Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MATA KULIAH SISTEM ANGGARAN DAN PEMBENDAHARAAN NEGARA

DIPA (DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN)

DISUSUN OLEH :

FADHILLAH ASRI NOPRIAL VALENRA M M.YOGI PRATAMA PUTRA RIZKI DARMAWAN

( 1102120964 ) ( 1102120906 ) ( 1102112822 ) ( 1102113026 ) (1102136429)

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU 2013

DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)


PENGERTIAN DIPA
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah. DIPA memuat informasi tentang program-program, kegiatan, jenis belanja (akun) baik dana APBN, PNBP/BLU, hibah terikat/tidak terikat.dan dana lainnya. Khusus untuk ITS sebagai suatu unit/instansi yang menggunakan sistem pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU), maka dalam format DIPA ITS juga memuat informasi mengenai saldo akhir , pejabat pengelola keuangan, dan ambang fleksibilitas anggaran, dimana untuk tahun 2011 ambang fleksibilitas anggarannya sebesar 15%. DIPA memiliki ketentuan sebagai berikut: DIPA berlaku sebagai dasar pelaksanaan pengeluaran negara setelah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan selaku BUN. Alokasi dana yang tertuang dalam DIPA merupakan batas tertinggi pengeluaran negara. Pengeluaran negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh dilaksanakan jika alokasi dananya tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA. Khusus pelaksanaan pengeluaran negara untuk pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji dapat melampaui alokasi dana gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji dalam DIPA, sebelum dilakukan perubahan/revisi DIPA.

FORMAT DIPA
Berikut adalah format umum DIPA, yang terdiri dari 4 halaman.

SP DIPA

: adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang

ditandatangani oleh Dirjen PBn /

Kepala Kanwil DJPBN (Surat pengesahan) Halaman IA Halaman IB Halaman II Halaman III Halaman IV : Informasi umum dari satker : Rincian fungsi,sub fungsi, program, indikator keluaran : Kegiatan, sub kegiatan , MAK, alokasi dana dan volume : Rencana penarikan dan penerimaan ( pajak atau PNBP) : Catanan blokir dan belanja terikat

DOKUMEN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR DALAM PENYUSUNAN DIPA


Dokumen yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan DIPA, yaitu : Keputusan Presiden mengenai rincian APBN tahun anggaran sebagai dasar alokasi anggaran. Anggaran belanja dirinci untuk masing-masing Bagian Anggaran Kementerian

Negara/Lembaga hingga satuan kerja dan jenis belanja. RKAKL yang telah ditelaah dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Anggaran Bagan Akun Standar (BAS), untuk memastikan bahwa rencana kerja telah dituangkan sesuai dengan standar kode dan uraian yang diatur dalam ketentuan tentang akuntansi pemerintah.

Daftar Nominatif Anggaran (DNA) yang ditetapkan oleh Dirjen Perbendaharaan untuk satker yang DIPA-nya disahkan oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

PENGELOMPOKAN DIPA
Berdasarkan pembagian anggaran dalam APBN, jenis DIPA dapat dikelompokkan atas DIPA Kementerian Negara/Lembaga dan DIPA BUN. DIPA kementerian negara/lembaga dapat dikategorikan menjadi :

DIPA satker Pusat (KP), adalah DIPA yang dikelola oleh satker kantor pusat dan atau satker pusat suatu K/L, termasuk didalamnya DIPA satker Badan Layanan Umum (BLU), dan DIPA satker Non Vertikal Tertentu (SNVT).

DIPA satker vertikal (Kantor Daerah), adalah DIPA yang dikelola oleh kantor/instansi vertikal K/L di daerah termasu di dalamnya untuk DIPA BLU.

DIPA Dana Dekonsentrasi (DK), adalah DIPA dalam rangka pelaksanaan dana dekonsentrasi, yang dikelola oleh satker perangkat daerah (SKPD) Provinsi yang ditunjuk oleh Gubernur.

DIPA Tugas Pembantuan (TP), adalah DIPA dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan yag dikelola oleh SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Menteri/pimpinan lembaga berdasarkan usulan kepala daerah.

DIPA Urusan Bersama (UB), adalah DIPA yang memuat rincian penggunaan anggaran K/L dalam rangka pelaksanaan UB, yang pelaksanaannya dilakukan oleh SKPD

Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga berdasarkan usulan daerah. DIPA BUN, adalah DIPA yang memuat rincian penggunaan anggaran yang bersumber dari BA BUN yang dikelola Menkeu selaku PA BUN, yang terdiri atas : DIPA Utang dan Belanja Hibah; DIPA Investasi Pemerintah dan Penerusan Pinjaman; DIPA Transfer Daerah; dan DIPA Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain.

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN DIPA


Sebelum menjadi DIPA, ITS harus menyusun RKA-KL sebagai dasar untuk penyusunan DIPA. RKA-KL adalah Rencana Anggaran suatu instansi pemerintah yang memuat informasi lebih lengkap mengenai anggaran pada tahun berjalan, baik program, kegiatan, output, sub output, komponen, sub komponen, akun belanja dan detail dari akun tersebut dan juga dapat dimunculkan sub unit pelaksana kegiatan.program tersebut.

Secara umum langkah-langkah menyusun DIPA oleh SATKER adalah sebagai berikut : Restore Data RKAKL Pengisian Data PHLN Pengisian Data Rencana Penarikan & Perkiraan Penerimaan Pengisian Pejabat Perbendaharaan & info lain Cetak DIPA Kirim Data DIPA

REVISI DIPA
Sejak tahun 2011, format DIPA menjadi lebih ringkas. Hal ini dapat dilihat pada format akun belanja yang hanya menggunakan 2 digit saja, misalnya 51 (belanja pegawai), 52(belanja barang), 53 (Belanja modal) dll. Hal ini dimaksudkan supaya unit/instansi/lembaga pemerintah lebih fleksibel dalam pelaksanaan anggaran. Segala bentuk perubahan dalam format DIPA mulai dari Lampiran I sampai dengan Lampiran IV harus dilakukan revisi DIPA untuk tahun berjalan. Revisi DIPA dimaksudkan untuk melakukan perubahan dan/atau pergeseran rincian anggaran pada DIPA tahun berjalan. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa perubahan pagu, perubahan kegiatan, output, sub output, komponen, sub komponen, akun dan informasi lain dalam format DIPA seperti perubahan KPA, bendahara, ambang fleksibilitas dan lain-lain. Agar proses revisi berjalan dengan benar dan sesuai prosedur yang berlaku maka dibutuhkan sebuah pedoman untuk mengatur tata cara revisi DIPA. Berikut adalah peraturan-peraturan yang dapat dijadikan dasar hukum/pedoman untuk setiap pengajuan pengesahan revisi anggaran dan revisi DIPA Tahun Anggaran 2011 yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.02/2011 tanggal 17 Maret 2011 Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2011 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER22/PB/2011 Tentang Tata Cara Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2011.

PENGAJUAN USUL REVISI DIPA


1. Usul pengesahan revisi DIPA diajukan oleh PA/Kuasa PA kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN baik akibat perubahan SAPSK/SRAA maupun tanpa perubahan SAPSK/SRAA. 2. Usul pengesahan revisi DIPA agar mencantumkan penjelasan/alasan dilakukannya revisi DIPA. 3. Penyampaian usul revisi DIPA tersebut disertai lampiran : Surat Pernyataan PA/KPA bahwa usulan pengesahan Revisi DIPA tidak mengubah Sasaran Kinerja dan tidak mengurangi volume Keluaran Kegiatan Prioritas Nasional dan/atau Prioritas Bidang Konsep Revisi DIPA halaman I-IV yang telah ditandatangani oleh KPA ADK revisi DIPA . Surat tugas Surat pengantar revisi RKA-KL (POK) Data pendukung lainnya sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan yang mengatur tata cara perubahan DIPA 4. Penyusunan revisi DIPA sebagaimana dimaksud dalam poin 3 (a, b dan c) menggunakan Aplikasi DIPA sesuai dengan petunjuk teknis pengoperasian Aplikasi DIPA. 5. PA/Kuasa PA tidak melakukan pencairan dana yang direvisi selama proses pengesahan, sehingga tidak mengakibatkan pagu minus.

PENGESAHAN REVISI DIPA


Diawali dengan proses pengajuan usul revisi DIPA oleh PA/Kuasa PA kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN, lalu dilanjutkan dengan proses pembahasan dan penelaahan yang dilakukan di kantor KANWIL DJPBN.

DIPA ITS TA 2011


DIPA ITS 2011 dibuat pada awal tahun 2011 dengan pagu awal sebesar Rp 478.048.546.000. Beberapa perubahan pun muncul setelah DIPA ITS 2011 telah dicetak. Revisi pertama DIPA diajukan pada tanggal 29 Maret 2011 dikarenakan terdapat perubahan tata urutan kode-kode kegiatan dan output pada Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional pada Aplikasi RKAKL-DIPA 2011. Selain itu juga terjadi pergeseran Komponen Input antar output/kegiatan, namun tidak terjadi perubahan/pergeseran akun. Revisi pertama DIPA ITS TA 2011 tidak mengakibatkan perubahan pagu oleh karena itu proses revisi dilakukan berdasarkan kewenangan dari DJPBN. Proses ini diawali dengan pengajuan usul pengesahan revisi DIPA oleh PA/Kuasa PA kepada Direktur Jenderal

Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses pengajuan usul revisi I ini adalah adanya surat pengantar revisi, surat tugas, konsep DIPA, ADK Konsep DIPA, ADK RKAKL (POK), print RKAKL sebelum dan sesudah revisi dan surat pernyataan dari Kuasa PA. Setelah menerima usul revisi dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, maka Direktorat Pelaksanaan Anggaran/Kantor Wilayah DJPBN meneliti usul revisi DIPA serta melakukan penelaahan, pembahasan, mengadministrasi dokumen revisi DIPA dan meng-update data server. Jika revisi ini disetujui maka pihak Kanwil DJPBN akan mengirim berkas revisi I DIPA seperti yang telah kami terima pada tanggal 14 April 2011. Namun setelah proses pengesahan usul revisi DIPA ada beberapa perubahan lagi yang menyebabkan adanya revisi ke-II antara lain tentang perubahan belanja gaji pokok PNS (511111), Belanja Tunjangan Tugas Belajar Tenaga Pengajar Biasa pada PT untuk mengikuti pendidikan Pascasarjana PNS (511137), Belanja Tunjangan lain termasuk

Uang Duka PN Dalam dan Luar Negeri (511147), serta penggantian kuasa pengguna anggaran ITS seiring dengan bergantinya Rektor ITS yang semula Prof. Ir. Priyo Suprobo, Ms. Phd menjadi Prof. Dr. Ir. Tri Yogi Yuwono, DEA. Dengan demikian, pada tanggal 12 Mei 2011 PA/Kuasa PA kembali mengajukan usul pengesahan revisi DIPA kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN. Proses revisi II ini juga tidak menyebabkan perubahan pagu oleh karena itu revisi II DIPA TA 2011 termasuk dalam kewenangan DJPBN. Oleh karena itu syarat dan kelengkapan yang dperlukan pun sama dengan proses revisi I. Diawali dengan proses pengajuan usul revisi II DIPA TA 2011 oleh PA/Kuasa PA kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN, lalu dilanjutkan dengan proses pembahasan dan penelaahan yang dilakukan di kantor KANWIL DJPBN. Proses ini ditandai dengan diterimanya surat pengesahan/persetujuan revisi ke-2 DIPA ITS TA 2011 dari Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah DJPBN pada tanggal 1 Juni 2011, yang berarti bahwa revisi II DIPA TA 2011 telah disetujui.

Anda mungkin juga menyukai