Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN LABA KOMPREHENSIF

KELOMPOK 11 Annisa Fahriza (1102112866) Dea Lakcintarani (1102136413) Rina Yulianda (1102120077) Raja Muhammad Rasyid (1102136274) Yuliana Dwi Jayanti (1102112907)

Jenis Laporan Keuangan


Posisi Keuangan

Laporan Laba Komprehensif

Laporan Keuangan

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Arus Kas

Catatan Atas Laporan Keuangan

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


Pada tahun 2011,
komponen laporan keuangan mengalami sedikit perubahan. Perubahan tersebut antara lain, terlihat dalam laporan laba rugi menjadi laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan komprehensif ini berisi perubahan-perubahan karena penggunaan model nilai wajar, pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain mencakup keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi. Laporan laba rugi komprehensif tidak hanya mencakup keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, tetapi juga mencakup keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi. Bagian yang menyajikan

keuntungan atau kerugian yang telah direalisasi disebut sebagai laporan laba
rugi, sedangkan bagian yang menyajikan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi disebut sebagai bagian pendapatan komprehensif lain.

Laporan Laba Rugi Komprehensif minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut dalam satu periode:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pendapatan; Biaya keuangan; Bagian laba atau rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; Beban pajak; Operasi yang dihentikan yang mencakup suatu total dari: Laba atau rugi; Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain angka 8 di bawah) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan metode ekuitas; dan Total laba rugi komprehensif

9.

Income dan Revenue


Income Revenue didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. (Ref: PSAK 1, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan).

didefinisikan pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal perusahaan. Pendapatan dikenal dengan bermacammacam sebutan yang berbeda seperti: penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti. (PSAK 23, Rev 2009)

Lebih spesifiknya: Pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas. Oleh karena itu, hal tersebut dikeluarkan dari pendapatan. Dalam hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi meliputi jumlah yang ditagih atas nama prinsipal, yang tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas perusahaan. Jumlah yang ditagih atas nama prinsipal bukan merupakan pendapatan, yang merupakan pendapatan adalah komisi yang diterima.

PSAK 23 jelas menyebutkan bahwa, pendapatan hanya diakui bila timbul sebagai akibat dari 3 jenis transaksi berikut ini:

1. Penjualan barang Barang yang dimaksudkan di sini meliputi


barang yang diproduksi oleh perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk dijual kembali. 2. Penjualan jasa Biasanya terkait dengan kinerja perusahaan atas tugas yang telah disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu. 3. Penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain Yang menimbulkan pendapatan dalam bentuk: Bunga Royalti Dividen

Expenses, Loss and Gain


Pengertian Expense
Menurut SFAC No 6 Biaya adalah aliran kas keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya utang (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan utama suatu perusahaan Menurut IAI Beban adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan di dalam usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode atau yang sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya. Menurut Vernon Kam Biaya adalah penurunan nilai aktiva atau kenaikan nilai utang akibat penggunaan barang atau jasa dalam kegiatan utama perusahaan Maka dapat disimpulkan bahwa biaya terjadi karena kegiatan-kegiatan yang menyebabkan pengeluaran kas (atau yang pada akhirnya mengakibatkan pengeluaran kas) yang berkaitan dengan usha untuk mendapatkan penghasilan.

Dasar Pengakuan Biaya


biaya histories adalah jumlah rupiah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh aktiva pada saat perolehan biaya masuk terkini adalah jumlah rupiah harga pertukaran yang harus dikorbankan sekarang untuk memperoleh aktiva sejenis dalam kondisi yang sama

setara kas adalah jumlah rupiah kas yang terealisir dengan cara menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal

Menurut Pandangan Asset dan Hutang


Gains didefenisikan sebagai peningkatan dalam asset bersih selain peningkatan dalam revenue atau dari perubahan dalam modal. Losses didefiniskan sebagai penurunan asset bersih selain penurunan dalam expense dan perubahan dalam modal.

Menurut Pandangan Revenue dan Expense


Gains didefinisikan sebagai kelebihan hasil di atas kos asset terjual, atau keuntungan yang tidak diduga, atau manfaat lain yang diperoleh tanpa kos atau pengorbanan. Loss didefinisikan sebagai kelebihan di atas hasil yang terkait, jika ada, atau semua atau porsi yang layak dari kos asset terjual, diabaikan, atau keseluruhan atau sebagian rusak karena bencana, atau kos yang telah digunakan bukan untuk menghasilkan revenue

Current Operating vs AllInclusive Income


Current operating concept berpendapat bahwa laporan keuangan hanya berisi informasi yang berkaitan dengan aktivitas utama perusahaan, sedangkan extraordinary items (gains and losses) disajikan di laporan laba ditahan.

Alasannnya adalah bahwa extraordinary items tersebut tidak digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut tidak mencerminkan produktivitas perusahaan. Pengguna laporan keuangan cenderung hanya melihat angka paling bawah (total) di laporan keuangan tanpa melihat rinciannya sehingga dikhawatirkan bila extraordinary dimasukkan, akan menyesatkan pengguna.

All Inclusive Income


All-inclusive concept berpendapat lain. Ada beberapa alasan, antara lain: konsep currentoperating akan mempermudah manajemen untuk melakukan manipulasi, pengguna laporan keuangan mungkin tidak menyadari substansi gains dan losses yang disembunyikan dalam laporan laba ditahan, jumlah total income di laporan keuangan harus mencerminkan income selama satu periode, dan dapat dilakukan klasifikasi yang tepat dalam laporan keuangan antara aktivitas operasi normal perusahaan dengan aktivitas di luar usaha sehingga keduanya dapat disajikan dalam satu laporan.

Kesimpulannya:
Kedua konsep ini hanya berkontroversi dalam bagaimana informasi keuangan

ditampilkan, tempat dimana pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian


ditampilkan. Namun yang lebih penting, sejatinya kedua konsep ini setuju dengan informasi yang harus disajikan. Sedangkan penelitian menunjukkan

bahwa investor tidak terpengaruh dengan tempat dimana item dilaporkan


dalam laporan keuangan selama pernyataan itu menyajikan informasi yang sama. Dengan kata lain, kontroversi dari kedua konsep ini menjadi suatu yang tidak penting.

Earning Management
Scott (2003)
mendefinisikan earning management sebagai the choice by a manager of accounting policies so as to achieve some specific objective yang kurang lebih meiliki arti : pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.

Sugiri (1998) Sempit

Earning management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Earning management dalam arti sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya earnings.

Sugiri (1998) Luas

Earning management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.

beberapa motivasi yang mendorong manajemen melakukan earning management, antara lain sebagai berikut:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Motivasi bonus Motivasi kontrak Motivasi politik Motivasi pajak Pergantian CEO (Chief Executive Officer Penawaran saham perdana Motivasi pasar modal

Menurut Scott (2003:383) berbagai pola yang sering dilakukan manajer dalam earning management adalah:

Income Smoothing

Income Maximization

Earning Management

Taking a bath

Income Minimization

Anda mungkin juga menyukai