
( )( ) 0 2 = + + p x p x
0
2
2 3
2
= + + p px x

Kunci : C

2. Jika
1
x dan
2
x adalah akar-akar persamaan kuadrat 0
2
= + p x x , p konstanta
positif, maka = +
1
2
2
1
x
x
x
x
.
a.
p
1
2 c.
p
1
2 e.
p
1
2 +
b. 2
1

p
d.
p
1


Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
10
Pembahasan :
= +
1
2
2
1
x
x
x
x

( )
p
p
x x
x x x x
x x
x x

+
=
+
=
+ 2 1 2
2 2 2
2 1
2 1 2 1
2 1
2 1

2
1
=
p


Kunci : A

3. Persamaan kuadrat ( ) 0 9 2
2
= + + x m x mempunyai akar-akar nyata. Nilai m
yang memenuhi adalah .
a. 4 m atau 8 m c. 4 m atau 10 m e. 4 8 m
b. 8 m atau 4 m d. 8 4 m

Pembahasan :
Persamaan kuadrat mempunyai akar-akar nyata jika 0 D
0 4
2
ac b
( ) 0 9 1 4
2
2 . . m
0 36 4 4
2
+ m m
0 32 4
2
m m
( )( ) 0 4 8 + m m
4 m atau 8 m

Kunci : A

4. Persamaan ( ) ( ) 0 12 2 8 1
2
= + + m x m x mempunyai akar kembar, maka nilai
m = .
a. 2 c. 0 e. 2
b.
2
3
d.
2
3


Pembahasan :
Persamaan kuadrat mempunyai akar kembar jika D = 0
D = 0
0 4
2
= ac b
( ) ( ) m m 1 4
2
2 8 .12 = 0 0 4 4
2
= + + m m
0 48 48
2
4 32 64 = + + m m m ( ) 0
2
2 = + m
0 16 16
2
4 = + + m m 2 = m

Kunci : A
-4 8
+ + + +
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
11

I. 3. Sistem Persamaan Linear.

Bentuk Umum :
A. Sistem Persamaan Linear 2 peubah

= +
= +
3 2 1
3 2 1
b y b x b
a y a x a


B. Sistem Persamaan Linear 3 peubah

= + +
= + +
= + +
4 3 2 1
4 3 2 1
4 3 2 1
c z c y c x c
b z b y b x b
a z a y a x a


C. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear
Dengan cara :
1. Substitusi
2. Eliminasi
3. Determinan
4. Matriks



1. Himpunan penyelesaian :

= + +
= +
= +
4 2
6
1
z y x
z y
y x

adalah ( ) { } z , y , x .
Nilai dari = + z x .
a. 5 c. 1 e. 3
b. 3 d. 2

Pembahasan :
1 = + y x 6 = + z y
6 = + z y 4 2 = + + z y x
5 = z x 2 2 = x
1 = x
5 = z x
4 5 1 = + = z
4 1+ = + z x 3 =

Kunci : E

Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
12
2. Himpunan penyelesaian sistem persamaan :

=
= +
21
2 3
13
4 5
y x
y x

adalah ( ) { }
0 0
y , x . Nilai
0 0
y x = .
a. 8 c.
15
8
e.
15
2

b. 2 d.
15
6



Pembahasan :
13
4 5
= +
y x
1 13
4 5
= +
y x


21
2 3
=
y x
2 42
4 6
=
y x


55
11
=
x


5
1
55
11
= = x x
o
=
5
1

21
2 3
=
y x

6 21 15
2
= =
y


3
1
6
2
=

= y y
o
=
3
1

Nilai
0 0
y x =
15
8
15
5 3
)
3
1
(
5
1
=
+
=

Kunci : C

I. 4. Program linear

Program linear adalah suatu metode untuk mencari nilai optimum suatu bentuk linear
(bentuk atau fungsi obyektif atau fungsi tujuan) pada daerah himpunan penyelesaian
suatu sistem pertidaksamaan linear.

Nilai optimum tersebut dapat ditentukan dengan cara :
1. Menggambar daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear.
2. Menentukan koordinat titik-titik sudut pada daerah tersebut.
3. Menentukan nilai optimum bentuk linear pada titik-titik sudut tersebut.
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
13



1. Nilai minimum fungsi objektif ( ) y x 10 5 + pada himpunan penyelesaian sistem
pertidaksamaan yang grafik himpunan penyelesaiannya disajikan pada daerah
terasir gambar di bawah adalah



a. 400
b. 320
c. 240
d. 200
e 160






Pembahasan :













Persamaan garis yang melalui (16, 0) dan (32, 0)
32 2 = + y x . ( garis
1
g )

Persamaan garis yang melalui (36, 0) dan (0, 24)
72 3 2 = + y x ( garis
2
g )

Persamaan garis yang melalui (48, 0) dan (0, 16)
48 3 = + y x ..( garis
3
g )

0 16 36
16
48
24
32
X
Y
0 16 36
16
48
24
32
Y
g
1
g
2
g
3
A
B
Hp
X
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
14
A adalah titik potong garis
1
g dan
2
g B adalah titik potong garis
2
g dan
3
g
2x + y = 32 2x + 3 y = 72
2x + 3 y = 72 x + 3 y = 48
2 y = 40 x = 24
20 = y

32 2 = + y x 48 3 = + y x
12 2 = x 24 3 = y
6 = x 8 = y
Koordinat titik A (6, 20) Koordinat titik B (24, 8)

Koordinat titik sudut pada daerah penyelesaian
(0, 32), (6, 20), (24, 8), dan (48, 0)

Nilai optimum :
Bentuk obyektif : 5x + 10y

Pada titik (0, 32) 5.0 + 10.32 = 320
(6, 20) 5.6 + 10.20 = 230
(24, 8) 5.24 + 10.8 = 200 Nilai minimum
(48, 0) 5.48 + 10.0 = 240

Nilai minimum = 200

Kunci : D

2. Untuk menambah penghasilan, seorang ibu setiap harinya memproduksi dua
jenis kue untuk dijual. Setiap kue jenis I modalnya Rp 200,00 dengan
keuntungan 40%, sedangkan setiap kue jenis II modalnya Rp 300,00 dengan
keuntungan 30%. Jika modal yang tersedia setiap harinya adalah Rp 100.000,00
dan paling banyak hanya dapat memproduksi 400 kue, maka keuntungan
terbesar yang dapat dicapai ibu tersebut dari modalnya adalah .
a. 30% c. 34% e. 40%
b. 32% d. 36%

Pembahasan :
Misal banyaknya kue jenis I = x buah dan kue jenis II = y buah
100000 300 200 + y x
Sistem pertidaksamaan linear : 400 + y x
0 x
0 y
Laba kue I = 40% =
100
40
200 = 80
Laba kue II = 30% =
100
30
300 = 90
Bentuk obyektif : y x 90 80 +

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
15
Daerah himpunan penyelesaian :
Garis 1000 3 2 = + y x
Titik potong dengan sumbu X adalah (500, 0) dan sumbu Y adalah (0,
3
1000
)
Garis x + y = 400
Titik potong dengan sumbu X adalah (400, 0) dan sumbu Y adalah (0, 400)
Titik potong :
1000 3 2 = + y x 1
400 = + y x 2

1000 3 2 = + y x
800 2 2 = + y x
200 = y
200 = x (200, 200)

Bentuk obyektif : 80x + 90y
Koordinat titik-titik sudut dan nilai optimum bentuk obyektif
(0, 0) 800.0 + 90.0 = 0
(400, 0) 80.400 + 90.0 = 32000
(200, 200) 80. 200 + 90.200 = 34000 maksimum
(0,
3
1000
) 80.0 + 90.
3
1000
= 30000
Laba maksimum Rp 34.000,0 = % % 34 100
100000
34000
=

Kunci : C

3. Nilai maksimum fungsi sasaran z = 6x + 8y dari sistem pertidaksamaan :
60 2 4 + y x
48 4 2 + y x
0 x , 0 y adalah .
a. 120 c. 116 e. 112
b. 118 d. 114

Pembahasan :
Daerah himpunan penyelesaian :
garis 60 2 4 = + y x
Titik potong dengan sumbu X adalah (15, 0) dan sumbu Y adalah (0, 30)
garis 48 4 2 = + y x
Titik potong dengan sumbu X adalah (24, 0) dan sumbu Y adalah (0, 12)




400
1000
3
400 500
0
(200, 200)
X
Y
Hp
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
16

Titik potong garis
60 2 4 = + y x 1
48 4 2 = + y x
2
1

60 2 4 = + y x
24 2 = + y x
36 3 = x
12 = x
6 = y
(12, 6)


Bentuk obyektif : y x z 8 6 + =
Koordinat titik sudut- titik sudut : (0, 0), (15, 0), (0, 12), (12, 6)
Nilai optimum : y x z 8 6 + = pada titik :
(0, 0) z = 6.0 + 8.0 = 0
(15, 0) z = 6.15 + 8.0 = 90
(0, 12) z = 6.0 + 8.12 = 96
(12, 6) z = 6.12 + 8.6 = 120 maksimum

Kunci : A

I. 5. Matriks
Matriks adalah susunan bilangan berbentuk persegi panjang yang diatur dalam
baris dan kolom.

Misal : Matriks A =
|
|
.
|

\
|
d c
b a

Matriks B =
|
|
.
|

\
|
h g
f e

1. Transpose Matriks
|
|
.
|

\
|
= =
d b
c a
t
A A
2.
|
|
.
|

\
|


=
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
=
h d g c
f b e a
h g
f e
d c
b a
B A
3.
|
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|
=
kd kc
kb ka
d c
b a
k k A , k = konstanta
4.
|
|
.
|

\
|
+ +
+ +
=
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=
dh cf dg ce
bh af bg ae
h g
f e
d c
b a
B A
5. Determinan matriks A = Det. A = bc ad = A
Matriks A disebut Matriks Singular jika det. A = 0
12
0
X
Y
30
15 24
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
17
6. Invers Matriks
|
|
.
|

\
|

=
a c
b d
bc ad
1
1
A A
7. A . I = I . A = A,
|
|
.
|

\
|
=
0 0
1 1
I , I adalah matriks identitas
8. I A
1 -
A
1 -
A A = = . .
9. Jika B . A X maka B X A
-1
, = =
Jika
-1
A . B X maka B A X , = =
X adalah matriks




1. Diketahui matriks A =
|
|
.
|

\
|
3 1
0 2
dan B =
|
|
.
|

\
|
2 0
2 1
.
Matriks C yang memenuhi ABC = I dengan I matriks identitas adalah .
a.
|
|
.
|

\
|
4 1
4 2
4
1
c.
|
|
.
|

\
|
4 1
4 2
6
1
e.
|
|
.
|

\
|
4 1
4 2

b.
|
|
|
|
.
|

\
|

3
1
12
1
3
1
6
1
d.
|
|
|
|
.
|

\
|

6
1
12
1
3
1
3
1


Pembahasan :

ABC = I

|
|
.
|

\
|
3 1
0 2
|
|
.
|

\
|
2 0
2 1
C =
|
|
.
|

\
|
1 0
0 1


|
|
.
|

\
|
4 1
4 2
C =
|
|
.
|

\
|
1 0
0 1

C =
1
4 1
4 2

|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
1 0
0 1

=
12
1

|
|
.
|

\
|
2 1
4 4
|
|
.
|

\
|
1 0
0 1

=
|
|
|
|
.
|

\
|

6
1
12
1
3
1
3
1


Kunci : D
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
18

2. Diketahui matriks A =
|
|
.
|

\
|

p 4 3
9 4
, B =
|
|
.
|

\
|
3 1
5 5p
, dan C =
|
|
.
|

\
|

p 6 4
8 10
. Jika
matriks A B =
1
C

, nilai 2p = .
a. 1 c.
2
1
e. 2
b.
2
1
d. 1

Pembahasan :
A B =
1
C



|
|
.
|

\
|

p 4 3
9 4

|
|
.
|

\
|
3 1
5 5p
=
1
6 4
8 10

|
|
.
|

\
|

p


|
|
.
|

\
|


3 4 2
4 5 4
p
p
=
32 60
1
+ p
|
|
.
|

\
|

10 4
8 6p

4 =
32 60
8
+

p

8 = 240p 128
240p = 120
p =
2
1

2p = 1

Kunci : D

3. Diketahui hasil kali matriks
|
|
.
|

\
|
2 1
3 4

|
|
.
|

\
|
d c
b a
=
|
|
.
|

\
|
7 9
3 16
.
Nilai a+b+c+d = .
a. 6 c. 8 e. 10
b. 7 d. 9


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
19
Pembahasan :


|
|
.
|

\
|
2 1
3 4
|
|
.
|

\
|
d c
b a
=
|
|
.
|

\
|
7 9
3 16


|
|
.
|

\
|
d c
b a
=
5
1
|
|
.
|

\
|


4 1
3 2
|
|
.
|

\
|
7 9
3 16


|
|
.
|

\
|
d c
b a
=
5
1
|
|
.
|

\
|
25 20
15 5

a = 1, b = -3, c = 4, dan d = 5
a + b + c + d = 1 3 + 4 + 5 = 7

Kunci : B


I.6. Vektor

1. Vektor adalah besaran yang mempunyai panjang (besar) dan arah.
2. Jika suatu titik A(
1
a ,
2
a ,
3
a ) dalam ruang (juga pada bidang) dan O titik pangkal,
maka a OA = adalah vektor posisi dari titik A dan dapat ditulis
|
|
|
.
|

\
|
= =
3
2
1
a
a
a
a OA atau
k a j a i a a OA
3 2 1
+ + = =
3. Vektor dapat dijumlahkan dengan aturan jajar genjang atau aturan segitiga.

OB AB OA = +
OA OB AB =
a b AB =



|
|
.
|

\
|

=
3 3
2 2
1 1
a b
a b
a b
AB dan ( ) ( ) ( )
2
3 3
2
2 2
2
1 1
AB a b a b a b + + =

A (a
1
, a
2
, a
3
)
B (b
1
, b
2
, b
3
)
0
b
a
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
20
4. Jika
|
|
|
.
|

\
|
=
3
2
1
a
a
a
a dan
|
|
|
.
|

\
|
=
3
2
1
b
b
b
b , maka: (i).
|
|
|
.
|

\
|
+
+
+
= +
3 3
2 2
1 1
b a
b a
b a
b a
(ii). Untuk m = bilangan real (skalar)

|
|
|
.
|

\
|
=
|
|
|
.
|

\
|
=
3
2
1
3
2
1

a
a m
a m
a m
a
a
a
m m
5. Jika k a j a i a a OA
3 2 1
+ + = = ,
k b j b i b b OB
3 2 1
+ + = = dan P terletak pada AB dengan perbandingan :
AP : PB = m : n atau ( ) AP PB n m =
maka :
n m
m n
p OP
+
+
= =
OB OA


6. Jika
|
|
|
.
|

\
|
=
3
2
1
a
a
a
a dan
|
|
|
.
|

\
|
=
3
2
1
b
b
b
b , maka a . b =
3 3 2 2 1 1
b a b a b a + +
atau a . b = a b cos ( ) b , a
cos ( ) b , a =
2
3
2
2
2
1
2
3
2
2
2
1
3 3 2 2 1 1
b b b a a a
b a b a b a
+ + + +
+ +

Untuk cos ( ) b , a = 1 a dan b berimpit searah
cos ( ) b , a = 1 a dan b berimpit berlawanan
cos ( ) b , a = 0 a b
a . b = 0

7. Jika c = proyeksi vektor a pada vektor b
maka b
b
b . a
c
2
= . (Proyeksi vektor)
dan

.
c
b
b a
= . (Proyeksi skalar)

Contoh:
Diketahui vektor
|
|
|
.
|

\
|
=
4
2
1
a ,
|
|
|
.
|

\
|
=
0
4
5
b , dan
|
|
|
.
|

\
|

=
2
6
10
c , maka = + c b 3 a 2 .
a
c
b
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
21
Jawab :
|
|
|
.
|

\
|
=
8
4
2
a 2 ,
|
|
|
.
|

\
|

=
0
12
15
b 3 , dan
|
|
|
.
|

\
|

=
2
6
10
c

|
|
|
.
|

\
|

=
|
|
|
.
|

\
|
+
+
+
= +
6
2
3
2 0 8
6 12 4
10 15 2
3 2 c b a




1. Diketahui titik A(5, 7, 2) dan B(3, 1, 6). Titik D membagi AB di luar dengan
perbandingan 1 : 3. Panjang AD= .
a. 30 c. 36 d. 42
b. 34 d. 38

Pembahasan :
AD : DB = 1 : 3, sehingga
|
|
|
.
|

\
|
=
|
|
|
.
|

\
|
+
|
|
|
.
|

\
|

=
+
+
=
0
11
9
2
2
7
5
3
6
1
3
3 1
a 3 b
d
AD =
|
|
|
.
|

\
|

=
|
|
|
.
|

\
|

|
|
|
.
|

\
|
2
4
4
2
7
5
0
11
9

AD 36 4 16 16 AD = + + =

Kunci : C

2. Jika vektor a dan vektor b membuat sudut
0
60 , 4 a = dan 10 = b , maka
a . ( ) a b + = .
a. 23 c. 36 e. 36 3
b. 24 d. 24 3


Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
22
Pembahasan :
a . ( ) a b + = a . a . a + b
= a b cos +
0
60
2
a
=
2
4
2
1
. 0 1 . 4 +
= 36
Kunci : C

3. Proyeksi skalar vektor a pada b adalah 6.
Vektor
|
|
|
.
|

\
|
=
y
x
4 a dan
|
|
|
.
|

\
|
=
2
1
2
b serta 89 = a , maka nilai x = .
a. 6 c. 3 e. 8
b. 3 d. 6

Pembahasan:

4 1 4
2 4 2
6
+ +
+
=
y x
y x 2 4 2 18 + =
y x 2 2 22 + =
y x + = 11 11 + = x y
89 a =

2 2
16 89 y x + + =
( )
2 2
11 16 89 x x + + + =

2 2
22 121 16 89 x x x + + + + =
0 48 22 2
2
= + + x x 0 24 11
2
= + + x x
( ) 3 + x ( ) 8 + x = 0
x = 3 atau x = 8
Kunci : B

I. 7. Suku banyak
Bentuk Umum Suku banyak :

2
2
1
1

+
n
x
n
a
n
x
n
a
n
x
n
a +.+
0 1
a x a +
a = konstanta
n = bilangan cacah
Suku banyak sering dinyatakan dengan ( ) x f
Nilai suku banyak ( ) x f untuk x = k adalah ( ) k f

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
23
Teorema Sisa
Jika suku banyak ( ) x f dibagi ( ) a x maka sisanya adalah ( ) a f .
Suku banyak ( ) x f dapat ditulis dalam bentuk :



(x a) = pembagi
H(x) = hasil bagi
S = sisa
S = f(a)

Jika ( ) x f dibagi oleh pembagi berderajat n maka sisanya berderajat n 1.
Misal : pembagi = fungsi kuadrat
Sisa = fungsi linear

Teorema faktor
Suku banyak ( ) x f mempunyai faktor ( ) a x jika dan hanya jika ( ) a f = 0




1. Jika suku banyak P(x) =
4
2x +
3
ax
2
3x + 5x + b dibagi oleh |
.
|

\
|
1
2
x
memberi sisa ( ) 5 6 + x maka a . b = .
a. 6 c. 1 e. 8
b. 3 d. 6

Pembahasan :
Sisa = S = f(x) = 6x + 5
Pembagi |
.
|

\
|
1
2
x = ( ) 1 + x ( ) 1 x
dibagi ( ) 1 + x , maka sisa f(1) = 1
dibagi ( ) 1 x , maka sisa f(1) = 11
P(x) dibagi ( ) 1 + x sisanya P(1) = f(1) = 1
P(x) =
4
2x +
3
ax
2
3x + 5 + b
P(1) = 2 a 3 5 + b = 1
a + b = 5 .(1)
P(x) dibagi ( ) 1 x sisanya P(1) = f(1) = 11
P(1) = 2 + a 3 + 5 + b = 11
a + b = 7 .(2)

Persamaan 1 : a + b = 5
Persamaan 2 : a + b = 7
2b = 12
f(x) = (x a) . H(x) + S
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
24
b = 6
a = 1
a . b = 1 . 6 = 6

Kunci : D

2. Diketahui ( ) 1 + x salah satu faktor dari suku banyak :
( ) x f =
4
2x
3
2x +
2
px x 2. Salah satu faktor yang lain adalah .
a. ( ) 2 x c. ( ) 1 x e. ( ) 3 + x
b. ( ) 2 + x d. ( ) 3 x

Pembahasan :
Jika ( ) 1 + x faktor dari ( ) x f , maka ( ) 1 f = 0
( ) x f =
4
2x
3
2x +
2
px x 2
( ) 1 f = 2 + 2 + p + 1 2 = 0
p = 3
( ) x f =
4
2x
3
2x + 3x
2
x 2









faktor yang lain adalah ( ) 2 x

Kunci : A

-1 2 -2 -3 -1 -2
-2 4 -1 2
2 2 -4 1 -2 0
4 0 2
2 0 1 0
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
25








Ruang Lingkup

Fungsi linear dan fungsi kuadrat
Fungsi komposisi dan fungsi invers
Barisan dan deret

Ringkasan Materi

II. 1. Notasi Sigma, Barisan Bilangan, dan Deret

A. Notasi Sigma
Notasi sigma atau digunakan untuk menyatakan operasi penjumlahan
bilangan berurutan.
Sifat-sifat Notasi :
1.
=
n
m i
i =
=
n
m p
p
2.
=
n
m i
i k. =
=
n
m i
i k , k = konstanta
3.

=
1 a
m i
i +
=
n
a i
i k. =
=
n
m i
i k.
4. ( )
+
+ =

a n
a m i
a i = ( )

=
+
a n
a m i
a i
5.
=
n
m i
ai
=
n
m i
bi = ( )
=

n
m i
bi ai

Siswa mampu menyatakan dan mengkaji hubungan antara dua himpunan yang dapat
dirumuskan sebagai fungsi atau barisan bilangan, serta menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 2
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
26
B. Barisan dan Deret Aritmetika
Barisan Aritmetika
,
1
U ,
2
U ,
3
U ,
n
U
, a , b a + , b a 2 + , ( )b n a 1 +

Deret Aritmetika
U
1
+

U
2
+ U
3
+

+
n
U
a + (a + b) + (a + 2b) + + (a + (n 1) b)

keterangan :
U
1
= a = suku pertama
b = U
2
U
1
= beda

n
U = ( )b n a 1 + = suku ken

n
S = ( ) { } b n a
n
1 2
2
+ = ( )
n
U a
n
+
2
= Jumlah n suku pertama

n
U =
1
S S
- n n


C. Barisan dan Deret Geometri
Barisan Geometri
,
1
U ,
2
U ,
3
U ,
n
U
, a , ar , ar
2

1 n
ar

Deret Geometri
U
1
+

U
2
+ U
3
+

+
n
U
+ + +
2
ar ar a
1
+
n
ar

keterangan :
U
1
= a = suku pertama
r =
1
2
U
U
= rasio

n
U =
1 n
ar = suku ken

n
S = ,
n
r
n
r a
1
1

|
.
|

\
|

1 > r

n
S = ,
n
r
n
r a

|
.
|

\
|

1
1
1 0 < < r

n
S = Jumlah n suku pertama

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
27
D. Deret Geometri tak hingga
Suatu deret geometri mempunyai jumlah sampai tak hingga jika 1 1 < < r ,
0 r
r
a
S

1

=

S Jumlah sampai tak hingga


= a suku pertama
= r rasio




1. Nilai dari
=
100
1
2
k
k + ( ) +
=
100
1
2 3
k
k = .
a. 25450 c. 25700 e. 50750
b. 25520 d. 50500

Pembahasan :

=
100
1
2
k
k + ( ) +
=
100
1
2 3
k
k =
( ) + +
=
100
1
2 3 2
k
k k = ( ) +
=
100
1
2 5
k
k = + + + 17 12 7 + 502
selanjutnya penjumlahan di atas dapat dicari dengan menggunakan rumus
jumlah n suku pertama deret aritmetika.
+ + + 17 12 7 + 502 =
a = 7 b = 5 502 U =
n

( ) 502 1 = + b n a
( ) 502 5 1 7 = + n
502 5 5 7 = + n
500 5 = n
100 = n (n dapat ditentukan dari indeks atas )
100
1

= k

( )
n
a n
n
U
2
1
S + =
( ) 502 7 50 S
100
+ =
= 25450

Kunci : A

Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
28
2. Suku kedua suatu barisan geometri adalah 2 dan suku kelima adalah
27
16
. Suku
ketujuh adalah .
a.
84
34
c.
243
64
e.
243
32

b.
81
32
d.
243
34


Pembahasan :
2 U
2
= = ar

27
16
U
4
5
= = ar

27
8
4
U
U
2
5
= =
ar
ar


27
8
3
= r
3
2
= r
2 = ar 3
2
3

1
2 2
= = = .
r
a

243
64
6
3
2
3
6
U
7
= |
.
|

\
|
= = ar

Kunci : C

3. Jumlah n suku pertama deret aritmetika adalah n n
n
2
5
2
S + = . Beda dari deret
aritmetika tersebut adalah .
a.
2
1
5 c. 2 e.
2
1
5
b. 2 d.
2
1
2

Pembahasan : n n
n
2
5
2
S + =
a = = + =
2
1
3
2
5
1 S
1

9 5 4 S
2
= + =

1
S S U

=
n n n


1 2 2
S S U =

2
1
5
2
1
3 9 U
2
= =
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
29
beda = b = 2
2
1
3
2
1
5 U - U
1 2
= =

Kunci : C

4. Empat bilangan positif membentuk barisan aritmetika. Jika perkalian bilangan
pertama dan keempat adalah 46 dan perkalian bilangan kedua dan ketiga adalah
144, maka jumlah keempat bilangan tersebut adalah .
a. 40 c. 98 e. 190
b. 50 d. 100

Pembahasan :
Misal bilangan tersebut , a , b a + , b a 2 + b a 3 + .
( ) 46 3 = + b a a 46 3
2
= + ab a
( ) b a + ( ) 144 2 = + b a 144 2 3
2 2
= + + b ab a
46 144
2
2 = + b
98
2
2 = b
7 = b
46 3
2
= + ab a
0 46 21
2
= + a a
( )( ) 0 2 23 = + a a
2 = a
ke-4 bilangan tersebut 2, 9, 16, 23
Jumlah ke-4 bilangan tersebut = 2+9+16+23 = 50

Kunci : B

5. Pertambahan penduduk suatu kota tiap tahun mengikuti aturan barisan geometri.
Pada tahun 1996 pertambahannya sebanyak 6 orang, tahun 1998 sebanyak 54
orang. Pertambahan penduduk pada tahun 2001 adalah .
a. 324 orang c. 648 orang e. 4.374 orang
b. 486 orang d. 1.458 orang

Pembahasan :
6
1
U =
54
3
U =
6
54
2
1
U
3
U
= =
a
ar
9
2
= r 3 = r
458 1
5
3 6
5
6
U . ar = = = orang

Kunci : D
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
30
6. Jumlah deret geometri tak hingga adalah 7, sedangkan jumlah suku-suku yang
bernomor genap adalah 3. Suku pertama deret tersebut adalah .
a.
4
7
c.
7
4
e.
4
1

b.
4
3
d.
2
1


Pembahasan :
Misal deret tersebut , a , ar , ar
2
, ar
3
, ar
4
, ar
5

1 n
ar ,
7 S =

|
.
|

\
|
=
2
1 3 r ar
7
1
=
r
a
( )
|
.
|

\
|
=
2
1 3 1 7 r r r
( ) r a = 1 7
2
3 3
2
7 7 r r r =
3 S =
genap
0 3 7
2
4 = + r r
3
2
1
=
r
ar
( )( ) 0 1 3 4 = r r
, r
4
3
= 1 = r

4
3
= r

4
7
4
1
7
4
3
1 7 = =
|
.
|

\
|
= . a

Kunci : A
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
31
II. 2. Fungsi kuadrat, Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers.
A. Fungsi Kuadrat
1. Bentuk Umum : ( ) c bx ax x f + + =
2
, a , b dan R c dan 0 a
2. Grafik fungsi kuadrat disebut parabola, dengan persamaan :
c bx ax y + + =
2

3. Nilai maksimum atau nilai minimum c bx ax y + + =
2
adalah
a
D
y
4
=
untuk
a
b
x
2
=
4. Persamaan fungsi kuadrat yang grafiknya :
a. mempunyai titik balik maksimum/minimum ( ) q , p
adalah ( ) ( ) q p x x f y + = =
2

b. memotong sumbu X di ( ) 0
1
, x dan ( ) 0
2
, x
adalah ( ) ( )( )
2 1
x x x x x f y = =

B. Komposisi Fungsi :
1. Komposisi fungsi adalah pemetaan dua fungsi (lebih) secara berturutan.
2. Notasi Komposisi Fungsi :

A x , B y , dan C z
y ) x ( f = , z ) y ( g = dan z ) x ( h =
( ) ( ) ( )( ) x f g x f g ) x ( h o = =


( ) x f g o = komposisi fungsi f dilanjutkan dengan fungsi g.
3. Sifat Komposisi Fungsi :
f g g f o o
f f I I f = = o o , I adalah fungsi identitas
( ) ( ) h g f h g f o o o o =

C. Fungsi Invers

A x dan B y
( ) y x f = , ( ) x y f =
1


1
f adalah fungsi invers dari f.

Fungsi f mempunyai fungsi invers jika f korespondensi satu-satu.
Sifat Fungsi Invers :
1. I f f f f = =

o o
1 1

2. ( )
1 1 1
= g f f g o o
x y z
h
A C B
f g
x y
f
-1
A B
f
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
32



1. Suatu fungsi kuadrat mempunyai nilai minimum 2 untuk 3 = x dan untuk
0 = x nilai fungsi itu 16. Fungsi kuadrat itu adalah ....
a. ( ) 8 6
2
+ + = x x x f d. ( ) 16 12
2
2 + = x x x f
b. ( ) 8 6
2
+ = x x x f e. ( ) 16 12
2
2 = x x x f
c. ( ) 16 12
2
2 + + = x x x f

Pembahasan :
Fungsi kuadrat dengan nilai minimum 2 untuk 3 = x
adalah ( ) ( ) 2
2
3 = x x f
( ) 16 0 = f ( ) ( ) 16 2
2
3 0 0 = = f
18 9 =
2 =
Fungsi kuadrat ( ) ( ) 2
2
3 2 = x x f
( ) 16 12
2
2 + = x x x f
Kunci : D

2. Nilai maksimum dari fungsi ( ) ( ) k x k x x f 2 1 5
2
2 + + + = adalah 5.
Nilai k yang positif adalah .
a. 1 c. 7 e. 9
b. 5 d. 8

Pembahasan :
Nilai maksimum adalah
a
ac b
a
D
y
4
4
2
4
|
.
|

\
|

=

=
( ) ( ) k x k x x f 2 1 5
2
2 + + + =
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
33
Nilai maksimum : 5
4
4
2
=
|
.
|

\
|

=
a
ac b
y

( ) ( )( )
( )
5
2 4
2 1 2 4
2
5
=

k k

5
8
16 8 25 10
2
=

|
.
|

\
|
+ + + k k k

40 33 6
2
= + k k
0 7 6
2
= k k
( )( ) 0 7 1 = + k k
1 = k atau 7 = k

Kunci : C

3. Diketahui fungsi ( ) 3 6 = x x f dan ( ) 4 5 + = x x g
Jika ( )( ) 81 = a g f o maka nilai = a .
a. 2 c. 1 e. 3
b. 1 d. 2

Pembahasan :
( ) ( ) 81 = a g f
( ) 81 4 5 = + a f
( ) 81 3 4 5 6 = + a
60 30 = a
2 = a

Kunci : D

4. Diketahui ( )
1 2
1
1

=
x
x
x f ,
2
1
x dan ( ) x f
1
adalah invers dari ( ) x f .
Rumus ( ) =

1 2
1
x f .
a.
1 2
2
+

x
x
,
2
1
x c.
1 2
1
+

x
x
,
2
1
x e.
4 2
1

+
x
x
, 2 x
b.
3 4
1
+
+
x
x
,
4
3
x d.
3 4
1 2
+
+
x
x
,
4
3
x


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
34
Pembahasan :
( )
1 2
1
1

=
x
x
x f
( )
( )
( ) 1 1 2
1 1
+
+
=
x
x
x f
( )
1 2 +
=
x
x
x f
Misal : ( ) y x f = maka ( ) x y f =
1


1 2 +
=
x
x
y ( )
1 2
1

y
y
y f
x y xy = + 2 ( )
1 2
1

x
x
x f
y x xy = 2 ( )
( )
( ) 1 1 2 2
1 2
1 2
1


=

x
x
x f
( ) y y x = 1 2
3 4
1 2

+
=
x
x


1 2

=
y
y
x

Kunci : D

5. Ditentukan ( ) ( ) ( ) ( ) x g f x f g = .
Jika ( ) p x x f + = 2 dan ( ) 120 3 + = x x g , maka nilai p = .
a. 30 c. 90 e. 150
b. 60 d. 120

Pembahasan :
( ) ( ) ( ) ( ) x g f x f g =
( ) ( ) 120 3 2 + = + x f p x g
( ) ( ) p x p x + + = + + 120 3 2 120 2 3
p x p x + + = + + 240 6 120 3 6
120 2 = p
60 = p

Kunci : B





Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
35
6. Fungsi R R : f didefinisikan sebagai ( )
4 3
1 2
+

=
x
x
x f ,
3
4
x .
Invers dari fungsi f adalah ( ) x f
1
= .
a.
2 3
1 4
+

x
x
,
3
2
x c.
x
x
3 2
1 4

+
,
3
2
x e.
2 3
1 4
+
+
x
x
,
3
2
x
b.
2 3
1 4

+
x
x
,
3
2
x d.
2 3
1 4

x
x
,
3
2
x

Pembahasan :
Misal : ( ) y x f = , maka ( ) x y f =
1

Cara I : Cara II :
( )
4 3
1 2
+

=
x
x
x f Menggunakan rumus :
4 3
1 2
+

=
x
x
y ( )
d cx
b ax
x f
+
+
=
1 2 4 3 = + x y xy ( )
a cx
b dx
x f

+
=
1

1 4 2 3 = y x xy ( )
4 3
1 2
+

=
x
x
x f
( ) 1 4 2 3 = y y x ( )
2 3
1 4
1

x
x
x f
2 3
1 4


=
y
y
x ( )
x
x
x f
3 2
1 4
1

+
=


( )
2 3
1 4
1

y
y
y f Kunci : C
( )
x
x
x f
3 2
1 4
1

+
=



Kunci : C

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
36










Ruang Lingkup

Ruang dimensi tiga

Ringkasan Materi

Dimensi Tiga.
A. Irisan :
Irisan bidang dengan bangun ruang adalah bidang datar yang dibatasi oleh
garis potong-garis potong bidang dengan sisi-sisi bangun ruang tersebut.

Irisan bidang dapat digambarkan dengan cara :
1. Menggunakan sumbu Afinitas
2. Menggunakan diagonal bidang irisan

B. Garis tegak lurus bidang

Garis g tegak lurus pada bidang , jika garis g
tegak lurus pada dua garis yang berpotongan
yang terletak pada bidang .



C. Jarak
1. Jarak antara dua titik
Jarak titik A dan titik B = panjang ruas
A B garis AB

2. Jarak antara titik dan garis

Jarak titik A dan garis g = panjang ruas garis
AB (AB tegak lurus g)




Siswa mampu memahami sifat dan konsep kedudukan titik, garis, dan bidang dalam
ruang, dan mampu menghitung unsur-unsur yang terkait dengan sudut, garis dan
bidang dalam ruang, serta menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 3

l
g
h
g
h
A
B
g
g
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
37
3. Jarak antara titik dan bidang

Jarak titik A dan bidang = panjang ruas
garis AB (AB tegak lurus bidang )





4. Jarak antara dua garis sejajar

Garis g sejajar h.
Jarak garis g dan h = panjang ruas garis AB
(AB tegak lurus g dan h)



5. Jarak antara dua garis bersilangan


Garis g bersilangan dengan garis h.
Jarak garis g dan h = panjang ruas garis AB.
(AB tegak lurus garis g dan garis h)





6. Jarak antara garis dan bidang yang sejajar

Garis g sejajar dengan bidang .
Jarak antara garis g dan bidang = panjang
ruas garis AB.
(AB tegak lurus garis g dan bidang )



7. Jarak antara dua bidang yang sejajar

Bidang sejajar dengan bidang .
Jarak bidang dan bidang = panjang ruas
garis AB.
(AB tegak lurus bidang dan bidang )


A
B
B

A
A
B
g
h
g
h

B
A
g
h
g
h

g
A
B
g
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
38
D. Proyeksi
1. Proyeksi titik pada garis

Titik B adalah proyeksi titik A pada garis g.
(AB tegak lurus g)




2. Proyeksi titik pada bidang


Titik B adalah proyeksi titik A pada bidang
. (AB tegak lurus bidang )




3. Proyeksi garis pada bidang
1. Garis g menembus bidang


Garis BA menembus bidang di titik A.
Titik B adalah proyeksi titik B pada bidang .
Proyeksi garis BA pada bidang = ruas garis
AB.


2. Garis g sejajar bidang

Titik A dan B pada garis g.
Titik A dan B berturut-turut proyeksi titik
A dan B pada bidang .
Proyeksi garis g pada bidang = ruas garis
A B


E. Sudut
1. Sudut antara dua garis yang bersilangan

Garis g dan h bersilangan.
(g, h) = (g', h) = (g, h')
= (g', h')
dimana g' // g dan h' // h

A
B

B
B
A
A
B
gg
g

B A
B A
g

h
g g
h
g' g
h
h'
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
39
2. Sudut antara garis dan bidang

Garis BA menembus bidang di titik A.
Titik B adalah proyeksi titik B pada bidang ,
garis AB proyeksi AB pada bidang .
(BA, bidang ) = (BA, AB)



3. Sudut antara dua bidang.

(, ) garis potong bidang dengan bidang .
AB tegak lurus (, )
BC tegak lurus (, )
Sudut antara bidang dan bidang adalah :
(AB, BC) = ABC






1. Panjang rusuk kubus ABCD. EFGH adalah 6 cm. Jika S adalah titik potong
EG dan FH, maka jarak DH ke AS adalah .
a. 3 2 cm c. 2 3 cm e. 6 cm
b. 4 cm d. 6 2 cm

Pembahasan :

HS tegak lurus DH
HS tegak lurus AS
Jadi HS = jarak DH ke AS
HF = 2 6 72 6 6
2 2
= = + cm
HS =
2
1
HF =
2
1
. 2 6 = 2 3 cm




Kunci : C



B
B
A
A B
C
D
E
F
G H
S
Latihan dan Pembahasan

(, )
A
C
B
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
40
2. Pada kubus ABCD. EFGH, jika adalah sudut antara bidang ACF dan ACGE,
maka sin = .
a.
2
1
c. 2
2
1
e. 6
2
1

b. 3
3
1
d. 3
2
1


Pembahasan :
AC adalah garis potong bidang ACF dan ACGE
FM tegak lurus AC
MN tegak lurus AC
Sudut antara bidang ACF dan ACGE adalah FMN.
FMN siku-siku di N




Misal : AB = a cm
FH = a 2 cm
NF = 2
2
1
a cm
Perhatikan : FBM
BF = a cm, MB = 2
2
1
a cm
MF =
2
2
2
2
1
|
.
|

\
|
+ a a =
2
2
3
a = 6
2
1
a
3
3
1
6
2
1
2
2
1
MF
NF
FMN = = = =
a
a
sin sin
Kunci : B

3. Pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 6 cm, jarak titik B ke
diagonal ruang AG adalah .
a. 6 3 cm c. 3 3 cm e. 3 cm
b. 6 2 cm d. 3 2 cm

A B
C
D
E F
G H
N

M
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
41
Pembahasan :
AE // CG
(CG, AFH) = (AE, AFH)
AP = proyeksi AE ke AFH
(AE, AFH) = (AE, AP) = EAP atau EAN.
tan EAN = 2
2
1
6
2 3
AN
EN
= =


Kunci : D
A B
C
D
E
F
G H
N
P

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
42










Ruang Lingkup

Statistika
Peluang

Ringkasan Materi

III. 1. Statistika.
Rumus ukuran pemusatan (rata-rata, modus, median, dan kuartil) dan
ukuran penyebaran (simpangan kuartil, simpangan rata-rata, ragam antar
varians, dan simpangan baku)

A. Untuk data tunggal :
Dari data : , x
1
, x
2
, x
3
,
n
x
1. Rata-rata = Mean =

=
=
+ +
=
n
i
i
x
n n
x x x
x
n
1
2 1

1 ....

2. Modus adalah ukuran yang paling banyak muncul.
3. Median adalah ukuran yang membagi data terurut menjadi 2 bagian
sama banyak.
4. Kuartil adalah ukuran yang membagi data terurut menjadi 4 bagian
sama banyak.
Kuartil terdiri atas Q
1,
Q
2,
dan Q
3
. Q
2
= median
5. Jangkauan = ukuran terbesar ukuran terkecil.
6. Jangkauan antar kuartil = Q
3
Q
1

7. Jangkauan semi interkuartil = Simpangan kuartil
= Simpangan kuartil = Qd = ( )
1 3
Q - Q
2
1

Siswa mampu mengolah, menyajikan, menafsirkan data, dan menggunakan kaidah
pencacahan untuk menentukan nilai peluang kejadian, serta menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 4
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
43
8. Simpangan rata-rata =

=
=
n
x x
n
1 i
i r

1
S
9. Ragam (Variansi) = ( )

=
=
n
i
i
x x
n
1
2

1 2
S
10. Simpangan baku = S = ( )

=
=
n
i
i
x x
n
1
2
1 2
S

B. Untuk data kelompok :
1. Mean = rata-rata = rataan = x

=
=
=
n
i
i
n
i
i i
f
X f

1
1

2. Modus =
|
|
.
|

\
|
+
+ =
2 1
1
S S
S
b o
t M . i

b
t = tepi bawah kelas modus

1
S = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

2
S = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
i = interval
kelas modus = kelas dengan frekuensi terbesar

3. Kuartil

|
|
|
.
|

\
|

+ =
n
f
kn
f f
n
n
tb
n
Q
4
Q i
n = 1, 2, 3

n
Q = kuartil ke-n

n
tb = tepi bawah kelas
n
Q
f = jumlah frekuensi

kn
f = frekuensi kumulatif sebelum kelas
n
Q

Qn
f = frekuensi di kelas
n
Q
i = interval
4. Simpangan rata-rata = x x f
n
S
k
n
k
k R
=

=1

1

5. Ragam = (Varians) = ( )
2
1
2

1
x x f
n
S
k
n
k
k
=

=

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
44
6. Simpangan baku = ( )
2
1
2

1
x x f
n
S S
k
n
k
k
= =

=





1. Median data pada tabel adalah .
a. 46,3
b. 46,8
c. 47,1
d. 47,3
e. 47,8


Pembahasan :
= 40 f
Kelas Median pada frekuensi
kumulatif untuk (

f = 20)
kelas interval 46 54
2 b
t = 46 0,5 = 45,5
2 k
f = 18
2 Q
f = 10
i = 9

Jadi Median = i
f
f f
t Q
Q
k
b

|
|
|
.
|

\
|

+ =
2
2
4
2
2 2

= 45,5 +
10
18 20
.9 = 47,3

Kunci : D


2. Modus dari histogram di samping adalah .
a. 47,5
b. 46,5
c. 46,4
d. 45,2
e. 44,7


Nilai Frekuensi
19 - 27
28 - 36
37 - 45
46 - 54
55 - 63
64 - 72
73 - 81
4
6
8
10
6
3
3
29,5 34,5 39,5 44,5 49,5 54,5 59,5 64,5
4
8
12
2
5
8
12
6
4
3
0
f
Latihan dan Pembahasan
Nilai Frekuensi Frekuensi
Kumulatif
19 27
28 36
37 45
46 54
55 63
64 72
73 81
4
6
8
10
6
3
3
6
10
18
28
34
37
40
= 40 f
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
45
Pembahasan :
frekuensi terbesar = 12 Modus =
|
|
.
|

\
|
+
+ =
2 1
1
S S
S
b o
t M .i
b
t = 44,5 = 44,5 + |
.
|

\
|
+ 6 4
4
. 5
1
S = 12 8 = 4 = 46,5
2
S = 12 6 = 6
i = 5

Kunci : B

3. Histogram pada gambar menunjukkan nilai test matematika di suatu kelas.

Nilai rata-rata = .
a. 69
b. 69,5
c. 70
d. 70,5
e. 71





Pembahasan :

Nilai rata-rata =

50
3500
=


f
x f

= 70



= 50 f = 3500 fx

Kunci:C

III. 2. Peluang
A. Kaidah Pencacahan
Jika suatu kejadian dapat terjadi dalam p cara berlainan dan kejadian
berikutnya dapat terjadi dalam q cara berlainan, maka kedua kejadian
tersebut dapat terjadi dalam (p q) cara.

4
2
12
0
f
14
18
Nilai
57 62 67 72 77
57
62
67
72
77
( f )
Frekuensi
( x )
Titik tengah
f . x
2
4
18
14
12
114
248
1206
1008
924
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
46
Faktorial :
n ! = 1 2 3 n
0 ! = 1
1 ! = 1

B. Permutasi
Banyak permutasi (susunan berurutan) k unsur dari n unsur adalah
( )
( )
,
!
!
P , P
k n
n
n k n
k

= = k n

Permutasi dengan beberapa unsur sama
Banyak susunan dari n unsur dengan p unsur sama, q unsur sama, dst,
adalah
... q p
n
! !
!


C. Kombinasi
Banyak kombinasi (susunan) k unsur dari n unsur adalah
( )
( )
,
! !
!
C , C
k n k
n
n k n
k

= = k n

D. Teorema Binomial Newton
(x+y)
n
= C(n,0)
n
x + C(n,1) y
n
x
1
+ C(n,2)
2 2
y
n
x

+.. + C(n,n)
n
y .

E. Peluang suatu kejadian
Peluang suatu kejadian A = P(A) =
n
k
atau
P(A) =
(S)
(A)
n
n

k = hasil kejadian A
n = seluruh hasil yang mungkin terjadi
n(A) = banyak anggota himpunan A
n(S) = banyak anggota himpunan ruang sampel

F. Kisaran Nilai Peluang
1 P(A) 0

G. Frekuensi Harapan Kejadian A = (A) F
h

(A) F
h
= P(A) N
P(A) = peluang kejadian A
N = banyak percobaan
Peluang komplemen kejadian A = P(A) = 1P(A)


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
47
H. Peluang Kejadian Majemuk
1. Peluang gabungan dua kejadian
B) P(A U = B) P(A P(B) P(A) I +
2. Peluang gabungan dua kejadian yang saling lepas
B) P(A U = P(A) + P(B)
3. Peluang kejadian yang saling bebas stokastik
B) P(AI = P(A) P(B)
4. Peluang kejadian bersyarat (peluang kejadian A setelah B terjadi)
B) | P(A =
P(B)
B) P(A I
atau B) P(AI = B) | P(A P(B)


\

1. Dari kota A ke kota B dilayani oleh 4 bus dan dari B ke C oleh 3 bus.
Seseorang berangkat dari kota A ke C melalui B kemudian kembali lagi ke
A juga melalui B. Jika saat kembali dari C ke A ia tidak mau menggunakan
bus yang sama, banyak cara perjalanan orang tersebut adalah
a. 12 c. 72 e. 144
b. 36 d. 96

Pembahasan :



Banyak cara perjalanan orang tersebut adalah 4323 = 72

Kunci : C

2. Suatu kelas terdiri dari 40 orang. Peluang seorang siswa lulus tes
matematika adalah 0,4. Peluang seorang siswa lulus tes fisika adalah 0,2.
Banyak siswa yang lulus tes matematika atau fisika adalah .
a. 6 orang c. 14 orang e. 32 orang
b. 7 orang d. 24 orang

Pembahasan :

10
4
4 0 = = , ) m ( p

10
2
2 0 = = , ) f ( p
m dan f kejadian saling lepas,

10
6
10
2
10
4
= + = + = ) f ( P ) m ( P ) f m ( P U
A B C
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
48
Banyak siswa yang lulus = 24 40
10
6
= orang
Kunci : D

3. Dua buah dadu dilempar undi bersama-sama. Peluang muncul jumlah mata
dadu 9 atau 10 adalah .
a.
36
5
c.
36
8
e.
36
11

b.
36
7
d.
36
9


Pembahasan :
Misal : A kejadian muncul jumlah mata dadu 9
B kejadian muncul jumlah mata dadu 10
A = { } 3) (6, 4), (5, 5), (4, 6), (3,
36
4
P(A) =
B = { } 4) (6, 5), (5, 6), (4,
36
3
P(B) =
A dan B kejadian saling lepas,
B) P(AU = P(A) + P(B) =
36
7
36
3
36
4
= +

Kunci : B

4. Sebuah dompet berisi uang logam, 5 keping lima ratusan rupiah dan 2
keping ratusan rupiah. Dompet yang lain berisi uang logam 1 keping lima
ratusan rupiah dan 3 keping ratusan rupiah. Jika sebuah uang logam diambil
secara acak dari salah satu dompet, peluang untuk mendapatkan uang logam
ratusan rupiah adalah .
a.
56
5
c.
28
8
e.
56
30

b.
28
6
d.
56
29


Pembahasan :
Misal : A kejadian terambilnya uang ratusan rupiah di dompet pertama
B kejadian terambilnya uang ratusan rupiah di dompet kedua
A dan B kejadian saling bebas,
B) P(AI = P(A) . P(B)
=
7
2
.
4
3

=
28
6

Kunci : B
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
49








Ruang Lingkup

Trigonometri

Ringkasan Materi

V.1. Rumus-rumus segitiga dalam trigonometri
A. Hubungan antara sin a, cos a, dan tan a
1. 1
2 2
= + a cos a sin
2.
a cos
a sin
a tan =

B. Pada setiap segitiga berlaku :
1. Aturan sinus :

C sin B sin A sin
c b a
= =

2. Aturan kosinus :
2
2 2 2
+ = c b a bc cos A
2
2 2 2
+ = c a b ac cos B
2
2 2 2
+ = b a c ab cos C

3. Luas segitiga ABC
=
2
1
sin c b A
=
2
1
sin c a B
=
2
1
sin b a C

Siswa mampu memahami konsep dan mampu menghitung unsur-unsur yang terkait
dengan segitiga, khususnya sudut dan identitas trigonometri, serta menggunakannya
untuk menyelesaikan masalah.
A B
C
a
b
c
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 5
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
50
V.2. Rumus-rumus Trigonometri

Rumus trigonometri untuk
1. Jumlah dan selisih dua sudut
cos a ( ) b = cos a cos b m sin a sin b
sin a ( ) b = sin a cos b cos a sin b
tan a ( ) b =
b tan a tan
b tan a tan
1

m



2. Sudut rangkap
a cos a sin a sin 2 2 =
a a cos a sin a a cos
2 2 2 2
sin 2 1 1 2 cos 2 = = =

a tan
a tan
a tan
2
1
2
2

=

3. Perkalian sinus dan kosinus
2 cos a cos b = cos (a + b) + cos (a b)
2 sin a sin b = cos (a b) cos (a + b)
2 sin a cos b = sin (a + b) + sin (a b)
2 cos a sin b = sin (a + b) sin (a b)

4. Penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus
( ) ( ) b a cos b a cos b cos a cos + = +
2
1
2
1
2
( ) ( ) b a sin b a sin b cos a cos + =
2
1
2
1
2
( ) ( ) b a cos b a sin b sin a sin + = +
2
1
2
1
2
( ) ( ) b a sin b a cos b sin a sin + =
2
1
2
1
2

V.3. Grafik fungsi trigonometri
1. f(x) = a cos (kx + b) = a cos k |
.
|

\
|
+
k
b
x
2. f(x) = a sin (kx + b) = a sin k |
.
|

\
|
+
k
b
x
Untuk menggambar grafik y = f(x) = a cos k |
.
|

\
|
+
k
b
x atau
y = f(x) = a sin k |
.
|

\
|
+
k
b
x digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. gambar grafik y = cos x atau y = sin x
b. kalikan semua ordinatnya dengan k


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
51

c. geser grafik ke kiri sejauh
k
b
jika
k
b
positif,
geser grafik ke kanan sejauh
k
b
jika
k
b
negatif
d. periode grafik adalah
k
2


V.4. Persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
Persamaan trigonometri
1. Persamaan dasar trigonometri
a. sin x = sin a, x = a + k.2
x = ( a ) + k.2
b. cos x = cos a, x = a + k.2
c. tan x = tan a, x = a + k.

2. Persamaan yang dapat diselesaikan dengan cara memfaktorkan
Misal : sin 2x + cos x = 0
2 sin x cos x + cos x = 0
cos x (2 sin x + 1) = 0 . dan seterusnya.

3. Persamaan yang dapat dikembalikan ke persamaan kuadrat
Misal : 0 1 2
2
= x sin x cos
( ) 0 1 1 2
2
= x sin x sin
0 1 2
2
= + x sin x sin . dan seterusnya.

4. Persamaan berbentuk a cos x + b sin x = C,
dapat diselesaikan dengan
2 2 2
C + b a

Pertidaksamaan trigonometri
Pertidaksamaan trigonometri dapat diselesaikan dengan
1. Menggambar grafiknya
2. Menggunakan garis bilangan




1. Nilai sinus sudut terkecil dari segitiga yang sisinya 5 cm, 6 cm, dan 21 cm
adalah .
a. 21
5
1
c. 5
5
1
e. 5
3
1

b. 21
6
1
d. 5
6
1

Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
52

Pembahasan :
+ = cos c a c a b 2
2 2 2

cos =
c a
b c a
2

2 2 2
+


3
2
60
40
6 5 2
21 25 36
= =

+
=

3
2
=
r
x
5 4 9
2
= = y
5 = y

3
5
= =
r
y
sin
Kunci : E

2. Diketahui A adalah sudut lancip dan
2
1
A
2
1
x
x
cos
+
= .
Nilai sin A adalah .
a.
x
x 1
2

c. 1
2
x e.
x
x 1
2
+

b.
1
2
+ x
x
d. 1
2
+ x

Pembahasan :
1 A A
2
1 2
2
1 2
= + cos sin

x
x
x
x
cos sin
2
1

2
1
1 A 1 A
2
1 2
2
1 2

=
+
= =

x
x
sin
2
1
A
2
1

=
A A 2 A
2
1
2
1
cos sin sin =
= 2 .
x
x
x
x
x
x 1

2
1

2
1
2

=
+
=



Kunci : A
A B
C
21
6
5

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
53
3. Persamaan grafik di samping adalah .
a. y = 2 sin |
.
|

\
|

2
x
b. y = sin
|
.
|

\
|

2
2 x
c. y = 2 sin |
.
|

\
|
+
2
x
d. y = sin |
.
|

\
|
+
2
2 x
e. y = 2 sin( ) + 2 x

Pembahasan :
Grafik pada gambar tersebut dapat diperoleh dengan cara menggeser grafik
y = sin x sejauh
2

ke kiri, dan mengalikan setiap y dengan 2, periodenya


tetap 2.
Jadi y = 2 sin
|
.
|

\
|
+
2
x

Kunci : C

3. Untuk 0 x < 360, himpunan penyelesaian dari 0 3 3
0 0
= x cos x sin
adalah .
a. {120, 180} c. {30, 270} e. {0, 300, 360}
b. {90, 210} d. {0, 300}

Pembahasan :
0 3 3
0 0
= x cos x sin
3 3
0 0
= x cos x sin
2 3 1 = + = k

3
1
= tan di kwadran II
= 150
0

3 3
0 0
= x cos x sin
( ) 3 150 2
0
= x cos
( ) 3 150
2
1 0
= x cos
x 150 = 30 atau 330
x = 180 atau 120
Kunci : A

y
x

2

2
2
2
2
3
2
X
Y
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
54
4. Himpunan penyelesaian ( ) ( ) 0 1 70 20
0 0
+ + x sin x sin
Untuk
0 0
360 0 x adalah .
a. { }
0 0 0 0
360 160 atau 70 0 | x x x
b. { }
0 0 0 0
160 135 atau 70 25 | x x x
c. { }
0 0
160 atau 70 | x x x
d. { }
0 0
160 70 | x x
e. { }
0 0
110 20 | x x

Pembahasan :
( ) ( ) 0 1 70 20
0 0
+ + x sin x sin
( ) ( ) 1 70 20
0 0
+ + x sin x sin
2 ( ) ( ) 1 45 25
0 0
cos x sin
( ) 2
2
1
25
0
x sin

0 0
45 25 = x atau
0
135

0
70 = x atau
0
160



Yang diminta : ( ) 0 2
2
1
25
0
x sin
Yang memenuhi adalah daerah I dan III
{ }
0 0 0 0
360 160 atau 70 0 | x x x

Kunci : A

I II III
360
0
160
0
70
0
0
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
55







Ruang Lingkup

Logika matematika


Ringkasan Materi

VI.1. Pernyataan kalimat terbuka serta ingkarannya
Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah saja,
tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
Contoh : 7 adalah bilangan ganjil (benar)
Malang adalah ibu kota Jawa Timur (salah).
Pernyataan dinotasikan dengan huruf p, q, r, s,
Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih memuat peubah/variabel dan belum
dapat ditentukan nilai benar atau salah.
Jika peubah/variabel diganti dengan konstanta maka menjadi suatu pernyataan.
Contoh : 3 + x = 8,
Jika x diganti dengan 5 maka kalimat terbuka menjadi pernyataan yang benar.

Ingkaran adalah pernyataan baru dengan nilai kebenaran berlawanan dengan nilai
pernyataan semula, dinotasikan dengan ~
Contoh : Pernyataan p : 6 > 2 (B) maka ~ p : 6 2 (S)
p : 4 + 1 = 5 (B) maka p : 4 + 1 5 (S)

Siswa mampu memahami dasar-dasar logika dan mampu menarik kesimpulan dari
serangkaian premis yang diberikan.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 6
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
56
VI.2. Operasi logika (konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi).

A. Konjungsi
Konjungsi dari pernyataan p dan q ditulis p q.
Dua pernyataan p dan q (p q) bernilai benar, hanya jika komponen p dan q
bernilai benar.

Tabel kebenaran dari p q
p q p q
B B B
B S S
S B S
S S S

B. Disjungsi
Disjungsi dari pernyataan p atau q dinotasikan dengan p q
Disjungsi dua pernyataan p atau q bernilai salah, hanya jika komponen-
komponennya bernilai salah.

Tabel kebenaran dari p q
p q p q
B B B
B S B
S B B
S S S

C. Implikasi
Implikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan lambang p q
Implikasi p q bernilai salah, hanya jika p benar dan q salah

Tabel kebenaran implikasi p q
p q p q
B B B
B S S
S B B
S S B


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
57
D. Biimplikasi
Biimplikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan lambang p q.
Biimplikasi dua pernyataan benar, hanya jika p dan q mempunyai nilai kebenaran
yang sama

Tabel kebenaran biimplikasi p q
p q p q
B B B
B S S
S B S
S S B


VI.3. Pernyataan Majemuk

A. Pernyataan Majemuk yang ekuivalen
Dua pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen, jika kedua pernyataan majemuk
tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sama.

Contoh :
1. Tunjukkan bahwa : p q ~ p q

Jawab :
p q p p q p q
B B S B B
B S S S S
S B B B B
S S B B B

sama terbukti

2. Tunjukkan bahwa : p q (q p)

Jawab :
p q p q p q q p (q p)
B B S S S B S
B S S B B S B
S B B S S B S
S S B B S B S

sama terbukti


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
58
B. Negasi Pernyataan Majemuk

Negasi Konjungsi dan Disjungsi
(p q) p q
Hukum De Morgan
(p q) p q

Dapat ditunjukan pada tabel berikut :
p q p q p q (p q) p q
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B

sama


p q p q p q (p q) p q
B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B

sama


p q p q p q (p q) p q
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S B S S
S S B B B S S

sama

Contoh:

Tentukan Negasi dari :

1. Jika 9 3
2
= maka 6 + 2 > 7
Jawab : ~(p q) p q
Negasi dari jika 9 3
2
= maka 6 + 2 > 7 adalah 9 3
2
= dan 6 + 2 7


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
59
2. Jika Mandor tidak datang maka semua kuli senang
Jawab :
Negasinya adalah : Mandor tidak datang dan ada kuli yang tidak
senang.

VI.4. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari implikasi p q dapat dibentuk implikasi lain yaitu :
q p, yang disebut konvers dari p q
p q , disebut invers dari p q
q p , disebut kontraposisi dari p q

Hubungan tersebut dapat ditunjukan dalam tabel berikut :
P q p q p q q p p q q p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

sama
sama

Contoh: Tentukan konvers, invers, dan kontroposisi dari implikasi
Jika harga BBM naik, maka semua harga barang naik.

Jawab: Konversnya ialah
Jika semua harga barang naik, maka harga BBM naik.
Inversnya adalah
Jika harga BBM tidak naik, maka ada harga barang yang tidak naik
Kontraposisinya adalah
Jika ada harga barang yang tidak naik maka harga BBM tidak naik.

VI.5. Penarikan Kesimpulan
1. Prinsip Modus Ponens
Premis 1 : p q benar
Premis 2 : p benar
Konklusi : q benar

Contoh: Jika 3x = 12 maka x = 4 benar
3x = 12 benar
x = 4 benar

2. Prinsip Modus Tollens
Premis 1 : p q benar
Premis 2 : q benar
Konklusi : p benar

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
60
Contoh :
Jika segitiga ABC sama kaki, maka = B benar
A B benar
Segitiga ABC bukan segitiga sama kaki benar

3. Prinsip Silogisma
Premis 1 : p q benar
Premis 2 : q r benar
Konklusi p r benar

Contoh: Selidikilah sah tidaknya argumentasi berikut :
p q
p
q

Jawab: Untuk menyelidikinya dibuat tabel kebenaran dari {(p q) p} q

Cara 1.
p q q p q (p q) p |(p q) p| q
B B S S S B
B S B B B B
S B S B S B
S S B B S B
nilai selalu benar jadi argumentasi sah
Cara 2.
p q q p q
B B S S
B S B B
S B S B
S S B B
Pada baris ke-2
Premis 1 benar
Premis 2 benar
Konklusi benar
argumentasi sah

Contoh:
1. Invers dari pernyataan (p q) p adalah .

Jawab :
p q inversnya adalah p q
Jadi invers dari (p q) p adalah (p q) p atau (p q) p



Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
61
2. Ingkaran pernyataan Beberapa peserta UAN membawa kalkulator adalah

Jawab :
Semua peserta UAN tidak membawa kalkulator




1. Diketahui p dan q adalah suatu pernyataan dari penarikan kesimpulan berikut
1. p q 2. p q 3. p q
q p r p
p q r q
Argumentasi yang sah adalah .
a. hanya 1 c hanya 2 dan 3 e. 1, 2, dan 3.
b. hanya 1 dan 2 d. hanya 1 dan 3

Jawab:
1.
p q p q p q
B B S S B
B S S B S
S B B S B
S S B B B

2.
p q r p q p r q r
B B B B B B
B B S B S S
B S B S B B
B S S S S B
S B B B B B
S B S B B S
S S B B B B
S S S B B B

3.
p q p q
B B B
B S S
S B B
S S B

Kunci : D

Tidak sah
sah
sah
(Modus Ponens)
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
62







Ruang Lingkup

Irisan kerucut
Transformasi

Ringkasan Materi

VII.1. Irisan Kerucut

A. Lingkaran
1. Persamaan lingkaran
a. Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dengan jari-jari r adalah
2 2 2
r y x = +
b. Persamaan lingkaran yang berpusat di (a, b) dengan jari-jari r adalah
( ) ( ) r b y a x = +
2 2

c. Bentuk umum persamaan lingkaran adalah 0 C B A
2 2
= + + + + y x y x ,
pusatnya |
.
|

\
|
B
2
1
A,
2
1
dan C B
2
1
A
2
1
R
2 2

|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
=

2. Jari-jari lingkaran


Lingkaran menyinggung sumbu X maka R = b


Lingkaran menyinggung sumbu Y maka R = a


Lingkaran menyinggung garis Ax + By + C = 0,
maka R =
B A
C Bb Aa

2 2
+
+ +

R
M (a, b)
R
M (a, b)
x
y
X
Y
M

(
a
,

b
)
R
A
x

+

B
y

+

C

=

0
Siswa mampu memahami konsep irisan kerucut dan sifat-sifatnya, efek transformasi
serta mampu menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 7
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
63

Titik P(c, d) pada lingkaran,
maka R = ( ) ( )
2 2
b d a c +



R = AB
2
1




3. Kedudukan garis terhadap lingkaran

a. Garis memotong lingkaran di dua
titik berlainan, maka D > 0

b. Garis menyinggung lingkaran,
maka D = 0

c. Garis tidak memotong lingkaran,
maka D < 0



4. a. Persamaan garis singgung lingkaran melalui suatu titik pada lingkaran.
Persamaan garis singgung di titik ( )
1 1
, y x pada lingkaran
(i)
2 2 2
r y x = + adalah
2
1 1
r yy xx = +
(ii) ( ) ( )
2 2 2
r b y a x = + adalah ( )( ) ( )( )
2
1 1
r b y b y a x a x = +

(iii) 0 C B A
2 2
= + + + + y x y x adalah
( ) ( ) 0 C B
2
1
A
2
1
1 1 1 1
= + + + + + + y y x x yy xx

b. Persamaan garis singgung dengan gradien tertentu.
Persamaan garis singgung dengan gradien m pada lingkaran
(i)
2 2 2
r y x = + adalah
2
1 m r mx y + =
(ii) ( ) ( )
2 2 2
r b y a x = + adalah ( )
2
1 m r a x m b y + =
(iii) 0 C B A
2 2
= + + + + y x y x adalah
( ) ( )( ) C B A 1
2
4
1
2
4
1
2
+ + + = + m a x m b y

M (a, b)
R
P (c, d )
R
A
B

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
64
c. Persamaan garis singgung dari suatu titik di luar lingkaran

Contoh:
Tentukan persamaan garis singgung yang melalui titik (1, 7) pada
lingkaran 25
2 2
= + y x
Jawab :
Persamaan garis yang melalui (1, 7) dengan gradien m adalah :
( ) 1 7 + = x m y 7 + + = m mx y
Persamaan garis singgung dengan gradien m pada lingkaran 25
2 2
= + y x
adalah
2
1 5 m mx y + = .

2
1 5 7 m mx m mx + = + +
m + 7 = 5
2
1 m +
(m + 7)
2
= 25 (1 + m
2
)
0 25 25 49 14
2 2
= + + m m m
0 24 14 24
2
= m m
0 12 7 12
2
= m m
(4m + 3) (3m 4) = 0

3
4
m
1
= atau
4
3
2
= m
Jadi persamaan garis singgungnya adalah
25 3 4 + y x = 0 atau 0 25 4 3 = + y x




1. Persamaan lingkaran yang melalui titik (3, 4) dengan pusat (4, 1) adalah .
a. 0 41 2 8
2 2
= + y x y x d. 0 41 2 8
2 2
= + + + y x y x
b. 0 41 2 8
2 2
= + + y x y x e. 0 41 2 8
2 2
= + + + y x y x
c. 0 41 2 8
2 2
= + + y x y x

Pembahasan :
( ) ( )
2 2
4 1 3 - 4 - R + =
58 9 49 = + =
Persamaan lingkaran: ( ) ( ) 58 1 4
2 2
= + + y x
0 58 1 2 16 8
2 2
= + + + + y y x x
0 41 2 8
2 2
= + + y x y x
Kunci: B

Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
65
2. Persamaan lingkaran dengan pusat (1, 2) dan menyinggung garis
0 8 2 = + y x adalah .
a. ( ) ( ) 5 2 1
2 2
= + + y x d. ( ) ( ) 5 2 1
2 2
= + + y x
b. ( ) ( ) 5 2 1
2 2
= + + + y x e. ( ) ( ) 5 2 1
2 2
= + y x
c. ( ) ( ) 5 2 1
2 2
= + y x

Pembahasan :

R = 5
4 1
8 ) 2 ( 2 1 1
=
+
+ + .




Persamaan lingkaran dengan pusat (1, 2)
dan R = 5 adalah ( ) ( ) 5 2 1
2 2
= + y x


Kunci: C

3. Persamaan garis singgung pada lingkaran 0 17 10 2
2 2
= + + y x y x yang
sejajar dengan garis 0 2 4 3 = + + y x adalah .
a. 3x + 4y = 38 d. 3x 4y = 8
b. 3x + 4y = 8 e. 3x 4y = 8
c. 3x 4y = 38

Pembahasan :
3 17 5 1 R
2 2
= + = , Pusat (1, 5)
gradien garis 0 2 4 3 = + + y x adalah
4
3
1
= m
gradien yang sejajar garis singgung adalah
4
3
2
= m
Persamaan garis singgung yang sejajar garis 0 2 4 3 = + + y x pada lingkaran
dengan pusat (1, 5) dan R = 3 adalah
2
1 ) ( m r a x m b y + =
( ) ( )
16
9
1 3 1
4
3
5 + = x y
y 5 =
4
3
x +
4
15
4
3

15 3 3 20 4 + = x y
38 3 4 + = x y atau 8 3 4 + = x y

Kunci: A



(
1
,

2
)

x

-

2
y

+

8

=

0
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
66
B. Parabola
1.a. Persamaan parabola yang berpuncak di (0, 0) dan fokus di :
(i). (p, 0) adalah px y 4
2
= , 0 > p
(ii). (p, 0) adalah px y 4
2
= , 0 > p
(iii). (0, p) adalah py x 4
2
= , 0 > p
(iv). (0, p) adalah py x 4
2
= , 0 > p

1.b. Persamaan parabola yang berpuncak di (a, b) dan fokus di :
(i). (a + p, b) adalah ( ) ( ) a x p b y = 4
2
, 0 > p
(ii). (a p, b) adalah ( ) ( ) a x p b y = 4
2
, 0 > p
(iii). (a, b + p) adalah ( ) ( ) b y p a x = 4
2
, 0 > p
(iv) . (a, b p) adalah ( ) ( ) b y p a x = 4
2
, 0 > p

2. Kedudukan garis terhadap parabola; sama seperti pada lingkaran.


3.a. Persamaan garis singgung di titik ( )
1 1
, y x pada parabola
(i) px y 4
2
= adalah ( )
1 1
2 x x p yy + =
(ii) px y 4
2
= adalah ( )
1 1
2 x x p yy + =
(iii) py x 4
2
= adalah ( )
1 1
2 y y p xx + =
(iv) py x 4
2
= adalah ( )
1 1
2 y y p xx + =
(v) ( ) ( ) a x p b y = 4
2
adalah ( )( ) ( ) a x x p b y b y 2 2
1 1
+ =
(vi) ( ) ( ) a x p b y = 4
2
adalah ( )( ) ( ) a x x p b y b y 2 2
1 1
+ =
(vii) ( ) ( ) b y p a x = 4
2
adalah ( )( ) ( ) b y y p a x a x 2 2
1 1
+ =
(viii) ( ) ( ) b y p a y = 4
2
adalah ( )( ) ( ) b y y p a x a x 2 2
1 1
+ =

b. Persamaan garis singgung pada parabola dengan gradien tertentu
Persamaan garis singgung dengan gradien m pada parabola
(i). px y 4
2
= adalah
m
p
mx y + =
(ii). px y 4
2
= adalah
m
p
mx y =
(iii). py x 4
2
= adalah p m mx y
2
=
(iv). py x 4
2
= adalah p m mx y
2
+ =
(v). ( ) ( ) a x p b y = 4
2
adalah ( )
m
p
a x m b y + =
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
67
(vi). ( ) ( ) a x p b y = 4
2
adalah ( )
m
p
a x m b y =
(vii). ( ) ( ) b y p a x = 4
2
adalah ( ) p m a x m b y
2
=
(viii). ( ) ( ) b y p a x = 4
2
adalah ( ) p m a x m b y
2
+ =

c. Persamaan garis singgung pada parabola x y 4
2
= melalui titik (1, 0)
Penyelesaian : p = 1
Persamaan garis singgung dengan gradien m melalui (1, 0) adalah
y 0 = m( x +1 ) y = mx + m
Persamaan garis singgung dengan gradien m pada parabola x y 4
2
=
adalah
m
mx y
1
+ =

m
mx m mx
1
+ = + 1
2
= m 1 = m
Jadi persamaan garis singgungnya adalah : y = x + 1 atau y = x 1




1. Persamaan parabola dengan puncak (2, 3) dan fokus (0, 3) adalah .
a. 0 7 8 6
2
= + + x y y d. 0 7 8 6
2
= + x y y
b. 0 7 8 6
2
= + x y y e. 0 7 8 6
2
= + + x y y
c. 0 7 8 6
2
= + + x y y
Pembahasan :

p = 2
( ) ( ) 2 4
2
= x p b y
( ) ( ) 2 8 3
2
= + x y
16 8 9 6
2
+ = + + x y y
0 7 8 6
2
= + + x y y

Kunci : E

2. Persamaan parabola dengan puncak (2, 3), sumbu simetri sejajar sumbu X dan
melalui (2, 7) adalah .
a. ( ) ( ) 2 2 3
2
+ = x y c. ( ) ( ) 2 4 3
2
+ = x y e. ( ) ( ) 2 4 3
2
+ = x y
b. ( ) ( ) 2 2 3
2
= x y d. ( ) ( ) 2 4 3
2
= x y

Latihan dan Pembahasan
(2, -3) (0, -3)
0 2
p = 2
x
y
X
Y
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
68
Pembahasan :


Persamaan parabola : ( ) ( ) 2 4 3
2
+ = x p y melalui (2, 7)
maka ( ) ( ) 2 2 4 3 7
2
+ = p
16 = 16p
p = 1
Persamaan parabola :
( ) ( ) 2 4 3
2
+ = x y
Kunci : E

3. Persamaan garis singgung pada parabola ( ) ( ) 1 12 4
2
= + x y yang tegak lurus
garis 2x 6y + 5 = 0 adalah .

Pembahasan : 1
2 1
= m . m
1
3
1
2
= m .
3
2
= m
( ) ( ) 1 12 4
2
= + x y
4p = 12
p = 3

(-2, 3)
(2, 7)
Y
X
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
69
Persamaan garis singgung dengan gradien = 3 adalah
( )
3
3
1 3 4

+ = + x y
4 2 3 + = x y
0 2 3 = + + x y

C. E l i p s

Titik pusat (0, 0) Titik pusat (h, k)
Persamaan elips 1
2
2
2
2
= +
b
y
a
x

1
2
2
2
2
=
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
b
k y
a
h x

Sumbu utama Sumbu x Garis y = k
Fokus (c, 0) dan (c, 0) (c+h, k) dan (c+h, k)
Puncak (a, 0) dan (a, 0) (a+h, k) dan (a+h, k)
Garis singgung
di titik ( )
1 1
y , x
1
2
1
2
1
= +
b
yy
a
xx

( )( ) ( )( )
1
2
1
2
1
=

+

b
k y k y
a
h x h x

Gradien m
2 2 2
b m a mx y + = ( )
2 2 2
b m a h x m k y + =
Bentuk Umum persamaan elips : 0 E D C B A
2 2
= + + + + y x y x


Titik pusat (0, 0) Titik pusat (h, k)
Persamaan elips 1
2
2
2
2
= +
b
x
a
y
1
2
2
2
2
=
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
b
h x
a
k y

Sumbu utama Sumbu y Garis x = h
Fokus (0, c) dan (0, c) (h, c+k) dan (h, c+k)
Puncak (0, a) dan (0, a) (h, a+k) dan (h, a+k)
Garis singgung
di titik ( )
1 1
y , x
1
2
1
2
1
= +
b
xx
a
yy

( )( ) ( )( )
1
2
1
2
1
=

+

b
h x h x
a
k y k y

Gradien m
2 2 2
a m b mx y + = ( )
2 2 2
a m b h x m k y + =
Hubungan antara a, b, dan c :

2 2 2
c b a + = a =
2
1
sumbu panjang(mayor)
b =
2
1
sumbu pendek (minor)
2c = jarak dua fokus

Kedudukan garis terhadap elips, sama seperti pada lingkaran dan parabola
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
70
Persamaan garis singgung melalui suatu titik di luar elips

Misal :
Tentukan persamaan garis singgung melalui titik (2, 1) pada elips 5 5
2 2
= + y x
Penyelesaian :
Persamaan garis dengan gradien m melalui titik (2, 1) adalah :
y + 1 = m (x + 2)
y = mx + 2m 1
Persamaan garis singgung dengan gradien m pada elips 5 5
2 2
= + y x adalah

2 2 2
m b a mx y + =
5 5
2 2
= + y x 1
5
2
2
= +
y
x 5
2
= a

2
5 m mx y + =

2
5 1 2 m mx m mx + = +
( )
2 2
5 1 2 m m + =

2 2
5 1 4 4 m m m + = +
0 4 4 3
2
= m m
( )( ) 0 2 2 3 = + m m

3
2
1
= m , 2
2
= m
Jadi persamaan garis singgungnya :
0 7 3 2 = + + y x atau 3 2 + = x y



1. Salah satu koordinat fokus elips 116 100 18 25 9
2 2
= + + y x y x adalah .
a. (5, 2) c. (3, 2) e. (2, 3)
b. (3, 2) d. (1, 6)

Pembahasan :
( ) ( ) 100 9 116 4 4 25 1 2 9
2 2
+ + = + + + + y y x x

( ) ( )
1
9
2
25
1
2 2
=

+
+ y x


2
9 25 c + =
c = 4
Koordinat fokus (1 + 4, 2) dan (14, 2)
= (3, 2) dan (5, 2)

Kunci : C
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
71
2. Elips yang berpuncak di titik (0, 6) melalui titik (3, 2) persamaannya
adalah.
a.
36
2
x
+
48
9
2
y
= 1 c.
36
2
x
+
81
8
2
y
= 1 e.
36
2
x
+
40
6
2
y
= 1
b.
36
2
y
+
81
8
2
x
= 1 d.
36
2
y
+
48
9
2
y
= 1

Pembahasan :
Elips dengan puncak (0, 6), persamaannya : 1
2
2
2
2
= +
b
x
a
y

1
36
2
2 2
= +
b
x y

Melalui (3, 2), maka : 1
9
36
4
2
= +
b


9
8 9
2
=
b

8
81
2
= b
Persamaan elips : 1
81
8
36
2 2
= +
x y


Kunci: B

3. Salah satu persamaan garis singgung pada elips 0 92 8 4 4
2 2
= + y x y x
yang bersudut
0
135 dengan sumbu X positif adalah .
a. 5 5 3 + + x c. 5 5 3 + x e. 5 5 3 x
b. 5 5 3 + x d. 5 5 3 x

Pembahasan :
( ) ( ) 4 4 92 1 2 4 4 4
2
2
2
+ + = + + + y y x x
( ) ( ) 100 1 4 2
2 2
= + y x

( ) ( )
1
25
1
100
2
2 2
=

+
y x

1 135 tan
0
= = m
Persamaan garis singgung dengan m = 1 adalah
( ) 25 1 100 2 1 1 + = . x y
5 5 2 1 + = x y
5 5 3 + + = x y atau 5 5 3 + = x y

Kunci : A
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
72
D. Hiperbola
Titik pusat O(0,0) Titik pusat (h, k)
Persamaan
hiperbola
1
2
2
2
2
=
b
y
a
x

( ) ( )
1
2
2
2
2
=

b
k y
a
h x

Sumbu utama Sumbu x y = k
Fokus (c, 0) dan (c, 0) (c+h, k) dan (c+h, k)
Puncak (a, 0) dan (a, 0) (a+h, k) dan (a+h, k)
Asimtot
x
a
b
y = ( ) h x
a
b
k y =
Garis singgung
di titik ( )
1 1
y , x
1
2
1
2
1
=
b
yy
a
xx

( )( ) ( )( )
1
2
1
2
1
=


b
k y k y
a
h x h x

Gradien m
2 2 2
b m a mx y = ( )
2 2 2
b m a h x m k y =

Bentuk Umum persamaan hiperbola : 0 E D C B A
2 2
= + + + + y x y x

Titik pusat (0, 0) Titik pusat (h, k)
Persamaan
hiperbola
1
2
2
2
2
=
b
x
a
y

( ) ( )
1
2
2
2
2
=

b
h x
a
k y

Sumbu utama Sumbu y x = h
Fokus (0, c) dan (0, c) (h, k+c) dan (h, kc)
Puncak (0, a) dan (0, a) (h, k+a) dan (h, ka)
Asimtot x
b
a
y = ( ) h x
b
a
k y =
Garis singgung
di titik ( )
1 1
y , x
1
2
1
2
1
=
b
xx
a
yy

( )( ) ( )( )
1
2
1
2
1
=


b
h x h x
a
k y k y

Gradien m
2 2 2
m b a mx y = ( )
2 2 2
m b a h x m k y =

Hubungan antara a, b, dan c :

2 2 2
b a c + =

1 > =
a
c
e , e = eksentrisitas
Kedudukan garis terhadap hiperbola, sama seperti pada lingkaran, parabola, dan
elips.


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
73
Persamaan garis singgung melalui suatu titik di luar hiperbola

Misal :
Tentukan persamaan garis singgung di titik (1, 1) pada hiperbola 32 8 4
2 2
= y x
Penyelesaian : Hiperbola 32 8 4
2 2
= y x 1
4 8
2 2
=
y x

Persamaan garis dengan gradien m melalui titik (1, 1) adalah:
y 1 = m(x + 1) atau y = mx+ m +1
Persamaan garis singgung dengan gradien m pada hiperbola 1
4 8
2 2
=
y x

adalah 4 8
2
= m mx y
4 8 1
2
= + + m mx m mx 0 5 2 7
2
= m m
4 8 1 2
2 2
= + + m m m ( )( ) 0 1 5 7 = + m m
m =
7
5
atau m = 1
Persamaan garis singgungnya :

7
2
7
5
+ =
x
y atau 2 5 7 + = x y
dan 2 + = x y




1. Persamaan hiperbola dengan jarak dua fokus = 20, sumbu utama adalah sumbu X,
dengan pusat O dan asimtot membentuk sudut 30
0
dengan sumbu
positip
X
adalah .
a. 1
75 125
2 2
=
y x
c. 1
25 75
2 2
=
y x
e. 1
25 75
2 2
=
x y

b. 1
25 125
2 2
=
y x
d. 1
75 125
2 2
=
x y


Pembahasan :
2c = 20 c = 10

3
1
30
0
= tan

a
b
tan =
0
30



3
1
=
a
b
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
74
2 2 2
b a c + = 3 b a =

2 2
3 100 b b + = 3 5 = a ; sumbu utama adalah sumbu X
25
2
= b Persamaan hiperbola adalah : 1
25 75
2 2
=
y x

b = 5
Kunci : C

2. Salah satu persamaan asimtot hiperbola 16 32 72 16 9
2 2
= + y x y x adalah .
a. 0 2 3 4 = + y x c. 0 2 3 4 = + + y x e. 0 2 3 4 = x y
b. 0 2 3 4 = + y x d. 0 8 3 4 = + x y

Pembahasan :
( ) ( ) 1 2 16 16 8 9
2 2
+ + y y x x = 16 + 144 16

( ) ( )
1
9
1
16
4
2 2
=

y x
a = 4
b = 3

Asimtot : ( ) 4
4
3
1 = x y
1 3
4
3
1
+ = x y 0 8 3 4 = + x y
1 3
4
3
2
+ + = x y 0 16 3 4 = + x y
Kunci : D

3. Salah satu persamaan garis singgung pada hiperbola
( ) ( )
1
4
2
8
1
2 2
=

y x

yang tegak lurus garis 0 7 = + y x adalah .
a. 5 = x y c. 1 + = x y e. 1 + = x y
b. 1 = x y d. 5 + = x y

Pembahasan :
Gradien garis 0 7 = + y x adalah 1
1
= m
Gradien garis singgung yang tegak lurus garis tersebut adalah 1
2
= m
Jadi persamaan garis singgungnya adalah :
( ) ( ) 4 1 . 8 1 1 2
2
= x y
2 1 2 + = x y
5 + = x y atau 1 + = x y
Kunci : C
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
75
VII.2. Transformasi
1. Jenis-jenis transformasi
a. Translasi (pergeseran)
b. Refleksi (pencerminan)
c. Rotasi (perputaran)
d. Dilatasi (perkalian atau perbesaran)

2. Setiap matriks transformasi dapat ditentukan dengan mencari hasil suatu
transformasi titik (1, 0) dan (0, 1). Peta (bayangan) titik (1, 0) sebagai kolom
pertama matriks, sedangkan peta (bayangan) titik (0, 1) sebagai kolom kedua.
Contoh: Karena refleksi terhadap sumbu X maka peta titik (1, 0) petanya
adalah (1, 0), sedangkan peta titik (0, 1) adalah (0, 1). Jadi matriks
yang bersesuaian dengan refleksi terhadap sumbu X adalah
|
|
.
|

\
|
1 0
0 1
.
3. Komposisi transformasi
a. Komposisi dua translasi berturutan
1
T dilanjutkan
2
T dapat diganti dengan
translasi tunggal.
( ) ( )( ) y x y x , T o T , T o T
2 1 2 1
=
Misal :
|
|
.
|

\
|
=
b
a
1
T ,
|
|
.
|

\
|
=
d
c
2
T maka
|
|
.
|

\
|
+
+
=
d b
c a
2 1
T o T

b. Komposisi dua refleksi berturutan menghasilkan translasi dua kali jarak
antara dua sumbu. Urutan refleksi menentukan arah translasi.
Jika
1
M = refleksi terhadap garis a x =

2
M = refleksi terhadap garis b x =
maka : ( ) ( ) ( ) y x a b y x , 2 P
M o M
, P
1 2
+
( ) ( ) ( ) y x b a y x , 2 P
M o M
, P
2 1
+

Jika
1
M = refleksi terhadap garis c y =

2
M = refleksi terhadap garis d y =

maka : ( ) ( ) ( ) y c d x y x + 2 , P
M o M
, P
1 2

( ) ( ) ( ) y d c x y x 2 , P
M o M
, P
2 1
+

c. Komposisi dua refleksi berturutan terhadap dua sumbu yang berpotongan
(tegak lurus atau tidak tegak lurus) dapat diganti dengan suatu rotasi yang :
1. Berpusat pada titik potong dua sumbu
2. Bersudut dua kali sudut antara dua sumbu
3. Arah dari sumbu pertama ke sumbu kedua
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
76
Misal:
X = refleksi terhadap sumbu X
berpotongan tegak lurus
Y = refleksi terhadap sumbu Y
H = Rotasi sebesar pusat O
( ) ( ) ( ) b a b a b a , H , X o Y , Y o X = =

d. Komposisi dua rotasi yang sepusat sebesar
1
dilanjutkan
2
dapat diganti
dengan rotasi sebesar ( )
2 1
+ dengan pusat yang sama.
Contoh :
Tentukan peta titik (2, 4) karena rotasi pusat O sebesar
0
20
dilanjutkan
0
40 .

Jawab :
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|

=
|
|
.
|

\
|

y
x
cos sin
sin cos
y
x
0 0
0 0
60 60
60 60


|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|

=
4
2
3
3
2
1
2
1
2
1
2
1


|
|
.
|

\
|
+

=
2 3
3 2 1


e. Komposisi transformasi dengan matriks.
Contoh :
Tentukan peta titik (2, 4) karena refleksi terhadap sumbu X dilanjutkan
terhadap garis y = x dan dilanjutkan rotasi pusat O bersudut
4

.
Jawab : ( ) ( ) ( )
|
|
.
|

\
|
=
=
|
|
.
|

\
|


4
2
o M o
4

, R
X x y
y
x

=
|
|
|
|
.
|

\
|

4 4
4 4
cos sin
sin cos
|
|
.
|

\
|
0 1
1 0
|
|
.
|

\
|
1 0
0 1
|
|
.
|

\
|
4
2

=
|
|
.
|

\
|

2 2
2 2
2
1
2
1
2
1
2
1
|
|
.
|

\
|
0 1
1 0
|
|
.
|

\
|
4
2

=
|
|
.
|

\
|

2
2 3





Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
77
f. Luas bangun suatu hasil transformasi.
Suatu bangun A ditransformasikan dengan matriks
|
|
.
|

\
|
d c
b a
, hasilnya
A dengan luas bc ad A = luas A

Contoh : Hitung luas ABC dengan A(3, 1), B(7, 1), dan C(7, 4) karena
transformasi oleh matriks
|
|
.
|

\
|
2 2
1 3
.
Jawab : L = 6 4 3
2
1
=
L = 24 6 2 - 6 C B A = = satuan luas

g. Peta suatu kurva oleh suatu transformasi.

Contoh : Tentukan persamaan bayangan garis 0 2 3 = + + y x oleh
transformasi yang berkaitan dengan matriks
|
|
.
|

\
|
2 1
3 2
.
Jawab :
Misal : (a, b) pada kurva 0 2 3 = + + y x , maka 0 2 3 = + + b a
Jika ( ) b a , adalah peta (a, b) karena tranformasi
|
|
.
|

\
|
2 1
3 2
,
maka
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|

=
|
|
.
|

\
|
b
a
b
a
2 1
3 2
3 4
1

b a a = 3 2
b a b + = 2

sehingga : a + 3b + 2 = 0
( ) ( ) 0 2 2 3 3 2 = + + + b a b a
0 2 3 = + + b a
Petanya adalah : 0 2 3 = + + y x

Contoh:
1. Tentukan bayangan titik (4, 2) karena rotasi pusat O sebesar , dilanjutkan
dilatasi pusat (1, 2) dengan faktor skala 2.
Jawab : ) 2 4, ( ) R(0, 2) (4,
Titik (4, 2) karena | | 2 2), A(1, adalah
( )
( )
|
|
.
|

\
|
=
=
b y k b y
a x k a x


( )
( ) 6 2 2 2 2
9 1 4 2 1
= =
= =
y y
x x

Petanya adalah (9, 6)
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
78
2. Tentukan bayangan titik (2, 3) karena refleksi terhadap garis x = 3,
dilanjutkan x = 5.

Jawab: =
1
M refleksi terhadap x = 3
=
2
M refleksi terhadap x = 5
( ) ( ) ( ) ( ) 3 , 6 3 , 2 3 5 2
M M
3 , 2
1

2
= +
o





1. Garis y = 3x + 1 dirotasikan dengan R
(

0
90 O, , kemudian direfleksikan
terhadap sumbu X. Persamaan bayangannya adalah .
a. 3y = x + 1 c. 3y = x 1 e. y = 3x 1
b. 3y = x 1 d. y = x 1

Pembahasan :

|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|

=
|
|
.
|

\
|
y
x
y'
x'
0 1
1 0
1 0
0 1


|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|


=
y
x
0 1
1 0


|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|

=
|
|
.
|

\
|
y'
x'
y
x
0 1
1 0
1 0
1


|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
x'
y'
y
x

y' x =
x' y =
Bayangannya adalah: y = 3x + 1
( ) 1 3 + = y' x'
1 3 + = y' x'
1 3 + = x y

Kunci : A




Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
79









Ruang Lingkup

Limit
Turunan
Integral

Ringkasan Materi

VIII.1. Limit Fungsi

A. Limit Fungsi Aljabar
Pengertian
a x
lim f(x) = L adalah nilai f(x) dapat dibuat dekat ke L jika x dibuat
dekat ke a (perlu diperhatikan arti dekat).
Contoh : a.
2
lim
x
5 = 5
b.
2
lim
x
x = 2
Pada penyelesaikan soal limit, hasil yang harus dihindari adalah :

1 , , 0 , 0 , , ,
0
0
0 0
. (hasilnya tak tentu).

B. Teorema Limit
a. Diketahui f(x) = c (konstanta),
maka :

a x
lim f(x) = c
b.
a x
lim{f(x) g(x)} =
a x
lim

f(x)
a x
limg(x)

c.
a x
lim{f(x) . g(x)}
a x
= lim f(x) .
a x
limg(x)

d. . lim
a x
c f(x) =
a x
c

lim . f(x)

Siswa mampu memahami konsep dan mampu menghitung limit fungsi di suatu titik,
turunan, dan integral.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 8
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
80
e.
( )
( )
a x
a x
a x g(x)
f(x)
x g
x f

=
lim
lim
lim , dengan
a x
lim g (x) 0

Jika p(x) dan q(x) suatu suku banyak, maka :


( )
( )
( )
( ) a q
a p
x q
x p
lim
a x
=

, dengan q (a) 0

Contoh:

1. ( ) 6 3
3
2
+

x x lim
x
=
3
2
x lim
x
+ x lim
x
3
2

2 x
lim 6
= 2
3
+ 3 . 2 6
= 8

2.
x x x
x x x
lim
x
+
+ +

2 3
2 3
0
2
4 3
=
1 2
4 3

2
2
0
+
+ +

x x
x x
lim
x

=
1 0 0
4 0 0
+
+ +
= 4

3.
x
x x
lim
x
+

9 9
0
=
x
x x
lim
x
+

9 9

0
.
x x
x x
+ +
+ +
9 9
9 9

=
( ) ( )
( ) x x x
x x `
lim
x
+ +
+

9 9
9 9

0

=
( ) x x x
x
lim
x
+ +

9 9
2

0

=
3
1
6
2
9 9
2

0
= =
+ +

x x
lim
x


4.
|
.
|

\
|
+

x x x x lim
x
5 3
2 2

= x x x x lim
x
5 3
2 2
+

.
x x x x
x x x x
5 3
5 3
2 2
2 2
+ + +
+ + +

=
x x x x
x x x x
lim
x
5 3
5 3

2 2
2 2
+ + +
|
.
|

\
|
+


=
x x x x
x
lim
x
5 3
8

2 2
+ + +


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
81
= 4
1 1
8
5
1
3
1
8
=
+
=
+ + +

x x
lim
x

Limit Fungsi Trigonometri

1
0
=
x
x sin
lim
x
1
0
=
x
x tan
lim
x


1
0
=
x sin
x
lim
x
1 =
x tan
x
lim
x


Dari ketentuan di atas diperoleh :

b
a
bx
ax sin
lim
x
=


0



b
a
bx
ax tan
lim
x
=


0



b
a
bx tan
ax sin
lim
x
=


0


Rumus-rumus trigonometri yang sering digunakan adalah :
sin
2
A + cos
2
A = 1
cos A = sin (90
o
A)
cot A = tan (90
o
A)
sin 2A = 2 sin A cos A
cos 2A = 1 2 sin
2
A
= 2 cos
2
A 1
= cos
2
A sin
2
A


Contoh:
1.
x
x sin
lim
x
4

0


Jawab :

x
x sin
lim
x
4

0
=
x
x sin
lim
x
4

0
.
4
4

=
x
x sin
lim
x 4
4

0
. 4
=
x
x sin
lim
x 4
4

0
. 4
0 x
lim
= 1 . 4 = 4
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
82
2.
2
0
1

x
x cos
lim
x


Jawab : Jika x disubstitusikan maka hasilnya
0
0
, sehingga bentuk itu harus diubah
menjadi :

2
2
1
2
0
2 1 1

x
x sin
lim
x
|
.
|

\
|

=
2
2
1
2
0
2

x
x sin
lim
x

=
x
x sin
lim
x
2
1
0
2

.
x
x sin
2
1
.
2
1
2
1
2
1
2
1
.
=
x
x sin
lim
x
2
1
2
1
0
2

.
x .
x sin

2
1
2
1
.
4
1

=
x
x sin
lim
x
2
1
2
1
0
2

.
x
x sin
lim
x
2
1
2
1
0

.
4
1
0 x
lim
= 2 . 1 .
4
1
1 .
=
2
1


3.
3
0

x
x sin x tan
lim
x



Jawab : Jika x = 0 disubstitusikan maka hasilnya
0
0
, sehingga bentuk tersebut
diubah menjadi :

( )
3
0
3
0

1

x . x cos
x cos x sin
lim
x
x sin
x cos
x sin
lim
x x



=
x
x
cos
1
lim
0
.
x
x sin
.
2
cos 1
x
x

=
x cos
lim
x
1
0
.
x
x
x
sin
lim
0
.
2
2
1
2
0
sin 2
lim
x
x
x
2
1
2
1
2
1
2
1
.
=
x cos
lim
x
1
0
.
x
x
x
sin
lim
0

=
x
x sin
lim
x
2
1
2
1
0
.
x
x sin
lim
x
2
1
2
1
0


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
83
=
2
1
0 x
lim
= 1 . 1 . 1 . 1 .
2
1

=
2
1


VIII.2. Hitung Diferensial

A. Turunan fungsi aljabar dan trigonometri
Misal : y = f(x). Turunan fungsi y terhadap x, ditulis dengan y (x) = f (x) atau
dx
dy
atau
dx
df
didefinisikan sebagai
h
x f h x f
lim
x f
h
) ( ) (
) (
0
+
=

.
Nilai fungsi turunan f untuk x = a adalah :
( )
( ) ( )
h
a f h a f
lim
a f
h
+
=
0

Rumusrumus turunan:
f (x) f (x)
x
n
1 n
nx , n bilangan Rasional
ax
n
1 n
anx , n bilangan Rasional
sin x cos x
cos x sin x
Operasi aljabar fungsi turunan :
a. y = f (x) g (x), maka y = f (x) g (x)
b. y = c f (x), maka y = c f (x)
c. y = f(x) . g(x), maka y = f (x) g (x) + f (x) g (x)
d.
( )
( ) x g
x f
y = , maka
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
2
x g
x g x f x g x f
y

=

Contoh:

Tentukan turunan dari :
a. y = (2x + 3)(3x 5)
b.
x x
x x
y
3
3 2
2
2
+
+
=

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
84
Jawab :
a. y = (2x + 3)(3x 5)

cara 1 : y = 6x
2
x 15
y = 12x 1 atau dengan

cara 2 : y = (2x + 3)(3x 5)
y = 2(3x 5) + (2x + 3)3
= 6x 10 + 6x + 9 = 12x 1

b.
x x
x x
y
3
3 2
2
2
+
+
=

( )( ) ( )( )
( )
2
2
2 2
3
3 2 3 2 3 6 2
x x
x x x x x x
y
+
+ + + +
=
=
( )
( )
2
2
2 3 2 3
3
6 5 6 6 16 6
x x
x x x x x x
+
+ +

=
( )
2
2
2
3
11
x x
x
+



B. Persamaan garis singgung
Persamaan garis singgung pada kurva y = f (x) melalui titik (a, f(a)) adalah
y f(a) = f (a) (x a)

Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = 4 3x + x
2
di titik
dengan absis 3.

Jawab : gradien garis singgungnya adalah y = 3 + 2x
Gradien di titik dengan absis 3 adalah y = 3 + 6 = 3
Ordinat titik singgung y = 4 3 . 3 + 9 = 4

Persamaan garis singgung dengan gradien 3 di titik (3, 4) adalah :
y 4 = 3(x 3)
y = 3x 5

C. Fungsi naik dan fungsi turun

Syarat yang berkaitan dengan fungsi naik dan fungsi turun
Jika f adalah fungsi yang kontinu dan diferensiabel pada interval (a, b), maka :
Jika f (x) = 0 untuk setiap x (a, b), maka f konstan pada interval (a, b).
Jika f (x) 0 > untuk setiap x (a, b), maka f naik pada interval (a, b).
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
85
Jika f (x) 0 < untuk setiap x (a, b), maka f turun pada interval (a, b).
Jika f (x) 0 untuk setiap x (a, b), maka f tidak turun pada interval (a, b).
Jika f (x) 0 untuk setiap x (a, b), maka f tidak naik pada interval (a, b).

Contoh:

Tentukan interval, dimana fungsi :
a. naik
b. turun, jika fungsi f (x) = x
3
6x
2
+ 9x + 2
Jawab :
a. Fungsi f (x) naik, maka f (x) 0 >
f (x) = 3x
2
12x + 9
3x
2
12x + 9 > 0
3 (x
2
4x + 3) > 0
(x 3)(x 1) > 0
f (x) naik untuk x > 3 atau x < 1


b. f (x) turun jika f (x) 0 <
3x
2
12x + 9 < 0
3 (x
2
4x + 3) < 0
(x 3)(x 1) > 0
f (x) turun untuk 1 < x < 3

D. Nilainilai Stasioner
Titik dengan a x = yang memenuhi persamaan f (a) = 0 disebut titik stasioner

Jenis Titik Stasioner
Titik maksimum
a x < a x = a x >
f (x) Naik Turun
f (x) Positif Nol negatif
f (x) Negatif

Titik minimum
a x < a x = a x >
f (x) Turun Naik
f (x) Negatif Nol Positif
f (x) Positif

1 3
- - - - - - +++ +++
- - - - - - +++ +++
1 3
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
86
Titik balik di x= a
x < a x = a x > a
f (x) Naik Turun
f (x) Positif Nol Negatif
f (x) Turun Naik
f (x) Negatif Nol Positif

Contoh:

Tentukan nilai stasioner dan jenisnya fungsi f (x) = x
3
(x 4) + 5

Jawab : f (x) = x
4
4x
3
+ 5
f (x) = 4x
3
12x
2


Nilai stasioner diperoleh jika ( ) 0 = x f
4x
3
12x
2
= 0
4x
2
(x 3) = 0
x = 0 atau x = 3
Jadi f (0) = 5
f (3) = 81 108 + 5
= 22

Jenisnya :
x = 0 x = 3
x

0
0
+
0

3
3
+
3
4x
2
+ 0 + + 0 +
x 3 0 0 +
f (x) + 0 0 +
Belok Balik minimum

Jadi titik belok di (0, 0) dan Nilai balik minimum adalah f (3) = 22
Titik balik minimum (3, 22)

E. Menggambar Grafik
Langkah-langkahnya adalah menentukan :
Titik potong dengan sumbu-sumbu koordinat
Titik stasioner dan jenisnya
Beberapa titik


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
87
Contoh:

Gambarlah kurva y = 2x
2
5x + 2

Jawab :

Titik potong dengan sumbu Y x = 0
y = 2
Titik potong (0, 2)

Titik potong dengan sumbu X y = 0
2x
2
5x + 2 = 0
(2x 1)(x 2) = 0
2
1
= x atau x = 2
Titik stasioner dan jenisnya
y = 4x 5
y = 0
y = 4 > 0 minimum
y minimum untuk
4
5
= x atau
8
9
2
4
5
5
4
5
2
2
= + |
.
|

\
|
|
.
|

\
|
= y
Koordinat titik balik minimum |
.
|

\
|

8
9

4
5
,
















F. Turunan kedua dan pemakaiannya
Contoh :
Sehelai karton berbentuk persegi panjang dengan lebar 5 dm dan panjang 8 dm.
Pada keempat pojok karton dipotong persegi yang sisinya x cm.
Dari bangun yang didapat dibuat kotak tanpa tutup yang tingginya x cm.
Tentukanlah ukuran kotak agar volumenya maksimum !
4
5
= x
Sketsa:
Beberapa titik
untuk x = 1 y = 9 (1, 9)
x = 3 y = 5 (3, 5) 9
(3,5)
2
x
y
2
1
4
5
(-1,9)
0
8
9
Y
X
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
88
Jawab :
Volum = (8x 2x)(5 2x)(x)
= 40x 26x
2
+ 4x
3

Nilai stasioner V(x) = 0
40 52x + 12x
2
= 0
3x
2
13x + 10 = 0
(3x 10)(x 1) = 0

3
10
= x atau x = 1

(tidak mungkin)
V = 52 + 24 x
V
(x = 1)
= 52 + 24 = 28 < 0 maksimum

V
maks
= 40 26 + 4
= 18 dm
3

Jadi panjang kotak 6 dm, lebar 3 dm, dan tinggi 1 dm.




1. Jika
x sin
y
1
= , maka =
dx
dy
.
a. cosec x c. - cosec x e. sec x tan x
b. cosec x cotan x d. - cotan x cosec x

Pembahasan :

( )
=

=
x
x
dx
dy
2
sin
cos 1
cosec x cotan x

Kunci : B

2. Persamaan garis yang menyinggung kurva y = 2x
3
4x + 3 pada titik yang
berabsis 1 adalah .
a. y = 2x + 3y c. y = 2x 3y e. y = 2x 2y
b. y = 3x + 7 d. y = 2x 1

Pembahasan : x = 1 maka y = 2 (1)
3
4(-1) + 3 = 5
y = gradien = 6x
2
4
Di titik x = -1 adalah m = 6 4 = 2
Persamaan garis melalui (1, 5) dengan gradien 2 adalah
y 5 = 2 (x + 1)
y = 2x + 7
Kunci : B

x
x
8 2x
5




2
x
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
89
3. Nilai maksimum dari f (x) = 2x
3
+ 5x
2
4x dalam interval 3 x 1
adalah .
a. 28 b. 27 c. 19 d. 12 e. 7

Pembahasan :
f (x) = 6x
2
+ 10x - 4
0 = 3x
2
+ 5x 2
(3x 1)(x + 2) = 0

3
1
= x atau x = 2




f(x) = 12x + 10
f (2) = 24 + 10 = 14 < 0 maksimum
f (2) = 2.( 2)
3
+ 5.( 2)
2
4 (2) = 16 + 20 + 8 = 12

Kunci : B

VIII.3. Integral

A. Integral tak tentu
Integral merupakan operasi invers dari turunan.
Jika F(x) = f(x) dan f kontinu, maka :

+ = C ) F( ) ( x dx x f (C = kostanta)

Rumusrumus

a. C ) F( ) f( + =

x dx x
b. C + =

kx dx k
c. C
1
1
+
+
=
+

n n
x
n
k
dx kx , dengan 1 n
d. { }

+ = + dx x g dx x f dx x g x f ) ( ) ( ) ( ) (
e. { }

= dx x g dx x f dx x g x f ) ( ) ( ) ( ) (

tidak terletak dalam
interval (tidak memenuhi)
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
90
Contoh:

1. Selesaikan dx x x ) 5 ( ) 3 2 ( +


Jawab : dx x x dx x x ) 15 7 2 ( ) 5 ( ) 3 2 (
2

= +
= C 15
2
7
3
2
2 3
+ x x x

2. dx x x x x dx
x
x x
) 4 4 (
) 2 (

2
1
2
3
2
2

+ + =
+


= dx ) x 4 x 4 x (
2
1
2
3
+ +


= c x
1
4
x
2
4
x
1
1 1
2
1
2
1
2
3
2
1
2
3
+
+
+ +
+
+ +

= C x
3
8
2x x
5
2
2
3
2
2
5
+ + +
= C x x
3
8
2x x x
5
2
2 2
+ + +

B. Penerapan Integral tak tentu

Contoh:
1. Tentukan persamaan kurva dengan gradien garis singgung di titik (x, y) sama
dengan 2x 3, dan kurva melalui titik (1, 3)!

Jawab : ) 3 2 ( = x
dx
dy

dy = 2x 3 dx


= dx x dy ) 3 2 (
y = x
2
3x + C
Kurva melalui (1, 3), maka 3 = 1 3 + C C = 1
Persamaan kurvanya adalah : y = x
2
3x 1

Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
91
2. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan V m per detik. Pada saat t detik
persamaan kecepatannya adalah V = 8 t 1. Pada saat t = 1, posisi benda yaitu
S = 6 m.
a. Tentukan persamaan posisi benda sebagai fungsi t!
b. Berapa jauh posisi benda pada saat t = 4?

Jawab : a.

+ = = C 4 ) 1 8 (
) (
S
2
t t dt t
t
b. S
(4)
= 4 (4)
2
4 + 3 = 63 m
Diketahui : S
(l)
= 6, jadi :
4(1)
2
(1) + C = 6
C = 3
maka : S = 4t
2
t + 3
C. Integral tertentu
Teorama Dasar Integral
| |
(a)
F
(b)
F
(x)
F ) ( = =

b
a
b
a
dx x f
dengan F (x) = f (x)

Sifatsifat Integral Tertentu
(i)

=
a
b
dx x f
b
a
dx x f ) ( ) (
(ii) 0 ) ( =

a
a
dx x f
(iii)

+ =
b
c
dx x f
c
a
dx x f
b
a
dx x f ) ( ) ( ) ( , dengan a < c < b
(iv)

=
b
a
dx x f k
b
a
dx x f k ) ( ) ( , k = konstanta
(v) { }

=
b
a
dx x g
b
a
dx x f
b
a
dx x g x f ) ( ) ( ) ( ) (
(vi) Jika f(x) 0 dalam interval [a, b], maka

b
a
x f ) ( dx 0
(vii) Jika f(x) 0 dalam interval [a, b], maka

b
a
x f ) ( dx 0


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
92
Contoh:
1.
1
3
2 2 ) 4 6 (
2 3
3
1
2
x x dx x x + = +


= ( ) ( ) | |
2 3
2 3
1 2 1 2 ) 3 ( 2 ) 3 ( 2 +
(

+ = 68

2. dx x x dx
x
x ) ( )
1
(
2
2
1
2
2
2
1
2
=


= ( )
(

+
(

+ = + 1
3
1
2
1
2
3
1

1
3
1
3
3
2
1
x
x =
6
11
3
4
2
1
3
8
= +

D. Beberapa penggunaan Integral

a. Luas daerah


























y = f (x)
x = a x = b
x
y

=
b
a
dx x f ) ( L
y = f (x)
x = a x = b
x
y

= =
b
a
x f ) ( L

b
a
dx x f ) ( dx
x = f (y)
y

=

d
x
y
y

=

c

=
d
c
dy y f ) ( Luas
y = f (x)
x
y
x=a
x=b x=c
= L

b
a
dx x f ) (

c
b
x f ) ( dx +
X
Y
Y
X
Y
X
X
Y
Y
1 2
3 4
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
93






















1. Hitung luas daerah antara kurva y = x
3
x
2
6x dan sumbu X

Pembahasan :
Titik potong dengan sumbu X y = 0 maka x
3
x
2
6x = 0
x(x
2
x 6) = 0
x(x 3)(x + 2) = 0

Koordinat titik potong dengan sumbu X : (0, 0), (2, 0), dan (3, 0)

untuk x = 1 (2 < x < 0),
maka y +

untuk x = 2 (0 < x < 3),
maka y
Luas I =

0
2
(3x
3
x
2
6x) dx =
4
1
x
4

3
1
x
3

0
2


2
3

x =
3
16

Luas II =

3
0
(x
3
x
2
6x) dx =
4
1
x
4

3
1
x
3

3

0
2
3x =
4
63

L = L
I
+ L
II
=
12
253
satuan luas


(x))dx
x
=
a
x
=
b
y
1
= f
1
(x)
y
2
= f
2
(x)
x
-
y

=
b
a
L ( y
1
- y
2
) dx

=
b
a
L ( y
1
- y
2
) dx
atau
X
Y
a b
( )
) (
2 2
x f y =
) (
1 1
x f y =
( ) (
x f L
b
a

=
1
( ))
dx x f
2
x
y
X
Y 6
Latihan dan Pembahasan
5
0 -2 3
I
II
y
x
Y
X

=
b
a
dx (x)) f x f
2
) ( ( L
1
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
94


2. Hitung luas daerah antara kurva y = x
2
5x dan y = x
2
+ 3x 6

Pembahasan : Batas integral yaitu titik potong dua kurva
x
2
5x = x
2
+ 3x 6
2x
2
8x + 6 = 0
x
2
4x + 3 = 0
(x 3)(x 1) x = 3 atau x = 1
Grafik y = x
2
5x adalah parabola terbuka ke atas
memotong sumbu X di (0, 0) dan (5, 0)
Grafik y = x
2
+ 3x 6 parabola terbuka kebawah
tidak memotong sumbu X karena D < 0
memotong sumbu Y di (0, 6) dan sumbu simetri x =
2
3



Luas daerah yang diarsir =

3
1
{(x
2
+ 3x 6) (x
2
5x)} dx
=

3
1
(2x
2
+ 8x 6) dx
x 6 x 4 x
3
2
3
1
2 3
(

(
+ =
3
8
= satuan luas

b Volum benda putar

1. Volum benda putar yang terjadi
jika daerah antara kurva y = f(x),
garis x = a, garis y = b, dan sumbu X
diputar mengelilingi sumbu X adalah
V =

b
a
(f(x))
2
dx

2. Volum benda putar yang terjadi
jika daerah antara kurva x = f(y),
garis y = c, garis y = d dan sumbu Y
diputar mengelilingi sumbu Y adalah
V =

d
c
{f(y)}
2
dy



2
3
3 1
5
-6
0
y
xX
Y

x = f (y)
y
xX
Y
d
c
x
y
=
f (x
)
Y
X
a
b
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
95

3. Volum benda putar yang terjadi
jika daerah antara dua kurva y
1
= f
1
(x)
dan y
2
= f
2
(x), garis x = a, garis x = b
diputar mengelilingi sumbu X

adalah
V = ( ) ( ) ( ) ( ) | |


b
a
2
2
2
1
x f x f dx
(dengan catatan f
1
(x) > f
2
(x), dimana a < x < b)




4. Volum benda putar yang terjadi
Jika daerah antara dua kurva x
1
= f
1
(y)
dan x
2
= f
2
(y), garis y = c, garis y = d
diputar mengelilingi sumbu Y

adalah
V = ( ) ( ) ( ) ( ) | |
2
2
2
1


d
c
y f y f dy
(dengan catatan f
1
(y) > f
2
(y)
dimana c < y < d





1. Hitung volum benda putar yang terjadi jika daerah antara kurva y = x + 1,
sumbu y, garis x = 2 dan sumbu X diputar mengelilingi sumbu X sejauh
360
0
.
Pembahasan :V =

2
0
(x + 1)
2
dx =

2
0
(x
2
+ 2x + 1) dx
=
2
0
2 3
x x x
3
1
(

(
|
.
|

\
|
+ + =
3
26


2. Hitung volum benda putar yang terjadi jika daerah antara xy
2
= 2, y = 1,
y = 4 dan sumbu Y diputar mengelilingi sumbu Y.
Pembahasan : x =
2
y
2

Volume =


=
|
|
.
|

\
|

4
1
4
4
1
2
2
dy y 4 dy
y
2

) (
1
y f
) (
2
y f
y
x
d
c
Latihan dan Pembahasan
x
a
b
y
y
1
= f
1
(x)
y
2
= f
2
(x)
Y
X
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
96
=
4
1
3
y
3
4
(

(
|
.
|

\
|


=
16
5
1 satuan volum

3. Hitunglah volum benda putar yang terjadi jika daerah antara dua kurva
y = x
2
, y = x + 2 diputar mengelilingi sumbu X.


Pembahasan :
V =

2
1
{(x + 2)
2
(x
2
)
2
}dx
=

2
1
(x
2
+ 4x + 4 x
4
) dx
=
3
1
x
3
+ 2x
2
+ 4x x
5
1
2
1 -
5
(

(



)
`

|
.
|

\
|
+ +
|
.
|

\
|
+ + =
5
1
4 2
3
1
5
32
2 4 4 2 2
3
1 3
. . .
=
5
2
14 satuan volum

E. Aturan Rantai
Misal : y = f(x) dan u = g(x)
atau y = f(g(x)), maka
y = f (g(x)), maka y = f (g(x)) . g (x)
Dengan notasi Leibniz dapat ditulis :

dx
du
.
du
dy
dx
dy
=

Contoh :
Tentukan turunan pertama dari :
1. y = (x
2
+ 2x)
7

Jawab :
Cara 1 : y = 7(x
2
+ 2x)
6
(2x + 2)
= (14x + 14)(x
2
+ 2x)
6


Cara 2 : y = u
7
, u = x
2
+ 2x

du
dy
= 7u
6
,
dx
du
= 2x + 2

dx
dy
= 7u
6
(2x + 2)
2 1
2
-1 -2
1
= x y
2
2
+
=
x
y
y
x X
Y
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
97
= 7(x
2
+ 2x)
6
(2x + 2)
= (14x + 14)(x
2
+ 2x)
6


2. y = sin
3
x
Jawab :
Cara 1 : y = sin
3
x = (sin x)
3

y = 3 sin
2
x cos x
=
2
3
sin x sin 2x
Cara 2 : y = u
3
, u = sin x

du
dy
=3u
2
,
dx
du
= cos x

dx
dy
= 3u
2
.cos x = 3 sin
2
x cos x
=
2
3
sin x sin 2x
F. Integral fungsi Trigonometri

cos x dx = sin x + C

sin x dx = cos x + C

sec
2
x dx = tan x + C

cosec
2
x dx = cotan x + C

sec x tan x dx = sec x + C


cosec x cotan x dx = cosec x + C






1. Selesaikanlah !

( 3 sin x 5 cos x) dx

Pembahasan :

( 3 sin x 5 cos x) dx = 3 cos x 5 sin x + C



2.

( x
3
+ sec
2
x) dx

Pembahasan :

( x
3
+ sec
2
x) dx =
4
1
x
4
+ tan x + C
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
98


3.

( sec x tan x 2 sin x) dx



Pembahasan :

( sec x tan x 2 sin x) dx = sec x + 2 cos x + C



a.

cos (ax + b) dx =
a
1
sin (ax + b) + C

sin (ax + b) dx =
a
1
cos (ax + b) + C

sec
2
(ax + b) dx =
a
1
tan (ax + b) + C

cos ec
2
(ax + b) dx =
a
1
cotan (ax + b) + C

sec (ax + b) tan (ax + b) dx =


a
1
sec (ax + b) + C

cos ec(ax + b) cotan (ax + b) dx =


a
1
cosec (ax + b) + C




Selesaikan !
1.

sec
2
(4x + ) dx
2.

sin
2
x dx
3.

( 3 sin 2x + cos 3x) dx


4.

sin 3x cos 4x dx
5.

sin
3
x dx

Jawab :
1.

sec
2
(4x + ) dx
4
1
tan (4x + ) + C

2.

sin
2
x dx =

(
2
1

2
1
cos 2x) dx
=
2
1
x
2
1
.
2
1
sin 2x + C
=
2
1
x
4
1
sin 2x + C
Latihan dan Pembahasan
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
99

3.

( 3 sin 2x + 4 cos 3x) dx


=
2
3
cos 2x +
3
4
sin 3x + C

4.

sin 3x cos 4x dx
=

2
1
{(sin 7x + sin ( x) )} dx
=
2
1

sin ( 7x sin x) dx
=
2
1
cos 7x +
2
1
cos x + C

5.

sin
3
x dx
=

sin x(sin
2
x)dx
=

sin x(
2
1

2
1
cos 2x) dx
=
2
1

sin x dx
2
1

sin x cos 2x dx
=
2
1
cos x
2
1

2
1
(sin 3x sin x) dx
=
2
1
cos x
2
1
cos 3x +
4
1
cos x + C

G. Integral Substitusi

f (x) dx = F(x) + C
Jika u = g(x)
maka :

f (g(x)) o g (x) dx = F(g(x)) + C



Contoh :
1.

( 4x + 5)
8
dx

cara a : misal u = 4x + 5

4
4
du
dx
dx
du
= =

( 4x + 5)
8
dx =
9 8
u
9 . 4
1
4
du
. u =

+ C
=
36
1
(4x + 5)
9
+ C
Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
100
cara b :

( 4x + 5)
8
dx =

4
1
(4x + 5)
8
d (4x + 5)
=
36
1
(4x + 5)
9
+ C
2.


4 3
2
) 1 x (
x 15
dx =

15x
2
(x
3
1)
-4
dx

cara a : misal u = (x
3
1)

2
2
3
3
x
du
dx x
dx
du
= =


15x
2
(x
3
1)
-4
dx =

15x
2
u
-4
.
2
x 3
du

=
u 3
5
C u
3
5
3
3
= +


+ C
=
3 3
) 1 x ( 3
5

+ C

cara b :

5(x
3
1)
-4
d(x
3
1)
=
3
5

(x
3
1)
-3
+ C
= C
) 1 ( 3
5
3 3
+

x


3. cos dx
x sin
x cos
4
= x sin
-4
x dx

cara a : misal u = sin x

x cos
du
dx x cos
dx
du
= =

x cos
du
. u x cos
4



3
1
= u
-3
+ C
C
3
1
3
+ =
x sin


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
101
cara b :

cos x sin
-4
x dx =

sin
4
x d sin x

3
1
= sin
-3
x + C
C
3
1
3
+ =
x sin


H. Integral Parsial

u dv = uv

v du

Contoh : Selesaikan !
1.

x sin 3x dx
u dv
u = x dv = sin 3x dx
du = dx v =

sin 3x dx =
3
1
cos 3x

sin 3x dx =
3
1
xcos 3x +

3
1
cos 3x dx
=
3
1
xcos 3x +
9
1
sin 3x + C

2. dx x x dx x x

+ = +
2
1
) 3 4 ( 3 4
u = x dv =
2
1
) 3 4 ( + x dx
du = dx v = ) 3 4 ( ) 3 4 (
4
1
) 3 4 (
2
1
2
1
+ + = +

x d x dx x

2
3
) 3 4 (
6
1
+ = x
dx x x x dx x x ) 3 4 (
6
1
) 3 4 (
6
1
) 3 4 (
2
3
2
3
2
1

+ + = +
) 3 4 ( ) 3 4 (
4
1
6
1
) 3 4 (
6
1
2
3
2
3
+ + + =

x d x . x x
C ) 3 4 (
5
1
2
1
6
1
) 3 4 (
6
1
2
5
2
3
+ + + = x . . x x
C ) 3 4 (
10
1
) 3 4 (
6
1
2
3
+
)
`

+ + = x x x


Panduan Materi Matematika SMA/MA (IPA)
DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan
102

3.

2
x cos x dx
u = x
2
dv = cos x dx
du = 2x dx v = sin x
= x
2
. sin x 2

x sin x dx
u = x dv = sin x
du = dx v = cos x
= x
2
sin x 2 (x +

cos x dx)
= x
2
sin x + 2x cos x 2 sin x + C

Catatan :
Jika fungsi u turunan kek nya sama dengan nol (0) dan integralnya ada,
maka dapat diselesaikan dengan cara praktis dari Tanzalin.
Contoh :

2
x cos x dx =










Jadi x
2
cos x dx = x
2
sin x + 2x cos x 2 sin x + C

4. dx x x dx
x
x


+ =
+
2
1
2 3
2
3
) 1 (
1

dx ) x ( x . x 1
2
1
2 2

+ =


u dv

misal : u = x
2
dv = x(x
2
+ 1
2
1
) dx
du = 2x dx v = (x
2
+ 1
2
1
)

3
x (x
2
+ 1
2
1
)

dx = x
2
(x
2
+ 1
2
1
)

( x
2
+ 1
2
1
) . 2x dx
= x
2
(x
2
+ 1
2
1
)

( x
2
+ 1
2
1
) d(x
2
+ 1)
= x
2
(x
2
+ 1
2
1
)
3
2
(x
2
+ 1
2
3
) + C
x
2
2x
2
0
sin x
-cos x
-sin x
cos x
d
i
-
i
n
t
e
g
r
a
l
-
k
a
n
d
i
-
d
i
f
e
r
e
n
s
i
a
l
-
k
a
n
d
i
d
i
f
e
r
e
n
s
i
a
l
k
a
n
d
i
i
n
t
e
g
r
a
l
k
a
n

Anda mungkin juga menyukai