Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Telah diketahui sejak berabad-abad yang lalu bahwa seseorang yang sembuh dari penyakit infeksi akan terlindungi dari kekambuhan penyakit tersebut. Imunisasi adalah suatu tindakan terhadap tubuh agar tubuh mempunyai kemampuan imunitas terhadap penyakit tertentu. Walaupun cara-cara imunisasi telah dipelopori oleh bangsa Cina pada zaman kuno, namun enner-lah yang merupakan orang pertama !"#$%& yang memperkenalkan cara-cara melindungi orang terhadap penyakit cacar dengan jalan 'aksinasi. (ejalan dengan perkembangan imunologi sendiri, maka imunisasi pun pada mulanya juga berkembang lambat, sebab baru seabad kemudian !"))*& ditemukan 'aksin untuk penyakit lainnya, yaitu 'aksin rabies untuk mencegah terhadap penyakit gila anjing. (elanjutnya usaha imunisasi terhadap penyakit infeksi lain semakin maju, diantaranya ditemukannya toksoid difteri, tetanus, dan pertusis !"$+*&, pembiakan 'irus dalam embrio !"$,"&, demam kuning !"$,#&, serta beberapa 'aksin lainnya. -erdasarkan cara mendapatkan imunitas, imunisasi dibedakan menjadi imunisasi pasif dan imunisasi aktif. .pabila imunitas diperoleh secara pasif maka dinamakan imunisasi pasif. (edangkan imunitas yang diperoleh secara aktif maka dinamakan imunisasi aktif atau biasa dikenal dengan vaksinasi. /edua cara pemberian tersebut memiliki keuntungan dan maksud masing-masing. 0ada kasus-kasus tertentu, seperti kasus tetanus, imunisasi aktif memberikan keuntungan bagi indi'idu bersangkutan. 1aksinasi terhadap tetanus tidak akan memberantas mikroorganisme yang biasanya bermukim di dalam kotoran hewan dan sporanya tahan hidup dalam tanah. (ebaliknya pada mikroorganisme penyebab penyakit yang inangnya hanya manusia, pembentukan imunitas pada sebagian besar dari populasi akan dapat menolong melindungi seluruh masyarakat yang lebih luas apabila 'aksinasi dapat menurunkan jumlah mikroorganisme.

B. TUJUAN a. Tujuan Umum Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah /eperawatan (istem Imun dan 2ematologi II tentang 'aksinasi b. Tujuan Khusus Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa mengetahui definisi dari 'aksinasi, pemberian 'aksin dan toksoid yang dianjurkan serta rute pemberian yang dianjurkan, jadwal imunisasi anak, dosis dosis 'aksin yang dianjurkan, kontraindikasi dan kewaspadaan pada 'aksinasi, serta kemungkinan efek samping dari imunisasi tersebut. . PE!BATA"AN !A"ALAH /eperawatan (istem Imun dan 2ematologi II merupakan suatu pembelajaran yang sangat kompleks, namun pada kesempatan kali ini penulis membatasi bahan batasan yaitu3 - 4efinisi 'aksinasi - 1aksin dan toksoid yang dianjurkan dan rute pemberian yang dianjurkan. adwal imunisasi anak yang dianjurkan. adwal imunisasi rutin yang tidak diimunisasi pada masa bayi awal.

- 4osis 'aksin yang dianjurkan. - /ontraindikasi dan kewaspadaan pada 'aksinasi. - /emungkinan efek samping dari imunisasi dan tanggung jawab keperawatan. D. !ET#DE PENGU!PULAN DATA 4ata ataupun pembahasan dalam makalah ini diperoleh dari beberapa referensi yaitu buku-buku atau sumber bacaan yang rele'an serta media-media lain yang mendukung.

BAB II PE!BAHA"AN
0rogram 'aksinasi telah secara nyata menurunkan morbiditas dan mortalitas yang dikaitkan dengan sejumlah penyakit infeksi. Tujuan dari program 'aksinasi adalah untuk melebarkan skala pencegahan penyakit infeksi yang spesifik agar tidak terjadi dalam populasi. /eputusan kesehatan masyarakat tentang implementasi kampanye 'aksin sangat kompleks. 5esiko dan keuntungan untuk indi'idu dan masyarakat harus die'aluasi dalam morbiditas, mortalitas, dan keuntungan keuangannya. 0rogram 'aksinasi yang berhasil adalah untuk pencegahan cacar, campak, mumps, rubella, polio, difteria, pertussis, dan tetanus. (aat ini, terdapat +# 'aksin yang terdaptar di .merika (erikat. 1aksin dibuat dari preparat antigen dalam suspense dan dimaksudkan untuk membentuk respon antibody manusia untuk melindungi penjamu terhadap masukknya organ. Tidak ada 'aksin yang secara sempurna aman untuk semua resipien. -eberapa orang alergi terhadap antigen atau telah membawa sebagai carrier. 0ada saat organisme hidup digunakan sebagai antigen, penyakit nyata mungkin akan muncul. (angat penting bahwa kontraindikasi terhadap pemasukan 'aksin diperhatikan. 0etunjuk yang detail tentang mereka yang mengalami alergi dan komplikasi lain harus merupakan informasi yang disediakan yaitu meliputi pendinginan, penyimpanan, dosis, dan cara pemberian. I. DE$INI"I %AK"INA"I %aksinasi adalah pemberian 'aksin kedalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut. /ata 'aksinasi berasal dari bahasa 6atin vacca yang berarti sapi - diistilahkan demikian karena 'aksin pertama berasal dari 'irus yang menginfeksi sapi !cacar sapi&. 1aksinasi sering juga disebut dengan imunisasi. !http377id.wikipedia.org7wiki71aksinasi& 1aksinasi adalah imunisasi aktif secara buatan, yaitu sengaja memberikan antigen yang diperoleh dari agen menular sehingga tanggap kebal dapat ditingkatkan dan tercapai resistensi terhadap agen menular tersebut. 1aksinasi, atau imunisasi, adalah suntikan yang merangsang ketahanan tubuh kita terhadap infeksi tertentu. !www.satuportal.net7content7'aksin-yangdianjurkan-untuk-orang-dewasa.html&

1aksinasi bertujuan untuk membangkitkan imunitas yang efektif sehingga terbentuk antibody dan sel-sel memory. 8akin sering 'aksinasi dilakukan, maka makin banyak jumlah sel memory yang terbentuk. 1aksinasi yang berhasil akan memberikan perlindungan kepada tubuh terhadap serangan infeksi. 2al tersebut tergantung dari spesifitas 'aksin, cara pemberian 'aksin, 'aksin yang dapat membangkitkan respon imun, jenis 'aksin, dan sebagainya. !(ubowo, "$$,&

1aksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan pada tubuh terhadap 'irus. Terbuat dari 'irus yang telah dilemahkan dengan menggunakan bahan tambahan seperti formaldehid, dan thymerosal. !nafiisah.multiply.com79kehalalan9'aksinasi&

II.

!A A!&!A A! %AK"IN 1aksin diklasifikasikan menjadi +, yakni 'aksin hidup dan 'aksin mati. a. 1aksin 2idup 1aksin hidup berasal dari organisme yang telah dilemahkan keganasannya. Tujuannya adalah untuk memodifikasi organisme agar bertingkah laku tetap alami seperti organisme asli tanpa menyebabkna sakit yang berarti. 0engurangan 'irulensi !keganasan& dikenal dengan istilah atenuasi !perlemahan&. Cara atenuasi yang sederhana terhadap bakteri untuk keperluan 'aksinasi adalah dengan pemanasan bakteri sampai tepat di bawah titik kematian atau memaparkan bakteri pada bahan kimia penginaktif sampai batas konsentrasi subletal. 8enumbuhkan bakteri pada medium yang tidak cocok untuk pertumbuhannya, contohnya 3 1aksin kolera unggas ! Pasteurella multocida& oleh 0asteur ditumbuhkan di bawah keadaan yang kekurangan zat makanan. Cara etenuasi terhadap 'irus adalah dengan membiakkan pada spesies yang tidak sesuai untuk tumbuhnya, contoh 3 'irus rinderpest yang patogen terhadap sapi, dilemahkan dengan menumbuhkannya pada kambing. Cara etenuasi lain adalah menumbuhkan 'irus mamalia pada telur atau menumbuhkan pada telur lain jenis, misalnya 3'irus influenza pada ayam dilemahkan pada telur burung dara. Cara etenuasi yang umum adalah dengan memperpanjang masa pembiakannya di jaringan pembiak. 8eskipun jaringan pembiak dapat diperoleh dari berbagai jenis, umumnya menggunakan sel 4

biakan dari jenis hewan yang akan di'aksinasi guna mengurangi efek samping akibat pemasukan jaringan asing. 1aksin organisme yang dilemahkan seperti untuk poliomyelitis !(abin&, measle, dan 5ubella sudah dipakai secara luas. :amun untuk 'aksin tertentu, kadang-kadang masih terdengar timbulnya efek yang merugikan seperti encephalitis. ;fek samping lainnya, yakni ada kemungkinan timbulnya mutasi 'irus yang menjadi 'irulen. b. 1aksin 8ati 1aksin mati berasal dari mikroorganisme mati. Cara yang paling sederhana untuk merusak kemampuan mikroba membuat sakit inang, tetapi tetap antigenik, yaitu dengan mencegah perbanyakannya melalui pembunuhan dengan cara tertentu. 0arasit cacing dan protozoa sangat sulit untuk ditumbuhkan dalam jumlah yang cukup banyak untuk pembuatan 'aksin yang mengandung organisme mati. (ebaliknya, masalah tersebut tidak timbul pada sebagian bakteria dan 'irus, apalagi pada umumnya mereka masih tetap dapat memberikan antigen yang diperlukan. Contoh untuk 'aksin mati, adalah tifoid !dicampur dengan paratyphoid . dan -&, kolera dan 'irus poliomyelitis !(alk&. 0erlu diperhatikan agar dalm proses mematikan organisme tidak ikut terjadi kerusakan antigenisitas yang diperlukan untuk 'aksin. 2al ini pernah dialami pada tahun "$%<-"$%" sehingga terjadi kenaikan kejadian kematian karena penyakit polio walaupun telah diadakan 'aksinasi (alk. Ternyata ketidakberhasilan 'aksinasi disebabkan oleh lemahnya antigenisitas salah satu dari , galur 'irus yang dipakai 'aksin. :amun, pada saat ini teknologi pembuatannya masih diperbaiki. (elama produksi 'aksin, pada awalnya terjadi kerusakan antigen fusi yang diperlukan untuk penyebaran 'irus yang dimatikan, sehingga imunitas yang terjadi tidak sempurna setelah 'aksinasi. Imunitas yang tidak sempurna berbahaya bagi daerah yang mengalami endemi penyakit tersebut atau yang berpenduduk kekurangan gizi.

III.

%AK"IN DAN T#K"#ID 'ANG DIANJURKAN DAN RUTE PE!BERIAN 'ANG DIANJURKAN -iasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita !bawah lima tahun&. P()i( -ibit penyakit yang menyebabkan polio adalah 'irus, 'aksin yang digunakan oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah 'aksin hidup, berbentuk cairan. 0emberian 'aksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis. Imunisasi dasar 'aksin polio diberikan = kali !polio I, II, III, I1& dengan inter'al tidak kurang = minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi polio I1, kemudian saat masuk sekolah !*-% tahun&, dan saat meninggalkan sekolah dasar !"+ tahun&. .da + jenis 'aksin polio, yaitu 'aksin (alk !berisi 'irus polio yang telah dimatikan dan diberikan secara suntik&, dan 'aksin (abin !berisi 'aksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan&. 4i Indonesia, umumnya diberikan 'aksin (abin. 1aksin ini diteteskan + tetes !<," ml& langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula. /emasannya yang dibuat oleh 0asteur 8erieu> (erums ? 1accins, 0erancis untuk -iofarma -andung berupa flakon "< dosis dan " pipet. /andungan 'aksin ini terdiri dari 'irus polio tipe ", +, dan , hidup yang dilemahkan, asam amino, antibiotic, dan calf serum yang distabilkan dengan magnesium clorida dan fenol merah sebagai indicator. (ecara fisik berupa cairan kemerahan jernih yang cepat sekali rusak bila terkena panas atau cahaya matahari. 1aksin disimpan dalam lemari es suhu +-) derajat Celcius !masa kadaluarsa " tahun& atau dalam freezer suhu -+< sampai -+* derajat Celcius !masa kadaluarsa + tahun&. /ontraindikasinya, diare berat, defisiensi imun !karena obat imunosupresi3 kemoterapi, kortikosteroid&, dan kehamilan.efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang. ampak 0emberian 'aksin ini menimbulokan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Imunisasi campak dianjurkan diberikan satu dosis pada umur $ bulan atau lebih. 0ada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur % bulan atau diulang % bulan kemudian. 6

1aksin disuntik subkutan dalam sebanyak <,* mla. /emasannya yang dibuat -iofarma berupa flakon "< dosis dan pelarut akuabides * ml. kandungan 'aksin yang sudah dilarutkan terdiri dari 'irus campak tidak kurang dari * ribu TCI4*< atau 0@A, kanamisin sulfat tidak lebih dari "<< mcg, dan eritromisin tidak lebih dari ,< mcg. (ecara fisik, 'aksin yang beku kering, sedangkan setelah dilarutkan tidak tahan panas !suhu +-) derajat Celcius& sehingga harus selalu tersimpan dalam pendingin serta harus dipakai dalam waktu ) jam. 1aksin harus disimpan dalam suhu +-) derajat Celcius !masa kadauarsa + tahun&, untuk penyimpanan jangka panjang disimpan dalam suhu -+< derajat Celcius dan dihindarkan dari sinar matahari serta pelarutnya disimpan dalam tempat yang sejuk. /ontraindikasinya infeksi akut disertai demam lebih dari ,) derajat Celcius, defisiensi imunologis, pengobatan dengan imunosupresif, alergi protein telur, hipersensiti'itas terhadap kanamisin dan eritromisin, diare, konjungti'itis, dan gajala kataral serta ensefalitis. 4isebut beku kering oleh karena pabrik pembuatan 'aksin ini pertama kali membekukan 'aksin tersebut kemudian mengeringkannya. 1aksin yang telah dilarutkan potensinya cepat menurun dan hanya bertahan selama ) jam. B G 1aksin -CB adalah 'aksin hidup yang berasal dari bakteri. 1aksin -CB adalah 'aksin beku kering seperti campak berbentuk bubuk. 1aksin -CB melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis !T-C&. 1aksin ini mengandung bakteri -acillus Calmette-Buerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak *<.<<<-".<<<.<<< partikel7dosis. 1aksin dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Buerint. (ebelum menyuntikkan -CB, 'aksin harus lebih dulu dilarutkan dengan = cc cairan pelarut !:aCl <,$C&. 1aksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu , jam. 1aksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan adalah sepertinya bagian lengan kanan atas. -CB diberikan " kali sebelum umur + bulan. -CB ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. 1aksin disuntik inrakutan di daerah insersio m.deltoideus dengan dosis untuk bayi kurang dari " tahun sebanyak <,<* ml dan untuk anak <," ml. pada bayi perempuan disuntikkan di paha kanan atas.

/emasan yang dibuat -iofarma berupa ampul )< dosis bayidan = ml pelarut :aCl <,$ C. /andungan 'aksin terdiri dari bakteri hidup yang dilemahkan dari biakan -acillus Calmette-Buerrin *<.<<<-".<<<.<<< partikel7dosis. (ecara fisik berupa 'aksin beku kering tahan beku, stabilitas terhadap panas sedang. (etelah dilarutkan mudah rusak bila kena panas atau sinar matahari. 1aksin disimpan dalam lemari es suhu +-) derajat Celcius dengan masa kadaluarsa " tahun dan harus terus terlindung dari sinar matahari langsung atau tidak langsung. (etelah 'aksin dilarutkan, harus segera dipakai dalam waktu , jam. /ontraindikasinya pasien dengan imunokompromis !leukemia, pengobatan steroid jangka panjang, dan infeksi 2I1&. 5eaksi yang mungkin terjadi yakni3 - 5eaksi local yang terjadi "-+ minggu setelah penyuntikan erupa indurasi dan eritema di tempat suntikan yang berubah menjadi pustule kemudian pecah menjadi ulkus, dan akhirnya menyembuh spontan dalam waktu )-"+ minggu dengan meninggalkan jaringan parut. - 5eaksi regional berupa pembesaran kelenjar aksila atau ser'ikal, konsistensi padat, tidak nyeri tekan, tidak disertai demam yang akan menghilang dalam waktu ,-% bulan. /omplikasi yang dapat terjadi berupa abses di tempat suntikan karena suntikan terlalu dalam !subkutan&. .bses bersifat tenang dan akan menyembuh spontan. -ila abses telah matang !merah, fluktuasi, dan kulit tipis& sebaiknya dilakukan aspirasi dan jangan diinsisi. /omplikasi lain adalah limfadenitis suprati'a yang terjadi pada suntikan yang terlalu dalam atau dosis terlalu tinggi. 0roses ini bersifat tenang dan akan menyembuh dalam waktu +-% bulan. H*patitis B -ibit penyakit yang menyebabkan hepatitis - adalah 'irus. 1aksin hepatitis - dibuat dari bagian 'irus yaitu lapisan paling luar !mantel 'irus& yang telah mengalami proses pemurnian. 0emberian 'aksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis -. imunisasi ini diberikan sedini mungkin segera setelah bayi lahir. Imunisasi dasar diberikan , kali dengan jarak waktu " bulan antara suntikan " dan +, dan * bulan antara suntikan + dan ,. Imunisasi ulangan diberikan * tahun setelah imunisasi dasar. 0ada anak, 'aksin diberikan secara intramuscular di daerah pangkal lengan atas, seedangkan pada bayi di daerah paha. 8

0ada bayi lahir dari ibu dengan 2-s.g negati'e diberikan * mcg 'aksin rekombinan atau "< mcg 'aksin plasma deri'ed. 4osis kedua diberikan saat berumur "-+ bulan dan ketiga umur % bulan. 0ada bayi lahir dari ibu dengan 2-s.g positif diberikan <,* ml 2epatitis - Imuno Blobulin !2-IB& dalam waktu "+ jam setelah lahir dan * mcg 'aksin rekombinan atau "< mcg 'aksin plasma deri'et yang disuntikkan pada sisi yang berlainan. 4osis kedua diberikan saat berumur "-+ bulan dan ketiga umur % bulan. 0ada bayi lahir dengan ibu 2-s.g tidak diketahui diberikan <,* ml mcg 'aksin rekombinan atau "< mcg 'aksin plasma deri'et. 4osis kedua diberikan saat berumur "-+ bulan dan ketiga berumur % bulan. Imunisasi ulangan diberikan * tahun kemudian. (ebelum memberikan umunisasi, dianjurkan untuk memeriksa kadar 2-s.g. 1aksin disimpan dalam lemari es suhu +-) derajat Celcius, tetapi tidak sampai beku. /ontraindikasinya, anak yang sakit erat. 1aksin dapat diberikan pada ibu hamil. ;fek samping berupa efek local !nyeri di tempat suntikan& dan sistemis !demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran cerna& yang akan hilang dalam beberapa hari. DPT Imunisasi 40T adalah suatu 'aksin ,-in-" yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. 4ifteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. 0ertusis !batuk rejan& adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. 0ertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. 0ertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. 1aksin disuntikkan intramuscular di bagian anterolateral paha sebanyak <,* ml. /emasan yang dibuat -iofarma berupa flakon * ml, "< dosis. /andungan 'aksin terdiri dari =< 6f toksoid bakteri, "* 6f toksoid tetanus, += !DA& -ordetella pertussis !mati& diserapkan ke dalam aluminium fosfat dan mertiolat. (ecara fisik berupa cairan tidak berwarna, berkabut dengan sdikit endapan putih, yang rusak bila beku, terkena panas, atau sinar matahari langsung. 1aksin disimpan dalam lemari es suhu + sampai ) derajat Celcius dengan masa kadaluarsa + tahun. 9

/ontraindikasinya usia di atas # tahun, demam !lebih dari ,) derajat Celcius&, sakit berat !terutama kelainan neurologis&, riwayat reaksi berat terhadap pemberian 40T sebelumnya berupa syok, kejang, penurunan kesadaran, atau gejala neurologis lainnya. -ila anak berusia lebih dari # tahun, dapat diberi imunisasi 4T. ;fek samping yang mungkin terjadi berupa demam, nyeri, bengkak local, abses steril, syok, kejang. -ila terjadi demam dan nyeri pada tempat suntikan dapat diberikan analgetik antipiretik. -ila terjadi reaksi berlebihan, maka imunisasi berikutnya diberikan 4T Imunisasi !!R Imunisasi 885 memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak erman dan disuntikkan sebanyak + kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Bondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Bondongan bisa menyebabkan meningitis !infeksi pada selaput otak dan korda spinalis& dan pembengkakan otak. /adang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak erman !rubella& menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. 5ubella juga bisa menyebabkan pembengkakan otak atau gangguan perdarahan. Imunisasi Hib Imunisasi 2ib membantu mencegah infeksi oleh 2aemophilus influenza tipe b. Drganisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. (ampai saat ini, imunisasi 2i- belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Tetapi dari segi manfaat, imunisasi ini cukup penting. 2emophilus influenzae merupakan penyebab terjadinya radang selaput otak !meningitis&, terutama pada bayi dan anak usia muda.

10

0enyakit ini sangat berbahaya karena seringkali meninggalkan gejala sisa yang cukup serius. 8isalnya kelumpuhan. .da + jenis 'aksin yang beredar di Indonesia, yaitu .ct 2ib dan 0ed'a>. Imunisasi %a+is*))a Imunisasi 'arisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas. Imunisasi HB% Imunisasi 2-1 memberikan kekebalan terhadap hepatitis -. 2epatitis adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. /arena itu imunisasi hepatitis - termasuk yang wajib diberikan. adwal pemberian imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung kesepakatan dokter dan orangtua. -ayi yang baru lahir pun bisa memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai petunjuk dokter. Drang dewasa yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis - adalah indi'idu yang dalam pekerjaannya kerap terpapar darah atau produk darah, klien dan staf dari institusi pendidikan orang cacat, pasien hemodialisis !cuci darah&, orang yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat di mana infeksi hepatitis - sering dijumpai, pengguna obat suntik, homoseksual7biseksual aktif, heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-ganti atau baru terkena penyakit menular seksual, fasilitas penampungan korban narkoba, imigran atau pengungsi di mana endemisitas daerah asal sangat tinggi7lumayan. -erikan tiga dosis dengan jadwal <, ", dan % bulan. -ila setelah imunisasi terdapat respon yang baik maka tidak perlu dilakukan pemberian imunisasi penguat !booster&. Imunisasi Pn*um(k(kus K(nju,ata Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. -akteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia !infeksi darah&.

11

Tipa Imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid !tifus atau paratifus&. /ekebalan yang didapat bisa bertahan selama , sampai * tahun. Dleh karena itu perlu diulang kembali. Imunisasi ini dapat diberikan dalam + jenis3 imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama , kali. -iasanya untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul. (edangkan bentuk suntikan diberikan satu kali. 0ada imunisasi ini tidak terdapat efek samping. H*patitis A 0enyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi bila terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar " sampai + bulan. adwal pemberian yang dianjurkan tak berbeda dengan imunisasi hepatitis -. 1aksin hepatitis . diberikan dua dosis dengan jarak enam hingga "+ bulan pada orang yang berisiko terinfeksi 'irus ini, seperti penyaji makanan !food handlers&, mereka yang sering melakukan perjalanan atau bekerja di suatu negara yang mempunyai pre'alensi tinggi hepatitis ., homoseksual, pengguna narkoba, penderita penyakit hati, indi'idu yang bekerja dengan hewan primata terinfeksi hepatitis . atau peneliti 'irus hepatitis ., dan penderita dengan gangguan faktor pembekuan darah. DT Imunisasi 4T memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. 1aksin 4T dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus. (etiap orang dewasa harus mendapat 'aksinasi lengkap tiga dosis seri primer dari difteri dan toksoid tetanus, dengan dua dosis diberikan paling tidak berjarak empat minggu, dan dosis ketiga diberikan enam hingga "+ bulan setelah dosis kedua. ika orang dewasa belum pernah mendapat imunisasi tetanus dan difteri maka diberikan seri primer diikuti dosis penguat setiap "< tahun. 1eksin disuntikkan intramuscular subkutan dalam sebanyak <,* ml. kemasan yang dibuat -iofarma berupa flakon +* ml, *< dosis. /andungan 'aksin terdiri dari =< 6f toksoid difteri, "* 6f toksoid tetanus, aluminium fosfat, dan mertiolat. (ecara fisik berupa cairan yang tidak berwarna, jernih, dan dapat rusak 12

bila beku dan kena sinar matahari langsung. 1aksin disimpan dalam lemari es suhu +-) derajat Celcius dengan masa kadaluarsa + tahun. /onraindikasinya anak yang sakit parah atau sedang menderita demam tinggi. ;fek samping yang mungkin terjdai berupa demam ringan dan pembekakan local di tempat suntikan "-+ hari. TT Imunisasi tetanus !TT, tetanus toksoid& memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. .T( !.nti Tetanus (erum& juga dapat digunakan untuk pencegahan !imunisasi pasif& maupun pengobatan penyakit tetanus. enis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh. Imunisasi TT yang pertama bisa dilakukan kapan saja, misalnya sewaktu remaja. 6alu TT+ dilakukan sebulan setelah TT" !dengan perlindungan tiga tahun&. Tahap berikutnya adalah TT,, dilakukan enam bulan setelah TT+ !perlindungan enam tahun&, kemudian TT= diberikan satu tahun setelah TT, !perlindungan "< tahun&, dan TT* diberikan setahun setelah TT= !perlindungan +* tahun&. 1aksin disuntik intramuscular atau subkutan dalam sebanyak <,* ml. kandungan 'aksin terdiri dari +* 6f toksoid tetanus, aluminium fosfat, dan mertiolat. (ecara fisik berupa cairan tidak berwarna, berkabut, dengan sedikit endapan putih yang tidak tahan beku dan panas. 1aksin disimpan dalam lemari es suhu + sampai ) derajat Celcius dengan masa kadaluarsa + tahun. /ontraindikasinya anak yang sakit parah. ;fek samping toksoid tetanus berupa reaksi local !kemerahan, bengkak, dan rasa sakit di tempat suntikan&, sedangkan pemberiananti tetanus serum mungkin dapat terjadi gatal di seuruh tubuh, nyeri kepala, dan renjatan.

I%.

JAD-AL I!UNI"A"I ANAK 'ANG DIANJURKAN U!UR PE!BERIAN %AK"IN Lahi+ . / 0 BULAN 1 2 3 4 ./ .2 .5 / 0 TAHUN 2 3 .6 ./

JENI" %AK"IN

P+(,+am P*n,*mban,an Imunisasi7PPI 89i:ajibkan; B G

13

H*patitis B P()i( DPT ampak

" <

+ " " + +

, , , " = = * * + %

P+(,+am Imunisasi N#N&PPI 89ianju+kan; Hib Pn*um(k(kus 8P% ; Inf)u*n<a !!R Tif(i9 H*patitis A %a+is*)a " " + + , , = 4iberikan setahun sekali " + Alangan tiap , tahun +> inter'al %-"+ bulan =

%.

D#"I" %AK"IN 'ANG DIANJURKAN

J*nis Imunisasi P*n=akit T*+kait

D(sis

K(m*nta+ 9an P*+in,atan

4ianjurkan bagi semua orang dewasa 2I1-positif %i+us H*patitis 2epatitis , suntikan 4ianjurkan dalam bulan kecuali terdapat bukti

B 8HB%;

kekebalan atau hepatitis aktif. Tes darah diperlukan setelah rangkaian imunisasi berakhir. (untikan tambahan mungkin dibutuhkan bila tingkat antibodi terlalu rendah.

periode % untuk memastikan tingkat antibodi 2-1

Inf)u*n<a

@lu

" suntikan 2arus diberikan tiap tahun. 2anya 'aksin flu suntik yang sebaiknya diberikan pada mereka yang 2I1-positif. 1aksin semprot !@lu8ist76.I1& sebaiknya tidak diberikan untuk populasi ini.

14

a>a+? 9an 8!!R;

mumps ". Cacar Rub*))a +. 8umps ,. 5ubella !Cacar erman&

" atau + (atu-satunya suntikan dianjurkan

'aksin orang

hidup 2I1

yang positif

untuk

dewasa. Drang yang lahir sebelum "$*# tidak perlu diberikan 'aksin ini. Drang dewasa 2I1 positif dengan jumlah C4= E+<< sel7mm,, yang memiliki sejarah penyakit terkait .I4(, atau memiliki gejala klinis 2I1 tidak boleh menerima 'aksin 885. Tiap komponen dapat diberikan secara terpisah bila diperlukan untuk memperoleh diperlukan. tingkatan antibodi yang

P()=sa>>ha+i9* pn*um(>(>>a)

0neumonia

" atau + (ebaiknya diberikan begitu didiagnosa suntikan 2I1, kecuali bila di'aksinasi dalam * tahun terakhir. -ila jumlah C4= E+<< sel7mm, ketika diberi 'aksin, imunisasi harus diulang bila jumlah C4= F GHIJKL+<< sel7mm,. Alangi tiap * tahun.

T*tanus 8T9;

9an ". 6ockjaw

" suntikan Alangi tiap "< tahun.

Dift*+ia T(ks(i9 +. 4ifteri

4ianjurkan bagi sebagian orang dewasa 2I1-positif %i+us H*patitis 2epatitis . + suntikan 4ianjurkan untuk pekerja kesehatan, lakidalam atau tahun laki yang berhubungan seks dengan lakipengguna napza suntik, orang ".* dengan penyakit le'er kronis !termasuk hepatitis - atau C kronis&, hemofilia, dan orang yang akan pergi ke beberapa tempat di dunia. %aksin k(mbinasi H*patitis A7H*patitis 8T:in+i@; B ". 2epatitis . , suntikan 4apat digunakan pada mereka yang +. 2epatitis - dalam tahun membutuhkan sekaligus imunisasi 2.1 periode " dan 2-1. periode " laki,

A 8HA%;

15

Haemophilus influenzae tip* B

-akterial meningitis

" suntikan Drang perlu

dewasa

2I1-positif

beserta apakah

penyedia pelayanan kesehatan mereka membahas imunisasiHaemophilus influenzae diperlukan.

!*nin,(>(>>a)

-akterial meningitis

" suntikan 4ianjurkan bagi mahasiswa, tentara dan orang-orang yang bepergian ke beberapa tempat di dunia.

Tidak dianjurkan bagi orang dewasa 2I1-positif Anth+a@ "ma))p(@ %a+i>*))a .nthra> (mallpo> 1aksin smallpo> dan 'aricella yang sekarang ada merupakan 'aksin hidup. /ecuali 'aksin 885, 'aksin

Chicken po> hidup tidak dianjurkan bagi orang dengan 2I1. Walaupun 'aksin anthra> yang sekarang berlisensi %a+i>*))a&<(st*+A (hingles tidak untuk 'aksin hidup, /omite 0enasehat untuk 0raktik Imunisasi tidak menganjurkan 'aksinasi rutin anthra>.

-eberapa dosis 'aksin yang dianjurkan, antara lain3 - 1aksin -CB dengan dosis untuk bayi kurang dari " tahun sebanyak <,<* ml dan untuk anak <," ml. - 1aksin 40T diberikan sebanyak <,* ml. - 1aksin 4T diberikan sebanyak <,* ml. - 1aksin tetanus diberikan <,* ml. - 1aksin polio diberikan + tetes !<," ml&. - 1aksin campak diberikan <,* ml. - 1aksin 2epatitis - diberikan sesuai kadar 2-s.g. Makni3 2-s.g negati'e diberikan * mcg 'aksin rekombinan atau "< mcg 'aksin plasma deri'ed. 2-s.g positif diberikan <,* ml 2-IB dan * mcg 'aksin rekombinan atau "< mcg 'aksin plasma deri'ed. 2-s.g tidak diketahui dibebrikan <,* ml mcg 'aksin rekombinan atau "< mcg 'aksin plasma deri'ed.

16

%I.

K#NTRAINDIKA"I DAN KE-A"PADAAN PADA %AK"INA"I /D:T5.I:4I/.(I 1./(I:.(I .da beberapa kondisi di mana jadwal pemberian 'aksin berubah. 0asien yang sebelumnya mengalami reaksi anafilaksis, pasien yang sebelumnya mengalami ensefalopati dalam # hari dari dosis difteria, dan tetanus sebelumnya !40T&, atau mereka yang mengalami gejala sisa sedang atau berat setelah dosis sebelumnya tidak boleh menerima dosis lanjutan. (elain itu 40T sering ditunda untuk anak yang sebelumnya mengalami demam lebih dari =< derajat Celcius dalam =) jam dari 'aksinasi atau mereka yang mengalami kejang atau terjadi syok dalam , hari sebelum 'aksinasi. 1aksin hidup biasanya tidak diindikasikan untuk pasien dengan imunosupresi seperti infeksi 2I1, leukemia, limfoma, keganasan, penggunaan kortikosteroid tertentu, atau pada pengobatan imunosupresi untuk mencegah penolakan transplantasi. /D:4I(I M.:B -A/.: 2.6ANGAN UNTUK !ELAKUKAN I!UNI"A"I - Bangguan saluran napas atas atau gangguan salurancerna ringan - 5iwayat efek samping imunisasi dalam keluarga. - 5iwayat kejang dalam keluarga. - 5iwayat kejang demam - 5iwayat penyakit infeksi terdahulu - /ontak dengan penderita suatu penyakit infeksi - /elainan saraf menetap seperti palsi serebral sindrom 4own - ;ksim dan kelainan lokal di kulit - 0enyakit kronis !jantung, paru, penyakit metabolik& - Terapi antibiotikaN terapi steroid topikal !terapi lokal, kulit, mata& - 5iwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir - -erat lahir rendah - Ibu si anak sedang hamil - Asia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi /D:4I(I 4I8.:. I8A:I(.(I TI4./ 4.0.T 4I-;5I/.: .T.A I8A:I(.(I -D6;2 4ITA:4.3 - (akit berat dan akutN 4emam tinggiN - 5eaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktikN

17

- -ila anak menderita gangguan sistem imun berat !sedang menjalani terapi steroid jangka lama, 2I1& tidak boleh diberi 'aksin hidup !0olio Dral, 885, -CB, Cacar .ir&. - .lergi terhadap telur, hindari imunisasi influenza /;W.(0.4..: 0.4. 1./(I:.(I 1aksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap 'irus. Terbuat dari 'irus yag telah dimatikan atau OdilemahkanO dengan menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya. (edangkan 'aksinasi adalah suatu usaha memberikan 'aksin tertentu ke dalam tubuh untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit 7'irus tersebut. 0emberian 'aksin dilakukan dalam rangka untuk memproduksi sistem immune !kekebalan tubuh& seseorang terhadap suatu penyakit. -erdasarkan teori antibodi, ketika benda asing masuk seperti 'irus dan bakteri ke dalam tubuh manusia, maka tubuh akan menandai dan merekamnya sebagai suatu benda asing. /emudian tubuh akan membuat perlawanan terhadap benda asing tersebut dengan membentuk yang namanya antibodi terhadap benda asing tersebut. .ntibodi yang dibentuk bersifat spesifik yang akan berfungsi pada saat tubuh kembali terekspos dengan benda asing tersebut. 0ada dasarnya tubuh telah memiliki metodenya sendiri untuk pertahanan, yang tergantung pada 'italitas tubuh pada saat tertentu. ika 'italitas tubuh cukup, maka tubuh akan bertahan terhadap seluruh infeksi, tetapi sebaliknya jika tidak maka pertahanan akan lemah. (esungguhnya kita tidak dapat mengubah 'italitas tubuh menjadi lebih baik justru dengan menggunakan berbagai jenis racun !'aksin& ke dalam tubuh tersebut. 4i lihat dari segi bahan memang masih ada yang meragukan dalam proses pembuatan 'aksin, diantaranya pembuatan 'aksin menggunakan ginjal kera sebagai media perkembangbiakan 'irus, 'aksin polio dibuat dari campuran ginjal kera, sel kanker manusia, serta cairan tubuh hewan tertentu termasuk serum dari sapi, bayi kuda dan ekstrak mentah lambung babi. beberapa 'aksin juga dapat diperoleh dari aborsi calon bayi manusia yang sengaja dilakukan. 1aksin untuk cacar air, 2epatitis ., dan 885 diperoleh dengan menggunakan fetal cell line yang diaborsi, 85C-* dan WI-,). 1aksin

18

yang mengandung 85C-* dan WI-,) adalah beberapa 'aksin yang mengandung cell line diploid manusia. :amun dari segi manfaat, 'aksinasi ini cukup efektif dalam menekat tingkat terjangkitnya berbagai penyakit, khususnya yang berkaitan dengan serangan 'irus. (elain itu, perlu diwaspadai efek samping yang mungkin timbul pasca dilakukannya imunisasi, serta peru diperhatikan adanya kontraindikasi dalam pemberian imunisasi.

%II.

KE!UNGKINAN E$EK "A!PING DARI I!UNI"A"I DAN TANGGUNG JA-AB KEPERA-ATAN /;8A:B/I:.: ;@;/ (.80I:B 4.5I I8A:I(.(I & B G R*aksi n(+ma). -akteri -CB ditubuh bekerja dengan sangat lambat. (etelah + minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah "< mm. (etelah + P , minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah "< mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. 6uka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah ,-# mm. R*aksi b*+at. /adang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher 7 ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi. R*aksi =an, )*bih >*pat. ika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap T-C, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari + minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi -CB atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi -CB. & DPT Panas. /ebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi 40T, tapi panas ini akan sembuh dalam " P + hari.

19

.njurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat. Rasa sakit 9i 9a*+ah suntikan. (ebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak. P*+a9an,an. -ila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena3
Telah tersentuh, (ebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak

steril,
(terilisasi kurang lama, 0encemaran oleh kuman.

K*jan,&k*jan,. 5eaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas, reaksi disebabkan oleh komponen dari 'aksin 40T. P()i( -ila anak sedang diare ada kemungkinan 'aksin tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan 'aksin oleh usus akibat diare berat.

H*patitis B ;fek samping berupa efek local !nyeri di tempat suntikan& dan sistemis !demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran cerna& yang akan hilang dalam beberapa hari.

- TT ;fek samping toksoid tetanus berupa reaksi local !kemerahan, bengkak, dan rasa sakit di tempat suntikan&, sedangkan pemberian anti tetanus serum mungkin dapat terjadi gatal di seuruh tubuh, nyeri kepala, dan renjatan. ampak

20

;fek

samping

'aksin

campak

panas

dan

kemerahan.

.nak-anak mungkin panas selama " P , hari setelah " minggu penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan. 0;:.:B.:.: 8.(.6.2 0.(C. I8A:I(.(I - -CB, luka tidak perlu diobati cukup dibersihkan atau dikompres dengan air hangat atau larutan fisiologis :aCl bila timbul nanah, tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke puskesmas - 40T, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan berikan kompres dingin. - Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.

BAB III PENUTUP


A. KE"I!PULAN 1aksinasi, atau imunisasi, adalah suntikan yang merangsang ketahanan tubuh kita terhadap infeksi tertentu. Tujuan dari program 'aksinasi adalah untuk melebarkan skala pencegahan penyakit infeksi yang spesifik agar tidak terjadi dalam populasi.

21

0etunjuk yang detail tentang mereka yang mengalami alergi dan komplikasi lain harus merupakan informasi yang disediakan yaitu meliputi pendinginan, penyimpanan, dosis, dan cara pemberian. 1aksin diklasifikasikan menjadi +, yakni 'aksin hidup dan 'aksin mati. -iasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita !bawah lima tahun&. .da berbagai jenis 'aksin yang biasa diberikan, antara lain 'aksin -CB, 40T, TT, 0olio, Campak, 2epatitis -, dsb. B. "ARAN 4emikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang1aksinasi. /ami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima /asih,,.

22

Anda mungkin juga menyukai