Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENGERTIAN KOROSI A. Pendahuluan Korosi menyerang hampir semua peralatan yang terbuat dari logam.

Mulai dari peralatan dapur, mesin cuci, sampai mesin mobil. Korosi dapat terjadi di rumah, kebun, alat transportasi, industri dan pipa-pipa bawah tanah. Hampir semua sektor industri mempunyai permasalahan dengan korosi. Misalnya sektor industri logam, industri perhubungan, industri pertambangan dan energi, pekerjaan umum, industri pertanian dan lain sebagainya. Permasalahan yang timbul dapat berupa kerusakan, umur pakai barang yang tidak memenuhi harapan sampai pada faktor keamanan yang tidak memadai. Proses korosi adalah suatu proses alamiah yang berkaitan dengan penurunan mutu logam sebagai akibat dari hasil interaksi logam tersebut dengan lingkungannya. Dengan demikian, proses korosi akan senantiasa terjadi di berbagai bidang dimana terdapat logam sebagai bahan utamanya. Konsekuensi korosi sangat jelas bagi kita, banyak komponen harus diganti, pelanggan menjadi tidak puas dan banyak lagi masalah finansial yang rumit. Seperdelapan dari produksi baja UK (United Kingdom) diperlukan setiap tahunnya untuk mengganti baja yang terkikis karena perkaratan. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia dan teknologi di dalam negeri, akan sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan biaya penanggulangan yang relatif murah, dan mendapatkan alternatif pemecahan yang didasari oleh kemampuan sendiri. B. Definisi Korosi Korosi dapat didefinisikan sebagai kerusakan atau penurunan kualitas material yang disebakan oleh reaksi dengan lingkungan atau kebalikan dari proses metalurgi ekstraktif. Biji besi yang terdapat di alam dalam bentuk oksida berada dalam tingkat energi yang rendah karena mempunyai ikatan kimia yang stabil. Untuk mengubahnya menjadi produk jadi seperti: baja lembaran ataupun pipa, diperlukan energi yang besar, terutama pada waktu peleburan. Sehingga produk berada pada tingkat energi yang tinggi atau bentuk antara yang tidak stabil.

Semua proses alam cenderung untuk menrubah secara spontan kearah tercapainya suatu keseimbangan. Oleh kerana itu produk yang berada pada tingkat energi tinggi cenderung berubah kembali menjadi bentuk asalnya. Makin besar potensial oksidasinya maka makin mudah logam tersebut mengalami korosi. Tetapi ada beberapa logam yang tidak mudah mengalami korosi meskipun potensial oksidasinya lebih besar daripada potensial oksidasi besi ( Eoks = + 0,44 volt ) . Contoh logam yaitu seng (Zn) dengan Eoks = +0,76 volt dan aluminium (Al) dengan Eoks = +1,66 volt . Hal ini dapat dijelaskan karat besi strukturnya sangat berpori dan mudah mengelupas sehingga perkaratan besi dapat terjadi terus menerus. Sedangkan karat pada seng (Zn) dan aluminium (Al) melekat erat menutupi permukaan logam sehingga karat tersebut dapat melindungi logam dari perkaratan seterusnya. C. Proses Terjadinya Korosi Korosi dapat diartikan sebagai perubahan dari logam atau oksida logam atau perubahan logam dari yang bervalensi kosong menjadi berisi. Jadi korosi adalah logam-logam yang dapat berubah bilangan oksidasinya. Misalnya ; bilangan oksidasinya terus meningkat apabila terkena air maupun udara. Contoh : Zn Seng terkena asam + 2 HCl Zn ------------ZnCl2 + H2

------------- Zn2+

Artinya bilangan oksidasinya naik dari valensi kosong menjadi bervalensi 2 Pengertian korosi secara scientist adalah korosi sebagai peristiwa bereaksinya logam-logam dengan lingkungannya yang merusak sifat-sifat logam tersebut dan merugikannya. Peristiwa korosi seperti yang disebutkan di atas adalah peristiwa yang merugikan. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan mencat logam tersebut, tetapi harganya menjadi mahal.

BAB II KOROSI PADA SENG

A. Pengertian Senyawa Seng Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida). Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik. Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anakanak, defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan

seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga. Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan sebagai bahan bangunan. B. Sifat Fisika Seng Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal. Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100-150C. Di atas 210C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420C) dan tidik didih (900C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium. Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35 K. C. Sifat Kimia Seng Reaktivitas seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat.. Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air. Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam
4

lainnya Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen. Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3. Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan. Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas 285 C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk. Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion seng dan magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-. D. Sifat-Sifat Korosi Pada Seng Seng lebih tahan korosi daripada baja di atmosfer, pengecualian kondisi ini jika atmosfer dalam ruangan dimana lingkungannya korosi baik baja dan seng sangat rentan terkena korosi. Melapisi logam dengan seng umumnya dianggap sebagai cara yang paling ekonomis untuk melindungi logam terhadap korosi.

Berikut ini merupakan sifat-sifat korosi pada seng berdasarkan tempatnya berada : 1. Korosi Seng pada Korosif Atmosfer Perilaku atau sifat seng selama berada pada lingkungan atmosfir telah sering diperiksa pada tes yang dilakukan di seluruh dunia. Kinerja seng dalam lingkungan atmosfer dapat diramalkan dalam batas yang wajar. Perbandingan yang tepat dari perilaku seng pada lingkungan atmosfer yang korosif sedikit kompleks karena banyak faktor yang terlibat, seperti : 1) arah angin 2) intensitas asap korosif, 3) jumlah garam diudara 4) periode relatif dari kelembaban atau kondensasi dan kekeringan. Namun, secara umum diketahui bahwa laju korosi seng rendah; itu berkisar dari 0,13pM / tahun di atmosfer pedesaan kering untuk 0,013 mm / tahun di lebih lingkungan atmosfer industri yang lembab. Seng lebih tahan korosi daripada baja di atmosfer alam, pengecualian kondisi ini jika atmosfer dalam ruangan dimana lingkungannya korosif, baik baja dan seng sangat rentan terkena korosi tetapi tetap seng memiliki ketahanan yang lebih baik dari pada baja. Sebagai contoh, di atmosfer pantai laju korosi seng adalah sekitar 1 / 25 dari baja. Faktor-faktor penting yang mengontrol tingkat di korosi seng dalam paparan atmosfer adalah: 1) Durasi dan frekuensi kelembaban 2) Tingkat di mana permukaan mengering 3) Tingkat polusi industri atmosfer. Pada udara kering, seng secara perlahan diserang oleh oksigen atmosfer. Sebuah lapisan tipis oksida padat terbentuk pada permukaan seng, dan kemudian membentuk lapisan luar di atasnya. Meskipun kadang-kadang lapisan luar tersebut melepaskan diri, lapisan bawah tetap dan melindungi logam membatasi interaksi dengan oksigen. Dengan kondisi tersebut, yang
6

terjadi di beberapa daerah beriklim tropis, seng teroksidasi dengan sangat lambat. Atmosfer korosi telah didefinisikan untuk mencakup proses korosi yang terjadi di udara pada suhu antara -18 sampai 70 C di tempat terbuka dan di ruang tertutup dari segala jenis. Memburuknya korosi ini kadang-kadang disebut pelapukan. Definisi ini mencakup berbagai macam lingkungan dari tingkat corrosivities yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang menentukan corrosivity atmosfer termasuk polusi industri, polusi laut, kelembaban, suhu (terutama penyebaran antara kelembapan tertinggi dan terendah yang mempengaruhi kondensasi dan penguapan) dan curah hujan. 2. Korosi Pada Atap Seng Rumah Seng adalah salah satu dari sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x 1830 mm dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. ukuran tebal yang kurang dari 1 mm dinyatakan dengan BWG. Ukuran seng gelombang biasa yang digalvanisir berkisar 760 mm x 1830 mm dengan beberapa macam macam tebal yang dinyatakan dengan BWG.Seng mempunyai lebar propil 76 mm, tinggi propil 16 mm dan banyaknya gelombang ada 10. Kelebihan atap seng yaitu bobotnya rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.Namun

kekuranganatap sengapabila terkena air hujan yang banyak mengandung garam maka seng lebih mudah berkarat, selain itu karena jatuhnya air hujan maka akan menimbulkan suara yang berisik. Seng juga tidak mempunyaisifat isolasi panas & dingin artinya kalau udara di luar panas / dingin maka di dalam ruangan akan terasa lebih panas / dingin juga. Berikut contoh gambar seng yang mengalami korosi.

Proses Awal Korosi

Proses korosi mulai menyebar

Seng terkorosi semua (merata)

3.

Korosi Seng dalam Air. Korosi seng dalam air sebagian besar dipengaruhi oleh pengotor dalam air. Hampir semua air dilingkungan mengandung pengotor. Bahkan air hujan, yang telah disuling oleh alam, mengandung nitrogen, oksigen, CO2, dan gas lainnya, serta debu dan partikel asap entrained. Air yang berjalan di atas tanah
8

disertai dengan terkikisnya tanah, vegetasi yang membusuk, mikroorganisme yang hidup, garam terlarut, dan materi koloid dan ditangguhkan. Air yang merembes melalui tanah mengandung terlarut CO2 dan menjadi asam. Air tanah juga mengandung garam kalsium, magnesium, besi, dan mangan. Air laut mengandung banyak garam ini selain kandungan NaCl nya. Semua zat asing di dalam perairan mempengaruhi struktur dan komposisi dari film-film(lapisan) yang dihasilkan dan produk korosi pada permukaan, yang pada gilirannya mengontrol korosi seng. Selain zat ini, faktor-faktor seperti pH, waktu paparan, suhu, gerakan, dan pengaruh agitasi cairan berair korosi seng. Seperti di atmosfer, ketahanan korosi lapisan seng dalam air tergantung pada kemampuan awal untuk membentuk sebuah lapisan pelindung dengan mereaksikan dengan lingkungan. Dalam air suling, yang tidak dapat membentuk skala pelindung untuk mengurangi akses oksigen ke permukaan seng, serangan itu lebih parah dari pada kebanyakan jenis air domestik atau sungai, yang memang mengandung beberapa skala pembentuk garam. Kemampuan membentuk skala-air terutama tergantung pada tiga faktor: konsentrasi ion hidrogen (nilai pH), kandungan kalsium total dan alkalinitas total. Jika nilai pH berada di bawah di mana air akan berada dalam kesetimbangan dengan kalsium karbonat (CaCO3), air akan cenderung untuk menguraikan. Perairan dengan kandungan tinggi CO2 bebas juga cenderung menjadi agresif terhadap seng. Dapat disimpulkan dalam air sifat korosi zink / seng dipengaruhi : 1) Zat pengotor dalam air 2) pH (tingkat keasaman maupun basa) 3) waktu lamanya seng terdapat dalam air 4) Suhu 5) Gerakan air serta agitasinya

BAB III KERUGIAN AKIBAT KOROSI PADA SENG A. Kerugian Akibat Korosi Kerugian yang ditimbulkan oleh korosi diantaranya adalah: 1. Adanya kerugian teknis dan depresiasi 2. menurunnya efisiensi 3. menurunnya kekuatan konstruksi 4. Apperance yang buruk 5. karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance

Ditinjau dari segi kerugian akibat korosi dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu kerugian dari segi biaya korosi itu sangat tinggi atau mahal, kerugain dari segi pemborosan sumber daya mineral yang sangat tinggi dan kerugian dari segi keselamatan jiwa manusia juga sangat membahayakan. B. Kerugian Ekonomi Akibat Korosi Menurut sumber dari biro Klasifikasi indonesia pada tahun 1997 mengatakan bahwa pada umumnya biaya pengendalian korosi di Indonesia berkisar antara 2 hingga 3,5 % dari GNP ( Growth National Produk ). Biaya pengendalian korosi adalah semua biaya yang timbul untuk menanggulangi korosi mulai dari desain sampai dengan proses pemeliharaan. C. Pemborosan Sumber Daya Alam Pada dasarnya proses korosi dapat juga didefinisikan sebagai proses kembalinya logam teknis ke bentuk asalnya di alam. Bentuk asalnya logam di alam adalah senyawa-senyawa mineral yang abadi di perut bumi. Pada umumnya senyawa-senyawa mineral logam tersebut merupakan ikatan kimia antara unsur logam dengan unsur logam dengan unsur halogen misalnya oksigen dan belerang. Dengan adanya proses korosi pada struktur bangunan di tempat-tempat yang tersebar di seluruh dunia, mengakibatkan sumber daya mineral

10

yang semula berbentuk logam teknis telah berubah menjadi produk korosi yang tersebar tanpa bisa didaur ulang untuk dijadikan logam teknis kembali. D. Korosi Dapat Membahayakan Jiwa Manusia Korosi dapat menimbulkan kecelakaan yang menelan puluhan korban bahkan ratusan korban jiwa atau mencederai manusia disebabkan karena kegagalan dari konstruksi bangunan akibat korosi. Di dunia pelayaran, korban manusia yang meninggal akibat kapal tenggalam jumlahnya sudah sangat banyak. E. Estetika Menurun Korosi dapat menurunkan nilai estetika suatu material. Hal ini karena korosi dapat merusak lapisan permukaan material. selain menimbulkan kerugian korosi juga menguntungkan diantaranya adalah adanya pabrik cat (coating), adanya pekerjaan cathodic protection. Untuk memilih material agar dampak negatif dari korosi dapat dikurangi dijelaskan sebagai berikut: 1. Ketahanan korosi, yang dimaksud disini adalah tingkat kemungkinan bertahannya material di lingkungan yang korosif 2. Availibility, faktor ketersediaan. Material dengan jumlah ketersediaan yang terbatas akan menimbulkan kesulitan dalam hal kapasitas produksi 3. Cost, Dalam memilih material diusahakan agar biaya material bisa ditekan sekecil mungkin 4. Strength, Apabila kekuatan material tidak bisa dipenuhi maka material yang telah dipilih tidak dapat dipakai 5. Appearance, sifat material akan bertambah signifikan jika dipergunakan untuk memproduksi barang barang yang bersifat eksotis 6. Producibilitas, perlu dianalisa bisa tidaknya dibuat sesuai fungsi barang yang akan dibuat. Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi-baja dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Seng untuk atap dapat bocor karena termakan korosi.

11

Demikian juga besi untuk pagar tidak dapat terbebas dari masalah korosi. Jembatan dari baja maupun badan mobil dapat menjadi rapuh karena peristiwa alamiah yang disebut korosi.Hal ini disebabkan karena korosi yang menyerang piranti maupun komponen-komponen elektronika dapat mengakibatan kerusakan bahkan kecelakaan. Karena korosi ini maka sifat elektrik komponen-komponen renik elektronika dalam komputer, televisi, video, kalkulator, jam digital dan sebagainya dalam kehidupan rumah tangga menjadi rusak. Korosi merupakan masalah teknis dan ilmiah yang serius. Di negara-negara maju sekalipun, masalah ini secara ilmiah belum tuntas terjawab hingga saat ini. Selain merupakan masalah ilmu permukaan yang merupakan kajian dan perlu ditangani secara fisika, korosi juga menyangkut kinetika reaksi yang menjadi wilayah kajian para ahli kimia. Korosi juga menjadi masalah ekonomi karena menyangkut umur, penyusutan dan efisiensi pemakaian suatu bahan maupun peralatan dalam kegiatan industri. Milyaran Dolar AS telah dibelanjakan setiap tahunnya untuk merawat jembatan, peralatan perkantoran, kendaraan bermotor, mesin-mesin industri serta peralatan elektronik lainnya agar umur konstruksinya dapat bertahan lebih lama. Banyak negara telah berusaha menghitung biaya korosi nasional dengan cara yang berbeda-beda, umumnya jatuh pada nilai yang berkisar antara 1,5 5,0 persen dari GNP (Gross National Product)/PNB (Produk Nasional Bruto). Para praktisi saat ini cenderung sepakat untuk menetapkan biaya korosi sekitar 3,5 persen dari GNP. Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti pergantian peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga biaya tidak langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran transportasi yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung. Dari semua kerugian yang ditimbulkan tersebut maka dipandang perlu agar kita dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang dapat mencegah atau menekan laju korosi.

12

BAB IV PENANGGULANGAN KOROSI PADA SENG A. PENCEGAHAN Salah satu cara pencegahan serangan korosi/karat terhadap atap seng adalah dengan cara menggunakan lapisan bahan organik atau cat. Pemberian lapisan cat dilakukan pada permukaan seng, sehingga faktor penyebab korosi tidak dapat mengenai seng secara langsung. Keunggulan lapisan cat pada sistem proteksi korosi mudah cara penerapannya, dapat dilapis ulang dan lapisannya memiliki nilai estetika. Faktor sangat penting yang mempengaruhi umur lapisan cat terletak pada kelayakan persiapan permukaan logam sebelum dilapisi cat. Pemberian oli atau vaselin ini dapat menghambatan kontak langsung antara logam dengan oksigen atau air.

B. PENGENDALIAN 1. Pengecatan Sebelum pemasangan atap rumah menggunakan seng, sebaiknya dilakukan pengecatan terlebih dahulu untuk menghindari atap seng terkorosi karena air hujan dan panas. Ada beberapa cat yang dapat digunakan untuk mengecat atap seng. Salahsatu contoh adalah cat bermerek SNOW PAINT. Fungsi cat ini dapat meredamkan panas, waterproofing (anti air) dan melindungi dari korosi. Cat ini dapat menutup pori-pori media yang dilapisi sehingga aman dari korosi. Proses Pengecatan : 1) Hari pertama Pastikan seng dalam keadaan bersih dan tidak mengandung minyak atau kotoran, lalu cat dapat langsung dilapiskan pada media seng tersebut. 2) Hari kedua ulangi kembali pengecatan untuk memperkuat pelapisan pada atap seng.

13

Berikut proses pengecatan atap seng :

2. Penambalan Penanganan atap seng yang bocor adalah dengan menambal, selain biaya relatif murah, juga saat pengerjaan tidak mengganggu aktifitas yang berada dibawah atap tersebut. Bahan Yg Diperlukan Untuk Penambalan 1) Elastex 2) Mett 455 (serat fiber) 3) HCL 4) Cromet 5) Cat Silver Cara Pengerjaan : 1) Korosi dibersihkan terlbih dahulu dari kotoran dan minyak dengan menggunakan sikat kawat dan lap bersih 2) Kemudian dikuwaskan cairan HCL 3) Setelah benar-benar bersih lakukan pengecatan dengan Bodelax. 4) Setelah kering, lapiskan Met dan Elastex. 5) Kemudian dicat dengan cat warna silver Dengan melakukan penambalan, dapat menghemat biaya daripada penggantian seng dengan yang baru. Diluar perhitungan terhentinya atau

terganggunya aktifitas yg berada dibawah atap. Perhitungan berdasarkan umur seng dan umur penambalan.

14

Gambar dibawah ini merupakan proses pengerjaan penambalan atap. a. Sebelum

b. Proses Penambalan

c.

Sesudah Penambalan dan Pengecatan

15

BAB IV PENUTUP KESIMPULAN Proses korosi adalah suatu proses alamiah yang berkaitan dengan penurunan mutu logam sebagai akibat dari hasil interaksi logam tersebut dengan lingkungannya. Dengan demikian, proses korosi akan senantiasa terjadi di berbagai bidang dimana terdapat logam sebagai bahan utamanya. Pada seng atap rumah korosi terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance). Salah satu cara pencegahan serangan korosi/karat terhadap atap seng adalah dengan cara menggunakan lapisan bahan organik atau cat. Pemberian lapisan cat dilakukan pada permukaan seng, sehingga faktor penyebab korosi tidak dapat mengenai seng secara langsung. Keunggulan lapisan cat pada sistem proteksi korosi mudah cara penerapannya, dapat dilapis ulang dan lapisannya memiliki nilai estetika. Faktor sangat penting yang mempengaruhi umur lapisan cat terletak pada kelayakan persiapan permukaan logam sebelum dilapisi cat.

16

Anda mungkin juga menyukai