Anda di halaman 1dari 22

CANDIDIASIS (K4)

1. Identifikasi dan analisa faktor resiko (riwayat) 2. Keluhan subjektif dan hipotesis 3. Tanda objektif a. Pemeriksaan fisik ( eneral! lokalis) b. Pemeriksaan penunjan ". Identifikasi masalah dan dia nosis #. $sesmen dia nosis dan dia nosis bandin den an alasan %. Tinjauan pustaka a. &pidemiolo i b. &tiolo i '. Patolo i atau patofisiolo i d. Kriteria dia nosis e. Komplikasi dan perjalanannya f. Penatalaksaan dan pro nosis (. )en'ana prinsip penatalaksanaan den an alasan *. Pro nosis dan dasarnya Ket + keteran an tidak ada si sinopsis harus 'ari sendiri! kalau ada di sinopsis harus 'ari alasannya

TINJAUAN PUSTAKA
Kulit adalah or an tubuh yan palin luar dan membatasinya dari lin kun an hidup manusia. ,uas kulit oran dewasa 1!# 'm2 den an kira-kira 1#. //. Kulit san at kompleks! elastis! dan sensitif! ber0ariasi pada keadaan iklim! umur! seks! ras! dan ju a ber antun pada lokasi tubuh. Kulit ju a ber0ariasi men enai lembut! tipis! dan tebalnya1 kulit yan elastis dan lon ar terdapat pada palpebra! bibir dan preputium! kulit yan tebal dan te an terdapat di telapak kaki dan tan an dewasa. Kulit yan tipis terdapat pada muka! yan lembut pada leher dan badan! yan berambut kasar terdapat di kepala.
1

$natomi kulit se'ara hitopatolo ik 3 lapisan utama + (tidak ada aris te as yan memisahkan dermis dan subkutis! subkutis ditandai den an adanya jarin an ikat lon ar dan adanya sel dan jarin an lemak) Lapisan epidermis (kutikel) a. Stratum korneum (lapisan tanduk) + palin luar! terdiri beberapa lapis sel epen yan mati! tidak berinti! dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (2at tanduk). b. Stratum lusidum + lan sun di bawah lapisan korneum! lapisan sel epen tanpa inti den an protoplasma yan berubah menjadi protein (eleidin)! tampak lebih jelas di telapak tan an dan kaki. '. Stratum granulosum (kerato ialin) + 2-3 lapis sel epen den an sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya (butir kasar terdiri dari keratohialin)! tampak lebih jelas di telapak tan an dan kaki. d. Stratum spinosum (!alp igi) atau pri"kle "ell la#er (lapisan akanta) + beberapa lapis sel berbentuk poli onal yan besarnya berbeda-beda karena mitosis! protoplasma jenih karena banyak liko en! inti di ten ah. 3emakin sel mendekat ke permukaan semakin epen . 4i antara stratum spinosum terdapat jembatan antar sel (inter'ellular brid e) yan terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan membentuk penebalan bulat ke'il (/i22o2ero). 4i antara sel spinosum terdapat sel ,an erhans dan dalam selnya men andun banyak liko en. e. Stratum $asale + lapisan sel eidermis palin bawah terdiri dari sel kolumnar berbentuk kubus yan tersusun 0ertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pa ar (palisade). 5en adakan mitosis dan berfun si reproduktif. Terdiri dari 2 sel + - 3el berbentuk kolumnar den an protoplasma basofilik inti lonjon besar! dihubun kan satu den an yan lain oleh jembatan antar sel. dan

- Sel pem$entuk melanin (melanosit) atau 'lear 'ell yan berwarna muda den an sitoplasma basofilik dan inti elap dan men andun butir pi men (melanosomes). Lapisan dermis + di bawah epidermis dan lebih tebal dari dermis! terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa padat den an elemen selular dan folikel rambut. 4iba i 2 ba ian +

a. Pars papilare + ba ian menonjol ke epidermis! berisi ujun serabut saraf dan pembuluh darah. b. Pars retikulare + ba ian di bawahnya yan menonjol ke arah subkutan! terdiri dari serabut penunjan (kola en! elastin! retikulin). 4asar (matriks) lapisan terdiri dari 'airan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat dan terdapat fibroblas (yan membentuk kola en). Kola en muda bersifat lentur den an bertambah umur semakin stabil. 3erabut elastin ber elomban ! bentuk amorf! mudah men emban dan elastis. Lapisan su$kutis + jarin an ikat lon ar berisi sel lemak (bulat! besar! inti terdesak ke pin ir sitoplasma yan bertambah). 3el membentuk kelompok yan dipisahkan oleh trabekula yan fibrosa. ,apisan sel lemak (panikulus adiposa) berfun si seba ai 'adan an makanan. $da ujun saraf tepi! pembuluh darah dan etah benin . 6askularisasi oleh 2 pleksus! yaitu pleksus di atas dermis (superfisial) dan di subkutis (profunda).

7un si kulit 1. Proteksi 2. $bsorpsi 3. &kskresi ". Persepsi #. Pen aturan suhu tubuh %. Pembentukan pi men (. Keratinisasi *. Pembentukan 0itamin 4

8andida albi'ans 3ifat atau 'iri-'iri 8andida + - &ukariota - Tidak berklorofil - /ersifat heterotrof - 9niseluler den an pseudohifa dan tunas
3

- )eproduksi + seksual! dikelompokkan melalui spora yan dihasilkan! yaitu + 1. Klamidiospora 3pora berdindin tebal /anyak ditemukan pada hifa yan tua /erbentuk bulat danterletak pada ujun

2. /lastopora 3pora berdindin tipis 3pora yan dihasilkan untuk pertunasan dan pemisahan sel induk

3. Psedohifa + Tunas yan tidak dapat terpisah dari induknya dan membentuk rantai 5en alami dua fase (dimorfisme) dalam siklus hidupnya! yaitu fase yeast (membentuk sel tun al) dan fase miselium untuk penetrasi ke jarin an inan nya. - 5emiliki tipe spora konidia (konidiaspora)

4indin sel + - /erlapis-lapis! komposisi yan terbanyak + polisakarida dan khitin - 5elindun i sel dari perubahan tekanan osmotik dan memberi bentuk pada sel - 5en andun protein yan bersifat anti enik - Tidak larut den an K:; 1<. - 4apat diwarnai + P$3 dan 5etenamin

=olon an + Kin dom Phylum 3ubphylum 8lass + 7un i + $s'omy'ota + 3a''haromy'otina + 3a''haromy'etes
"

:rdo 7amily =enus 3pesies 3inonim

+ 3a''haromy'etales + 3a''haromy'eta'eae + 8andida + 8andida albi'ans + 8andida stellatoide! :idium albi'ans

Pada pemeriksaan mikroskopis den an pe%arnaan &ram'positi( dapat ditemukan 8. albi'ans dalam bentuk #east (o0al! diameter ># ?m dan bereproduksi den an membentuk buddin ). 3erin ju a ditemukan dalam bentuk m#"elium den an pseudo #p ae dan kadan dapat ditemukan dalam bentuk septate m#"elium. 1. /uddin yeast 2. Pseudohyphae 3. Pewarnaan sputum den an =ram-positif

7aktor yan dibutuhkan + - Kelembaban tin i

- /ahan or anik mati (pembusukan) - /ahan jarin an hidup ('ukup oksi en) - In0itro dibiak den an a ar 3abouroud! sel jamur akan membentuk koloni 8. albi'ans dapat tumbuh baik pada media agar Sa$ouroud dan pada media kultur biasa. 3etelah inkubasi! pada media a ar terli at koloni C) al$i"ans $er$entuk $ulat* $er%arna puti dengan permukaan koloni #ang terli at agak kasar . Pembuatan 5ediaum 8. albi'ans 5edium Potato De+terosa Agar (PDA) . 5edium P4$ meliputi medium 'awan dan medium mirin . Keduanya dari larutan
#

P4$ yaitu 'ampuran serbuk de@terosa a ar dan larutan potato atau kentan den an jumlah sesuai kebutuhan! setiap 1# r de@terosa a ar dilarutkan dalam 1<<< ml akuades dan setiap 2<< r kentan dilarutkan dalam 1<<< ml air. 1. 4idihkan akuades sesuai den an ukuran yan diin inkan 2. 3etelah mendidih masukkan kentan ke'il 3. 4iaduk-aduk selama 1# menit ". 3etelah 1# menit an kat dan sarin larutan kentan tersebut #. Tuan kan serbuk de@trose a ar dalam karutan kentan yan sudah disarin %. Panaskan kembali hin a mendidih sambil diaduk-aduk yan telah dikupas dan dipoton ke'il-

(. Tuan sebanyak 2#ml kedalam 'awan petri dan #ml dalam tabun reaksi Pembuatan Inokulum 8. albi'ans untuk persediaan atau meremajakan jamur. 1. 3terilkan tan an men unakan alkohol (<.

2. Panaskan ose di atas lampu bunsen 3. $mbil 1 ose dari biakan asal jamur ". /uat oresan atau strike pada medium #. Panaskan ose yan telah di unakan di atas lampu bunsen %. Inkubasi pada suhu 3<o 8 selama waktu optimum jamur Identifikasi Aamur 8. pe%arnaan k amir+ $lbi'ans. Karakteristik jamur dilakukan den an 'ara

1. 3atu ose jamur diambil dan dien'erkan den an aBuades steril sebanyak # ml! kemudian di0ortek 2. $mbil satu ose dan letakkan di atas elas benda dan diratakan 3. Kemudian dikerin an inkan! setelah kerin di fiksasi sebanyak #-( kali di atas lampu bunsen ". Teteskan larutan 'at anilin 'rystal 0iolet ('at a)! dan panaskan selama 3 menit sambil dija a jan an sampai mendidih dan kerin #. 8u'i den an air men alir %. ,unturkan den an larutan alkohol asam (. 8u'i kembali den an men unakan air men alir! dan kerin an ikan
%

*. Tetesi den an larutan 'at safranin ('at b) selama 1<-1# detik C. 8u'i den an air men alir dan kerin an inkan 1<. $mati den an mikroskop hin minyak emersi a perbesaran kuat den an men unakan

Infeksi 8andida berkaitan den an perubahan bentuk sel 8andida dari bentuk yeast menjadi bentuk my'elium (panjan den an struktur seperti akar + rhi2oid). )hi2oid dapat menembus mukosa yan terdapat di mulut dan 0a ina! dan dapat ju a masuk melalui sel epitel di saluran 'erna. In0asi dapat berlanjut hin a ke pembuluh darah dan menyebabkan septikemia. Pen unaan kortikosteroid dan antibiotik spektrum luas dalam jan ka waktu yan lama mempermudah terjadinya infeksi. Infeksi oleh 8andida melibatkan perlekatan pada sel epitel! kolonisasi! penetrasi sel epitel! dan in0asi 0askular yan diikuti den an penyebaran! perlekatan den an sel endotel dan penetrasi ke jarin an. Terdapat C faktor 0irulen pada 8. albi'ans + 1. Perubahan fenotip 2. /entuk dan susunan hifa 3. Thi motropism ". ;ydrophobi'ity #. 5olekul-molekul yan bersifat 0irulen terhadap permukaan mukosa maupun epitel %. Kemampuan untuk meniru molekul-molekul permukaan (. Produksi en2im yan bersifat litik *. Tin kat pertumbuhan C. Kebutuhan nutrisi

Kandidosis $dalah penyakit jamur yan bersifat akut atau sub akut! disebabkan oleh spesies 8andida! dapat men enai mulut! 0a ina! kulit! kuku! bronki! atau paru! kadan menyebabkan septikemia! endokarditis! atau menin itis. 3inonim + 8andidiasis! moniliasis.
(

&pidemiolo i. Terdapat di seluruh dunia! menyeran semua umur! laki-laki dan perempuan. Aamur penyebabnya terdapat pada oran sehat seba ai saprofit. =ambaran klinisnya berma'am-ma'am sehin a tidak diketahui data-data penyebarannya den an tepat.

&tiolo i. Dan terserin + 8. albi'ans (kulit! mulut! selaput mukosa 0a ina! feses)! 8. parapsilosis (endokarditis)! dan 8. tropi'alis (septikemia).

Klasifikasi + 1. Kandidiosis selaput lendir a. Kandidiosis oral (thrus) + Tampak pseudomembran putih 'okelat muda kelabu yan menutup lidah! palatum mole! pipi ba ian dalam dan permukaan ron a mulut lain. ,esi terpisah-pisah dan seperti kepala susu! bila pseudomembran lepas tampak daerah basah dan merah. b. Perle'he + ,esi berupa fisur pada sudut mulut! men alami maserasi! erosi! basah dan dasarnya eritematosa. '. 6ul0o0a initis + /iasanya pada penderita 45 ( ula darah ) dan wanita hamil (penimbunan liko en dalam epitel 0a ina). Keluhan utama atal di 0ul0a! pada kasus berat terasa panas! disuria dan dispaneuria. )in an hiperemia di labia minora! introitis 0a ina dan 0a ina terutama 1E3 bawah! khas ber'ak putih kekunin an. /erat edema dan ulkus dan kal di labia minora. 7luor albus kekunin an. Khas disertai umpalan seba ai kepala susu berwarna putih kekunin an (berasal dari massa yan terlepas dari dindin 0ul0a atau 0a ina! terdiri dari bahan nekrotik! sel epitel dan jamur). d. /alanitis atau balanopostitis + Terinfeksi dari wanita yan terkena 0ul0o0a initis. ,esi berupa erosi! putula berdindin tipis di lans penis dan sulkus koronarius landis. e. Kandidiosis mukokutan kronik + Karena immunodefisiensi. =ambaran mirip defek poliendokrin. f. Kandidiosis bronkopulmonar dan paru 2. Kandidosis kutis a. ,okalisata - 4aerah intertri inosa + 4i lipatan kulit ketiak! lipat paha! inter luteal! lipat payudara! antara jari tan an atau kaki! lans penis dan umbilikus berupa ber'ak berbatas te as! bersisik! basah dan eritematosa. ,esi dikelilin i
*

satelit berupa 0esikel dan pustul ke'il atau bula (bila pe'ah menin alkan daerah yan erosif! den an pin ir yan kasar dan berkemban seperti lesi primer). - 4aerah perianal + ,esi berupa maserasi dan menimbulkan pruritus ani. b. =eneralisata + ,esi terdapat pada labrous skin! lipat payudara! inter luteal! dan umbilikus! berupa ek2ematoid den an 0esikel dan pustul. '. Paronikia dan onikomikosis + Pada pekerja yan berhubun an den an air. ,esi kemerahan! pemben kakan tidak bernanah! kuku menebal! men eras dan menekuk! kadan ke'oklatan! tidak rapuh! tetap berkilat dan tidak terdapat sisa jarin a di bawah kuku. d. Kandidosis kutis ranulomatosa + ,esi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kunin ke'oklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta menimbul sepanjan 2 'm! lokasi serin di muka! kepala! kuku! badan! tun kai dan farin s. 3. Kandidosis sistemik a. &ndokarditis + Komplikasi akibat penyuntikan morfin dan setelah operasi jantun . b. 5enin itis + Karena penyebaran hemato en jamur. '. Pielonefritis d. 3eptikemia ". )eaksi id (kandidid) + Karena adanya metabolit 8andida! berupa 0esikel yan ber erombol! di sela jari tan an atau ba ian badan lain (di tempat tsb tidak ada elemen jamur). 3embuh bila lesi kandidiosis diobati. 9ji kulit den an kandidin (anti en 8andida) + (F).

Pato enesis terjadi apabila ada faktor + - 7aktor endo en 1. Perubahan fisiolo is a. Kehamilan! adanya perubahan p; pada 0a ina b. Ke emukan! karena banyak kerin at '. 4ebilitas d. Iatro enik
C

e. &ndokrinopati! an

uan ula darah pada kulit

f. Penyakit kronik! T/! 3,& den an keadaan umum yan buruk 2. 9mur + :ran tua dan bayi lebih mudah terinfeksi! dikarenakan status imunolo isnya tidak sempurna 3. Imunolo ik! penyakit enetik 7aktor ekso en 1. Iklim! panas dan kelembaban menyebabkan perspirasi menin kat 2. Kebersihan kulit 3. Kebiasaan merendam kaki yan terlalu lama dapat menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur ". Kontak den an penderita! misalnya pada thrus! balanopostitis

Kelainan yan disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi yan komplek antara pato enitas fun i dan mekanisme pertahanan pejamu. 7aktor penentu pato enitas 8andida + 1. 3pesies + =enus kandida mempunyai 2<< spesies! 1# spesies dilaporkan dapat menyebabkan proses pato en pada manusia. 8. albi'ans adalah kandida yan palin tin i pato enitasnya. 2. 4aya lekat + /entuk hifa dapat melekat lebih kuat daripada ermtube! sedan ermtube melekat lebih kuat daripada sel ra i. /a ian terpentin untuk melekat adalah suatu likoprotein permukaan atau mannoprotein. 4aya lekat ju a dipen aruhi oleh suhu lin kun an. 3. 4imorfisme + 8. albi'ans merupakan jamur dimorfik yan mampu tumbuh dalam kultur seba ai blastospora dan seba ai pseudohifa. 4imorfisme terlibat dalam pato enitas kandida. /entuk blastospora diperlukan untuk memulai suatu lesi pada jarin an den an men eluarkan en2im hidrolitik yan merusak jarin an. 3etelah terjadi lesi baru terbentuk hifa yan melakukan in0asi. ". Toksin + Toksin likoprotein men andun mannan seba ai komponen toksik. =likoprotein khususnya mannoprotein berperan seba ai adhesion dalam kolonisasi jamur. Kanditoksin seba ai protein intraseluler diproduksi bila 8. albi'ans dirusak se'ara mekanik. 5ekanisme pertahanan pejamu + 1. 3awar mekanik + Kulit normal seba ai sawar mekanik terhadap in0asi kandida. Kerusakan mekanik pertahanan kulit normal merupakan faktor predisposisi terjadinya kandidiasis.
1<

2. 3ubstansi antimikrobial non spesifik + ;ampir semua hasil sekresi dan 'airan dalam mamalia men andun substansi yan bekerja se'ara non spesifik men hambat atau membunuh mikroba. 3. 7a ositosis dan intra'ellular killin + Peran sel P5G dan makrofa jarin an untuk memakan dan membunuh spesies kandida merupakan mekanisme yan san at pentin untuk men hilan kan atau memusnahkan sel jamur. 3el ra i merupakan bentuk kandida yan siapdifa osit oleh ranulosit. 3edan kan pseudohifa karena ukurannya! susah difa osit. =ranulosit dapat ju a membunuh elemen miselium kandida. 5akrofa berperan dalam melawan 8andida melalui pembunuhan intraseluler melalui system mieloperoksidase (5P:). ". )espon imun spesifik + imunitas seluler meme an peranan dalam pertahanan melawaninfeksi kandida. Terbukti den an ditemukannya defek spesifik imunitas seluler padapenderita kandidiasi mukokutan kronik! pen obatan imunosupresif dan penderita den aninfeksi ;I6. Pembantu dia nosis 1. Pemeriksaan lan sun + kerokan kulit atau usapan mukokutan den an K:; 1<. atau pewarnaan =ram! terlihat sel ra i! blastopora atau hifa semu. 2. Pemeriksaan biakan + 4itanam dalam a ar dekstrosa lukosa 3abouraud! dapat diberi kloramfenikol untuk men'e ah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau suhu 3(o 8! koloni tumbuh dalam 2"-"* jam! berupa yeast-like-'olony. Identifikasi den an pembiakan pada 'orn meal a ar. Ket + 3abouraud berbentuk bulat den an permukaan sedikit 'embun ! halus! li'in dan kadan -kadan sedikit berlipat-lipat terutama pada koloni yan telah tua. Harna koloni putih kekunin an dan berbau asam seperti aroma tape. 8orn meal a ar terbentuk klamidospora terminal berdindin tebal dalam waktu 2"3% jam.

4ia nosis bandin Kandidosis kutis lokalisata &ritrasma 4ermatitis intertri inosa 4ermatofitosis (tinea)

Kandidosis kuku + tinea un uium Kandidosis 0ul0o0a initis Trikomonas 0a inalis


11

=onore akut ,eukoplakia ,iken planus

Pen obatan 1. 5en hindari atau men hilan kan faktor predisposisi 2. Topikal ,arutan un u selama 3 hari entian I-1. untuk selaput lendir! 1-2. untuk kulit! 2@Ehari

Gistatin + krim! salap! emulsi $mfoterisin / =rup a2ol 5ikona2ol 2. krim atau bedak Klotrima2ol 1. bedak! larutan! krim Tiokona2ol! bufona2ol! isokona2ol 3iklopiroksolamin 1. larutan! krim $ntimikotik spektrum luas

3. 3istemik Tablet nistatin + men hilan kan infeksi fokal dalam saluran 'erna! tidak diserap usus $mfoterisin / i0 Kotrima2ol per 0a inam + kandidosis 0a inalis! ketokona2ol atau itrakona2ol atau flukona2ol + sistemik Itrakona2ol + kandidosis 0ul0o0a inalis

Pro nosis umumnya baik! ber antun berat rin annya faktor predisposisi.

12

Tambahan

8andida albi'ans + jamur dimorfik kemampuannya untuk tumbuh dalam 2 bentuk yan dipen aruhi faktor e@ternal + 1. sel tunas yan berkemban menjadi sel ra i (blastospora) + bulat! lonjon atau bulat lonjon den an ukuran 2-# ? @ 3-% ? hin a 2-#!# ? @ #-2* ? 2. men hasilkan ke'ambah membentuk hifa semu 8andida memperbanyak diri den an membentuk tunas yan terus memanjan membentuk hifa semu hifa semu terbentuk den an banyak kelompok di sekitar septum menjadi klamidospora (berdindin tebal dan ber aris ten ah sekitar *-12 ?) Pertumbuhannya akan lebih baik pada p; antara "!# - %!#. 8andida membutuhkan senyawa or anik seba ai sumber karbon dan sumber ener i untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya. 9nsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat. Aamur ini merupakan or anisme anaerob fakultatif (mampu melakukan metabolisme sel dalam suasana anaerob maupun aerob). Proses pera ian (fermentasi) pada 8andida albi'ans dilakukan dalam suasana aerob dan anaerob. Karbohidrat yan tersedia dalam larutan dapat dimanfaatkan untuk melakukan metabolisme sel den an 'ara men ubah karbohidrat menjadi 8:2 dan ;2: dalam suasana aerob. 3edan kan dalam suasana anaerob hasil fermentasi berupa asam laktat atau etanol dan 8:2. Proses akhir fermentasi anaerob men hasilkan persediaan bahan bakar yan diperlukan untuk proses oksidasi dan pernafasan. Pada proses asimilasi! karbohidrat dipakai oleh 8andida albi'ans seba ai sumber karbon maupun sumber ener i untuk melakukan pertumbuhan sel. 8andida dapat dibedakan dari spesies lain berdasarkan kemampuannya melakukan proses fermentasi dan asimilasi. Pada kedua proses ini dibutuhkan karbohidrat seba ai sumber karbon. Pada proses fermentasi! jamur ini menunjukkan hasil terbentuknya as dan asam pada lukosa dan maltosa! terbentuknya asam pada sukrosa dan tidak terbentuknya asam dan as pada laktosa. Pada proses asimilasi menunjukkan adanya pertumbuhan pada lukosa! maltosa dan sukrosa namun tidak menunjukkan pertumbuhan pada laktosa. 3truktur 7isik

13

4indin sel berfun si seba ai pelindun ! tar et dari beberapa antimikotik! dalam proses penempelan! kolonisasi dan bersifat anti enik. 7un si utama dindin sel + memberi bentuk pada sel dan melindun i sel ra i dari lin kun annya. 8andida albi'ans mempunyai struktur dindin sel yan kompleks! tebalnya 1<< sampai "<< nm. Komposisi primer + lukan! manan dan khitin. 5anan dan protein berjumlah sekitar 1#!2 - 3<. dari berat kerin dindin sel! J-1!3-4- lukan dan JK1!%-4- lukan sekitar "( - %<.! khitin sekitar <!% - C.! protein % - 2#. dan lipid 1 - (.. /entuk miselium memiliki khitin ti a kali lebih banyak dibandin kan den an sel ra i. 4indin sel 8andida terdiri dari lima lapisan yan berbeda. 5embran sel 8andida + lapisan fosfolipid anda. 5emiliki aktifitas en2im seperti manan sintase! khitin sintase! lukan sintase! $TPase dan protein yan mentransport fosfat. 5embran sterol pada dindin sel seba ai tar et antimikotik dan tempat bekerjanya en2im-en2im yan berperan dalam sintesis dindin sel. 5itokondria pada 8andida merupakan pemban kit daya sel. 4en an men unakan ener i yan diperoleh dari pen abun an oksi en den an molekul-molekul makanan! or anel ini memproduksi $TP. 3eperti halnya pada eukariot lain! nukleus 8andida albi'ans merupakan or anel palin menonjol dalam sel. :r an ini dipisahkan dari sitoplasma oleh membran yan terdiri dari 2 lapisan. 3emua 4G$ kromosom disimpan dalam nukleus! terkemas dalam serat-serat kromatin. Isi nukleus berhubun an den an sitosol melalui pori-pori nu'leus. 6akuola berperan dalam sistem pen'ernaan sel! seba ai tempat penyimpanan lipid dan ranula polifosfat. 5ikrotubul dan mikrofilamen berada dalam sitoplasma. Pada 8andida albi'ans mikrofilamen berperan pentin dalam terbentuknya perpanjan an hifa. 3truktur =enetik 8andida mempunyai enom diploid. Kandun an 4G$ yan berasal dari sel ra i pada fase stasioner ditemukan men'apai 3!## ? E1<* sel. 9kuran kromosom + <!C# #!( 5bp. /eberapa metode men unakan $lternatin 7ield =el &le'trophoresis telah di unakan untuk membedakan strain 8andida albi'ans. Pato enesis 5enempelnya mikroor anisme dalam jarin an sel pejamu infeksi (diperantarai oleh komponen spesifik dari dindin sel mikroor anisme! adhesin dan reseptor). 5anan! manoprotein dan khitin yan mempunyai aktifitas adhesif. 3etelah
1"

penempelan penetrasi ke dalam sel epitel mukosa (aminopeptidase dan asam fosfatase) setelah penetrasi ter antun dari keadaan imun dari pejamu. 9mumnya 8andida dalam tubuh manusia seba ai saproba dan infeksi baru terjadi bila terdapat faktor predisposisi. /lastospora menjadi hifa semu dan tekanan dari hifa semu merusak jarin an in0asi ke jarin an. 6irulensi ditentukan oleh kemampuan jamur tersebut merusak jarin an serta in0asi ke dalam jarin an. &n2im-en2im yan berperan seba ai faktor 0irulensi adalah en2im-en2im hidrolitik seperti proteinase! lipase dan fosfolipase.

Immunolo i )espon imun pada jamur belum jelas benar. Penyakit jamur serin ditemukan pada host imunokompromais atau bila flora komersal normal mati akibat pemberian antibiotik spektrum luas yan lama. 3el utama yan berperan pada imunitas non spesifik terhadap jamur didu a netrofil. 4idu a netrofil melepaskan bahan fun isidal seperti fun isidal seperti oksi en reaktif dan en2im lisosom yan membunuh jarum. 5akrofa ju a berperan dalam respon imun terhadap infeksi jamur. - 3istem humoral Pada kandidiasis 0a ina terjadi elisitasi respon sistemik (I 5 dan I =) dan lokal (3 K I $). /elum jelas diketahui fun si protein antibodi 0a inal pada kandidiasis 0a ina! hanya saja pada beberapa penelitian dijumpai titer antibodi yan rendah pada penderita kandidiasis 0a ina. Penin katan kadar I & pada serum dan 0a ina pernah didapatkan pada beberapa wanita den an kandidiasis berulan . Halaupun total I & adalah normal. - 3istem fa ositik Halaupun polimorfonuklear leukosit dan monosit meme an peranan pentin dalam membatasi infeksi kandida sistemik dan in0asi ke jarin an! namun sel-sel fa ositik karakteristik tidak ditemukan pada 'airan 0a ina penderita kandidiasis 0a ina. 3el-sel fa ositik tidak 'ukup kuat untuk men'e ah kolonisasi kandida di mukosa 0a ina atau men'e ah in0asi kandida pada epitel 0a ina. 3el-sel P5G pada pemeriksaan histolo i terlihat terkonsentrasi di bawah lamina propria tetapi tidak kemotaktik si n yan mendoron sel tersebut bermi rasi ke lapisan yan lebih superfisial atau dalam 'airan 0a ina. - Pat'h test 'andida Pada penelitian tentan timbulnya sensiti0itas kontak terhadap anti en 8andida pada manusia dan babi =uinea di unakan anti en 8andida potent 11<< (Torii)
1#

den an 'ara pat'h test pada kulit. Pada babi =uinea seba ai binatan yan non imun! pat'h test menjadi reaktif "-# hari setelah aplikasi topikal 8andida! baik den an atau tanpa oklusif! sesuai den an timbulnya respon lambat pada injeksi anti en 8andida 1+1<.<<< intradermal. Pada manusia! semua oran dewasa sehat yan menunjukan reaksi hipersensiti0itas tipe lambat terhadap injeksi anti en 8andida 1+1<.<<< intradermal ju a menunjukkan pat'h test positif terhadap anti en 8andida 1+1<<. ;al ini menunjukkan hubun an bermakna antara besarnya respon den an test tersebut. 3ebaliknya! tidak positifnya reaksi pat'h test terhadap anti en 8andida 1+1<< pada kulit neonatus menunjukkan kuran nya irritability dari a ent test ini. ;asil ini ju a men indikasikan bahwa pada manusia sensiti0itas kontak terhadap anti en 8andida adalah suatu or anisme yan ada dimana-mana. Gilai praktis dari pat'h test 8andida untuk e0aluasi fun si imun pasien telah ditetapkan melalui penelitian prospektif pada pasien-pasien den an berba ai kelainan kulit. ;asil yan diperoleh men ambarkan beberapa nilai potensial dari test terhadap e0aluasi fun si imunitas seluler pasien terhadap anti en-anti en yan dapat berasal dari mana-mana.

Kandidiasis 0a ina berulan 3eba ian wanita penderita kandidiasis 0a ina simptomatik tidak menunjukan respon yan baik terhadap terapi dan timbul keadaan infeksi kronik. Penyebab timbulnya keadaan ini adalah faktor host dan faktor or anisme penyebab infeksi. Pada keadaan timbulnya kandidiasis berulan yan disebabkan oleh infeksi relaps dapat disimpulkan bahwa terapi pertama telah a al. ;al ini mun kin terjadi karena adanya or anisme yan tersembunyi dalam lumenatau dalam jarin an pada mukosa 0a ina. /eberapa penelitian menunjukan 2#. dari penderita wanita yan telah berhasil diberikan terapi dalam waktu 3< hari kemudian kultur 0a ina menjadi positif kembali! strain fun si yan didapat sama den an strain fun si terdahulu. /ila terapi awal kandidiasis 0a ina berhasil men eradikasi or anisme! maka infeksi berulan dapat menjelaskan timbulnya keadaan kandidiasis 0a ina kronik dan berulan . /eberapa faktor yan meme an peranan 'ukup pentin untuk berhasilnya suatu pen obatan kandidiasis berulan adalah kebersihan pribadi penderita! men'ari dan memberantas sumber infeksi penyebab terjadinya infeksi berulan dan infeksi baru kandidiasis 0a ina. 4idu a yan menjadi sumber infeksi kandidiasis 0a ina adalah tinja yan men andun kandida! kulit lipat paha dan enitalia pasan an seksual yan men andun kandida! kuku dan kotoran di bawah kuku yan men andun kandida dan air yan terkontaminasi kandida.

1%

=atal dan merah disebabkan karena inflamasi (# tanda radan )! refle@ atal merupakan refle@ spinal dan karena keadaan basah dan benda asin di tempat tersebut.

7un si kulit yan dirusak + epidermis (mikosis superfisialis)! menyeran korneum! rambut! kuku dan mukosa membran.

stratum

Aspek Imunologis In(eksi Candida ($mira)

,) -irulensi Jamur Candida

Terdapat dua faktor 0irulensi Candida +

a) Dinding Sel 7aktor 0irulensi Candida yan menentukan adalah dindin sel. 4indin sel berperan pentin karena merupakan ba ian yan berinteraksi lan sun den an sel pejamu. 4indin sel Candida men andun 2at yan pentin untuk 0irulensinya! antara lain turunan mannoprotein yan mempunyai sifat imunosupresif sehin a mempertin i pertahanan jamur terhadap imunitas pejamu! seperti pada Candida albicans yan men eluarkan mikotoksin diantaranya liotoksin yan mampu men hambat akti0itas fa ositosis dan menekan sistem imun lokal. Candida tidak hanya menempel! namun ju a penetrasi ke dalam mukosa. &n2im proteinase aspartil membantu Candida pada tahap awal in0asi jarin an untuk menembus lapisan mukokutan yan berkeratin.

$) Si(at dimor(ik Candida 7aktor 0irulensi lain adalah sifat dimorfik Candida. Daitu kemampuan Candida berubah bentuk menjadi pseudohifa. /ahkan seba ian peneliti menyatakan sifatnya yan pleomorfik. 3ifat morfolo is yan dinamis merupakan 'ara untuk beradaptasi den an keadaan sekitar. Terdapat dua bentuk utama Candida +
1(

o /entuk ra i (spora) o /entuk pseudohifa ( hifa! miselium! filamen). 4alam keadaan pato en! C. albicans lebih banyak ditemukan dalam bentuk pseudohifa dibandin kan bentuk spora. /entuk hifa mempunyai 0irulensi yan lebih tin karena + i dibandin kan bentuk spora

9kurannya lebih besar dan lebih sulit difa ositosis oleh sel makrofa ! sehin a mekanisme di luar sel untuk men eliminasi pseudohifa dari jarin an terinfeksi san atlah pentin . Terdapatnya titik-titik blastokonidia multipel pada satu filamen sehin jumlah elemen infeksius yan ada lebih besar. a

Perubahan dari komensal menjadi pato en merupakan adaptasi terhadap perubahan lin kun an sekitarnya. Pertumbuhan dan perubahan bentuk dari ra i menjadi hifa yan lebih in0asif ju a dipen aruhi imunitas selular. I7G-L memblok transisi bentuk sel ra i menjadi bentuk pseudohifa.

.) Imunomodulasi dan Ad esi Terdapat dua aspek utama dalam interaksi antara pejamu dan parasit! yaitu imunomodulasi respons imun pejamu serta adesi sel jamur pada hospes.

1. Imunomodulasi respons imun pejamu Imunomodulasi adalah kemampuan potensial sel Candida dalam memodulasi sistem imunolo i pejamu! berupa ran san an untuk menin katkan atau menurunkan reaksi imun pejamu. Mat seperti khitin! lukan! dan mannoprotein adalah kandun an yan terdapat dalam dindin sel yan berperan dalam proses imunomodulasi. )espons tersebut di antaranya menyebabkan diproduksinya sejumlah protein yan disebut seba ai heat shock proteins (hsp). Pada Candida, hsp ju a berperan dalam meran san respons imun pejamu! di sampin perannya dalam proses pertumbuhan. Pada Candida terdapat dua famili hsp yan dikenal! yaitu hspC< dan hsp(<.

2. $dhesi sel jamur pada hospes

1*

$spek interaksi yan kedua adalah adhesi yan merupakan syarat terjadinya kolonisasi. 4en an adhesi Candida melekat pada sel epitel! sel endotel! faktor terlarut! dan matriks ekstraselular. Interaksi antara Candida den an pejamu melibatkan sel fa osit! sel or an pejamu yan terinfeksi! matriks ekstraselular! dan protein yan terlarut dalam serum.

Protein yan berperan seba ai mediator adhesi dikelompokkan seba ai berikut + Protein serum (serum albumin dan transferin! fibrino en! fra men komplemen 83d! fra men komplemen i83b). Protein matriks ekstraselular (laminin! fibrone'tin! enta'tin! 0itrone'tin! kola en). 5annan adhesins dan protein pen ikat lain (mannan adhesins! protein hidrofobik! fimbriae! plastic-binding protein, epithelial binding lectin-like protein, aglutinin-like proteins! adhesi pada 3trepto'o''us spp.! bakteria lain) $dhesi pada protein sali0a.

3. )espon Imunolo is pada Infeksi Candida 3e'ara umum! per'obaan pada tikus memberi kesan bahwa imunitas selular dan humoral mempunyai peranan mayor dan minor dalam sistem pertahanan terhadap infeksi Candida. 3istem kekebalan yan berperan terhadap Candida adalah sistem kekebalan selular! limfosit T bertindak selaku re ulator utama. 3el 84"F dan 84*F mempunyai peranan dalam respons pejamu terhadap infeksi Candida dan merupakan komponen sentral dalam pertahanan pejamu yan memproduksi sitokin. 4alam dindin sel Candida terdapat bahan polidispersi yan mempunyai berat molekul tin i yan men induksi proliferasi limfosit! produksi I,-2 dan I7G-L! serta memban kitkan perlawanan sitotoksik sel GK. 7un si limfosit T dalam kekebalan terhadap Candida adalah memproduksi sitokin yan meran san dan menin katkan akti0itas kandidisidal sel efektor seperti sel 5G dan P5G. 3istem imun selular nonspesifik seperti yan diperankan oleh makrofa ! P5G! dan sel-sel GK lebih dominan pada infeksi sistemik dibandin kan infeksi superfisial dan mukosal. 3e'ara in vitro maupun in vivo diketahui bahwa sel 84"F adalah sel T yan terlibat dalam memban kitkan imunitas selular terhadap Candida. 3el 84*F ju a mempunyai efek ba i pertahanan tubuh terhadap Candida, hanya lebih ke'il dan
1C

tertutup oleh 84". &fek yan dibutuhkan dari 84" adalah kemampuan memproduksi sitokin! misalnya TG7-N! yan menin katkan akti0itas sel-sel fa ositik. 3timulasi sel mononuklear darah perifer manusia oleh Candida atau anti ennya men akibatkan diproduksinya beberapa sitokin yan berbeda. 3el mononuklear wanita sehat akan memproduksi TG7 dan I,-1. I,-1 merupakan sitokin yan memi'u produksi I,-2 oleh Th1. I,-2 akan meran san replikasi Th1. 3elain itu! Th1 memproduksi I7G-L yan dapat men inhibisi pembentukan erm tube. Peranan 84*F dalam pato enesis dan resolusi infeksi pada kandidosis mun kin membantu melisis P5G yan terinfeksi! memproduksi sitokin untuk men akti0asi sel fa osit! dan memodulasi akti0itas efektor sel-sel 84"F. 3itokin tidak hanya pentin seba ai pen hubun antara limfosit T dan sel fa osit! namun ju a pentin untuk koordinasi sel T.

Patologi "andidiasis pada pasien imuno"ompromis 8andida albi'ans umumnya menyebabkan infeksi superfisial kronik pada mukosa host den an defek sistem imun terutama pada pasien den an infeksi ;I6. Infeksi 'andida ini yan serin didapatkan yaitu 'andidiasis oropharin (oral). Pada infeksi jenis ini serin ditemukan mlekul perlekatan dan in0asi jarin an yan disebut 3$P (se'reted asparti' proteinase) yan palin tidak ada C turunannya.mekanisme pertahanan pada permukaan mukosa host terhadap 8.albi'ans diperantarai oleh 85I ('ell-mediated immunity) oleh sel T 84"F. 5ekanisme imun ini melibatkan sitokin dari T;1! dimana
2<

yan rentan infeksi 'andida adalah respon dari T;2. selain itu sekresi sistem imun terutama I $ ju a memainkan peranan. fun si dari I $ ini telah di publikasikan karena kemampuannya dalm men hambat perlekatan dari 8.albi'ans pada sell epitel bu''al (Longitudinal Study of Anti-Candida albicans ucosal !mmunity Against Aspartic "roteinases in #!$-!nfected "atients) Imunitas protektif terhadap 'andida melibatkan baik sel-sel alami atau adaptif dan respon imun humoral. data saat ini memperlihatkan proteksi terhadap penyakit sistemik di mediasi se'ara primer oleh imunitas alami melalui mekanisme mula-mula (neutrofil) dan imunitas humoral yan biasanya tidak sesuai pada pasien yan menerima obat-obatan imunosupresif dan atau terapi sitotoksik. Kesebalikannya proteksi terhadap penyakit 'andidiasis mu'o'utan diper'ayakan terhadap 85I dan sel T yan biasanya ter an u pada pasien den an defisiensi imunitas berat. 4ata saat ini menunjukan bahwa paien 858 memiliki susunan produksi sitokin yan berubah seba ai respon terhadap anti en 'andida yaitu den an turunnya E rendahnya produksi I,-2! penin katan produksi I,-% dan titer yan tin i dari I = dan I $ spesifik 'andida jumlahnya tetap den an jumlah produksi sitokin dari Th1 yan rendah dan Th2 yan tin i. Copyright % &''(, American Society for icrobiology. (deregulatedflas ). 5enurut wetao huan bahwa suatu mI,-1($EmI,-1($) yan merupakan sitokin proinflamatory diperlukan untuk pertahanan host in0i0o I,-1($ dapat merupakan terapi potensial ba i infeksi sistemik 8.albi'ans pada pasien imuno'ompromis den an 'an'er atau sindrom penurunan imunitas didapat. )e*uirement of !nterleukin-+,A for Systemic Anti Candida albicans #ost -efense in ice http.//000.1ournals.uchicago.edu/2!-/1ournal/issues/v+3'n(/(&++4/(&++4.html

;95:)$, I559GITD respon $ntibody se'ara umum dan spesifik pada 'andida se'ara berulan -ulan menunjukan hasil yan tetapEutuh. data dari 4 lili' dan I =re0enor menunjukan titer dari spesifik antibodi I = dan I $ yan san at tin i pada semua pasien.

T 8&,, 5&4I$T&4 I559GITD $G4 8DT:KIG&3 proteksi dari mu'o'utan 'andidiasis se'ara berulan -ulan menunjukan keter antun an pada imunitas seluler. Aelas bahwa pasien den an defek pada sel T (kombinasi defisiensi imun berat E=oer e syndrom)! dan utamanya sel T 84" F akan mudah terinfeksi oleh 'andida (patients den an $I43). baru-baru ini teridentifikasi bahwa pasien yan terlahir den an defisiensi pada reseptor i (I7G-O ammaP) dan (I,12) menunjukan kerentanan terhadap my'oba'teria serta 'andidiasis persisten. /eberapa penelitian menunjukan I7G-O ammaP dan I,-12 diperlukan untuk
21

keberlan sun an hidup dan pembersihan dari infeksi. % &''+ 2ournal of Clinical "athology

Aspek imunologi (Hinda) 8andidiasis menyebabkan reaksi hipersensiti0itas yaitu lesi 0esikular yan menyebar dan atal! disebut reaksi id akibat anti en non-infektif yan dihasilkan. Kulit memiliki asam lemak rantai panjan yan bersifat anti- Candida. Keasaman pada 0a ina ju a merupakan faktor pentin dalam menekan jumlah Candida. 5anusia memiliki sistem imun alamiah dan sistem imun adaptif. 3istem imun alamiah antara lain barrier epitel yan terdapat pada kulit ataupun mukosa astrointestinal. Pada lapisan epitel kulit terdapat leukosit intraepitelial dan sel dendritik (sel ,an erhans). $nti en pada Candida terletak pada dindin sel! berupa protein atau polisakarida. Ketika Candida men in0asi epitel kulit pada stratum korneum! sel dendritik akan men enali protein anti en pada dindin jamur lalu merespresentasikannya ke sel T; yan terdapat pada nodus limfatikus seba ai antigen presenting cell ($P8) untuk meran san sistem imun adaptif.

22

Anda mungkin juga menyukai