Anda di halaman 1dari 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Ketidaktahuan ibu hamil menjaga kesehatan selama masa kehamilan serta kurangnya perhatian keluarga dan masyarakat, menyebabkan masih adanya angka kematian ibu (AKI) yakni 2 / 3404 di Kota Yogyakarta yang notabene fasilitas kesehatan di kota cukup representatif. Data tahun 2006 menunjukan terjadi 3 kasus per 4855 kelahiran hidup sedang tahun 2007 sampai Oktober terjadi 4 kasus per 4184 angka kelahiran. Merupakan kewajiban seorang ibu dan dukungan seluruh keluaga untuk menjaga anak sejak dalam kandungan. Setiap ibu hamil memerlukan perhatian dan kasih sayang keluarga dan masyarakat agar dapat melakukan persalinan secara sehat dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas. Memberi pengertian dan pendampingan ibu hamil secara intensif untuk menjaga dan merawat kehamilan sampai melahirkan serta merawat bayi secara benar. hendaknya mendampingi dalam pemenuhan gizi dan memberi pengertian tentang makanan yang sehat (Ana, 2013). Mengenai merawat anak, Anna Haryadi mengatakan, setiap ibu hamil harus memperhatikan anak dalam kandungannya. Karena proses perkembangan anak dimulai dari masa pranatal yakni sejak berada dalam rahim ibu perkembangan fisik dan mental maupun kecerdasan mulai tumbuh. Oleh karenanya memperhatikan perkembangan pranatal bagi anak sangatlah penting. Dicontohkan, ibu hamil jangan selalu tegang tapi harus sering rileks, mendengarkan musik klasik agar anak yang dikandungnya kelak tumbuh cerdas, imbuhnya. Sementara itu Dr. H. Hasto, Sp.OG tampil sebagai pembicara, mengatakan ada beberapa komplikasi bahaya persalinan harus diantisipasi setiap ibu hamil yakni, pendarahan, preeklampsia atau keracunan kehamilan dan infeksi. Untuk menghindari, Dr. Hasto mengingatkan agar hamil dan melahirkan pada usia reproduksi sehat yakni usia 20 sampai 35 tahun, mengenal pertumbuhan kehamilan termasuk letak dan posisi janin, ari-ari, ukuran bayi serta mengetahui perkiraan dokter, apakah bisa melahirkan atau tidak. Disamping itu lakukan kontrol secara rutin ke bidan atau dokter, melahirkan di tempat yang aman seperti di rumah sakit dan rumah bersalin terutama mereka yang tergolong beresiko tinggi. Dr. Hasto menambahkan yang penting adalah kesiapan keluarga dan suami ketika persalinan dilaksanakan (Hasto, 2013).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis membuat rumusan masalah bagaimana pendampingan kehamilan pada ibu hamil khususnya yangdilakukan suami atau keluarga ? 1.3 Tujuan Penulisan Mengetahui pendampingan kehamilan pada ibu hamil khususnya yang dilakukan suami atau keluarga. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Manfaat Peneliti Dapat menambah pengetahuan dalam pengembangan pengetahuan di bidang kesehatan serta dapat mengetahui bagaimana cara pendampingan pada ibu hamil. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Sebagai bahan masukan dan sumber informasi pada ibu ibu tentang pentingnya pendampingan pada masa kehamilan. b. Bagi Tenaga kesehatan Sebagai bahan masukan dan sumber informasi tentang pentingnya peran serta terhadap kelancaran proses kehamilan pada ibu dan menjaga kesehatan bayi yang dikandung ibu secara optimal. 3. Manfaat teoritis a. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Sebagai masukan akan tindakan yang dilakukan saat memberikan pendidikan kesehatan bagi ibu hamil dalam melakukan pendampingan ibu hamil. b. Bagi Pendidikan Merupakan masukan bagi institusi pendidikan di harapkan memberikan informasi lebih banyak lagi tentang cara yang tepat dalam pendampingan ibu hamil, sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa.

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1.Konsep Pendampingan A. Pengertian Pendampingan Pendampingan adalah perbuatan mendampingi, menemani dan menyertai dalam suka dan duka (Depdiknas, 2002). Pendampingan adalah proses, cara, perbuatan mendampingi atau

mendampingkan. Suami adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita/istri (Depdiknas, 2002). Pendampingan suami adalah suami yang mendampingi atau menemani istri dalam proses persalinan (Bobak, Jensen & Lowdermilk, 2005). Pendamping merupakan keberadaan seseorang yang mendampingi atau terlibat langsung sebagai pemandu persalinan, dimana yang terpenting adalah dukungan yang diberikan pendamping persalinan selama kehamilan, persalinan, dan nifas, agar proses persalinan yang dilaluinya berjalan dengan lancar dan memberi kenyamanan bagi ibu bersalin (Sherly, 2009) B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendampingan Menurut Hamilton (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan antara lain : 1) Sosial ekonomi Keadaan sosial ekonomi keluarga akan mempengaruhi proses pendampingan suami ketika istri melahirkan, suami yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yang mapan akan lebih cenderung memperhatikan dan mendampingi istrinya pada saat melahirkan, hal ini berbeda dengan suami yang mempunyai status sosial ekonomi yang kurang mampu, suami lebih cenderung untuk kurang memperhatikan istri pada saat bersalin, suami lebih sibuk untuk mencari biaya persiapan persalinan bagi istrinya. 2) Budaya Keadaan budaya mempengaruhi psoses pendampingan suami pada saat istri melahirkan, ada beberapa budaya dan sistem religi yang tidak memperbolehkan

suami melihat istri melahirkan karena bertentangan dengan nilai budaya dan sistem religi yang dianut oleh individu. 3) Lingkungan Keadaan lingkungan mempengaruhi psoses pendampingan suami pada saat istri melahirkan, individu yang berada pada lingkungan pedesaan, kebiasaannya suami tidak mau untuk mendampingi istri pada saat persalinan, suami merasa takut dan tidak tega melihat istrinya melahirkan. 4) Pengetahuan Pengetahuan individu akan mempengaruhi pelaksanaan pendampingan suami terhadap istri pada saat melahirkan, suami yang mempunyai pengetahuan yang baik akan berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan pendampingan pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan dukungan pendampingan akan memberikan motivasi yang besar kepada istri pada saat melahirkan, begitu pula sebaliknya suami yang mempunyai pengetahuan yang kurang, biasanya tidak mendampingi pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan ketidaktahuan akan manfaat pendampingan suami terhadap istri pada saat melahirkan 5) Umur Suami yang mempunyai usia yang muda, biasanya tidak mendampingi pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan suami merasa takut dan tidak tega melihat istrinya melahirkan. Kategori umur suami dalam pendampingan persalinan <20 tahun dikategorikan dalam usia muda, diatas 20 tahun atau kurang dari 35 tahun dapat dikategorikan dalam usia dewasa dan suami yang memiliki usia >35 tahun dikategorikan dalam usia matang / tua yang akan mempengaruhi pelaksanaan pendampingan suami terhadap istri pada saat melahirkan, suami yang mempunyai usia matang (dewasa) akan berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan pendampingan pada saat istrinya melahirkan, hal ini dikarenakan kematangan usia untuk berusaha mengerti tentang psikologis istri pada saat persalinan 6) Pendidikan Pendidikan juga dapat dikatakan sebagai proses pendewasaan pribadi. Pendidikan kesehatan merupakan proses yang mencakup dimensi dan kegiatan intelektual, psikologi dan social yang diperlukan untuk meningkatkan

kemampuan individu dalam pengambilan keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga, masyarakat. Individu yang berpendidikan akan mempunyai pengetahuan tentang pentinganya

pendampingan pada saat persalinan dan mereka cenderung melakukan pendampingan pada saat persalinan, sebaliknya individu yang tidak

berpendidikan pengetahuannya akan kurang dan mereka cenderung tidak melakukan pendampingan saat persalinan. C. Manfaat Pendampingan Suami Dalam Kehamilan Berikut ini berbagai keuntungan yang akan anda dapatkan saat melibatkan suami dalam persalinan : 1) Ikut bertanggung jawab mempersiapkan kekuatan mental istri dalam menghadapi persalinan 2) Walaupun kehadirannya hanya sebatas menemani, memegang tangan istri, mencium dan membisikkan kata-kata yang menghibur tapi hal ini dapat memberikan dorongan kekuatan mental yang ekstra bagi istri 3) Kehadiran suami, bisa membantu untuk melakukan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian istri selama proses kelahiran sambil ikut membantu mengukur waktu kontraksi 4) Sentuhan suami dengan mengusap punggung istri sangat membantu 5) Menjadi titik focus dan bernafas bersama istri pada saat kontraksi (Yessy, 2011 hal 1-2). D. Dukungan Pendampingan Suami Menurut Marshall (2000) menyebutkan bahwa dukungan pada persalinan dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1) Dukungan fisik adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin antara lain : a) Perhatikan kebutuhan makan dan minum sang istri. b) Kadang karena merasa nyeri, tidak nyaman, dan lain lain lalu selera makan berkurang. Ingatkan bahwa makan dan minum sangat penting untuk tenaga persalinan terutama saat mengejan dan untuk zat nutrisi bayi dalam kandungan

2) Berpikir positif akan memberi energi positif bagi istri Satu hal yang paling penting berusahalah untuk tetap tenang. Jangan menambah kepanikan istri dengan kekuatiran dan kebingungan. Saya bisa

mengerti ini tidak mudah. Terlebih pada pengalaman menjadi calon ayah pertama kali. Berusahalah untuk tetap bertahan berada di sisinya dan memberi perhatian jika anda menyaksikan istri mungkin menangis atau mengerang. Percayalah Tuhan menciptakan wanita begitu kuat dan luar biasa. Dia akan bisa bertahan. Yang diperlukan adalah sikap tenang dan pikiran positif anda. Ini akan memberi energi positif juga bagi istri anda 3) Membuat sang istri merasa nyaman dan aman Semakin mendekati proses bersalin biasanya rasa nyeri akan dirasakan oleh sang istri lebih sering. Hal ini akibat kontraksi dari rahim istri anda dalam proses kemajuan fase persalinan. Anda bisa membantu mengurangi keluhan nyeri dengan memijat ringan di pinggang dan di punggung . Bila pelukan membuatnya merasa lebih nyaman lakukan saja. Ketika istri merasa bosan dan letih, anda bisa menghiburnya dengan mengusap perut sang istri dan bicara pada bayi anda. Cara ini cukup efektif dan berhasil untuk mengurangi

ketegangan, istri merasa aman dan dilindungi. 4) Dukungan emosional adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan saat persalinan 5) Yakinkan bahwa istri anda mampu melahirkan dengan lancar Jika dokter dan bidan anda mengatakan bahwa semua hasil pemeriksaan baik dan bisa melahirkan dengan lancar, anda harus terus menanamkan rasa percaya diri dan memberi semangat pada istri bahwa dia mampu untuk melalui seluruh proses tersebut. Kecemasan yang berlebihan kadang bercampur baur dengan perasaan tidak tega. Bisa dimaklumi bagaimana perasaan cemas juga pasti anda rasakan ketika menyaksikan istri berjuang untuk melewati tahap demi tahap persalinan. Seringkali akhirnya suami memutuskan moment ini menjadi saat kritis dimana

6) Sabar dan memberi semangat Menunggu istri selama persalinan ada kalanya melelahkan,

menimbulkan ketegangan mental. Yang dibutuhkan adalah kesabaran anda sebagai suami untuk tetap tenang melewati proses demi proses persalinan. Pada moment itu anda adalah orang terdekat yang mampu memberikan support dan ketenangan bagi sang istri yang sedang berjuang untuk melahirkan 7) Ciptakan suasana yang relaks Jika perlu lakukan hal - hal yang bermanfaat selama menunggu proses itu berlangsung dengan menyetel musik intrumen lembut atau berlatih relaksasi seperti ketika biasa anda lakukan di rumah bersama istri . Bila anda telah mengikuti kelas prenatal hal ini adalah kesempatan untuk mempraktekkan semua pengetahuan yang anda peroleh dalam menyongsong kelahiran buah hati. 8) Memberikan motivasi kepada istri Memberikan motivasi kepada istri dalm proses persalinan dapat menumbuhkan semangat istri. berikan dorongan berupa kata-kata yang dapat membuat istri semangat dalam melawan rasa nyeri saat proses persalinan. 9) Peduli dan memperhatikan permintaan istri Proses persalinan membutuhkan banyak kebutuhan baik kebutuhan fisik maupun mental.setiap kebutuhan seorang istri harus selalu terpenuhi, hal ini akan menimbulkan rasa senang dan rasa selalu di cintai oleh seorang suami.

2.2.Konsep Dasar Kehamilan a. Pengertian Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin,2009). Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi (Saifudin, 2009). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan

(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009 dalam Suparyanto, 2011) Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) (Saminem, 2009) b. Pembagian Kehamilan Menurut Saifudin (2009) pembagian kehamilan adalah sebagai berikut : 1) Triwulan pertama dimulai dari konsepsi 0-12 minggu (3 bulan). 2) Triwulan kedua dari 13-28 minggu (4-6 bulan). 3) Triwulan ketiga dari 29-40 minggu (7-9 bulan) c. Proses Kehamilan Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan menurut Manuaba (2010) terdiri dari : a) Ovulasi pelepasan ovum b) Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum c) Terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot d) Terjadi nidasi (implnatasi) pada uterus e) Pembentukan plasenta f) Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm d. Perubahan Kehamilan Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar, sehingga dapat menunjang

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon somatomamotropin, esterogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan. Menurut Manuaba (2010) yaitu sebagai berikut : 1) Rahim atau Uterus Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 100 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

2) Vagina (Liang Senggama) Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh esterogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan. 3) Ovarium (Indung Telur) Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu. 4) Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu esterogen, progesteron, dan somatomammotropin. 5) Sirkulasi Darah Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor diantaranya, meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter, dan pengaruh hormon esterogen dan progesteron makin meningkat. Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah yaitu : a) Volume darah Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Volume darah bertambah sebesar 25 sampai 30 % sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. b) Sel darah Sel darah merah makin meningkat jumlahnya sekitar 20% untuk dapat meningkatkan pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah, sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan

anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal. 6) Sistem Respirasi Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari biasanya. 7) Sistem Pencernaan Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan : a) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi). b) Daerah lambung terasa panas. c) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari (morning sickness). d) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum. e) Muntah berlebih, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari

(hiperemesis gravidarum). f) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi. 8) Perubahan Pada Kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. 9) Metabolisme Dengan terjadi kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, perubahan metabolisme yang mendasar antara lain : a) Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada trimester ketiga.

b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin. c) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari. d) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein. e) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil: kalsium 1,4 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin, fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari, zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari, dan air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air. f) Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama kehamilan atau terjadi kenaikan berat badan sekitar kg/minggu.

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan Pendamping merupakan keberadaan seseorang yang mendampingi atau terlibat langsung sebagai pemandu persalinan, dimana yang terpenting adalah dukungan yang diberikan pendamping persalinan selama kehamilan, persalinan, dan nifas, agar proses persalinan yang dilaluinya berjalan dengan lancar dan memberi kenyamanan bagi ibu bersalin (Sherly, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendampingan adalah sosial ekonomi, budaya lingkungan, umur, pengetahuan dan pendidikan. Pendampingan suami terhadap ibu hamil dapat berupa pendampingan fisik dan mental atau psikologis serta motivasi pada ibu hamil. Manfaat pendampingan suami atau keluarga pada ibu hamil adalah dapat berupa semangat atau meningkatkan motivasi ibu dalam merawat kehamilan.

B. Saran-Saran Mudah-mudahan atau kami berharap dengan adanya makalah ini akan dapat memberi motivasi kepada para wanita umumnya agar tidak mengabaikan masa periode prenatal/ pra kelahiran sampai pasca kelahiran. Dan bagi suami serta keluarga dari setiap ibu hamil dapat memberikan peranan penting dalam pendampingna selama hamil sehingga proses kehamilan sampai persalinan berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Adi

Subagio.2012.Konsep

Dasar

Pendampingan

Suami

dalam

(http://adivancha.blogspot.com/2012/06/konsep-dasar-pendampingansuami.html) diunduh pada tanggal 18 Maret 2013. Ana Haryati Sayuti.2007. Pendampingan dalam kehamilan (http://mediainfokota.jogjakota.go.id/detail.php?berita_id=73) diunduh pada tanggal 18 Maret 2013. Manuaba, Ida Ayu C et al.2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan K.Jakarta: EGC Suparyanto. 2011. Konsep Kehamilan. Tersedia di http://dr-

suparyanto.blogspot.com/2011/10/ kehamilan.html. Diakses tanggal 18 Februari 2013 Saminem.2009.Kehamilan Normal.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai