Anda di halaman 1dari 2

PERBANDINGAN PENGGUNAAN TOPIKAL MADU KELENGKENG (Dimocarpus longan) DAN SILVER SULFADIAZIN (SSD) PADA PROSES PERCEPATAN PENYEMBUHAN

LUKA BIOPSI TIKUS JANTAN PUTIH (Rattus norvegicus) SECARA HISTOLOGI INTISARI Latar Belakang: Madu merupakan tanaman alam yang memiliki keragaman jenis yang sedari dulu telah diketahui berbagai manfaatnya terutama untuk penyembuhan luka. Silver sulfadiazin dikenal sebagai pengobatan baku emas untuk luka terutama luka bakar yang banyak digunakan di klinik. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan penggunaan topikal Madu Kelengkeng (Dimocarpus longan) dengan Silver Sulfadiazin dalam proses percepatan penyembuhan luka secara histologis. Subjek dan Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental posttest control design dengan menggunakan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) sebagai hewan uji sebanyak 9 ekor dan terbagi ke dalam 3 kelompok perlakuan yang diberikan NaCl 0,9%, madu kelengkeng, dan silver sulfadiazin. Pengamatan dilakukan oleh dua orang pembaca dengan pembutaan. Proses percepatan penyembuhan luka dinilai dengan memperhatikan epitelisasi, jumlah sel fibroblas, jumlah sel radang, dan vaskularisasi. Penelitian ini menggunakan analisis One Way Anova dan Kruskal-Wallis. Hasil: Pada uji One Way Anova hasilnya menunjukkan nilai p=0,540 (p>0,05) untuk hasil pertumbuhan sel epitel, p=0,593 (p>0,05) untuk jumlah sel fibroblas, dan p=0,899 (p>0,05) untuk vaskularisasi. Pada uji Kruskal-Wallis menunjukkan p=0,393 (p>0,05) untuk jumlah sel radang. Kesimpulan: Pada uji statistik, perbedaan penggunaan topikal madu kelengkeng dan silver sulfadiazin belum menunjukkan hasil yang signifikan terhadap proses percepatan penyembuhan luka biopsi. Kata kunci: Madu Kelengkeng, Silver Sulfadiazin, Penyembuhan Luka, Luka Biopsi

xiv

COMPARISON OF LONGAN HONEY TOPICAL USE (Dimocarpus longan) AND SILVER SULFADIAZINE (SSD) IN ACCELERATION OF WOUND HEALING PROCESS IN BIOPSY WHITE MALE RATS (Rattus norvegicus) HISTOLOGICALLY ABSTRACT Background: Honey was a natural plant that has a diversity of types that had always been known to many benefits, especially for wound healing. Silver sulfadiazine was known as the gold standard treatment for wounds, especially burns and widely used in the clinic. Purpose: The aim of this study was to found out the differences in the use of topical honey longan (Dimocarpus longan) with silver sulfadiazine in acceleration of wound healing process histologically. Method: This study used an experimental design posttest control design using male white rats (Rattus norvegicus) as much as 9 tailed test animals and divided into 3 treatment groups were given 0.9% NaCl, longan honey and silver sulfadiazine. Observations were made by two readers with the blind of. The process of acceleration of wound healing assessed by observing epithelialization, fibroblast cell number, the number of inflammatory cells, and vascularization. This study used analysis of One Way ANOVA and KruskalWallis. Result: One Way Anova test showed that p value = 0.540 (p>0.05) for epithelial cell outgrowth, and p value = 0.593 (p>0.05) for the number of fibroblasts, and p=0,899 (p>0.05) for the amount of vascularization. In the Kruskal-Wallis test results showed p = 0.393 (p>0.05) for the number of inflammatory cells. Conclussion:. Statistically the differences between using the topical longan honey and silver sulfadiazine did not show any significant results on the acceleration of wound healing biopsy. Keyword: Longan honey, Silver sulfadiazine, Wound healing, Wound biopsy

xv

Anda mungkin juga menyukai