Anda di halaman 1dari 154

Definisi dari analisis kualitatif adalah pemeriksaan kimiawi tentang jenis-jenis unsur atau ion terdapat dalam suatu

zat tunggal atau campuran beberapa zat. Setelah sifat dasar penyusun-penyusun dari suatu contoh itu dipastikan, seringkali analisis itu kemudian diminta menetapkan banyaknya tiap komponen atau komponen komponen khusus yang ada di dalamnya. Penetapan semacam ini terletak didaerah analisis kuantitatif (Bassett, 1994). Istilah oksidasi mengacu kepada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikkan bilangan oksidasi. Berarti proses oksidasi disertai dengan hilangnya elektron, sedangkan reduksi memperoleh elektron. Oksidator adalah senyawa dimana atom yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sebaliknya pada reduktor, atom yang mengalami kenaikkan bilangan oksidasi. Oksidasi reduksi harus selalu berlangsung bersama dan saling mengkompensasi satu sama lain. Istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa tidak kepada atomnya saja. Jika suatu reagen berperan baik sebagai reduktor dan oksidator, maka dikatakan zat tersebut mengalami autooksidasi atau disproporsionasi (Khopkar, 2002). Titrasi titrasi redoks berdasarkan pada perpindahan elektron antara titran dengan analit. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipun demikian penggunaan indikator yang dapat berubah warnanya dengan adanya kelebihan titran juga sering digunakan. Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu titrasi langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri) (Rohman, 2007). Iodometri atau iodimetri merupakan titrasi-titrasi yang menyangkut reaksi : I2 + 2e 2I-

Titrasi langsung yang disebut iodimetri, larutan baku I2 dipakai sebagai titrat atau titran untuk mengoksidasi analat, cara ini jarang dipakai sebab iodium sendiri merupakan oksidator lemah. Titrasi tidak langsung yang disebut iodometri, KI digunakan sebagai reduktor untuk mereduksi analat sehingga terbentuk I2 bebas, I2 bebas ini dititrasi oleh larutan baku Na2S2O3. Cara ini dapat digunakan untuk menganalisis hampir semua oksidator yang kuat sehingga lebih sering digunakan daripada iodimetri (Harjadi, 1993). Iodium merupakan oksidator lemah. Sebaliknya ion iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang cukup kuat. Dalam proses analitik iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Dengan adanya kelebihan ion iodida yang ditambahkan pada pereaksi oksidasi

yang ditentukan, yaitu dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat (Day & Underwood, 1986). Kelarutan iodium rendah dalam air maka larutannya dibuat dengan menambahkan KI berlebihan, sehingga terjadi reaksi berikut :

I2 + I-

I3-

K=

= 7 x 102

Tetapan kesetimbangan proses pembentukan kompleks ini tidak begitu besar, sehingga kelebihan ion iodida dapat menggeser reaksi ke arah kanan, akibatnya dalam larutan itu iodium berada dalam bentuk ion tri-iodida I3- (Svehla, 1979). Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Potensial reduksi normal dari sistem reversibel: I2(solid) 2e 2I-

Persamaan di atas mengacu kepada suatu larutan air yang jenuh dengan adanya iod padat; reaksi sel setengah ini akan terjadi, misalnya, menjelang akhir titrasi iodida dengan suatu zat pengoksid seperti kalium permanganat, ketika konsentrasi ion iodida menjadi relatif rendah. Dekat permulaan, atau dalam kebanyakan titrasi iodometri, bila ion iodida terdapat dengan berlebih, terbentuklah ion tri-iodida: I2(aq) + II3-

karena iod mudah larut dalam larutan iodida, reaksi sel setengah itu lebih baik ditulis sebagai: I3- + 2e 3I-

Potensial reduksi standarnya adalah 0,5355 volt. Maka, iod atau ion tri-iodida merupakan zat pengoksid yang jauh lebih lemah ketimbang kalium permanganat, kalium dikromat, dan serium (IV) sulfat (Bassett, 1994). Zat-zat pereduksi yang kuat (zat zat potensial reduksi yang jauh lebih rendah), seperti timah (II) klorida, asam sulfat, hidrogen sulfida, dan natrium thiosulfat, bereaksi lengkap dan cepat dengan iod, bahkan dalam larutan asam. Dengan zat pereduksi yang lemah misalnya arsen trivalen, atau stibium trivale, reaksi yang lengkap hanya akan terjadi bila larutan dijaga tetap netral atau, sangat sedikit asam. Pada kondisi ini, potensial reduksi adalah minimum, atau daya mereduksinya adalah maksimum (Bassett, 1994). Jika suatu zat pengoksid kuat diolah dalam larutan netral atau (lebih biasa) larutan asam, dengan ion iodida yang sangat berlebih, yang terakhir bereaksi sebagai zat pereduksi,

dan oksidan akan direduksi secara kuantitatif. Dalam hal-hal yang demikian, sejumlah iod yang ekivalen akan dibebaskan, lalu dititrasi dengan larutan standar suatu zat pereduksi, biasanya natrium thiosulfat (Bassett, 1994). Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat sehingga dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut pelarut sebagai karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi koloidal) kanji karena warna biru tua dari kompleks kanji iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada larutan netral dan akan lebih besar lagi dengan adanya ion iodida (Anonim1, 2007). Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometrik adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer. Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama (Day & Underwood,1986). Jika larutan iodium dalam KI pada suasana netral maupun asam dititrasi dengan natrium thiosulfat maka: I3- + 2S2O32- 3I- + S4O62Selama reaksi zat antara S2O32- yang tidak berwarna adalah terbentuk sebagai berikut : S2O32+ I3- S2O3I- + 2I- yang mana berjalan terus menjadi: S2O3I- + S2O32- S4O62- +I3- Reaksi berlangsung baik dibawah pH = 5,0 (Khopkar, 2002).

II.2 Uraian Bahan II.2.1. Aqua (Anonim, 1979) a. Nama resmi : Aqua destilata. : Air suling. :

b. Nama lain c. Struktur kimia

an

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa. :: Pelarut. : Dalam wadah tertutup baik.

tan

mpanan

II.2.2. H2SO4 (Anonim, 1979) a. c. Nama resmi : Acidum sulfuricum. : Asam sulfat. : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna; jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas. e. f. Kelarutan Khasiat :: Zat tambahan.

b. Nama lain d. Pemerian

Struktur kimia : H2SO4

g. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. II.2.3.HCl (Anonim, 1979) a. Nama resmi : Acidum hydrochloridum. : Asam klorida.

b. Nama lain

c. Struktur kimia : d. Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, baud an asap Hilang. e. f. Kelarutan Khasiat :: Zat tambahan. : Dalam wadah tertutup rapat.

g. Penyimpanan

II.2.3.Iodium (Anonim, 1979) a. c. Nama resmi : Iodium. : Iodium. : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti Logam, hitam kelabu, bau khas. e. Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3600 bagian air, dalam 13 bagian etanol (95%) P, dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih kurang 4 bagian karbondisulfa P; larut dalam kloroform P dan dalam karbontetraklorida P. f. Khasiat : Antiseptikum ekstern; antijamur. : Dalam wadah tertutup rapat. g. Penyimpanan

b. Nama lain d. Pemerian

Struktur kimia : I

II.2.5.Kalium Iodida (Anonim, 1979) a. c. Nama resmi : Kalii Iodidum. : Kalium iodida. : Hablur heksahedral; transparan atau tidak opak, berwarna dan putih; atau serbuk butiran putih, higroskopik. e. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam gliserol P. f. Khasiat : Antijamur. g. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. II.2.6.NaHCO3 (Anonim, 1979) a. Nama resmi : Natrii Subcarbonas

b. Nama lain d. Pemerian

Struktur kimia : K I

b. c. Struktur kimia :

Nama lain

: Natrium subkarbonat, Natrium Bikarbonat

d. Pemerian e. f. Kelarutan Khasiat

: Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram, tidak berbau, rasa asin. : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P. : Antasidum

g. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. II.2.7.Antalgin (Anonim, 1979) Nama resmi : Methampyronum.

Nama lain c. Struktur kimia :

: Metampiron.

Pemerian

: Serbuk hablur, putih/putih kekuningan. :: Analgetikum, Antipiretikum. Penyimpanan II.3 Prinsip Reaksi II.3.1 Penetapan Kadar : Dalam wadah tertutup baik.

Kelarutan

Khasiat

atan baku primer KIO3 KIO3 (aq) + H2O (aq) b. Pembakuan baku sekunder natrium thiosulfat 2NaS2O3 + I2 4I2 + S2O32- + 5 H2O IO3- + 5I + 6H+ ( Khopkar,2008 ) c. Pembakuan baku tersier iodium dengan larutan natrium thiosulfat I3- + S2O323I- + S4O62S2O32- + I3 S2O3 I- + S2O32( Khopkar, 2008 ) d. Penetapan kadar antalgin S2O3I- + 2IS4O6I2- + I2NaI + Na2S4I6 8I- + 2SO2I2- + 10H+ 3I2 + 3H2O

IO3() + H2O (aq)

Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda penentuan atau penetapan kuantitatif yang pada dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample atau terbentuk dari hasil reaksi antara sample dengan ion iodida .Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai penitar. Dalam reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor ,sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan electron ), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap electron) ,jadi tidak mungkin hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja. Dalam metoda analisis ini , analat dioksidasikan oleh I2 , sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodida : A ( Reduktor ) + I2 A ( Teroksidasi ) + 2 I -

Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat (lemah) , sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor kuat yang dapat dititrasi. Indikator yang digunakan adalah amilum yang akan memberikan warna biru pada titik akhir penitaran . I2 + 2 e - 2 IIod merupakan zat padat yang sukar larut dalam air (0,00134 mol/L) pada 25C , namun sangat larut dalam larutan yang mengandung ion iodida . iod membentuk kompleks triiodida dengan iodida : I2 + I- I3Ion cenderung dihidrolisis membentuk asam iodide dan hipoiodit : I2 + H2O HIO + H+ + I-

Larutan standar iod harus disimpan dalam botol gelap untuk mencegah peruraian HIO oleh cahaya matahari . 2HIO 2 H+ + 2 I- +O2 (g)

Warna larutan iod 0,1 N cukup tua sehingga iod dapat bertindak sendiri sebagai indikator . Iod juga memberikan suatu warna ungu atau lembayung pada pelarut seperti CCl4 atau kloroform, dan kadang-kadang itu digunakan untuk mendeteksi titik akhir. Namun lebih lazim digunakan suatu larutan kanji, karena warna biru tua kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan sedikit asam dari pada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida . Molekul iod diikat pada permukaan beta amilosa, suatu konstituen kanji. Larutan iod merupakan larutan yang tidak stabil , sehingga perlu distandarisasi berulang kali. Sebagai Oksidator lemah, iod tidak dapat bereaksi terlalu sempurna, karena itu harus dibuat kondisi yang menggeser kesetimbangan kearah hasil reaksi antara lain dengan mengatur pH atau dengan menambahkan bahan pengkompleks. Larutan iod sering distandardisasi dengan larutan Na2S2O3 . selain itu bahan baku primer yang paling banyak digunakan ialah As2O3 pada pH tengah, Berdasarkan reaksi : I2 + 2 e- 2 I- E= 0,536 volt

H3AsO3 + H2O

H3AsO4 + 2 H+ + 2 e- E= 0, 559 volt

H3AsO3 + H2O + I2 H3 AsO4 + 2 H+ + 2 I- E= -0,023 volt

Reaksi diatas menunjukkan , bahwa sebenarnya iod terlalu lemah untuk mengoksidasi H3AsO4 . Namun dengan mentitrasi pada pH cukup tinggi , maka kesetimbangan digeser kekanan ( H+ yang terbentuk diikat oleh OH- dalam larutan yang berkelebihan OH- itu) . Pada umumnya pH tersebut diantara 7 dan 9, tidak terlalu basa , karena akan mendorong disproporsional I2 terlalu banyak .Untuk mengatur pH tersebut ,larutan yang agak asam dijenuhi dengan NaHCO3 yang akan menghasilkan penahan dengan pH antara 7 dan 8.

sedikit asam dari pada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Day &Underwood, 1981).Jika

larutan iodium dalam KI pada suasana netral maupun asam dititrasi dengannatrium thiosulfat maka:I
3-

+ 2S

O
32-

? 3I
-

+S
4

O
62-

Selama reaksi zat antara S


2

O
32-

yang tidak berwarna adalah terbentuk sebagaiS

O
32-

+ I
3-

?S
2

I
-

+ 2I
-

Yang mana berjalan terus menjadi:S


2

I
-

+S
2

O
32-

?S
4

62-

+I
3-

Reaksi berlangsung baik dibawah pH = 5,0 (Khopkar, 2002).Zat-zat

pereduksi yang kuat (zat-zat potensial reduksi yang jauh lebih rendah), sepertitimah(II)k lorida, asam sulfat, hidrogen

sulfida, dan natrium thiosulfat, bereaksi lengkap dancepat dengan iod, bahkan dalam larutan asam. Dengan

zat pereduksi yang lemah misalnyaarsen trivalen, atau stibium trivale, reaksi yang lengkap hanya akan terjadi bila

larutan dijagatetap netral atau, sangat sedikit asam; pada kondisi ini, potensial reduksi adalah

minimum,atau daya mereduksinya adalah maksimum (Bassett, 1994).Jika suatu zat pengoksid

kuat diolah dalam larutan netral atau (lebih biasa) larutanasam, dengan ion iodida yang sangat berlebih,

yang terakhir bereaksi sebagai zat prereduksi,dan oksidan akan direduksi secara kuantitatif. Dalam hal-hal

yang demikian, sejumlah iodyang ekivalen akan dibebaskan, lalu dititrasi dengan larutan standar suatu zat

pereduksi,biasan ya natrium thiosulfat (Bassett, 1994).Potensial reduksi dari zatzat tertentu naik banyak sekali

dengan naiknya konsentrasiionhidrogen dari larutan. Inilah halnya dalam sistem-sistem yang mengandung

permanganat,dik romat, arsenat, antimonat, borat dan sebagainya yakni, dengan anion-anion yang

mengandung oksigen dan karenanya memerlukan hidrogen untuk reduksi lengkap. Banyak anion pengoksid yang

lemah direduksi lengkap oleh ion iodida, jika potensial reduksimerekan aik banyak sekali karena adanya jumlah

besar asam dalam larutan (Bassett, 1994).Dua sumber sesatan yang penting dalam titrasi

yang melibatkan iod adalah:1. Kehilangan iod yang disebabkan oleh sifat mudah menguapnya

yangcukup berarti, dan1. Larutan iodida yang asam dioksidasi oleh oksigen di udara:4I
-

+O
2

+ 4H
+

? 2I
2

+ 2H
2

OReaksi diatas lambat dalam

larutan netral tetapi lebih cepat dalam larutan berasam dandipercepat oleh cahaya matahari. Setelah

penambahan kalium iodida pada larutan berasamdari suatu pereaksi oksidasi, larutan harus tidak dibiarkan untuk

waktu yang lamaberhubunga n dengan udara, karena iodium tambahan akan terbentuk oleh reaksi yangterdahulu.

Nitrit harus tidak ada, karena akan direduksi oleh ion iodida menjadi nitrogen (II)oksida yang selanjutnya dioksidasi

kembali menjadi nitrit oleh oksigen dari udara:2HNO


2

+ 2H
+

+ 2I
-

? 2NO + I
2

+ 2H
2

O4NO + O
2

+ 2H
2

O ? 4HNO
2

Kalium iodida harus bebas iodat karena kedua zat ini bereaksi dalam larutan berasam untuk membebas kan iodium:IO
3-

+ 5I
-

+ 6H
+

? 3I
2

+ 3H
2

O(Day & Underwood, 1981). Teori Reduksi dan OksidasiPengert ian Oksidasi dan Reduksi (Redoks)

Pengertian konsep reaksi reduksi-oksidasi telah mengalami tiga tahap perkembangan sebagaiberikut.1. Berdasarkan

Pengikatan dan Pelepasan Oksigena. Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa.Redukt

or adalah:1) Zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi.2) Zat yang mengalami reaksi oksidasi.2.

Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektrona. Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.

Reduktor adalah:1) Zat yang melepaskan elektron.2) Zat yang mengalami oksidasi.Contoh: 1) Cl2 + 2 e

2 Cl 2) Ca2+ + 2 e


Ca b. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron.Oksidat or adalah:1) Zat

yang mengikat elektron.2) Zat yang mengalami reduksi.Contoh: 1) K

K+ + e

2) Cu

Cu2+ + 2 e 3. Berdasarkan Pertambahan dan Penurunan Bilangan

Oksidasia. Reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.Redukt or adalah:1) Zat yang mereduksi

zat lain dalam reaksi redoks.2) Zat yang mengalami oksidasi.Contoh: 2 SO3

2 SO2 + O2 Bilangan oksidasi S dalam SO3 adalah +6 sedangkan pada SO2 adalah +4. Karena unsur Smengalami

penurunan bilangan oksidasi, yaitu dari +6 menjadi +4, maka SO3 mengalami reaksi

reduksi.Oksidato rnya adalah SO3 dan zat hasil reduksi adalah SO2.b. Oksidasi adalah reaksi pertambahan bilangan

oksidasi. Oksidator adalah:1) Zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi redoks.2) Zat yang

mengalami reaksi reduksi.Contoh: 4 FeO + O2

2 Fe2O3

Bilangan oksidasi Fe dalam FeO adalah +2, sedangkan dalam Fe2O3 adalah +3. Karena unsur

Femengalami kenaikan bilangan oksidasi, yaitu dari +2 menjadi +3, maka FeO mengalami reaksioksidasi.R

eduktornya adalah FeO dan zat hasil oksidasi adalah Fe2O3. Jika suatu reaksi kimia mengalamireaks i reduksi dan

oksidasi sekaligus dalam satu reaksi, maka reaksi tersebut disebut reaksireduksioksidasi atau reaksi

redoks.Contoh:a . 4 FeO + O2

2 Fe2O3 (bukan reaksi redoks)b. Fe2O3 + 3 CO


2 Fe + 3 CO2 (reaksi redok sedikit asam dari pada dalam larutan netral dan lebih besar

dengan adanya ion iodida (Day &Underwood, 1981).Jika larutan iodium dalam KI pada suasana netral maupun asam

dititrasi dengannatrium thiosulfat maka:I


3-

+ 2S
2

O
32-

? 3I
-

+S
4

O
62-

Selama reaksi zat antara S


2

O
32-

yang tidak berwarna adalah terbentuk sebagaiS


2

O
32-

I
3-

?S
2

O
3

I
-

+ 2I
-

Yang mana berjalan terus menjadi:S


2

O
3

I
-

+S
2

O
32-

?S
4

O
62-

+I
3-

Reaksi berlangsung

baik dibawah pH = 5,0 (Khopkar, 2002).Zat-zat pereduksi yang kuat (zat-zat potensial reduksi yang jauh lebih

rendah), sepertitimah(II)k lorida, asam sulfat, hidrogen sulfida, dan natrium thiosulfat, bereaksi lengkap

dancepat dengan iod, bahkan dalam larutan asam. Dengan zat pereduksi yang lemah misalnyaarsen trivalen, atau

stibium trivale, reaksi yang lengkap hanya akan terjadi bila larutan dijagatetap netral atau, sangat sedikit

asam; pada kondisi ini, potensial reduksi adalah minimum,atau daya mereduksinya adalah

maksimum (Bassett, 1994).Jika suatu zat pengoksid kuat diolah dalam larutan netral atau (lebih biasa)

larutanasam, dengan ion iodida yang sangat berlebih, yang terakhir bereaksi sebagai zat prereduksi,dan

oksidan akan direduksi secara kuantitatif. Dalam hal-hal yang demikian, sejumlah iodyang ekivalen akan

dibebaskan, lalu dititrasi dengan larutan standar suatu zat pereduksi,biasan ya natrium thiosulfat (Bassett,

1994).Potensial reduksi dari zatzat tertentu naik banyak sekali dengan naiknya konsentrasiionhidrogen dari larutan. Inilah

halnya dalam sistem-sistem yang mengandung permanganat,dik romat, arsenat, antimonat, borat dan sebagainya

yakni, dengan anion-anion yang mengandung oksigen dan karenanya memerlukan hidrogen untuk

reduksi lengkap. Banyak anion pengoksid yang lemah direduksi lengkap oleh ion iodida, jika potensial reduksimerekan

aik banyak sekali karena adanya jumlah besar asam dalam larutan (Bassett, 1994).Dua sumber sesatan

yang penting dalam titrasi yang melibatkan iod adalah:1. Kehilangan iod yang disebabkan oleh sifat mudah

menguapnya yangcukup berarti, dan1. Larutan iodida yang asam dioksidasi oleh

oksigen di udara:4I
-

+O
2

+ 4H
+

? 2I
2

+ 2H

OReaksi diatas lambat dalam larutan netral tetapi lebih cepat dalam larutan berasam dandipercepat oleh cahaya

matahari. Setelah penambahan kalium iodida pada larutan berasamdari suatu pereaksi oksidasi, larutan

harus tidak dibiarkan untuk waktu yang lamaberhubunga n dengan udara, karena iodium tambahan akan terbentuk oleh

reaksi yangterdahulu. Nitrit harus tidak ada, karena akan direduksi oleh ion iodida menjadi nitrogen (II)oksida yang

selanjutnya dioksidasi kembali menjadi nitrit oleh oksigen dari udara:2HNO


2

+ 2H
+

+ 2I
-

? 2NO + I
2

+ 2H
2

O4NO + O
2

+ 2H
2

O ? 4HNO
2

Kalium iodida harus bebas iodat karena kedua zat ini bereaksi dalam larutan berasam

untuk membebas kan iodium:IO


3-

+ 5I
-

+ 6H
+

? 3I
2

+ 3H

O(Day & Underwood, 1981). Teori Reduksi dan OksidasiPengert ian Oksidasi dan

Reduksi (Redoks) Pengertian konsep reaksi reduksi-oksidasi telah mengalami tiga tahap perkembangan

sebagaiberikut.1. Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigena. Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari

suatu senyawa.Redukt or adalah:1) Zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi.2) Zat yang mengalami

reaksi oksidasi.2. Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektrona. Reduksi adalah reaksi

pengikatan elektron. Reduktor adalah:1) Zat yang melepaskan elektron.2) Zat yang mengalami

oksidasi.Contoh: 1) Cl2 + 2 e

2 Cl 2) Ca2+ + 2 e

Ca b. Oksidasi adalah reaksi pelepasan

elektron.Oksidat or adalah:1) Zat yang mengikat elektron.2) Zat yang mengalami reduksi.Contoh: 1) K


K+ + e 2) Cu

Cu2+ + 2 e

3. Berdasarkan Pertambahan dan Penurunan Bilangan Oksidasia. Reduksi adalah reaksi penurunan

bilangan oksidasi.Redukt or adalah:1) Zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks.2) Zat yang mengalami

oksidasi.Contoh: 2 SO3

2 SO2 + O2 Bilangan oksidasi S dalam SO3 adalah +6

sedangkan pada SO2 adalah +4. Karena unsur Smengalami penurunan bilangan oksidasi, yaitu dari +6 menjadi

+4, maka SO3 mengalami reaksi reduksi.Oksidato rnya adalah SO3 dan zat hasil reduksi adalah SO2.b. Oksidasi

adalah reaksi pertambahan bilangan oksidasi. Oksidator adalah:1) Zat yang mengoksidasi

zat lain dalam reaksi redoks.2) Zat yang mengalami reaksi reduksi.Contoh: 4 FeO + O2


2 Fe2O3 Bilangan oksidasi Fe dalam FeO adalah +2, sedangkan

dalam Fe2O3 adalah +3. Karena unsur Femengalami kenaikan bilangan oksidasi, yaitu dari +2 menjadi

+3, maka FeO mengalami reaksioksidasi.R eduktornya adalah FeO dan zat hasil oksidasi adalah Fe2O3. Jika suatu reaksi

kimia mengalamireaks i reduksi dan oksidasi sekaligus dalam satu reaksi, maka reaksi tersebut disebut

reaksireduksioksidasi atau reaksi redoks.Contoh:a . 4 FeO + O2

2 Fe2O3 (bukan reaksi redoks)b. Fe2O3 + 3 CO

2 Fe + 3 CO2 (reaksi redok

sedikit asam dari pada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Day &Underwood, 1981).Jika

larutan iodium dalam KI pada suasana netral maupun asam dititrasi dengannatrium thiosulfat maka:I
3-

+ 2S

O
32-

? 3I
-

+S
4

O
62-

Selama reaksi zat antara S


2

O
32-

yang tidak berwarna adalah terbentuk sebagaiS

O
32-

+ I
3-

?S
2

I
-

+ 2I
-

Yang mana berjalan terus menjadi:S


2

I
-

+S
2

O
32-

?S
4

62-

+I
3-

Reaksi berlangsung baik dibawah pH = 5,0 (Khopkar, 2002).Zat-zat

pereduksi yang kuat (zat-zat potensial reduksi yang jauh lebih rendah), sepertitimah(II)k lorida, asam sulfat, hidrogen

sulfida, dan natrium thiosulfat, bereaksi lengkap dancepat dengan iod, bahkan dalam larutan asam. Dengan

zat pereduksi yang lemah misalnyaarsen trivalen, atau stibium trivale, reaksi yang lengkap hanya akan terjadi bila

larutan dijagatetap netral atau, sangat sedikit asam; pada kondisi ini, potensial reduksi adalah

minimum,atau daya mereduksinya adalah maksimum (Bassett, 1994).Jika suatu zat pengoksid

kuat diolah dalam larutan netral atau (lebih biasa) larutanasam, dengan ion iodida yang sangat berlebih,

yang terakhir bereaksi sebagai zat prereduksi,dan oksidan akan direduksi secara kuantitatif. Dalam hal-hal

yang demikian, sejumlah iodyang ekivalen akan dibebaskan, lalu dititrasi dengan larutan standar suatu zat

pereduksi,biasan ya natrium thiosulfat (Bassett, 1994).Potensial reduksi dari zatzat tertentu naik banyak sekali

dengan naiknya konsentrasiionhidrogen dari larutan. Inilah halnya dalam sistem-sistem yang mengandung

permanganat,dik romat, arsenat, antimonat, borat dan sebagainya yakni, dengan anion-anion yang

mengandung oksigen dan karenanya memerlukan hidrogen untuk reduksi lengkap. Banyak anion pengoksid yang

lemah direduksi lengkap oleh ion iodida, jika potensial reduksimerekan aik banyak sekali karena adanya jumlah

besar asam dalam larutan (Bassett, 1994).Dua sumber sesatan yang penting dalam titrasi

yang melibatkan iod adalah:1. Kehilangan iod yang disebabkan oleh sifat mudah menguapnya

yangcukup berarti, dan1. Larutan iodida yang asam dioksidasi oleh oksigen di udara:4I
-

+O
2

+ 4H
+

? 2I
2

+ 2H
2

OReaksi diatas lambat dalam

larutan netral tetapi lebih cepat dalam larutan berasam dandipercepat oleh cahaya matahari. Setelah

penambahan kalium iodida pada larutan berasamdari suatu pereaksi oksidasi, larutan harus tidak dibiarkan untuk

waktu yang lamaberhubunga n dengan udara, karena iodium tambahan akan terbentuk oleh reaksi yangterdahulu.

Nitrit harus tidak ada, karena akan direduksi oleh ion iodida menjadi nitrogen (II)oksida yang selanjutnya dioksidasi

kembali menjadi nitrit oleh oksigen dari udara:2HNO


2

+ 2H
+

+ 2I
-

? 2NO + I
2

+ 2H
2

O4NO + O
2

+ 2H
2

O ? 4HNO
2

Kalium iodida harus bebas iodat karena kedua zat ini bereaksi dalam larutan berasam untuk membebas kan iodium:IO
3-

+ 5I
-

+ 6H
+

? 3I
2

+ 3H
2

O(Day & Underwood, 1981). Teori Reduksi dan OksidasiPengert ian Oksidasi dan Reduksi (Redoks)

Anda mungkin juga menyukai