DIPA
DIPA
DISUSUN OLEH :
FORMAT DIPA
Berikut adalah format umum DIPA, yang terdiri dari 4 halaman.
SP DIPA
Kepala Kanwil DJPBN (Surat pengesahan) Halaman IA Halaman IB Halaman II Halaman III Halaman IV : Informasi umum dari satker : Rincian fungsi,sub fungsi, program, indikator keluaran : Kegiatan, sub kegiatan , MAK, alokasi dana dan volume : Rencana penarikan dan penerimaan ( pajak atau PNBP) : Catanan blokir dan belanja terikat
Negara/Lembaga hingga satuan kerja dan jenis belanja. RKAKL yang telah ditelaah dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Anggaran Bagan Akun Standar (BAS), untuk memastikan bahwa rencana kerja telah dituangkan sesuai dengan standar kode dan uraian yang diatur dalam ketentuan tentang akuntansi pemerintah.
Daftar Nominatif Anggaran (DNA) yang ditetapkan oleh Dirjen Perbendaharaan untuk satker yang DIPA-nya disahkan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
PENGELOMPOKAN DIPA
Berdasarkan pembagian anggaran dalam APBN, jenis DIPA dapat dikelompokkan atas DIPA Kementerian Negara/Lembaga dan DIPA BUN. DIPA kementerian negara/lembaga dapat dikategorikan menjadi :
DIPA satker Pusat (KP), adalah DIPA yang dikelola oleh satker kantor pusat dan atau satker pusat suatu K/L, termasuk didalamnya DIPA satker Badan Layanan Umum (BLU), dan DIPA satker Non Vertikal Tertentu (SNVT).
DIPA satker vertikal (Kantor Daerah), adalah DIPA yang dikelola oleh kantor/instansi vertikal K/L di daerah termasu di dalamnya untuk DIPA BLU.
DIPA Dana Dekonsentrasi (DK), adalah DIPA dalam rangka pelaksanaan dana dekonsentrasi, yang dikelola oleh satker perangkat daerah (SKPD) Provinsi yang ditunjuk oleh Gubernur.
DIPA Tugas Pembantuan (TP), adalah DIPA dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan yag dikelola oleh SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Menteri/pimpinan lembaga berdasarkan usulan kepala daerah.
DIPA Urusan Bersama (UB), adalah DIPA yang memuat rincian penggunaan anggaran K/L dalam rangka pelaksanaan UB, yang pelaksanaannya dilakukan oleh SKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga berdasarkan usulan daerah. DIPA BUN, adalah DIPA yang memuat rincian penggunaan anggaran yang bersumber dari BA BUN yang dikelola Menkeu selaku PA BUN, yang terdiri atas : DIPA Utang dan Belanja Hibah; DIPA Investasi Pemerintah dan Penerusan Pinjaman; DIPA Transfer Daerah; dan DIPA Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain.
Secara umum langkah-langkah menyusun DIPA oleh SATKER adalah sebagai berikut : Restore Data RKAKL Pengisian Data PHLN Pengisian Data Rencana Penarikan & Perkiraan Penerimaan Pengisian Pejabat Perbendaharaan & info lain Cetak DIPA Kirim Data DIPA
REVISI DIPA
Sejak tahun 2011, format DIPA menjadi lebih ringkas. Hal ini dapat dilihat pada format akun belanja yang hanya menggunakan 2 digit saja, misalnya 51 (belanja pegawai), 52(belanja barang), 53 (Belanja modal) dll. Hal ini dimaksudkan supaya unit/instansi/lembaga pemerintah lebih fleksibel dalam pelaksanaan anggaran. Segala bentuk perubahan dalam format DIPA mulai dari Lampiran I sampai dengan Lampiran IV harus dilakukan revisi DIPA untuk tahun berjalan. Revisi DIPA dimaksudkan untuk melakukan perubahan dan/atau pergeseran rincian anggaran pada DIPA tahun berjalan. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa perubahan pagu, perubahan kegiatan, output, sub output, komponen, sub komponen, akun dan informasi lain dalam format DIPA seperti perubahan KPA, bendahara, ambang fleksibilitas dan lain-lain. Agar proses revisi berjalan dengan benar dan sesuai prosedur yang berlaku maka dibutuhkan sebuah pedoman untuk mengatur tata cara revisi DIPA. Berikut adalah peraturan-peraturan yang dapat dijadikan dasar hukum/pedoman untuk setiap pengajuan pengesahan revisi anggaran dan revisi DIPA Tahun Anggaran 2011 yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.02/2011 tanggal 17 Maret 2011 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2011 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER22/PB/2011 Tentang Tata Cara Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2011.
Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses pengajuan usul revisi I ini adalah adanya surat pengantar revisi, surat tugas, konsep DIPA, ADK Konsep DIPA, ADK RKAKL (POK), print RKAKL sebelum dan sesudah revisi dan surat pernyataan dari Kuasa PA. Setelah menerima usul revisi dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, maka Direktorat Pelaksanaan Anggaran/Kantor Wilayah DJPBN meneliti usul revisi DIPA serta melakukan penelaahan, pembahasan, mengadministrasi dokumen revisi DIPA dan meng-update data server. Jika revisi ini disetujui maka pihak Kanwil DJPBN akan mengirim berkas revisi I DIPA seperti yang telah kami terima pada tanggal 14 April 2011. Namun setelah proses pengesahan usul revisi DIPA ada beberapa perubahan lagi yang menyebabkan adanya revisi ke-II antara lain tentang perubahan belanja gaji pokok PNS (511111), Belanja Tunjangan Tugas Belajar Tenaga Pengajar Biasa pada PT untuk mengikuti pendidikan Pascasarjana PNS (511137), Belanja Tunjangan lain termasuk
Uang Duka PN Dalam dan Luar Negeri (511147), serta penggantian kuasa pengguna anggaran ITS seiring dengan bergantinya Rektor ITS yang semula Prof. Ir. Priyo Suprobo, Ms. Phd menjadi Prof. Dr. Ir. Tri Yogi Yuwono, DEA. Dengan demikian, pada tanggal 12 Mei 2011 PA/Kuasa PA kembali mengajukan usul pengesahan revisi DIPA kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN. Proses revisi II ini juga tidak menyebabkan perubahan pagu oleh karena itu revisi II DIPA TA 2011 termasuk dalam kewenangan DJPBN. Oleh karena itu syarat dan kelengkapan yang dperlukan pun sama dengan proses revisi I. Diawali dengan proses pengajuan usul revisi II DIPA TA 2011 oleh PA/Kuasa PA kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN, lalu dilanjutkan dengan proses pembahasan dan penelaahan yang dilakukan di kantor KANWIL DJPBN. Proses ini ditandai dengan diterimanya surat pengesahan/persetujuan revisi ke-2 DIPA ITS TA 2011 dari Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN pada tanggal 1 Juni 2011, yang berarti bahwa revisi II DIPA TA 2011 telah disetujui.