Anda di halaman 1dari 4

Dalam tubuh manusia terdapat kurang lebih 1 kg kalsium.

Dan 99% dari jumlah ini berada di dalam tulang, dimana kalsium bersama dengan fosfat membentuk kristal hidroksiapatit yang merupakan komponen anorganik dan struktur skeleton. Tulang merupakan jaringan yang dinamis dan terus mengalami peremajaan (remodeling) dalam menghadapi perubahan tegangan dalam kondisi yang stabil terdapat keseimbangan antara pembentukkan tulang yang baru dan resorpsi tulang.Kalsium ( a) adalah mineral makro yang paling banyak dibutuhkan di dalam tubuh disimpan pada tulang, gigi dan sebagian besar pada kulit dan kerangka tubuh. !e"ara kuantitatif fungsi utama kalsium adalah pada pembentukan tulang. Tulang tidak saja berfungsi untuk menunjang struktur komponen tubuh tetapi juga mempunyai fungsi fisiologis penting dalam jaringan dalam menyediakan kalsium untuk mempertahankan sistem homeostasis tubuh (#iliang, $%%1). &ungsi lain dari kalsium yaitu untuk perkembangan gigi, produksi air susu, transmisi impuls saraf, konstraksi dan relaksasi otot, membantu penyerapan 'itamin (1$, pemeliharaan eksitabilitas urat daging yang normal (bersama)sama dengan K dan *a), regulasi denyut jantung, geraka)gerakan urat daging, pembekuan darah dan mengaktifkan serta menstabilkan beberapa en+im (#arakkasi, 1999). Defisiensi kalsium pada ternak dapat menyebabkan riketsia, osteoporosis, osteomalasia, pertumbuhan terlambat, hipertropi kelenjar parathiroid, dan milk fe'er (,nder-ood, et al., 19.1).!ebagian besar kalsium dalam tulang tidak bisa dipertukarkan se"ara bebas dengan kalsium dalam "airan ekstrasel. /adi, disamping peranan mekanismnya, tulang juga berfungsi sebagai tempat "adangan kalsium yang besar. !ekitar 1% dari ion a$0 skeletal terdapat dalam depot yang bisa dipertukarkan se"ara bebas dan bentuk kalsium ini bersama dengan 1% lainnya dari total jumlah kalsium tubuh yang ditemukan di dalam ruang periosteum, merupakan depot a$0 yang bisa ber"ampur (1urray, et al., 1999). 2ormon yang berperan dalam metabolisme kalsium adalah hormon paratiroid (#T2), kalsitriol, dan kalsitonin. Ketiga hormon ini berperan dalam mengatur jumlah kalsium dalam "airan ekstrasel dengan mempengaruhi pengangkutan kalsium melintasi membran yang memisahkan "airan ekstrasel dengan ruang "airan periosteal. #roses pengangkutan ini terutama dirangsang oleh hormon paratiroid (#T2), tetapi kalsitriol juga ikut terlibat.#lasma kalsium terdapat dalam tiga bentuk3 (1) bentuk senya-a kompleks dengan asam organik4 ($) bentuk yang terikat dengan protein4 dan (5) bentuk terionisasi. !ekitar 6% dari jumlah total kalsium membentuk senya-a kompleks dengan sitrat, fosfat, dan anion lainnya. !isanya dibagi hampir sama besar dengan bentuk yang terikat)protein (terutama terikat dengan albumin) dan bentuk terionisasi (bentuk tidak terikat). Kalsium dalam bentuk terionisasi ( a$0), yang dipertahankan pada konsentrasi antara 1,1)1,5 mmol78 dalam sebagian besar mamalia, burung, dan ikan air ta-ar, merupakan fraksi yang biologis)aktif. 9rganisme tersebut memiliki toleransi yang sangat ke"il terhadap penyimpangan bermakna dari kisaran konsentrasi normal. /ika kadar konsentrasi terionisasi menurun, he-an tersebut akan semakin mudah tereksitasi (hypere:itable) dan dapat menderita serangan kejang tani. Kenaikan kalsium plasma yang nyata dapat mengakibatkan kematian, karena paralisis otot dan koma.;on kalsium bersama dengan ion fosfat (sebagai "ounter )ion) terdapat pada atau di dekat produk solubilitasnya di dalam plasma. Denngan demikian, pengikatan protein dapat memberikan perlindungan terhadap presipitasi dan kalsifikasi ektopik. #erubahan konsentrasi protein plasma (terutama albumin, -alaupun glubulin juga mengikat kalsium) mengakibatkan perubahan paralel pada jumlah total kalsium plasma. Kaitan antara kalsium dan protein plasma tergantung pada p2, asidosis akan memudahkan terbentuknya kalsium terionisasi. !edangkan alkalosis akan meningkatkan pengikatan dan sekaligus penurunan kadar a$0. <lkalosis mungkin menjadi penyebab perasaan baal dan kesemutan yang menyertai sindrom hiper'ebtilasi, yang menimbulkan keadaan alkalosis resoiratorik akut (1urray, et al., 1999).(erdasarkan latar belakang di atas, maka dipandang perlu dilakukan pengkajian se"ara spesifik terkait hormon) hormon yang berperan dalam mengatur metabolisme kalsium dan mekanisme kerja dari hormon)hormon tersebut dalam mempengaruhi metabolisme kalsium. Dari hasil kajian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pemba"a dan masyarakat pada umumnya akan pentingnya kalsium dalam tubuh dan hormon)hormon yang mempengaruhi metabolisme kalsium. #eranan Kalsium dalam TubuhKalsium erat sekali dengan pembentukan tulang. !umber utama kebutuhan segera tulang baru, terdapat dalam "airan tubuh dan sel. Kalsium juga sangat penting untuk mengatur sejumlah besar akti'itas sel yang 'ital, fungsi syaraf dan otot, kerja hormon, pembekuan darah, motilitas seluler dan khusus pada ayam petelur berguna untuk pembentukan kerabang telur. !umber mineral kalsium terutama berasal dari he-an

dan sintetis yaitu feeding bone meal, bone meal (steamed), bone "har, tri"alsium fosfat, dikalsium, monokalsium, ground limestone dan kalsium karbonat. !umber lainnya adalah susu yaang mengandung lebih dari 11= mg persen. #adi)padian umumnya rendah kalsium. Tepung gandum putih mengandung kira)kira $% mg. (eras mengandung kurang lebih 6 mg kalsium per 1%%g. daging umumnya merupakan sumber yang miskin akan kalsium dan hanya mengandung 1%)1= mg . !ayuran umumnya merupakan sumber kalsium yang kurang baik.Kalsium yang dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan dan akti'itas yang dijalankan. #ada ibu hamil dan menyusui, kalsium yang dibutuhkan lebih banyak. Tabel /umlah kalsium yang dibutuhkan berdasarkan usia disajikan seperti pada Tabel 1.Tabel 1. Kebutuhan Kalsium bagi Tubuh dalam (erbagai ,sia ,sia Kebutuhan Kalsium Kurang dari 1 tahun $1% ) $>% mg 1 tahun ) 5 tahun =%% mg ? tahun ) . tahun .%% mg 9 tahun ) 1. tahun 15%% mg 19 tahun ) =% tahun 1%%% mg lebih dari =% tahun 1$%% mg !umber3 ,nder-ood, et al., 19.1 Kerja kalsium tampaknya melalui reseptor protein intrasel (kalmodulin) yang mengikat ion)ion kalsium bila konsentrasinya mengikat sebagai respon terhadap stimulus. (ila kalsium terikat pada kaalmodulin maka dapat mengatur akti'itas sejumlah besar en+im, termasuk berperan dalam metabolisme siklik nukleotida, fosforilasi protein, fungsi sekresi, kontrsksi otot, penyususnan mikrotubuli, metabolisme glikogen, dan pengaliran kalsium. @ejala defisiensi kalsium adalah tetani, gangguan otot dan syaraf yang berhubungan. @ejala) gejala ini terjadi paling sering akibat defisiensi 'itamin D, hipoparatiroidisme, atau insufisiensi ginjal, tetapi kekurangan kalsium juga sebagai salaah satu penyebabnya. @ejala yang lain adalah osteoporosis dan ri"ketsia. $.$ #eranan 2ormon #aratiroid (#T2)$.$.1 <natomi Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sul"us pharyngeus ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sul"us pharyngeus keempat "enderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial. Kelenjar yang berasal dari sul"us pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub ba-ah tiroid. <kan tetapi, sering kali posisinya sangat ber'ariasi. Kelenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub ba-ah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan berada dimediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. (Ko+ier, et al.,1995. ) @ambar $. !el Kelenjar paratiroid (!umber3 2aAiAi, $%%. ) !e"ara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya. *amun, letak masing)masing paratiroid dan jumlahnya dapat "ukup ber'ariasi, jaringan paratiroid kadang) kadang ditemukan di mediastinum.!etiap kelenjar paratiroid panjangnya kira)kira 6 milimeter, lebar 5 milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak "oklat kehitaman. Kelenjar paratiroid orang de-asa terutama terutama mengandung sel utama ("hief "ell) yang mengandung apparatus @olgi yang men"olok plus retikulum endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (#T2). !el oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya #ada manusia, sebelum pubertashanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini tidak ditemukan.&ungsi sel oksifil masih belum jelas, sel)sel ini mungkin merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon. $.$.$ &isiologiKelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, #T2) yang bersama)sama dengan Bit D5, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. !intesis #T2 dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. #T2 akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. /adi #T2 akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (!melt+er, $%%1.)Kelenjar paratiroid berfungsi dalam mensekresikan hormon paratiroid atau parathormon disingkat #T2. #T2 berfungsi mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. 9rgan targetnya adalah tulang, ginjal dan usus ke"il (duodenum). Terhadap tulang, #T2 mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, #T2 mengaktifkan 'itamin D. Dengan 'itamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. !elain itu, hormon #T2 akan berfungsi meningkatkan reabsorpsi a dan 1g di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran #osfat, 2 95) dan *a. Karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek #T2 lebih besar terhadap tulang. &aktor yang mengontrol sekresi #T2 adalah kadar kalsium serum disamping tentunya

#T!2. #aratiroid hormone (#T2) merupakan hormon yang berperan dalam metabolisme kalsium ( a$0). #eran #T2 dalam tubuh antara lain3a. menurunkan ekskresi kalsium ginjal sehingga konsentrasi kalsium dalam "airan ekstrasel meningkatb. meningkatkan ekskresi fosfat melalui ginjal sehingga konsentrasinya dalam "airan ekstrasel menurun". meningkatkan laju disolusi tulang yang menggerakkan a$0 masuk ke dalam "airan ekstraseld. meningkatkan efisiensi absorbsi a$0 dari usus e. men"egah hipokalsemia dengan mengorbankan substansi tulang (bila asupan a$0 dari makanan kurang dan berlangsung lama.#T2 bekerja melalui reseptor membran. Ceseptor ini hanya terdapat pada tulang dan ginjal. ;nteraksi hormon reseptor mengaktifkan adenilil siklase membentuk "<1# sebagai messenger. $.$.5 !intesis, !ekresi dan 1etabolisme #T21. #T2 disintesis dengan .? asam amino. #T21)5? memiliki akti'itas biologi penuh, #T2$=)5? bertanggungbja-ab atas pengikatan reseptor.$. #rekursor langsung #T2 adalah pro#T2 dengan ujung terminal amino yang bersifat sangat alkalis terdiri dari 11= asam amino. #rekursor pro)#T2 adalah prepro)#T2 yang memiliki $= asam amino pada ujung terminal amino dan bersifat hidrofobik sebagai sinyal atau pemandu.5. #repro)#T2 dipindahkan ke dalam reti"ulum endoplasma. !elama proses pemindahan ini $= asam amino pemandu dikeluarkan hingga tersisa pro)#T2. #ro)#T2 kemudian diangkut ke dalam apparatus golgi dan di dalam apparatus golgi en+im akan mengeluarkan e:tension pro sehingga tersisa #T2 yang matur.?. #T2 dilepaskan dari aparatus golgi di dalam 'esikel sekretorik dan akan mengalami 5 peristi-a yaitu3 pengangkutan ke dalam depot penyimpanan, penguraian dan sekresi langsung. $.$.? #engaturan !intesis #T21. (iosintesis dan sekresi #T2 sangat dipengaruhi oleh a$0.(ila kadar a$0 dalam plasma turun maka #T2 mC*< turun mengakibatkan sintesis #T2 akan meningkat. Konsentrasi a$0 turun akan menurunkan ke"epatan penguraian pro #T2 menjadi #T2, begitu pula sebaliknya.$. 1,$=(92)$)D5 (Kalsitriol) juga memegang peranan penting.Kompleks reseptor)kalsitriol mengikat 1 atau lebih BDCD ('itamin D response element) yang ada pada region gen #T2 dan menghambat transkripsi gen tersebut. 2al ini mengakibatkan penurunan produksi #T2 mC*<.5. !intesis #T2 dapat meningkat bila ukuran dan jumlah sel yang memproduksi #T2 meningkat. Keadaan ini dapat terjadi pada hipokalsemia lama atau defisiensi kalsitriol. $.$.= #engaturan 1etabolisme#enguraian menjadi #T2 terjadi sekitar $% menit setelah pro#T2 terbentuk.1. #T2 yang dihasilkan dapat disekresikan segera atau disimpan dalam 'esikel penyimpanan untuk sekresi berikutnya.$. !ebagian besar #T2 yang baru disintesis akan diuraikan. Dn+im proteolitik Katepsin ( dan D dijumpai dalam jaringan paratiroid. Katepsin ( akan menguraikan #T2 menjadi $ fragmen yaitu #T21)56 dan #T25>).?. #T21)56 akan dipe"ah menjadi di dan tri peptide, sedangkan #T25>).? tidak diurai lagi.5. #roteolisis tidak hanya terjadi dalam paratiroid namun juga di hati (sel Kupfer) dan ginjal.$.$.6 #engaturan !ekresi1. #engaturan sekresi #T2 pada a-alnya terjadi karena reseptor membran sel berikatan dengan protein @ yang menstimulasi fosfolipase untuk mengubah #;#$ menjadi ;#5. ;#5 akan meningkatkan kadar a$0 intrasel yang kemudian akan mema"u sekresi #T2.$. a$0 juga dapat menghambat sekresi #T2 dengan "ara merusak en+im adenilil siklase sehingga "<1# tidak terbentuk. $.$.> #atofisiologi#atofisiologi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hipoparatiroidisme dan hiperparatiroidisme. Kedua jenis ini dijelaskan se"ara rin"i sebagai berikut.1. 2ipoparatiroidisme1erupakan keadaan kekurangan paratiroid hormone. Tanda biokimia-i berupa penurunan ion kalsium dalam serum dan kenaikan fosfat dalamserum. @ejalanya meliputi31. iritabilitas neuromuskuler ringan menimbulkan tetani dan kram otot.$. bila berat dan akut menimbulkan paralisis tetanik otot)otot repiratorius, laringospasme, kon'ulsi berat dan kematian.5. bila berlangsung lama mengakibatkan perubahan kulit, katarak dan kalsifikasi ganglia basalis otak.#enyebab tersering adalah pengangkatan atau kerusakan se"ara tidak sengaja ketika ada pembedahan leher (hipoparatiroidisme sekunder) atau karena destruksi autoimun kelenjar paratiroid (hipoparatiroid primer). #seudohipoparatiroidisme dapat terjadi dan merupakan gangguan yang dapat di-ariskan. #ada penyakit ini dihasilkan #T2 yang biologis aktif tetapi terdapat resistensi end)organ terhadap efek #T2. #ada kondisi ini biasanya terjadi berbagai anomali pertumbuhan termasuk pera-akan pendek, tulang meta"arpal atau metatarsal pendek dan retardasi mental. $. 2iperparatiroidisme1erupakan kondisi dimana produksi #T2 berlebihan, biasa disebabkan oleh adenoma paratiroid, hyperplasia paratiroid atau produksi ektopik #T2 atau #T2C# (#T2 related peptide), suatu peptide yang mirip #T2. #T2C# banyak ditemukan pada berbagai karsinoma.Tanda bioimia-i hiperparatiroidisme adalah kenaikan ion kalsium serum dan #T2 serta penurunan kadar fosfat serum. @ejala yang mun"ul pada hiperparatiroidisme yang berlangsung lama men"akup resorpsi ekstensif tulang dan

beberapa akibat pada ginjal termasuk batu ginjal, nefrokalsinosis, infeksi pada traktus urinarius dan penurunan fungsi ginjal (Cumahorbor, 2.,1999) .2iperparatiroid sekunder ditandai oleh hyperplasia kelenjar paratiroid, hipersekresi #T2 dapat dilihat pada penderita gagal ginjal progresif. Kondisi ini dapat terjadi karena absorbs kalsium dalam usus tidak efisien dan sebagai kompensasinya #T2 dilepaskan untuk menjaga kadar kalsium tetap normal dalam "airan ekstrasel.1ekanisme hiperparatiroidisme, defisiensi nutrisi kalsium oleh #T2, dan lini"al guide to #T2 assay se"ara berturut)turut disajikan pada @ambar ?, =, dan 6. @ambar ?. 1ekanisme 2iperparatiroidisme @ambar =. Defisiensi nutrisi kalsium oleh #T2 @ambar 6. lini"al guide to #T2 assay $.5 #eranan 2ormon Kalsitriol (1,$=(92)$) D5)Kalsitriol berperan dalam absorbsi kalsium dan fosfat di usus. Kalsitriol disekresi dalam kulit, hati dan ginjal. !ekresinya memerlukan 'itamin D dan sinar matahari. 2ormon ini bekerja melalui ikatan dengan reseptor intrasel. Kompleks hormon reseptor terikat dengan unsur respon 'itamin D yang spesifik mempengaruhi transkripsi gen. !asarannya adalah gen yang terlibat dalam pengangkutan kalsium ke dalam dan keluar usus ( (# E al"ium (inding #rotein).Kelainan yang terjadi pada usia anak)anak berupa rakhitis (riketsia), terjadi karena defisiensi 'itamin D sehingga pembentukan kalsitriol terganggu. Ditandai dengan kadar kalsium dan fosfor yang rendah dalam plasma darah dan tulang yang mineralisasinya buruk disertai dengan deformitas skeletal. #ada orang de-asa defisiensi 'itamin D menyebabkan osteomalasia. #ada kondisi ini penyerapan kalsium dan fosfor menurun, demikian juga kadar keduanya dalam "airan ekstrasel. <kibatnya proses mineralisasi tulang terganggu dan tulang akan memiliki struktur yang lemah. @anbar >. Ceaksi #embentukan dan 2idroksilasi Bitamin D5 . #roses $=)2iroksilase berlangsung dalam hati, sementara hidroksilase lainnya di dalam ginjal. $?,$=(92)$)D5 dan 1,$?,$=(92)5)D5 kemungkinan turut pula terbentuk. (!umber3 <ppleton F 8ange, 199=) $.5.1 Ceseptor Kalsitriol Ceseptor kalsitriol merupakan anggota dari famili reseptor steroid. Domain pengikatan)ligand pada reseptor ini akan mengikat kalsitriol dengan afinitas yang tinggoi dan kapasitas yang rendah. #roses pengikatan ini bersifat dapat jenuh, spesifik, dan re'ersibel. Ceseptor tersebut memiliki domain pengikatan D*< yang tampaknya mengandung motif +in" finger yang menjadi "iri khas reseptor hormon steroid lainnya. $.5.$ #roduk @en yang Tergantung)Kalsitriol!elama beberapa tahun telah diketahui bah-a respon proses pengangkutan kalsitriol dalam usus memerlukan C*< dan sintesis protein. #roses pengikatan reseptor kalsitriol pada kromatin di dalam nukleus menunjukkan bah-a kalsitriol mampu merangsang transkripsi gen dan pembentukkan mC*< yang spesifik. ...........................................................................................dst

https://plus.google.com/100070004133669822233/posts/7qxLV1r76ZT

Anda mungkin juga menyukai

  • Indeks CPITN
    Indeks CPITN
    Dokumen5 halaman
    Indeks CPITN
    Paramitha Wahyu
    0% (1)
  • Uraian Interpretasi Panoramik
    Uraian Interpretasi Panoramik
    Dokumen2 halaman
    Uraian Interpretasi Panoramik
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Soal Latihan
    Soal Latihan
    Dokumen8 halaman
    Soal Latihan
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Bleaching
    Bleaching
    Dokumen3 halaman
    Bleaching
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Klasifikasi Perdarahan Dan Waktu Normal Sken4blok13
    Klasifikasi Perdarahan Dan Waktu Normal Sken4blok13
    Dokumen1 halaman
    Klasifikasi Perdarahan Dan Waktu Normal Sken4blok13
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Donatur Dosen
    Donatur Dosen
    Dokumen5 halaman
    Donatur Dosen
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Ergonomi Penanggulangan
    Ergonomi Penanggulangan
    Dokumen2 halaman
    Ergonomi Penanggulangan
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Surat Cuti
    Surat Cuti
    Dokumen2 halaman
    Surat Cuti
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Telkomedika PDF
    Telkomedika PDF
    Dokumen36 halaman
    Telkomedika PDF
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal Kegiatan Pentas Seni
    Contoh Proposal Kegiatan Pentas Seni
    Dokumen3 halaman
    Contoh Proposal Kegiatan Pentas Seni
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Aggresive Periodontitis
    Aggresive Periodontitis
    Dokumen5 halaman
    Aggresive Periodontitis
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Nus Noma
    Nus Noma
    Dokumen4 halaman
    Nus Noma
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Donatur
    Donatur
    Dokumen5 halaman
    Donatur
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Lo Sken 6
    Lo Sken 6
    Dokumen12 halaman
    Lo Sken 6
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Benerin
    Benerin
    Dokumen1 halaman
    Benerin
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • 7 Blok 4
    7 Blok 4
    Dokumen30 halaman
    7 Blok 4
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Kelas I
    Kelas I
    Dokumen1 halaman
    Kelas I
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Klasifikasi Komposit
    Klasifikasi Komposit
    Dokumen3 halaman
    Klasifikasi Komposit
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Kelas I
    Kelas I
    Dokumen1 halaman
    Kelas I
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Poli KB
    Poli KB
    Dokumen3 halaman
    Poli KB
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Biostatistik
    Biostatistik
    Dokumen2 halaman
    Biostatistik
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Benerin
    Benerin
    Dokumen1 halaman
    Benerin
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Fosfat
    Fosfat
    Dokumen2 halaman
    Fosfat
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Poli KB
    Poli KB
    Dokumen3 halaman
    Poli KB
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Gigi Secara Singkat
    Anatomi Gigi Secara Singkat
    Dokumen31 halaman
    Anatomi Gigi Secara Singkat
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Fosfat
    Fosfat
    Dokumen2 halaman
    Fosfat
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Kirim
    Kirim
    Dokumen5 halaman
    Kirim
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Muskulo
    Muskulo
    Dokumen3 halaman
    Muskulo
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Fosfat
    Fosfat
    Dokumen2 halaman
    Fosfat
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat
  • Biosintesis Asilgliserol Dan Sfingolipid
    Biosintesis Asilgliserol Dan Sfingolipid
    Dokumen13 halaman
    Biosintesis Asilgliserol Dan Sfingolipid
    Paramitha Wahyu
    Belum ada peringkat