Anda di halaman 1dari 76

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ Skripsi

Diajukan Oleh : Nama : Dyah Kumala Trisnaeni 01.312.157 Akuntansi

Nomor Mahasiswa : Jurusan :

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ

SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk Mencapai derajat Sarjana strata-1 jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi UII

Oleh :

Nama Nomor Mahasiswa

: Dyah Kumala Trisnaeni : 01 312 157

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman atau sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Yogyakarta,

2006

Penyusun

(Dyah Kumala Trisnaeni)

ii

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ

Skripsi

Diajukan Oleh

Nama Nomor Mahasiswa Jurusan

: Dyah Kumala Trisnaeni : 01 312 157 : Akuntansi

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Pada tanggal Dosen Pembimbing,

(Dra. Abriyani Puspaningsih, M.Si.,Ak)

iii

Halaman Motto

Sungguh bersama kesukaran pasti ada kemudahan; Dan bersama kesukaran pasti ada kemudahan. Karena itu, bila selesai suatu tugas, mulailah tugas yang lain dengan sungguhsungguh. Hanya kepada Tuhanmu hendaknya kau berharap ( Q.S. Asy Syarh : 5 8 )

Manusia bisa bahagia jika ia bisa membuka mata untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti. Manusia bisa bahagia jika ia mau membuka mata hati untuk menyadari batapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia jika ia mau membuka diri agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus ( H.M. Komarudin Chalil )

Pintu kebahagiaan terbesar adalah doa kedua orang tua. Berusahalah mendapatkan doa itu dengan berbakti kepada mereka berdua agar doa mereka menjadi benteng yang kuat yang menjagamu dari semua hal yang tidak Anda sukai ( La Tahzan )

Hidup hendaknya berguna buat orang lain dan memaafkan orang yang pernah melakukan kesalahan pada kita jauh lebih baik daripada menanti ucapan terima kasih atas apa yang telah kita lakukan

iv

Halaman Persembahan

Ku persembahkan karya kecilku dengan penuh syukur yang sebesar-besarnya teruntuk :

Allah SWT Puji Syukurku atas rahmat dan kehadirat Mu Raja Semesta Alam

Papa dan Mama Tiada ungkapan kasih dan sayang yang lebih mulia selain ungkapan kasih dan sayang serta nasehat yang diberikan oleh Mama dan Papa dalam membimbing hidup menuju suatu harapan yang didambakan. Terima kasih atas doa yang selalu mengiringi setiap langkah ananda dan pengorbanan tanpa pamrih demi keberhasilan ananda

Adekku tersayang Dorongan, semangat, perhatian, kebersamaan dan kasih sayang yang tiada henti yang diberikan untuk kakanda.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb Alhamdulillahirrabbilalamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEJ ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1 pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Banyak pihak yang dengan tulus membantu, secara langsung dan tidak langsung terlibat, memberi saran maupun kritik selama penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dekan Drs. Ismai Ishak M.Bus.Ph.D dan seluruh keluarga besar dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia atas ilmu yang telah diberikan. 2. Dra. Abriyani Puspaningsih M.Si, Ak selaku dosen pembimbing yang telah membantu, membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam proses penyusunan skripsi ini. 3. Papa Sudi Sutrisno dan Mama Hj.Djuriah tercinta, terima kasih untuk segalanya, yang tiada hentinya memotivasi ananda untuk segera

menyelesaikan skripsi ini, yang selalu membesarkan hati ananda untuk selalu sabar dan doa yang tulus yang tiada pernah ternilai dengan apapun. Maafin ananda yang ga bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu. Semoga Allah meridhoi setiap langkah Mama dan Papa di dunia dan di akhirat. Amin. 4. Adikku Danu tersayang, thanx ya atas dorongan, nasehat, semangat dan kritikannya. Itu semua membuat Mbak jadi lebih dewasa. Keceriaan, kelucuan, dan kebawelan kamu menjadikan hidup ini jadi lebih berwarna. Semoga impian dan harapan kamu tercapai.

vi

5. Sahabat-sahabat terbaik yang kumiliki, Listien yang ceria, Uwee yang selalu positive thinking, dan Unee yang tertutup. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini dalam suka-duka, canda-tawa dan ga bosen2nya kalian dengerin curhat aq dan memberi semangat agar cepat mnyelesaikan skripsi. Semoga persahabatan kita tetap abadi. Kapan ya qta bisa kumpul bareng lagi? 6. Untuk keluargaku, Mbah Mus, Makyong, Mbak Uni dan Mas Eko, makasih atas perhatian, dukungan dan doanya. Rahmat imoet dan si kecil izzah, kangen nich ma kalian 7. Tuk temen-temen KKN SL-99, Faris, Anton, Farid, Hari, Wahyu, Bobby, Dwi, Wida dan special buat Retno (Ayo semangat dan belajar) dan Astrid (jangan pernah takut untuk mencoba). Thanx atas kebersamaan qta dulu, kalian temen yang baik dan unik. Andai qta bisa reuni lagi 8. Buat temen-temenku, Indah, Hidjir, Apriadi, Afif, Mas Tony, Ura, Ana, Lia, Mas Leo, Dede, Isti, Rini, Febri. Terima kasih atas kebaikan dan dukungannya. 9. Tuk temen-temen semuanya yang ga bisa disebutin satu persatu, terima kasih buat kenangan yang pernah terukir di hati ini dan persahabatannya. 10. Semua pihak yang selama ini turut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Segala daya upaya serta kemampuan penulis curahkan sepenuhnya demi terselesaikan skripsi ini, namun semua itu tidak lepas dari segala kekurangan yang ada. Akhir kata penulis berharap agar apa yang tertuang dalam skripsi ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi mereka yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut. Wassalamualaikum wr.wb

Penulis

(Dyah Kumala Trisnaeni)

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme Halaman Pengesahan Halaman Motto Halaman Persembahan Kata Pengantar Daftar Isi Abstrak

i ii iii iv v vi viii x

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Sistematika Penulisan 1 5 6 6 7 7

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Saham 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 Return Saham Informasi Laporan Keuangan Sifat Laporan Keuangan Prosedur Analisa Laporan Keuangan Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan 10 10 14 18 20 22 24 30 31 33

2.2 Penelitian Terdahulu 2.3 Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Return Saham 2.4 Hipotesis

viii

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.3 Metode Pengumpulan Data 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 3.4.2 3.4.3 Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian Hipotesis 34 35 36 37 37 38 39 40

3.5 Deskripsi Data BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum BEJ 4.2 Hasil Analisis 4.2.1 4.2.2 Uji Asumsi Klasik Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham 4.2.3 Uji Hipotesis

43 44 44

48 51 52

4.3 Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

55 55 57 59

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, dan ROE secara parsial maupun serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta serta untuk mengetahui rasio yang dominan mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang berfungsi untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian serta untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Sampel yang diambil sebanyak 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ serta memiliki saham aktif selama tahun 2003 2005. untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dilakukan proses pengumpulan data melalui dokumentasi. Untuk metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat salinan dengan cara mengumpulkan arsip dan catatan-catatan perusahaan yang ada. Alat analisis penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, dan ROE tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah rasio PER sehingga secara langsung rasio ini dominant mempengaruhi perubahan return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Kata-kata Kunci : Rasio Keuangan, Return Saham, Perusahaan Manufaktur

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor (Ansari, 1984). Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang semakin pesat tersebut tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat, hal ini menimbulkan banyak permasalahan dalam dunia manufaktur seperti

penyalahgunaan penyaluran kredit yang akhirnya menjadi kredit macet, sehingga perusahaan manufaktur tersebut menjadi kekurangan likuiditas yang parah, yang pada akhirnya menjadikan perusahaan tersebut mengalami pailit (dilikuidasi). Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian rupa, sehingga kesulitan keuangan (financial distress) dan kemungkinan

kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal untuk selanjutnya menentukan arah kebijaksanaan. Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan manufaktur untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara karena memiliki fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2003 : 4). Sebagai fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sedangkan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak yang membutuhkan dana. Pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang kelebihan dana tidak harus bertemu secara langsung dalam transaksi di pasar modal, akan tetapi dibantu oleh pialang sekuritas, yaitu pihak yang mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas (Atmaja, 1999 : 67). Perusahaan yang telah mencatat sahamnya di pasar modal harus mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun yang memuat informasi tentang kekayaan perusahaan, termasuk laporan keuntungan dan pembayaran dividen perusahaan. Selain itu, laporan keuangan mempunyai tujuan agar para investor mengetahui perkembangan dan prospek perusahaan sehingga investor mengetahui tindakan yang seharusnya diambil. Ada beberapa informasi laporan keuangan yang dapat diperhatikan yaitu informasi tentang cash flow, earnings atau informasi-informasi lain yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan,

misalnya informasi mengenai pembagian dividen dan sebagainya (Husnan, 2003: 43). Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan. Analisis kinerja keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Isu penelitian yang utama adalah apakah informasi kinerja keuangan menambah manfaat bagi investor. Untuk menguji manfaat informasi akuntansi, rasio keuangan dapat digunakan untuk menentukan kekuatan hubungan rasio dengan fenomena ekonomi. Beberapa penelitian tentang isu ini telah banyak dilakukan. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi kinerja perusahaan memberikan tambahan bagi pemakai laporan keuangan. Akan tetapi, beberapa studi menunjukkan hasil yang bertentangan. Secara garis besar, studi tersebut menyatakan bahwa data keuangan tidak mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham ataupun return saham. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang mengandung sejumlah data yang dapat dikaji sebagai bahan penelitian. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak dilakukan penelitian-penelitian yang menggunakan laporan keuangan perusahaan tertentu sebagai bahan atau data

penelitian. Analisis rasio keuangan merupakan suatu alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap return saham di pasar modal. Tingkat kesehatan perusahaan penting artinya bagi perusahaan untuk

meningkatkan efisiensi dalam menjalankan usahanya, sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan dapat ditingkatkan yang pada akhirnya dapat menghindari adanya kemungkinan kebangkrutan (terlikuidasi) pada perusahaan perbankan. Beaver (1966), membuktikan bahwa secara empiris rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi kegagalan perusahaan, meskipun tidak semua rasio dapat memprediksi dengan sama baiknya dan tidak dapat memprediksi dengan tingkat keberhasilan yang sama. Beaver menggunakan Univariate Analysis. Beaver mempertemukan sampel perusahaan yang gagal dengan yang tidak gagal kemudian meneliti rasio keuangan selama lima tahun sebelum perusahaan gagal dan menemukan ternyata rasio keuangan perusahaan yang tidak gagal berbeda dengan yang gagal, lima tahun sebelum perusahaan gagal. Pada perusahaan yang gagal cash flow to total debt lebih rendah, cadangan aktiva lancar untuk melunasi kewajibannya lebih kecil dan hutangnya lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak gagal. Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Analisa rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap

kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang go public. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Pengukuran kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEJ melakukan analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan rasio keuangan sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return perusahaan (Husnan, 2003 :44). Penelitian ini menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan terhadap return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Dengan demikian penelitian ini penulis beri judul Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manfukatur yang Terdaftar di BEJ.

1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta?

2. Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta? 3. Rasio apakah yang dominan mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta?

1.3. Batasan Masalah Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi penulisan pada : 1. Kinerja keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini diukur dengan rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE. 2. Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ atau telah go public. 3. Tahun yang diteliti adalah tahun 2003-2005 dengan pertimbangan data yang lebih up to date.

1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah 1. Mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE secara serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta

2. Mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. 3. Mengetahui rasio yang dominan mempengaruhi return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

1.5. Manfaat Penelitian 1. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. 2. Investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasinya di pasar modal. 3. Penulis Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan,

pengetahuan mengenai pasar modal terutama kinerja keuangan dan return saham serta merupakan kesempatan untuk mempraktekkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah.

1.6. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan yang dipergunakan penulis adalah sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi hal-hal yang akan dibahas dalam skripsi. Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI
Landasan teori pada penulisan ini merupakan landasan teori yang akan mendasari pembentukan hipotesis dan dasar pembahasan penelitian. Bab ini berisi teori tentang saham, return saham, informasi laporan keuangan, sifat laporan keuangan, prosedur analisa laporan keuangan, kinerja keuangan dengan rasio keuangan, penelitian terdahulu, keterkaitan kinerja keuangan dengan return saham hipotesis. serta pembentukan

BAB III

METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi populasi dan sample penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis data dan data penelitian.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum Bursa Efek Jakarta, pengujian data, analisis hasil penelitian dan

pembahasan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini berisi menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengolahan data dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham (Sumantoro, 1990: 10). Perusahaan tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya dengan pertimbangan sebagai berikut: (Sumantoro, 1990: 11) a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan. b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan dan perkembangan perusahaan. c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan

perusahaan. Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat bertemunya penjual dana dan pembeli dana yang di pasar modal atau Bursa tersebut diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perantara perdagangan efek untuk melakukan transaksi jual-beli (Sumantoro,1990: 10) Sekuritas atau saham yang telah dibeli di pasar perdana (Initial Public Offering) kemudian akan diperdagangkan di bursa efek atau pasar sekunder. Saat pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa efek biasanya memerlukan waktu sekitar enam sampai delapan minggu dari saat

11

Initial Public Offering. Pada waktu sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi bursa efek merupakan suatu tempat untuk memperdagangkan sekuritas tersebut. Di Indonesia terdapat dua bursa efek, yaitu PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES). Kedua bursa efek ini merupakan perseroan terbatas (PT) yang dimiliki oleh beberapa perusahaan sekuritas. Setiap perdagangan sekuritas di bursa harus dilakukan lewat pialang yang menjadi anggota bursa. Pada proses ini juga dapat dicatat bahwa penjualan saham kepada masyarakat sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk ikut serta menunjang program pemerataan pendapatan kepada masyarakat luas pemegang saham. Adapun jenis-jenis saham adalah sebagai berikut: (Riyanto, 1995: 241) 1. Saham Biasa (Common Stock) Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat dividen dan mengenai hal ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.

12

Adapun fungsi saham dalam perusahaan adalah: a. Sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen. b. Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba. c. Sebagai alat untuk mengadakan fusi atau kombinasi dari perusahaanperusahaan. d. Sebagai alat untuk menguasai perusahaan 2. Saham Preferen (Prefered Stock) Pemegang saham preferen mempunyai beberapa preferensi tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa, terutama dalam hal-hal: a. Pembagian Dividen Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Dividen saham preferen dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya. b. Pembagian Kekayaan Apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan daripada saham biasa. Tetapi di lain pihak pemegang saham preferen juga ada kelemahannya dibandingkan dengan pemegang saham biasa, karena pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Adapun persamaannya adalah bahwa pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen hanya berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapatkan keuntungan.

13

c. Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock) Jenis saham ini pada dasarnya sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen kumulatif apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di waktuwaktu yang lampau. Ada beberapa faktor berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pasar modal (Husnan, 2003: 8), antara lain: a. Penawaran sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. b. Permintaan sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya anggota masyarakat yang memiliki sejumlah dana yang cukup besar untuk digunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Calon-calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan. Sehubungan dengan faktor ini, maka pendapatan per kapita suatu negara dan distribusi pandapatan akan mempengaruhi besar kecilnya permintaan akan sekuritas. c. Kondisi politik dan ekonomi, kondisi politik yang stabil dan mantap akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya penawaran dan permintaan akan sekuritas.

14

d. Hukum dan peraturan perundang-undangan, investor pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaanperusahaan yang menerbitkan sekuritas. Oleh karena itu kecepatan, kelengkapan, dan kebenaran informasi menjadi hal yang sangat penting untuk dihasilkan perusahaan, dan peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan mutlak diperlukan. e. Lembaga-lembaga pendukung pasar modal seperti BAPEPAM, bursa efek, akuntan publik, wali amanat, notaris, konsultan hukum, dan lembaga clearing. Lembaga-lembaga pendukung tersebut perlu bekerja secara profesional agar informasi yang dihasilkan dan digunakan oleh para pemodal untuk mengambil keputusan bisa diandalkan (reliable) dan transaksi dapat diselesaikan secara cepat dan murah. Kedua faktor tersebut diperlukan agar pasar modal dapat berfungsi dengan efisien.

2.1.2. Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. Return dapat berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi atau return ekspektasi (expected return) yaitu return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Hartono (2000: 107) menyatakan bahwa return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi. Tujuan corporate finance adalah

memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan

15

menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak terpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan

kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode (Beza, 1998). Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrument investasi telah mencerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada pasar modal yang telah efisien, seorang investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return secara berlebihan atau secara terus menerus. Hal ini tentu saja berlaku dengan asumsi seluruh pelaku pasar bertindak rasional atas informasi yang diperoleh. Dalam skala yang lebih besar, suatu informasi dapat mempengaruhi harga atas suatu aktiva atau bahkan seluruh aktiva yang ada di pasar modal. Hartono (2000: 351) menyebutkan bahwa perubahan nilai atas aktiva tersebut memungkinkan akan terjadi adanya pergeseran ke harga equlibrium yang

16

baru. Harga equilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru lainnya merubahnya kembali ke harga equilibrium yang baru lagi. Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap informasi untuk mencapai harga equlibrium baru inilah yang merupakan konsep dasar efisiensi pasar. Kecepatan dan keakuratan pasar dalam bereaksi yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia inilah yang menjadi dasar untuk menilai efisiensi suatu pasar. Pasar yang efisien adalah pasar dimana return semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hipotesis pasar modal yang efisien dikatakan bahwa pasar yang efisien akan bereaksi cepat terhadap informasi yang relevan. Sharpe dan Brealy dan Myers dalam Indrawijaya (2001) menekankan bahwa pengertian pasar yang efisien adalah pasar dimana seorang investor tidak mendapatkan keuntungan yang berlebihan atau abnormal return. Dalam studi analisa efisiensi pasar modal setengah kuat dengan menggunakan metode event study, penelitian dilakukan dengan melihat pergerakan saham selama event windows yang tercermin dari return saham tersebut dibandingkan dengan return ekspektasi apabila diasumsikan peristiwa tersebut tidak terjadi. Selisih antara return yang terjadi karena peristiwa tersebut dan return ekspektasi apabila peristiwa tersebut tidak terjadi adalah return abnormal. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana

17

return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisanya dapat meliputi trend penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah, peraturanperaturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut. Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya (Foster. 1986). Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang, dan profitabilitas (Kim, 1991). Dengan analisis tersebut, para analisis mencoba memperkirakan return saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran return saham. Return saham dapat diukur sebagai berikut.
Rit = Pit Pit 1 Pit 1

Keterangan: Rit Pit Pit 1 = Tingkat keuntungan saham i pada periode t. = Harga saham i pada periode t. = Harga saham sebelum periode t.

18

2.1.3. Informasi Laporan Keuangan Alat yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan Rugi Laba dan Laporan Perusahaan Modal. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Nainggolan, 2004: 41). Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut passiva. Neraca mempunyai dua sisi yang nilainya harus seimbang (Nainggolan, 2004: 43). Hutang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam

perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang harus melunasi, sedangkan modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan. Elemen-elemen dalam neraca biasanya dikelompokkan dalam suatu cara yang tujuannya adalah untuk memudahkan analisis. Biasanya aktiva dan hutang akan dikelompokkan dalam kelompok lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (tetap). Laporan Rugi Laba adalah suatu laporan atas kegiatan-kegiatan perusahaan selama waktu periode akuntansi tertentu (Nainggolan, 2004).

19

Laporan Rugi Laba menunjukkan penghasilan dan biaya operasi, bunga, pajak dan laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan. Bila neraca menyajikan gambaran perusahaan sesaat, maka Laporan Rugi Laba mengiktisarkan kegiatan-kegiatan untuk memperoleh laba selama satu periode tertentu. Perhitungan rugi laba perusahaan harus disusun sedemikian rupa hingga dapat memberikan gambaran dari besarnya kegiatan perusahaan dan hasil dari kegiatan itu. Kegiatan perusahaan paling jelas tercermin pada jumlah penjualan kotor, penyajiannya adalah sebagai berikut: Harus memuat secara terperinci unsur-unsur dari hasil dan biaya. Dapat disusun dalam bentuk urutan ke bawah (stafel) atau bentuk skontro. Harus dipisahkan antara hasil dari usaha utama dengan hasil usaha lain-lain. Perubahan dengan bentuk perseroan, perubahan modalnya

ditunjukkan didalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum di dalam perhitungan rugi laba dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama periode yang bersangkutan. Apabila laporan perhitungan rugi laba disusun dengan cara inklusif maka di dalam laporan laba tidak dibagi hanya menunjukkan; saldo laba tidak dibagi awal periode, ditambah laba netto dan elemen-elemen luar biasa, dikurangi deviden yang diumumkan. Apabila laporan perhitungan rugi laba

20

disusun dengan cara current operating performance maka elemen-elemen luar biasa akan nampak dalam laporan laba tidak dibagi. 2.1.4. Sifat Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progres report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara: Fakta yang telah dicatat (Recorded Fact). Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi

(Accounting Convention and Postulate). Pendapat pribadi (Personal Judgement). Hal tersebut diatas dikemukakan dalam buku Analisa Laporan Keuangan (Nainggolan, 2004). Dengan mengingat atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain: Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final, karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam intern report ini terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.

21

Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep Going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan historis atau harga perolehannya dan

pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan unit yang dijual semakin besar. Mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Jadi suatu analisis dengan

membandingkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktorfaktor tersebut tidak dinyatakan dengan satuan uang (Nainggolan, 2004).

22

2.1.5. Prosedur Analisa Laporan Keuangan Adapun prosedur analisis yang sudah umum diterapkan adalah sebagai berikut (Riyanto, 1995: 42): a. Sebelum mengadakan analisis, penganalisis harus benar-benar

memahami laporan keuangan tersebut agar dapat menganalisis laporan keuangan dengan hasil yang lebih memuaskan maka perlu untuk mengetahui latar belakang data dari laporan keuangan tersebut. b. Penganalisis harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup di dalam mengambil suatu kesimpulan, disamping itu harus memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi perusahaan dan juga harus mempertimbangkan tingkat harga yang terjadi. c. Sebelum mengadakan perhitungan-perhitungan analisis dan interprestasi maka penganalisis harus mempelajari secara menyeluruh dan kalau perlu diadakan penyusunan kembali dari data sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku. Maksud mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk meyakinkan penganalisis bahwa laporan keuangan itu sudah jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah diterapkan prosedur akuntansi maupun metode penelitian yang tepat sehingga penganalisis benar-benar mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan

merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

23

berbagai pihak ekstern. Laporan keuangan biasanya terdiri dari beberapa laporan seperti neraca, laporan Dividen-rugi, laporan arus kas dan laporan lainnya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Menurut SFAC No. 1 menjelaskan bahwa tujuan pertama laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membantu investor, investor potensial, kreditur dan pemakaian lainnya dalam pembuatan investasi, kredit dan keputusan sejenis secara rasional. Tujuan kedua laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membantu investor, investor potensial, kreditur dan pemakai lainnya baik sekarang maupun potensial untuk menilai jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas dari dividen dan bunga yang akan datang. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai hasil dan risiko atas investasi yang dilakukan. Foster (1986:19) menjelaskan bahwa kebutuhan informasi laporan keuangan berasal dari pengembangan pembuatan keputusan. Informasi laporan keuangan mengurangi ketidakpastian dan menyediakan sumber informasi untuk bersaing. Informasi keuangan dapat berupa return saham, Dividen saham, dividen dan sebagainya. Dibandingkan sumber keuangan lainnya, laporan keuangan memberikan manfaat perbandingan sebagai berikut: 1). Informasi laporan keuangan lebih berhubungan langsung dengan variabel pendapatan 2). Informasi laporan keuangan lebih reliabel 3). Informasi laporan keuangan lebih efisien dan efektif dalam pengambilan keputusan

24

4). Informasi laporan keuangan dinilai sesuai dengan waktu (Beza & Naim, 1998).

2.1.6. Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan (Helfret, 1999). Selanjutnya perkembangan yang terjadi pada pendekatan penyusunan teori akuntansi telah mendorong dilakukannya studi akuntansi yang menghubungkan rasio keuangan dengan fenomena akuntansi tertentu. Harapannya akan dapat ditemukan berbagai kegunaan obyektif dari rasio keuangan. Beberapa yang telah dilakukan diantaranya adalah yang menguji kegunaan rasio keuangan untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan khususnya perusahaan yang mengalami kebangkrutan (Beaver, 1966; Altman, 1968) dan memprediksi perubahan laba perusahaan (Machfoed, 1994; Zainuddin dan Hartono, 1999). Salah satu tahapan dalam proses akuntansi yang penting untuk keperluan pengambilan keputusan manajemen adalah tahap interprestasi laporan akuntansi, yang didalamnya mencakup rasio keuangan. Rasio

25

keuangan yang merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan, maupun kinerja ekonomis di masa depan dengan kata lain informasi akuntansi. Dalam penggunaannya terdapat keunggulan dan keterbatasan dari analisa keuangan untuk digunakan dalam memahami kondisi perusahaan. Menurut Harahap (2002 : 49) ada beberapa keunggulan dari analisa rasio yaitu: 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score). 5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Banyak penulis yang memberi masukan jenis rasio yang bisa digunakan untuk memahami kondisi perusahaan. Beberapa rasio yang umumnya dikenal antara lain rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas,

26

akan tetapi masih banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan perusahaan yang kemudian dapat memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan. Salah satunya adalah J. Courties sebagaimana yang dikutip dari Harahap (2002 : 52) memberikan kerangka rasio keuangan secara kategori sebagai berikut: 1. Probabilitas. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang

digambarkan oleh Return on Investment (ROI). 2. Management Performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi manajemen. Dilihat dari segi kebijakan kredit, persediaan, administrasi, dan struktur harta dan modal. 3. Solvency yatu kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Solvency ini digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Masih menurut Harahap (2002) adapun jenis rasio keuangan yang sering sekali digunakan adalah: 1. Rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. 2. Rasio solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. 3. Rasio rentabilitas/profitabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya.

27

4. Rasio Leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. 5. Rasio Aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian atau kegiatan lainnya. 6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti semakin baik. 7. Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal. 8. Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai. Banyaknya penelitian mengenai aplikasi analisa rasio keuangan dalam praktik bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah dilakukan mengantarkan kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan sebagai indikator yang paling penting dalam praktek bisnis dan ekonomi. Bahkan pernah terdapat kecenderungan untuk menggunakan rasio keuangan tunggal seperti Price Earning Ratio (Suryaputri dan Astuti, 2003). Akan tetapi tidak semua peneliti beranggapan sama, Gilman sebagaimana dikutip dari Bambang (2002) menolak penggunaan rasio keuangan sebagai indikator yang sangat penting dengan mengajukan beberapa alasan yaitu:

28

1. Perubahan rasio keuangan sebenarnya merupakan angka yang tidak dapat diinterprestasikan karena pembilang dan penyebutnya bervariasi. 2. Pengukuran rasio keuangan yang bersifat artifisial. 3. Rasio keuangan mengalihkan perhatian analis dari pandangan terhadap perusahaan secara komprehensif. 4. Keandalan rasio keuangan sebagai indikator sangat bervariasi diantara setiap rasio. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terdapat keragaman pendapat mengenai analisis rasio keuangan dalam praktek bisnis dan ekonomi, mulai dari yang menginginkan rasio keuangan tersebut dijadikan indikator paling penting hingga yang beranggapan minimalis terhadap rasio keuangan tersebut. Kenyataannya, praktek bisnis yang nyata masih mengaplikasikan analisa rasio keuangan ini sebagai salah satu model analisis keuangan, meskipun relevansinya tentu bersifat sangat subyektif, tergantung kepada tujuan dan kepentingan masing-masing analis (Bambang, 2002). Menurut Nainggolan (2004 : 68) ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: a. EPS (Earning per Share) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis

29

keuangan. Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mancoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang Rumus EPS sebagai berikut: EPS = Earning Share

b. DER (Debt to Equity Ratio) merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt Equity Ratio adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan akuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Rumus DER sebagai berikut: Total Hutang Debt to Equity = Modal sendiri c. PER (Price Earning Ratio) menurut Rahardjo (2003) rasio harga dengan penghasilan atau price earning ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan penghasilan per lembar saham (PER). Harahap (2002) mengatakan bahwa price earning ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan PER yang tinggi x 100%

30

menunjukkan prestasi suatu perusahaan sangat baik di masa yang akan datang sehingga digunakan para investor untuk menanamkan modalnya. Harga saham PER = Modal sendiri d. ROI (Return on Investment) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Rumus ROA sebagai berikut: ROI = Operating Income Total Investasi x 100%

e. ROE (Return on Equity) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir, 2003). Rumus ROE sebagai berikut: ROE = Net income Equity Capital

2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham pernah diteliti oleh Resmi (2002) yang berjudul Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Return Saham. Penelitian tersebut menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEJ yang masuk LQ45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua rasio keuangan dapat menjelaskan perubahan return saham yang berarti variabel rasio tersebut tidak dapat dijadikan sebagai

31

dasar pertimbangan bagi investor untuk memproyeksi tingkat keuntungan saham yang diharapkan. Penelitian mengenai kinerja keuangan dengan harga saham pernah diteliti oleh Rosyadi (2002). Penelitian tersebut menggunakan 20 saham teraktif untuk memprediksi harga saham. Zainuddin & Jogiyanto (1999) menggunakan rasio CAMEL sebagai rasio yang bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian rasio keuangan yang mampu menjelaskan perubahan harga saham.

2.3. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Return Saham Husnan (2000 : 88) mengemukakan bahwa return saham atau tingkat keuntungan saham lebih tepat disebut sebagai persentase perubahan harga saham. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut : a. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga saham cenderung stabil. Sebaliknya jika pendapatan atau dividen suatu saham berfluktuasi maka harga saham cenderung akan berfluktuasi. b. Tingkat pendapatan perusahaan. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS (Earning per share) berhubungan erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi maka semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya. c. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang salah satunya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian masa lalu. Apabila kondisi

32

perekonomian stabil dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil. d. Di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut di atas, harga saham juga dipengaruhi oleh psikologis pembeli, tindakan irasional yaitu ikut-ikutan membeli saham, kondisi perusahaan, tingkat suku bunga, harga komoditas, kondisi perekonomian, faktor investasi, inflasi, permintaan dan penawaran dan sebagainya. Koesno (1990) dalam Resmi (2002) mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Membeli saham adalah membeli sebagian atau suatu kekayaan atau keuntungan perusahaan serta hak-hak lain yang melekat padanya. Oleh karena itu, harga saham lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau performance perusahaan itu sendiri dibandingkan faktor-faktor lainnya. Secara umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian dianalisis menggunakan rasio keuangan. Kerangka hubungan kinerja perusahaan dengan return saham sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen

Kinerja perusahaan: EPS PER DER ROI ROE

Return saham perusahaan

33

2.4. Hipotesis Dari landasan konseptual dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, dapat disusun beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 : Kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta H2 : Kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta

34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah seluruh elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan (Sekaran, 2003 : 273). Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Sampel adalah menyeleksi bagian dari elemen-elemen populasi atau kesimpulan tentang keseluruhan populasi yang diperoleh (Sekaran, 2003 : 274). Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling, dimana sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur pada barang konsumsi. 2. Perusahaan yang memiliki saham aktif selama tahun 2003 2005. 3. Memiliki data keuangan yang lengkap. Sampel yang diambil sebanyak 30 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEJ serta memiliki saham aktif selama tahun 2003-2005 dari total keseluruhan perusahaan manufaktur pada barang konsumsi 37 perusahaan. Adapun sampel perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

35

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) yang Menjadi Sampel NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 KODE BATI MERK UNVR SHDA DLTA AQUA SCPI ULTJ MYOR HMSP GGRM KLBF SUBA SMAR SKLT TCID ADES TSPC INDF PSDN DVLA DAVO MRAT CEKA KDSI STTP TBLA INAF KAEF PYFA Nama Perusahaan PT BAT Indonesia PT Merck Indonesia PT Unilever Indonesia PT Sari Husada PT Delta Djakarta PT Aqua Golden Mississipi PT Schering Plough Indonesia PT Ultrajaya Milk PT Mayora Indah PT HM Sampoerna PT Gudang Garam PT Kalbe Farma PT Suba Indah PT Smart PT Sekar Laut PT Mandom Indonesia PT Ades Alfindo Putrasetia PT Tempo Scan Pasific PT Indofood Sukses Makmur PT Prasidha Aneka Niaga PT Darya Varia Laboratories PT Davomas PT Mustika Ratu PT Cahaya Kalbar PT Kedaung Setia Industrial PT Siantar TOP PT Tunas Baru Lampung PT Indofarma PT Kimia Farma PT Pyridam Farma

3.2. Jenis dan Sumber data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain, seperti buku dan bacaan lain, hasil analisa pasar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini

36

menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur dan nilai return saham. Data laporan keuangan yang digunakan adalah yang memiliki tahun akuntansi yang berakhir 31 Desember 2003-2005. Sedangkan data return yang digunakan adalah return saham April 2003-Maret 2006. Sumber data dalam penelitian adalah Bursa Efek Jakarta. Data yang diperlukan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Kinerja dari Perusahaan manufaktur selama 3 tahun yang ditunjukkan dengan rasio keuangan 2. Return saham perusahaan manufaktur April 2003-Maret 2006.

3.3. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dilakukan proses pengumpulan data melalui dokumentasi. Untuk metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat salinan dengan cara mengumpulkan arsip dan catatancatatan perusahaan yang ada. Data yang dibutuhkan terdiri dari data sekunder. Data mengenai rasio keuangan diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory, data tanggal publikasi laporan keuangan dan return saham diperoleh dari JSX Monthly dan Pojok Bursa di Universitas Islam Indonesia.

37

3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Uji Asumsi Klasik Ada tiga penyimpangan asumsi klasik yang cepat terjadi dalam penggunaan model regresi linier berganda, yaitu multikoliniearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi tidak bersifat BLUE (Best Linier Unblased Estimation), karenanya perlu dideteksi terlebih dahulu

kemungkinan terjadinya penyimpangan tersebut dengan menggunakan: 1) Uji Multikolinieritas Pengujian terhadap Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas itu saling berkorelasi. Ada hubungan linear di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Jika hal ini terjadi maka sangat sulit untuk menentukan variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat. Menurut Copper (2000:331) angka korelasi untuk Multikolinieritas adalah sampai sebesar 0,80. Jadi meskipun semua variabel saling berkolinieritas, kalau nilai masih jauh di bawah 0,80 maka Multikolinieritas tidak dianggap sebagai masalah analisis tetap dilakukan. Menurut Alhusin (2002:221) sebuah variabel dikatakan mengalami multikolinieritas jika memiliki nilai VIF lebih besar dari 5. 2) Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah variasi residual tidak sama untuk semua pengamatan. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi

38

penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi yang lain. 3) Autokorelasi Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa suatu tahun tertentu dipengaruhi oleh tahun berikutnya. Untuk menguji ada tidaknya Autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan Watson statistik, yaitu dengan melihat koefisien korelasi Durbin Watson. Sugiyono (2001 : 76 ) mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin Watson (DW) memiliki nilai lebih dari 5 (5). 3.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + b4 X 4 + b5 X 5 + e Keterangan:

Y
a

= Return saham = Konstanta = Koefisien regresi masing-masing variabel = EPS = PER

b1 ....b7
X1
X2

39

X3
X4

= DER = ROI = ROE = error

X5
e

3.4.3 Pengujian hipotesis 1. Uji F Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Langkah-langkah : a. Menentukan hipotesis b. Membandingkan probabilitas F-hitung dengan alpha = 5 % c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis : Ho ditolak jika p 0,05 Ho diterima jika p 0,05 2. Uji t Bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Prosedur pengujian hipotesis dengan uji-t: a. Menentukan hipotesis b. Membandingkan probabilitas t-hitung dengan alpha = 5 % c. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis : Ho ditolak jika p 0,05 Ho diterima jika p 0,05

40

3.5. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa rasio keuangan dan

return perusahaan manufaktur di BEJ. Data dikumpulkan melalui pojok bursa di


Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Adapun data rasio keuangan dan return saham perusahaan tahun 2003-2005 sebagai berikut: Tabel 3.2 Hasil Rasio Keuangan dan Return Saham Tahun 2003 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

EPS
1791 1671 1282 941 2800 5.023 -291 10 156 371 1085 66 -83 946 557 372 97 703 86 -1.076 113 18 48 33 11 23 27 -19 6 1

PER
5 5.98 14.2 10.62 2.93 7.47 -27.49 61.11 2.44 9.96 7.65 4.18 -0.36 0.74 0.72 4.03 7.45 5.87 12.52 -0.12 4.05 5.05 7.53 7.17 -14.34 11.25 5.55 -12.43 29.02 306.18

DER
0.71 0.15 0.52 0.12 0.24 1.4 18.22 0.94 0.78 0.85 0.59 2.78 0.74 0 0 0.17 1.38 0.22 2.92 0 0.42 0.59 0.21 0.32 2.31 0.75 1.13 1.06 0.53 0.16

ROI
16.97 21.72 31.46 18.95 12.19 12.32 -1.71 1.86 8.97 17.02 13.51 13.24 -2.51 7.88 34.93 16.32 3.57 17.41 5.26 -111.31 19.67 2.79 7.01 3.25 -0.79 6.43 4.07 -7.39 3.41 0.63

ROE
29.21 25.08 48.43 21.17 15.2 29.95 -32.86 3.6 16.08 32.13 21.49 54.49 -4.43 84.1 12.16 19.15 8.51 22.22 21.91 -26.59 27.98 4.44 8.52 4.3 -2.62 11.24 8.67 -15.32 5.23 0.73

Return
0.150739 0.351645 0.521691 0.149892 0.098573 0.068523 0.024457 0.206054 0.370738 0.53779 0.573456 0.442329 0.29032 0.204583 0.054427 0.335027 0.322148 0.500791 0.335536 0.113915 0.3192 0.424725 0.355409 0.423996 0.297428 0.253043 0.361383 0.321708 0.375341 0.272753

41

Tabel 3.3 Hasil Rasio Keuangan dan Return Saham Tahun 2004 No EPS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 748 2258 170 1.171 2.352 4.805 665 4 110 313 956 40 -508 234 141 396 46 717 64 2.277 87 15 25 11 64 24 16 -42 8 1

PER
10.83 7.09 21.33 12.38 3.7 9.95 12.79 115.77 7.93 14.31 14.23 25.15 -0.25 13.12 2.48 5.93 22.14 8.23 12.52 0.05 8.92 27.63 17.11 21.08 -2.75 7.56 9.78 -4.04 25.64 69.19

DER
0.54 0.26 0.63 0.15 0.24 0.92 25.41 1 0.56 0.73 0.58 1.72 2.03 0 0 0.14 1.13 0.19 2.58 0 0.39 0.51 0.18 0.29 2.55 0.68 1.29 1.5 0.81 0.12

ROI
7.61 25.25 37.96 19.69 9.44 12.09 4.05 0.67 6.59 13.8 10.6 13.19 -12.16 1.92 9.62 15.96 1.83 16.61 3.94 468.44 12.96 10.29 3.95 1.08 -5.15 6.17 2.3 -20.75 3.33 0.91

ROE
11.8 31.71 61.88 22.57 11.76 23.45 107.05 1.33 10.52 24.39 16.76 38.95 -37.44 27.51 3.18 18.14 3.9 20.72 14.74 822.06 18.07 15.58 4.68 1.39 -18.27 10.38 5.26 -52.56 6.03 1.02

Return
0.384509 0.226018 0.175287 0.274428 0.578143 0.477823 0.207323 0.412191 0.613003 0.225254 0.563877 0.533205 0.335652 0.338432 0.280972 5.386654 0.104323 0.098662 0.122563 0.005479 0.065685 0.092165 0.077131 0.099924 0.054334 0.038573 0.084976 0.07105 0.062993 0.051337

42

Tabel 3.4 Hasil Rasio Keuangan dan Return Saham Tahun 2005 No EPS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 -265 2555 192 923 2.417 6.962 -92 2 111 454 930 45 -455 -363 -564 529 -991 721 40 3 89 16 31 -78 -132 22 10 2 14 3

PER
-33.95 8.92 17.15 2.06 6 6.89 -124.6 278.22 10.81 14.63 14.56 12 0.22 -8.54 -0.8 7.56 -2.26 10.54 19.98 40.7 7.87 15.53 13.34 -3.85 -1.72 8.24 22.58 72.78 14.64 22.42

DER
0.73 0.3 0.59 0.19 0.29 0.87 29.75 0.61 0.46 1.31 0.69 1.26 3.25 0 0 0.19 4.89 0.2 2.5 0 0.35 1.29 0.19 0.42 3.61 0.48 1.65 1.05 0.44 0.13

ROI
-2.51 28.55 40.08 14.91 8.5 13.66 -0.57 0.34 6.65 17.23 8.69 13.54 -13 -2.72 -37.93 17.46 -144.04 15.15 2.41 0.52 11.55 6.27 4.47 -7.99 -5.99 6.08 1.22 1.38 6.63 2.03

ROE
-4.37 37.16 63.94 17.77 10.95 25.85 -17.47 0.54 9.79 40.99 14.69 30.54 -55.33 -30.97 -11.26 20.74 -848.77 18.95 8.88 0.94 15.61 14.35 5.31 -11.34 -27.62 8.99 3.22 2.83 9.55 2.3

Return
5.25E-05 0.00054 0.001419 0.266723 0.000299 0.000225 2.25E-05 0.266639 0.424444 0.403178 0.578869 0.478311 0.314282 0.33036 0.016438 0.218589 0.406636 0.487436 0.497261 0.08906 0.344556 0.313045 0.337524 0.170992 0.134329 0.252951 0.361265 0.271648 0.319299 0.150527

43

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum BEJ PT. Bursa Efek Jakarta pada bulan Desember 1991 dan memperoleh ijin dari menteri keuangan pada bulan Maret 1992. pada bulan April 1992 dilakukan serah terima pengelolaan bursa dari BAPEPAM sehingga Bursa Efek Jakarta baru beroperasi secara penuh sebagai bursa swasta pada tanggal 13 Juli 1992. Pemegang saham PT. Bursa Efek Jakarta terdiri dari 221 perusahaan dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT), yang sebagian besar sebanyak 197 perusahaan bergerak dibidang perantara efek (broker dealer), peminjam emisi (underwriter) dan manajer investasi (fund manager). Pada pertengahan tahun 1994 berbagai penjajakan komputerisasi perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta semakin serius dilakukan. Mulai bulan Maret 1995 simulasi uji coba 1 (mock trading I) terhadap system otomatisasi perdaganagan saham yang dikenal dengan nama Jakarta Automated Trading

System (JATS) telah dilakukan. Mock Trading melibatkan semua perangkat


canggih ini. Pada tanggal 22 Mei 1995 sistem JATS ini mulai dioperasikan di Bursa Efek Jakarta. JATS dirancang untuk mengotomatisasikan perdagangan dan mensejajarkan BEJ dengan bursa efek di negara lain. Dampak semenjak dioperasikannya JATS tanggal 22 Mei 1995 hingga akhir Agustus 1995 sistem kerja Bursa Efek Jakarta menjadi semakin efisien, hal ini dapat dilihat dari peningkatan volume perdagangan jika dalam system manual rata-rata Rp.46

44

milyar dan frekuensi transaksi rata-rata 1600 kali, maka setelah diterapkannya JATS rata-rata volume perdagangan saham harian meningkat menjadi rata-rata Rp.50 milyar dan frekuensi perdagangan rata-rata 2268 kali.(Hartono, 2000: 43) PT. Bursa Efek Jakarta sebagai perusahaan fasilitas perdagangan efek yang baru berumur sekitar 4 tahun, memperlihatkan perkembangan paling pesat dan mampu menjadi bursa utama di Indonesia. Jumlah emiten volume perdagangan dan nilai perdagangan cenderung menguat. Pada akhir November 1996 jumlah emiten meningkat hingga mencapai 263 emiten, jumlah saham juga tercatat meningkat kapitalisasi mencapai Rp.408,3 milyar. (Husnan,2003 : 16). Fasilitas perdagangan efek, peraturan dan persyaratan pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta terus disempurnakan dan ada rencana Transaction Fee akan diturunkan 0,088% sampai dengan 0,075% dari nilai transaksi, biaya pencatatan baik Initial listing Fee maupun Annual Listing Fee menurut rencana juga akan diturunkan. Hal ini akan menambah daya tarik Bursa Efek Jakarta. Sehingga semakin banyak calon emiten yang mencatatkan dan memperdagangkan saham di Bursa Efek Jakarta.

4.2. Hasil Analisis 4.2.1. Uji Asumsi Klasik Model persamaan regresi linear berganda dapat diterima secara ekonometrika jika memenuhi syarat Best Linear Unbiased Estimation (BLUE) dan memenuhi asumsi klasik antara lain bebas dari

45

multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi diantara variabelvariabel bebas dalam model regresi tersebut. a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini maka digunakan korelasi matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi matrik dengan program SPSS versi 11, 0 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel bebas EPS PER DER ROI ROE Nilai VIF 1,066 1,095 1,107 3,739 3,813

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF dari variabel EPS sebesar 1,066; PER sebesar 1,095; DER sebesar 1,107; ROI sebesar 3,739; ROE sebesar 3,813. Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai VIF semua variabel bebas lebih kecil dari 5, sehingga tidak terjadi gejala korelasi antar variabel.

46

b. Uji Heteroskedastisitas Untuk mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas dalam penelitian ini maka digunakan Metode Rank Spearman dengan cara meregresikan variable-variabel bebas dengan variabel residual yang kemudian dikorelasikan secara matriks. Apabila nilai probabilitas dari residual lebih besar dari = 0,05; maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas begitu juga sebaliknya apabila nilai dari residual lebih kecil dari = 0,05; maka akan terjadi gejala heteroskedastisitas. Berikut ini adalah tabel 4.5 yang menunjukkan estimasi matrik dengan metode Rank Spearman. Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas Variabel EPS PER DER ROI ROE Residu 0,271 0,134 0,085 0,148 0,175 Probabilitas 0,096 0,105 0,213 0,082 0,059 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Keterangan Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data Diolah Berdasarkan tabel diatas, dapat dianalisis hubungan antara residu dengan variabel bebas. Koefisien korelasi antara residu EPS adalah sebesar 0,271 dengan probabilitas 0,096 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa antara residu dengan EPS tidak terjadi heteroskedastisitas. Koefisien korelasi antara residu PER adalah sebesar

47

0,134 dengan probabilitas 0,105 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa antara residu dengan PER tidak terjadi

heteroskedastisitas. Koefisien korelasi antara residu DER adalah sebesar 0,085 dengan probabilitas 0,213 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa antara residu dengan DER tidak terjadi

heteroskedastisitas. Koefisien korelasi antara residu ROI adalah sebesar 0,148 dengan probabilitas 0,082 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa antara residu dengan ROI tidak terjadi

heteroskedastisitas. Koefisien korelasi antara residu ROE adalah sebesar 0,175 dengan probabilitas 0,059 yang nilainya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa antara residu dengan ROE tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW) dengan melihat DW test. Menurut Algifari (2000) untuk mengetahui terjadinya autokorelasi, maka digunakan tabel sebagai berikut:

48

Tabel 4.6 Pengukuran Autokorelasi Durbin Watson Kurang dari 1,10 1,10 sampai dengan 1,54 1,55 sampai dengan 2,46 2,47 sampai dengan 2,90 Lebih dari 2,90 Sumber : Algifari (2000) Dari perhitungan SPSS for windows, nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,967 Nilai DW terletak antara 1,55 sampai dengan 2,46 dengan kesimpulan tidak ada autokorelasi antar masing-masing variabel bebas, sehingga model regresi yang terbentuk dari nilai variabel terikat yaitu perubahan laba hanya dijelaskan oleh variabel bebas yaitu rasio keuangan. Kesimpulan Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi

4.2.2. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh rasio keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ adalah sebagai berikut :

49

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Variabel (Constant) EPS PER DER ROI ROE Beta 0,331 0,0000331 0,000194 -0,0111 -0,000212 -0,000305 T-hitung 4.192 0.317 4.145 -0.766 0.097 -0.324 Sig. 0.000 0.752 0.047 0.446 0.923 0.747

F-hitung = 0,178 Sig=0,970 R=0.102 R2=0,010 Adj R2=0,008

Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk return saham perusahaan manufaktur sebagai berikut: Y = 0,331 + 0,0000331X1 + 0,000194X2 - 0,0111X3 + 0,000212X4 0,000305X5 Keterangan : Y X1 X2 X3 X4 X5 = Return Saham = EPS = PER = DER = ROI = ROE

50

Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut : a. Konstanta (a) sebesar 0,331 mempunyai arti apabila rasio keuangan sama dengan nol maka return saham perusahaan manufaktur bernilai positif sebesar 0,331. b. Koefisien regresi EPS sebesar 0,0000331 mempunyai arti setiap kenaikan rasio EPS sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan manufaktur sebesar 0,0000331 satuan. c. Koefisien regresi PER sebesar 0,000194 mempunyai arti setiap kenaikan rasio PER sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan manufaktur sebesar 0,000194 satuan. d. Koefisien regresi DER sebesar -0,0111 mempunyai arti setiap kenaikan rasio EPS sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan manufaktur sebesar 0,0111satuan. e. Koefisien regresi ROI sebesar 0,000212 mempunyai arti setiap kenaikan rasio EPS sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan manufaktur sebesar 0,000212 satuan. f. Koefisien regresi ROE sebesar -0,000305 mempunyai arti setiap kenaikan rasio EPS sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan manufaktur sebesar 0,000305 satuan.

51

4.2.3. Uji Hipotesis a. Uji Serentak Uji F digunakan untuk menguji pengaruh rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, DER, PER, ROI, ROE terhadap return saham

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta secara serentak. Berdasarkan analisis data diketahui nilai F-hitung sebesar 0.178 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.970 lebih besar dari =5% yang berarti probabilitas > =5%. Dengan demikian dapat disimpulkan Ho diterima yang berarti rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, DER, PER, ROI, ROE tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

b. Uji Parsial Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, DER, PER, ROI, ROE terhadap

return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta secara parsial.

Tabel 4.8 Hasil Uji-t Variabel EPS PER DER ROI ROE T-hitung 0.317 4.145 -0.766 0.097 -0.324 Sig. 0.752 0.047 0.446 0.923 0.747 Hasil Ho diterima Ha diterima Ho diterima Ho diterima Ho diterima

52

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rasio yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur adalah rasio PER karena memiliki probabilitas sebesar 0,047 < 0,05. Sedangkan rasio lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap return saham karena memiliki taraf signifikansi > 0,05. Dengan demikian dapat diidentifikasi dari seluruh rasio keuangan, rasio yang memiliki pengaruh secara parsial terhadap return saham adalah rasio PER.

c. Koefisien Determinasi Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien determinasi (Adj R2). Dari koefisien determinan (Adj R2) dapat diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Besarnya nilai pengaruh rasio keuangan ditunjukkan oleh nilai Adj R2 = 0,008 yaitu persentase pengaruh rasio EPS, DER, PER, ROI, ROE terhadap

return saham perusahaan manufaktur adalah sebesar 0,8%. Variabel lain


diluar rasio tersebut yang menjelaskan variasi perubahan return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek jakarta secara menyeluruh adalah sebesar 99,2%.

4.3. Pembahasan Banyaknya penelitian mengenai aplikasi analisa rasio keuangan dalam praktik bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah dilakukan mengantarkan kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan sebagai

53

indikator yang paling penting dalam praktek bisnis dan ekonomi. Koesno (1990) dalam Resmi (2002) mengatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengharapan investor adalah kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi petunjuk arah naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Membeli saham adalah membeli sebagian atau suatu kekayaan atau keuntungan perusahaan serta hak-hak lain yang melekat padanya. Oleh karena itu, harga saham lebih banyak ditentukan oleh reputasi atau

performance perusahaan itu sendiri dibandingkan faktor-faktor lainnya. Secara


umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian dianalisis menggunakan rasio keuangan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari EPS, PER, DER, ROI, ROE tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham karena return saham juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti peristiwa ekonomi, pengumuman laporan keuangan dan data keuangan lainnya. Rasio keuangan yang secara parsial mempengaruhi return saham hanya rasio PER (Price Earning Ratio). Hal ini konsisten dengan penelitian Suryaputri dan Astuti (2003). Penelitian tersebut menemukan kecenderungan untuk menggunakan rasio keuangan tunggal seperti Price Earning Ratio dalam memprediksi return saham (Suryaputri dan Astuti, 2003). Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan penghasilan per lembar saham (PER). Harahap (2002 : 87) mengatakan bahwa

price earning ratio menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau
harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima.

54

PER yang tinggi menunjukkan prestasi suatu perusahaan sangat baik di masa yang akan datang sehingga digunakan para investor untuk menanamkan modalnya sehingga PER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.

55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, ROE tidak berpengaruh secara serentak terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. 2. Rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah rasio PER sehingga secara langsung rasio ini dominan mempengaruhi perubahan return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. 3. Pengaruh Besarnya nilai pengaruh rasio keuangan ditunjukkan oleh nilai Adj R2 = 0,008 yaitu persentase pengaruh rasio EPS, DER, PER, ROI, ROE terhadap return saham perusahaan manufaktur adalah sebesar

0,8%. Variabel lain diluar rasio tersebut yang menjelaskan variasi perubahan return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta secara menyeluruh adalah sebesar 99,2%.

5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil analisis data dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

56

1. Bagi investor, tidak semua rasio keuangan di Bursa Efek Jakarta dapat dijadikan parameter yang baik untuk memprediksi perubahan return perusahaan manufaktur. Rasio PER dapat dipergunakan dalam memprediksi return saham perusahaan manufaktur sehingga rasio ini perlu menjadi pertimbangan investor dalam memprediksi perubahan laba perusahaan. 2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya dibidang yang sama yang akan datang untuk dikembangkan dan diperbaiki, misalnya dengan memperpanjang periode pengamatan sehingga dapat lebih mencerminkan hasil penelitian. Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan membandingkan jenis perusahaan lainnya yang menggunakan indikator keuangan yang berbeda serta jenis industri yang berbeda.

57

DAFTAR PUSTAKA

Altman, EI. 1968, Financial Ratios, Discriminant Analysis, and The Prediction of Corporate Bankcrupcty, Journal of finance: September. Atmaja, Lukas Setia, 1999, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi Offset. Bambang Agus Pramuka, 2002, Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa Yang Akan Datang: Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ, Tesis, Universitas Gadjah Mada. Bambang, Riyanto, 1995, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahan, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE UGM. Beaver, Williams, 1966, Financial Ratios as Predictor of Failare, Empirical Research in Accounting: Selected Studies Suplement, Jurnal Of Accounting Research, Vol.5. Beza, Berhanu, dan Ainun Naim, 1998, The Information Content of Annual Earningss Announcements A Trading Volume Approach, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Yogyakarta, Vol.1, No.2, Juli. Cooper, Donal R. and Emory, C. William, 2000, Metode Penelitian Bisnis. Alih Bahasa: Ellen G. Sitompul dan Imam Nurmawan, Penerbit Erlangga, Jakarta Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hartono, Jogiyanto,M, 2000, Teori Portfolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE-UGM, Husnan, Suad, 2003, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: BPFE-UGM. Indra Wijaya K. An Event Study Of The Impact Of SFAS 95 On The U.S. Banks and Investment Companies Stock Returns. JEBI Vol. 16 No. 3 tahun 2001.

58

Kasmir, 2003, Manajemen Perbankan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Kim, D, 1991, Dividend Yields and Stock Return, Journal of finance Economics. Vol 3 Machfoed, M., 1994, Financial Ratio Analysis and The Earning Changes in Indonesia, Kelola, No. 114-147. Nainggolan, Pahala., 2004., Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta Resmi, Siti, 2002, Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Return Saham, Yogyakarta, Kompak. Vol 6 September 2002 Rosyadi, Imron, 2002, Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Harga Saham (Studi pada 25 Emiten 4 Rasio Keuangan di BEJ, Yogyakarta, Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 6 September 2002 Santoso, Singgih, 2004, SPSS Statistik Non Parametrik, PT Elex Media Computindo, Jakarta. Sekaran, Uma, 2003, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, sixth edition, John Willey & Sons, Inc.,New York Sugiyono, E. Wibowo, 2001, Statistika Penelitian, Edisi I, Bandung : Alfabeta Sumantoro, 1990, Pengantar tentang Pasar Modal di Indonesia, Edisi Pertama, Jakarta, Ghalia Indonesia. Suryaputri dan Christina Dwi Astuti, 2003, Pengaruh Faktor Leverage Deviden Payout, Size, Earning Growth and Country Risk Terhadap Price Earning Ratio, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.3, No.1, April. Zainuddin dan Jogiyanto Hartanto, 1999, Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba, Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ, Journal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, No.1.

59

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) yang Menjadi Sampel NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 KODE BATI MERK UNVR SHDA DLTA AQUA SCPI ULTJ MYOR HMSP GGRM KLBF SUBA SMAR SKLT TCID ADES TSPC INDF PSDN DVLA DAVO MRAT CEKA KDSI STTP TBLA INAF KAEF PYFA Nama Perusahaan PT BAT Indonesia PT Merck Indonesia PT Unilever Indonesia PT Sari Husada PT Delta Djakarta PT Aqua Golden Mississipi PT Schering Plough Indonesia PT Ultrajaya Milk PT Mayora Indah PT HM Sampoerna PT Gudang Garam PT Kalbe Farma PT Suba Indah PT Smart PT Sekar Laut PT Mandom Indonesia PT Ades Alfindo Putrasetia PT Tempo Scan Pasific PT Indofood Sukses Makmur PT Prasidha Aneka Niaga PT Darya Varia Laboratories PT Davomas PT Mustika Ratu PT Cahaya Kalbar PT Kedaung Setia Industrial PT Siantar TOP PT Tunas Baru Lampung PT Indofarma PT Kimia Farma PT Pyridam Farma

60

Lampiran 2 Rasio Keuangan Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) Tahun 2003

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

KODE BATI MERK UNVR SHDA DLTA AQUA SCPI ULTJ MYOR HMSP GGRM KLBF SUBA SMAR SKLT TCID ADES TSPC INDF PSDN DVLA DAVO MRAT CEKA KDSI STTP TBLA INAF KAEF PYFA

EPS 1791 1671 1282 941 2800 5.023 -291 10 156 371 1085 66 -83 946 557 372 97 703 86 -1.076 113 18 48 33 11 23 27 -19 6 1

PER 5 5.98 14.2 10.62 2.93 7.47 -27.49 61.11 2.44 9.96 7.65 4.18 -0.36 0.74 0.72 4.03 7.45 5.87 12.52 -0.12 4.05 5.05 7.53 7.17 -14.34 11.25 5.55 -12.43 29.02 306.18

DER 0.71 0.15 0.52 0.12 0.24 1.4 18.22 0.94 0.78 0.85 0.59 2.78 0.74 0 0 0.17 1.38 0.22 2.92 0 0.42 0.59 0.21 0.32 2.31 0.75 1.13 1.06 0.53 0.16

ROI 16.97 21.72 31.46 18.95 12.19 12.32 -1.71 1.86 8.97 17.02 13.51 13.24 -2.51 7.88 34.93 16.32 3.57 17.41 5.26 -111.31 19.67 2.79 7.01 3.25 -0.79 6.43 4.07 -7.39 3.41 0.63

ROE 29.21 25.08 48.43 21.17 15.2 29.95 -32.86 3.6 16.08 32.13 21.49 54.49 -4.43 84.1 12.16 19.15 8.51 22.22 21.91 -26.59 27.98 4.44 8.52 4.3 -2.62 11.24 8.67 -15.32 5.23 0.73

61

Lampiran 3 Rasio Keuangan Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) Tahun 2004

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

KODE BATI MERK UNVR SHDA DLTA AQUA SCPI ULTJ MYOR HMSP GGRM KLBF SUBA SMAR SKLT TCID ADES TSPC INDF PSDN DVLA DAVO MRAT CEKA KDSI STTP TBLA INAF KAEF PYFA

EPS 748 2258 170 1.171 2.352 4.805 665 4 110 313 956 40 -508 234 141 396 46 717 64 2.277 87 15 25 11 64 24 16 -42 8 1

PER 10.83 7.09 21.33 12.38 3.7 9.95 12.79 115.77 7.93 14.31 14.23 25.15 -0.25 13.12 2.48 5.93 22.14 8.23 12.52 0.05 8.92 27.63 17.11 21.08 -2.75 7.56 9.78 -4.04 25.64 69.19

DER 0.54 0.26 0.63 0.15 0.24 0.92 25.41 1 0.56 0.73 0.58 1.72 2.03 0 0 0.14 1.13 0.19 2.58 0 0.39 0.51 0.18 0.29 2.55 0.68 1.29 1.5 0.81 0.12

ROI 7.61 25.25 37.96 19.69 9.44 12.09 4.05 0.67 6.59 13.8 10.6 13.19 -12.16 1.92 9.62 15.96 1.83 16.61 3.94 468.44 12.96 10.29 3.95 1.08 -5.15 6.17 2.3 -20.75 3.33 0.91

ROE 11.8 31.71 61.88 22.57 11.76 23.45 107.05 1.33 10.52 24.39 16.76 38.95 -37.44 27.51 3.18 18.14 3.9 20.72 14.74 822.06 18.07 15.58 4.68 1.39 -18.27 10.38 5.26 -52.56 6.03 1.02

62

Lampiran 4 Rasio Keuangan Perusahaan Manufaktur (Barang Konsumsi) Tahun 2005

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

KODE BATI MERK UNVR SHDA DLTA AQUA SCPI ULTJ MYOR HMSP GGRM KLBF SUBA SMAR SKLT TCID ADES TSPC INDF PSDN DVLA DAVO MRAT CEKA KDSI STTP TBLA INAF KAEF PYFA

EPS -265 2555 192 923 2.417 6.962 -92 2 111 454 930 45 -455 -363 -564 529 -991 721 40 3 89 16 31 -78 -132 22 10 2 14 3

PER -33.95 8.92 17.15 2.06 6 6.89 -124.6 278.22 10.81 14.63 14.56 12 0.22 -8.54 -0.8 7.56 -2.26 10.54 19.98 40.7 7.87 15.53 13.34 -3.85 -1.72 8.24 22.58 72.78 14.64 22.42

DER 0.73 0.3 0.59 0.19 0.29 0.87 29.75 0.61 0.46 1.31 0.69 1.26 3.25 0 0 0.19 4.89 0.2 2.5 0 0.35 1.29 0.19 0.42 3.61 0.48 1.65 1.05 0.44 0.13

ROI -2.51 28.55 40.08 14.91 8.5 13.66 -0.57 0.34 6.65 17.23 8.69 13.54 -13 -2.72 -37.93 17.46 -144.04 15.15 2.41 0.52 11.55 6.27 4.47 -7.99 -5.99 6.08 1.22 1.38 6.63 2.03

ROE -4.37 37.16 63.94 17.77 10.95 25.85 -17.47 0.54 9.79 40.99 14.69 30.54 -55.33 -30.97 -11.26 20.74 -848.77 18.95 8.88 0.94 15.61 14.35 5.31 -11.34 -27.62 8.99 3.22 2.83 9.55 2.3

63

Lampiran 5 Return Saham Tahun 2003 2005

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

KODE BATI MERK UNVR SHDA DLTA AQUA SCPI ULTJ MYOR HMSP GGRM KLBF SUBA SMAR SKLT TCID ADES TSPC INDF PSDN DVLA DAVO MRAT CEKA KDSI STTP TBLA INAF KAEF PYFA

Return 2003 0.150739 0.351645 0.521691 0.149892 0.098573 0.068523 0.024457 0.206054 0.370738 0.53779 0.573456 0.442329 0.29032 0.204583 0.054427 0.335027 0.322148 0.500791 0.335536 0.113915 0.3192 0.424725 0.355409 0.423996 0.297428 0.253043 0.361383 0.321708 0.375341 0.272753

Return 2004 0.384509 0.226018 0.175287 0.274428 0.578143 0.477823 0.207323 0.412191 0.613003 0.225254 0.563877 0.533205 0.335652 0.338432 0.280972 5.386654 0.104323 0.098662 0.122563 0.005479 0.065685 0.092165 0.077131 0.099924 0.054334 0.038573 0.084976 0.07105 0.062993 0.051337

Return 2005 0.0000525 0.00054 0.001419 0.266723 0.000299 0.000225 0.0000225 0.266639 0.424444 0.403178 0.578869 0.478311 0.314282 0.33036 0.016438 0.218589 0.406636 0.487436 0.497261 0.08906 0.344556 0.313045 0.337524 0.170992 0.134329 0.252951 0.361265 0.271648 0.319299 0.150527

64

Lampiran 6 Regression
b Variables Entered/Removed

Model 1

Variables Entered ROE, PER, DER, EPS, a ROI

Variables Removed ,

Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Return Saham


Model Summaryb Adjusted R Square ,008 Std. Error of the Estimate ,5801 Durbin-W atson 1,967

Model 1

R ,102 a

R Square ,010

a. Predictors: (Constant), ROE, PER, DER, EPS,ROI b. Dependent Variable: Return Saham ANOVAb Sum of Squares ,300 28,266 28,566

Model 1

df 5 84 89

Mean Square 5,997E-02 ,337

Regression Residual Total

F ,178

Sig. ,970 a

a. Predictors: (Constant), ROE, PER, DER, EPS,ROI b. Dependent Variable: Return Saham Coefficientsa Standardi zed Coefficien ts Beta ,036 ,017 -,087 ,020 -,069 t 4,192 ,317 4,145 -,766 ,097 -,324 Sig. ,000 ,752 ,047 ,446 ,923 ,747

Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) EPS PER DER ROI ROE ,331 3,313E-05 1,945E-04 -1,11E-02 2,128E-04 -3,05E-04 Std. Error ,079 ,000 ,001 ,015 ,002 ,001

Collinearity Statistics Tolerance ,938 ,913 ,903 ,267 ,262 VIF 1,066 1,095 1,107 3,739 3,813

a. Dependent Variable:Return Saham

65

Lampiran 7 Nonparametric Correlations


Correlations Return Saham ,271 ,096 90 ,134 ,105 90 ,085 ,213 90 ,148 ,082 90 ,175 ,059 90 1,000 , 90

Spearman's

EPS

Correlation Coef Sig. (1-tailed) N

EPS 1,000 , 90 ,156 ,071 90 -,226 ,016 90 ,740 ,000 90 ,721 ,000 90 ,271 ,096 90

PER ,156 ,071 90 1,000 , 90 -,028 ,396 90 ,149 ,081 90 ,225 ,016 90 ,134 ,105 90

DER -,226 ,016 90 -,028 ,396 90 1,000 , 90 -,312 ,001 90 -,145 ,087 90 ,085 ,213 90

ROI ,740 ,000 90 ,149 ,081 90 -,312 ,001 90 1,000 , 90 ,890 ,000 90 ,148 ,082 90

ROE ,721 ,000 90 ,225 ,016 90 -,145 ,087 90 ,890 ,000 90 1,000 , 90 ,175 ,059 90

PER

Correlation Coef Sig. (1-tailed) N

DER

Correlation Coef Sig. (1-tailed) N

ROI

Correlation Coef Sig. (1-tailed) N

ROE

Correlation Coef Sig. (1-tailed) N

Return SahamCorrelation Coef Sig. (1-tailed) N

Anda mungkin juga menyukai