MODUL STATIC ROUTING

I.

TEORI DASAR Routing statis (Static Routing) biasanya digunakan ketika routing dari suatu jaringan ke jaringan stub. Jaringan stub adalah suatu jaringan yang diakses dengan route tunggal. Sebagai contoh lihat gambar dibawah, dimana jaringan 172.16.3.0 adalah jaringan stub, dan R1 adalah stub router.

Perintah yang digunakan untuk konfigurasi static route adalah sebagai berikut:

Router(config)#ip route network-address subnet-mask {ip-address | exitinterface }

Dimana: network-address adalah alamat dari jaringan tujuan pada jaringan remote untuk ditambahkan pada tabel routing.

Subnet mask adalah subnet mask dari jaringan remote Ip address adalah next-hop router IP address Exit-interface adalah interface yang digunakan untuk meneruskan paket ke jaringan tujuan.

Untuk verifikasi konfigurasi static route gunakan pernitha berikut : II. III. Show ip route Show running-config.

TUJUAN Dapat mengetahui pengkabelan jaringan sesuai topologi jaringan Melakukan konfigurasi dasar pada router Konfigurasi dan mengaktifkan interface serial dan Ethernet. Pengujian konekttifitas. Trouble shooting konektifitas antar jaringan. Konfigurasi static routing menggunakan intermediate address Konfigurasi static routing menggunakan exit interface Konfigurasi default static route.

PERALATAN 3 router 1841 3 switch 2960-24tt 3 pc-pt Kabel straight through Kabel serial

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN

TABEL IP ADDRESS

1) Rancanglah jaringan seperti pada diagram topologi dan gunakan kabel yang sesuai. 2) Lakukan konfigurasi dasar pada router: a) Nama router b) Password router c) IP address pada interface router R1,R2, dan R3. 3) Lakukan konfigurasi IP address pada PC1, PC2, dan PC3. 4) Lakukan test koneksi dari PC ke default gateway dengan menggunakan perintah ping ip address a. Dari PC1 ke default gateway

b. Dari PC2 ke default gateway c. Dari PC3 ke default gateway Jika koneksi gagal, lakukan pengecekan : a) Kabel yang digunakan b) Konfigurasi PC. c) Interface router dengan perintah show ip interface brief 5) Lakukan test koneksi dari interface router ke interface router lain yang terhubung langsung(directly connected) dengan

menggunakan perintah ping ip address a. Dari router R2 ke router R1(172.16.2.1) b. Dari router R2 ke router R3(192.168.1.1) Jika koneksi gagal, lakukan pengecekan : a) Kabel yang digunakan b) Konfigurasi Router c) Apakah router DCE sudah di set clock rate ? d) Apakah interface sudah diaktif/belum? e) Interface router dengan perintah show ip interface brief 6) Lakukan test koneksi antara peralatan yang tidak terhubung lansung dengan perintah ping ip address. a. Dari PC3 ke PC1 b. Dari PC3 ke PC2 c. Dari PC2 ke PC1 d. Dari router R1 ke router R3 NOTE : Keseluruhan proses ping a sampai d, seharusnya gagal, kenapa? 7) Lakukan pengecekan tabel routing pada masing-masing router, dengan perintah show ip route. 8) Lakukan konfigurasi static route menggunakan next-hop address. a. Pada R3, konfigurasi static route ke jaringan 172.16.1.0 dengan menggunakan interface serial 0/0/1 pada R2.

R3(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 192.168.1.2 b. Pada R3, konfigurasi static route ke 172.16.3.0

menggunakan interface serial 0/0/1 pada router R2. R3(config)# ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 192.168.1.2 c. Pada R2, konfigurasi static route ke jaringan 192.168.2.0 dengan menggunakan interface serial 0/0/1 pada R3 menggunakan interface serial 0/0/1 pada R3. R2(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.1.1 9) Lakukan konfigurasi static route menggunakan exit interface. a. Pada R3, konfigurasi static route ke 172.16.2.0

menggunakan interface serial 0/0/1 pada router R3. R3(config)# ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 Serial0/0/1

b. Pada

R2,

konfigurasi

static

route

ke

172.16.3.0

menggunakan interface serial 0/0/0 pada router R2. R2(config)# ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 Serial0/0/0 10) Pada tahapan sebelumnya, telah dikonfigurasi static route untuk tujuan yang spesifik. Hal ini tidak dapat dilakukan untu jaringan internet, karena jumlah router yang sangat banyak. Untuk memninimal jumlah tabel routing, tambahkan default static route. Suatu router menggunakan default route jika tidak ada route yang spesifik ke tujuan. Pada router R1 kita asumsikan R1 adalah stub router, berarti R2 adalah default gateway bagi R1. Jika R1 mempunyai paket untuk dirutekan ke selain jaringan yang terdapat pada R1, R1 akan mengirimkan paket ke R2, maka pada R1 perlu dikonfigurasi default static route, sebagai berikut :

R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.2.2 Dimana router R1 menggunakan default route melalui interface serial 0/0/0 (172.16.2.2) sebagai next-hop.

V.

PENGAMBILAN DATA A. Test koneksi dari PC ke default gateway

KONEKSI PC1 ke Default Gateway

OUTPUT PING
Pinging 172.16.3.1 with 32 bytes of data:

Reply from 172.16.3.1: bytes=32 time=130ms TTL=255 Reply from 172.16.3.1: bytes=32 time=30ms TTL=255 Reply from 172.16.3.1: bytes=32 time=40ms TTL=255 Reply from 172.16.3.1: bytes=32 time=40ms TTL=255

Ping statistics for 172.16.3.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 30ms, Maximum = 130ms, Average = 60ms

PC2 ke Default Gateway

Pinging 172.16.1.1 with 32 bytes of data:

Reply from 172.16.1.1: bytes=32 time=90ms TTL=255 Reply from 172.16.1.1: bytes=32 time=30ms TTL=255 Reply from 172.16.1.1: bytes=32 time=40ms TTL=255 Reply from 172.16.1.1: bytes=32 time=40ms TTL=255

Ping statistics for 172.16.1.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 30ms, Maximum = 90ms, Average = 50ms

PC3 ke Default Gateway

Pinging 192.168.2.1 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=100ms TTL=255 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=40ms TTL=255 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=40ms TTL=255 Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time=40ms TTL=255

Ping statistics for 192.168.2.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 40ms, Maximum = 100ms, Average = 55ms

B. Test koneksi dari interface router ke interface router lain yang terhubung langsung(directly connected).

KONEKSI Router R2 ke router

OUPUT PING
Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.2.1, timeout is 2 seconds: !!!!! Success rate is 100 percent (5/5), round-trip

R1(172.16.2.1)

min/avg/max = 10/18/20 ms

Router

R2

ke

router

Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.1.1, timeout is 2 seconds: !!!!! Success rate is 100 percent (5/5), round-trip

R3(192.168.1.1)

min/avg/max = 20/20/20 ms

C. Test koneksi antara peralatan yang tidak terhubung lansung.

KONEKSI PC3 ke PC1

OUTPUT PING
Pinging 172.16.3.10 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.2.1: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.1: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.1: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.1: Destination host unreachable.

Ping statistics for 172.16.3.10: Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss)

PC3 ke PC2

Pinging 172.16.1.10 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.2.1: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.1: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.1: Destination host unreachable. Reply from 192.168.2.1: Destination host unreachable.

Ping statistics for 172.16.1.10: Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss)

PC2 ke PC1

Pinging 172.16.3.10 with 32 bytes of data:

Reply from 172.16.1.1: Destination host unreachable. Reply from 172.16.1.1: Destination host unreachable. Reply from 172.16.1.1: Destination host unreachable. Reply from 172.16.1.1: Destination host unreachable.

Ping statistics for 172.16.3.10: Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss)

Router R1 ke Router R3

Type escape sequence to abort. Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.1.1, timeout is 2 seconds: ..... Success rate is 0 percent (0/5)

D. Test Interface Router berdasarkan percobaan 4 dan 5 Router R1 Output show ip interface brief
Interface IP-Address OK? Method Status Protocol

FastEthernet0/0

172.16.3.1

YES manual up

up

FastEthernet0/1

unassigned

YES manual administratively down down

Serial0/0/0

172.16.2.1

YES manual up

up

Serial0/0/1

unassigned

YES manual administratively down down

Vlan1

unassigned IP-Address

YES manual administratively down down OK? Method Status Protocol

R2

Interface

FastEthernet0/0

172.16.1.1

YES manual up

up

FastEthernet0/1

unassigned

YES manual administratively down down

Serial0/0/0

172.16.2.2

YES manual up

up

Serial0/0/1

192.168.1.2

YES manual up

up

Vlan1

unassigned IP-Address

YES manual administratively down down OK? Method Status Protocol

R3

Interface

FastEthernet0/0

192.168.2.1

YES manual up

up

FastEthernet0/1

unassigned

YES manual administratively down down

Serial0/0/0

unassigned

YES manual administratively down down

Serial0/0/1

192.168.1.1

YES manual up

up

Vlan1

unassigned

YES manual administratively down down

E. Cek Tabel Routing pada router sesuai prosedur percobaan 7. Router R1 Tabel Routing
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets C C 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0 172.16.3.0 is directly connected, FastEthernet0/0

R2

Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets C C C 172.16.1.0 is directly connected, FastEthernet0/0 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1

R3

Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

C C

192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1 192.168.2.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0

F. Cek Tabel Routing pada router prosedur percobaan setelah prosedur 8-10 dilakukan. Router R1 Tabel Routing
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is 172.16.2.2 to network 0.0.0.0

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets C C 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0 172.16.3.0 is directly connected, FastEthernet0/0

S* 0.0.0.0/0 [1/0] via 172.16.2.2

R2

Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area

N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 2 subnets C C C 172.16.1.0 is directly connected, FastEthernet0/0 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/0 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1

S 192.168.2.0/24 [1/0] via 192.168.1.1 S 192.168.3.0/24 is directly connected, Serial0/0/0

R3

Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 3 subnets S S S C C 172.16.1.0 [1/0] via 192.168.1.2 172.16.2.0 is directly connected, Serial0/0/1 172.16.3.0 [1/0] via 192.168.1.2 192.168.1.0/24 is directly connected, Serial0/0/1 192.168.2.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0

VI.

EVALUASI 1. Pada percobaan 4 dan 5, dari hasil show ip interface brief, a) Apakah interface semua router aktif/up? b) Berapa banyak interface yang aktif pada R1 dan R3? 2. Jelaskan kenapa semua proses ping pada prosedur percobaan 6, gagal? 3. Berdasarkan tabel routing sesuai prosedur percobaan 7, a) Jaringan mana yang terdapat pada diagram topologi tetapi tidak terdapat pada tabel routing R1? b) Jaringan mana yang terdapat pada diagram topologi tetapi tidak terdapat pada tabel routing R2? c) Jaringan mana yang terdapat pada diagram topologi tetapi tidak terdapat pada tabel routing R3? 4. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah kamu lakukan!