Anda di halaman 1dari 61

Terminologi WAN

Definisi WAN Wide area network merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah kota bahkan negara. Di definisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi publik. Kelebihan dari WAN :

Bisa diakses dengan jangkauan area grografis yang luas sehingga berbisnis dengan jarak jauh dapat terhubung dengan jaringan ini Dapat berbagi (share) software dan resources dengan koneksi workstations. Pesan dapat dikirim dengan sangat cepat kepada orang lain pada jaringan ini (bisa berupa gambar, suara, atau data yang disertakan dengan suatu lampiran). Hal-hal yang mahal (seperti printer atau saluran telepon ke internet) dapat dibagi oleh semua komputer pada jaringan ini tanpa harus membeli perangkat yang berbeda untuk setiap komputernya. Semua orang yang ada di jaringan ini dapat menggunakan data yang sama. hal ini untuk menghindari masalah dimana beberapa pengguna mungkin memiliki informasi lebih tua daripada yang lain. Berbagi informasi/file (share) melalui area yang lebih besar Besar jaringan penutup.

Kekurangan WAN :

Biaya operasional mahal dan umumnya lambat Memerlukan Firewall yang baik untuk membatasi pengguna luar yang masuk dan dapat mengganggu jaringan ini Menyiapkan jaringan bisa menjadi pengalaman yang sangat mahal dan rumit. Semakin besar jaringan semakin mahal harganya. Keamanan merupakan masalah yang paling nyata ketika orang yang berbeda memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi dari komputer lain. Perlindungan terhadap hacker dan virus menambah kompleksitas lebih dan membutuhkan biaya. Setelah diatur, memelihara jaringan adalah pekerjaan penuh waktu (full time) yang membutuhkan jaringan pengawas dan teknisi untuk dipekerjakan. Informasi tidak dapat memenuhi kebutuhan lokal atau kepentingan. Rentan terhadap hacker atau ancaman dari luar lainnya. Sumber : http://aviiante3.blogspot.com/2012/02/definisi-wan.html http://erde-itech.blogspot.com/2011/10/kelebihan-dan-kekurangan-jaringan-wan.html

Hierarki WAN

Core Layer Core layer memberikan struktur transportasi yang optimal dan dapat diandalkan dalam meneruskan traffic pada kecepatan yang sangat tinggi. Dengan kata lain, core layer menswitch paket data dengan secepat mungkin. Peralatan pada core layer jangan diberi beban dalam bentuk proses apapun yang dapat menganggu kecepatan switch paket data dalam kecepatan tinggi, seperti access-list checking, data encryption, address translation. Core layer dikenal sebagai backbone antar jaringan yang saling terkoneksi. Tugas core layer : 1. 2. melakukan design jaringan dengan keandalan yang tinggi melakukan desain untuk kecepatan dan latency yang rendah

Fungsi dari layer ini adalah : 1. mengatur traffic [ traffic switching ] , 2. mengatur kapasitas traffic dan mengirim traffic dengan cepat dan handal. Device yang digunakan pada layer ini adalah: 1. 2. 3. 4. Mesin core.vad.id,BSD Minded dipadukan dengan cisco catalyst L3. Router Multiplexer PBX

Biasanya perangkat pada layer ini menangani jalur backbone utama ke ISP dan jalur internet. Distribution Layer Distribution layer terletak diantara access layer dan core layer dan membantu membedakan core jaringan inti dengan jaringan-jaringan yang lain. Tujuannya untuk memberikan batasan definisi dalam daftar akses dan filter lainnya untuk menuju ke jaringan inti. Maka dari itu, layer ini mendefinisikan aturan-aturan untuk jaringan, seperti routing updates, route summaries, VLAN traffic, dan address aggregation.

Fungsi dari distribution layer yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Routing (dalam satu autonomous system) Filtering (dalam satu autonomous system) Service handling Mengendalikan konektivitas /policy QOS

Tugas dari distribution layer yaitu routing antar layer atau antar subnet VLAN di Access Layer. Perangkat distribution layer : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Cisco Catalyst 6509 Nexus 7000 ASA 5500 Switch layer 3 Firewall Router LAN Bridge Brouter VPN Access Router Cisco Catalyst 6009 Layer 2 Core.

Access Layer Access layer menyuplai traffic ke jaringan dan melakukan network entry control. Para pengguna mengakses jaringan melalui access layer. Access layer berlaku layaknya pintu masuk menuju sebuah jaringan. Access layer juga dapat melakukan daftar akses yang didesain untuk mencegah pengguna tak sah untuk dapat masuk. Access layer juga dapat memberi akses situs jarak jauh kepada jaringan melalui teknologi wide-area, seperti frame relay, ISDN, atau leased lines. Layer ini juga mengendalikan akses pengguna dengan workgroup ke sumber daya Internetwork.Fungsi layer ini melakukan share bandwith,switched bandwith , MAC Layer Filtering , dan Micro segmentation [NAT/subneting]. Device yang digunakan adalah 1. 2. 3. 4. Cisco 1900 series integrated services router Cisco 2900 series integrated services router Cisco 3900 series integrated services router Cisco 800 series routers

Perangkat Pembentuk WAN


Berikut ini adalah perangkat-perangkat dari WAN : CO [ Central Office ] CO (Control Operator/Office) bagian pusat yang mengendalikan/mengatur perangkat perangkat agar bekerja, bagian yang menjadi pusat Penyedia Layanan.CO berfungsi mengendalikan sebuah jaringan atau membagi layanan layanan ketika layanan terjadi. CPE [ Costumer Promises Equipment ] Perangkat yang berhubungan dengan aplikasi dan user dan tidak terjadi proses signaling. DTE [ Data termination Equipment ] Perangkat yang melewatkan data dari CPE menuju DCE untuk dikonversikan/coding.Berfungsi mengkonversi sinyal yang diterima agar sampai pada user. DTE merupaka sebuah peralatan atau subsistem yang saling berhubungan dengan beberapa peralatan yang melakukan fungsi yang diperlukan untuk memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi. Biasanya, perangkat DTE adalah terminal (atau komputer meniru terminal), dan DCE adalah sebuah modem atau perangkat lain milik operator. DCE [ Data Communication Equipment ] Data Circuit Equipment (DCE) adalah perangkat yang terletak antara Data Terminal Equipment dan Data Circuit Transmisi . Hal ini juga disebut peralatan komunikasi data dan operator peralatan data. DCE melakukan fungsi seperti sinyal konversi, coding , dan garis clocking dan dapat menjadi bagian dari peralatan DTE. Contoh perangkat perangkat yang terdapat pada CO,CPE,DTE,DCE : DTE Device : - Terminal ( PC, Laptop, Client PC, dll ) DCE Device : - Hub, Switch, Modem, dll CPE Device : - Telepon, ADSL Modem CO Device : - ISP Sumber : http://icehealer.wordpress.com/2012/11/28/tutorial-membuat-hirarki-wan/

Autonomous System
Autonomous System disingkat AS adalah suatu kelompok yang terdiri dari satu atau lebih IP Prefix yang terkoneksi yang dijalankan oleh satu atau lebih operator jaringan dibawah satu kebijakan routing yang didefinisikan dengan jelas. AS diperlukan bila suatu jaringan terhubung ke lebih dari satu AS yang memiliki kebijakan routing yang berbeda. Contoh yang paling sering dijumpai adalah: jaringan yang terhubung kepada dua upstream atau lebih ataupun eXchange Point, peering dengan jaringan lokal pada eXchange Point. Autonomous System Number atau yang disingkat ASN adalah nomor two-byte unik yang diasosiasikan dengan AS. ASN digunakan sebagai pengidentifikasi yang memungkinkan AS untuk saling menukar informasi routing dinamik dengan AS yang lain. Protokol routing eksterior seperti Border Gateway Protocol (BGP) membutuhkan ASN untuk saling bertukar informasi antara jaringan. Border Gateway Protocol adalah inti dari protokol routing Internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan Internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari Internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan. Bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar AS. Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector Protocol path vector adalah protokol yang mempertahankan jalur informasi yang akan diperbarui secara dinamis. Saat ini sekurangnya ada 26000 AS, yang terbagi dua menjadi stub AS dan transit AS. Stub AS adalah AS yang mengirim dan menerima paket IP tetapi tidak menerima transit paket. Sedangkan transit AS adalah AS yang menyetujui untuk menjadi transit paket IP dari salah satu AS ke AS yang lain. Istilah lainnya yaitu multihomed dan single-homed. Sebuah jaringan disebut multihomed, bila ia terkoneksi dengan lebih dari satu upstream provider. Stub-multihomed AS adalah tipe AS yang paling banyak ditemui di Internet. Interior Gateway Protocol (IGP) adalah protokol routing dengan unsur-unsur yang terdiri dari suatu AS pertukaran informasi routing. Exterior Gateway Protocol (EGP) digunakan untuk menentukan reachability jaringan antara sistem otonom dan bergantung pada IGPs untuk menyelesaikan rute dalam sebuah AS. Protokol interior gateway dapat dibagi menjadi kategoris distance-vector routing protocol dan link-state routing protocol. Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. "Autonomous System Numbers (ASN) adalah nomor unik secara global yang digunakan untuk mengidentifikasi sistem otonom (ASes) dan yang memungkinkan sebuah AS untuk bertukar informasi routing eksterior antara ASes tetangga. Sebuah AS adalah grup terhubung jaringan IP yang mematuhi satu dan jelas kebijakan routing. "

Autonomous System Number atau yang disingkat ASN adalah nomor two-byte unik yang diasosiasikan dengan AS. ASN digunakan sebagai pengidentifikasi yang memungkinkan AS untuk saling menukar informasi routing dinamik dengan AS yang lain

Autonomous System Numbers (ASN) adalah nomor unik secara global yang digunakan untuk mengidentifikasi sistem otonom (ASes) dan yang memungkinkan sebuah AS untuk bertukar informasi routing eksterior antara ASes tetangga. ASN adalah grup terhubung jaringan IP yang mematuhi satu dan kebijakan routing yang didefinisikan dengan jelas.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Autonomous_System

http://www.inetdaemon.com/tutorials/internet/ip/routing/bgp/operation/autonomous_system.sht ml

VLAN
Dalam jaringan komputer, satu lapisan 2 jaringan dapat dipartisi untuk membuat beberapa broadcast domain yang berbeda, yang saling terisolasi sehingga paket hanya bisa lewat di antara mereka melalui satu atau lebih router, domain seperti itu disebut sebagai Virtual Local Area Network, LAN virtual atau VLAN. Hal ini biasanya dicapai pada switch atau router perangkat. Perangkat sederhana hanya mendukung partisi pada tingkat port (jika sama sekali), jadi berbagi VLAN di perangkat membutuhkan berjalan didedikasikan kabel untuk setiap VLAN. Perangkat yang lebih canggih dapat menandai paket melalui tagging, sehingga interkoneksi tunggal (trunk) dapat digunakan untuk mengangkut data untuk berbagai VLAN. Pengelompokan host dengan seperangkat persyaratan terlepas dari lokasi fisik mereka dengan VLAN dapat sangat menyederhanakan desain jaringan. Sebuah VLAN memiliki atribut yang sama sebagai jaringan area lokal fisik (LAN), namun memungkinkan untuk stasiun akhir yang harus dikelompokkan bersama-sama lebih mudah bahkan jika mereka tidak di switch jaringan yang sama. Keanggotaan VLAN dapat dikonfigurasi melalui perangkat lunak, bukan perangkat fisik relokasi atau koneksi. Sebagian besar jaringan tingkat perusahaan saat ini menggunakan konsep virtual LAN. Tanpa VLAN, switch menganggap semua interface pada Switch tersebut berada dalam domain broadcast yang sama. Untuk fisik meniru fungsi VLAN akan memerlukan terpisah, koleksi paralel kabel jaringan dan peralatan terpisah dari jaringan utama. Namun, tidak seperti jaringan fisik terpisah, VLAN berbagi bandwidth, sehingga batang VLAN mungkin memerlukan link agregat dan / atau kualitas pelayanan priorization.

Keuntungan Menggunakan VLAN : 1. Security keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya. 2. Cost reduction penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal. 3. Higher performance pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet yang tidak dibutuhkan dalam jaringan. 4. Broadcast storm mitigation pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain. 5. Improved IT staff efficiency VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama. 6. Simpler project or application management VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani permasalahan kondisi geografis. Terminologi VLAN 1. VLAN Data VLAN Data adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa data-data yang digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara atau pun manajemen switch. Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, User VLAN. 2. VLAN Default Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN Default. VLAN Default untuk Switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi nama dan tidak dapat dihapus. 3. Native VLAN Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. port trunking 802.1Q mendukung lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN (tagged traffic) sama baiknya dengan yang datang dari sebuah VLAN (untagged traffic). Port trunking 802.1Q menempatkanuntagged traffic pada Native VLAN.

4. VLAN Manajemen VLAN Manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk memanajemen switch. VLAN 1 akan bekerja sebagai Management VLAN jika kita tidak mendefinisikan VLAN khusus sebagai VLAN Manajemen. Kita dapat memberi IP address dan subnet mask pada VLAN Manajemen, sehingga switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau SNMP. 5. VLAN Voice VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang dikhusukan untuk komunikasi data suara.

CARA KERJA VLAN VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, baik itu menggunakan port, MAC address, dsb. Semua informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu VLAN (tagging) disimpan pada suatu database, jika penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus mengindikasi port-port yang digunakan VLAN. Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat di klasifikasikan berdasarkan port yang di gunakan , MAC address, tipe protokol. 1. Berdasarkan Port Keanggotaan pada suatu VLAN dapat di dasarkan pada port yang di gunakan oleh VLAN tersebut. Sebagai contoh, pada bridge/switch dengan 4 port, port 1, 2, dan 4 merupakan VLAN 1 sedang port 3 dimiliki oleh VLAN 2, lihat tabel: Tabel port dan VLAN Port 1 2 3 4 VLAN 2 2 1 2 Kelemahannya adalah user tidak bisa untuk berpindah pindah, apabila harus berpindah maka Network administrator harus mengkonfigurasikan ulang.

2. Berdasarkan MAC Address Keanggotaan suatu VLAN didasarkan pada MAC address dari setiap workstation /komputer yang dimiliki oleh user. Switch mendeteksi/mencatat semua MAC address yang dimiliki oleh setiap Virtual LAN. MAC address merupakan suatu bagian yang dimiliki oleh NIC (Network Interface Card) di setiap workstation. Kelebihannya apabila user berpindah pindah maka dia akan tetap terkonfigurasi sebagai anggota dari VLAN tersebut.Sedangkan kekurangannya bahwa setiap mesin harus di konfigurasikan secara manual , dan untuk jaringan yang memiliki ratusan workstation maka tipe ini kurang efissien untuk dilakukan. Tabel MAC address dan VLAN MAC address 132516617738 VLAN 1 272389579355 2 536666337777 2 24444125556 1

3. Berdasarkan tipe protokol yang digunakan Keanggotaan VLAN juga bisa berdasarkan protocol yang digunakan, lihat tabel Tabel Protokol dan VLAN Protokol IP IPX VLAN 1 2 4. Berdasarkan Alamat Subnet IP Subnet IP address pada suatu jaringan juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi suatu VLAN Tabel IP Subnet dan VLAN IP subnet 22.3.24 46.20.45 VLAN 1 2 Konfigurasi ini tidak berhubungan dengan routing pada jaringan dan juga tidak mempermasalahkan funggsi router.IP address digunakan untuk memetakan keanggotaan VLAN. Keuntungannya seorang user tidak perlu mengkonfigurasikan ulang alamatnya di jaringan apabila berpindah tempat, hanya saja karena bekerja di layer yang lebih tinggi maka akan sedikit lebih lambat untuk meneruskan paket di banding menggunakan MAC addresses. 5. Berdasarkan aplikasi atau kombinasi lain Sangat dimungkinkan untuk menentukan suatu VLAN berdasarkan aplikasi yang dijalankan, atau kombinasi dari semua tipe di atas untuk diterapkan pada suatu jaringan. Misalkan: aplikasi FTP (file transfer protocol) hanya bias digunakan oleh VLAN 1 dan Telnet hanya bisa digunakan pada VLAN 2.

VLAN ID Untuk memberi identitas sebuah VLAN digunakan nomor identitas VLAN yang dinamakan VLAN ID. Digunakan untuk menandai VLAN yang terkait. Dua range VLAN ID adalah: Normal Range VLAN (1 1005) digunakan untuk jaringan skala kecil dan menengah. Nomor ID 1002 s.d. 1005 dicadangkan untuk Token Ring dan FDDI VLAN. ID 1, 1002 1005 secara default sudah ada dan tidak dapat dihilangkan. Konfigurasi disimpan di dalam file database VLAN, yaitu vlan.dat. file ini disimpan dalam

memori flash milkik switch. VLAN trunking protocol (VTP), yang membantu manaejemn VLAN, nanti dipelajari di bab 4,

hanya dapat bekerja pada normal range VLAN dan menyimpannya dalam file database VLAN. Extended Range VLANs (1006 4094) memampukan para seervice provider untuk memperluas infrastrukturnya kepada konsumen yang lebih banyak. Dibutuhkan untuk perusahaan skala besar yang membutuhkan jumlah VLAN lebih dari normal. Memiliki fitur yang lebih sedikit dibandingakn VLAN normal range. Disimpan dalam NVRAM (file running configuration). VTP tidak bekerja di sini. Switch catalyst 2960 mendukung 255 normal range dan extended range. VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda. Sebuah port switch yang telah dikonfigurasi dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port.

Keuntungan sebuah VLAN Penerapan sebuah teknologi VLAN memungkinkan sebuah jaringan menjadi lebih fleksibel untuk mendukung tujuan bisnis. Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan VLAN: Security Departemen yang memiliki data sensitive terpisah dari jaringan yang ada, akan mengurangi peluang pelanggaran akses ke informasi rahasia dan penting. Cost reduction Penghematan biaya dihasilkan dari tidak diperlukannya biaya yang mahal untuk upgrades jaringan dan efisiensi penggunaan bandwidth dan uplink yang tersedia.

Higher performance Dengan membagi jaringan layer 2 menjadi beberapa worksgroup secara logik (broadcast domain) mengurangi trafik yang tidak diperlukan pada jaringan dan meningkatkan performa. Broadcast storm mitigation Dengan membagi sebuah jaringan menjadi VLAN mengurangi jumlah peralatan yang berpartisipasi dalam broadcast storm. Improved IT staff efficiency Dengan VLAN pengelolaan jaringan lebih mudah, karena useruser dengan kebutuhan jaringan yang sama berbagi VLAN yang sama. Simpler project or application management Memiliki fungsi-fungsi terpisah mempermudah pengelolaan sebuah project atau bekerja dengan aplikasi khusus.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/VLAN

RFC 3069 (VLAN Aggregation for Efficient IP Address Allocation)


Mekanisme diuraikan oleh host yang berada di di infrastruktur switch yang sama, tetapi seolah olah terpisah berdasarkan virtual broadcast domains, yang mempunyai alamat subnet IPv4 dan sebuah default gateway IP Address yang sama, dengan syarat memindahkan sebuah subnet IP yang terdedikasi untuk setiap VLAN atau MAN.

Hosts A.1 dan A.2 termasuk (Customer A & VLAN A) Hosts B.1 dan B.2 termasuk (Customer B & VLAN B) Hosts C.1 termasuk (Customer C & VLAN C) Sebuah Subnet IP akan dialokasikan untuk setiap Customer, berdasarkan dari kebutuhan awal IP, yaitu seberapa besar alamat yang akan dipakai, baik untuk persiapan di masa yang akan datang. Contohnya :

Customer A 1. Alamat IP pertama kali yang dibutuhkan untuk Customer A adalah hanya untuk 2 host. 2. Ada perkiraan di masa yang akan datang, Customer A akan membutuhkan 10 host 3. Hasil akhirnya, dibutuhkan pengalokasian subnet IP 1.1.1.0/28 yang menyediakan 16 IP Address 4. IP Address pertama, 1.1.1.0 adalah Subnetwork address 5. IP Address terakhir, 1.1.1.15 adalah Broadcast address

6. IP 1.1.1.1 diberikan kepada router dan dijadikan default gateway untuk subnet tersebut 7. Ada 13 IP Address yang tersisa untuk Customer, walaupun mereka hanya membutuhkan 10 IP Address Customer B 1. Alamat IP pertama kali yang dibutuhkan untuk Customer B adalah hanya untuk 2 host. 2. Ada perkiraan di masa yang akan datang, Customer B akan membutuhkan 5 host 3. Hasil akhirnya, dibutuhkan pengalokasian subnet IP 1.1.1.16/29 yang menyediakan 8 IP Address 4. IP Address pertama, 1.1.1.16 adalah Subnetwork address 5. IP Address terakhir, 1.1.1.23 adalah Broadcast address 6. IP 1.1.1.17 diberikan kepada router dan dijadikan default gateway untuk subnet tersebut 7. Ada 5 IP Address yang tersisa untuk Customer Customer C 1. Alamat IP pertama kali yang dibutuhkan untuk Customer C adalah hanya untuk 1 host. 2. Tidak ada rencana untuk menambah host lagi 3. Hasil akhirnya, dibutuhkan pengalokasian subnet IP 1.1.1.24/30 yang menyediakan 4 IP Address 4. IP Address pertama, 1.1.1.24 adalah Subnetwork address 5. IP Address terakhir, 1.1.1.27 adalah Broadcast address 6. IP 1.1.1.25 diberikan kepada router dan dijadikan default gateway untuk subnet tersebut 7. Ada 1 IP Address yang tersisa untuk Customer Jumlah alamat yang dibutuhkan untuk 3 Customer adalah 16. Pengalamatan yang paling optimal adalah 28 IP Address. Sekarang, jika Customer A hanya menggunakan 3 alamat yang tersedia, maka alamat yang tersisa tidak dapat dipakai oleh Costumer lain Anggaplah Customer C membutuhkan penambahan 1 host lagi, maka dibutuhkan 1 IP Address tambahan. Karena semua alamat pada subnet 1.1.1.24/30 telah terpakai, maka dibutuhkan subnet baru. Idealnya, subnet baru tersebut akan dialokasikan /29 dan memberikan alamat baru di subnet baru tersebut. Bagaimanapun, pengalamatan ulang bukan hal yang tepat bagi Customer C. Seperti yang anda lihat tadi, nomor IP Address digunakan oleh subnetwork address, directed broadcast address, gateway address. Demikian, sifat paksaan yang melekat dari arsitektur pengalamatan sangat mengurangi fleksibilitas. Jika di dalam lingkungan switch, terdapat sub-VLANs dan super-VLANs, memungkinkan pengalamatan menjadi lebih optimal. Hal utama, apa yang terjadi di setiap sub-VLAN (customer) tersisa di dalam broadcast domain yang berbeda. Satu atau lebih sub-VLANs termasuk kepada super-VLAN, dan menggunakan IP Address default gateway dari super-VLAN. Host di dalam sub-VLAN Contoh super-VLAN dan sub-VLAN :

Customer A 1. Customer A memulai dengan 2 host, kemudian berkembang menjadi 10 host 2. Hasilnya dialokasikanlah IP Address dari 1.1.1.2 1.1.1.11 3. Gateway address adalah 1.1.1.1, dan subnetnya 1.1.1.0/24 Customer B 1. Customer A memulai dengan 2 host, kemudian berkembang menjadi 5 host 2. Hasilnya dialokasikanlah IP Address dari 1.1.1.12 1.1.1.16 3. Gateway address adalah 1.1.1.1, dan subnetnya 1.1.1.0/24 Customer C 1. Customer A memulai dengan 1 host, dan tidak ada rencana untuk berkembang di masa depan 2. Hasilnya dialokasikanlah IP Address 1.1.1.17 3. Gateway address adalah 1.1.1.1, dan subnetnya 1.1.1.0/24 Jumlah dari alamat yang dibutuhkan untuk semua Customer adalah 16. Hasilnya, hanya 16 alamat yang dialokasikan di dalam subnet. 16 alamat ini, menggunakan global default gateway yaitu 1.1.1.1, dan subnetnya adalah 1.1.1.0, serta direct broadcast 1.1.1.255, totalnya adalah 19 alamat yang digunakan. Sisanya 236 alamat tambahan yang dapat digunakan. Sekarang, jika Customer A hanya menggunakan 3 alamat yang tersedia, alamat sisanya dapat digunakan untuk Customer lain Anggaplah Customer C membutuhkan 1 host lagi, sehingga dibutuhkan pula IP Address tambahan. Customer tersebut hanya mengalokasikan IP Address tambahan selanjutnya di dalam subnet, default gatewaynya tetap sama. Keuntungan dari model tersebut nyata, terutama ketika bekerja di LAN dan MANs besar.

VTP

Sumber : student.eepis-its.edu

STP
Pengertian Switch adalah perangkat jaringan yang saluran data masuknya dari berbagai input port ke output port tertentu dari tujuan. switching beroperasi pada lapisan data link dari model komunikasi Open System Interconnection (OSI). Data Link layer ini berkaitan dengan memindahkan data links fisik ke dalam jaringan. Dalam lingkungan Ethernet local area network (LAN), ini berarti switch terlihat pada setiap paket atau data unit dan menentukan alamat dari Media Access Control (MAC) dengan perangkat unit data atau ditujukan untuk switch ke arah tujuan perangkat output. Spanning Tree Protokol merupakan sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan. Ini adalah protokol anajemen link yang menyediakan redundansi sementara mencegah perulangan yang tidak iinginkan dalam jaringan. STP dapat menyediakan redundansi jalan dengan mendefinisikan sebuah tree yang membentang di semua switch dalam jaringan yang diperpanjang. Spanning Tree Protokol akan memaksa jalur data redundan ke standby state , sehingga jika salah satu segmen jaringan di STP tidak bisa diakses atau jika terjadi perubahan biaya STP algoritma spanning tree akan mengkonfigurasi ulang spanning tree topologi dan membangun kembali link dengan mengaktifkan standby path. Cara Kerja Spanning Tree STP menggunakan 3 kriteria untuk meletakkan port pada status forwarding :

STP memilih root switch. STP menempatkan semua port aktif pada root switch dalam status Forwarding. Semua switch non-root menentukan salah satu port-nya sebagai port yang memiliki ongkos (cost) paling kecil untuk mencapai root switch. Port tersebut yang kemudian disebut sebagai root port (RP) switch tersebut akan ditempatkan pada status forwarding oleh STP.

Dalam satu segment Ethernet yang sama mungkin saja ter-attach lebih dari satu switch. Diantara switch-switch tersebut, switch dengan cost paling sedikit untuk mencapai root switch disebut designated bridge, port milik designated bridge yang terhubung dengan segment tadi dinamakan designated port (DP). Designated port juga berada dalam status forwarding.

Semua port/interface selain port/interface diatas berada dalam status Blocking.

STP Bridge ID dan Hello BPDU STP bridge ID (BID) adalah angka 8-byte yang unik untuk setiap switch. Bridge ID terdiri dari 2-byte priority dan 6-byte berikutnya adalah system ID, dimana system ID berdasarkan pada MAC address bawaan tiap switch. Karena menggunakan MAC address bawaan ini dapat dipastikan tiap switch akan memiliki Bridge ID yang unik. STP mendefinisikan pesan yang disebut bridge protocol data units (BPDU), yang digunakan oleh switch untuk bertukar informasi satu sama lain. Pesan paling utama adalah Hello BPDU, berisi Bridge ID dari switch pengirim. Pemilihan Root Switch Switch-switch akan memilih root switch berdasarkan Bridge ID dalam BPDU. Root switchadalah switch dengan Bridge ID paling rendah. Kita ketahui bahwa 2-byte pertama dari switch digunakan untuk priority, karena itu switch dengan priority paling rendah akan terpilih menjadi root switch. Namun kadangkala, ada beberapa switch yang memiliki nilai priority yang sama, untuk hal ini maka pemilihan root switch akan ditentukan berdasarkan 6-byte System ID berikutnya yang berbasis pada MAC address, karena itu switch dengan bagian MAC address paling rendah akan terpilih sebagai root switch. Menentukan Root Port dari setiap switch Selanjutnya dalam proses STP adalah, setiap non-root switch akan menentukan salah satu portnya sebagai satu-satunya root port miliknya. Root port dari sebuah switch adalah port dimana dengan melalui port tersebut switch bisa mencapai root switch dengan cost paling kecil.

Kelebihan STP Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan mesegmentasi jalur akses melalui switch Menyediakan Backup / stand by path utk mencegah loop dan switch yang failed/gagal Mencegah looping

Kesimpulan Switching adalah sebuah bentuk switch Ethernet yang melakukan switching terhadap paket dengan melihat alamat fisiknya (MAC address). Switch jenis ini bekerja pada lapisan data -link (atau lapisan kedua) dalam OSI Reference Model. Switch-switch tersebut juga dapat melakukan fungsi sebagai bridge antara segmen-segmen jaringan LAN, karena mereka meneruskan frame Ethernet berdasarkan alamat tujuannya tanpa mengetahui protokol jaringan apa yang digunakan. Pada layer 2 switching terjadi perulangan jaringan ketika ada lalu lintas broadcast antara subnet. Broadcast paket dari sumber ke beberapa port melalui single link yang akan mengembalikan broadcast ke sumber asli melalui redundant link jika lebih dari satu jalan yang terhubung ke dua subnet. Hal ini dapat memicu proses untuk mengulang dan menghasilkan perulangan logis aliran paket tanpa henti di seluruh jaringan fisik. Salah satu teknik untuk menghentikan perulangan dalam jaringan dan menyediakan manajemen yang efektif redundant link adalah Spanning Tree Protokol. Spanning Tree Protokol merupakan sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain agar dapat mendeteksi dan mengelola redundant link dalam jaringan. CARA SETTING VTP Server (config)#vtp mode server Server (config)#vtp domain unsri Server (config)#vtp password 1234 Server (config)#end server#copy running-config startup-config Destination filename [startup-config]? Building configuration... [OK] Konfigurasi Switch S2:

Cara membuat membuat nama switch : switch(config)#hostname S2 Cara membuat password switch : Server (config)#enable password 1234 S2 (config)#line vty 0 4 S2 (config-line)#password 2345 S2 (config-line)#login S2 (config-line)#exit Cara Mensetting VTP client : S2 (config)#vtp mode client S2 (config)#vtp domain unsri S2 (config)#vtp password 1234 S2 (config)#end

Sumber : http://blog.unsri.ac.id/userfiles/SPANNING%20TREE%20PROTOKOL%20PDF.pdf

Teknologi WAN

PPP

Apa itu PPP protocol? PPP (point to point) protocol yang merupakan salah satu jenis koneksi WAN dalam suatu jaringan komputer internetwork, adalah protocol point-to-point yang pada awalnya di kembangkan sebagai method encapsulation pada komunikasi point-to-point antara piranti yang menggunakan protocol suite. Protocol ini menjadi sangat terkenal dan begitu banyak diterima sebagai metoda encapsulation WAN khususnya dikarenakan dukungannya terhadap berbagai macam protocol seperi IP; IPX; AppleTalk dan banyak lagi. Fitur PPP Berikut ini adalah fitur kunci dari protocol ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. PPP beroperasi melalui koneksi interface piranti Data Communication Equipment (DCE) dan piranti Data Terminal Equipment (DTE). Dapat beroperasi pada kedua modus synchronous (dial-up) ataupun asynchronous dan ISDN. Tidak ada batas transmission rate Keseimbangan load melalui multi-link LCP dipertukarkan saat link dibangun untuk mengetest jalur dan setuju karenanya. Mendukung berbagai macam protocol layer diatasnya seperti IP; IPX; AppleTalk dan sbgnya. Mendukung authentication kedua jenis clear text PAP (Password Authentication Protocol) dan enkripsi CHAP (Chalange Handshake Authentication Protocol) NCP meng-encapsulate protocol layer Network dan mengandung suatu field yang mengindikasikan protocol layer atas.

Korelasi PPP dengan OSI Diagram berikut menunjukkan bagaimana PPP protocol dihubungkan dengan model OSI.

Spesifikasi PPP berakhir pada layer Data link. NCP (Network COntrol Protocol) mengijinkan PPP mendukung protocol-2 layer bagian atas seperti IP; IPX; APleTalk dll. Fleksibilitas inilah yang membuat protocol ini menjadi begitu popular. NCP bertindak sebagai interface antara Data Link layer dengan jaringan. PPP menggunakan NCP untuk meng-encapsulate paket-2 layer Network. Sementara Paket mengandung Header yang mengindikasikan pemakaian protocol layer Network. Link Control Protocol (LCP) merupakan sayu set layanan-2 yang melaksanakan setup link dan administrasi meliputi: 1. 2. 3. 4. Testing dan negosiasi Link Kompresi Authentication Deteksi error Saat sesi dimulai, piranti-2 bertukar paket LCP untuk negosiasi layanan-2 pada yang terdaftar disini. Spesifikasi PPP protocol tidak mengandung standard layer Physical. Akan tetapi dapat berjalan pada bermacam-2 standard physical synchronous dan asynckronous termasuk: 1. Serial asynchronous seperti dial-up 2. ISDN 3. Serial synchronous

4. HIgh Speed Serial Interface (HSSI) PPP membentuk komunikasi dalam tiga fase: 1. Membuka link dan membentuk sesi dengan saling bertukar LCP 2. Membentuk opsi authentication melalui PAP atau CHAP, CHAP sangat direkomendasikan. 3. Setuju dengan protocol layer diatasnya (IP; IPX; AppleTalk; dll) Konfigurasi Default protocol point-to-point untuk router Cisco adalah HDLC (High-Level Data Link Control) yang mana umum dipakai pada leased line seperti T1; T3 dll, akan tetapu HDLC tidak support authentication. KDLC adalah patennya Cisco jadi bukan standard industry, jadi hanya bisa dipakai sesame Cisco saja. Bagaimana cara untuk enable nya? Berikut ini adalah implementasi nya: Router# configure terminal Router (config)# interface serial 0 Router (config-if) # encapsulation ppp Router (config-if) # exit PPP protocol diinisialisasi dan di enable pada interface serial 0. Langkah selanjutnya adalah men-set jenis authentication yang dipakai: Router (config) # int s0 Router (config-if) # ppp authentication pap Or you can use the CHAP authentication method. Router (config-if) # ppp authentication chap Router (config-if) # ^Z Router # show int s0

CHAP direkomendasikan sebagai metoda authentication PPP, yang memberikan suatu authentication terenkripsi dua arah yang mana lebih secure daripada PAP. Jika jalur sudah tersambung, kedua server di masing-2 ujung saling mengirim pesan Challenge. Segera setelah pesan Challenge terkirim, sisi remote yang diujung akan merespon dengan fungsi hash satu arah menggunakan Message Digest 5 (MD5) dengan memanfaatkan user dan password mesin local. Kedua sisi ujung router harus mempunyai konfigurasi yang sama dalam hal PPP protocol ini termasuk metoda authentication yang dipakai. Router (config) # username router password cisco Router (config) # interface serial 0 Router (config-if) # encapsulation ppp Router (config-if) # ppp chap hostname router Router (config-if) # ppp authentication chap Cara konfigurasi authentication jika digunakan metoda CHAP bisa dijelaskan dalam diagram berikut:

Konfigurasi kedua router dengan username dan password Username yang dipakai adalah hostname dari router remote Password yang dikonfigurasikan haruslah klop sama Jika authentication PAP dipakai, password akan dipakai dan dikirim dalam authentication

process. Akan tetapi jika CHAP dipakai, password merupakan shared secret yang tidak dikirim dalam proses authentication. Sumber : http://www.sysneta.com/ppp-protocol

FR
Definisi Frame Relay adalah sebuah protocol yang berorientasi pada packet switching, yang umumnya dipergunakan oleh perusahaan telepon, yang mengandalkan kecepatan tinggi dan biaya ekonomis. Frame Relay pada dasarnya adalah sebuah software yang khusus di-desain untuk menyediakan koneksi digital yang lebih efisien dari suatu point tertentu ke point yang lain. Jadi, Frame Relay merupakan sebuah teknologi yang menawarkan metode yang lebih cepat dan lebih ekonomis dalam menjalankan computer networking. Struktur dasar sebuah frame adalah seperti terlihat pada gambar berikut:

GFI = General Format Identifier LCN = Logical Channel Number LGN = Logical Channel Group Number PKT TYPE ID = packet type identification FCS = Frame check sequence DLCI = data link connection Indentifier C/R = Command/response field bit (application specific-not modified by network) FECN = Forward Explicit Congestion notification BECN = Backward Explicit Congestion notification

DE = Discard Eligibility Indicator EA = Address Extension (allow indication of 3 or 4 byte header) Gambar 1. (a) Struktur dasar frame, (b) Field informasi pada X.25 (c) Struktur frame pada Frame Relay, dan (d) Format header pada Frame Relay Gambar 1a, sedang Gambar 1b menyatakan uraian isi information field pada paket X.25. Gambar 1c dan 1d masing masing menyatakan struktur frame dan header (kepala paket) pada Frame Relay. Header merupakan data tambahan pada informasi yang dikirimkan, berisi tanda pengenal pengirim maupun penerima serta tanda-tanda lain yang diperlukan untuk menjamin penyampaian yang benar dari seluruh informasinya (lihat Gambar 1b dan 1d). Cara Kerja Frame Relay Frame Relay merupakan suatu layanan data packaging yang memungkinkan beberapa user menggunakan satu jalur transmisi pada waktu yang bersamaan. Untuk lalu-lintas komunikasi yang padat, Frame Relay jauh lebih efisien daripada leased line yang disediakan khusus hanya untuk satu user, yang umumnya hanya terpakai 10-20% dari kapasitas bandwidth-nya. Dalam teknik telekomunikasi, packet switching dikembangkan untuk memenuhi komunikasi data yang sifatnya cepat dan akurat. Sebuah packet dapat dianalogikan sebagai sebuah amplop yang mempunyai alamat tujuan, alamat pengirim atau alamat kembali apabila kiriman tidak sampai ke tujuan, dan tentu saja isi pesannya sebagai hal yang pokok. Dalam packet yang berisi electronic data, dilengkapi dengan error detection serta acknowledgement dari receiver dalam bentuk kode yang dikirim kembali ke sender, apakah packet telah diterima secara utuh. Pada data packaging ini dikenal istilah frame, yakni untuk menyatakan limit dari frame sebuah package. Limit frame ini ditandai dengan flag. Demikianlah sehingga data dibawa sepanjang jalur komunikasi dalam bentuk frame-frame. Standar internasional untuk network access dengan packet switching yang pertama muncul adalah X.25, yang direkomendasikan oleh CCITT (kini bernama ITU-T) pada tahun 1976. Frame Relay yang muncul setelah X.25 ternyata jauh lebih efektif daripada X.25, karena X.25 mengalami pelambatan proses karena adanya error detection dan error correction. Berbeda dengan Frame Relay yang mendefinisikan ulang headernya pada bagian awal dari suatu frame, sehingga dihasilkan header frame normal 2-byte (satu byte atau octet terdiri dari delapan bit). Header Frame Relay dapat juga di-expand menjadi tiga atau empat byte untuk menambah total address space yang disediakan.

Header Frame Relay terdiri dari deretan angka sejumlah sepuluh bit, DLCI (Data Link Connection Identifier)-nya merupakan nomor rangkaian virtual Frame Relay yang berkaitan dengan destination dari frame tersebut. Dalam hal hubungan antar kerja LAN-WAN, DLCI ini akan menunjukkan port-port yang merupakan LAN pada sisi destination. Adanya DLCI tersebut memungkinkan data mencapai node Frame Relay yang akan di-transmit melalui network dengan menempuh proses tiga langkah sederhana yakni: Integrity check dari frame dengan menggunakan FCS (Frame Check Sequence), jika dalam proses checking ini dideteksi adanya error, maka frame tersebut akan di-discard. Search DLCI dalam suatu table, jika DLCI tersebut tidak didefinisikan untuk link yang dimaksud, maka frame akan di-discard. Retransmit frame tersebut menuju ke destination-nya dengan mengirimnya ke luar, ke port atau trunk yang telah dispesifikasikan dalam daftar tabelnya. Dengan demikian, node dari Frame Relay tidak melakukan langkah pemrosesan yang rumit sebagaimana halnya pada protokol-protokol yang mempunyai keistimewaan seperti X.25. Frame Relay Network Vs. Packet Switchng Network Intermediate Node

Source

Destination
Gambar 2. Frame Relay Network

Gambar 1 menunjukkan operasi dari Frame Relay, yang dipergunakan untuk single use. Data frame dikirim dari source ke destination dan acknowledge, yang dihasilkan pada layer yang lebih tinggi, dibawa kembali ke frame.

Intermediate Node

Source

Destination
Gambar 3. Packet Switching Network

Gambar 2 menggambarkan aliran data link frames yang dibutuhkan untuk transmisi dari source end system ke destination end system, dan kembalinya acknowledge. Data link control protocol akan mengatur exchange data dan acknowledge frame, dimana pada tiap intermediate node state tables harus di-maintain dua kali untuk tiap virtual circuit. Dengan metode ini, error possibility dari tiap link di suatu network besar, sehingga tidak cocok untuk fasilitas komunikasi digital modern. X.25 Versus Frame Relay

X.25 packet level

Implemented not by

End System & Network LAPF Control Implemented by end System & Network LAPB Implemented by end LAPF Core Layer System & Network Physical Layer Physical Layer

Gambar 4. Perbandingan antara X.25 dan Frame Relay Protocol Stack

Data Discarding Untuk menjaga mekanisme dasar Frame Relay sesederhana mungkin, ada satu aturan dasar, yakni apabila muncul suatu masalah dengan penanganan suatu frame, maka frame tersebut akan langsung di-discard. Dua prinsip yang menyebabkan adanya data discarding ini adalah hasil dari adanya error detection pada data atau adanya overloading pada network. Bagaimana suatu network dapat men-discard frame-frame tanpa menghancurkan integrity dari komunikasi? Jawabannya terletak pada adanya intelegensi pada software di endpoint seperti PC, workstation dan host. Software pada endpoint ini beroperasi dengan protokol-protokol multilevel yang dapat detect dan recovery data yang hilang dalam network. Protocol Recovery pada Higher Layer Sebuah protokol pada layer yang lebih tinggi melakukan sebuah recovery pada sebuah frame dengan menjaga path dari urutan angka-angka berbagai frame yang di-send dan di-receive. Suatu kode balasan atau acknowledgement di-transmit untuk memberitahukan kepada sisi sender, nomornomor frame mana yang telah diterima dengan baik. Jika suatu urutan nomor hilang, sesudah menunggu selama periode time out tertentu, sisi receiver akan meminta retransmission. Dengan demikian software di kedua sisi tersebut akan menjamin bahwa semua frame pada akhirnya diterima tanpa kesalahan. Fungsi ini terjadi pada lapisan 4 (Transport layer), dalam protokol-protokol seperti TCP/IP dan Lapisan Transport (level 4) OSI. Sebaliknya, jaringan X.25 membentuk fungsi ini pada lapisan 2 dan 3, dan endpoint tidak perlu menduplikasi fungsi tersebut dalam la pisan 4. Sebuah frame yang hilang akan menyebabkan retransmission dari semua frame yang tidak memiliki sinyal acknowledge. Recovery seperti ini akan memerlukan siklus ekstra dan memori dalam komputer-komputer di masing-masing endpoint, dengan menggunakan bandwidth dari additional network untuk retransmit frame-frame. Akibat terburuk dari kondisi ini adalah menyebabkan suatu delay yang besar bagi periode time out pada layer yang lebih tinggi, yakni waktu yang dipakai untuk menunggu frame tersebut untuk datang sebelum menyatakannya sebagai frame yang hilang, serta waktu yang dipakai untuk melakukan retransmission. Oleh sebab itu, walaupun layer yang lebih tinggi dapat melakukan recovery ketika frame discarding terjadi, faktor terbesar yang menyumbang kinerja keseluruhan dari sebuah network adalah kemampuan dari network tersebut untuk meminimumkan terjadinya frame discarding. Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah apa yang menyebabkan frame discarding tersebut? Ada dua sebab yang paling utama, yakni bit error dan congestion. Frame Discarding yang Disebabkan oleh Error Bit

Jika error terjadi di dalam frame, maka error tersebut akan terdeteksi melalui FCS setelah frame di-receive. Tidak seperti pada X.25, node yang mendeteksi error tidak meminta sender-nya untuk retransmit frame. Node tersebut langsung discard frame dan melanjutkan untuk menerima next frame. Kondisi ini tergantung pada kecerdasan PC atau workstation tempat data berasal untuk mengenali bahwa error telah terjadi dan me-retransmit datanya. Dikarenakan oleh biaya tinggi, yang disebabkan oleh adanya recovery pada layer-layer yang lebih tinggi, pendekatan ini akan mengundang permasalahan pada efisiensi network, apabila path-nya memiliki derau yang cukup besar dan hal ini jelas akan memicu banyaknya error. Namun demikian, kini semakin banyak network-based-fiber-optic yang mempunyai error flow sangat rendah, yang berdampak pada frekuensi error yang sangat rendah, sehingga bukan merupakan suatu masalah lagi. Dengan demikian, Frame Relay memiliki keunggulan hanya pada jalur-jalur network memiliki tingkat error yang rendah. Frame Discarding yang Disebabkan oleh Data Congestion Frame discarding yang lebih sering terjadi adalah merupakan akibat dari network congestion. Congestion terjadi disebabkan oleh suatu network node yang menerima lebih banyak frame dibandingkan kemampuan untuk memprosesnya (disebut congestion pada receiver), atau ketika suatu network node dituntut untuk mengirimkan lebih banyak frame melewati path yang dipilihnya daripada kecepatan yang diijinkan oleh path tersebut (disebut path congestion). Dalam kasus lainnya, suatu rangkaian node buffer yakni memori yang bersifat temporary untuk frameframe yang masuk ketika menunggu pemrosesan atau antrian frame-frame yang ke luar menjadi terisi penuh dan node tersebut harus men-discard frame-frame sampai buffer mempunyai space yang cukup. Jika lalu lintas LAN menjadi sedemikian padatnya, probabilitas congestion yang terjadi dapat menjadi lebih tinggi, kecuali user membangun banyak path maupun switching, yang berdampak pada cost lebih tinggi untuk membayar network cost. Maka sangatlah penting bahwa network pada Frame Relay harus mempunyai kinerja yang baik untuk menangani congestion maupun meminimumkan frame discarding. Keuntungan vs Kerugian Frame Relay Keuntungan Frame Relay Proses komunikasi menjadi lebih sederhana Fungsionalitas protocol yang diperlukan di user-inter network dikurangi Transmisi serta fasilitas switching lebih reliable

Multi connection dari satu port ke tujuan yang berbeda dapat dilakukan dengan hanya menempatkan satu port. Hal ini akan menghemat dimensi fisik, kabel, serta kompleksitas

Kerugian Frame Relay Tidak adanya kemampuan link-by-link Low Tidak mempunyai error Control Delay yang sangat besar Resiko kehilangan frame (Loss of Frames) Adanya short interruption yang terjadi terus-menerus

Aplikasi Frame Relay Frame Relay umumnya dipergunakan pada aplikasi internet, karena transmission rate yang tinggi dan berbagai kelebihan lain yang dimilikinya. Menurut standar ANSI TI. 606, ada 3 contoh aplikasi yang dapat mengambil keuntungan dari pemanfaatan Frame Relay ini, antara lain: Block interactive data application Memiliki tingkat delay rendah dan throughput rendah, contoh: high-resolution, video text, CAD/CAM File transfer Transit delay tidak begitu penting, serta memiliki throughput tinggi Multiplexed low-bit Ade Memanfaatkan kemampuan multiplexing dari Frame Relay, dengan low-bit source yang memungkinkan untuk di-multiplex ke channel oleh sebuah fungsi NT Sumber : https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CDAQFjAB&url=htt p%3A%2F%2Funhas.ac.id%2Ftahir%2FBAHAN-KULIAH%2FKOMDAT%2Fbahasaindonesia%2FMateri%2520Presentasi%2520Kelompok%2FFrame%2520Relay%2FMakalah%2520ko mdat%2FPresentasi%2520KOmdat.doc&ei=XXMQUsiOBcejlQXXzoE4&usg=AFQjCNE3Z3v5PP6sjF1UCZ7vwVhD1i60w&sig2=PuZFiQWNiXjKuulv8RL8DQ&bvm=bv.50768961,d.dGI&cad=rja

Dynamic Routing
A. Pengertian Dynamic routing atau routing dinamis adalah teknik routing dengan menggunakan beberapa aplikasi networking yang bertujuan menangani routing secara otomatis. dapat berubah otomatis jika topologi jaringan berubah. Dynamic routing ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada yang perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.

B. Autonomous System

Sebelum membahas lebih dalam Dynamic Routing kita harus mengetahui Autonomous System (AS). Autonomous System atau yang disingkat AS merupakan suatu kelompok yang terdiri dari satu atau lebih IP Prefix dimana kelempok tersebut terkoneksi dan dijalankan oleh satu atau lebih operator jaringan dibawah satu kebijakan routing yang didefinisikan dengan jelas. Sebuah Autonomous System memiliki dua buah mekanisme routing yaitu intradomain routing dan interdomain routing. Intra domain routing merupakan mekanisme routing yang dilakukan di dalam sebuah AS sedangkan inter domain routing adalah mekanisme routing yang dilakukan diluar antar As agar bias berhubungan satu sama lain.

Berikut adalah contoh topologi Autonomous system :

Berdasarkan gambar diatas dapat dianalogikan bahwa sebuah AS merupakan sebuah universitas. Misalkan AS65303 merupakan sebuah universitas maka dalam AS65303 mempunyai kebijakan/protokol sendiri agar diantara jaringan yang berada di dalam AS65303 dapat melakukan koneksi, protocol tersebut yang disebut Intra domain routing agar diantara suatu badan dengan badan yang lain di dalam AS tersebut dapat terhubung. Badan tersebut dalam jaringan nyata merupakan sebuah router. Sedangkan AS65303 memiliki sebuah badan yang terkoneksi juga dengan AS lain misal AS65202 , protocol seperti ini yang disebut Inter domain routing. Jadi antar universitas tersebut dapat melakukan koneksi.

Konsep munculnya Autonomous System untuk mengantisipasi perkembangan jaringan yang terus bertambah besar, struktur jaringan internet yang berbentuk hierarki maka internet dibagi dalam suatu autonomous system (AS). Setiap AS memiliki mekanisme pertukaran dan pengumpulan informasi routing sendiri. Protokol yang digunakan untuk pertukaran informasi dalam AS adalah Interior Routing Protocol (IRP). Hasil pengumpulan informasi routing ini kemudian disampaikan AS lain dalam bentuk reachability information. Reachability information yang dikeluarkan oleh sebuah AS berisi informasi mengenai jaringan-jaringan yang dapat dicapai melalui AS tersebut dan menjadi indicator terhubungnya AS ke internet.

Perbedaan antara Intra Domain Routing dan Inter Domain Routing

Intradomain Routing

Routing ini berjalan dalam sebuah Autonomous System Mengabaikan Internet di luar Autonomous System tersebut, jadi hanya memperhatikan koneksi yang berada dalam Autonomous System saja.

Protokol yang biasa digunakan dalam Intradomain routing adalah Interior Gateway Protocol atau IGP

Protokol yang populer digunakan untuk Intra Domain Routing adalah RIP : Routing Information Protocol menggunakan distance vector merupakan protocol sederhana dan sudah lama digunakan. OSPF : Open Shortest Path First menggunakan algoritma shortest path dan lebih baik dari protokol RIP

Interdomain Routing

Routing ini berjalan antar Autonomous System

Mengasumsikan Internet terdiri dari sekumpulan interkoneksi Autonomus System Normalnya dalam Interdomain routing terdapat sebuah dedicated router pada tiap Autonomous System yg berfungsi menangani trafik interdomain.

Protokol yang biasa nya digunakan interdomain routing adalah Exterior Gateway Protocol atau EGP

Protokol routing: EGP : Exterior Gateway Protocol BGP : Border Gateway Protocol merupakan protocol yang sifat nya lebih baru.

C. Routing Protokol Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan routerrouter untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing. Secara umum, dynamic routing protocol terbagi atas tiga kategori: 1. Distance Vector Distance vector berarti bahwa routing protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop saja (hop count) untuk me-route paket data dari satu alamat network ke alamat network tujuan. Routing protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth. Yang tergolong kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Secara umum, yang tergolong dalam kategori ini adalah routing protocol klasik. 2. Link-state Link-state merupakan routing protocol yang lebih modern dibanding distance vector. Routing protocol ini selain melibatkan hop count juga melibatkan kapasitas bandwidth jaringan, serta parameter-parameter lain dalam menentukan the best path-nya dalam aktivitas routing. Contohnya adalah Open Shortest Path First (OSPF). 3. Hybrid Kategori ini hadir setelah Cisco System membuat routing protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang merupakan pengembangan dari IGRP klasik yang bersifat open standar. EIGRP cisco ini bersifat proprietary, hanya akan berfungsi optimal jika

seluruh device router yang digunakan bermerk cisco. Kategori ini diklaim memiliki kelebihan yang ada baik pada Distance Vector dan juga Link-State. D. Aktifitas Dynamic Router Protokol 1. Automatic Network Discovery Memelihara dan meng-update tabel routing- automatic network discovery. Network discovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama. daripada mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik dapat secara otomatis membaca jaringannya dari router-router lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing dinamik.

2.

Maintaining routing tables Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan menentukan jalur-jalurnya pada tabel routing. Routing dinamik tidak hanya membuat jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, routing dinamik juga akan menentukan jalur baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya berubah), untuk ini, routing dinamik mempunyai keuntungan lebih dari routing static. router yang menggunakan dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa pengaturan dari seorang admin jaringan.

E. IP routing dinamic Ada beberapa routing dinamic untuk IP,dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan : 1. RIP RIP : Routing Information Protocol. Distance vector protocol merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paketpaket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai 15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil.

RIP mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router. RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing. Rip terbagi 2 yaitu: RIP versi 1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi 1 juga merupakan class pul routing. RIP versi 2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi2 juga merupakan class list routing.

RIP memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: METRIC: Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat. Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan. Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur classless routing.

Untuk menerapkan RIP pada router, berikut perintahnya : router(config)#router rip Untuk menerapkan RIP tersebut ke suatu network address, berikut perintahnya :

router(config-router)#networknetwork_id

Sebagai contoh penerapan pada jaringan WAN, berikut perhatikan gambar dibawah ini :

Cara mengkonfigurasikan RIP untuk Router 1 sebagai brikut : router1(config)#ip routing router1(config)#router rip router1(config-router)#network 215.10.20.0 router1(config-router)#network 215.10.10.0 router1(config-router)#exit router1#write mem

2. OSPF

OSPF : Open Shortest Path First. Link state protocolmenggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar. OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol. OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yg dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.

3. IGRP

IGRP: IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya.

Isi dari informasi routing adalah: Identifikasi tujuan baru, Mempelajari apabila terjadi kegagalan.

IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS.

Kunci desain jaringan IGRP adalah:

Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek, Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda, Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.

Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya: bandwidth, delay, load, reliability IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: Protokol Routing Distance Vector, Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability, Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.

Tujuan dari IGRP yaitu: Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran. Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya. Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel. Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal. Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.

4. EIGRP

EIGRP: EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP sering disebut juga hybrid-distance-vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu: distance vector dan link state.EIGRP dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya pengembangan dari IGRP. Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang tercepat/terpendek, EGIRP menggunakan algortima DUAL (Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya.

EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya: neighbor table, topology table, routing table

EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut: Menggunakan protokol routing enhanced distance vector. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.

5. BGP

BGP : Border Gateway Protocol atau yang sering disingkat BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP).BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Up date-update dikirim melalui koneksi TCP.

VPN
A. Pengertian VPN adalah singkatan dari virtual private network, yaitu Sebuah cara aman untuk mengakses local area network yang berada pada jangkauan, dengan menggunakan internet atau jaringan umum lainnya untuk melakukan transmisi data paket secara pribadi, dengan enkripsi Perlu penerapan teknologi tertentu agar walaupun menggunakan medium yang umum, tetapi traffic (lalu lintas) antar remote-site tidak dapat disadap dengan mudah, juga tidak memungkinkan pihak lain untuk menyusupkan traffic yang tidak semestinya ke dalam remote-site. Menurut IETF, Internet Engineering Task Force, VPN merupakan suatu bentuk private internet yang melalui public network (internet), dengan menekankan pada keamanan data dan akses global melalui internet. Hubungan ini dibangun melalui suatu tunnel (terowongan) virtual antara 2 node. VPN adalah sebuah koneksi Virtual yang bersifat privat mengapa disebut demikian karena pada dasarnya jaringan ini tidak ada secara fisik hanya berupa jaringan virtual dan mengapa disebut privat karena jaringan ini merupakan jaringan yang sifatnya privat yang tidak semua orang bisa mengaksesnya. VPN Menghubungkan PC dengan jaringan publik atau internet namun sifatnya privat,

karena bersifat privat maka tidak semua orang bisa terkoneksi ke jaringan ini dan mengaksesnya. Oleh karena itu diperlukan keamanan data B. Cara Kerja Konsep kerja VPN pada dasarnya VPN Membutuhkan sebuah server yang berfungsi sebagai penghubung antar PC. Jika digambarkan kira-kira seperti ini internet <> VPN Server <-> VPN Client <-> Client bila digunakan untuk menghubungkan 2 komputer secara private dengan jaringan internet maka seperti ini: Komputer A <> VPN Clinet <> Internet <> VPN Server <> VPN Client <> Komputer B Jadi semua koneksi diatur oleh VPN Server sehingga dibutuhkan kemampuan VPN Server yang memadai agar koneksinya bisa lancar. Pertama-tama VPN Server harus dikonfigurasi terlebih dahulu kemudian di client harus diinstall program VPN baru setelah itu bisa dikoneksikan. VPN di sisi client nanti akan membuat semacam koneksi virtual jadi nanti akan muncul VPN adater network semacam network adapter (Lan card) tetapi virtual. Tugas dari VPN Client ini adalah melakukan authentifikasi dan enkripsi/dekripsi. Setelah terhubung maka nanti ketika Client mengakses data katakan client ingin membuka situs Google.com. Request ini sebelum dikirimkan ke VPN server terlebih dahulu dienkripsi oleh VPN Client misal dienkripsi dengan rumus A sehingga request datanya akan berisi kode-kode. Setelah sampai ke server VPN oleh server data ini di dekripsi dengan rumus A, karena sebelumnya sudah dikonfigurasi antara server dengan client maka server akan memiliki algorith yang sama untuk membaca sebuah enkripsi. Begitu juga sebaliknya dari server ke Client. Keamanan Dengan konsep demikian maka jaringan VPN ini menawarkan keamanan dan untraceable, tidak dapat terdeteksi sehingga IP kita tidak diketahui karena yang digunakan adalah IP Public milik VPN server. Dengan ada enkripsi dan dekripsi maka data yang lewat jaringan internet ini tidak dapat diakses oleh orang lain bahkan oleh client lain yang terhubung ke server VPN yang sama sekalipun. Karena kunci untuk membuka enkripsinya hanya diketahui oleh server VPN dan Client yang terhubung. Enkripsi dan dekripsi menyebabkan data tidak dapat dimodifikasi dan dibaca sehingga keamananya terjamin. Untuk menjebol data si pembajak data harus melalukan proses dekripsi tentunya untuk mencari rumus yang tepat dibutuhkan waktu yang sangat lama sehingga biasa menggunakan super computing untuk menjebol dan tentunya tidak semua orang memiliki PC dengan kemampuan super ini dan prosesnya rumit dan memakan waktu lama, agen-agen FBI atau

CIA biasanya punya komputer semacam ini untuk membaca data-data rahasia yang dikirim melaui VPN. C. Fungsi VPN Teknologi VPN memiliki tiga fungsi utama, di antaranya adalah :

Confidentially (Kerahasiaan) Teknologi VPN merupakan teknologi yang memanfaatkan jaringan publik yang tentunya sangat rawan terhadap pencurian data. Untuk itu, VPN menggunakan metode enkripsi untuk mengacak data yang lewat. Dengan adanya teknologi enkripsi itu, keamanan data menjadi lebih terjamin. Walaupun ada pihak yang dapat menyadap data yang melewati internet bahkan jalur VPN itu sendiri, namun belum tentu dapat membaca data tersebut, karena data tersebut telah teracak. Jadi, confidentially ini dimaksudkan agar informasi yang ditransmisikan hanya boleh diakses oleh sekelompok pengguna yang berhak.

Data Integrity (Keutuhan Data) Ketika melewati jaringan internet, sebenarnya data telah berjalan sangat jauh melintasi berbagai negara. Pada saat perjalanan tersebut, berbagai gangguan dapat terjadi terhadap isinya, baik hilang, rusak, ataupun dimanipulasi oleh orang yang tidak seharusnya. Pada VPN terdapat teknologi yang dapat menjaga keutuhan data mulai dari data dikirim hingga data sampai di tempat tujuan.

Origin Authentication (Autentikasi Sumber) Teknologi VPN memiliki kemampuan untuk melakukan autentikasi terhadap sumber-sumber pengirim data yang akan diterimanya. VPN akan melakukan pemeriksaan terhadap semua data yang masuk dan mengambil informasi dari sumber datanya. Kemudian, alamat sumber data tersebut akan disetujui apabila proses autentikasinya berhasil. Dengan demikian, VPN menjamin semua data yang dikirim dan diterima berasal dari sumber yang seharusnya. Tidak ada data yang dipalsukan atau dikirim oleh pihak-pihak lain.

IP MULTICAST
Pengertian Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke sub jaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi listening terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut

Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112. Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.

Protokol IP Multicast Distance Vector Multicast Routing Protocol (DVMRP)

DVMRP adalah multicast routing protocol yang menyediakan mekanisme yang efisien untuk koneksi data yang dikirimkan ke group dalam suatu jaringan internet

MOSPF (Multicast OSPF) OSPF yang artinya Open Shortest Path First.OSPF ini merupakan protocol link-state. Di dalam OSPF terdapat metode penggabungan datebase link melalui penggunaan perbedaan subnet mask , penggabungan beberapa rute-rute menjadi satu masukan rute di dalam database. Seperti misalnya jaringan 192.168.1.0 sampai 192.168.254.0 , penggabungan rute akan menjadi 192.168.0.0 dengan subnet mask 255.255.0.0. Di dalam konfigurasi OSPF itu sendiri terdapat semacam area-area (seperti Autonomous System) sebagai level tingkatan yang tidak digunakan pada protokol. Router yang semua interfacenya terhubung ke dalam satu area dinamakan router internal. Router yang hanya terhubung dengan backbone dinamakan router backbone. Roouter yang terhubung dengan area yang berbeda disebut router batas area (area border router).

PIM (Protocol Independent multicast) Protocol Independent Multicast (PIM) merupakan salah satu multicast routing protocol yang sering digunakan, terutama pada perangkat-perangkat Cisco Router. Setiap router yang mengimplementasikan PIM saling bertukar pesan untuk menentukan upstream interface dan downstream interface yang menghubungkan Source dengan Group (S, G ) sebagai satu kesatuan informasi. Ketika semua router di dalam jaringan telah menentukan upstream interface dan downstream interface yang menghubungkan Source dengan Group (S, G ), maka terbentuklah multicast tree, seperti terlihat pada gambar di bawah. Source dan router yang terhubung langsung dengan source sebagai akarnya, dan cabang-cabang yang merupakan semua subnet jaringan yang memiliki anggota setidaknya satu dari sebuah grup. Tidak ada cabang yang tidak memiliki anggota yang berhubungan dengan suatu grup. Mekanisme ini disebut juga reverse path multicast (RPM)

Algoritma Multicast Routing Beberapa algoritma telah diusulkan untuk membangun jaringan multicast di mana paketpaket multicast dapat dikirimkan ke titik tujuan. Algoritma ini dapat digunakan dalam penerapan protokol multicast routing.

Flooding

Algoritma flooding yang telah telah digunakan pada protokol seperti OSPF adalah teknik yang paling sederhana untuk mengirimkan data multicast ke router pada sebuah jaringan. Pada algoritma ini, ketika router menerima paket multicast maka router pertama-tama akan mengecek apakah paket tersebut pernah sampai ke router atau paket tersebut untuk pertama kalinya sampai ke router. Jika pertama kali, maka router akan meneruskan paket tersebut ke semua interface, kecuali ke interface asal dari paket tersebut. Dengan cara ini maka diyakini semua router akan menerima sedikitnya satu paket.

Spanning Trees Pada algoritma ini, hanya ada satu active path di antara dua router. Ketika router menerima

suatu paket multicast, router akan meneruskan paket ke semua jaringan yang merupakan bagian dari spanning tree. Informasi yang harus dijaga oleh router adalah variabel booleanyang menunjukkan apakah jaringan merupakan bagian dari spanning tree atau bukan.

Reverse Path Broadcasting (RPB) Algoritma RPB sering digunakan pada MBone ( Multicast Backbone). Algoritma ini

merupakan modifikasi dari algoritma spanning trees. Pada algoritma ini, ketika router menerima suatu paket multicast pada link \L\ dan dari sumber \S\, router akan memeriksa dan melihat apakah link L merupakan jalan terpendek menuju S. Jika iya, paket akan diteruskan pada semua link kecuali L.

Truncated Reverse Path Broadcasting (TRPB) Algoritma TRPB hadir untuk mengatasi kekurangan pada algoritma RPB. Dengan

menggunakan protokol IGMP protokol, maka sebuah router dapat menentukan apakah anggota dari kelompok multicast ada pada subnetwork atau tidak ada. Jika subnetwork tidak mempunyai router yang berhubungan dengannya, router akan memotong spanning tree.

Steiner Trees (ST) Pada algoritma RPB dan TRPB, alur terpendek antara titik sumber degan masing-masing titik

tujuan digunakan untuk mengirimkan paket multicast. Tetapi algoritma tersebut tidak meminimalkan penggunaan sumber daya jaringan.

Pada gambar terlihat hanya menggunakan sedikit link. Tipe inilah yang disebut dengan Steiner Trees.

Cara Kerja IP Multicast IP multicast bekerja dengan cara yang sama seperti televisi dan radio. Jika kita ingin mendengar siaran dari stasiun televisi tertentu, kita memilih frekwensi tertentu tempat siaran televisi tersebut memancar . Hal yang sama terjadi pada multicasting , hanya saja kali ini komputer dibuat hanya mendengar pakat data dengan IP address tertentu yang khusus digunakan untuk keperluan multicasting. Untuk dapat mendengar paket multicast dari server tertentu, komputer penerima memerintahkan card ethernet agar \mendengarkan\ paket dengan IP address tertentu , tempat server memancarkan datanya.

Pihak pemancar yang harus mengumumkan terlebih dahulu ada tidaknya siaran ini agar client mengetahui ada tidaknya suatu siaran yg dipancarkan dengan IP address tertentu. Server multicast biasanya mengumumkan jadwal siarannya menggunakan protokol yang dinamakan SDP ( Session Description Protocol). Dengan menggunakan protokol ini , diumumkanlah informasi penting diantaranya : Nama dan deskripsi acara, Jadwal acara ini Tipe media yang digunakan ( Video, Audio, Teks ) IP address dan nomor port yang digunakan.

Informasi ini kemudian di pancarkan menggunakan IP address tertentu (dedicated) yang memang disediakan untuk keperluan ini. Client multicast tinggal mendengarkan informasi ini saja. Setelah mengetahui acara apa saja yang hendak dipancarkan, komputer client kemudian mendaftar ke router multicast yang bersangkutan. Dengan proses pendaftaran ini, multicast router mengetahui

ada client di networknya yang berminat mendengarkan siaran tertentu. Proses pendaftaran ini dilakukan melalui protokol yang dinamakan IGMP (Internet Group Management Protocol )

VOIP
Pengertian Voice over Internet Protocol (juga disebut VoIP, IP Telephony, Internet telephony atau Digital Phone) adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Dalam komunikasi VoIP, pemakai melakukan hubungan telepon melalui terminal yang berupa PC atau telepon biasa. Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global. Sehingga untuk hubungan Internasionaldapat ditekan hingga 70%.

Selain itu, biaya maintenance dapat di tekan karena voicedan data networkterpisah, sehingga IP Phone dapat di tambah, dipindah dan di ubah. Hal ini karena VoIP dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti telepon konvensional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau PBX (Private branch exchange).

Protokol Voice over IP telah diimplementasikan dalam berbagai macam jalan menggunakan hak milik dan standar serta protokol terbuka. Contoh protokol jaringan yang digunakan untuk mengimplementasikan VoIP meliputi : H.323 Media Gateway Control Protocol (MGCP) Session Initiation Protocol (SIP) Real-time Transport Protocol (RTP) Session Description Protocol (SDP) Inter-Asterisk eXchange (IAX)

Protokol H.323 adalah salah satu dari Protokol VoIP yang penerapannya ditemukan secara luas untuk lalulintas jarak jauh, seperti layanan Jaringan Area Lokal (LAN). Namun, karena perkembangan baru, protokol yang lebih kompleks seperti MGCP dan SIP, H.323 penyebaran semakin terbatas untuk membawa jarak jauh yang ada lalu lintas jaringan. Secara khusus, Session Initiation Protocol (SIP) telah mendapatkan penetrasi pasar luas VoIP

Keuntungan VoIP : Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh. Penekanan utama dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi yang terhubung dengan internet maka biaya percakapan menjadi sangat rendah. Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara. Berguna jika perusahaan sudah mempunyai jaringan. Jika memungkinkan jaringan yang ada bisa dibangun jaringan VoIP dengan mudah. Tidak diperlukan tambahan biaya bulanan untuk penambahan komunikasi suara. Penggunaan bandwidth yang lebih kecil daripada telepon biasa. Dengan majunya teknologi penggunaan bandwidth untuk voice sekarang ini menjadi sangat kecil. Teknik pemampatan data memungkinkan suara hanya membutuhkan sekitar 8kbps bandwidth.

Memungkinkan digabung dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada. Dengan adanya gateway bentuk jaringan VoIP bisa disambungkan dengan PABX yang ada dikantor. Komunikasi antar kantor bisa menggunakan pesawat telepon biasa

Berbagai bentuk jaringan VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang besar. Contoh di Indonesia adalah VoIP Rakyat. Variasi penggunaan peralatan yang ada, misal dari PC sambung ke telepon biasa, IP phone handset

Kelemahan dari VoIP : Kualitas suara tidak sejernih jaringan PSTN. Merupakan efek dari kompresi suara dengan bandwidth kecil maka akan ada penurunan kualitas suara dibandingkan jaringan PSTN konvensional. Namun jika koneksi internet yang digunakan adalah koneksi internet pitalebar / broadband seperti Telkom Speedy, maka kualitas suara akan jernih - bahkan lebih jernih dari sambungan Telkom dan tidak terputus-putus. Ada jeda dalam berkomunikasi. Proses perubahan data menjadi suara, jeda jaringan, membuat adanya jeda dalam komunikasi dengan menggunakan VoIP. Kecuali jika menggunakan koneksi Broadband (lihat di poin atas). Regulasi dari pemerintah RI membatasi penggunaan untuk disambung ke jaringan milik Telkom. Jika belum terhubung secara 24 jam ke internet perlu janji untuk saling berhubungan. Jika memakai internet dan komputer di belakang NAT (Network Address Translation), maka dibutuhkan konfigurasi khusus untuk membuat VoIP tersebut berjalan Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet. Peralatan relatif mahal. Peralatan VoIP yang menghubungkan antara VoIP dengan PABX (IP telephony gateway) relatif berharga mahal. Diharapkan dengan makin populernya VoIP ini maka harga peralatan tersebut juga mulai turun harganya. Berpotensi menyebabkan jaringan terhambat/Stuck. Jika pemakaian VoIP semakin banyak, maka ada potensi jaringan data yang ada menjadi penuh jika tidak diatur dengan baik. Pengaturan bandwidth adalah perlu agar jaringan di perusahaan tidak menjadi jenuh akibat pemakaian VoIP. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran

Jenis-jenis Konfigurasi jaringan VoIP

1. Telepon melalui Internet dikedua sisi terdapat fasilits PSTN atau PABX membutuhkan gateway membutuhkan call manager untuk memetakan pemanggilan nomor telepon

2. Gabungan perangkat telepon dan perangkat berbasis IP menggunakan sistem hybrid kelemahannya pemanggilan hanya dapat dilakukan satu arah (dr komputer ke telepon, sebaliknya tidak bisa) 3. Komunikasi perangkat berbasis IP membutuhkan sebuah gatekeeper pensinyalan lebih sederhana

Cara Kerja VoIP Prinsip kerja VoIP adalah mengubah suara analog yang didapatkan dari speaker pada Komputer menjadi paket data digital, kemudian dari PC diteruskan melalui Hub/ Router/ ADSL Modem dikirimkan melalui jaringan internet dan akan diterima oleh tempat tujuan melalui media yang sama. Atau bisa juga melalui melalui media telepon diteruskan ke phone adapter yang disambungkan ke internet dan bisa diterima oleh telepon tujuan. Untuk Pengiriman sebuah sinyal ke remote destination dapat dilakukan secara digital yaitu sebelum dikirim data yang berupa sinyal analog diubah ke bentuk data digital dengan ADC (Analog to Digital Converter), kemudian ditransmisikan, dan di penerima dipulihkan kembali menjadi data analog dengan DAC (Digital to Analog Converter). Begitu juga dengan VoIP, digitalisasi voice dalam bentuk packets data, dikirimkan dan di pulihkan kembali dalam bentuk voice di penerima. Format digital lebih mudah dikendaika, dalam hal ini dapat dikompresi, dan dapat diubah ke format yang lebih baik dan data digital lebih tahan terhadap noise dari pada analog. Bentuk paling sederhana dalam sistem VoIP adalah dua buah komputer terhubung dengan internet. Syarat-syarat dasar untuk mengadakan koneksi VOIP adalah komputer yang terhubung ke internet, mempunyai sound card yang dihubungkan dengan speaker dan mikropon. Dengan dukungan software khusus, kedua pemakai komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VOIP satu sama lain. Bentuk hubungan tersebut bisa dalam bentuk pertukaran file, suara, gambar. Penekanan utama dalam VOIP adalah hubungan keduanya dalam bentuk suara. Pada perkembangannya, sistem koneksi VOIP mengalami evolusi. Bentuk peralatan pun berkembang, tidak hanya berbentuk komputer yang saling berhubungan, tetapi peralatan lain seperti pesawat telepon biasa terhubung dengan jaringan VOIP Jaringan data digital dengan gateway untuk VoIP memungkinkan berhubungan

dengan PABX atau jaringan analog telepon biasa. Komunikasi antara komputer dengan pesawat (extension) di kantor adalah memungkinkan. Bentuk komunikasi bukan Cuma suara saja. Bisa berbentuk tulisan (chating) atau jika jaringannya cukup besar bisa dipakai untuk Video Conference. Dalam bentuk yang lebih lanjut komunikasi ini lebih dikenal dengan IP Telephony yang merupakan komunikasi bentuk multimedia sebagai kelanjutan bentuk komunkasi suara (VoIP). Keluwesan dari VoIP dalam bentuk jaringan, peralatan dan media komunikasinya membuat VoIP menjadi cepat popular di masyarakat umum.

Anda mungkin juga menyukai