Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Setiap orang tua pasti ingin mempunyai anak yang sehat baik dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat di ukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang dialaminya yaitu masa percepatan dan perlambatan masa tersebut akan berlainan dalam suatu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Anak menjadi individu (klien) dalam hal ini anak adalah anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Rentang sehat sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan

pelayanan keperawatan pada anak adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat, sakit, sakit kronis, dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu. Berbagai macam penyakit yang dapat meningkatkan kematian pada anak salah satunya adalah sindrom nefrotik. Angka kejadian SN pada anak tidak diketaui pasti, namun laporan dari luar negeri diperkirakan pada anak usia dibawah 16 tahun berkisar antara 2 sampai 7 kasus per tahun pada setiap 100.000 anak (Pardede, 2002). Menurut Raja

Syeh angka kejadian kasus sindroma nefrotik di Asia tercatat 2 kasus setiap 10.000 penduduk (Republika, 2005). Sedangkan kejadian di Indonesia pada sindroma nefrotik mencapai 6 kasus pertahun dari 100.000 anak berusia kurang dari 14 tahun (Alatas, 2002). Di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatima Makassar Sulawesi Selatan tercatat ada 3 kasus anak yang menderita sindrom nefrotik dari pertahunnya dimulai dari tahun 2011 sampai dengan 2013

Sindroma

nefrotik

(SN)

merupakan

salah

satu

manifestasi

klinik

glomerulonefritis (GN) ditandai dengan edema anarsarka, proteinuria massif 3,5 g/hari, hiperkolesterolemia dan lipiduria. Pada proses awal atau SN ringan, untuk menegakkan diagnosis tidak semua gejala ditemukan. Proteinuria massif merupakan tanda khas SN akan tetapi pada SN berat yang disertai kadar albumin rendah, ekskresi protein dalam urin juga berkurang. Proteinuria juga berkontribusi terhadap berbagai komplikasi yang terjadi pada SN. Hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan lipiduria, gangguan keseimbangan nitrogen, hiperkoagulabilitas, gangguan metabolisme kalsium dan tulang serta hormone tiroid sering dijumpai pada SN. Umumnya, SN dengan fungsi ginjal normal kecuali sebagian kasus yang berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Pada beberapa episode SN dapat sembuh sendiri dan menunjukkan respons yang baik terhadap terapi steroid akan tetapi sebagian lain dapat berkembang menjadi kronik. Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin/air seni, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Ginjal memiliki struktur yang unik, yaitu pembuluh darah dan unit penyaring. Proses penyaringan terjadi pada bagian kecil dalam ginjal, yang

disebut nefron. Setiap ginjal memiliki sekitar satu miliar nefron. Pada nefron ini terdapat jaringan pembuluh darah kapiler (disebut gromerulus) yang merupakan organ filtrasi, yang saling jalin menjalin dengan saluran-saluran yang kecil, yaitu tubulus. Tubulus-tubulus ini pertama kali menerima gabungan antara zat-zat buangan dan berbagai kimia hasil metabolisme yang masih bisa digunakan tubuh. Ginjal akan memilih zat-zat kimia yang masih berguna bagi tubuh (natrium, fosfor, dan kalium) dan mengembalikannya ke peredaran darah dan memasukkannya lagi kembali ke dalam tubuh. Dengan cara demikian, ginjal turut mengatur kadar zat-zat kimia tersebut dalam tubuh. Gangguan sindrom nefrotik terdapat pada pembuluh darah kapiler pada gromerulus.

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan sindroma nefrotik dengan pendekatan proses keperawatan anak.

2. Tujuan Khusus a. Perawat mengetahui konsep penyakit sindroma nefrotik dan cara

penanggulangannya b. Perawat mengetahui dampak dampak yang diakibatkan oleh sindroma nefrotik terutama yang terjadi pada anak c. Perawat mengetahui dan mengajarkan tentang diet yang sesuai dengan sindroma nefrotik pada anak d. Perawat mampu mendokumentasikan proses keperawatan dan memberikan tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien dengan sindrom nefrotik e. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat yang timbul selama melakukan asuhan keperawatan sindroma nefrotik dengan disertai alternatif penyelesaian masalah

C. Sistematika Penulisan Susunan karyan tulis ini dijabarkan secara sistematis menjadi bab dan sub bab yang tersusun sebagai berikut : 1. Bab 1 Pendahuluan terdiri dari : a. Latar Belakang b. Tujuan Penulisa c. Sistemika Penulisan 2. Bab 2 Konsep Map 3. Bab 3 Konsep Dasar Medik 4. Bab 4 Konsep Dasar Keperawatan 5. Bab 5 Penutup terdiri dari : a. Kesimpulan b. Saran

Anda mungkin juga menyukai