Anda di halaman 1dari 3

Pembangunan Pasar Bekonang di Kabupaten Sukoharjo telah rampung, para pedagang di pasar itu bersuka cita dengan menggelar

acara tasyakuran dan slupslupan, untuk mengawali mereka kembali menempati pasar baru, yang berlangsung Kamis Malam (21/3), di halaman Pasar Bekonang.

Kepala Disperindag Kabupaten Sukoharjo, Sriono menyampaikan laporan pada acara tersebut bahwa maksud dan tujuan slup-slupan ini adalah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luas bahwa Pasar Tradisional Bekonang sudah selesai dibangun dan digunakan kembali untuk transaksi jual beli.

Sementara itu, Bupati Sukoharjo, H.Wardoyo Wijaya, SH.MH dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pembangunan Pasar Bekonang merupakan program Pasangan WARTO, yakni pada saat akan mencalonkan menjadi Bupati Sukoharjo.

Apabila Pasangan WARTO terpilih, Pasar Bekonang akan dibangun, dan saat ini telah terbukti dengan diwujudkan Pembangunan Pasar Bekonang, agar kesejahteraan rakyat meningkat, masyarakat dan pedagang merasa nyaman dalam melaksanakan transaksi jual beli, tegas Bupati Wardoyo.

Bupati juga menyampaikan bahwa para pedagang dalam menempati kios maupun los secara gratis dan hanya membayar biaya balik nama saja. Untuk itu, seluruh pedagang harus guyub rukun, menjaga kebersihan lingkungan pasar dan dapat mendukung program-program pembangunan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

Selesai memberikan sambutan Bupati didampingi Muspida memotong tumpeng menandai para pedagang menempati pasar baru dan puncak tumpeng diserahkan kepada perwakilan Himpunan Pedagang Pasar Bekonang,Dwi Handono.

Sebagai wujud Syukur dan berharap agar Allah SWT selalu memberikan barokah agar lancar dan rezqi melimpah , dilanjutkan Tausyiah yang disampaikan oleh Ustadz Sarwiji.

Demikian

disampaikan

oleh

Kabag.Humas

Setda

Kab.Sukoharjo,Drs.Joko

Nurhadiyanto EN.M.Hum di Pasar Bekonang.(HN)

Pasar tradisional

Pasar di Banten di sekitar tahun 1870 Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.

Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermart, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket. Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.

Anda mungkin juga menyukai