Anda di halaman 1dari 7

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI MENONTON VIDEO

Disusun Oleh : MADE DWI SAPUTRA 070112b046

PRAKTEK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2012

TAK STIMULASI PERSEPSI MENONTON VIDEO

Topik Kegiatan Sasaran Tempat

: Stimulasi Persepsi : Menonton video : Pasien diruang P3 DRUPADA : Ruang P3 DRUPADA RSJP Dr. SOEROJO MAGELANG

A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (PPDGJ III, 2001). Menurut Emil Kraepelin, 1986 gangguan ini disebut Demensia prekoks yang dalam perjalanannya memperlihatkan adanya deteriorasi dibedakan menjadi katatonik, hebefrenik dan paranoid (Adi Soekarto,1997). Gejala-gejala yang karakteristik nya meliputi proses psikologik yang multipel dan dapat digolongkan kedalam: isi dan bentuk pikir, persepsi, afek, insight, kemauan, hubungan dengan dunia luar, perilaku psikomotorik. Salah satu dari gejala pasien dengan skizofrenia adalah gangguan proses pikir. Proses pikir merupakan aktivitas dalam berfikir. Pada pasien dengan skizofrenia dapat terjadi ketidaksesuaian kognitif, kurang atau masalah memori, egosentris, berfikir nonrealistik, tidak sesuai dan sirkumtansial (Stuart& Sundeen, ,1998). Terapi aktivitas kelompok merupakan terapi medik yang terarah bagi pasien baik fisik maupun mental. Penyelenggaraan dan pelaksanaan terapi aktivitas dilakukan di ruang Baladewa RSJP Dr. Soeroyo Magelang dengan jumlah total pasien saat ini adalah 20 orang. Oleh sebab itu berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka dilakukan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi umum kemampuan persepsi menonton televisi. Dengan

menggunakan aktivitas sebagai media terapi maka diharapkan pasien dapat berfikir realistik, mampu meninterpretasikan lingkungan dengan akurat.

B. Tujuan: a) Tujuan Umum Klien dapat meningkatkan kemampuan dirinya b) Tujuan Khusus 1. Klien mampu menyebutkan jenis video yang ditonton 2. Klien dapat memberikan pendapat isi video yang di tonton 3. Klien mengkaitkan dengan kondisi dyang dialami sekarang

C. Kriteria inklusi dan eksklusi terapi aktivitas kelompok Sesuai dengan teori pada terapi aktivitas kelompok menurut Stuart dan Laraia (2001) jumlah anggota kelompok adalah 7-10 orang, maka jumlah klien yang diambil pada terapi ini adalah 7 orang dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi a. Klien yang dirawat di ruang Drupada b. Klien yang sudah kooperatif c. Klien mengalami gangguan proses pikir. d. Klien tidak mengalami gangguan pendengaran atau tuna rungu dan tuna wicara. 2. Kriteria eksklusi a. Klien yang masih dalam tahap akut atau krisis. b. Klien berusia > 60 tahun c. Klien dari ruang lain atau bangsal lain 3. Seleksi Klien yang menjadi peserta TAK yaitu klien yang mengalami masalah utama keperawatan halusinasi

D. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan dilakukan di ruang P3 DRUPADA pada hari Rabu tanggal 27 November 2013 pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai

E. Setting

Keterangan: : leader : co leader : observer : fasilitator : klien : meja

Alat: 1. Video player 2. Kaset video 3. Buku dan catatan dan pulpen 4. Jadwal kegiatan klien

Metode: 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan Tanya jawab

Pengorganisasian 1. Leader : Made Dwi Saputra

Tugas leader adalah memimpin jalannya TAK, mengarahkan anggota dan bertanggung jawab terhadap jalannya acara. 2. Co leader : Setap Adyatma

Tugas co leader adalah menyampaikan informasi fasilitator pada leader, mengingatkan leader 3. Fasilitator : Lalu M. Hair, Imam, Tangguh Sofa Nuryat

Tugas fasilitator adalah memfasilitasi jalannya acara, mempersiapkan peserta, membagi kertas dan spidol kepada para peserta. 4. Observer : Doni Septyana

Tugas observer adalah mengobservasi jalannya acara, menyimpulkan dan mendokumentasikan jalannya acara

Langkah Kegiatan: 1. Persiapan a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi: menarik diri, harga diri rendah, dan tidak mau berbicara. b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi a. Salam terapiutik Salam dari perawat pada klien

b. Evaluasi / Validasi Menanyakan perasaan klien saat ini Menanyakan tak sebelumnya c. Kontrak Perawat menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton tv Perawat menjelaskan aturan main berikut: 1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada perawat. 2. Lama kegiatan kurang lebih 45 menit 3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja: a. Perawat menjelaskan bahwa akan diputar vidio, klien memperhatikan video yang diputar .Setelah video selesai klien diminta menceritakan isi video tersebut dan perasaan klien setelah menonton video dan mengkaitkan dengan kondisi yang dialami sekarang b. Perawat memutarkan vidio, klien mendengar dan menonton video. jika klien meminta video di ulang bisa diulangi. c. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi vidio dan perasaannya sampai semua klien mendapat giliran. d. Perawat memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.

4. Tahap Terminasi:

a. Evaluasi Perawat menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK Perawat memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak Lanjut Perawat meminta klien untuk menonton video atau telvisi yang disukai dan bermakna dalam kehidupannya.

STIMULASI PERSEPSI

Kemampuan Persepsi : Menonton Video


Aspek yang Dinilai Klien mampu menyebutkan jenis video yang ditonton Nama Klien

No 1.

2.

Klien dapat memberikan pendapat isi video yang di tonton

Klien mengkaitkan dengan kondisi yang dialami sekarang setelah menonton video

DAFTAR PUSTAKA Carpenito, Lynda Juall. (2004). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta. Johnson, Barbara Schoen, (2002), Adaptation and Growth Psychiatric-Mental Health Nursing, 4th Edition, Lippincot-Raven Publishers, Philadelphia. Keliat, Budi Anna dll. (2004). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta. Maramis, WF, (2004), Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, Surabaya. Rasmun ( 2006 ), Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga, untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan. PT. Fajar Interpratama, Jakarta Stuart, GW, Sundeen, SJ, (2002), Pocket Guide To Psychiatric Nursing, Edisi 3, Alih Bahasa Achir Yani S. Hamid, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta. Townsend, Mary C, (2002), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatrik, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai