2.1 DEFINISI
ADALAH TERJADINYA PENUMPUKAN PUS DI DALAM CAVUM PLEURA
B.
NON SPESIFIK
- PYOGENIC PNEUMONIA
- LUNG ABSCES RUPTURE
- Lekosit PMN lebih >>, tdp debris, bakteri dan seluler - Jaringan fibrin yang menutupi pleura parietalis dan visceralis lokulasi - Terjadi peningkatan level glukosa dan PH - Berlangsung 7-10 hari
membentuk membran yang kaku menghambat pengembangan paru. - Cairan tebal dan viscous - PH< 7,0 , Glukosa < 40 mg/dl - Berlangsung 2-4 mgg setelah fase 1
2.4 Gejala Klinis a. Stadium Empiema Acut - Nyeri dada - Batuk - Sesak napas - Panas tinggi b. Stadium Empiema Kronik - Toksemia Berat - Penurunan Berat Badan - Anemia - Kegagalan thd terapi Antibiotik - keluarnya sputum dlm jml besar ok broncho pleural fistula
EKSKURSI PERNAPASAN TERBATAS PERKUSI REDUP Kontraksi Hemithorax pergerakan napas terbatas CLUBBING FINGER Bisa terjadi abses dinding dada ok erosi empiema yg keluar lewat dinding dadaEmpiema Nesessitas
Radiologis : - foto thorax PA terlihat perselubungan dan fluid level pd hemithorax yg terkena - posisi lateral sinus costo phrenicus post tumpul
USG
- Sederhana, non invasiv, tdk mahal - Mendeteksi cairan pleura - Utk investigasi adanya penyakit pleura
Cairan pleura diaspirasi 20-50 ml dg jarum ukuran no 18-19 + Heparin diperiksa : PH, Glukosa, LDH, Protein, sel lekosit
Pd Empiema :
PH Gluklosa LDH Protein : < 7,0 : < 50 mg/dl : > 1000 IU/L : > 3g/dl
Pewarnaan Gram Stafilokokus aureus dan bakteri Gram negatif sering sbg penyebab
Pemeriksaan Kultur Aerob & Anaerob organisme anaerob sering sbg penyebab Tes kepekaan Antibiotika
A.DRAINASE CAIRAN PUS disesuaikan dengan fase-fasenya 1. Fase EksudatifTORAKOSINTESIS - Cairan pleura masih dlm keadaan cair
dan tipis - Tidak ada lokulasi - Dikombinasi dg terapi antibiotik - Penggunaannya harus diikuti ketat dg sering kontrol foto thoraks utk memonitor penumpukan cairan kembali - Dilakukan intermiten setiap 2-3 hari
2. Fase Fibropurulen (cairan pleura kental) Torakoromi ( Closed chest tube drainage) - Utk mencegah morbiditas akibat progrefisitas
fase ini - Utk menghilangkan fibrinous debris dan eksudat purulen - Indikasi : - Adanya pus dlm cavum pleura - adanya bakteri dlm pewarnaan Gram - Glukosa < 50mg/dl, PH<7,0, atau
LDH< 1000 IU/l
Dengan cara meletakkan chest tube no 28-32 F pada kantong empiema dan dihubung kan dg underwater seal suction system
- Selama pemasangan
perlu foto ulang tiap 48-72 jam utk melihat cairan pus dan pengembangan paru pe
- Alat ini bisa dilepas bila drainase jernih, produksi < 50ml/24 jam - Jika pada foto thoraks tdp lokulasi maka tube diinsersikan pd lokasinya dg bantuan USG dan torakoskopi.
Bila pengembangan paru tdk komplit biarpun drainase adekuat ada 3 problem :
1. Ada sisa rongga empiematik yg kecil / sedang tanpa fistel bronkus 2. Ada lokulasi dg fistel bronkus 3. Ada lokulasi Besar
Pada beberapa institusi dimasukkan enzim fibrinolitik ke cavum pleura dosis 250.000 dlm 100 cc larutan fisiologis (NaCl) menghancurkan lokulasi dan memperlancar drainage
3. Fase Organisasi (Penebalan Pleura) dekortikasi, drainase terbuka, torakoplasti @Dekortikasi - Utk mengontrol infeksi
- Rongga Pleura dibersihkan dari fibrin-fibrin yg menutupi paru, lokulasi dpt dipecah , penyakit parenkim paru dpt diobati shg paru mengembang
fibroelastik yg menjerat paru b. pleura visceralis relatif nornal c. Paru harus dapat mengembang dg dihilangkannya rongga empiema dg dekortikasi
Tehnik: Incici lap viseral diseksi dg jari tangan bila perlu secara tajam kmd dekortikasi dgn membuka seluas luasnya. Pd Empiema tbc dekortikasi dilakukan stlh pengobatan anti TB selama 6 minggu
@Drainage Terbuka Tujuan : Utk mengeringkan pus dari dalam tanpa mempertimbangkan pengembangan paru Ada 2 cara:
a. Dgn reseksi simple iga pd segmen 1/3 bagian bawah rongga empiema dan dimasukkan chest tube pd rongga empiema yg dihubungkan dg under water seal drainage
b. Dg membuka flap dg membuat fistula pd kulit , memotong tulang iga, pleura viseralis kmd dijahit shg ada lubang langsung tanpa drainage tube.
@Torakoplasti
Ditujukan utk paru yg kolaps scr permanen - Dg reseksi pleura parietalis, periosteum, otot intercostalis dan intercostal neurovascu lar bundles dimasukkan ke rongga kosong shg kulit dan otot dada tertinggal - Jarang digunakan ok menyebabkan morbiditas bagi pasien deformitas
B. Pengembangan Paru Pada fase I dan II cukup dg evaluasi saja - Pada fase III dg dekortikasi secara sempurna
Tetapi bila ada fistel bronkopleura tdk akan tercapai tekanan negatif untuk mengembang kan paru tanpa menutup fistelnya terlebih dahulu.
C. Pengobatan Penyebab infeksi Empiema memerlukan antibiotik yg sesuai dg pewarnaan Gram, kultur dan tes sensitifi tas thd cairan pleura. Biarpun hasil belum ada antibiotika tetap diberikan yaitu :
- Clindamisin dan tobramisin - Cefoxitin dan piperacillin - Cefoxitin dan sulfametoxazole-trimetoprim - piperacillin & sulfametoxazole-trimetoprim - Penicillin dan aminoglicoside - Cephalosporin dan aminoglicoside
1. Muscle Plombage Pecroralis major - Mpy suply darah dr a Thoracoacromial dan a. Mammaria interna - Dg cara meletakkan pada rongga dg reseksi sepanjang 5 cm pd costae utk memasuk kannya
Latissimus dorsi
- Sering utk Thoracic defects - Suply darah dari a. Thoracodorsal - Dg incisi atau reseksi kecil thd tulang iga
Seratus anterior
- Baik utk mengisi rongga yg kecil - Dimasukkan melalui incisi primer pd dada
Rectus Abdominalis
- Pd umumnya digunakan utk menutup 1/3 bag bawah dari sternal defek - Dilakukan sebagai pilihan terakhir
omentum mendapatkan suply darah yg bagus neovascularisasi pd ujung bronkus dlm 48 jam setelah penem patan omentum - Dilakukan bila dg muscle flap tidak cukup - Melalui pembukaan anterior diafragma dan diletakkan pd ujung bronkus
Air Plombage
Dg cara melepaskan periosteum interna, otot otot intercostalis dan pleura parietalis dijatuhkan ke bagian defek shg memben tuk rongga berisi udara dg dinding thorax yang tertinggal
RINGKASAN - Empiema mrp penumpukan pus dalam rongga pleura - Penyakit ini mudah didx dan hasil yg baik akan didapat bila ditangani scr tepat dan cepat - Dx berdasarkan gx klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
-Perjalanan penyakit ini dlm rongga pleura ada tiga fase: a. Fase Eksudatif b. Fase Fibropurulen c. Fase Organisasi Dimana masing-masing fase berbeda cara penanganannya.
- Ada 4 prinsip pengobatan a. Drainage penumpukan cairan pus b. Pengembangan Paru c. Pengobatan penyebab infeksi d. Mengisi rongga kosong