Anda di halaman 1dari 9

METODE PELAKSANAAN PENGECORAN PROYEK SUDIRMAN PALACE [MARET 2004]

I. TEKNIS a. Persiapan konstruksi yang akan dicor (kontraktor) b. Persiapan pit untuk pembuangan air c. Persiapan lokasi pengambilan dan perawatan benda uji. Disiapkan oleh pihak kontraktor didaerah sesuai dengan gambar. d. Persiapan pengecoran Concrete Pump lima buah dengan empat buah operasi dan satu unit cadangan ii. Penyiapan jalan transportasi terdiri dari beberapa alternatif KEMBANGAN Kondisi Baik: Batc plant Lingkar Luar Barat Toll Jakarta Merak Toll Dalam Kota ( S. Parman- Gatot Subroto- Keluar Taman Ria/MPR) Gerbang Pemuda (TVRI) Asia Afrika Pintu Gerbang 1 - Lokasi

i.

Kondisi Buruk/ Macet Alternatif Jalan Panjang Pakubuwono Hang Lekir Asia Afrika Pintu GELORA I (Lokasi) RAMBUTAN Batch Plant Jagorawi Tol Kota Gelora I (Depan DEP KEHUT) Asia Afrika Pintu Gelora I (Lokasi) PLUMPANG Batch Plant Tol Kota Asia Afrika Pintu Gelora I (Lokasi) Pondok Indah Batch Plant Sultan Iskandar Muda Pakubuwono Hang Lekir Asia Afrika Pintu Gelora I (Lokasi) SENTUL (Batch Plant Pendukung)

iii. Interval waktu datang truk diperhitungkan sebagai berikut: Kapasitas satu pompa = 20m/jam (3 TM @ 6M) Empat pompa = 80m/jam Jumlah TM untuk empat pompa = 4 x 3TM/jam = 12TM/jam Interval waktu datang TM = 60menit/ 20 = 3 menit Waktu bongkar 1TM/ pompa = 60menit/ 5 = 12 menit/TM/pompa Diperhitungkan lamanya pengecoran memerlukan waktu 4.000M/ 80 = 50 jam iv. Pemasangan thermo couples dimana posisi dan ketinggian dibagi tiga lapis yaitu lapis satu setinggi 400mm dari dasar, dibagian tengah sebagai lapis dua dan 400mm dari permukaan atas sebagai lapis tiga. v. Pemasangan thermo couples dengan menggunakan pipa PVC dia. 1.5 dengan membuat lubang pada setiap pipa untuk keluarnya kabel thermo couples,

adapun pemasangan thermo couples tersebut tidak boleh bersinggungan dengan tulangan dan diikat dengan tali yang bukan penghantar panas. Titik pengawasan temperature akan dilakukan satu titik per area dengan ketentuan tiga titik pembacaan per titik pengawasan (atas, tengah dan bawah). vi. Penyiapan silinder beton untuk benda uji beton mengikuti standard ACI vii. Penyiapan penerangan pada lahan pengecoran. e. Pelaksanaan Pengecoran i. Posisi pengecoran dengan kemungkinan dua pintu masuk ii. Pola pengecoran dilakukan satu tahap dengan metode pengecoran penuh atau full depth. iii. Cara pembacaan thermo couples Setelah selesai pengecoran dilaksanakan pembacaan alat thermo couples, pembacaan dilakukan dengan menggunakan alat temperature recorder. Pembacaan menggunakan rumus: Tp = To + (Kadar Semen/100) x f Dimana: Tp To f = Temperature puncak = Temperature awal beton = Faktor dari jenis material untuk keseimbangan suhu beton beton tanpa fly ash beton dengan fly ash (12o 14o)C (10o 12o)C

Contoh: Kandungan Semen 400 Kg To = 35 oC Tp = 35 oC + (370/100) x 13 = 83 oC Diperkirakan Tp = 80 oC 88 oC dimana perbedaan antara internal beton dan permukaan () dijaga tidak lebih dari 20 oC. Tetapi itu sendiri dimana berdasarkan hasil actual terakhir pada pengecoran massal 10.000M dapat mencapai 29oC dengan rata-rata 23oC. Pembacaan awal untuk thermo couples dimulai dari 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Pembacaan diperbanyak untuk waktu 36 jam dan 48 jam selang waktu 2 jam pada hari pertama dan 4 jam pada hari kedua. Hari ketiga dan keempat dilakukan setiap empat jam.

iv.

Apabila pengecoran sudah mencapai permukaan (selesai) harus segera ditutup dengan plastic cor dan pasir secara keseluruhan guna pengendalian selisih temperature () antara beton di dalam dan di permukaan.

II.

Non Teknis Persiapan jalan tamu/ inspektor dan penerangan.

IV. PRODUKSI dan PENGAWASAN KUALITAS


Sesuai dengan rencana pengecoran di proyek SUDIRMAN PALACE pada tanggal Maret 2004, maka dengan ini rencana produksi dan pengawasan mutu sebagai berikut: Produksi Beton: a. Kualitas Material Dasar Pengawasan visual untuk aggregate. Bila ada terlihat penyimpangan kualitas, maka akan segera dilakukan tindakan pencegahan ataupun perbaikan. Secara mendasar perlakuan terhadap material adalah dengan memberikan penyemprotan air guna menjaga suhu mapun kadar air aggregat kasar serta membantu menurunkan suhu awal beton. b. Penanganan dan Penyimpanan Material Penanganan: Memastikan operator loader mengambil material setidaknya 300mm dari lapisan dasar Over Head Bin Inspeksi dan memastikan tidak terjadi kontaminasi. Jika terjadi maka segera dilakukan pergantian dengan material yang baik. c. Semen Memastikan pemakaian semen sesuai spesifikasi. Hal lain adalah akan dilakukan permintaan khusus mengenai penyimpanan semen pada silo tersendiri di lokasi pabrik semen narogong. Dimaksud adalah untuk menjaga konsistensi suhu semen yang akan pula berpengaruh terhadap suhu beton segar pada saat produksi beton di batch plant. d. Fly Ash Memastikan pemakaian fly ash sesuai spesifikasi serta berkoordinasi dengan pihak pemasok dalam rangka jaminan kualitas dan kontunuitas pengadaan.

e. Admixture Memastikan pemakaian admixture sesuai dengan spesifikasi dan lokasi penyimpanan yang benar juga berkoordinasi dengan pemasok dalam tujuan jaminan kualitas serta kontunuitas pengadaan. f. Mix Design Memastikan campuran beton yang benar dan sesuai dengan spesifikasi dan jika diperlukan penyesuaian maka akan dilakukan dengan benar. Pengadukan di lapangan dengan rpm tinggi atau 85 putaran sebelum dikirim ke lokasi kerja. Prosedur ini sangat terkait dengan pemeriksaan visual di batch plant. Dan beton diputar perlahan (agitate) sepanjang perjalanan ke lokasi kerja.

g. Mixing

h. Inspeksi slump beton Inspeksi slump akan dilakukan oleh petugas yang berwenang di Batch Plant untuk memastikan kesesuaian dengan spesifikasi sebelum dilakukan pengiriman ke lokasi proyek. Frekwensi Pengujian: Sesuai ACI 318R 5.6.1. mengenai frekuensi pengambilan benda uji untuk mass concrete yaitu satu set untuk setiap 100M atau setiap 17 truk (1 set = 4 benda uji). Hal ini berdasarkan akumulatif volume beton secara menyeluruh untuk masing-masing group pompa beton. Pengujian: 1 benda uji 2 benda uji 1 benda uji 7 hari 28 hari cadangan

Metode Pengujian Lapangan: a. Pengujian slump sesuai dengan ASTM C143-96 Pengujian slump di lapangan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Beton dapat dikembalikan bila ternyata slump beton melebihi batas atas ketentuan yang ditetapkan (> 140mm). Bila slump beton berada lebih rendah dari batas bawah (< 100mm), maka akan dilakukan penambahan admixture untuk penyesuaian slump beton. b. Pengujian suhu beton Pengujian suhu beton dilakukan pada saat beton tiba dilapangan yang dilanjutkan dengan melakukan pencatatan data suhu beton. c. Pengambilan benda uji dan pengujian sesuai paparan di atas. d. Memastikan cetakan benda uji dalam keadaan layak pakai. e. Memastikan melakukan pengambilan benda uji dari beton yang benar-benar dapat dikatakan mewakili. Metode peng-identifikasi-an/ pemberian kode benda uji mengikuti wilayah atau area pengujian sesuai gambar. f. Menggunakan gerobak yang baik. g. Memastikan kerataan permukaan tanah ketika membuat benda uji. h. Menutupi benda uji beton dengan plastik. i. Melakukan pembongkaran, perawatan serta perendaman benda uji sesuai ketentuan. Prosedur Pengujian a. Mengeluaran benda uji dari bak perendaman b. Melakukan pengeringan/ jemur c. Memastikan dimensi benda uji dengan benar d. Melakukan pengujian uji tekan dan mencatat jenis kehancuran benda uji. e. Menghitung kuat tekan dan density dari beton f. Pembuatan laporan hasil uji

Hal Khusus: Kemungkinan terjadinya cold joint pada saat pengecoran yang diakibatkan oleh terhambatnya proses pengecoran dapat ditangani sebagai berikut: Bahan utama Sika LATEX dicampur dengan semen sampai manjadi seperti lem. Oleskan dibagian permukaan beton yang telah mengalami waktu ikat awal atau lebih dari enam jam dari proses pengadukan beton dan belum dilakukan pengecoran lanjutan pada lapis atas atau berikutnya. Pengecoran dapat dilanjutkan sesudah pekerjaan pelapisan bahan pengikat (bonding agent) SIKA LATEX selesai. Pemadatan lapisan beton diatas bagian beton dengan lapisan SIKA LATEX dilakukan harus tidak sampai menyentuh bagian lapisan beton dengan lapisan SIKA LATEX.

METODE PELAKSANAAN MASS CONCRETE PROYEK SUDIRMAN PALACE MARCH 2004

PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN

DAFTAR ISI I. TEKNIS Persiapan Konstruksi Persiapan Pit Untuk Pembuangan Air Persiapan lokasi pengambilan dan perawatan Benda Uji Persiapan Pengecoran Pelaksanaan Pengecoran Non Teknis Rencana Global Produksi dan Pengawasan Kualitas Campuran Beton dan Data Material Lampiran Gambar dan Formulir Lapangan

II. III. IV. V.


VI.

VI. GAMBAR DENAH DAN FORMULIR LAPANGAN

Anda mungkin juga menyukai