Anda di halaman 1dari 200

PENGARUH DIMENSI - DIMENSI KUALITAS PELAYANAN

DAN DIMENSI - DIMENSI KEPUASAN TERHADAP


KEPUASAN KUMULATIF DAN NIAT PEMBELIAN ULANG
JASA RUMAH SAKIT

Studi Kasus Pada Pasien Kelas II dan III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :
O.V Cahya Edi Wibawa
022214044

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KARENA SETIAP ORANG YANG MEMINTA, MENERIMA; DAN SETIAP


ORANG YANG MENCARI MENDAPAT; DAN SETIAP ORANG YANG
MENGETOK, BAGINYA PINTU DIBUKAKAN
( MATIUS 7:8 )

GENIUS IS ONE PERCENT INSPIRATION AND NINETY-NINE PERCENT


PERSPIRATION
( THOMAS ALVA EDISON )

if you never try you'll never know


( COLDPLAY;FIX YOU )

Karya ini ku persembahkan untuk :


Tuhanku, Yesus Kristus, Bapak dan Ibu tercinta, Mas dan Mbakku dan semua teman teman baikku.
Terima kasih semuanya.......

iv
ABSTRAK

PENGARUH DIMENSI – DIMENSI KUALITAS PELAYANAN


DAN DIMENSI – DIMENSI KEPUASAN TERHADAP
KEPUASAN KUMULATIF DAN NIAT PEMBELIAN ULANG
JASA RUMAH SAKIT
Studi Kasus Pada Pasien Kelas II dan III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

O.V Cahya Edi Wibawa


Universitas Sanata Dharma
022214044

Penelitian ini berdasar pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh C.


Boshoff and B. Gray (2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dimensi – dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan kumulatif dan niat beli
ulang dan untuk mengetahui pengaruh dimensi - dimensi kepuasan terhadap
kepuasan kumulatif dan niat beli ulang.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan metode sampling
aksidental. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menjawab tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan confirmatory factor analysis
dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa : (1). Ada pengaruh signifikan
dimensi – dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan kumulatif. (2). Ada
pengaruh signifikan dimensi – dimensi kualitas pelayanan terhadap niat beli
ulang. (3) Ada pengaruh signifikan dimensi – dimensi kepuasan terhadap
kepuasan kumulatif. (4). Ada pengaruh signifikan dimensi – dimensi kepuasan
terhadap niat beli ulang.

vi
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY DIMENSIONS


AND SATISFACTION DIMENSIONS TO THE CUSTOMER
CUMULATIVE SATISFACTION AND HOSPITAL SERVICES
REPURCHASE INTENTION
A Study Case on Patients Class II and III at Bethesda Hospital Yogyakarta

O.V Cahya Edi Wibawa


Sanata Dharma University
022214044

This research was based on previous research conducted by C. Boshoff and B.


Gray (2004). The purposes of this study were to investigate: (1). The influence of
dimensions of service quality to cumulative satisfaction and repurchase intention.
(2). The influence of dimensions of satisfaction to cumulative satisfaction and
repurchase intention.
The technique of data analysis was multiple linear regression method.
Accidental sampling procedure was used in this study and 100 questionnaires
were distributed to respondents. In this research validity test was using
confirmatory factor analysis and reliability test was using Cronbach’s Alpha.
The result of the research indicated that : (1). There was significant influence
between dimensions of service quality towards cumulative satisfaction. (2). There
was significant influence between dimensions of service quality towards
repurchase intention. (3). There was significant influence between dimensions of
satisfaction towards cumulative satisfaction. (4). There was significant influence
between dimensions of satisfaction towards repurchase intention.

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas segala karunia-Nya yang telah

dianugrahkan kepada penulis untuk mampu berpikir dan berkarya, meski tidak

sempurna dan harus melalui hambatan dan tantangan hingga akhirnya penulisan

skripsi ini terselesaikan.

Skripsi dengan judul : “PENGARUH DIMENSI - DIMENSI KUALITAS

PELAYANAN DAN DIMENSI - DIMENSI KEPUASAN TERHADAP

KEPUASAN KUMULATIF DAN NIAT PEMBELIAN ULANG JASA RUMAH

SAKIT”, disusun guna melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

dari Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan

terlaksana dengan baik tanpa bantuan moril dan materiil dari semua pihak yang

dengan tulus ikhlas membantu. Untuk itu, pada kesempatan ini izinkan penulis

mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada :

1. Dr. Ir Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ, selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si, Akt., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi.

3. Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Kaprodi

Manajemen.

4. Ibu Dra. Diah Utari BR, M.Si,. selaku pembimbing I dan Ibu Lucia

Kurniawati S.Pd. M.S.M,. selaku pembimbing II, yang telah meluangkan

ix
waktunya dengan kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan masukan

dalam penyusunan skripsi.

5. Segenap dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membantu

penulis semasa masih kuliah hingga penyelesian masa studinya.

6. Keluarga besarku : Bapak F.X Sudjikir, Ibu E. Maryuningtyas, Mas E.

Cahyo Hadi Saputro, Mbak A. Retno Rahayuningsih, Mas H. Cahyo

Nugroho yang selama ini memberi dorongan, semangat, material dan

spiritual kepada penulis.

7. Akram Harmoni, yang telah banyak sekali membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

8. Tyas Sulistiyorini, TERIMAKASIH UNTUK SEMUANYA.

9. Keluarga besar Gg. Mawar 9, ibu Siti Qomariah, Dimas Arry BKW, Fery

dan Mbaknya.

10. Semua teman – teman SMA 6 Yogyakarta, TERIMAKASIH semuanya.

11. Teman teman komunitas fotografi.

12. Semua teman teman KKP Pundong ’08.

13. Semua teman teman kampus Universitas Sanata Dharma.

14. Penulis buku, penulis jurnal, artikel di warnet dan skripsi yang

berhubungan dengan skripsi ini.

15. Semua pencipta software, game komputer dan pencipta lagu/aransemen

musik di seluruh dunia yang telah memberi inspirasi dan menghibur serta

menemani penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

x
16. Seluruh produsen minuman/makanan instan dan produsen rokok yang

telah memberikan tenaga dan ilham sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

17. Semua pengusaha warnet yang telah membantu penulis dalam mencari

bahan dan literatur yang memberi masukan kepada penulis.

18. Seluruh karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma – Mrican,

terima kasih atas buku – buku dan layanan internetnya gratisnya.

19. Semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu dan telah memberikan

bantuan moril dan materiil bagi penulisan skripsi ini.

Dan akhirnya penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kelemahan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharap

kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya skripsi ini.

Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

LEMBAR PUBLIKASI ..................................................................................... viii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix

DAFTAR ISI........................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN............................................................................................. xvii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

D. Batasan Penelitian .................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................... 7

A. Landasan Teori....................................................................... 7

B. Pengertian Pemasaran ............................................................ 7

xii
C. Manajemen Pemasaran........................................................... 8

D. Jasa ......................................................................................... 9

1. Pengertian Jasa ........................................................... 9

2. Macam – macam Jasa............................................... 10

3. Karakteristik Jasa ..................................................... 10

4. Perilaku Konsumen Jasa .......................................... 11

E. Pemasaran Jasa Rumah Sakit ............................................... 13

F. Penilaian Kualitas Jasa......................................................... 34

G. Kualitas Layanan (Service Quality) ..................................... 35

H. Kualitas Pelayanan dan Niat Membeli Ulang ...................... 41

I. Kepuasan Konsumen............................................................ 43

J. Penilaian Kepuasan Pelanggan ............................................ 48

1. Sistem Keluhan dan Saran ....................................... 48

2. Ghost Shopping ........................................................ 49

3. Lost Customer Service ............................................. 49

4. Survey Kepuasan Pelanggan .................................... 49

K. Persepsi Kepuasan Konsumen ............................................. 49

L. Niat Beli Ulang .................................................................... 52

M. Model Penelitian dan Hipotesis ........................................... 54

BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................... 55

A. Jenis Penelitian..................................................................... 55

B. Lokasi Penelitian.................................................................. 55

C. Waktu Penelitian .................................................................. 55

xiii
D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 56

E. Variabel Penelitian ............................................................... 56

F. Populasi dan Sampel ............................................................ 56

G. Teknik Pengambilan Sampel................................................ 57

H. Definisi Operasional ............................................................ 58

I. Metode Pengumpulan Data .................................................. 61

J. Data yang Dibutuhkan ........................................................ 62

1. Data primer .............................................................. 62

2. Data sekunder........................................................... 63

K. Teknik Pengujian Instrumen ................................................ 64

L. Teknik Analisis Data............................................................ 67

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................... 72

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ............................... 72

B. Peran, Visi, Misi, Tujuan dan Kegiatan Rumah

Sakit Bethesda...................................................................... 76

1. Peran............................................................................... 76

2. Visi ................................................................................. 76

3. Misi ................................................................................ 76

4. Tujuan ............................................................................ 77

5. Kegiatan ......................................................................... 78

a. Intra Mural ............................................................... 78

b. Ekstra Mural............................................................. 79

c. Pendidikan dan Pelatihan ......................................... 79

xiv
C. Lokasi Perusahaan................................................................ 79

D. Alur Pelayanan di Poliklinik Rumah Sakit Bethesda........... 79

E. Struktur Organisasi .............................................................. 80

F. Personalia Rumah Sakit ....................................................... 95

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................. 100

A. Deskripsi Penelitian ........................................................... 100

B. Deskripsi Sampel ............................................................... 101

C. Validitas dan Reliabilitas ................................................... 104

1. Validitas ....................................................................... 104

a. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan (Service

Quality) .................................................................. 105

b. Uji Validitas Variabel Dimensi Kepuasan Konsumen

(transactioan – spesific customer satisfaction)...... 106

c. Uji Validitas Variabel Kepuasan Kumulatif dan Niat

Pembelian Ulang .................................................... 107

2. Uji Reliabilitas ............................................................. 108

D. Pengujian Hipotesis............................................................ 109

1. Analisis Uji Hipoteisis 1 .............................................. 110

a. Uji Statistik F ......................................................... 110

b. Koefisien determinasi (Adj R2).............................. 111

c. Uji Statistik t .......................................................... 111

2. Analisi Uji Hipotesis 2................................................. 113

a. Uji Statistik F ......................................................... 113

xv
b. Koefisien determinasi (Adj R2).............................. 113

c. Uji Statistik t .......................................................... 114

3. Analisis Uji Hipoteisis 3 .............................................. 115

a. Uji Statistik F ......................................................... 116

b. Koefisien determinasi (Adj R2).............................. 116

c. Uji Statistik t .......................................................... 116

4. Analisis Uji Hipotesis 4 ............................................... 118

a. Uji Statistik F ......................................................... 118

b. Koefisien determinasi (Adj R2).............................. 119

c. Uji Statistik t .......................................................... 119

E. Pembahasan........................................................................ 120

BAB VI : PENUTUP.................................................................................. 127

A. Kesimpulan ........................................................................ 127

B. Saran................................................................................... 129

C. Keterbatasan Penelitian...................................................... 131

D. Saran Untuk Penelitian Mendatang.................................... 132

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 133

LAMPIRAN....................................................................................................... 136

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1. Three Types of Marketing in Service Industries............................. 15

Gambar II. 2 .The Service Marketing System For a High-Contact Service.......... 18

xvi
Gambar II. 3. Tangible Elements and Communication Components

in the Service Marketing System ..................................................... 18

Gambar II. 4. Rumah Sakit Sebagai Suatu Sistem................................................ 30

Gambar II. 5. Gaps Model Of Service Quality..................................................... 39


Gambar II. 6. Model Konseptual Komponen-Komponen
Transaction Satisfaction .................................................................. 50
Gambar II.7. Model Penelitian............................................................................. 54

DAFTAR BAGAN
Bagan IV.1. Struktur Organisasi ........................................................................... 82

DAFTAR TABEL

Tabel V. 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ........................ 102

Tabel V. 2. Karakteristik responden berdasarkan usia ....................................... 102

Tabel V.3. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ...................... 103

Tabel V.4. Karakteristik responden berdasarkan rawat inap .............................. 103

Tabel V.5. Tabel Validitas Kualitas Pelayanan ................................................. 105

Tabel V. 6. Tabel Validitas Kepuasan Kumulatif ............................................... 107

Tabel V. 7. Tabel Validitas Kepuasan Kumulatif dan Niat Beli Ulang ............. 107

Tabel V. 8. Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 109

Tabel V. 9. Hasil Uji Hipotesis 1 ........................................................................ 110

Tabel V. 10. Hasil Uji Hipotesis 2 ...................................................................... 113

Tabel V. 11. Hasil Uji Hipotesis 3 ...................................................................... 115

Tabel V. 12. Hasil Uji Hipotesis 4 ...................................................................... 118

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Suatu perusahaan berada dalam bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan

memuaskan konsumen, baik yang bergerak dalam bidang produksi maupun

jasa. Lingkungan persaingan yang kompetitif karena masuknya teknologi

dan pelayanan yang inovatif akan memacu suatu perusahaan untuk

melakukan upaya stratregis sehingga dapat menciptakan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan. Keunggulan kompetitif ini diperoleh perusahaan

melalui kemampuannya memberikan pelayanan yang unik dan bernilai

tambah serta lebih efektif dibandingkan dengan pesaingnya.

Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk selalu memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumennya secara lebih memuaskan

dibandingkan dengan para pesaingnya. Oleh karena itu, perusahaan-

perusahaan di industri jasa saling bersaing untuk memberikan pelayanan

yang berkualitas sehingga mampu mewujudkan kepuasan bagi

konsumennya.

Tuntutan untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan nyaman

semakin meningkat, sesuai dengan meningkatnya kesadaran arti hidup sehat.

Keadaan ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial

ekonomi masyarakat yang perlu mendapat perhatian pelaku bisnis jasa

terutama pengelola rumah sakit.

1
Pada masa sekarang ini konsumen dihadapkan dengan berbagai alternatif

pelayanan yang tersedia. Hal ini disebabkan karena meningkatnya

persaingan di antara pelaku bisnis untuk mendapatkan keuntungan dan

pangsa pasar yang diinginkan. Konsumen akan memperkirakan dalam

memilih penawaran terbaik yang mampu didapatkannya kemudian

membentuk harapan atas kinerja pilihannya tersebut. Apabila kinerja

pilihannya tersebut tidak sesuai dengan harapan maka konsumen tersebut

tidak puas, sebaliknya jika kinerja pilihannya memenuhi harapan maka

konsumen akan puas, akan tetapi konsumen akan amat puas dan senang

apabila kinerja pilihannya melebihi harapannya.

Customer satisfaction (kepuasan pelanggan) adalah tingkat kesenangan

atau kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, didapatkan dari kemampuan

suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi keinginan, harapan dan

kebutuhan konsumen tersebut. Seperti yang diungkapkan Bitner dan

Hubbert (1994) dalam Boshoff dan Gray (2004), kepuasan konsumen dapat

dibedakan menjadi dua perspektif dalam pemasaran jasa, yaitu kepuasan

kumulatif konsumen dan kepuasan pada saat pelayanan diterima

(transaction-specific satisfaction).

Loyalitas konsumen dari suatu produk atau jasa akan turut menentukan

pola pembelian ulang oleh konsumen terhadap produk atau jasa tersebut dan

sebaliknya pola pembelian kembali oleh konsumen akan menunjukkan

loyalitas konsumen terhadap produk atau jasa tersebut. Setelah konsumen

membeli dan menikmati produk itu, ia akan menilai apakah ia terkesan puas

2
dan senang, jika mereka puas dan senang maka cenderung akan melakukan

tindakan mengkonsumsi kembali produk atau jasa tersebut. Loyalitas

konsumen tercipta dari berbagai faktor atribut yang melekat pada produk

yang dikonsumsi itu. Atribut – atribut inilah yang akan mempengaruhi

perilaku konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Niat beli ulang adalah

keputusan setiap individual secara sadar untuk melakukan pembelian lagi

suatu bentuk pelayanan pada perusahaan yang sama, dengan memperhatikan

situasi dan kondisi konsumen.

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa sangat tergantung pada kualitas

jasa yang diberikan. Kualitas jasa adalah pengukuran seberapa baik tingkat

pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan dan keinginan konsumen.

Menyalurkan kualitas jasa berarti mengkonfirmasikan keinginan konsumen

secara konsisten.

Service quality (kualitas pelayanan) merupakan hasil dari suatu proses

evaluasi pembelian, dimana konsumen membandingkan harapan-harapan

mereka dengan pelayanan yang telah mereka dapatkan dan mereka

persepsikan, dengan kata lain ini adalah hasil perbandingan antara harapan

konsumen dengan persepsi konsumen pada kinerja suatu jasa pelayanan.

Salah satu ukuran dalam kualitas adalah kemampuan perusahaan dengan

segala konsistensinya memberikan manfaat kepada konsumen dan

mempertahankan konsumen.

Penelitian ini mengidentifikasi dimensi-dimensi kualitas pelayanan

(service quality) dan kepuasan konsumen (transaction-specific customer

3
satisfaction) yang mempengaruhi kepuasan konsumen kumulatif (overall

satisfaction) dan niat membeli ulang pada industri rumah sakit swasta.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian replikasi

dengan judul : “PENGARUH DIMENSI - DIMENSI KUALITAS

PELAYANAN DAN DIMENSI - DIMENSI KEPUASAN TERHADAP

KEPUASAN KUMULATIF DAN NIAT PEMBELIAN ULANG JASA

RUMAH SAKIT ”

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah dimensi-dimensi kualitas pelayanan berpengaruh positif pada

niat beli ulang?

2. Apakah dimensi-dimensi kualitas pelayanan berpengaruh positif pada

kepuasan kumulatif?

3. Apakah dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-spesific

customer satisfaction) berpengaruh positif pada kepuasan konsumen

kumulatif?

4. Apakah dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-spesific

customer satisfaction) berpengaruh positif pada niat beli ulang?

4
C. TUJUAN PENELITIAN

1. Menguji apakah ada pengaruh positif antara dimensi-dimensi kualitas

pelayanan dengan niat beli ulang.

2. Menguji apakah ada pengaruh positif antara dimensi-dimensi kualitas

pelayanan dengan kepuasan kumulatif.

3. Menguji apakah ada pengaruh positif antara dimensi-dimensi kepuasan

konsumen dengan kepuasan konsumen kumulatif.

4. Menguji apakah ada pengaruh positif antara dimensi-dimensi kepuasan

konsumen dengan niat beli ulang.

D. BATASAN PENELITIAN

1. Subyek penelitian ini adalah masyarakat umum yang pernah atau sedang

memakai jasa rumah sakit Bethesda dan berdomisili di kota Yogyakarta.

Pemilihan masyarakat yang pernah atau sedang menjadi pelanggan

rumah sakit Bethesda dan berdomisili di kota Yogyakarta untuk

penelitian ini adalah dengan pertimbangan mudah ditemui dan

memudahkan proses pengumpulan data.

2. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis yang meneliti

pengaruh dimensi kualitas pelayanan (terdiri dari 7 dimensi) dan dimensi

kepuasan konsumen (terdiri dari 5 dimensi) terhadap kepuasan

konsumen kumulatif dan niat membeli ulang konsumen.

3. Penelitian ini fokus pada beberapa variabel penelitian, diantaranya

adalah: dimensi-dimensi kualitas pelayanan dan dimensi kepuasan

5
konsumen (transaction-specific customer satisfaction), kepuasan

kumulatif, serta niat beli ulang.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi perusahaan jasa, khususnya rumah sakit swasta.

Penelitian ini menjadi bahan pertimbangan serta evaluasi bagi

pengambilan keputusan pihak manajemen rumah sakit dalam identifikasi

kualitas pelayanan mereka dengan memperhatikan variabel kepuasan

konsumen dan niat membeli ulang.

2. Bagi peneliti dan mahasiswa

Dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai

pengelolaan kualitas pelayanan di sumah sakit swasta, terutama dalam

hal identifikasi kualitas pelayanan, kepuasan konsumen, dan niat

membeli konsumen di rumah sakit swasta.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi

perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menjadi bahan

pembanding bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian sejenis.

6
BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Berikut ini adalah hasil studi literatur yang dilakukan oleh penulis. Pada

bab ini diuraikan berbagai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan kualitas

pelayanan (service quality), kepuasan konsumen, niat membeli ulang,

hipotesis yang akan diuji, dan model penelitian yang diajukan dalam

penelitian ini agar pembahasan dilakukan dengan pemahaman yang sama.

B. Pengertian Pemasaran

Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang penting bagi perusahaan

karena sangat menentukan perkembangan perusahaan. Dalam kegiatan

pemasaran perusahaan juga melakukan kegiatan pembelanjaan, produksi dan

personalia. Pemasaran artinya bekerja dengan pasar guna mewujudkan

pertukaran potensial untuk kepentingan kepuasan kebutuhan dan keinginan

manusia.

Menurut William J Stanton (1985) pemasaran adalah :

“sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dirancang untuk


merencanakan, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa agar
dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli saat ini maupun pembeli
potensial”

7
Sedangkan menurut Philip Kotler (1995), pengertian pemasaran adalah :

“Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok


mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Perhatian
utama pemasaran adalah pasar dan menciptakan pertukaran yang saling
memuaskan dengan mereka yang terlibat dalam pasar”.

C. Manajemen Pemasaran

Fungsi manajemen pemasaran terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan dari seluruh kegiatan yang

dilakukan dengan tepat karena akan menentukan keberhasilan dari usaha,

untuk membuat perencanaan jangka panjang akan diperlukan banyak waktu

dan tenaga.

Menurut Phillip Kotler dan Gary Amstrong (2001), manajemen

pemasaran adalah :

“Analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program-


program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli untuk mencapai tujuan
perusahaan”.

Menurut C Northcote Parkinson, MK Rustomji, Walter E Viera (1993),

pengertian manajemen pemasaran adalah :

“Metode terencana dan teroganisir untuk mengadakan suatu relasi


pertukaran”.

Berdasarkan definisi diatas manajemen pemasaran adalah proses yang

melibatkan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang

mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada proses pertukaran

dengan tujuan untuk menghasilkan kepuasan bagi pihak pihak yang terlibat.

8
D. Jasa

1. Pengertian jasa

Menurut Gitosudarmo (2000) pengertian jasa adalah :

“Produk yang tidak berwujud (intangible) yang biasanya berupa


pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen. Pelayanan jasa diutamakan
harus menjaga mutu, kredibilitas perusahaan pemberi jasa dan mudah
menyesuaikan perkembangan. Pada umumnya jasa diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan, maka pelanggan sering berada di perusahaan,
berinteraksi secara langsung dengan karyawan perusahaan, dan merupakan
bagian dari proses produksi jasa”.

Menurut William J. Stanton (1986), pengertian jasa adalah :

“Kegiatan yang dapat didefinisikan secara tersendiri, yang pada


hakekatnya bersifat tidak berwujud, yang merupakan pemenuhan kebutuhan
tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain”.

Produksi jasa mungkin terikat atau tidak terikat pada produk fisik. Dari

dua definisi di atas dapat ditemukan sebuah kesamaan, bahwa jasa

merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan sesuatu yang intangible dan

dapat memberikan manfaat bagi yang menggunakannya.

Definisi jasa di atas berimplikasi bahwa intangibility merupakan ciri

utama suatu penawaran yang disebut sebagai jasa. Meskipun demikian, sulit

untuk mengklasifikasikan produk yang bersifat murni intangible maupun

murni tangible (Baker dan Taylor, 2001).

Menurut Kotler dan Amstrong (2001) jasa adalah :

“Jasa sebagai bentuk dari produk yang terdiri dari aktifitas, manfaat
(benefit), atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya
tidak berwujud (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.
Jasa adalah aktifitas ekonomi yaitu penciptaan nilai tambah (value) dan
penyediaan manfaat untuk konsumen pada waktu dan tempat tertentu
sebagai hasil dari memenuhi keinginan dan kebutuhan pemakai jasa”.

9
2. Macam – macam Jasa :

a. Jasa industri

Disediakan oleh organisasi dalam lingkup yang luas termasuk

pengolahan, pertambangan, pertanian, organisasi non laba dan

pemerintah.

b. Jasa konsumen

Banyak digunakan secara luas oleh masyarakat.

3. Karakteristik jasa menurut Kotler dan Amstrong (1997) :

a. Tidak berwujud

Jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, didengar, atau dirasakan dengan

indera penciuman sebelum membeli.

b. Tidak terpisahkan

Salah satu sifat utama jasa adalah diproduksi pada jangka waktu

yang bersamaan dan tidak dapat dipisahkan dari penyedia,

penyedianya mesin atau manusia.

c. Keanekaragaman

Mutu jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa disamping

waktu, tempat, dan bagaimana jasa tersebut disediakan.

d. Tidak tahan lama

Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai lagi kemudian.

10
e. Tidak menghasilkan kepemilikan apapun

Jasa yang sudah dibeli hanya dapat digunakan sekali saat itu juga.

f. Pengukuran

Pengukuran terhadap mutu jasa pada umumnya sangat sulit

ditentukan, karena menyangkut aspek psikologis individu pengguna.

4. Perilaku Konsumen Jasa

Penyedia jasa perlu memahami bagaimana konsumen memilih dan

mengevaluasi penawaran jasa karena konsumen lebih memerlukan

waktu untuk memilih jasa yang akan dipilih terhadap sifat jasa yang

itangible dan tidak standar.

Terdapat empat kategori perilaku konsumen dalam proses pembelian,

yaitu (Zeithaml dan Bitner, 1996) :

a. Mencari informasi

Konsumen memperoleh informasi tentang produk dan jasa

berasal dari sumber personal (teman atau ahli) dan sumber non –

personal (media masa atau media elektronik). Pada saat membeli

jasa, konsumen tergantung dari sumber personal karena dapat

mengkomunikasikan informasi tentang kualitas, dimana informasi

dari sumber non – personal sering kali tidak tersedia.

b. Mengevaluasi alternatif - alternatif jasa

Untuk membeli jasa konsumen mempertimbangkan brand yang

ditawarkan. Selain itu karena jasa merupakan pengalaman bagi

11
konsumen maka faktor psikologis merupakan faktor yang

berpengaruh dalam membentuk persepsi yang efektif terhadap jasa.

c. Pembelian dan Konsumsi Jasa

Penyampaian jasa bisa dibayangkan seperti sebuah jasa dimana

personil jasa merupakan ”aktor”, konsumen jasa merupakan

”audience”, prasarana fisik merupakan ”setting”, serta proses jasa

merupakan petunjuk. Metafor drama menyajikan cara yang penting

dalam memahami kinerja jasa. Kesuksesan pertunjukan tergantung

pada sejauh mana drama dapat diperankan dengan baik. Selain itu

perlu diketahui bahwa ketidaksesuaian konsumen dapat disebabkan

oleh beberapa hal antara lain seperti perbedaan keyakinan, nilai,

pengalaman, kemampuan membayar, usia atau kesehatan. Pemasaran

jasa harus mengantisipasi, mengakui dan mengatasi heterogenitas

konsumen yang potensial untuk memahami ketidakcocokkan.

d. Evaluasi Pasca Pembelian Jasa

Karena konsumen berpartisipasi terhadap proses produksi dan

konsumsi jasa maka konsumen merasa lebih bertanggungjawab atau

menjadi bagian atas ketidakpuasan yang dirasakan daripada ketika

membeli produk. Jasa seringkali lebih kompleks dibanding barang

karena terdiri dari bermacam – macam atribut yang tidak semuanya

dapat ditawarkan kepada konsumen.

12
E. Pemasaran Jasa Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai perbedaan dibandingkan industri yang lain.

Menurut Tjandra Y.A (2003) ada tiga ciri khas rumah sakit yang

membedakannya dengan industri lainnya :

1. Dalam industri rumah sakit, seyogyanya tujuan utamanya adalah

melayani kebutuhan manusia, bukan semata-mata menghasilkan produk

dengan proses dan biaya yang seefisien mungkin. Unsur manusia perlu

mendapatkan perhatian dan tanggung jawab pengelola rumah sakit.

Perbedaan ini mempunyai dampak penting dalam manajemen,

khususnya menyangkut pertimbangan etika dan nilai kehidupan

manusia.

2. Kenyataan dalam industri rumah sakit yang disebut pelanggan

(customer) tidak selalu mereka yang menerima pelayanan. Pasien adalah

mereka yang diobati di rumah sakit. Akan tetapi, kadang-kadang bukan

mereka sendiri yang menentukan di rumah sakit mana mereka harus

dirawat. Di luar negeri pihak asuransilah yang menentukan rumah sakit

mana yang boleh didatangi pasien. Jadi, jelasnya, kendati pasien adalah

mereka yang memang diobati di suatu rumah sakit, tetapi keputusan

menggunakan jasa rumah sakit belum tentu ada di tangan pasien itu.

Artinya, kalau ada upaya pemasaran seperti bisnis lain pada umumnya,

maka target pemasaran itu menjadi amat luas, bisa pasiennya, bisa

tempat kerjanya, bisa para dokter yang praktek di sekitar rumah sakit,

dan bisa juga pihak asuransi. Selain itu, jenis tindakan medis yang akan

13
dilakukan dan pengobatan yang diberikan juga tidak tergantung pada

pasiennya, tapi tergantung dari dokter yang merawatnya.

3. Kenyataan menunjukan bahwa pentingnya peran para profesional,

termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, fisioterapi, radiografer, ahli gizi

dan lain-lain. Menurut Boy S. Sabarguna (2004), perbedaan antara

pemasaran rumah sakit dengan pemasaran jasa pada umumnya yaitu :

a. Produknya berupa pelayanan yang hanya dapat menjanjikan usaha,

bukan menjadi hasil.

b. Pasien hanya akan menggunakan pelayanan bila diperlukan,

walaupun sekarang ini ia tertarik.

c. Tidak selamanya tarif berperan penting dalam pemilihan, terutama

pada kasus dalam keadaan darurat.

d. Pelayanan hanya dapat dirasakan pada saat digunakan, dan tidak

dapat dicoba secara leluasa.

e. Fakta akan lebih jelas pengaruhnya dari pada hanya pembicaraan

belaka.

Dalam pemasaran barang pada umumnya barang terlebih dahulu

diproduksi dan baru kemudian dijual, sedangkan dalam pemasaran jasa,

biasanya dijual terlebih dahulu dan baru kemudian diproduksi. Jasa

mempunyai keunikan, dimana jasa secara bersamaan dalam proses produksi

dan konsumsi, sehingga kualitas jasa sangat ditentukan oleh penyedia jasa,

karyawan dan pelanggan. Dalam pemasaran jasa perlunya pemasaran

eksternal (external marketing), pemasaran internal (internal marketing) dan

14
pemasaran interaktif (interactive marketing) dalam rangka memberikan

kepuasan kepada pelanggan (Kotler 2003).

Tipe pemasaran dalam industri jasa termasuk di dalamnya industri jasa

pelayanan kesehatan, dapat dilihat pada Gambar II.1.berikut ini :

COMPANY

Internal External
Marketing Marketing

EMPLOYEE CUSTOMER

Marketing Interaction

Gambar II. 1
Three Types of Marketing in Service Industries
Sumber : Kotler (2003)

Kotler (2003) menjelaskan bahwa pemasaran eksternal menggambarkan

aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mempersiapkan dan menetapkan

harga, bentuk dan kualitas produk, pendistribusian produk dan program

promosi. Dengan kata lain lain, pemasaran eksternal merupakan upaya

perusahaan untuk merancang program bauran pemasarannya secara efektif

dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan segmen pasarnya. Dalam

pemasaran eksternal, perusahaan menetapkan janji (making promises) untuk

pelanggannya. Tujuan dari pemasaran eksternal ini tidak lain adalah

15
mempengaruhi persepsi pelanggan agar percaya dan tertarik untuk membeli

jasa yang ditawarkan perusahaan.

Pemasaran internal merupakan hubungan timbal balik antara perusahaan

dengan karyawannya. Tujuan yang hendak dicapai dari pemasaran internal

ini adalah memberikan kepuasan dan motivasi kepada karyawan perusahaan

untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. Kesadaran

bahwa pentingnya untuk meretensi dan meningkatkan kompetensi karyawan

dilandasi kenyataan bahwa biaya untuk merekrut karyawan yang berpotensi

dan melatih sangat besar. Di samping itu, waktu yang dibutuhkan karyawan

baru untuk beradaptasi, mengenal dan menjalin relasi dengan pelanggan

cukup lama. Oleh karena, itu, perlu dirancang suatu total human reward

yang dirasakan adil bagi kedua belah pihak. Dengan pemasaran internal ini

akan memberikan dan membangkitkan motivasi, moral kerja, loyalitas, rasa

bangga, dan rasa memiliki setiap orang, yang pada gilirannya dapat

memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan pelanggan yang dilayani.

Menurut Caruana (1998), melalui pemasaran internal, para karyawan

dikondisikan untuk mengetahui dan mengerti bahwa manajemen sangat

peduli dengan mereka serta menguatkan adanya kesamaan tujuan antara

perusahaan dan karyawan. Kondisi ini diharapkan mampu mendekatkan

perusahaan dengan karyawan secara emosional, yang akhirnya akan

membangkitkan komitmen para karyawan.

Pemasaran interaktif menggambarkan hubungan karyawan dengan

pelanggan. Dalam hal ini karyawan sebagai bagian dari proses penyajian

16
jasa berkewajiban untuk memenuhi janji yang telah ditetapkan oleh

perusahaan kepada pelanggan. Oleh karena itu, sikap, kemampuan, dan

integritas karyawan akan mempengaruhi keberhasilan menjalin relasi antara

perusahaan, karyawan dan pelanggan. Kesadaran pentingnya pemasaran

interaktif ini dilandasi bahwa dalam jasa, peranan manusia (karyawan-

pelanggan) sangat dominan dalam menentukan kualitas jasa.

Dalam intensitas interaksi dalam penyampaian jasa dapat berlangsung

dalam 3 tingkatan yaitu, pertama, High-contact services, suatu jasa yang

membutuhkan interaksi yang signifikan antara pelanggan, petugas serta

peralatan dan fasilitas jasa, kedua, Medium-contact services, suatu jasa yang

membutuhkan interaksi yang terbatas antara pelanggan, petugas serta

peralatan dan fasilitas jasa, dan ketiga, Low contact services, suatu jasa yang

membutuhkan interaksi yang minimal antara pelanggan, petugas serta

peralatan dan fasilitas jasa (Lovelock dan Wright, 2002). Rumah sakit

sebagai jasa kesehatan merupakan sistem pemasaran jasa dengan kontak

yang tinggi (High-Contact Service) dan semua elemen pada sistem

pemasaran jasa saling terkait. Lebih jelasnya, seperti Gambar II. 2 :

17
Service Delivery System Other Contact Points
Service Operations System
Other Customers Advertising

Interior and Sales Calls


Exterior
Facilities
Market
The
Technical Core Equipment Research
Customer
Survey
Service
People Billing/Statements
Other Customers Miscellaneous

Mail,Phone
Backstage Front Stage
(Invisible) (Visible)

Gambar II. 2
The Service Marketing System For a High-Contact Service
Sumber: Lovelock dan Wright (2002:68)

1. Service personnel. Contacts with customers may be face-to-face, by telecommunications


(telephone, fax, telegram, telex, electronic mail), or by mail and express delivery services.
These personnel may include
• Sales representatives
• Customer service staff
• Accounting/billing staff
• Operations staff who do not normally provide direct service to customers
(e.g., engineers, janitor).
• Designated intermediaries whom customers perceive as directly
representing the service firm.
2. Service Facilities and equipment
• Building exteriors, parking areas, landscaping
• Building interiors and furnishings
• Vehivles
• Self-service equipment operated by customers
• Other eequipment.
3. Nonpersonal
• Form letters
• Brochures/catalogs/instruction manuals/Web sites
• Advertising
• Signage
• News stories/editorials in the mass media
4. Other peoples
• Fellow customers encountered during service delivery
• Word-of-mouth from friends, acquaintances, or even strangers

Gambar II. 3
Tangible Elements and Communication Components
in the Service Marketing System
(Sumber: Lovelock dan Wright 2002)

18
Dari Gambar II. 3 terlihat komponen-komponen dari sistem pemasaran

jasa yang harus diperhatikan oleh perusahaan jasa termasuk didalamnya

rumah sakit. Dalam mengelola rumah sakit sebagai suatu sistem

penyampaian pelayanan kesehatan perlu pemahaman tentang konsep

pemasaran. Menurut Darmanto Djojodibroto (1997), bagaimanapun rumah

sakit (yang mempunyai misi kemanusianpun) harus menggunakan analisis

pemasaran agar posisi organisasinya dapat lebih baik dan bisa

mempertahankan eksistensinya di lingkungan yang sangat kompetitif akibat

kebijakan pemerintah yang memperbolehkan badan usaha komersial

mengusahakan rumah sakit.

Menurut Cooper (1994) konsep pemasaran pelayanan kesehatan adalah

sebagai berikut :

1. Konsep pelayanan

Orientasi rumah sakit hanya untuk memberikan pelayanan dan fasilitas

yang baik.

2. Konsep penjualan

Orientasi rumah sakit hanya pada untuk mencapai pemanfaatan fasilitas

yang memadai.

3. Konsep pemasaran perawatan kesehatan

Suatu orientasi sistem manajemen kesehatan yang menerima bahwa

tugas pokok dari sistem tersebut adalah untuk menentukan keinginan,

kebutuhan, nilai-nilai untuk target pasar, dan ukuran sistem sebagai cara

untuk menyampaikan tingkat kepuasan yang diinginkan konsumen.

19
Dari perkembangan konsep pemasaran tersebut, maka jelas terlihat

adanya pergeseran rumah sakit dari dokter sebagai sentral, menjadi pasien

sebagai sentral. Rumah sakit harus memperhatikan kebutuhan, keinginan

dan nilai-nilai yang dirasakan pasien. Faktor kepuasan pasien merupakan hal

yang penting diperhatikan pihak rumah sakit. Pemasaran dalam sektor jasa

kesehatan sangat berbeda dengan sektor manufaktur dan jasa lainnya, seperti

halnya industri obat-obatan, hotel, dan lain lain. Produk-produk manufaktur

diperbolehkan untuk diiklankan dalam media masa baik cetak maupun

elektronik. Sementara jasa kesehatan secara etis dan moral tidak

diperbolehkan untuk diiklankan atau diungkapkan secara terbuka kepada

khalayak umum. Setiap tenaga profesional menjunjung tinggi sumpah

profesi untuk menggunakan segala ekpertisnya menurut etika profesi dan

nilai nilai moral. Pasien tidak boleh dieksploitasi demi popularitas profesi

atau industri kesehatan. Pemasaran jasa kesehatan hanya diperbolehkan

melalui brosur, leaflet, atau buletin mingguan, bulanan, triwulan dan lain-

lain (Balthasar, 2004).

Rumah sakit di Indonesia juga harus memperhatikan ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, sehingga konsep pemasaran yang diterapkan oleh rumah sakit

tidak menyimpang dari ketentuan yang ada dan merugikan pemakai jasa

kesehatan. Pemasaran rumah sakit harus memperhatikan etika rumah sakit

dan etika profesi, dan inilah yang membedakan rumah sakit dengan bisnis

jasa lainnya.

20
Departemen Kesehatan RI memberikan kebijakan dalam pemasaran rumah

sakit yaitu (Darmanto Djojodibroto, 1997) :

1. Pemasaran rumah sakit dapat dilaksanakan agar utilisasi rumah sakit

menjadi lebih tinggi sehinggga akhirnya dapat meningkatkan rujukan

medik dan meluaskan cakupan yang selanjutnya memberi kontribusi

terhadap peningkatan derajat kesehatan penduduk.

2. Pemasaran rumah sakit hendaknya tidak dilepaskan dari tujuan

pembangunan kesehatan yakni antara lain, meningkatkan cakupan dan

mutu pelayanan agar derajat kesehatan penduduk menjadi lebih baik.

Pemasaran tidak boleh lepas juga dari dasar-dasar etik kedokteran dan

etika rumah sakit serta ketentuan hukum yang berlaku.

3. Promosi yang merupakan bagian dari pemasaran sudah pasti berbeda

dengan promosi perusahaan umum yang mempunyai tujuan mengeruk

keuntungan sebesar-besarnya. Promosi rumah sakit harus selalu penuh

kejujuran. Konsumen dalam pelayanan rumah sakit selalu mempunyai

pilihan yang sempit dan sangat tergantung kepada rumah sakit dan

dokter. Sifat hakiki ini harus dihayati.

4. Ikatan Dokter Indonesia dan PERSI sangat penting perannya dalam

merumuskan pemasaran dan promosi yang sehat dalam bidang rumah

sakit.

5. Pemasaran dan promosi rumah sakit jangan sampai menimbulkan

keadaan supply created demand yang merugikan masyarakat.

21
6. Dalam memasarkan jasanya rumah sakit bisa sendiri-sendiri atau bisa

juga kolektif tergantung jenis jasa apa yang akan dipasarkan.

7. Cara pemasaran yang diperbolehkan adalah :

a. Internal:

- Meningkatkan pelayanan kesehatan.

- Kuesioner pada masyarakat.

- Mobilisasi dokter, perawat, dan seluruh karyawan rumah sakit.

- Brosur/leaflet/buletin.

b. Eksternal :

- Informasi tentang pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

dengan cara informasi yang tidak melanggar etik rumah sakit dan

kedokteran.

- Menggunakan media masa.

- Informasi tarif harus jelas.

- Meningkatkan hubungan dengan perusahaan/badan-badan di luar

rumah sakit.

- Menyelenggarakan seminar-seminar di rumah sakit.

- Pengabdian masyarakat.

8. Kegiatan promosi yang dapat dilaksanakan adalah :

a. Advertensi melalui majalah kedokteran, buku telepon.

b. Personal selling tidak dibenarkan untuk mencegah komitmen yang

tidak sehat dari pihak promotor dan calon pembeli.

22
c. Sales promotion hanya diperkenankan melalui ”open house” dengan

tujuan agar masyarakat mengenal lebih dekat dan lebih jelas.

d. Publisitas diperkenankan dalam bentuk brosur atau leaflet yang

berisi fasilitas dan jasa yang ada di rumah sakit tanpa memuat kata

kata ajakan atau bujukan.

Mulai dirasakannya kepentingan dari pemasaran rumah sakit adalah

terjadinya industri kesehatan, ternyata industri kesehatan mempunyai

masalah yang besar seperti berikut ini, antara lain (Cooper dalam Boy

Sabarguna, 2004) :

1. Tempat tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Menentukan jumlah tempat tidur yang tepat, jika terlalu banyak akan

menambah biaya perawatan dan pemeliharaan.

2. Untung, rugi.

Mencari keuntungan dari orang sakit dalam hal ini rumah sakit hanya

mencari keuntungan semata atau rugi karena manajemen yang buruk.

3. Pegawai banyak, pelayanan rendah.

Menentukan jumlah karyawan yang tepat, sehingga sumber daya efektif

dan efisien.

4. Alat canggih atau tidak dapat menyelamatkan jiwa.

Kebijakan rumah sakit apakah mempunyai alat canggih dan mahal yang

menyelamatkan, atau dengan alat seadanya tapi pelayanan tidak

maksimal.

23
Menurut Cooper dalam Boy S. (2004) pemasaran bagi industri rumah sakit

sangat penting, terutama terkait hal – hal utama sebagai berikut, yaitu :

1. Meningkatnya kesadaran pasien.

Pasien makin sadar akan haknya dan menginginkan informasi yang jelas

mengenai segala tindakan.

2. Berorientasi kepada pasien.

Dalam hal ini seharusnya rumah sakit lebih memusatkan perhatiannya

pada pasien, mulai pemilik rumah sakit, direksi dan karyawan

hendaknya berorientasi kepada pasien.

3. Meningkatnya rumah sakit milik pemodal.

Jumlah rumah sakit milik pemodal meningkat, yang tentunya

mengharapkan keuntungan yang memadai. Hal ini mengakibatkan

persaingan industri rumah sakit semakin ketat, sehingga penting

pemasaran diterapkan oleh rumah sakit.

4. Pemanfatan yang rendah sebagai pemborosan.

Pemanfaatan yang rendah terhadap sumber - sumber daya rumah sakit

adalah pemborosan dan diperlukan usaha untuk mencapai pemanfaatan

yang maksimal.

5. Peningkatan profesionalisme dari staf rumah sakit.

Masing – masing karyawan yang bekerja di rumah sakit berusaha

menunjukkan kemampuan dari profesinya sehingga diperlukan

koordinasi dan pengarahan yang berorientasi pada pasien, peningkatan

profesionalisme memberikan kepuasan bagi pasien sebagai konsumen.

24
6. Meningkatnya harapan akan kenyamanan.

Pasien selain menginginkan pelayanan yang baik dan tepat juga

mengharapkan keadaan pelayanan yang nyaman.

7. Pelayanan kesehatan dapat merupakan komoditi bisnis

Meningkatnya harapan akan kenyamanan menjadikannya pelayanan

kesehatan sebagai kebutuhan yang penting, sehingga dengan manajemen

yang baik pelayanan kesehatan menjadi komoditas yang dapat

mendatangkan keuntungan.

8. Meningkatnya biaya.

Biaya untuk sumber daya, peralatan dan pegawai meningkat karena

usaha – usaha yang dilakukan guna memberikan pelayanan yang

maksimal.

9. Perubahan hubungan dokter dengan pasien.

Pasien sekarang lebih aktif dan membutuhkan informasi yang jelas serta

menginginkan kebebasan dalam memilih.

10. Perhatian pada pengobatan.

Kegiatan pengobatan yang tidak terlihat hasilnya, memerlukan usaha

agar masyarakat dapat menerimanya.

11. Duplikasi pelayanan

Pelayanan yang terduplikasi menyebabkan pemanfaatan yang rendah,

maka perlu diketahui permintaan yang sesuai dengan pasar.

25
Dalam pemasaran rumah sakit terdapat pro dan kontra yaitu (Cooper dalam

Boy Sabarguna, 2004) :

1. Konsep

Bagi yang pro mengatakan bahwa pemasaran lebih dari iklan tetapi

mengarah pada pertukaran yang menguntungkan, sedangkan yang kontra

mengatakan pemasaran merupakan iklan dan penjualan.

2. Proses

Proses yang terjadi bagi yang pro merupakan proses memenuhi

kebutuhan pasien, dan bagi yang kontra menyatakan pemasaran rumah.

sakit merupakan public relation mengarah pada manipulasi dan

komersialisasi layanan yang seharusnya bersifat sosial.

3. Akibatnya

Bagi yang pro menyatakan, akan membantu pasien untuk memilih

layanan yang rasional, sedangkan bagi yang kontra, melihat akan terjadi

kompetisi dan peningkatan biaya.

4. Kompetisi

Bagi yang pro mengatakan akan adanya kompetisi yang merupakan

realitas yang ada akan menyebabkan efektifitas dan efisiensi serta akan

adanya usaha untuk mempertahankan hidup, sedangkan bagi yang kontra

menyatakan akan terjadinya pemakaian yang tidak perlu dan kompetisi

akan mengarah pada pemenuhan tempat tidur bukan pada pelayanan

yang baik.

26
5. Dasarnya

Bagi yang pro pemasaran rumah sakit merupakan konsep yang dapat

digunakan baik atau buruk tergantung yang memakainya, sedangkan

bagi yang kontra menganggap pemakaian yang salah dari pemasaran

rumah sakit akan menghancurkan reputasi pelayanan kesehatan.

6. Contohnya

Bagi yang pro pemasaran rumah sakit akan menyebabkan pendeknya

waktu perawatan, sedangkan bagi yang kontra rumah sakit akan seperti

toko yang ada potongan harga.

Menurut Jacobalis dalam Boy Sabarguna (2004), di Indonesia pemasaran

rumah sakit mulai terlihat secara jelas pro dan kontra yang muncul, antara

lain, adanya modal asing dalam industri rumah sakit, diperbolehkannya

rumah sakit dimiliki oleh pemodal, kesepakatan serta pengertian yang

memadai tentang pemasaran rumah sakit yang diperlukan rumah sakit itu

sendiri. Hal tersebut penting guna mencegah timbulnya persepsi yang

berbeda diantara rumah sakit satu dengan yang lain dan untuk memilih jenis

mana pemasaran yang layak dari sejumlah cara yang ada. Pro dan kontra

tersebut merupakan tantangan bagi industri rumah sakit untuk berusaha

menciptakan suasana pemasaran yang wajar yang sesuai dengan etika rumah

sakit di Indonesia.

27
Di Indonesia, tersedia peraturan yang dikeluarkan pemerintah yang

dijadikan pedoman oleh pihak rumah sakit dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat seperti :

1. Pihak rumah sakit harus juga memperhatikan tata ruang berdasarkan

peraturan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pelayan Medik Nomor:

098/Yanmed/RSKS/SK/87 (Dalam Kumpulan Peraturan tentang Rumah

Sakit, 1997) dinyatakan bahwa rumah sakit harus mempunyai tata ruang,

minimal mempunyai dua ruang periksa, satu ruang administrasi, satu

ruang tunggu, satu ruang penunjang sesuai dengan kebutuhan, dan satu

kamar mandi/WC dan setiap ruang periksa mempunyai luas minimal 2 ×

3 m.

2. Pihak rumah sakit harus memperhatikan kelengkapan obat-obatan

terutama untuk kebutuhan darurat. Hal ini sesuai dengan peraturan dari

Depkes dalam Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pelayan Medik

Nomor: 098/Yanmed/RSKS/SK/87 (Dalam Kumpulan Peraturan tentang

Rumah Sakit, 1997) menyatakan bahwa rumah sakit harus menyediakan

obat-obatan gawat darurat dan obat suntik yang diperlukan sesuai

dengan spesialisasi yang diberikan.

3. Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pelayan Medik

Nomor:098/Yanmed/RSKS/SK/87 (Dalam Kumpulan Peraturan tentang

Rumah Sakit, 1997) menyatakan bahwa lokasi rumah sakit tidak

dibenarkan berada di dalam tempat pelayanan umum, seperti: pusat

perbelanjaan, tempat hiburan, restauran dan hotel.

28
4. Keputusan Direktur Jenderal Pelayan Medik Nomor:

098/Yanmed/RSKS/SK/87 (Dalam Kumpulan Peraturan tentang Rumah

Sakit, 1997) dinyatakan bahwa rumah sakit harus mempunyai ruangan

mempunyai ventilasi dan penerangan yang cukup.

5. Pihak rumah sakit juga harus memperhatikan tata ruang berdasarkan

peraturan Keputusan Direktur Jenderal Pelayan Medik Nomor:

098/Yanmed/RSKS/SK/87 (Dalam Kumpulan Peraturan tentang Rumah

Sakit, 1997) dinyatakan bahwa RS harus mempunyai tata ruang :

a. Minimal mempunyai dua ruang periksa, satu ruang administrasi, satu

ruang tunggu, satu ruang penunjang sesuai dengan kebutuhan, dan

satu kamar mandi/WC.

b. Setiap ruang periksa mempunyai luas minimal 2 × 3 m.

c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan yang cukup.

d. Mempunyai tempat parkir.

Menurut Soedarmono (2000) menyatakan bahwa saat ini pola manajemen

rumah sakit sebagai berikut :

1. Manajemen rumah sakit masih berorientasi kepada intern organisasi saja,

belum berorientasi kepada pihak berkepentingan.

2. Manajemen rumah sakit masih berorientasi pada aspek masukan (input)

saja, belum berorientasi pada luaran (output) dan hasil akhir (outcome).

3. Pola perencanaan masih berorientasi kepada penganggaran, belum

berorientasi kepada perencanaan strategis. Akibatnya manajemen

terpaku pada perencanaan pengadaan, bukan perencanaan pelayanan.

29
4. Pelayanan rumah sakit masih lebih berorientasi kepada tenaga kesehatan

(provider oriented), belum beralih kepada pelayanan yang berorientasi

kepada pasien (patient oriented).

5. Pelayanan kedokteran masih semata-mata berupaya untuk

memperpanjang usia harapan hidup (extending life), belum

memperhatikan aspek kualitas hidup (quality of life)

Rumah sakit merupakan sebuah sistem seperti Gambar II. 4 berikut ini:

Masukan Proses Luaran Hasil akhir


Pelanggan (sehat Pelayanan medik Pasien Pasien puas
&sakit) ICU &UGD sembuh/ atau tidak.
Dokter Rawat inap cacat/ Rumah sakit
Karyawan Rawat jalan meninggal maju atau
Sarana & prasarana Laboratorium mundur
Peralatan , dsb Administrasi

Gambar II. 4
Rumah Sakit sebagai suatu Sistem
Sumber: Soedarmono dkk (2000)

Dari Gambar II. 4 terlihat bahwa rumah sakit merupakan suatu sistem

yang saling berkaitan. Pihak rumah sakit diharapkan secara terus menerus

melakukan perubahan dan memperbaiki pelayanannya, sehingga tidak

ditinggalkan oleh pelanggannya.

Pelayanan yang diberikan rumah sakit adalah :

1. Pelayanan medis, merupakan bidang jasa pokok rumah sakit, pelayanan

ini diberikan oleh tenaga medis yang profesional dalam bidangnya baik

dokter umum, maupun spesialis.

30
2. Pelayanan keperawatan, merupakan pelayanan yang bukan tindakan

medis terhadap pasien, tetapi merupakan tindakan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat sesuai aturan keperawatan.

3. Pelayanan penunjang medis, ialah pelayanan penunjang yang diberikan

terhadap pasien, seperti: pelayanan gizi, laboratorium, farmasi,

fisioterapi, dan lainnya.

4. Pelayanan administrasi dan keuangan, pelayanan administrasi yang

dilakukan berupa bidang ketatausahaan seperti pendaftaran, rekam

medis, dan kerumahtanggaan, sedangkan bidang keuangan meliputi

proses pembayaran biaya rawat inap pasien selama dirawat di rumah

sakit tersebut.

Suparto Adikoesoemo (1997) mengadaptasi konsep Porter untuk

membedakan tipe rumah sakit dipandang dari segi pemasaran yaitu :

1. Volume/Mass product

Rumah sakit yang mengutamakan pelayanan (jumlah pasien) sebanyak

banyaknya. Rumah sakit ini tidak mengutamakan spesialisasi, makin

banyak pasien makin baik. Untuk menjaga persaingan rumah sakit harus

menjaga cost effectiveness, menekan biaya serendah-rendahnya untuk

menjaga supaya tarif tetap bersaing. Kalau mungkin tarif serendah

rendahnya. Pada rumah sakit tipe ini karena yang dipentingkan adalah

biaya yang serendah-rendahnya, maka training/pendidikan untuk

karyawan dilaksanakan sesedikit mungkin.

31
2. Diferensiasi

Mengutamakan spesialisasi bila perlu sub spesialisasi, di sini rumah

sakit dituntut untuk menyediakan spesialis yang cukup banyak dengan

sarana yang cukup untuk menunjang masing - masing spesialisasi

tersebut. Di sini dituntut persaingan mutu dari masing - masing

spesialisasi. Tentu saja rumah sakit tipe ini tidak bersaing dengan rumah

sakit tipe 1, dimana pada rumah sakit tipe itu dituntut tarif serendah -

rendahnya, sedangkan pada rumah sakit tipe 2 ini tarif tentu lebih tinggi.

Persaingan biasanya dengan rumah sakit sejenis dan persaingan ini

mengenai mutu di samping tarif yang sesuai.

3. Fokus

Di sini rumah sakit berkonsentrasi pada spesialisasi tertentu, misalnya

rumah sakit khusus jantung, rumah sakit khusus mata, rumah sakit

khusus kanker sehingga di sini mutu dituntut lebih tinggi lagi kalau ingin

survive. Kalau memang mutunya bagus, baik dokternya dengan

spesialisasi/subspesialisasi yang bermutu tinggi dan para-medisnya yang

mempunyai keterampilan yang baik dan disertai dengan sarana/fasilitas

yang menunjang. Tentu saja tarif menjadi lebih tinggi dari rumah sakit

tipe lainnya, kecuali rumah sakit untuk usaha sosial atau rumah sakit

milik pemerintah yang masih disubsidi.

Dalam memasarkan jasa kesehatan rumah sakit diharapkan juga

memperhatikan faktor bauran pemasaran (marketing mix). Bauran

pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan

32
untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran

(Kotler, 2003). Ada 7 faktor dalam bauran pemasaran jasa yaitu (Zeithaml

dan Bitner, 2000):

1. Product

Product merupakan sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk

dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

keinginan dan kebutuhan, termasuk di dalamnya adalah objek fisik, jasa,

orang, tempat, organisasi dan gagasan.

2. Price

Price merupakan jumlah uang yang harus dibayar pelanggan dan

konsumen untuk suatu produk.

3. Promotion

Promotion merupakan kegiatan mengkomunikasikan informasi dari

penjual ke pembeli atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk

mempengaruhi sikap dan perilaku.

4. Place

Place berhubungan dengan proses menyampaikan produk ke konsumen.

Produk tidak akan mempunyai arti apa-apa bagi konsumen apabila tidak

disampaikan atau tidak tersedia pada saat dan tempat yang diinginkan

konsumen.

33
5. People

Dalam pemasaran jasa kemampuan personil sangat penting, karena

dalam pemasaran jasa terjadi interaksi langsung antara konsumen dengan

personil.

6. Physical evidence

Physical evidence atau lingkungan fisik dari perusahaan jasa adalah

tempat dimana pemberi jasa dan pelanggan berinteraksi.

7. Process

Proses menciptakan dan memberikan jasa pada pelanggan merupakan

faktor utama dalam marketing mix jasa karena pelanggan akan

memandang sistem pemberian jasa tersebut sebagai bagian dari jasa

tersebut. Jadi keputusan-keputusan tentang manajemen operasi adalah

hal yang sangat penting bagi keberhasilan pemasaran jasa.

F. Penilaian Kualitas Jasa

Berbeda dengan produk, penilaian konsumen terhadap kualitas jasa

terjadi selama proses penyampaian jasa tersebut. Kualitas harus dimulai dari

kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi konsumen. Hal ini berarti

bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasar sudut pandang penyedia

layanan jasa melainkan berdasar sudut pandang konsumen (Kotler, 2000

dalam Farida Jasfar (2005)).

34
Zeithaml (1981) dalam Farida Jasfar (2005) membedakan tiga kategori

kualitas yaitu :

1. Search quality, adalah atribut kualitas yang dapat dievaluasi konsumen

sebelum membeli, misalnya warna, harga, aroma.

2. Experience quality, adalah kualitas yang hanya bisa dievaluasi setelah

membeli atau mengkonsumsi jasa, misalnya kerapian rambut setelah

selesai masuk salon atau kecepatan pelayanan jasa pengiriman.

3. Credence quality, adalah kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan,

meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa, misalnya kualitas operasi

jantung.

G. Kualitas Layanan (Service Quality)

Kualitas pelayanan merupakan hasil dari suatu proses evaluasi

pembelian, konsumen akan membandingkan harapan-harapan mereka

dengan pelayanan yang telah mereka terima dan mereka persepsikan

(Gronroos, 2001b). Dengan kata lain, kualitas layanan adalah hasil

perbandingan antara harapan konsumen (expected service) dengan persepsi

konsumen pada kinerja suatu jasa pelayanan (actual service performance).

Menurut Lewis dan Booms (1983), dalam Parasuraman, Zeithaml, dan

Berry (1985) service quality adalah :

“Suatu ukuran mengenai seberapa baik tingkat pelayanan yang telah


diberikan akan sesuai dengan harapan konsumen. Delivering quality service
berarti mengkonfirmasikan harapan konsumen dengan memakai dasar yang
konsisten”.

35
Kotler dan Armstrong (2001), menjelaskan bahwa salah satu ukuran

dalam kualitas adalah kemampuan perusahaan dengan segala konsistensinya

memberikan manfaat kepada konsumen dan mempertahankan konsumen.

Kualitas jasa kesehatan menurut Ovretveit (1992) seperti yang dikutip

oleh Saranga (2000), terdiri dari kualitas konsumen (yang berkaitan dengan

kesesuaian pelayanan yang diberikan dan yang dikehendaki konsumen),

kualitas profesional (yang berkaitan dengan apakah pelayanan yang

diberikan memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan yang didiagnosa oleh

profesional) dan kualitas manajemen (yang berkaitan dengan apakah jasa

yang diberikan dilakukan tanpa pemborosan dan kesalahan, pada harga yang

terjangkau dan memenuhi peraturan-peraturan resmi lainnya) sehingga akan

mencapai efisiensi.

Skala SERVQUAL (service quality) adalah skala pengukuran kualitas

jasa yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry

berdasarkan pada suatu pengertian bahwa kualitas jasa adalah suatu bentuk

persepsi konsumen atas jasa yang mereka terima. Penelitian dilakukan oleh

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985) pada empat industri jasa, yaitu

retail banking, credit card, security brokerage, dan product repair dan

maintenance.

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985) mengidentifikasi 10 faktor

pembentuk kualitas pelayanan, yaitu: access, communications, competence,

courtesy, credibility, reliability, responsiveness, security, tangibles, dan

understanding/knowing the customer. Selanjutnya Parasuraman (et al.)

36
melakukan kembali penelitian pada focus group baik pengguna maupun

penyedia jasa. Akhirnya ditemukan hasil bahwa terdapat hubungan yang

sangat kuat antara communications, competence, courtesy, credibility,

security yang kemudian dikelompokkan menjadi satu dimensi yaitu

assurance. Demikian pula halnya mereka menemukan hubungan yang

sangat kuat antara access dan understanding, yang kemudian digabung

menjadi satu dimensi yaitu empathy. Akhirnya Parasuraman mengemukakan

lima dimensi kualitas jasa yaitu : responsiveness, tangibles, reliability,

assurance, dan empathy.

Reliability meliputi kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan

dengan akurat dan tepat waktu dalam hal tersebut harus dapat dipertanggung

jawabkan. Responsiveness adalah kesediaan karyawan untuk menolong dan

menyediakan jasa secara cepat bagi konsumen, sebagai contoh: timeliness of

services. Assurance meliputi pengetahuan dan etika dari karyawan dan

kemampuan mereka untuk mempertahankan kepercayaan dari konsumen.

Empathy merupakan suatu wujud perhatian bahwa perusahaan ada untuk

konsumen. Tangibles meliputi tanda fisik dari suatu produk jasa seperti

fasilitas fisik, penampilan karyawan, alat-alat dan perlengkapan yang

digunakan untuk menyediakan produk jasa yang bersangkutan.

Kemudian Boshoff dan Gray (2004) mengadopsi skala pengukuran

SERVQUAL yang telah dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan

Berry (1988) dan mendefinisikan dimensi-dimensi SERVQUAL menjadi 7

dimensi yang berlaku dalam penelitiannya pada rumah sakit swasta.

37
Dimensi-dimensi tersebut antara lain adalah:

1. Communication (komunikasi). Menjelaskan mengenai peranan rumah

sakit dalam memberikan treatment, menginformasikan kondisi pasien,

prosedur dalam menangani pasien, dan penanganan rawat jalan.

2. Tangibles (fasilitas fisik). Meliputi, persepsi mengenai kebersihan rumah

sakit secara umum dan bangsal, kebersihan dan kenyamanan gedung,

dekorasi ruang bangsal, dan penampilan staf perawat rumah sakit.

3. Empathy of nursing staff (sikap empathy). Meliputi, sikap peduli staf

perawat, perhatian mereka, profesionalisme, efisiensi perawat dalam

bekerja, dan sikap ramah perawat.

4. Assurance. Perhatian yang diberikan rumah sakit kepada pasiennya,

reputasi rumah sakit dan kenyamanan serta rasa aman yang diberikan.

5. Responsiveness of administrative staff (kinerja staf administrasi)

Kecepatan pelayanan, efisiensi kerja, menyenangkan, dan siap melayani

kebutuhan pasien jika diperlukan.

6. Security (keamanan). Fasilitas keamanan yang disediakan oleh rumah

sakit, di dalam dan di luar ruangan rumah sakit.

7. Physician responsiveness (pelayanan dokter). Dokter hadir ketika pasien

membutuhkan. Ketepatan waktu saat tiba di bangsal sangat dibutuhkan

oleh pasien.

Tantangan utama yang dihadapi oleh industri jasa ialah bagaimana

memadukan service quality yang prima dengan apa yang diharapkan oleh

konsumen. Oleh karena itu penting sekali manajemen memperhatikan

38
masalah pelatihan karyawan, memperhatikan masalah-masalah konsumen

dan kepekaan terhadap kebutuhan-kebutuhan konsumen.

Dalam memberikan service quality ini terdapat gap yang dikenal dengan

5 gap model dari Parasuraman (1985). Model ini mendefinisikan gap yang

mungkin terjadi dalam suatu organisasi dalam memberikan service quality

yang memenuhi ekspektasi konsumen. Teori-teori dari Parasuraman ini

dikembangkan ke dalam sebuah model umum dari penyediaan service yang

tampak pada Gambar II.5.

Secara spesifik kualitas jasa diukur dengan membandingkan antara

persepsi konsumen atas jasa yang mereka terima dengan harapan terhadap

kinerja jasa tersebut (perceptions-expectations).

Customer
Expected Service

Gap 5 Perceived Service

Company Eksternal
Service Delivery
communication to
customer
Gap 3
Customer-Driven Service
Gap 4
Gap 1 Design and Standards

Gap 2
Company Perseptions Of
CustomerExpectations

Gambar II. 5
Gaps Model Of Service Quality
(Sumber: Parasuraman, Zeithaml, dan Berry, 1985)

39
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry, (1985) mengidentifikasikan adanya

lima gap (kesenjangan) yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa.

Berdasarkan Gambar II. 5, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gap 1 : Gap antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen

perusahaan. Gap ini muncul karena manajemen perusahaan salah

mengerti apa yang menjadi harapan konsumen.

Gap 2 : Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan pelanggan dan

spesifikasi kualitas pelayanan. Gap ini terjadi sebagai akibat

kesalahan penterjemahan persepsi manajemen yang tepat atas

harapan pelanggan ke dalam tolak ukur service quality.

Gap 3 : Gap antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian

pelayanan. Gap ini terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan

sumber daya manusia perusahaan untuk memenuhi standar mutu

perusahaan yang ditetapkan.

Gap 4 : Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Gap ini

terjadi karena perusahaan tidak mampu memenuhi janji-janjinya

yang dikomunikasikan secara eksternal melalui promosi.

Gap 5 : Gap antara pelayanan yang dirasakan terhadap pelayanan yang

diharapkan. Gap ini terjadi sebagai akibat tidak terpenuhinya

harapan pelanggan.

40
H. Kualitas Pelayanan dan Niat Beli Ulang

Dalam mengelola suatu kualitas pelayanan berarti perusahaan harus

mewujudkan kesesuaian antara harapan konsumen (expected service)

dengan pelayanan yang diterima (perceived service), dengan demikian

kepuasan konsumen akan tercapai. Untuk menjaga agar gap yang terjadi

antara expected service dan perceived service tidak terlalu besar, dengan

kata lain dapat mengelola pelayanan dengan baik, maka pemasar harus

mengetahui pengaruh yang terjadi pada aspek teknis pelayanan dan

pengaruh yang dapat terjadi pada aspek fungsional layanan tersebut,

sehingga pemasar dapat mengetahui dimensi-dimensi dalam kualitas

pelayanan yang dapat diterima oleh konsumen (Gronroos, 2001b).

Baker dan Taylor (1994) mengungkapkan dalam penelitiannya,

berdasarkan penelitian dari Rust dan Oliver (1994), Bitner dan Hubbert

(1994), serta Anderson dan Fornel (1994), bahwa service quality (kualitas

pelayanan) dapat mempengaruhi kepuasan pada tingkat tertentu dan

sebagian dari pengalaman konsumen atas pelayanan dapat disimpulkan

sebagai keseluruhan persepsi atas kualitas dan kepuasan. Maka akan lebih

masuk akal untuk mendefinisikan konsep service quality dan consumer

satisfaction sebagai variabel yang mempunyai pengaruh terhadap purchase

intention. Baldinger dan Rubinson (1996), memprediksi pilihan konsumen

atau penetapan market share dari konsumen loyal yang mana salah satu

faktor yang harus dipertimbangkan adalah pola pembelian ulang. Kemudian

Baker dan Taylor (1994) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

41
terdapat hubungan positif antara kualitas pelayanan (service quality) dengan

niat membeli konsumen (buying intentions). Penelitiannya dilakukan pada

empat industri jasa yang berbeda yaitu rumah sakit, tempat rekreasi,

transportasi dan industri telekomunikasi.

Levy et al, (1995) dalam Schiffman dan Kanuk (2000), mengemukakan

bahwa kualitas pelayanan (service quality) dan niat membeli mempunyai

hubungan positif. Apabila evaluasi konsumen terhadap kualitas pelayanan

perusahaan terlihat tinggi (high), maka konsumen akan mempunyai niat

memilihnya dan mereka cenderung untuk menjadi konsumen tetap. Akan

tetapi apabila evaluasi konsumen terlihat rendah (low), akan mengakibatkan

konsumen tersebut beralih memakai pelayanan jasa yang lain (competitor).

Kemudian Boshoff dan Gray (2001) dalam penelitiannya

mengidentifikasi dimensi-dimensi kualitas pelayanan (service quality) dan

kepuasan konsumen (transaction-specific customer satisfaction) yang

mempengaruhi kepuasan konsumen (overall satisfaction) dan niat membeli

ulang pada industri rumah sakit swasta. Boshoff dan Gray mengidentifikasi

pengaruh dimensi-dimensi kualitas pelayanan dan dimensi-dimensi

kepuasan konsumen terhadap kepuasan konsumen dan niat membeli

konsumen.

Dalam mengevaluasi pelayanan pada industri jasa kesehatan (health care

services), pelanggan memperhatikan kualitas ruangan kantor, sistem

ventilasi, keramahtamahan resepsionis, profesionalisme staf dan perawat,

dan standar pelayanan yang diberikan, semuanya berkontribusi pada

42
evaluasi kualitas pelayanan secara keseluruhan. Pemasar berupaya untuk

menstandarisasi pelayanan mereka dengan tujuan adanya konsistensi

kualitas pelayanan (Schiffman dan Kanuk, 2000).

I. Kepuasan Konsumen

Perhatian mengenai kepuasan saat ini semakin besar, sehingga banyak

pihak yang menaruh perhatian pada hal ini, terutama pihak - pihak yang

mempunyai komitmen langsung terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan

konsumen menjadi salah satu tujuan yang penting dari semua kegiatan dan

aktivitas pemasaran pada perusahaan yang berorientasi pasar. Kepuasan

konsumen merupakan salah satu tujuan perusahaan saat ini. Begitu pula

dengan perusahaan jasa rumah sakit, karena industri jasa merupakan produk

yang mengandalkan kemampuan sumber daya manusia, maka pelayanan

yang diberikan karyawan akan mempengaruhi konsumen menentukan

pilihan pada perusahaan jasa manakah mereka akan bekerja sama. Untuk

mengantisipasi persaingan yang semakin tajam pada industri jasa, maka

rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang dapat memenuhi

kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah

pengelolaan terhadap kualitas pelayanan yang ditawarkan untuk memenuhi

kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan yang dikelola secara baik akan

memberikan hasil yang baik untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Konsumen memiliki kebebasan untuk menilai apakah bauran jasa yang

ditawarkan perusahaan memberikan kepuasan sesuai yang mereka inginkan

43
atau tidak. Apabila pelayanan yang mereka rasakan tidak memuaskan maka

dikhawatirkan mereka akan menceritakan kepada orang lain, sehingga hal

itu akan berdampak buruk bagi perkembangan perusahaan penyedia jasa.

Begitu pula sebaliknya bila pelayanan yang dirasakan pelanggan

memuaskan sesuai dengan yang mereka inginkan, maka akan

menguntungkan perusahaan penyedia jasa, karena biaya promosi dan usaha

untuk memperkenalkan produk perusahaan akan dapat dikurangi.

Menurut Carr (2003) kepuasan konsumen (customer satisfaction) adalah :

“Tingkat kesenangan atau kepuasan yang dirasakan oleh konsumen,


didapatkan dari kemampuan suatu produk atau jasa yang dapat memenuhi
keinginan, harapan dan kebutuhan konsumen tersebut”.

Menurut Wilkie (Tjiptono, 2000), “kepuasan pelangan adalah suatu


tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu
produk atau jasa”.

Sementara menurut Dubois (2000) seperti dikutip oleh Wicaksana

(2005), mendefinisikan kepuasan adalah :

”Pernyataan psikologis mengenai perbedaan yang terjadi antara harapan


konsumen dan kenyataan”.

Pernyataan tersebut sesuai dengan definisi yang disampaikan oleh Kotler

(2000) menyatakan bahwa kepuasan adalah :

”Perasaan senang atau kekecewaan seseorang yang dihasilkan dari suatu


kegiatan membandingkan kinerja yang diterima dari suatu produk dengan
harapan mereka sebelumnya”.

Kepuasan konsumen terhadap pembelian tergantung pada kinerja produk

aktual, sehingga sesuai dengan harapan pembeli. Konsumen mempunyai

berbagai tingkat kepuasan. Jika keberadaan suatu produk berada dibawah

44
harapan pembeli, maka pembeli tersebut tidak puas namun jika sesuai

dengan harapan, konsumen akan merasa puas. Kepuasan merupakan

tingkatan perasaan konsumen setelah konsumen membandingkan kenyataan

dengan harapan.

Dari beberapa uraian definisi kepuasan diatas, maka secara umum

kepuasan dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara layanan dan

hasil yang diterima itu paling tidak harus sama dengan harapan konsumen

atau bahkan melebihinya. Dalam era kompetisi yang ketat seperti sekarang,

kepuasan merupakan hal yang utama, pelanggan diibaratkan sebagai seorang

raja yang harus dilayani, namun bukan berarti menyerahkan segala galanya

kepada konsumen. Usaha memuaskan kebutuhan pelanggan harus dilakukan

secara menguntungkan atau “win win situation” , yaitu keadaan dimana

kedua belah pihak merasa menang dan tidak ada dirugikan.

Kepuasan merupakan hal yang sangat berharga demi mempertahankan

keberadaan konsumen dan untuk menjaga kelangsungan hidup suatu

perusahaan. Layanan yang diberikan kepada konsumen akan memacu puas

tidaknya seorang konsumen atas pelayanan yang diberikan.

Beberapa perusahaan telah menyadari bahwa produk yang baik tidaklah

cukup untuk menarik pelangan atau yang lebih lagi membuat para pelanggan

kembali membeli produk atau jasa itu kembali (Armsted dan Clark, 1996).

Terdapat beberapa faktor utama yang menentukan tingkat kepuasan

pelanggan yaitu, kualitas produk, kualitas pelayanan, faktor emosional dan

faktor harga untuk mendapatkan produk dan jasa. Jadi total kepuasan

45
pelanggan tergantung pada evaluasi pelanggan terhadap masing masing

komponen tersebut. Selain itu, pelanggan juga memberikan bobot yang

berbeda pada suatu komponen. Dalam hal ini perusahaan perlu lebih jeli

melihat komponen manakah yang perlu ditingkatkan dan mengatur kinerja

beberapa komponen tersebut. Berdasarkan penelitian Carr et al, (2003),

dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa kepuasan konsumen

mempunyai hubungan yang kuat dengan sikap dan perilaku konsumen untuk

kembali menggunakan penyedia jasa yang sama. Akan tetapi dengan

karakter yang berbeda, maka tingkat kepuasan konsumen yang terjadi akan

bervariasi meskipun pengalaman yang didapatkan sama.

Kepuasan pasien merupakan nilai subjektif terhadap kualitas pelayanan

yang diberikan. Walaupun subjektif tetap ada dasar objektifnya, artinya

walaupun penilaian itu dilandasi oleh pengalaman masa lalu, tingkat

pendidikan, situasi psikis dan pengaruh lingkungan pada waktu itu tetap

akan didasari oleh kebenaran dan kenyataan objektif yang ada, tidak semata-

mata menilai buruk kalau memang tidak ada pengalaman yang

menjengkelkan, tidak semata-mata bilang baik bila memang tidak ada

suasana yang menyenangkan yang dialami (Boy.S, 2004).

Beberapa penelitian ditemukan bahwa pelanggan akan kembali di masa

yang akan datang dan merekomendasikan kepada orang lain apabila mereka

puas kepada pelayanan yang diberikan perusahaan. Kepuasan pasien adalah

bagaimana nilai dan anggapan pasien terhadap perawatan yang diberikan

oleh pihak perawatan kesehatan (Finley; 2001), sedangkan Council on

46
Medical Service (1986) dalam Finley (2001) mengatakan kepuasan pasien

merupakan suatu yang penting dalam kualitas penyampaian jasa perawatan

kesehatan. Lebih lengkap penelitian yang dilakukan oleh Bhattacharya et.al

(2003) bahwa aspek teknis dari perawat, sikap perawat, kualitas teknis

dokter, kebersihan ruangan dan koridor, makanan, toilet serta fasilitas

perawatan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Kepuasan pasien juga

didorong oleh perawatan yang dilakukan oleh dokter (Kolodinsky, 1999)

dan perawatan yang dilakukan oleh staff (seperti perawat) rumah sakit

(Kloehn, 2004), penggunaan fasilitas perawatan (Oropesa et.al, 2002), dan

penggunaan fasilitas pelayanan (Kolb et.al, 2000).

Dalam menganalisis perilaku konsumen, menurut Bitner dan Hubbert

(1994) seperti dikutip oleh Boshoff dan Gray (2004) kepuasan konsumen

dapat dibedakan menjadi dua perspektif pada pemasaran jasa (service

marketing). Kepuasan konsumen dibedakan menjadi dua, yaitu kepuasan

kumulatif konsumen dan kepuasan pada saat pelayanan diterima konsumen

(transaction-specific satisfaction). Dimensi kepuasan konsumen

(transaction-specific satisfaction) didefinisikan sebagai keputusan evaluatif

konsumen setelah melakukan pembelian dan pemakaian jasa, yaitu evaluasi

terhadap setiap transaksi yang telah dilakukan. Kemudian Boshoff dan Gray

(2004) menyimpulkan bahwa overall satisfaction adalah evaluasi konsumen

secara keseluruhan (global) terhadap produk dan jasa yang telah dirasakan.

47
Pentingnya kepuasan pelanggan diperhatikan oleh pemasar disebabkan

adanya beberapa keuntungan bagi pemasar (Kotler, 1972):

1. Stay Loyal Longer, dengan tercapainya kepuasan pelanggan secara

berkelanjutan, maka pemasar puas karena loyalitas pelanggan tercapai.

2. Favorably about the company and it’s products, jika pelanggan puas

maka secara psikologis ia akan menyebarkan kepada orang lain.

3. Offers products ideas to the company, pelanggan yang merasa puas

memiliki sense of belonging dan akan bisa memberikan masukan, ide

dan pendapat kepada perusahaan yang memproduksi produk yang

dikonsumsi.

4. Cost less to serve than new customer because transaction are routinized,

jika pemasar telah mampu mempertahankan pelanggan-pelanggannya,

maka biaya untuk memelihara pelanggannya tidak akan sebesar biaya

yang harus ia keluarkan menarik konsumen untuk menjadi pelanggan

baru.

J. Penilaian Kepuasan Pelanggan

Kotler (Tjiptono, 2003), mendefinisikan 4 metode pengukuran kepuasan

pelanggan, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan perlu

memberikan kesempatan yang luas pada pelanggannya untuk

menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka.

48
2. Ghost Shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan memperkerjakan seseorang atau beberapa

orang untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli

pontensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka

melaporkan temuan temuannya mengenai kekuatan maupun kelemahan

produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam

melakukan pembelian produk produk tersebut.

3. Lost Costumer Service

Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

atau yang telah berpindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal

itu terjadi agar dapat mengambil kebijakan perbaikan atau

penyempurnaan selanjutnya.

4. Survey Kepuasan Pelanggan

Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan

balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif

bahwa perusahaan menaruh perhatian kepada pelanggan.

K. Persepsi Kepuasan Konsumen

Boshoff dan Gray (2004) dalam penelitiannya mengidentifikasi dimensi-

dimensi kualitas pelayanan (service quality) dan kepuasan konsumen

(transaction-specific customer satisfaction) yang mempengaruhi kepuasan

konsumen (overall satisfaction) pada industri rumah sakit swasta. Hasil

49
penelitiannya menunjukkan bahwa dimensi dalam service quality

berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (overall satisfaction).

evaluation of
service quality (SQ)

evaluation of Transaction
product quality Satisfaction (TSAT)
(PQ)
evaluation of price
(P)

Gambar II. 6
Model Konseptual Komponen-Komponen Transaction Satisfaction
(Sumber: Schiffman dan Kanuk, 2000)

Pendapat Boshoff dan Gray (2004) didukung oleh Parasuraman,

Zeithaml, dan Berry (1994) dalam Schiffman dan Kanuk (2000), yang

menyatakan bahwa terbentuknya customer’s overall satisfaction (TSAT)

didasarkan pada evaluation of service quality (SQ), evaluation of product

quality (PQ) dan evaluation of price (P). Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar

II.6.

Persepsi konsumen terhadap kualitas berubah sepanjang waktu,

perubahan persepsi tersebut dikarenakan adanya informasi baru yang

diketahui konsumen dan persaingan pada kategori produk yang sama. Dalam

penelitiannya, Zeithaml (1988) menjelaskan bahwa persepsi konsumen

mengenai harga, kualitas dan nilai yang didapat merupakan dasar pemicu

perilaku berbelanja dan pemilihan produk.

Kepuasan pelanggan akan timbul apabila pelanggan pernah

menggunakan dan berinteraksi langsung pada kinerja suatu pelayanan atau

50
kualitas yang diterima melebihi harapannya (Oliver, 1980 dalam Grace dan

O’Cass, 2005).

Hallowell (1996) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kepuasan

merupakan fungsi dari kualitas yang dirasakan dan diskonfirmasi (tingkat

kegagalan kualitas yang dirasakan untuk memenuhi harapan konsumen

tersebut). Kemudian Moutinho dan Smith (2000) menjelaskan bahwa tingkat

Overall satisfaction yang dirasakan oleh konsumen pada industri jasa

perbankan adalah kepuasan yang merupakan hasil akhir dari persepsi

mereka, pengembangan sikap, dan tingkat penggunaan jasa yang berkaitan

dengan karyawan perusahaan tersebut maupun otomatisasi jasa perbankan.

Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan

diasumsikan akan menimbulkan ketidakpuasan terhadap layanan yang

mereka tawarkan. Jika pelanggan puas, maka kemungkinan besar pelanggan

akan setia dengan perusahaan tersebut. Akan tetapi jika sebaliknya, maka

konsumen akan cenderung tidak setia dan beralih ke perusahaan lainnya

yang sama tetapi lebih baik dari sebelumnya. Dengan kata lain, peningkatan

kepuasan pelanggan berkaitan dengan perilaku pembelian, lebih spesifik lagi

yaitu berkaitan dengan loyalitas yang ditunjukkan dengan niat untuk

membeli lagi (Anderson dan Fornell, 1994).

Woodside et al., (1989) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

penilaian kualitas pelayanan oleh konsumen (pasien rumah sakit) pada

transaksi yang spesifik mempunyai hubungan positif dengan kepuasan

menyeluruh (overall satisfaction). Hasil yang ditunjukkan dalam

51
penelitiannya mengungkapkan bahwa kepuasan pasien pada saat

menggunakan jasa pelayanan staf perawat berhubungan positif dengan

kepuasan menyeluruh selama menginap di rumah sakit.

L. Niat Beli Ulang

Dalam industri jasa, pembelian berulang telah menjadi perhatian

berbagai akdemisi dan praktisi pemasaran. Menurut Colombo dan Morrison

(1989) dalam Boshoff dan Gray (2004), membagi konsumen menjadi dua,

yaitu :

1. Tipe karakter konsumen dalam hal loyalitas, yaitu mereka yang secara

intrinsik loyal pada merek atau perusahaan

2. Tipe konsumen yang berpotensial untuk beralih ketika pada suatu saat

terjadi transaksi pembelian yang memberikan penawaran yang lebih

kompetitif.

Menurut Hellier dalam Wahyuningsih (2007) menjelaskan bahwa niat

membeli ulang (repurchase intention) adalah :

“Keputusan individual untuk melakukan pembelian lagi terhadap suatu


produk atau jasa yang sama yang dilakukan oleh konsumen dengan
memperhatikan keadaan dan kondisi konsumen itu sendiri.Atau pembelian
yang dilakukan konsumen terhadap jasa atau produk untuk kedua kalinya
atau lebih”.

Sementara Wells dan Prensky (1996) menggunakan istilah yang sedikit

berbeda, repeat purchase adalah :

”Pembelian berulang atas suatu produk sebagai hasil evaluasi yang


sesuai dengan pengalaman konsumen”.

52
Dengan demikian dapat kita definisikan repurchase intention / buying

intention adalah kemungkinan konsumen melakukan pembelian atas produk

yang sama setelah melakukan pembelian produk atau jasa. Dalam konteks

jasa, kata pembelian ulang disesuaikan menjadi penggunaan berulang.

53
M. Model Penelitian dan Hipotesis

Dimensi
Perceived – ice
Serv
dimensi kualitas
quality
(dimensional
layananlevel) H1
(+)
H2
(+) Kepuasan Niat beli
kumulatif ulang
(+)
H3
Dimensi dimensi
(+)
H4
kepuasan

Gambar II. 7
Model Penelitian

H1 : Dimensi – dimensi kualitas pelayanan berpengaruh positif pada niat

beli ulang.

H2 : Dimensi - dimensi kualitas pelayanan berpengaruh positif pada

kepuasan konsumen kumulatif.

H3 : Dimensi - dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) berpengaruh positif pada kepuasan konsumen

kumulatif.

H4 : Dimensi - dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) berpengaruh positif pada niat beli ulang.

Penelitian ini diadaptasi dari penelitian C. Boshoff and B. Gray (2004),

karena terdapat perbedaan kondisi maupun keadaan rumah sakit maka beberapa

item kuisoner dihilangkan agar didapatkan data yang objektif sehingga dapat

dilakukan olah data lebih lanjut.

54
BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan proses yang dilakukan dalam penelitian. Proses

penelitian dimulai dari pengumpulan data yang mendukung penelitian

beserta definisi operasional variabel penelitian. Dalam penelitian ini

digunakan instrumen penelitian sebagai alat untuk mendapatkan informasi

yang relevan dengan tujuan penelitian. Data tersebut kemudian dianalisis

untuk menguji hipotesis yang diajukan.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus pada konsumen yang

pernah dan sedang menggunakan fasilitas dan pelayanan rumah sakit

Bethesda Yogyakarta sehingga kesimpulan hasil penelitian hanya berlaku

pada variabel dimensi kualitas pelayanan, dimensi kepuasan konsumen

(transaction-specific customer satisfaction), kepuasan kumulatif konsumen

dan niat beli ulang.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit Bethesda Yogyakarta, Jl. Jend.

Sudirman 70 Yogyakarta 55224.

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Mei 2008 sampai dengan Juni 2008.

55
D. Subjek dan Objek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah konsumen atau pasien kelas II dan III

yang pernah dan sedang menggunakan fasilitas dan pelayanan rumah sakit

Bethesda Yogyakarta (responden tidak dibatasi menurut jenis kelaminnya).

Sedangkan obyek dalam penelitian adalah variabel variabel yang menunjang

dalam penelitian yang dilakukan penulis. Objek dalam penelitian ini adalah

unsur unsur yang terdapat dalam dimensi kualitas pelayanan, dimensi

kepuasan konsumen (transaction-specific customer satisfaction), kepuasan

kumulatif dan niat beli ulang.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independen : dimensi-dimensi kualitas pelayanan (service

quality) dan dimensi - dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction).

2. Variabel dependen : niat beli ulang dan kepuasan konsumen

(kumulatif)

F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan kelompok, baik orang ataupun sesuatu yang

menarik yang akan diteliti dan dilakukan generalisasi (Sekaran, 2000).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen atau pasien kelas II

56
dan III yang pernah dan sedang menggunakan fasilitas dan pelayanan rumah

sakit Bethesda Yogyakarta.

Sampling adalah proses menyeleksi sejumlah elemen secukupnya dari

suatu populasi sehingga dengan mempelajari sampel tersebut, peneliti dapat

memahami karakteristik sampel dan kemudian dapat melakukan generalisasi

terhadap populasi (Sekaran, 2006). Dengan sampling diharapkan penelitian

yang dilakukan dapat lebih efisien karena hanya dengan meneliti sampel dari

suatu populasi, peneliti akhirnya dapat mengestimasi karakteristik populasi

tersebut.

Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang karakteristiknya akan

diteliti dan dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi penelitian

(Sekaran, 2000). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen

kelas II dan III yang pernah dan sedang menggunakan jasa pada rumah sakit

Bethesda Yogyakarta.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode non-

probability sampling yaitu setiap individu dalam populasi tidak memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Teknik

yang dipakai adalah sampling aksidental, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel dengan

pertimbangan bahwa mereka adalah pasien kelas II dan III.

57
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah 100

responden. Menurut Fraenkel dan Wallen dalam Sigit (1999) bahwa untuk

penelitian survei sampel minimum yang harus diambil adalah 100

responden.

H. Definisi Operasional

1. Konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang

pernah dan sedang menggunakan fasilitas dan jasa pelayanan rumah

sakit dan mengalami rawat inap sekurang kurangnya 2 hari di kamar

kelas II dan III atau keluarga pasien yang dapat mewakilinya.

2. Dimensi dalam kualitas pelayanan (Service Quality)

Gronroos (2001b) mendefinisikan kualitas pelayanan (service quality)

adalah hasil perbandingan antara harapan konsumen (expected service)

dengan persepsi konsumen pada kinerja suatu jasa pelayanan (actual

service performance).

Berikut ini adalah dimensi-dimensi mengenai kualitas pelayanan

(service quality) pada industri rumah sakit swasta yang dikutip dari

Boshoff dan Gray (2004):

a. Communication (komunikasi) adalah menjelaskan mengenai peranan

rumah sakit dalam memberikan treatment, menginformasikan

kondisi pasien, prosedur dalam menangani pasien, dan penanganan

rawat jalan.

58
b. Tangibles (fasilitas fisik) adalah meliputi, persepsi mengenai

kebersihan rumah sakit secara umum dan bangsal, kebersihan dan

kenyamanan gedung, dekorasi ruang bangsal, dan penampilan staf

perawat rumah sakit.

c. Empathy of nursing staff (sikap empathy) adalah meliputi, sikap

peduli staf perawat, perhatian mereka, profesionalisme, efisiensi

perawat dalam bekerja, dan sikap ramah perawat.

d. Assurance (Kenyamanan) adalah perhatian yang diberikan rumah

sakit kepada pasiennya, reputasi rumah sakit dan kenyamanan serta

rasa aman yang diberikan.

e. Responsiveness of administrative staff (kinerja staf administrasi)

adalah kecepatan pelayanan, efisiensi kerja, menyenangkan, dan siap

melayani kebutuhan pasien jika diperlukan.

f. Security (keamanan) adalah fasilitas keamanan yang disediakan oleh

rumah sakit, di dalam dan di luar ruangan rumah sakit.

g. Physician responsiveness (pelayanan dokter) adalah dokter hadir

ketika pasien membutuhkan. Ketepatan waktu saat tiba di bangsal

sangat dibutuhkan oleh pasien.

3. Dimensi-dimensi mengenai kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction)

Bitner dan Hubbert (1994) dalam Boshoff dan Gray (2004)

mendefinisikan bahwa kepuasan konsumen pada saat mendapatkan

pelayanan (encounter-specific perspectives) tidak sama dengan kepuasan

59
konsumen secara totalitas (kumulatif). Karena dalam hal ini kepuasan

konsumen dijelaskan sebagai suatu keputusan evaluatif setelah

mendapatkan manfaat suatu pelayanan spesifik. Berikut ini adalah

dimensi-dimensi mengenai kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) yang diadaptasi dari Boshoff dan Gray (2004) :

a. Pernyataan mengenai makanan yang disediakan rumah sakit.

Makanan yang disediakan bergizi, menarik, bervariasi dan disajikan

pada suhu yang benar.

b. Pernyataan mengenai Biaya. Menjelaskan mengenai biaya yang

ditetapkan rumah sakit. Apakah layak dan sesuai dengan pelayanan

yang diberikan atau tidak mahal.

c. Pernyataan mengenai Staf Perawat. Meliputi sikap staf perawat

dalam memenuhi kebutuhan pasien dan profesionalisme mereka.

d. Pernyataan mengenai Staf Penerimaan/Front Office. Meliputi

keramahan staf penerimaan dalam membantu di loket pembayaran

dan kecepatan dalam melakukan prosedur pendataan.

e. Pernyataan mengenai Pengalaman di Ruang Tindakan/Operasi.

Menjelaskan mengenai persiapan pre-medical (untuk operasi), sikap

staf perawat dalam memberikan ketenangan kepada pasien sebelum

operasi.

4. Kepuasan Kumulatif Konsumen

Customer satisfaction (kepuasan konsumen) adalah tingkat kesenangan

atau kepuasan yang dirasakan oleh konsumen (overall pleasure),

60
didapatkan dari kemampuan suatu produk atau jasa yang dapat

memenuhi keinginan, harapan dan kebutuhan konsumen tersebut (Carr et

al, 2003). Dalam penelitian ini kepuasan kumulatif dijelaskan sebagai

kepuasan secara menyeluruh terhadap pelayanan yang diberikan rumah

sakit. Untuk mengukur respon sampel dalam penelitian ini mengenai

kepuasan kumulatif konsumen digunakan kuesioner yang terdiri atas tiga

item pernyataan (Olsen dan Johnson (2003) dalam Boshoff dan Gray

(2004).

5. Niat Beli Ulang (repurchase intention)

Niat membeli ulang (repurchase intention) dalam penelitian ini

digunakan untuk mengukur loyalitas, seperti yang dijelaskan oleh

Sivadas dan Baker (2000) dalam Boshoff dan Gray (2004). Loyalitas

telah didefinisikan bervariasi, dari probabilitas konsumen untuk membeli

kembali pada produk yang sama sampai dengan proporsi pembeliannya.

Untuk mengukur respon sampel dalam penelitian ini mengenai niat

pembelian ulang digunakan kuesioner yang terdiri atas lima item

pernyataan (Shaw-Ching et al. (2001) dalam Boshoff dan Gray (2004).

I. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan kueisoner yaitu

pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis

yang dibagikan kepada responden. Empat variabel dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Semua

61
variabel dalam penelitian diukur dengan skala Likert 7 poin yang

menunjukkan tingkat kesetujuan responden atas pernyataan yang diajukan.

Tujuh poin skala tersebut dimulai dari 1 yang mencerminkan sangat tidak

setuju hingga 7 yang mencerminkan sangat setuju. Kuesioner tersebut

mengukur variabel-variabel berikut:

1. Dimensi-dimensi kualitas pelayanan (service quality).

2. Dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific customer

satisfaction).

3. Kepuasan kumulatif konsumen (overall satisfaction).

4. Niat membeli ulang.

J. Data Yang Dibutuhkan

Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti membutuhkan

informasi yang diperoleh dari berbagai macam sumber. Dalam penelitian ini

diperlukan dua jenis data yang dapat mendukung keberhasilan penelitian

yaitu data primer dan sekunder.

1. Data primer

Sekaran (2000) mendefinisikan data primer adalah data yang diperoleh

dari penelitian melalui kejadian aktual dan secara langsung terjadi di

lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner kepada sejumlah responden.

62
Menurut Sekaran (2000) terdapat kelebihan dan kelemahan ketika

menggunakan metode kuesioner dalam suatu penelitian, antara lain adalah:

a. Kelebihan

- Dapat memberikan laporan dan motivasi responden.

- Keraguan dapat diklarifikasi.

- Dapat lebih murah jika dibagikan kedalam kelompok.

- Dapat menghasilkan respon hampir 100%

- Respon tinggi

b. Kelemahan

- Responden merasa terganggu karena telah menyita waktu mereka.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui

sumber-sumber yang sudah ada sebelumnya. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini berupa hasil studi pustaka. Studi pustaka

adalah dokumentasi tinjauan komprehensif baik yang dipublikasikan

maupun yang tidak dipublikasikan dari sumber-sumber data sekunder

pada lingkup spesifik yang menjadi pusat perhatian peneliti (Sekaran,

2000).

Studi pustaka yang dilakukan adalah dengan mendapatkan data dari

buku-buku yang terkait dengan pokok permasalahan. Data tersebut juga

diperoleh dari penelitian terdahulu dan melalui artikel-artikel dari berbagai

sumber yang terkait dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

63
Menurut Sekaran (2006) terdapat kelebihan dan kelemahan ketika

menggunakan data sekunder dalam suatu penelitian, antara lain adalah:

a. Kelebihan :

- Hemat waktu

- Hemat Biaya

b. Kelemahan :

- Mempunyai kekurangan dalam hal usang dan tidak memenuhi

kebutuhan spesifik dari situasi / keadaan tertentu.

K. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Untuk memperoleh keyakinan bahwa instrumen yang digunakan

dalam penelitian mampu menjalankan fungsi pengukuran dengan tepat

maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas mengukur kemampuan

skala yang digunakan dalam mengukur konsep yang dimaksud (Sekaran,

2000). Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini telah

terstandarisasi dalam penelitian-penelitian sebelumnya, namun demikian

uji validitas tetap dilakukan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan confirmatory

factor analysis. Metode ini oleh Kline (1994) dalam Foster (1998)

direkomendasikan dalam melakukan pengukuran validitas. Sekaran

(2000) menuliskan bahwa factor analysis dapat digunakan untuk

64
membantu mengurangi faktor yang terlalu banyak menjadi faktor yang

menaningful, interpretable dan manageable. Factor analysis ini

dilakukan dengan dua langkah yaitu ekstraksi dengan metode maximum

likelihood dan rotasi dengan metode varimax.

Dengan memanfaatkan program SPSS 13 maka ketika dilakukan

analisis faktor pertama kali akan didapatkan nilai MSA melalui tabel K-

M-O dan Bartlett Tes. Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) angka

indeks MSA (Measure of Sampling Adequacy), K-M-O yang lebih besar

dari 0,5 menunjukkan bahwa kumpulan item pernyataan dalam

kuesioner yang digunakan dapat diproses lebih lanjut. Hanya item

pernyataan yang memiliki nilai indeks MSA pada kolom anti-image

correlation minimal 0,5 yang dapat disertakan dalam proses ekstraksi

dan rotasi faktor. Berikutnya perlu untuk memperhatikan tabel rotated

component matrix. Angka dalam tabel tersebut menunjukkan factor

loading tiap item pernyataan yang mengindikasikan kuatnya korelasi

yang dimiliki item pernyataan tersebut dalam menjelaskan faktor. Item

pernyataan dinyatakan valid jika factor loading yang dihasilkan bernilai

> 0,5.

2. Uji Reliabiilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat konsistensi hasil

pengukuran bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama. Dengan kata lain reliabilitas suatu pengukuran

menunjukkan tingkat kestabilan dan konsistensi alat ukur yang

65
digunakan, sehinggga bias yang terjadi dapat diminimalkan (Sekaran,

2000).

Dalam penelitian ini uji reliabilitas ditunjukkan oleh nilai

Cronbach’s Alpha dengan menggunakan program komputer SPSS 13.

Cronbach’s Alpha merupakan koefisien reliabilitas yang menunjukkan

seberapa jauh item-item dalam penelitian saling berkorelasi positif satu

sama lain. Nilai Cronbach’s Alpha yang semakin mendekati 1.0

menunjukkan penelitian yang dilakukan semakin baik. Sekaran (2000)

menjelaskan bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6 dapat

diterima sebagai penelitian yang reliable.

Secara lebih lengkap, Sekaran (2000) telah mengkategorikan nilai

Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

Cronbach’s Alpha 0.8 – 1.0 : reliabilitas baik

Cronbach’s Alpha 0.6 – 0.79 : reliabilitas diterima

Cronbach’s Alpha < 0.6 : reliablitas buruk

Hair et al., (1998) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah tingkat

konsistensi seperangkat variabel dengan maksud pengukurannya dapat

dilakukan berulang-ulang. Semua item pernyataan yang memiliki

reliabilitas buruk dikeluarkan dan tidak disertakan lagi dalam berbagai

pengujian berikutnya selama penelitian ini.

66
Untuk menguji reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian ini
digunakan teknik koefisien Alpha dengan rumus sebagai berikut :
(Arikunto, 1998 : 193)

⎧ k ⎫⎧ Σσ b ⎫
2
rtt = ⎨ ⎬⎨1 − 2 ⎬
⎩ k − 1 ⎭⎩ σ1 ⎭
Keterangan :
rtt : Reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
Σσ b2
: Jumlah varians butir
σ 2
1 : Varians total

L. Teknik Analisis Data

Dalam model penelitian ini terdapat empat variabel penelitian, yang

terdiri dari dua variabel independen dan dua variabel dependen. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah dimensi-dimensi kualitas pelayanan

(service quality) dan dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-

specific customer satisfaction). Variabel dependen adalah niat membeli

ulang dan kepuasan konsumen (kumulatif).

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan

dengan melihat pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap masing-

masing variabel terikat. Untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat dilakukan dengan analisis regresi. Sebelum dilakukan

pengujian regresi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji

heterokesdatisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel

terikat dengan satu atau lebih variabel penjelas dengan maksud memprediksi

67
nilai rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel terikat berdasarkan nilai

variabel bebas yang diketahui.

Pada penelitian ini digunakan metode analisis regresi linear berganda

(multiple regression) untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Berganda dilakukan karena pengujian hipotesis antara

variabel independen dengan variabel dependen dilakukan secara bersama-

sama. Ketepatan fungsi regresi ini terlihat pada nilai goodness of fit dari data

yang dianalisis. Goodness of fit suatu model penelitian secara statistik

ditunjukkan oleh signifikansi nilai statistik t, signifikansi nilai statistik F,

serta koefisien determinasi (Adj R2).

Rumus regresi linier berganda :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ….+ bnXn

Y = Variabel dependen

X = Variabel independen

a = konstanta

b = koefisien regresi

1. Persamaan regresi untuk hipotesis 1, dimensi – dimensi kualitas

pelayanan berpengaruh positif pada niat beli ulang :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ….+ bnXn

Y = Niat beli ulang

X1 = Dimensi Komunikasi

X2 = Dimensi Tangible

X3 = Dimensi Sikap empati staf perawat

68
X4 = Dimensi Kenyamanan

X5 = Dimensi Responsiveness staf administrasi

X6 = Dimensi Keamanan

X7 = Dimensi Responsiveness dokter

2. Persamaan regresi untuk hipotesis 2, dimensi – dimensi kualitas

pelayanan berpengaruh positif pada kepuasan kumulatif :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ….+ bnXn

Y = Kepuasan kumulatif

X1 = Dimensi Komunikasi

X2 = Dimensi Tangible

X3 = Dimensi Sikap empati staf perawat

X4 = Dimensi Kenyamanan

X5 = Dimensi Responsiveness staf administrasi

X6 = Dimensi Keamanan

X7 = Dimensi Responsiveness dokter

3. Persamaan regresi untuk hipotesis 3, dimensi - dimensi kepuasan

konsumen (transaction-specific customer satisfaction) berpengaruh

positif pada kepuasan konsumen kumulatif :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ….+ bnXn

Y = Kepuasan kumulatif

X1 = Dimensi Makanan

X2 = Dimensi Biaya

X3 = Dimensi Staf perawat

69
X4 = Dimensi Staf penerimaan

X5 = Dimensi Ruang tindakan/operasi

4. Persamaan regresi untuk hipotesis 4, dimensi - dimensi kepuasan

konsumen (transaction-specific customer satisfaction) berpengaruh

positif pada niat beli ulang :

Y = Niat beli ulang

X1 = Dimensi Makanan

X2 = Dimensi Biaya

X3 = Dimensi Staf perawat

X4 = Dimensi Staf penerimaan

X5 = Dimensi Ruang tindakan/operasi

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan :

1. Uji Statistik F

Uji statistik F membantu peneliti dalam menunjukkan apakah semua

variabel bebas yang terdapat dalam model penelitian mampu

mempengaruhi variabel bebas secara bersama-sama. Dengan kriteria

signifikan apabila nilai F hitung > nilai F pada table dan nilai

probabilitas signifikansinya < 5%. Pada dasarnya nilai F diturunkan dari

table ANOVA (analysis of variance). Langkah-langkah dalam

melakukan pengujian ANOVA adalah sebagai berikut: (1) menentukan

hipotesis, (2) menentukan tingkat signifikansi (α = 0,05) degree of

freedom (df = k-1) untuk pembilang dan n-k untuk penyebut (n adalah

jumlah observasi dalam penelitian dan k adalah jumlah variabel

70
dependen), sehingga F table dapat dicari (3) menentukan kriteria

pengujian, (4) menghitung nilai F, dan (5) membuat kesimpulan

hipotesis penelitian.

2. Uji statistik t

Pengujian ini membantu peneliti menunjukkan seberapa jauh sebuah

variabel independen secara individual mampu menerangkan variasi yang

terjadi pada variabel dependen, dengan kriteria signifikan apabila nilai t

hitung > nilai t tabel dan dengan metode quick look dapat diketahui nilai

signifikansinya lebih kecil dari 5%. Dengan demikian dapat diketahui

besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (Adj R2) menunjukkan seberapa jauh

kemampuan model yang digunakan dalam menerangkan variasi yang

terjadi pada variabel terikat. Nilai koefisien determinasi berada diantara

nol dan satu. Nilai yang lebih kecil menunjukkan keterbatasan

kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi yang

terjadi pada variabel terikat. Nilai yang semakin mendekati satu

menunjukkan bahwa hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam

memprediksi variabel terikat dalam model dapat diberikan oleh variabel-

variabel bebas.

71
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Rumah sakit Bethesda semula bernama Petronella Zending Hospital

yang berdiri pada tanggal 20 Mei 1899, didirikan oleh JG. Scheurer, seorang

dokter Belanda. Dalam masa perintisannya pula rumah sakit Bethesda dikenal

sebagai rumah sakit Toeloeng.

Pada tahun 1906 – 1918 masa kepemimpinan Scheurer digantikan oleh

Dr. JG Pruys. Atas dukungan Sri Sultan Hamengkubowono VIII, maka pada

tahun 1908 dibukalah rumah sakit pembantu yang pertama di Wates.

Selanjutnya Dr. J. Offringa menggantikan kepemimpinan Pruys dari tahun

1918 hingga tahun 1930. Dalam masa kepemimpinanya, RS Petronella

mengalami berbagai pembaharuan metode, sehingga pada masa Offringa ini

disebut juga sebagai era kebapakan. Beliau juga pernah melakukan

pengobatan bagi ratusan penderita di 25 tempat terpisah dan kemudian

membangun jaringan yang mengkonsolidasikan berbagai perusahaan, pabrik,

bank dan pemerintahan Kasultanan untuk diajak bekerjasama dalam bidang

kesehatan. Dalam masa kepemimpinannya pula perbaikan sistem administrasi

sebagai perencanaan kedepan. Pada era ini mencatat dibangunnya rumah sakit

pembantu di Sewugalur, Tanjungtirto, Doangan, Sorogedug – Wonojoyo,

Cebongan Tungkak dan Godean.

72
Pada kurun waktu 1930 – 1942, kepemimpinan selanjutnya digantikan

Dr. KP. Groot. Pada masa kepemimpinannya ternyata persoalan yang harus

dihadapi cukup besar. Didukung 11 dokter, 85 perawat, dan 159 siswa sekolah

perawat Groot dihadapkan pada masa kemunduran yang disebabkan karena

resesi ekonomi dunia yang dikenal dengan zaman melaise. Salah satu

keputusannya adalah menghentikan beroperasinya 4 poliklinik Auto, karena

dirasa cukup mahal biaya operasionalnya. Beliau kemudian membangun kelas

khusus untuk pasien “orang kaya” Afdelling, yang merupakan konsep awal

Robinhood system. Groot juga membangun sanatorium Pakem. Berkat kerja

kerasnya 12 tahun, masa resesi yang hebat bisa dilalui.

Pada masa kepemimpinanya pula, pasien pasien Petronella, kecuali

pasien operasi, dipindahkan ke RS Darurat di Pingit, karena situasi perang.

Saat itu adalah masa kependudukan Jepang, para tentara Jepang menangkap

orang orang yang berkebangsaan Belanada. Karyawan rumah sakit pun

terpencar. Untuk mengatasi masakah keuangan, dilakukan pemotongan gaji

seluruh karyawan Petrollena, dari direktur, dokter sampai karyawan terendah.

Selanjutnya, RS Petrollena diambil alih oleh pemerintah militer Jepang di

Yogyakarta dan namanya diganti dengan nama Yogyakarta Chuoo Byoin atau

Rumah Sakit Pusat Yogyakarta. Dengan demikian berakhirlah masa Hindia

Belanda di RS Petronella, namun tidak berhenti panggilannya sebagai RS

Dokter Toeloeng.

Untuk pertama kali rumah sakit yang kelak RS Betehesda itu dipimpin

oleh seorang berkebangsaan Indonesia, yaitu Dr. Samallo (1942 – 1950). Pada

73
saat itu rumah sakit masih dalam keadaan dikuasai Jepang, hingga pada

tanggal 2 September 1945, karyawan dan dokter rumah sakit Petronella dapat

mengambil alih kembali rumah sakit, dan nama RS Petronella diganti menjadi

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP). Dengan tetap mempertahankan panggilan

Kristiani, maka tiga nama yang diusulkan yaitu, Immanuel, Siloam, Bethesda,

yang kemudian dipilihlah “Bethesda” untuk nama rumah sakit ini.

Dalam kurun waktu 1958 – 1958 kepemimpinan rumah sakit berada di

tangan Dr. Kasmolo Paulus, Sp.B. Melalui keteladannya, yang mengantarkan

RS Bethesda dalam “Jejasan Roemah Sakit Roemah Sakit Kristen” yang

berdiri pada 1 Februari 1950 yang kemudian bernama “Yayasan Rumah Sakti

Kristen”.

Selanjutnya pada kurun waktu 1958 – 1964, dipimpin oleh seorang

purnawirawan kolonel angkatan darat, yakni Dr. RD. Rekso Diwiryo.

Meskipun hanya enam tahun memimpin RS Bethesda namun beliau telah

dapat meningkatkan kualitas rumah sakit di bidang kerohanian, disiplin kerja,

dan perbaikan keuangan.

Pada masa kepemimpinan Dr. R. Wardoyo 1964 - 1972 merupakan masa

kepemimpinan yang sulit dalam sejarah, yaitu ketika meletus G30S/PKI,

tumbangnya orde lama serta lahirnya orde baru, dan resesi ekonomi. Dalam

masa resesi ekonomi terkadang RS Bethesda menjual inventaris untuk

menutupi kebutuhan sehari - hari dan kebutuhan operasional. Dalam masa

kepemimpinan Wardoyo pula pada tanggal 16 September 1964 nama

74
“Yayasan Rumah Sakit Kristen” diganti menjadi “Yayasan Kristen Untuk

Kesehatan Umum” (YAKKUM).

Selanjutnya dalam kurun waktu 1989 – 2000 kepemimpinan RS

Bethesda berada di tangan DR. R. Noegroho Hadi Poerwowidagdo Sp. OG.

Dalam masa kepemimpinannya diperkenalkan prinsip manajemen modern dan

profesionalisme medis. Dalam hal ini customer oriented dilaksanakan dengan

membahas setiap keluhan pasien dalam momentum “morning meeting” setiap

hari Kamis. Standar utama menjadi fokus utama, sehingga RS Bethesda

mendapatkan akreditasi dari pemerintah. Selama masa kepemimpinannya pula

RS Bethesda meraih berbagai penghargaan dan kejuaraan, dan tetap

mengedepankan filosofi “Tolong Dulu, Urusan Belakang”.

Pada kurun waktu terakhir, yaitu pada tahun 2001 hingga saat ini

kepemimpinan RS Bethesda berada di tangan Dr. Sugianto Adisaputro,

Sp.S.,M.Kes.Ph.d. Dalam masa kepemimpinannya, beliau banyak melakukan

hal yang sesuai dengan tujuan rumah sakit. Beberapa diantaranya adalah

pengembangan klinik 24 jam menjadi klinik umum khususnya untuk pasien

bukan gawat darurat, penyusunan Blok Plan untuk mengatur pengembangan

fisik rumah sakit di masa yang mendatang, serta pelaksanaan manajemen mutu

berdasarkan ISO 9001:2000, sehingga mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000.

75
B. Peran, Visi, Misi, Tujuan dan Kegiatan Rumah Sakit Bethesda

1. Peran

Rumah Sakit Bethesda merupakan organisasi milik swasta/YAKKUM

yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, yang memiliki

peran antara lain :

a. Sebagai “Rumah Sakit Toeloeng” yang memperdayakan masyarakat

untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

b. Sebagai unit kerja YAKKUM yang berwawasan kesatuan,

nasionalisme, dan keswasebadaan.

c. Sebagai mitra pemerintah dalam menyelenggarakan Sistem Kesehatan

Nasional (SKN).

d. Sebagai rumah sakit rujukan.

e. Sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan.

f. Sebagai wahana pelayanan dan peningkatan kesejahteraan karyawan.

2. Visi

Sebagai organisasi yang bergerak dibidang organisasi pelayanan

kesehatan masyarakat, maka yang menjadi visi RS Bethesda adalah

menjadi rumah sakit pilihan dan jejaring yang memasukan customer

melalui pelayanan profesionel, prima berdasarkan kasih Allah.

3. Misi

Misi rumah sakit Bethesda antara lain ::

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang holistik, unggul, efisien

dan efektif, yang berwawasan lingkungan.

76
b. Menyelenggarakan pelatihan, pengembangan dan penelitian

manajemen yang berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya

manusia yang kapabel, berkomitmen, sejahtera dan berjiwa kasih.

c. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terjangkau, memuaskan

customer dan mampu berkembang dengan baik.

d. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang

terjangkau, memuaskan customer dan mampu berkembang dengan

baik.

e. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan

mempertimbangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu

bersaing di era globalisasi.

4. Tujuan

Rumah sakit Bethesda mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :

a. Mampu bersaing

b. Melindungi dan menyejahterakan sumber daya manusia.

c. Mampu melayani semua pelanggan termasuk yang kekurangan.

d. Unggul, berkualitas, dan paripurna dalam pelayanan kesehatan.

e. Jejaring pelayanan kesehatan yang berkualitas.

f. Diversifikasi pelayanan kesehatan yang luas.

77
5. Kegiatan

Kegiatan pelayanan yang dilakukan rumah sakit Bethesda adalah :

a. Intra Mural

Yang termasuk pada Intra Mural adalah pelayanan medis, penunjang

medis, alat alat medis, hotline dan pelayanan medis rawat jalan.

1) Pelayanan medis meluputi Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat

Inap, Instalasi Rawat Intensif (ICU) dan Haemodialisa, Unit

Stroke, Instalasi Bedah (IBS), Pusat Sterilisasi Peralatan dan

Kamar Bersalin.

2) Penunjang medis meliputi Instalasi Radiologi, Elektromedik, Fiber

Optik, Instalasi Laboratorium, Instalasi Farmasi dan Instalasi Gizi.

3) Alat – alat medis meliputi Fetal Heart Monitor & Colposcopy dan

Pulmonary Function Test (PFT).

4) Hotline meliputi Hotline Instalasi Gawat Darurat.

5) Pelayanan Medik Rawat Jalan meliputi Klinik Alergi, Klinik

Bedah, Klinik Penyakit Dalam, Kardologi, Klinik Paru Paru +

PFT, Klinik Anak, Klinik Bayi Sehat (vaksinasi dan pijat bayi),

Laktasi, Klinik Kebidanan, dan Kandungan, Klinik Keluarga

Berencana, Operasi Rawat Jalan (ORJ), Klinik Syaraf, Klinik

Bedah Syaraf, Klinik THT dan Klinik Mata.

78
b. Ekstra Mural

Kegiatan Ekstra Mural merupakan Unit Peningkatan Kegiatan

Masyarakat (UPKM) dengan kegiatan antara lain :

1) Pelayanan Kesehatan Primer

2) Training / Pelatihan kesehatan.

3) Pengembangan dan pelaksanaan konsep “Rumah Sakit Tanpa

Dinding”

c. Pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan adalah training/kursus/

upgrading untuk karyawan RS Bethesda.

C. Lokasi Perusahaan

Rumah sakit Bethesda berkedudukan dan berkantor pusat di jalan Jendral

Sudirman No. 70, Yogyakarta 55224, tempat seluruh operasional baik medis

maupun non medis dilakukan.

D. Alur Pelayanan di Poliklinik Rumah Sakit Bethesda

1. Mendaftar di Tempat Penerimaan Pasien (TPP) lantai I, Bagian Rekan

Medis untuk mendapatkan nomor urut.

2. Memberitahukan momor urut periksanya kepada petugas klinik yang

dituju dan menanti panggilan pemeriksaan dokter.

3. Ke kassa untuk membayar biaya pemeriksaan dokter, resep obat.

laboratorium, dan biaya lain sebagainya jika memang menggunakan

79
fasilitas tersebut atas perintah dokter yang sudah disanggupi dan telah

disetujui pasien.

4. Pemeriksaan laboratorium, Radiologi dan penunjang lainnya dengan

menununjukkan tanda pembayaran yang sudah divalidasi oleh kassa.

5. Menukarkan resep dokter ke instalasi farmasi

6. Membayar biaya obat ke kassa.

7. Kembali ke instalasi farmasi untuk mengambil obat dengan menunjukkan

tanda pembayaran yang sudah divalidasi.

8. Pulang dengan membawa obat.

9. Bila perlu rawat inap, mendaftar di TPP II untuk mendapatkan kamar

sesuai permintaan pasien atau sesuai haknya bagi pasien tanggungan.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi RS Bethesda yang telah ditetapkan oleh Dewan Pengurus

YAKKUM pada tanggal 5 September 2000 adalah sebagai berikut :

1. Dewan Pengurus YAKKUM.

2. pengurus YAKKUM cabang Yogyakarta.

3. Direktur RS Bethesda.

4. Wakil Direktur Pelayanan Medik, Wakil Direktur Penunjang Medik,

Koordinator Pusat Studi Manajemen RS Bethesda (Pusmarsa, Ketua

Satuan Petugas Intern (SPI, Kepala Bidang Unit Peningkatan Kesehatan

Masyarakat(UPKM).

80
5. Kepala Bagian.

Dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan dipimpin oleh seorang

direktur yang dibantu oleh Wakil Direktur Pelayanan Medik, Wakil

Direktur Penunjang Medik, Wakil Direktur Umum, serta Wakil Direktur

Keuangan. Masing masing wakil direktur membawahi Kepala Bagian.

81
DEWAN PENGURUS YAKKUM

PENGURUS YAKKUM
CAB. YOGYAKARTA

DIREKTUR RS
BETHESDA

WADIR YAN WADIR JAN. KETUA KOM WADIR WADIR


MED MED DIK UMUM KEUANGAN

KABID KABID KABID KABAG


KABID KABID KABAG KABAG KABAG
Yan Med Perawatan PKBRS Sekret
Jeng Med Diklitbang Akuntansi Keuangan PDE
KABAG
Humas
Kasubag
Kasi Kasi Askep Kasi Ga. Yan Kasi Diklat
PMYP
Kasi PMJ Piutang
KABAG R.M

Kasi Kasi LAP J.Y


Kasubag
Kasi PPFY Kasi PPFJ Kasi Litbang PDPK
E.M P R
Kasubag RM
KABAG Kepeg Irjal

Kasubag
Peng. RM

Kasubag Stat.
KA. IRI KETUA Um
KA.IN.FARMASI SMF
KA. IGD
KA.INST.GIZI KA. IPSRS I
KA. IBS
KA.INST. LAB KA. IPSRS II KETUA SPI KOOR. KABID
KA. IRJAL
KA.REHAB.M
Bagan IV. 1 PUSMARSA UPKM
KA. IRNA KA. IPSRS III
Bagan Struktur Organisasi RS Bethesda
KA.INST. RAD
Wakil Direktur Pelayanan Medik membawahi Kepala Bidang Pelayanan

Medik, Kepala Bidang Perawatan, Kepala Bidang Program Keluarga

Berencana Rumah Sakit, Kepala Instalasi Rawat Intensif, Kepala Instalasi

Gawat Darurat, Kepala Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi

Rawat Inap. Wakil Direktur Penunjang Medik membawahi Kepala Bidang

Penunjang Medik, Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian Pengembangan,

Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Instalasi Gizi, Kepala Instalasi

Laboratorium, Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik, Kepala Instalasi

Radiologi.

Wakil Direktur Umum membawahi Kepala Bagian Sekretariat, Kepala

Bagian Hubungan Masyarakat dan Pemasaran, Kepala Bagian Rekam Medik,

Kepala Bagian Kepegawaian serta Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana I, Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana II, Kepala

Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana III. Sedangkan Wakil Direktur

Keuangan membawahi Bagian Akuntansi, Bagian Keuangan serta Bagian

Pengolah Data Elektronik.

Tugas dan tanggungjawab Direktur, dan para Wakil Direktur antara lain :

1. Direktur RS Bethesda mempunyai tugas memimpin, merencanakan,

mengkoordinasikan, mengendalikan, mengawasi dan mengembangkan

tugas serta fungsi RS Bethesda sesuai dengan kebijakan Dewan pengurus

YAKKUM melalui cabang Yogyakarta.

83
Adapun tugas dan tanggungjawab Direktur adalah :

a. Merumuskan kebijakan ruamh sakit sesuai dengan rancana induk

pengembangan YAKKUM.

b. Mengawasi, menilai dan mengendalikan pelaksanaan kerja rumah sakit

dalam rangka mewujudkan asuhan keperawatan yang bermutu.

c. Mengkoordinasikan dan mengarahkan karyawan dalam mencapai

tujuan rumah sakit yang telah ditetapkan.

d. Menetapkan pedoman dan standar pencapaian kerja secara tertulis

yang merupakan pedoman kerja dan tolak ukur pelaksanaan kerja

rumah sakit.

2. Wakil Direktur Pelayanan Medik

Wakil direktur pelayanan medik mempunyai tugas antara lain :

a. Mengkoordinasi dan melaksanakan pengawasan terhadap medik dan

keperawatan, yang terdiri dari :

Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat,

Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Insentif, Bidang Pelayanan

Medis, Bidang Perawatan, dan Bidang Keluarga Berencana Rumah

Sakit.

b. Melaksanakan sebagian tugas direktur di pelayanan bidang medik.

c. Mengatasi, menilai dan mengendalikan pelaksanaan kerja bidang

pelayanan medik dalam rangka mewujudkan pelayanan pasien yang

bermutu.

84
d. Menyusun prosedur kerja, standar pencapaian kerja, rencana anggaran,

kebutuhan tenaga, secara tertulis di bidangnya, mengusulkannya dan

memperoleh persetujuan dari Direktur.

e. Mengusulkan kepada Wakil Direktur Umum untuk memberikan

penghargaan kepada karyawan yang berjasa dan berprestasi atau

mengajukan sanksi bagi karyawan yang melanggar disiplin.

f. Melaksanakan supervisi dalam membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan Karyawan (DP3K) terhadap kepala bagian yang berada

dibawah koordinasinya.

3. Wakil Direktur Penunjang Medik

Wakil Direktur Penunjang Medik bertugas :

a. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengawasan terhadap

penunjang medik yang terdiri dari :

Bidang Instalasi Farmasi, Bidang Instalasi Gizi, Bidang Instalasi

Radiologi, Bidang Instalasi Rehabilitasi Medik, Bidang Instalasi

Laboratorium, Bidang Pendidikan dan Penelitian Pengembangan.

b. Melaksanakan tugas sebagian tugas direktur di bidang penunjang

medik.

c. Mengatasi, menilai dan mengendalikan pelaksanaan kerja di bidang

penunjang medik dalam rangka mewujudkan pelayanan pasien yang

bermutu.

85
d. Menyusun prosedur kerja, standar pencapaian kerja, rencana anggaran

kebutuhan tenaga secara tertulis di bidangnya, mengusulkan dan

memperoleh persetujuan direktur.

e. Mengusulkan kepada Wakil Direktur Umum untuk memberikan

penghargaan kepada karyawan yang berjasa dan berprestasi atau

mengajukan sanksi kepada karyawan yang melanggar disiplin.

f. Melaksanakan supervisi dalam membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan Karyawan (DP3K) kepala bagian yang berada dibawah

koordinasinya.

4. Wakil Direktur Umum

Wakil Direktur Umum bertugas :

a. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengawasan terhadap :

1) Instalasi Pemeliharaan Sarana/Prasarana

2) Bagian Kepegawaian

3) Bagian Rekam Medik

4) Bagian Hubungan Masyarakat dan Pemasaran

b. Melaksanakan sebagian tugas Direktur di bidang personalia dan umum

c. Mengawasi, menilai dan mengendalikan pelaksanaan di bidang

personalia dan umum dalam rangka efisiensi dan efektivitas sumber

daya manusia.

d. Menyusun proseddur kerja, standar pencapaian kerja, rencana

anggaran, kebutuhan tenaga secara tertulis di bidangnya dan

mengusulkan kepada direktur.

86
e. Mengusulkan pemberian penghargaan kepada karyawan yang berjasa

dan berprestasi atau mengajukan sanksi bagi karyawan yang

melanggar disiplin dengan mengkoordinasikan usulan Wakil Direktur

yang lain.

f. Melaksanakan supervisi dalam membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan Karyawan (DP3K) terhadap kepala bagian yang berada

dibawah koordinasinya.

5. Wakil Direktur Keuangan

Wakil direktur keuangan bertugas :

a. Mengkoordinasikan kegiatan keuangan dan administrasi keuangan

yang terdiri dari :

1) Bagian Keuangan.

2) Bagian Akuntansi.

3) Bagian Pengolah Data Elektronik.

b. Melaksanakan sebagian tugas direktur di bidang keuangan antara lain :

1) Penyusunan anggaran tahunan rumah sakit.

2) Penyusunan tarif rumah sakit.

3) Pencapaian program kerja di bidangnya.

4) Melaksanakan tugas tugas yang didelegasikannya.

5) Menangani masalah biaya operasional bidang tugas dan peralatan

yang ada.

6) Menangani masalah logistik rumah sakit diluar barang medik dan

barang instalasi gizi.

87
c. Mengawasi, menilai dan mengendalikan pelaksanaan kerja di bidang

keuangan dalam rangka efisiensi dan efektifitas sumber dana.

d. Menyusun prosedur kerja standar pencapaian kerja rencana anggaran

secara tertulis dibidangnya, mengusulkan kepada direktur.

e. Mengusulkan kepada Wakil Direktur Umum untuk memberikan

penghargaan kepada karyawan yang berjasa dan berprestasi atau

mengajukan sanksi bagi karyawan yang melanggar disiplin.

f. Melaksanakan supervisi dalam membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan Karyawan (DP3K) terhadap kepala bagian yang berada

dibawah koordinasinya.

Dalam struktur organisasi dapat dilihat pula bagian yang

bertanggungjawab secara langsung kepada Direktur, yaitu Ketua Komite

Medik, Koordinator Pusmarsa, Ketua Satuan Pengawas Intern, dan Kepala

Bagian Unit Peningkatan Kesehatan Masyarakat (UPKM). Berikut tugas yang

dilakukan Ketua Komite Medik, Koordinator Pusmarsa, Ketua Satuan

Pengawas Intern, dan Kepala Bidang Unit Peningkatan Kesehatan Masyarakat

(UPKM) :

1) Ketua Komite Medik

Yang harus dilakukan oleh Ketua Komite Medik antara lain :

a. Ketua komite medik bertanggungjawab secara langsung kepada

Direktur RS Bethesda.

b. Membantu Direktur RS Bethesda untuk menyusun standar pelayanan

dan memantau pelaksanaannya.

88
c. Melaksanakan pembinaan etika profesi bagi tenaga medis di RS

Bethesda sesuai ketentuan.

d. Mengatur kewenangan profesi anggota staf medis fungsional.

e. Mengembangkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan, serta

penelitian dan pengembangan.

2) Koordinator Pusmarsa

Koordinator Pusmarsa mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kegiatan/jenis program yang akan dilaksanakan

dalam kurun waktu tertentu.

b. Menyusun proposal yang menyangkut tujuan, sistem, tata cara

pelaksanaan dan evaluasi program untuk dimintakan persetujuan

Direktur.

c. Mengkoordinir pelaksanaan program yang telah mendapatkan

persetujuan direktur.

d. Melakukan monitoring hasil penerapan program di lapangan.

e. Melakukan evaluasi/penilaian terhadap hasil yang dicapai dari

penerapan di lapangan.

f. Melakukan studi dan monitoring terhadap perubahan – perubahan

situasi lingkungan (internal – eksternal) yang relevan dengan

pelayanan rumah sakit sebagai landasan dalam penusunan program

pengembangan manajemen.

89
g. Melakukan studi dan analisa terhadap situasi pelayanan yang sedang

berjalan guna menemukan materi program yang layak untuk

dijalankan.

h. Membuat laporan pelaksanaan tugas secara periodik.

i. Melaksanakan tugas – tugas tambahan yang relevan.

3) Ketua Satuan Pengawas Intern

Ketua Satuan Pengawas Intern memiliki tugas sebagi berikut :

a. Melaksanakan pemeriksaan terhadap fungsi – fungsi manajemen,

keuangan dan medik.

b. Menilai dan menganalisa pelaksanaan suatu pekerjaan, apakah suatu

prosedur, metode dan kebijakan yang telah digariskan ditepati, serta

melaporkan hasilnya kepada Direktur.

c. Menilai sistem, prosedur akuntansi, prosedur operasional, dan prosedur

lainnya yang berlaku di rumah sakit, secara periodik melaporkan hasil

pemeriksaannya secara objektif kepada direktur disertai saran untuk

perbaikan kelemahan yang dijumpai.

d. Menilai efisiensi fungsi pembelian, penerimaan barang, penyimpanan

barang, permintaan barang, pengendalian piutang, pengendalian

hutang, prosedur penerimaan uang dan pengeluaran uang.

e. Melakukan verifikasi terhadap keutuhan kekayaan termasuk mencegah

dan menemukan penyimpangan.

90
f. Menyusun daftar kegiatan secara periodik dengan dimintakan

persetujuan direktur, selanjutnya kegiatan pemeriksaan dilakukan

berdasar perintah direktur.

g. Menyusun kertas kerja pemeriksaan termasuk dokumentasi pengujian

yang memadai, memuat data yang diperiksa, mengajukan prosedur

yang digunakan, memuat penjelasan pendapat, koreksi yang perlu,

kesimpulan dan saran sebagai bukti bahwa semua persyaratan telah

lengkap.

h. Melaksanakan tugas – tugas lain yang belum tertulis sesuai dengan

perintah direktur.

4) Kepala Bidang Unit Peningkatan Kesehatan Masyarakat (UPKM)

UPKM sebagai kegiatan Ekstra Mural RS Bethesda memiliki tugas :

a. Melakukan Pelayanan Kesehatan Primer (PKP).

b. Melakukan training/kursus kesehatan.

c. Melaksanakan dan mengembangkan konsep “Rumah Sakit tanpa

dinding”

Sedangkan deskripsi tugas untuk bagian – bagian penting yang terkait

dengan penelitian antara lain :

1. Kepala Bagian Kepegawaian

Kepala Bagian Kepegawaian memiliki tugas :

a. Menyelenggarakan manajemen, perencanaan sampai dengan

pengawasan kegiatan di Bidang Kepegawaian.

91
b. Mengkoordinir kegiatan penerimaan karyawan baru, penempatan

karyawan baru, serta penyelenggaraan orientasi karyawan baru.

c. Menyelenggarakan administrasi penghasilan karyawan serta hal –

hal yang berhubungan dengan penghasilan karyawan seperti gaji,

honorarium, lembur intensif, THR, jasa pelayanan, pensiun, pajak,

kenaikan gaji, kenaikan pangkat.

d. Menyelenggarakan administrasi ketenegaan meliputi pengolahan

data karyawan, pengurusan status karyawan, perjanjian kerja

karyawan, administrasi pengangkatan karyawan, pemberhentian

karyawan.

e. Menyelenggarakan administrasi jaminan kesejahteraan karyawan

meliputi kesertaan pensiun, kepesertaan pensiun, kepesertaan

jamsostek, asuransi jaminan pemeliharaan kesehatan, dan

tunjangan lain – lain serta administrasi cuti karyawan.

f. Melaksanakan analisa permasalahan tenaga kerja serta

mengusulkan alternatif pemecahannya.

g. Menyusun konsep peraturan – peraturan di bidang ketenagakerjaan

sebagai pedoman kerja operasional.

h. Melakukan evaluasi terhadap sistem penilaian prestasi karyawan,

serta menyusun konsep perbaikan pengembangannya sesuai

dengan tuntutan jaman.

i. Menyusun perencanaan kebutuhan tenaga kerja RS Bethesda pada

umumnya untuk diusulkan kepada direktur.

92
j. Mengikuti rapat koordinasi.

k. Membuat anggaran tahunan dan laporan pelaksanaan kegiatan

kepegawaian.

2. Bagian Akuntansi

Kepala Bagian Akuntansi memiliki tugas antara lain :

a. Menyelenggarakan kegiatan manajemen Bagian Akuntansi dalam

rangka mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas pelayanan

akuntansi.

b. Menyelenggarakan kegiatan pencatatan kekayaan dan transaksi

keuangan rumah sakit.

c. Menyelenggarakan kegiatan verifikasi di bidang keuangan dalam

rangka menggali data yang akurat.

d. Membuat dan menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan

manajemen maupun informasi posisi keuangan secara periodik.

e. Menyusun prosedur dan standar pencapaian kerja sebagai pedoman

pelaksanaan tugas operasional.

f. Menyusun rencana anggaran kerja tahunan, program kerja tahunan

Bagian Akintansi, kebutuhan tenaga maupun alat dan mengajukan

kepada Wakil Direktur Keuangan.

g. Mengikuti rapat koordinasi.

h. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di Bagian Akuntansi dan

mengambil langkah – langkah yang perlu untuk mengatasi

permasalahan yang ada.

93
3. Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. Menyelenggarakan kegiatan manajemen Bagian Keuangan dalam

rangka mencapai tujuan pelayanan yang optimal.

b. Mengkoordinir penyelenggaraan administrasi piutang pasien baik

rawat inap, rawat jalan, maupun pasien pulang, serta kegiatan

penagihan.

c. Mengkoordinir kegiatan penyusunan anggaran, pengendalian biaya,

pengembangan dana, pengelolaan kas dan pengawasannya.

d. Melakukan analisa – analisa keuangan dan menyusun alternatif

pemecahan masalah yang ada, untuk diusulkan kepada Wakil Direktur

Keuangan.

e. Menyusun konsep strategi pengelolaan keuangan disesuaikan dengan

kepentingan manajemen dan tuntutan keadaan untuk diusulkan kepada

Wakil Direktur Keuangan.

f. Melakukan studi dan pemantauan situasi perekonomian di masyarakat

dalam rangka menyusun konsep – konsep pengelolaan keuangan

secara optimal.

g. Menyusun rencana anggaran tahunan, program kerja tahunan, laporan

kegiatan triwulan, dan laporan kegiatan tahunan untuk diajukan kepada

Wakil Direktur Keuangan.

h. Mengikuti rapat koordinasi.

94
4. Kepala Bagian Pengolah Data Elektronik

Kepala bagian PDE mempunyai tugas antara lain :

a. Menyelenggarakan kegiatan manajemen Bagian PDE dalam rangka

pencapaian tujuan dan peningkatan kualitas pelayanan bagian PDE.

b. Melaksanakan studi kelayakan dan analisa data lapangan dalam rangka

merealisir program komputerisasi RS

c. Menyelenggarakan manajemen distribusi rumah sakit sesuai dengan

kebujakan yang telah ditentukan.

d. Mengkoordinir kegiatan perbaikan perangkat keras maupun

penanganan masalah perangkat lunak lainnya.

e. Mengusulkan perbaikan, penggantian atau pembelian perangkat keras

dengan mengingat kemampuan keuangan RS.

f. Menyusun prosedur kerja, dan standar pencapaian kinerja secara

tertulis sebagai pedoman kerja dan tolak ukur pelaksanaan kerja di

Bagian PDE.

g. Mengikuti rapat kooardinasi.

h. Menyusun rencana anggaran tahunan, program kerja tahunan, laporan

kegiatan triwulan.

F. Personalia Rumah Sakit

1. Rekruitmen

Untuk mendapatkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi maupun

kualifikasi fisik dan mental yang baik serta memenuhi syarat untuk dapat

95
diangkat sebagai pegawai YAKKUM maka dilakukan prosedur

penerimaan tenaga kerja baru yang berlaku untuk seluruh jajaran baik

karyawan medis, paramedis, maupun non medis dengan alur sebagai

berikut :

a. Kepala Bagian Kepegawaian memuat kebijakan ketenagaan

berdasarkan peta ketenagaan seluruh gugus tugas RS Bethesda.

Kebijakan tersebut dibuat dengan tujuan menentukan jumlah tenaga

kerja masing – masing gustu dengan mempertimbangkan pendidikan,

pengalaman kerja, kompetensi, skil dan perilaku. Kebijakan tersebut di

– up grade setiap satu tahun sekali.

b. Apabila kebijakan yang dibuat sudah dapat memenuhi kebutuhan akan

ketenagaan, maka kebijakan tersebut akan menjadi patokan dan setiap

tiga bulan sekali dievaluasi. Namun apabila kebijan tersebut belum

dapat memenuhi kebutuhan akan ketenagaan, maka kebijakan akan

dibuat berdasarkan formulir permintaan tenaga kerja dari kepala –

kepala gustu terkait yang membutuhkan tenaga kerja.

c. Apabila direktur tidak memberikan persetujuan atas usulan tersebut,

maka informasi ketidaksetujuan akan disampaikan kepada kepala gustu

terkait yaitu kepala gustu yang mengajukan usulan permintaan tenaga

kerja.

d. Namun apabila usulan disetujui oleh direktur, maka Koordinator Staf

Pelaksana Ketenagaan dan Legal akan mengumumkan lowongan dan

melakukan seleksi administratif.

96
e. Setelah itu KSP Ketenagaan dan Legal menyeleksi pelamar kerja

dengan mengadakan tes tertulis.

f. Apabila tidak lulus, maka pelamar yang bersangkutan akan

mendapatkan Surat Pemberitahuan Tidak Lulus. Namun jika pelamar

dinyatakan lulus, maka KSP Ketenagaan dan Legal akan melakukan

pemanggilan dan penandatanganan kontrak kerja. Seteleh itu dilakukan

orientasi, setelah orientasi dilakukan baru dilakukan penemapatan

karyawan.

g. Setelah itu KSP Ketenagaan dan Legal akan melakukan On The Job

Training dengan periode tiga bulan.

h. Setelah itu kepala gustu terkait akan melakukan tes kompetensi secara

tertulis sesuai gustu.

i. Apabila tidak lulus, maka akan diberikan Surat Pemberitahuan.

Sedangkan bagi yang lulus akan dilakukan pengangkatan sebagai

karyawan biasa oleh direktur dan pengurus YAKKUM cabang dan

oleh dewan pengurus YAKKUM.

j. Kemudian Kepala Bagian Kepegawian atau kepala gustu terkait

melakukan penempatan karyawan baru berdasar Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan Karyawan (DP3K) setelah 6 bulan masa kerja.

k. Setelah itu Dewan Pengurus YAKKUM melakukan

orientasi/pengenalan di jajaran yayasan.

97
2. Persyaratan Penerimaan Karyawan

Pelamar yang boleh menjadi karyawan RS Bethesda harus memiliki syarat

sebagai berikut :

a. Mengajukan surat permohonan/lamaran kerja bermeterai cukup.

b. WNI.

c. WNA setelah mendapat ijin dari pemerintah menurut peraturan yang

belaku.

d. Berumur minimal 18 tahun dan maksimal 40 tahun.

e. Menunjukkan Ijasah Asli Negara dan menyerahkan fotocopy Ijasah

tersebut yang telah dilegalisir.

f. Sehat jasmani, rohani dan jiwani berdasar hasil pemeriksaan dokter

dan psikolog yang ditunjuk YAKKUM.

g. SKKB dari Kepolisian Republik Indonesia.

h. Bersedia mengikuti ujian seleksi dan lulus tes ujian seleksi.

i. Tidak mempunyai ikatan kerja dengan lembaga/instansi diluar jajaran

kerja YAKKUM.

j. Bersedia ditempatkan di segenap Unit Kerja di Jajaran Kerja

YAKKUM yang memerlukan tenaga.

k. Bersedia dan wajib menyimpan rahasia jabatan.

3. Waktu Kerja

Waktu kerja di RS Bethesda yaitu 6.5 jam dalam sehari atau 160,5 dalam

satu bulan untuk 25 hari kerja. Apabila waktu kerja lebih dari 160,5 jam

dalam 1 bulan maka kelebihan jam akan diperhitungkan sebagai tambahan

98
penghasilan karyawan atas kelebihan jam. Waktu kerja setiap karyawan

dapat dimulai dengan tidak serempak karena perbedaan jenis pekerjaan

dan tugas tanggungjawabnya. Hal ini akan diatur oleh unit kerja yang

bersangkutan sesuai kebutuhan.

4. Cuti

Cuti adalah hari libur khusus yang diberikan YAKKUM sebagai hak yang

dapat diminta oleh setiap karyawan yang memerlukan. YAKKUM

menyediakan lima jenis cuti, yaitu cuti tahunan, cuti sakit, cuti hamil, cuti

diluar tanggungan dan cuti karena alasan penting. Pada prinsipnya setiap

bentuk cuti harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari Direktur setelah

karyawan yang bersangkutan mengajukan permohonan secara tertulis.

Bagi direktur yang menggunakan hak cuti, sebelumnya memberitahukan

kepada Pengurus YAKKUM cabang.

99
BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil analisis data primer yang dikumpulkan oleh peneliti

dengan menggunakan instrumen penelitian. Dalam bab ini akan dijelaskan

mengenai deskripsi responden yang meliputi data demografi yang berhasil

dikumpulkan oleh peneliti, pengujian validitas serta reliabilitas instrumen

penelitian dan pembuktian mengenai hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kualitas pelayanan, dimensi

kepuasan terhadap kepuasan kumulatif dan niat membeli ulang konsumen di

rumah sakit Bethesda Yogyakarta. Jenis penelitian ini merupakan penelitian

yang berfokus pada pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini terdapat empat

variabel diantaranya adalah variabel kualitas pelayanan dan dimensi kepuasan

konsumen (transaction-specific customer satisfaction) sebagai variabel

independen serta kepuasan kumulatif dan niat membeli ulang sebagai variabel

dependen.

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi item-item

pernyataan yang telah diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Boshoff

dan Gray (2004) sehingga dalam penelitian ini dapat dihasilkan data primer.

Pada variabel kualitas pelayanan terdapat tujuh dimensi kualitas pelayanan

yang terdiri dari 29 item pernyataan, pada variabel dimensi kepuasan

100
konsumen (transaction-specific customer satisfaction) terdapat lima dimensi

yang terdiri dari 21 item pernyataan, pada variabel kepuasan konsumen

kumulatif terdapat tiga item pernyataan, dan pada variabel niat membeli ulang

terdiri dari lima item pernyataan. Subyek penelitian adalah para pasien rawat

inap rumah sakit Bethesda Yogyakarta minimal 2 hari dan menginap di kamar

kelas II dan III.

Sebelumnya data ini telah dilakukan pengujian sampel kecil baik validitas

maupun reliabilitasnya, selain itu sebelum dilakukan pengujian hipotesis

melalui regresi data ini juga telah memenuhi uji asumsi klasik.

B. Deskripsi Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna jasa pelayanan

rumah sakit swasta, yaitu pasien rumah sakit Bethesda Yogyakarta. Kuesioner

diberikan kepada responden dengan pertimbangan oleh peneliti mengenai

situasi, waktu, dan tempat penyebaran kuesioner yang sekiranya tidak

mengganggu atau membuat responden merasa tidak nyaman ketika mengisi

kuesioner tersebut.

Penyebaran kuesioner ini dilakukan pada tanggal 5 Mei sampai dengan 5

Juni 2008 sebanyak 100 buah. Gambaran profil responden berdasarkan jenis

kelamin, usia, jenis pekerjaan dan lama menginap ditunjukkan dalam tabel

frekuensi dari analisis statistik deskriptif berikut:

101
Tabel V. 1
Karakteristik responden berdasarkan kenis kelamin

Frequency Percent
Valid pria 58 58.0
wanita 42 42.0
Total 100 100.0
Sumber: Data diolah

Dari 100 responden yang mengisi kuesioner, sebanyak 58 responden (58

%) diantaranya merupakan responden pria sedangkan sisanya yaitu sebanyak

42 pasien (42 %) merupakan responden wanita.

Tabel V. 2
Karakteristik responden berdasarkan usia

Frequency Percent
Valid <5 1 1.0
5 - 13 3 3.0
14-20 6 6.0
21-30 22 22.0
31-45 50 50.0
46-60 14 14.0
lebih 60 4 4.0
Total 100 100.0
Sumber: Data diolah

Berdasarkan usia responden dapat diketahui bahwa usia responden yang

kurang dari 5 tahun sebanyak 1 responden (1%), usia diantara 5-13 tahun

sebanyak 3 responden (3%), usia diantara 14-20 tahun sebanyak 6 responden

(6%), usia diantara 21-30 tahun sebanyak 22 responden (22%), usia diantara

31-45 sebanyak 50 responden (50%), usia diantara 46-60 sebanyak 14

responden (14%) dan usia lebih dari 60 tahun sebanyak 4 responden (4%).

102
Tabel V.3
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

Frequency Percent
Valid pelajar/mhs 14 14.0
karyawan swasta 21 21.0
wiraswasta 32 32.0
pns 24 24.0
lainya 9 9.0
Total 100 100.0
Sumber: Data diolah
Berdasarkan jenis pekerjaan (Tabel V.3), diketahui sebagian besar

responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 32 responden (32%),

pelajar/mahasiswa sebanyak 14 responden (14%), karyawan swasta sebanyak

21 responden (21%), bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 24

responden (24%) dan lainnya sebanyak 9 responden (9%).

Tabel V.4
Karakteristik responden berdasarkan rawat inap

Frequency Percent
Valid 2- 3 hari 44 44.0
4 - 5 hari 35 35.0
lebih 6 hari 21 21.0
Total 100 100.0
Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel V.4 menunjukkan bahwa responden yang menginap

selama 2-3 hari sebanyak 44 responden (44%), responden yang menggunakan

pelayanan rawat inap selama 4-5 sebanyak 35 responden (35%) dan 21

responden (21%) menginap selama lebih dari 6 hari.

103
C. Validitas dan Reliabilitas

Sebelum alat ukur tersebut digunakan terlebih dahulu dilakukan uji

untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang disiapkan

tersebut. Uji coba tersebut dilakukan terhadap 30 pasien rawat inap rumah

sakit Bethesda.

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan kemampuan skala yang digunakan untuk

mengukur konsep yang dimaksud (Sekaran, 2000). Uji validitas dilakukan

untuk memperoleh keyakinan mengenai instrumen yang digunakan dalam

penelitian sehingga dapat menjalankan fungsi pengukuran dengan tepat.

Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini telah teruji

dalam penelitian-penelitian sebelumnya, namun uji validitas tetap

dilakukan dalam penelitian ini.

Analisis dalam penelitian ini adalah confirmatory factor analysis yang

bertujuan untuk mengkonfirmasikan butir-butir pernyataan yang

digunakan dalam penelitian ini sehingga menjadi bagian dalam faktor

yang sesuai dengan faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian

sebelumnya. Analisis faktor dilakukan secara bertahap pada masing-

masing variabel dengan extraction method, yaitu metode maximum

likelihood kemudian dilanjutkan dengan rotasi faktor dengan metode

varimax.

104
a. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan (Service Quality)

Berikut ini adalah output yang dihasilkan dari pengujian validitas

yang telah dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS 13 :

Tabel V. 5
Tabel Validitas Kualitas Pelayanan
Total
KMO Chi- Factor
Konstruk Indikator Sig Varian
MSA Square Loading
Explained
Komunikasi 1 0,781
Komunikasi 2 0,864
Komunikasi 3 0,756
Komunikasi 4 0,578
Tangible 1 0,911
Tangible 2 0,742
Tangible 3 0,646
Tangible 4 0,540
Tangible 5 0,510
Tangible 6 0,683
Em. Perawat1 0,872
Em. Perawat2 0,836
Em. Perawat3 0,723
Em. Perawat4 0,701
Dimensi
Em. Perawat5 0,698 1008,480 0.000 0,864 79,8 %
Kualitas
Em. Perawat6 0,877
Em. Perawat7 0,785
Kenyamanan1 0,543
Kenyamanan2 0,699
Kenyamanan3 0,545
Kenyamanan4 0,763
Resp. Staf 1 0,757
Resp. Staf 2 0,819
Resp. Staf 3 0,897
Resp. Staf 4 0,883
Keamanan 1 0,746
Keamanan 2 0,737
Dokter 1 0,853
Dokter 2 0,945
Sumber: Data diolah

Berdasarkan output pada Tabel V.5, KMO and Bartlett’s test

menunjukkan bahwa nilai KMO MSA sebesar 0.698, lebih besar 0.50.

Begitu juga dengan nilai Bartlett’s test dengan chi square 1008.480

105
dan signifikan pada 0,000 maka uji analisis faktor dapat dilanjutkan

dan data diproses lebih lanjut.

Berikutnya perlu diperhatikan factor loading tiap item pernyataan

yang menunjukkan kuatnya korelasi yang dimiliki item pernyataan

tersebut dalam menjelaskan faktor. Pada Tabel V.5 menunjukkan nilai

factor loading rotasi faktor yang lebih besar dari 0,5 yang

menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara item pernyataan. Selain

itu indikator – indikator tersebut juga mengelompok pada masing –

masing faktor sehingga dapat diikutsertakan dalam pengujian

selanjutnya. (Lihat lampiran)

b. Uji Validitas Variabel Dimensi Kepuasan Konsumen ( transaction-

spesific customer satisfaction )

Berdasarkan output pada Tabel V.6, KMO and Bartlett’s test

menunjukkan bahwa nilai KMO MSA sebesar 0.619, lebih besar 0.50.

Begitu juga dengan nilai Bartlett’s test dengan chi square 631.250 dan

signifikan pada 0,000 maka uji analisis faktor dapat dilanjutkan dan

data diproses lebih lanjut.

Pada Tabel V.6 menunjukkan nilai factor loading rotasi faktor

yang lebih besar dari 0,5 yang menunjukkan adanya korelasi yang kuat

antara item pernyataan. Selain itu indikator – indikator tersebut juga

mengelompok pada masing – masing faktor sehingga dapat

diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya. (Lihat lampiran)

106
Tabel V. 6. Tabel Validitas Kepuasan Kumulatif
Konstruk Total
KMO Chi- Factor
Indikator Sig Varian
MSA Square Loading
Explained
Makanan 1 0.901
Makanan 2 0.742
Makanan 3 0.672
Makanan 4 0.662
Makanan 5 0.597
Makanan 6 0.799
Biaya 1 0.923
Biaya 2 0.934
Biaya 3 0.838
Biaya 4 0.770
Dimensi 78.69 %
Perawat 1 0.619 631.250 0.000 0.858
Kepuasan
Perawat 2 0.721
Perawat 3 0.908
Perawat 4 0.913
Stf.Penerimaan1 0.780
Stf.Penerimaan2 0.810
Stf.Penerimaan3 0.919
Operasi 1 0.964
Operasi 2 0.960
Operasi 3 0.851
Operasi 4 0.741
Sumber: Data diolah

c. Uji Validitas Variabel Kepuasan Kumulatif dan Niat Pembelian Ulang

Tabel V. 7
Tabel Validitas Kepuasan Kumulatif dan Niat Beli Ulang
Total
KMO Chi- Factor
Konstruk Indikator Sig Varian
MSA Square Loading
Explained
NPU 1 0.793
NPU 2 0.893
Niat
NPU 3 0.877
pengg.Ulang
NPU 4 0.910 79.21 %
0.870 217.921 0.000
NPU 5 0.926
KepKum1 0.772
Kep.
KepKum2 0.909
Kumulatif
KepKum3 0.639
Sumber : data diolah

Berdasarkan output pada Tabel V.7, KMO and Bartlett’s test

menunjukkan bahwa nilai KMO MSA sebesar 0.870, lebih besar 0.50.

Begitu juga dengan nilai Bartlett’s test dengan chi square 217.921 dan

107
signifikan pada 0,000 maka uji analisis faktor dapat dilanjutkan dan

data diproses lebih lanjut.

Pada Tabel V.7 menunjukkan nilai factor loading rotasi faktor

yang lebih besar dari 0,5 yang menunjukkan adanya korelasi yang kuat

antara item pernyataan. Selain itu indikator – indikator tersebut juga

mengelompok pada masing – masing faktor sehingga dapat

diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya. (Lihat lampiran).

2. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini uji reliabilitas ditunjukkan oleh nilai Cronbach’s

Alpha dengan menggunakan program komputer SPSS 13.0.

Cronbach’s Alpha merupakan koefisien reliabilitas yang menunjukkan

seberapa jauh item-item dalam penelitian saling berkorelasi positif satu

sama lain. Nilai Cronbach’s Alpha yang semakin mendekati 1.0

menunjukkan penelitian yang dilakukan semakin baik. Nilai

Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6 dapat diterima sebagai

penelitian yang reliable. Pada tabel V. 8 semua item mempunyai nilai

Cronbach's Alpha diatas 0.6 yang berarti item – item tersebut dapat

dilakukan pengujian lebih lanjut.

108
Tabel V. 8
Hasil Uji Reliabilitas

Konstruk Indikator Cronbach's Alpha


Komunikasi 0.882
Tangble 0.861
Empati Perawat 0.960
Dimensi kualitas
Responsiveness 0.928
pelayanan
Kenyamanan 0.803
Keamanan 0.890
Resp. Dokter 0.907
Makanan 0.879
Biaya 0.943
Dimensi Kepuasan Staf perawat 0.942
Staf administrasi 0.937
Tindakan operasi 0.948
Kepuasan Kumulatif Kepuasan Kumulatif 0.858
Niat Pengg.Ulang Niat Pengg.Ulang 0.964
Sumber : Data diolah

D. Pengujian Hipotesis
Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi yang

digunakan dalam penelitian ini secara statistik dapat menentukan pengaruh

yang terjadi antara variabel dengan melihat berbagai indikator sehingga dalam

menaksir nilai aktual dapat diukur berdasarkan goodness of fit-nya. Secara

statistik goodness of fit dapat terlihat dari nilai statistik t, nilai statistik F dan

koefisien determinasi (Adj R2).

Sebelumnya data ini telah dilakukan uji asumsi, yaitu uji

heterokesdatisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi dan telah

memenuhi ketiga asumsi tersebut. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada

lampiran.

Pengujian dan interpretasi data dalam penelitian ini berfokus pada

pengujian kesesuaian hipotesis yang diajukan dengan kenyataan yang terjadi.

109
Pengujian ini dilakukan dengan regresi linear berganda. Hasil pengujian

regresi kualitas pelayanan terhadap niat beli ulang disajikan pada Tabel V. 9.

Tabel V. 9
Hasil Uji Hipotesis 1

Var.Independen Var.Dependen B Sig t Adj R2 F


Dimensi Kualitas pelayanan
0.326 ( c )
Komunikasi 0.115 0.331 0.977
Tangible -0.093 0.456 -0.749 10.654
0.406 (0,000)
Sikap empati staf perawat 0.425 0.002 3.225
Niat membeli/niat
Kenyamanan penggunaan ulang 0.057 0.737 0.337
Responsiveness staf
administrasi 0.286 0.024 2.292
Keamanan -0.050 0.659 -0.443
Responsiveness dokter 0.163 0.014 2.500
Sumber: Data diolah

1. Analisis Uji Hipotesis 1

Ho1 : Dimensi-dimensi kualitas pelayanan tidak berpengaruh positif

pada niat pembelian ulang.

Ha1 : Dimensi-dimensi kualitas pelayanan berpengaruh positif pada niat

pembelian ulang.

a. Uji Statistik F

Hasil olah data menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 10.654

dengan tingkat signifikan 0.000 jauh dibawah 0,05. Dengan

menggunakan tingkat signifikasi 95% (derajat kepercayaan ) (k-1) (n-

k) = (8-1) (100-8) maka Ftabel sebesar 2.111. Mengingat nilai Fhitung

(10.654) > Ftabel (2.111) berarti variabel – variabel dimensi kualitas

pelayanan secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel niat

pembelian ulang.

110
b. Koefisien determinasi (Adj R2)

Tabel V. 9 menunjukkan bahwa nilai Adj R2 dimensi kualitas

pelayanan terhadap niat pembelian ulang adalah 0.406. Nilai 0.406

menunjukkan bahwa ada pengaruh antara variabel dimensi-dimensi

kualitas pelayanan terhadap niat membeli sebesar 40,6%% sedangkan

sisanya (sebesar 100%-40,6% = 59.4%) dijelaskan oleh variabel-

variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

c. Uji Statistik t

Nilai ttabel dengan derajat kebebasan (N - k) = (100 – 2) = 98

dengan tingkat signifikasi 5% adalah 1.985. Dimensi kualitas

pelayanan yang mempunyai nilai thitung lebih besar dari ttabel adalah

sikap empati staf perawat (3.225) dengan tingkat signifikasi 0.002(<

0.05), responsiveness staf administrasi (2.292) dengan tingkat

signifikasi 0.024 (< 0.05) dan responsiveness dokter (2.500) dengan

tingkat signifikasi 0.014 (< 0.05). Sedangkan dimensi-dimensi kualitas

pelayanan yang lain tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

pembelian niat ulang.

Dengan melihat nilai koefisien B pada dimensi kualitas sikap

empati staf perawat sebesar 0.425 menjelaskan bahwa setiap

perubahan yang terjadi pada sikap empati staf perawat maka perubahan

juga terjadi pada niat membeli ulang yang nilainya berbanding lurus.

Nilai koefisien B pada dimensi responsiveness staf administrasi

sebesar 0.286 menjelaskan bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam

111
komunikasi akan menyebabkan perubahan pada niat membeli ulang

yang nilainya berbanding lurus dan nilai koefisien B pada dimensi

responsiveness dokter sebesar 0.163 menjelaskan bahwa setiap

perubahan yang terjadi dalam komunikasi akan menyebabkan

perubahan pada niat membeli ulang yang nilainya berbanding lurus.

Variabel independen yang menunjukkan pengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependen (niat membeli/penggunaan

ulang) adalah dimensi sikap empati staf perawat, responsiveness staf

administrasi dan responsiveness dokter. Dengan demikian hipotesis 1

diterima secara khusus pada dimensi sikap empati staf perawat,

responsiveness staf administrasi dan responsiveness dokter, dengan

kata lain hasil uji hipotesis 1 adalah Ho1 ditolak dan Ha1 diterima

pada sikap empati staf perawat, responsiveness staf administrasi dan

responsiveness dokter tetapi ditolak pada dimensi kenyamanan,

tangible, komunikasi dan keamanan, karena dimensi – dimensi

tersebut tidak siginfikan dan mempunyai nilai t- test kurang dari t

tabel.

112
2. Analisis Uji Hipotesis 2

Tabel V. 10
Hasil Uji Hipotesis 2
Var. Independen Var. Dependen B Sig t Adj R2 F
Dimensi kualitas pelayanan
- 0.549 ( c )
Komunikasi Kepuasan -0.181 0.113 -1.602 14.641
Tangible kumulatif 0.294 0.016 2.465 0.491
(0,000)
Sikap empati staf perawat 0.294 0.022 2.332
Kenyamanan 0.257 0.114 1.595
Responsiveness staf
administrasi 0.122 0.308 1.024
Keamanan 0.042 0.699 0.388
Responsiveness dokter 0.239 0.000 3.827
Sumber: Data diolah

Ho2 : Dimensi-dimensi kualitas pelayanan tidak berpengaruh positif pada

kepuasan konsumen kumulatif

Ha2 : Dimensi-dimensi kualitas pelayanan berpengaruh positif pada

kepuasan konsumen kumulatif.

a. Uji Statistik F

Hasil olah data menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 14.641

dengan tingkat signifikan 0.000 jauh dibawah 0,05. Dengan

menggunakan tingkat signifikasi 95% (derajat kepercayaan) (k-1) (n-k)

= (8-1) (100-8) maka Ftabel sebesar 2.111. Mengingat nilai Fhitung

(14.641) > Ftabel (2.111) berarti variabel – variabel dimensi kualitas

pelayanan secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel

kepuasan konsumen kumulatif.

b. Koefisien determinasi (Adj R2)

Tabel V. 10 menunjukkan bahwa nilai Adj R2 dimensi kualitas

pelayanan terhadap niat pembelian ulang adalah 0,491. Nilai 0,491

113
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara variabel dimensi-dimensi

kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen kumulatif sebesar

49,1% sedangkan sisanya (sebesar 100%-49,1% = 50,9%) dijelaskan

oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

c. Uji Statistik t

Nilai ttabel dengan derajat kebebasan (N - k) = (100 – 2) = 98 dengan

tingkat signifikasi 5% adalah 1,985. Dimensi kualitas pelayanan yang

mempunyai nilai thitung lebih besar dari ttabel adalah tangible (2.465)

dengan tingkat signifikasi 0.016 (< 0.05), sikap empati staf perawat

(2.332) dengan tingkat signifikasi 0.022 (< 0.05) dan responsiveness

dokter (3.827) dengan tingkat signifikasi 0.000 (< 0.05). Sedangkan

dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang lain tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel kepuasan kumulatif.

Dengan melihat nilai koefisien B dimensi tangible pada Tabel V.10

sebesar 0.294 menjelaskan bahwa setiap perubahan yang terjadi pada

kualitas tangible akan menyebabkan perubahan pula pada kepuasan

konsumen kumulatif yang nilainya berbanding lurus. Nilai koefisien

koefisien B untuk dimensi sikap empati staf perawat sebesar 0.294

menjelaskan bahwa setiap perubahan yang terjadi pada sikap empati

staf perawat maka perubahan juga akan terjadi pada kepuasan

konsumen kumulatif yang nilainya berbanding lurus dan dimensi

responsiveness dokter mempunyai nilai koefisien B sebesar 0.239

menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada dimensi kenyamanan

114
maka kepuasan konsumen kumulatif juga akan mengalami perubahan

yang nilainya berbanding lurus.

Variabel independen yang menunjukkan pengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependen (kepuasan kumulatif) adalah

dimensi tangible, sikap empati staf perawat, dan responsiveness

dokter. Dengan demikian hipotesis 2 diterima secara khusus pada

dimensi tangible, sikap empati staf perawat, dan responsiveness

dokter, dengan kata lain hasil uji hipotesis 2 adalah Ho2 ditolak dan

Ha2 diterima pada tangible, sikap empati staf perawat dan

responsiveness dokter tetapi ditolak pada komunikasi, kenyamanan,

responsiveness staf administrasi dan keamanan, karena dimensi –

dimensi tersebut tidak siginfikan dan mempunyai nilai t- test kurang

dari t tabel.

3. Analisis Uji Hipotesis 3

Tabel V. 11
Hasil Uji Hipotesis 3

Var.Independen Var.Dependen B Sig t Adj R2 F


Dimensi kepuasan
konsumen
kepuasan -.2758 ( c )
28.711
Makanan kumulatif -0,090 0.460 -0.742 (0,000)
0.583
Biaya 0.237 0.003 3.021
Staf perawat 0.724 0.000 5.983
Staf Penerimaan -0.041 0.627 -0.488
Ruang tindakan/operasi 0.188 0.013 2.525
Sumber: Data diolah

Ho3 : Dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) tidak berpengaruh positif pada kepuasan

kumulatif

115
Ha3 : Dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) berpengaruh positif pada kepuasan

kumulatif

a. Uji Statistik F

Hasil olah data menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 28.711

dengan tingkat signifikan 0.000 jauh dibawah 0,05. Dengan

menggunakan tingkat signifikasi 95% (derajat kepercayaan), (k-1) (n-

k) = (6-1) (100-6) maka Ftabel sebesar 2,311. Mengingat nilai Fhitung

(28.711) > Ftabel (2,311) berarti variabel – variabel dimensi kepuasan

konsumen secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel

kepuasan kumulatif.

b. Koefisien determinasi (Adj R2)

Tabel V.11 menunjukkan bahwa nilai Adj R2 dimensi-dimensi

kepuasan konsumen terhadap niat kepuasan kumulatif adalah 0.583.

Nilai 0.583 menunjukkan bahwa ada pengaruh antara variabel

dimensi-dimensi kepuasan konsumen terhadap kepuasan kumulatif

sebesar 58,3% sedangkan sisanya (sebesar 100%- 58,3% = 41,7%)

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini.

c. Uji Statistik t

Nilai ttabel dengan derajat kebebasan (N - k) = (100 – 2) = 98

dengan tingkat signifikasi 5% adalah 1,985. Dimensi-dimensi

kepuasan konsumen yang mempunyai nilai thitung lebih besar dari ttabel

116
adalah biaya (3.021) dengan tingkat signifikasi 0.003 (< 0.05), staf

perawat (5.983) dengan tingkat signifikasi 0.000 (< 0.05) dan tindakan

di ruang operasi (2.525) dengan tingkat signifikasi 0.013(< 0.05).

Sedangkan dimensi-dimensi kepuasan konsumen yang lain tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kumulatif.

Dengan melihat nilai koefisien B dimensi kepuasan terhadap biaya

Tabel V.11 sebesar 0.237 menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan

pada kepuasan konsumen terhadap biaya maka kepuasan konsumen

kumulatif juga akan mengalami perubahan yang nilainya berbanding

lurus, nilai koefisien B pada kinerja staf perawat pada 0.724

menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada kepuasan terhadap

kinerja perawat maka kepuasan konsumen kumulatif juga akan

mengalami perubahan yang nilainya berbanding lurus. Nilai koefisien

B pada dimensi kepuasan mengenai ruang tindakan operasi sebesar

0.188 menjelaskan bahwa jika perubahan terjadi pada kepuasan

mengenai kelayakan biaya maka perubahan juga akan terjadi pada

kepuasan konsumen kumulatif yang nilainya berbanding lurus.

Variabel independen yang menunjukkan pengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependen (kepuasan kumulatif) adalah

dimensi biaya, staf perawat dan tindakan di ruang operasi. Dengan

demikian hipotesis 3 diterima secara khusus pada dimensi biaya, staf

perawat dan tindakan di ruang operasi, dengan kata lain hasil uji

hipotesis 3 adalah Ho3 ditolak dan Ha3 diterima pada biaya, staf

117
perawat dan tindakan di ruang operasi tetapi ditolak pada makanan,

staf penerimaan, karena dimensi – dimensi tersebut tidak siginfikan

dan mempunyai nilai t- test kurang dari t tabel.

4. Analisis Uji Hipotesis 4

Tabel V. 12
Hasil Uji Hipotesis 4

Var.Independen Var.Dependen B Sig t Adj R2 F


Dimensi Kepuasan
konsumen (Tsat)
0.503 ( c ) 12.710
niat membeli/niat
Makanan penggunaan ulang 0.113 0.433 0.787 (0,000)
Biaya 0.069 0.460 0.742 0.372
Staf perawat 0.405 0.006 2.824
Staf Penerimaan 0.047 0.636 0.475
Ruang tindakan/operasi 0.231 0.010 2.622
Sumber: Data diolah

Ho4 : Dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) tidak berpengaruh positif pada niat

pembelian ulang.

Ha4 : Dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) berpengaruh positif pada niat pembelian

ulang.

a. Uji Statistik F

Hasil olah data menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 12.710

dengan tingkat signifikan 0.000 jauh dibawah 0,05. Dengan

menggunakan tingkat signifikasi 95% (derajat kepercayaan), (k-1) (n-

k) = (6-1) (100-6) maka Ftabel sebesar 2.311. Mengingat nilai Fhitung

(12.710) > Ftabel (2.311) berarti variabel – variabel dimensi kepuasan

118
konsumen secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel niat

pembelian ulang .

b. Koefisien determinasi (Adj R2)

Tabel V.12 menunjukkan bahwa nilai Adj R2 dimensi-dimensi

kepuasan konsumen terhadap niat pembelian ulang adalah 0.372. Nilai

0.372 menunjukkan bahwa ada pengaruh antara variabel dimensi-

dimensi kepuasan konsumen terhadap niat pembelian ulang sebesar

37,2% sedangkan sisanya (sebesar 100%-37,2% = 62,8%) dijelaskan

oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

c. Uji Statistik t

Nilai ttabel dengan derajat kebebasan (N - k) = (100 – 2) = 98

dengan tingkat signifikasi 5% adalah 1.985. Dimensi-dimensi

kepuasan konsumen yang mempunyai nilai thitung lebih besar dari ttabel

adalah staf perawat (2.824) dengan tingkat signifikasi 0.006 (< 0.05)

dan tindakan di ruang operasi (2.622) dengan tingkat signifikasi 0.010

(< 0.05). Sedangkan dimensi-dimensi kepuasan konsumen yang lain

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel niat penggunaan ulang.

Dengan melihat nilai koefisien B dimensi kepuasan terhadap

kinerja staf perawat pada Tabel IV.12 sebesar 0.405 menjelaskan

bahwa setiap perubahan yang terjadi pada kepuasan konsumen

terhadap kinerja staf perawat maka perubahan juga terjadi pada niat

penggunaan ulang yang nilainya berbanding lurus. Nilai koefisien B

pada dimensi kepuasan mengenai tindakan di ruang operasi sebesar

119
0.231 menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada kepuasan

mengenai kelayakan biaya maka niat penggunaan ulang juga akan

mengalami perubahan yang nilainya berbanding lurus.

Variabel independen yang menunjukkan pengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependen (niat penggunaan ulang) adalah

dimensi sikap empati staf perawat dan ruang tindakan operasi. Dengan

demikian hipotesis 4 diterima secara khusus pada dimensi sikap empati

staf perawat dan tindakan di ruang operasi, dengan kata lain hasil uji

hipotesis 4 adalah Ho4 ditolak dan Ha4 diterima pada sikap empati

staf perawat dan tindakan di ruang operasi tetapi ditolak pada

makanan, biaya, staf administrasi/penerimaan, karena dimensi –

dimensi tersebut tidak siginfikan dan mempunyai nilai t- test kurang

dari t tabel.

E. Pembahasan

Dari pengujian keempat hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian

ini dapat menggambarkan bahwa dimensi-dimensi kualitas pelayanan dan

dimensi kepuasan konsumen dapat mempengaruhi secara parsial terhadap

variabel dependen kepuasan kumulatif dan niat membeli. Dalam mengevaluasi

pelayanan pada industri jasa kesehatan (health care services),

keramahtamahan resepsionis, profesionalisme dokter, profesionalisme staf dan

perawat, dan standar pelayanan yang diberikan; semuanya berkontribusi pada

evaluasi kualitas pelayanan secara keseluruhan. Pemasar berupaya untuk

120
membuat standar pelayanan mereka dengan tujuan mendapatkan konsistensi

kualitas pelayanan.

1. Pengaruh dimensi-dimensi kualitas pelayanan pada niat membeli ulang.

Pengelolaan kualitas pelayanan yang baik sehingga kinerja kualitas

pelayanan yang kemudian akan dirasakan oleh konsumen sesuai dengan

harapannya merupakan fokus dari suatu industri jasa. Para pemasar harus

mengetahui dimensi-dimensi dalam kualitas pelayanan yang dapat

diterima oleh konsumen. Sehingga mereka dapat mengetahui kebutuhan

konsumen yang harus dipenuhi.

Ha1 : Dimensi-dimensi kualitas pelayanan (perceived service quality)

berpengaruh positif terhadap niat membeli ulang.

Apabila pihak rumah sakit mempunyai tujuan untuk meningkatkan niat

membeli ulang, maka kualitas pelayanan yang harus ditingkatkan atau

dijaga konsistensi kinerjanya adalah pada sikap empati staf perawat,

responsiveness staf administrasi dan kualitas responsiveness dokter.

Kecenderungan pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit

Bethesda Yogyakarta lebih fokus pada :

a. Sikap empati staf perawat, yaitu sikap perhatian, keramahtamahan dan

profesionalisme mereka dalam menghadapi pasien.

b. Responsiveness staf administrasi, yaitu efisiensi dalam menghadapi

masalah – masalah dan kebutuhan pasiennya.

c. Keterlibatan dan kualitas pelayanan dokter dalam melakukan rutinitas

pemeriksaan pasien.

121
Ketiga hal diatas merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pihak

rumah sakit karena pengaruhnya dapat meningkatkan niat

membeli/penggunaan ulang pelayanan rumah sakit.

Dalam penelitian ini ada beberapa dimensi yang tidak berpengaruh

terhadap niat/penggunaan ulang jasa rumah sakit, hal ini wajar karena

keputusan untuk menggunakan lagi jasa rumah sakit tidak hanya

dipengaruhi oleh dimensi kualitas layanan tetapi masih banyak faktor atau

variabel lain yang dapat mempengaruhinya. Misalnya, pasien pengguna

jasa kelas II dan III adalah konsumen menengah ke bawah sehingga hal

yang lebih diperhatikan adalah kesembuhan penyakit yang dideritanya dan

kurang memperhatikan atribut – atribut atau dimensi lain. Dalam hal ini

dimensi yang dianggap paling berhubungan dengan kesembuhan penyakit

oleh pasien kelas II dan III adalah dokter yang ada waktu itu pelayanannya

kepada pasien. Selain itu kesembuhan suatu penyakit tidak hanya

ditentukan oleh obat yang diberikan tetapi juga perhatian dan motivasi

yang diberikan oleh para karyawan yang pada waktu itu berhubungan

dengan pasien, misalnya staf perawat yang ramah dan perhatian dan staf

administrasi yang membeikan pelayanan yang cepat akan mempengaruhi

kondisi psikologis pasien. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi

konsumen atau pasien rumah sakit Bethesda dalam pengambilan

keputusan untuk menggunakan lagi jasa pelayanan.

122
2. Pengaruh dimensi-dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan

kumulatif

Ha2 : Dimensi-dimensi kualitas pelayanan (perceived service quality)

berpengaruh positif pada kepuasan konsumen kumulatif.

Apabila pihak rumah sakit swasta mempunyai tujuan untuk

meningkatkan kepuasan kumulatif pasien, maka kualitas pelayanan yang

harus ditingkatkan atau dijaga konsistensi kinerjanya adalah :

a. Tangible, yaitu ruang bangsal yang bersih dan rapi serta penataan

gedung yang baik dan terawat.

b. Sikap empati staf perawat pada pasien, yaitu keramahtamahan, sikap

tanggap dan peduli terhadap pasiennya.

c. Kualitas responsiveness dokter, yaitu kualitas dokter dan

kepedulian/sikap tanggap dokter terhadap pasien.

Seperti uraian pada hipotesis pertama bahwa dimensi yang dominan

berpengaruh adalah dimensi yang berhubungan dengan people atau orang,

namun terdapat dimensi tangible yang juga berpengaruh terhadap

kepuasan kumulatif, yaitu dimensi yang berhubungan dengan segala hal

yang tampak atau dapat dilihat, misalnya penataan gedung yang rapi. Dari

pernyataan tersebut dapat timbul pertanyaan mengapa dimensi tangible

tidak berpengaruh terhadap niat beli ulang, padahal secara teori bahwa

konsumen yang puas terhadap suatu layanan jasa atau produk maka

kepuasan tersebut akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan

keputuasan untuk melakukan pembelian lagi. Seperti pada uraian hipotesis

123
pertama tadi bahwa konsumen kelas II dan III lebih memperhatikan

dimensi yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya untuk

kembali lagi menggunakan jasa rumah sakit, seperti dimensi mengenai

dokter dan staf perawat.

3. Pengaruh dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) pada kepuasan kumulatif.

Ha3 : Dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) berpengaruh positif pada kepuasan

konsumen kumulatif.

Apabila pihak rumah sakit swasta mempunyai tujuan untuk

meningkatkan kepuasan kumulatif pasien, maka dimensi kepuasan

konsumen (transaction-specific customer satisfaction) yang harus

ditingkatkan atau dijaga standar pelayanannya adalah kinerja staf perawat,

biaya yang relatif layak dan kinerja staf di ruang tindakan/operasi.

Kecenderungan pasien yang menginap dan menjalani perawatan di rumah

sakit Bethesda Yogyakarta lebih fokus pada kinerja staf perawat, sehingga

dalam menjalani perawatannya pasien akan mendapatkan kepuasan. Pasien

akan lebih puas apabila terjadi peningkatan kinerja di ruang

tindakan/operasi dan biaya rumah sakit yang layak dengan fasilitas

pelayanan yang diberikan.

Hasil hipotesis ketiga ini terdapat dimensi yang tidak berpengaruh atau

tidak signifikan nilai hitungnya, seperti makanan dan staf penerimaan.

Seperti uraian pada hipotesis pertama bahwa pasien lebih memperhatikan

124
dimensi yang lebih berhubungan dengan kesembuhan penyakit, dalam hal

ini adalah staf perawat dan tindakan di ruang operasi. Karena seperti kita

ketahui bahwa perawat yang perhatian dan ramah akan memberikan

tambahan motivasi kepada pasien yang sakit untuk sembuh kembali.

Proses operasi adalah hal yang menentukan dan mungkin adalah hal yang

berbahaya sehingga penjelasan dan perhatian sebelum operasi dilakukan

menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen atau pasien.

4. Pengaruh dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) pada niat membeli/niat penggunaan ulang.

Ha4 : Dimensi-dimensi kepuasan konsumen (transaction-specific

customer satisfaction) berpengaruh positif pada niat membeli/niat

penggunaan ulang

Apabila pihak rumah sakit Bethesda mempunyai tujuan untuk

meningkatkan niat membeli/penggunaan ulang, maka dimensi kepuasan

konsumen (transaction-specific customer satisfaction) yang harus

ditingkatkan atau dijaga konsistensi pelayanannya adalah kinerja staf

perawat dan pelayanan atau tindakan diruang operasi. Kecenderungan

pasien yang menginap dan menjalani perawatan di rumah sakit Bethesda

Yogyakarta lebih fokus pada kinerja staf perawat, sehingga setelah

menjalani perawatannya pasien akan mempunyai niat

membeli/penggunaan ulang jasa rumah sakit tersebut jika membutuhkan.

Kepuasan konsumen mengenai tindakan di ruang operasi adalah salah satu

125
kondisi yang juga harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit untuk

meningkatkan niat penggunaan ulang pelayanan rumah sakit.

Pada hipotesis ketiga terdapat dimensi biaya yang berpengaruh

terhadap kepuasan kumulatif namun pada hipotesis keempat dimensi

tersebut tidak berpengaruh kepada niat beli ulang. Dari pernyataan ini

dapat timbul pertanyaan mengapa biaya tidak berpengaruh kepada niat beli

ulang, padahal jika konsumen puas terhadap suatu dimensi maka

konsumen akan mempertimbangkan dimensi untuk membuat keputusan

pembelian lagi pada waktu yang akan datang. Seperti pada uraian

sebelumnya bahwa konsumen lebih memperhatikan dimensi yang

berhubungan dengan orang. Konsumen tidak terlalu memperhatikan biaya

untuk membuat keputusan melakukan lagi pembelian jasa terutama dalam

hal ini jasa rumah sakit.

Berdasarkan hasil hipotesis 1 sampai dengan 4 menunjukkan bahwa

bauran pemasaran jasa pada industri rumah sakit swasta yang paling

dominan adalah pada people dan process. Hal ini dapat dijelaskan dari

hasil penelitian bahwa dimensi responsiveness dokter dan kinerja staff

perawat merupakan dimensi yang mendominasi pengaruh pada kepuasan

kumulatif dan niat membeli ulang. Seperti kita ketahui bahwa dalam

industri jasa proses produksi dan konsumsi terjadi secara bersamaan hal ini

memungkinkan terjadinya interaksi antara penyedia jasa dan konsumen

sehingga wajar jika unsur manusia memberikan kontribusi yang besar

dalam industri jasa.

126
BAB VI

PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan atas berbagai hasil yang diperoleh dari penelitian

setelah dilakukan pengujian hipotesis. Selain itu, pada bab ini dijelaskan

mengenai saran bagi pihak rumah sakit, keterbatasan penelitian, dan saran untuk

penelitian yang akan datang.

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Dalam penelitian ini dimensi - dimensi kualitas pelayanan (service quality)

yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada niat

membeli/penggunaan ulang adalah dimensi empati staf perawat, dimensi

mengenai responsiveness staf administrasi dan responsiveness dokter.

Sedangkan dimensi lainnya yaitu komunikasi, tangible, kenyamanan dan

keamanan menunjukkan nilai t-test yang tidak signifikan. Berdasarkan

keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis 1 (Ha1)

didukung dalam penelitian ini.

2. Dalam penelitian ini dimensi - dimensi kualitas pelayanan (service quality)

yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

kumulatif adalah dimensi tangible, dimensi mengenai empati staf perawat

dan dimensi responsiveness dokter. Sedangkan dimensi lainnya yaitu

komunikasi, kenyamanan, responsiveness staf administrasi dan keamanan

127
menunjukkan nilai t-test yang tidak signifikan. Berdasarkan keterangan di

atas dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis 2 (Ha2) didukung

dalam penelitian ini.

3. Dalam penelitian ini dimensi - dimensi kepuasan konsumen (transaction-

specific customer satisfaction) yang mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan kumulatif adalah dimensi kepuasan

mengenai biaya, staf perawat dan tindakan di ruang operasi. Sedangkan

dimensi lainnya yaitu makanan, staf penerimaan menunjukkan nilai t-test

yang tidak signifikan. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan

bahwa pengujian hipotesis 3 (Ha3) didukung dalam penelitian ini.

4. Dalam penelitian ini dimensi - dimensi kepuasan konsumen (transaction-

specific customer satisfaction) yang mempunyai pengaruh positif pada niat

membeli/penggunaan ulang yaitu dimensi kepuasan mengenai kinerja staf

perawat dan dimensi kepuasan mengenai tindakan di ruang operasi.

Sedangkan dimensi lainnya yaitu makanan, biaya, staf penerimaan,

menunjukkan nilai t-test yang tidak signifikan. Berdasarkan keterangan di

atas dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis 4 (Ha4) didukung

dalam penelitian ini.

128
B. Saran

Peneliti menyadari bahwa selama pelaksanaan penelitian ini masih banyak

kekurangan yang harus disempurnakan pada penelitian selanjutnya terutama

untuk penelitian yang ingin mengkaji kualitas pelayanan pada industri jasa

yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian “Pengaruh Dimensi – Dimensi

Kualitas Pelayanan Dan Dimensi - Dimensi Kepuasan Terhadap Kepuasan

Kumulatif Dan Niat Pembelian Ulang Jasa Rumah Sakit” studi kasus di rumah

sakit Bethesda Yogyakarta maka implikasi manajerial dalam penelitian ini

yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pengelolaan industri jasa

rumah sakit antara lain:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kualitas pelayanan yang

berpengaruh pada niat pembelian ulang adalah dimensi empati staf

perawat, dimensi mengenai responsiveness staf administrasi dan

responsiveness dokter, maka diharapkan pada pihak rumah sakit Bethesda

agar tetap menjaga atau mempertahankan konsistensi kinerjanya bila perlu

ditingkatkan. Namun demikian tidak berarti bahwa dimensi – dimensi

yang tidak berpengaruh tidak diperhatikan atau diabaikan, karena dimensi

– dimensi tersebut adalah merupakan bagian dalam proses penyampaian

jasa dan memberi kontribusi dalam kelancaran penyampaian jasa.

129
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kualitas pelayanan yang

berpengaruh pada kepuasan kumulatif adalah dimensi mengenai tangible,

sikap empati staf perawat dan responsiveness dokter, maka diharapkan

pada pihak rumah sakit Bethesda agar tetap menjaga atau mempertahankan

konsistensi kinerjanya bila perlu ditingkatkan. Namun demikian tidak

berarti bahwa dimensi – dimensi yang tidak berpengaruh tidak

diperhatikan atau diabaikan, karena dimensi – dimensi tersebut adalah

merupakan bagian dalam proses penyampaian jasa dan memberi kontribusi

dalam kelancaran penyampaian jasa.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kepuasan yang berpengaruh

pada kepuasan kumulatif adalah dimensi kepuasan mengenai biaya, staf

perawat dan tindakan di ruang operasi, maka diharapkan pada pihak rumah

sakit Bethesda agar tetap menjaga atau mempertahankan konsistensi

kinerjanya bila perlu ditingkatkan. Namun demikian tidak berarti bahwa

dimensi – dimensi yang tidak berpengaruh tidak diperhatikan atau

diabaikan, karena dimensi – dimensi tersebut adalah merupakan bagian

dalam proses penyampaian jasa dan memberi kontribusi dalam kelancaran

penyampaian jasa.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kepuasan yang berpengaruh

pada niat pembelian ulang adalah dimensi kepuasan mengenai kinerja staf

perawat dan dimensi kepuasan mengenai tindakan di ruang operasi, maka

diharapkan pada pihak rumah sakit Bethesda agar tetap menjaga atau

mempertahankan konsistensi kinerjanya bila perlu ditingkatkan. Namun

130
demikian tidak berarti bahwa dimensi – dimensi yang tidak berpengaruh

tersebut tidak diperhatikan atau diabaikan, karena dimensi – dimensi

tersebut adalah merupakan bagian dalam proses penyampaian jasa dan

memberi kontribusi dalam kelancaran penyampaian jasa.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian, antara lain :

1. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap konsumen satu industri yaitu

pasien pengguna jasa pelayanan rumah sakit Bethesda Yogyakarta pada

bangsal kelas II dan kelas III. Hasil penelitian ini tidak dapat begitu saja

digeneralisasikan pada konsumen atau pasien selain kelas II dan III dan

rumah sakit lain atau industri lain.

2. Kondisi responden pada saat itu sangat mempengaruhi hasil data yang

diperoleh, misalnya responden tidak jujur dalam menjawab pertanyaan

dalam kuesioner sehingga data yang dihasilkan kurang akurat.

131
D. Saran Untuk Penelitian Mendatang

1. Perlu diperhatikan jumlah sampel yang diambil sehingga dapat mewakili

jumlah populasi. Hal ini dapat memperbaiki tingkat ketepatan hasil

penelitian tersebut.

2. Kerjasama antara peneliti dan pihak rumah sakit agar penyebaran

kuesioner lebih mudah dan akurat.

132
DAFTAR PUSTAKA

Algifari (2003) Statistika Induktif, Edisi 2, AMP YKPN, Yogyakarta.

Armestead C. G. (1996). Customer Service and Support (Layanan dan Dukungan

Kepada Pelanggan). PT. Elex Media Komputindo. Kelompok Gramedia,

Jakarta.

Baker, T.L. and Taylor, S.A. (1994), “ An Assessment of the relationship between

service quality and customer satisfaction in the formation of consumers

purchase intentions,” Journal of Retailing, Vol.70, pp.163-178.

Baldinger, A.L. and Rubinson, J. (1996), “Brand loyalty: the link between

attitude,” Journal of Advertising Research, November/Dcember, pp. 22-34.

Boshoff, C. and Gray, B. (2004), “The relationships between service quality,

customer satisfaction and buying intentions in the private hospital industry,”

Journal Business Management, Vol.35 (4).

Boy S.Sabarguna. (2004). Pemasaran Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium

RSI.

Carr, R.A. Geursen G.M. Hellier, and P.K. Rickard, J.A. (2003), “Customer

repurchase intention: A general structural model,” European Journal of

Marketing, Vol.37 No. 11/12, pp. 1762-1800.

Enggel, James F, Blackwell, Rogerd and Miniard, Paul W. (1994). Perilaku

Konsumen, Jilid I, edisi keenam. Jakarta : Bina Aksara.

Gitosudarmo, I. (2000), Manajemen Pemasaran, edisi pertama. Yogyakarta:

BPFE.

133
Gronroos, C. (2001a), “A service-oriented approach to marketing of service,”

European Journal of Marketing 12,8, pp. 588-601.

Gronroos, C. (2001b), “A Service Quality Model and its Marketing Implikations,”

European journal of Marketing 18,4, pp.36-44.

Jasfar, F.(2005). Manajemen Jasa : Pendekatan terpadu. Jakarta: Bogor.

Kotler, P. (1995). Manjemen Pemasaran : Analisis Pemasaran, Implikasi dan

Pengendalian. Edisi kedelapan. Jakarata: Erlangga.

Kotler, P. and Armstrong, G. (1997). Dasar Dasar Pemasaran, Edisi I. Jakarta:

Prenhallindo.

Kotler, P. (2000), Marketing Management, 10th Ed. Upper Saddle River, New

Jersey, Prentice Hall, Inc.

Kotler, P. and Armstrong, G. (2001), Principles of Marketing, 9th Ed, Upper

Saddle River, New Jersey, Prentice-Hall, Inc.

Mowen, J.C. dan M. Minor (2001). Perilaku Konsumen. Jilid I. Penerbit Erlangga.

Santoso, S. dan Tjiptono, F. (2001), Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi

Dengan SPSS, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Schiffman, L.G. and L.L Kanuk (2000), Consumers Behaviour, 7th. Ed, Upper

Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Sekaran, U. (2000), Research Methods for Business : A Skill Building Approach,

3rd Ed. New York : John Wiley&Sons, Inc.

Singh, S.N. and Spears, N. (2004), “Measuring attitude toward the brand and

purchase intentions,” Journal of Current Issues and Research In

Advertising, Vol.26.

134
Stanton, W.J. (1985). Prinsip Prinsip Pemasaran. Jilid I. (Edisi III) Jakarta:

Erlangga.

Suhardi Sigit (1999), Pengantar Metodologi Penelitian Sosial, Bisnis dan

Manajemen, Edisi I, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjana Wiyata.

Tjiptono, F. (2000). Persepektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer,

Yogyakarta. Andi Offset.

Umar, H. (2003), Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Wells, W.D. dan Prensky, D. (1996), Consumer Behavior, John Wiley and Sons,

Inc.

Woodside, A.G., Frey, Lisa.L. and Daly, R.T. (1989), “Linking service quality,

cstomer satisfaction, and behavioral intention,” Journal of Health Care

Marketing, Vol.9, No.4.

Zeithaml, V.A. and Bitner, M.J. (1996), Service Marketing, McGraw-Hill, Inc.

Zeithaml, V.A. and Bitner, M.J. (2003), Services Marketing:Intregrating

Customer Focus and Firm, 2nd Ed. McGraw-Hill, Inc.

www.damandiri.or.id.

www.jmpk-online.net.

135
LAMPIRAN

136
Kuesioner
Yogyakarta, Mei 2008

Kepada :
Yth. Bapak/Ibu/Sdr Pasien RS Bethesda
Di Yogyakarta

Dengan hormat,
Sehubungan dengan disusunnya skripsi berjudul Pengaruh Dimensi - Dimensi
Kualitas Pelayanan dan Dimensi – Dimensi Kepuasan Terhadap Kepuasan Kumulatif dan
Niat Pembelian Ulang Jasa Rumah Sakit, maka saya; O.V Cahya Edi W, mahasiswa S1
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, memohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner yang terlampir.
Untuk menghasilkan data yang relevan dan akurat, maka sangat saya harapkan agar
Bapak/Ibu/Sdr menjawab butir-butir pertanyaan dalam kuesioner di bawah ini sejujur-
jujurnya sesuai dengan kondisi riil yang terjadi. Jawaban dan identitas Bapak/Ibu/Sdr
selaku responden akan dirahasiakan. Data yang diperoleh akan diolah secara agregat
(tidak secara individual) dan akan digunakan semata-mata untuk keperluan pengerjaan
skripsi. Demikian surat ini saya sampaikan, mohon maaf apabila ada sesuatu yang tidak
berkenaan dalam proses pengumpulan data ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan
sebesar besarnya atas kerjasama yang terjalin.

Hormat saya,
Peneliti

(O.V Cahya Edi .W)

I. Identitas Responden (mohon untuk 2. Jenis kelamin :


dilengkapi)
a) Pria b) Wanita
1. Usia :
3. Pekerjaan :
(a) < 5 th
a) Pelajar/Mahasiswa
(b) 5 - 13 th
b)Karyawan Perusahaan/Swasta
(c) 14 - 20 th
c) PNS
(d) 21 - 30 th
d) Wiraswasta
(e) 31 – 45 th
e)L.ain lain (sebutkan)...............
(f) 46 – 60 th
4. Anda sudah menggunakan pelayanan
(g) > 60 th
rumah sakit ini selama .......hari

137
Petunjuk pengisian:
Isilah pernyataan berikut ini dengan memilih jawaban yang menurut

pendapat anda paling sesuai dengan memberi tanda (p) pada salah satu
kolom pernyatan yang tersedia.

Sangat
Agak Tidak Sangat
Tidak Tidak Setuju Netral Agak Setuju Setuju
Setuju Setuju
Setuju ( TS ) (N) ( AS ) (S)
( ATS ) ( SS )
( STS )

II. Dimensi Kualitas Pelayanan


1. Komunikasi

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

Saya yakin menerima informasi yang jelas tentang kondisi


1 saya.

Saya yakin menerima informasi yang jelas mengenai


2 prosedur perawatan saya.

Prosedur pemeriksaan dan perawatan secara menyeluruh


3 diterangkan langsung kepada saya.

Prosedur perawatan rawat jalan secara menyeluruh


4 diterangkan langsung kepada saya.

2. Tangibles
STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

Rumah sakit ini mempunyai ruang bangsal yang selalu


1
terjaga kebersihannya.

Rumah sakit ini mempunyai dekorasi ruang bangsal yang


2 indah dan rapi.

Rumah sakit ini mempunyai penataan gedung yang baik


3
dan rapi.

138
Rumah sakit ini mempunyai gedung/bangunan yang
4
terawat.

Rumah sakit ini mempunyai staf pegawai dan perawat


yang profesional dan rapi dengan seragam yang mereka
5
kenakan.

Rumah sakit ini secara keseluruhan adalah rumah sakit


6
yang bersih.

3. Empati Staf Perawat

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

Staf perawat selalu siap dan tanggap dalam melayani


1 kebutuhan pasien.

Staf perawat menunjukkan pengertiannya terhadap


2
ketidaknyaman pasien.

Staf perawat memberikan perhatian pribadi yang lebih


3
kepada pasien.

Staf perawat efisien dalam menangani masalah/keluhan


4
pasien.

Staf perawat paham dan tanggap ketika keadaan pasien


5
menurun.

Staf perawat ramah dan perhatian dalam memperlakukan


6
pasien.

Staf perawat sangat peduli terhadap pasiennya/tidak


7
menelantarkan pasiennya.

139
4. Kenyamanan Rumah Sakit

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

Rumah sakit ini sangat peduli terhadap keluhan dan


1
kebutuhan pasiennya.

2 Pasien merasa aman berada di rumah sakit ini.

Rumah sakit ini mempunyai reputasi yang baik.


3

Rumah sakit ini memberikan perawatan yang baik dan


4
meyakinkan sehubungan dengan penyakit saya.

140
5. Responsiveness Staf Administrasi

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

.
Staf administrasi di rumah sakit ini bekerja secara efisien
1
saat melayani kebutuhan administrasi pasiennya.

Staf administrasi mengerjakan pendataan/pendaftaran pasien


2 dengan cepat dan efisien.

Staf administrasi tulus dan bersungguh sungguh membantu


3 dalam menyelesaikan permasalahan administrasi pasiennya.

Staf administrasi tidak terlalu sibuk (siap dan tanggap)


4
untuk melayani permintaan pasiennya .

6. Responsiveness Dokter

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

1 Dokter selalu tepat waktu saat melakukan pemeriksaan


rutin di ruang bangsal.

2
Dokter hadir/datang ketika pasien membutuhkan.

141
7. Keamanan

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

1
Petugas dan fasilitas keamanan yang disediakan diluar
rumah sakit memberi rasa aman dan nyaman pasien.

2 Petugas dan fasilitas keamanan yang disediakan didalam


rumah sakit memberi rasa aman dan nyaman pasien.

III. Dimensi Kepuasan Konsumen


1. Makanan

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

Makanan dirumah sakit ini enak.


1

Makanan di rumah sakit ini bergizi.


2

3 Makanan di rumah sakit ini disajikan secara menarik.

Makanan selalu disajikan pada suhu yang benar.


4

Makanan disajikan dengan cara yang bervariasi.


5

Secara keseluruhan, pasien menikmati makanan yang


6 dihidangkan selama berada di rumah sakit ini.

142
2. Biaya

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

Biaya di rumah sakit ini layak.


1

Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan pelayanan dan


2
manfaat yang diberikan.

Menginap di rumah sakit ini senilai dengan biaya yang


3 dikeluarkan.

Biaya di rumah sakit ini tidak mahal.


4

3. Staf Perawat

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

1 Staf perawat di rumah sakit ini menyenangkan.

2 Staf perawat menanggapi kebutuhan pasien dengan cepat


dan sesuai kebutuhan pasien.

3 Staf perawat bersikap baik dan perhatian selama pasien


tinggal di rumah sakit ini.

Staf perawat di rumah sakit ini terlatih dalam memenuhi


4 prosedur administrasi.

143
4. Staf Penerimaan/Front Office

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

Staf administrasi ramah dan sangat membantu di loket


1
pendaftaran.

2 Staf administrasi bersedia mendengarkan keluhan pasien.

3 Prosedur pendataan pasien dikerjakan dengan tepat.

5. Pengalaman Di Ruang Tindakan/Operasi

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

Persiapan pre-medical (untuk operasi) diatur dengan baik


1
dan tepat waktu.

Persiapan untuk operasi dilakukan secara efisien.


2

Staf perawat memberikan ketenangan pada pasien sebelum


3 operasi dilakukan.

Ahli bius menjelaskan perannya dalam proses operasi.


4

144
IV. Niat Pembelian Ulang

STS TS ATS N AS S SS
No Butir Pernyataan

Saya tidak keberatan untuk memakai jasa rumah sakit ini

1 suatu saat.

Saya akan merekomendasikan rumah sakit ini kepada

2 teman dan keluarga.

Pada keadaan darurat, rumah sakit inilah yang akan saya


3 pilih.

Saya menyadari diri saya sebagai konsumen ‘loyal’ pada


4
rumah sakit ini.

Saya pasti kembali ke rumah sakit ini di masa datang jika


5 saya membutuhkan.

145
V. Kepuasan Kumulatif Konsumen

a. Kategori jawaban untuk pernyataan berikut :

STP TP ATP N AP P SP
(Sangat Tidak (Tidak (Agak tidak (Netral) (Agak (Puas) (Sangat
Puas) Puas) Puas) Puas) Puas)

STP TP ATP N AP P SP
No Butir Pernyataan

Secara menyeluruh, saat menginap di rumah


1
sakit ini saya merasa :

b. Kategori jawaban untuk pernyataan berikut :

STB TB ATB N AB B SB
(Sangat Tidak (Tidak (Agak tidak (Netral) (Agak (Bagus) (Sangat
Bagus) Bagus) Bagus) Bagus) Bagus)

STB TB ATB N AB B SB
No Butir Pernyataan

Secara keseluruhan standar pelayanan di


2
rumah sakit ini :

c. Kategori jawaban untuk pernyataan berikut :

STM TM ATM N AM M SM
(Sangat Tidak (Tidak (Agak tidak (Netral) (Agak (Memuji) (Sangat
Memuji) Memuji) Memuji) Memuji) Memuji)

STM TM ATM N AM M SM
No Butir Pernyataan

Komentar saya tentang rumah sakit ini,


3 termasuk juga komentar mengenai staf
rumah sakit ini :

146
Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pria 58 58.0 58.0 58.0
wanita 42 42.0 42.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <5 1 1.0 1.0 1.0
5 - 13 3 3.0 3.0 4.0
14-20 6 6.0 6.0 10.0
21-30 22 22.0 22.0 32.0
31-45 50 50.0 50.0 82.0
46-60 14 14.0 14.0 96.0
lebih 60 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pelajar/mhs 14 14.0 14.0 14.0
karyawan swasta 21 21.0 21.0 35.0
wiraswasta 32 32.0 32.0 67.0
pns 24 24.0 24.0 91.0
lainya 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Lama Inap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2- 3 hari 44 44.0 44.0 44.0
4 - 5 hari 35 35.0 35.0 79.0
lebih 6 hari 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

147
VALIDITAS

1. Kualitas pelayanan
KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling


Adequacy. .698

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 1008.480


Sphericity df 406
Sig. .000

Rotated Factor Matrix(a)

Factor
1 2 3 4 5 6 7
com1 .410 .127 .239 .781 .023 -.132 .005
com2 .247 .147 -.002 .864 .257 -.059 -.074
com3 .100 .013 .177 .756 .120 .019 .421
com4 .271 .276 .068 .578 .034 .158 .492
tang1 .182 .235 .911 .122 .239 -.016 .005
tang2 .428 .219 .742 .117 .299 .048 .100
tang3 -.003 .321 .646 .153 -.036 -.210 -.018
tang4 .060 .241 .540 .125 .238 -.142 .410
tang5 .438 .076 .510 .297 .089 -.018 .011
tang6 .334 .280 .683 .083 .021 .038 -.023
emp1 .872 .145 .039 .168 .229 -.012 .028
emp2 .836 .229 .117 .280 .089 -.029 .100
emp3 .723 .253 .091 .485 .193 .071 .055
emp4 .701 .089 .094 .176 .194 -.194 .321
emp5 .864 .050 .261 .141 .027 .003 .138
emp6 .877 .192 .279 .040 .170 .093 -.126
emp7 .785 .230 .448 .093 .202 .142 -.125
kny1 .037 -.030 .010 .114 .464 .274 .543
kny2 -.006 .065 .055 .147 .530 .208 .699
kny3 .276 -.039 .115 -.159 -.016 -.056 .545
kny4 .062 .209 .204 .035 .234 .130 .763
restaf1 .033 .757 .108 .329 .119 -.069 .243
restaf2 .183 .819 .045 .207 .283 -.091 .097
restaf3 .141 .897 .280 .136 -.084 -.021 -.172
restaf4 .249 .883 .090 -.072 -.002 -.045 .198
kea1 .349 .069 .359 .121 .746 .027 .156
kea2 .362 .015 .331 .120 .737 -.116 -.002
resdok1 .050 -.126 -.014 -.075 -.014 .853 -.058
resdok2 .102 -.158 .004 .003 .031 .945 .081
Extraction Method: Maximum Likelihood.

148
2. Dimensi Kepuasan
KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling


Adequacy. .619

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 631.250


Sphericity df 210
Sig. .000

Rotated Factor Matrix(a)

Factor
1 2 3 4 5
mkn1 .167 -.064 .045 .901 .083
mkn2 .139 .031 .041 .742 .257
mkn3 .075 .310 .009 .672 -.052
mkn4 .369 .118 .214 .662 .328
mkn5 .297 -.148 .031 .597 .411
mkn6 .148 .169 .072 .799 .201
bia1 .021 .178 .923 .096 .154
bia2 .046 .149 .934 .171 .126
bia3 .162 .080 .838 .051 .133
bia4 .346 .028 .770 -.084 .264
prwt1 .858 -.033 .176 .223 .252
prwt2 .721 .195 .241 .315 .216
prwt3 .908 -.053 .094 .161 .113
prwt4 .913 .046 .060 .108 .111
adm1 .086 .088 .315 .285 .780
adm2 .227 .163 .248 .136 .810
adm3 .215 .170 .145 .122 .919
opr1 .073 .964 .108 .060 .081
opr2 .117 .960 .106 .176 .104
opr3 .001 .851 .150 .060 .136
opr4 -.085 .741 .055 .084 -.007
Extraction Method: Maximum Likelihood.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
.

149
3. Niat Penggunaan dan Kepuasan Kumulatif

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling


Adequacy. .870

Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 217.921


Sphericity df 28
Sig. .000

Rotated Factor Matrix(a)

Factor
1 2
npu1 .793 .296
npu2 .893 .299
npu3 .877 .255
npu4 .910 .195
npu5 .926 .271
kepK1 .125 .772
kepK2 .283 .909
kepK3 .420 .639
Extraction Method: Maximum Likelihood.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

150
RELIABILITAS

1. Komunikasi
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.874 .882 4

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
com1 16.9333 6.823 .768 .699 .826
com2 16.8667 6.602 .751 .731 .830
com3 16.7333 6.892 .806 .678 .815
com4 17.0667 6.478 .633 .535 .888

2. Tangible
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.852 .861 6

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
tang1 28.6667 9.402 .806 .848 .800
tang2 28.8000 8.924 .857 .858 .787
tang3 29.1667 10.557 .455 .258 .859
tang4 29.5000 9.707 .635 .437 .828
tang5 28.9333 9.995 .421 .375 .876
tang6 28.7667 9.013 .747 .621 .806

151
3. Empati
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.960 .960 7

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
emp1 33.0333 36.309 .907 .848 .949
emp2 33.1333 35.361 .911 .857 .949
emp3 33.0000 38.483 .838 .747 .955
emp4 33.3000 40.493 .726 .554 .963
emp5 33.0667 37.995 .880 .804 .952
emp6 32.8333 38.006 .898 .900 .950
emp7 32.8333 36.420 .862 .882 .953

4. Kenyamanan
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.811 .803 4

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
kny1 17.4000 4.869 .571 .685 .795
kny2 17.2000 4.510 .839 .819 .661
kny3 17.5667 6.599 .302 .532 .887
kny4 17.4333 4.047 .865 .810 .634

152
5. Responsiveness Staf Administrasi
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.925 .928 4

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
restaf1 16.6333 8.171 .795 .678 .912
restaf2 16.6000 8.662 .864 .759 .895
restaf3 16.7000 7.803 .824 .699 .903
restaf4 17.1667 7.730 .838 .723 .898

6. Keamanan
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.888 .890 2

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
kea1 5.9000 .645 .801 .642 .(a)
kea2 6.0667 .754 .801 .642 .(a)

153
7. Dokter
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.905 .907 2

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
resdok1 5.2000 1.821 .829 .688 .(a)
resdok2 4.9333 2.133 .829 .688 .(a)

8. Makanan
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.856 .879 6

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
mkn1 28.9000 8.645 .749 .757 .828
mkn2 28.9000 8.369 .733 .658 .824
mkn3 29.1667 7.799 .611 .619 .839
mkn4 29.0000 6.621 .697 .596 .830
mkn5 29.2000 8.234 .449 .466 .872
mkn6 28.8333 7.454 .847 .792 .797

154
9. Biaya
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.943 .943 4

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
bia1 15.0667 12.547 .903 .877 .913
bia2 15.0333 13.895 .907 .884 .912
bia3 15.2667 13.926 .848 .742 .929
bia4 15.3333 14.299 .802 .667 .943

10. Perawat
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.942 .942 4

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
prwt1 17.5000 5.086 .907 .824 .910
prwt2 17.6667 5.678 .793 .663 .946
prwt3 17.5000 5.500 .888 .816 .917
prwt4 17.5333 5.499 .864 .788 .924

155
11. Staf penerimaan
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.936 .937 3

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
adm1 10.7333 6.961 .842 .713 .931
adm2 10.9000 7.334 .870 .776 .905
adm3 10.9000 7.334 .896 .808 .886

12. Tindakan di ruang Operasi


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.948 .948 4

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
opr1 14.7667 13.840 .914 .938 .919
opr2 14.7667 13.495 .914 .945 .919
opr3 14.5333 14.395 .894 .822 .926
opr4 14.7333 15.513 .780 .686 .959

156
13. Niat Penggunaan ulang
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.964 .964 5

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
npu1 21.2333 20.461 .826 .696 .966
npu2 21.3333 19.954 .923 .866 .950
npu3 21.3000 20.148 .895 .822 .955
npu4 21.4000 20.041 .898 .841 .955
npu5 21.2667 19.720 .941 .898 .947

14. Kepuasan Kumulatif


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.856 .858 3

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
kepK1 10.8667 2.947 .708 .550 .819
kepK2 10.9333 2.616 .805 .653 .726
kepK3 11.0667 2.685 .682 .492 .848

157
Regresi D. Kualitas terhadap Niat penggunaan ulang
Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .669(a) .448 .406 .8437 2.106
a Predictors: (Constant), resdokTot, restafTot, comTot, keaTot, tangTot, knyTot, empTot
b Dependent Variable: npuTot

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 53.094 7 7.585 10.654 .000(a)
Residual 65.496 92 .712
Total 118.590 99
a Predictors: (Constant), resdokTot, restafTot, comTot, keaTot, tangTot, knyTot, empTot
b Dependent Variable: npuTot

Coefficients(a)

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
t Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .326 .702 .464 .644
comTot .115 .118 .104 .977 .331 .526 1.902
tangTot -.093 .124 -.084 -.749 .456 .481 2.080
empTot .425 .132 .392 3.225 .002 .406 2.465
knyTot .057 .168 .039 .337 .737 .445 2.246
restafTot .286 .125 .243 2.292 .024 .534 1.873
keaTot -.050 .113 -.049 -.443 .659 .489 2.043
resdokTot .163 .065 .206 2.500 .014 .881 1.135
a Dependent Variable: npuTot

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: npuTot


1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

158
Scatterplot

Dependent Variable: npuTot

3
Regression Studentized Residual
2

-1

-2

-3

-4

-4 -3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

Regresi D. Kualitas terhadap kepuasan kumulatif


Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .726(a) .527 .491 .8082 1.830
a Predictors: (Constant), resdokTot, restafTot, comTot, keaTot, tangTot, knyTot, empTot
b Dependent Variable: kepKTot

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 66.939 7 9.563 14.641 .000a
Residual 60.088 92 .653
Total 127.028 99
a. Predictors: (Constant), resdokTot, restafTot, comTot, keaTot, tangTot, knyTot,
empTot
b. Dependent Variable: kepKTot
Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -.549 .673 -.816 .417
comTot -.181 .113 -.158 -1.602 .113 .526 1.902
tangTot .294 .119 .255 2.465 .016 .481 2.080
empTot .294 .126 .263 2.332 .022 .406 2.465
knyTot .257 .161 .171 1.595 .114 .445 2.246
restafTot .122 .120 .101 1.024 .308 .534 1.873
keaTot .042 .108 .040 .388 .699 .489 2.043
resdokTot .239 .063 .292 3.827 .000 .881 1.135
a. Dependent Variable: kepKTot

159
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: kepKTot


1.0

0.8

Expected Cum Prob 0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: kepKTot

4
Regression Studentized Residual

-2

-4

-3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

160
Regresi D. Kepuasan terhadap niat penggunaan ulang

Model Summary b

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .635a .403 .372 .8676 2.063
a. Predictors: (Constant), oprTot, biaTot, mknTot, admTot, prwtTot
b. Dependent Variable: npuTot

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 47.835 5 9.567 12.710 .000a
Residual 70.754 94 .753
Total 118.590 99
a. Predictors: (Constant), oprTot, biaTot, mknTot, admTot, prwtTot
b. Dependent Variable: npuTot

Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .503 .625 .805 .423
mknTot .113 .143 .088 .787 .433 .503 1.987
biaTot .069 .093 .081 .742 .460 .527 1.898
prwtTot .405 .144 .333 2.824 .006 .458 2.185
admTot .047 .100 .056 .475 .636 .465 2.151
oprTot .231 .088 .241 2.622 .010 .752 1.330
a. Dependent Variable: npuTot

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: npuTot


1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob


161
Scatterplot

Dependent Variable: npuTot

3
Regression Studentized Residual

-1

-2

-3

-4

-4 -3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

162
Regresi D. Kepuasan terhadap kepuasan kumulatif

Model Summary b

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .777a .604 .583 .7313 1.815
a. Predictors: (Constant), oprTot, biaTot, mknTot, admTot, prwtTot
b. Dependent Variable: kepKTot

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 76.763 5 15.353 28.711 .000a
Residual 50.265 94 .535
Total 127.028 99
a. Predictors: (Constant), oprTot, biaTot, mknTot, admTot, prwtTot
b. Dependent Variable: kepKTot

Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -.275 .527 -.521 .603
mknTot -.090 .121 -.068 -.742 .460 .503 1.987
biaTot .237 .078 .270 3.021 .003 .527 1.898
prwtTot .724 .121 .574 5.983 .000 .458 2.185
admTot -.041 .084 -.046 -.488 .627 .465 2.151
oprTot .188 .074 .189 2.525 .013 .752 1.330
a. Dependent Variable: kepKTot

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: kepKTot


1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

163
Scatterplot

Dependent Variable: kepKTot

Regression Studentized Residual 2

-2

-4

-4 -3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

164
Dimensi Kualitas Pelayanan
no com1 com2 com3 com4 comtotal tang1 tang2 tang3 tang4 tang5 tang6 tangtotal empt1 empt2 empt3 empt4 empt5 empt6 empt7 emptTotal kny1
1 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 3 3 3 1 2 5 2 2.7 7
2 5 5 5 5 5 6 6 6 4 6 6 5.7 6 6 6 5 6 6 6 5.9 6
3 5 5 5 5 5 7 7 7 6 6 6 6.5 7 7 6 6 6 6 7 6.4 7
4 6 6 6 6 6 2 2 2 2 2 3 2.2 5 3 5 5 6 6 6 5.1 5
5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6.3 7
7 3 5 5 4 4.3 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 5 6 6 6 5.9 6
8 6 6 5 4 5.3 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 6 5 6 5.6 6
9 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5.3 7
10 3 3 3 3 3 6 6 6 7 6 6 6.2 7 7 7 7 7 7 7 7 6
11 6 6 5 6 5.8 6 6 7 4 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6
12 6 6 5 6 5.8 7 6 6 6 6 6 6.2 5 6 6 5 5 5 5 5.3 5
13 5 6 6 6 5.8 2 3 4 4 4 2 3.2 3 5 5 6 6 6 6 5.3 7
14 6 5 6 6 5.8 3 4 3 3 3 5 3.5 6 6 6 6 6 6 6 6 6
15 5 5 5 4 4.8 6 6 6 6 4 6 5.7 6 6 6 5 6 6 6 5.9 6
16 6 6 6 5 5.8 6 6 6 4 4 6 5.3 6 6 6 5 6 6 6 5.9 6
17 6 6 5 6 5.8 7 6 6 7 7 6 6.5 6 6 5 5 6 5 5 5.4 6
18 5 5 4 4 4.5 6 6 6 4 5 6 5.5 6 6 6 4 6 6 6 5.7 5
19 6 6 5 5 5.5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
20 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 6 3 6 5.3 6
21 5 5 6 5 5.3 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 5 5.7 6
22 6 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 5.7 6 6 6 5 6 6 6 5.9 6
23 7 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 5.9 6
24 6 6 6 6 6 5 6 6 5 6 6 5.7 6 6 6 6 6 6 6 6 6
25 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 6 3.5 5 5 5 3 6 4 5 4.7 3
26 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6
27 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 5.4 6
28 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
29 6 6 6 6 6 3 3 3 3 4 5 3.5 6 6 6 6 6 6 6 6 6
30 6 6 6 6 6 6 5 5 6 6 6 5.7 6 6 6 6 6 6 6 6 6
31 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

165
32 6 6 5 6 5.8 7 6 6 5 4 6 5.7 6 6 4 3 4 5 4 4.6 6
33 7 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 6.9 7
34 6 6 6 6 6 6 5 5 6 6 6 5.7 5 5 5 6 6 6 5 5.4 5
35 2 2 2 3 2.3 5 2 2 2 5 2 3 2 2 2 2 2 3 6 2.7 6
36 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 6 5.3 6 6 5 6 6 6 6 5.9 6
37 6 6 6 7 6.3 6 6 6 6 5 6 5.8 5 5 5 5 5 5 5 5 6
38 7 6 6 6 6.3 7 6 6 6 6 6 6.2 6 5 7 6 6 6 6 6 5
39 5 4 5 5 4.8 5 5 4 4 4 4 4.3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
40 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 6 5 6 6 5.9 6
41 6 6 5 5 5.5 5 5 4 4 6 6 5 6 6 6 5 6 6 6 5.9 6
42 4 4 5 4 4.3 6 5 6 5 2 6 5 1 2 3 3 3 3 3 2.6 4
43 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 4.2 4 4 4 4 4 4 4 4 5
44 3 3 3 2 2.8 6 6 5 5 6 6 5.7 6 4 4 5 5 6 6 5.1 6
45 6 7 6 6 6.3 6 6 6 4 6 6 5.7 5 5 6 5 5 6 6 5.4 5
46 7 7 6 5 6.3 7 6 5 5 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 7 6.1 6
47 5 5 5 4 4.8 6 5 5 5 5 5 5.2 5 5 5 4 5 6 6 5.1 6
48 6 6 6 5 5.8 7 7 7 6 7 7 6.8 5 6 6 6 4 6 6 5.6 7
49 4 6 6 4 5 4 4 4 4 6 3 4.2 4 3 4 4 3 3 2 3.3 6
50 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 6 6 6 5.6 6
51 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 6.8 7 7 7 7 7 6 7 6.9 7
52 6 5 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4
53 6 6 7 7 6.5 7 7 5 6 7 7 6.5 6 6 5 5 6 7 7 6 7
54 4 4 4 6 4.5 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 5 5 6 6 5.7 6
55 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 6 6 6 5.6 6
56 6 6 7 7 6.5 6 6 5 5 5 5 5.3 6 6 6 6 6 6 6 6 7
57 6 7 6 6 6.3 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
58 6 7 7 6 6.5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 6 6 7 7 6.6 6
59 5 5 5 4 4.8 6 5 5 5 5 5 5.2 5 5 5 4 5 6 6 5.1 6
60 6 6 6 5 5.8 7 7 7 5 7 7 6.7 5 6 6 6 4 6 6 5.6 7
61 4 6 6 4 5 4 4 4 4 6 3 4.2 2 3 4 2 3 3 2 2.7 6
62 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
63 6 6 6 5 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
64 4 4 6 6 5 6 6 5 5 5 6 5.5 5 6 4 6 6 4 4 5 6

166
65 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 5 5.9 6
66 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 6 5 6 6 5.9 6
67 6 6 5 5 5.5 5 5 4 4 6 6 5 6 6 6 5 6 6 6 5.9 6
68 4 4 5 4 4.3 6 5 6 5 2 6 5 1 2 2 3 3 3 3 2.4 4
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5
70 6 7 7 6 6.5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 6.7 6
71 5 5 5 4 4.8 6 5 5 5 5 5 5.2 5 5 5 4 5 5 5 4.9 6
72 4 4 6 6 5 6 6 5 5 5 6 5.5 5 5 4 5 6 6 6 5.3 6
73 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 5 5.9 6
74 6 7 6 6 6.3 6 6 6 5 6 6 5.8 5 5 6 5 5 6 6 5.4 5
75 7 7 6 5 6.3 5 6 5 5 6 6 5.5 6 6 6 6 6 6 7 6.1 6
76 6 5 6 7 6 5 7 6 6 7 7 6.3 6 6 6 5 6 6 7 6 7
77 4 4 4 6 4.5 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 5 6 6 6 5.9 6
78 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3.1 4
80 7 6 6 7 6.5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6
81 4 4 3 4 3.8 3 3 3 2 4 4 3.2 3 3 4 4 4 4 4 3.7 4
82 6 7 7 7 6.8 7 7 6 6 7 7 6.7 6 5 5 6 6 6 7 5.9 7
83 6 6 6 7 6.3 7 7 7 6 6 7 6.7 6 6 7 6 6 7 7 6.4 7
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 2 3 4 3 3 4
85 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 5.9 6
86 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 6 6 6 6 6 6.3 6
87 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
88 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3.5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
89 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 5 5.8 5 5 5 4 3 3 3 4 4
90 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
91 3 2 3 3 2.8 3 3 3 3 4 4 3.3 3 3 3 4 4 4 4 3.6 2
92 4 4 6 6 5 4 4 5 5 5 6 4.8 5 6 5 6 6 6 6 5.7 6
93 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 5 5.9 6
94 6 5 6 6 5.8 6 6 6 5 6 6 5.8 5 5 6 5 5 6 6 5.4 5
95 7 7 6 5 6.3 7 6 5 5 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 7 6.1 6
96 6 7 7 6 6.5 7 7 7 7 7 7 7 6 6 5 5 6 6 7 5.9 7
97 6 6 6 7 6.3 6 5 5 6 6 6 5.7 6 6 5 5 6 6 6 5.7 6

167
98 6 6 4 4 5 7 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
99 7 7 7 7 7 7 7 6 7 6 7 6.7 7 7 6 6 6 7 6 6.4 6
100 5 6 6 6 5.8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

168
kny2 kny3 kny4 knyTotal restaf1 restaf2 restaf3 restaf4 restafTotal keam1 keam2 keamTot dok1 dok2 dokTot
7 7 7 7 5 3 3 3 3.5 6 6 6 2 3 2.5
6 5 6 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
7 6 6 6.5 4 6 6 6 5.5 7 7 7 6 6 6
5 5 5 5 6 6 6 6 6 7 7 7 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 6 6
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5.5
6 6 6 6 6 6 4 4 5 6 6 6 5 5 5
7 6 6 6.5 5 6 6 6 5.8 6 6 6 5 5 5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 3 3 3
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5.5
6 6 6 5.8 5 3 3 3 3.5 3 3 3 3 3 3
7 7 7 7 5 3 3 4 3.8 3 4 3.5 4 4 4
6 6 6 6 6 7 7 7 6.8 7 7 7 6 4 5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5.5
6 6 6 6 6 5 6 6 5.8 7 7 7 5 6 5.5
6 6 6 5.8 6 6 5 6 5.8 6 6 6 5 6 5.5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 4 4 5 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4
6 5 6 5.8 5 6 6 5 5.5 6 6 6 5 4 4.5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5.5 6 6 6
6 6 6 6 4 4 4 4 4 6 6 6 6 5 5.5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
4 5 5 4.3 4 4 4 4 4 5 4 4.5 4 2 3
6 5 5 5.5 6 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2
6 7 7 6.5 7 7 7 7 7 7 7 7 2 3 2.5
6 7 6 6.3 6 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6.5
6 6 6 6 5 5 6 6 5.5 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

169
6 6 4 5.5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
7 7 5 6.5 6 6 6 6 6 6 7 6.5 7 3 5
6 5 6 5.5 6 6 6 5 5.8 6 5 5.5 3 6 4.5
4 6 6 5.5 6 3 6 6 5.3 2 2 2 2 2 2
4 6 6 5.5 6 6 6 5 5.8 5 6 5.5 6 6 6
6 6 6 6 7 6 5 5 5.8 6 6 6 6 6 6
6 6 6 5.8 5 5 6 6 5.5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 5 6 5.8 6 6 6 6 6 6 5 5.5 6 6 6
6 6 6 6 6 6 5 5 5.5 5 5 5 5 6 5.5
4 3 4 3.8 6 5 6 5 5.5 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 6 6 6 5 6 6 6 5.8 6 6 6 5 5 5
6 7 6 6 6 7 7 6 6.5 6 6 6 4 6 5
6 6 6 6 6 6 6 4 5.5 7 7 7 2 3 2.5
6 5 5 5.5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6
7 6 6 6.5 7 7 7 6 6.8 7 7 7 3 4 3.5
6 4 4 5 4 4 2 2 3 6 6 6 5 5 5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 6 5
7 5 7 6.5 7 7 6 6 6.5 7 7 7 5 6 5.5
6 6 6 5.5 6 6 6 6 6 6 6 6 3 3 3
7 6 7 6.8 7 6 6 5 6 7 7 7 6 7 6.5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 5 6 7 7 7
6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 6.5 6 6 6
7 7 7 6.8 7 7 7 7 7 7 7 7 3 3 3
6 5 5 5.5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6
7 6 6 6.5 7 7 7 6 6.8 7 7 7 3 4 3.5
6 4 4 5 4 4 2 2 3 6 6 6 5 5 5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 6 5
6 4 4 5 6 6 6 4 5.5 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 4 4 4 4 4 6 6 6 6 7 6.5

170
5 5 5 5.3 6 6 6 6 6 6 6 6 3 3 3
6 5 6 5.8 6 6 6 6 6 6 5 5.5 6 6 6
6 6 6 6 6 6 5 5 5.5 5 5 5 5 6 5.5
4 6 4 4.5 6 5 6 5 5.5 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 7 7 6.5 7 7 7 7 7 7 7 7 3 3 3
6 5 5 5.5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 4 4 4 4 4 6 6 6 6 7 6.5
5 5 5 5.3 6 6 6 6 6 6 6 6 3 3 3
6 7 6 6 6 7 7 6 6.5 6 6 6 4 6 5
6 6 6 6 6 6 6 4 5.5 7 7 7 2 3 2.5
7 5 6 6.3 7 6 6 6 6.3 7 7 7 7 7 7
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 6 5 5.5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 6 6 6.5 7 6 7 7 6.8 7 7 7 7 7 7
7 6 7 6.8 7 6 7 6 6.5 7 7 7 6 7 6.5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 5 6 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
4 4 3 3.8 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3.5
6 6 6 5.5 6 6 6 6 6 2 2 2 3 3 3
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
2 2 4 2.5 4 4 4 3 3.8 3 4 3.5 4 4 4
6 6 6 6 4 4 4 4 4 6 6 6 6 7 6.5
5 5 5 5.3 6 6 6 6 6 6 6 6 3 3 3
6 7 6 6 6 7 7 6 6.5 6 6 6 4 6 5
6 6 6 6 6 6 6 4 5.5 7 7 7 2 3 2.5
7 5 6 6.3 7 6 6 6 6.3 7 7 7 7 7 7
6 6 6 6 5 6 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6

171
6 6 6 6 6 5 6 6 5.8 5 6 5.5 5 5 5
7 7 7 6.8 6 5 6 6 5.8 6 6 6 7 7 7
5 5 5 5 5 6 5 5 5.3 4 4 4 5 5 5

172
Dimensi Kepuasan Konsumen
no makan1 makan2 makan3 makan4 makan5 makan6 makan total biaya1 biaya2 biaya3 biaya4 biaya total prwt1 prwt2 prwt3 prwt4 prwt total
1 2 6 2 2 2 2 2.7 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3.3
2 5 5 5 5 6 6 5.3 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
3 4 4 4 4 4 4 4 7 7 6 7 6.8 7 7 7 7 7
4 6 6 6 6 6 6 6 2 2 3 2 2.3 3 5 5 6 4.8
5 6 6 5 5 5 6 5.5 3 3 2 2 2.5 6 6 6 6 6
6 7 6 6 6 7 7 6.5 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7
7 5 6 6 6 6 6 5.8 6 6 6 3 5.3 5 6 6 6 5.8
8 6 6 6 6 4 6 5.7 6 6 6 5 5.8 6 6 6 6 6
9 7 7 6 5 5 6 6 5 5 6 6 5.5 6 7 6 6 6.3
10 5 5 6 5 5 6 5.3 5 5 5 3 4.5 6 6 6 6 6
11 6 6 5 6 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
12 3 3 5 3 5 3 3.7 5 5 5 3 4.5 7 6 5 6 6
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
14 4 5 5 5 5 5 4.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
15 6 5 4 6 6 6 5.5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 5.8
16 5 5 5 5 5 6 5.2 6 6 6 5 5.8 6 6 6 6 6
17 6 6 6 6 7 7 6.3 5 5 5 4 4.8 5 5 5 5 5
18 5 5 5 6 5 6 5.3 6 6 6 5 5.8 5 6 6 6 5.8
19 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 6 6 6 5.8
20 5 5 5 5 5 6 5.2 3 3 2 2 2.5 2 6 6 4 4.5
21 5 5 5 5 7 7 5.7 6 6 7 7 6.5 4 5 6 7 5.5
22 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 6 6
23 5 5 5 5 6 6 5.3 2 3 3 2 2.5 5 6 6 6 5.8
24 6 6 5 5 6 6 5.7 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6
25 5 6 2 2 2 2 3.2 5 6 6 3 5 5 5 6 3 4.8
26 3 3 5 5 5 5 4.3 3 3 3 3 3 6 5 6 6 5.8
27 6 6 5 5 5 5 5.3 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6
28 3 6 6 3 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
29 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
30 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
31 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
32 6 6 6 6 6 5 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5.8
33 3 6 6 6 6 6 5.5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
34 5 6 6 5 5 5 5.3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

173
35 4 4 4 4 4 5 4.2 6 2 3 4 3.8 2 2 4 6 3.5
36 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
37 5 6 5 6 5 4 5.2 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
38 5 3 3 3 5 5 4 5 4 5 5 4.8 6 6 6 6 6
39 5 6 6 6 5 5 5.5 6 5 5 5 5.3 5 5 4 4 4.5
40 6 6 5 6 6 6 5.8 6 6 4 6 5.5 6 6 6 6 6
41 5 5 4 5 5 4 4.7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
42 6 6 6 4 4 6 5.3 6 6 5 4 5.3 3 4 3 3 3.3
43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
44 6 6 4 6 6 6 5.7 5 5 5 5 5 6 5 6 6 5.8
45 6 5 6 6 6 7 6 7 7 6 5 6.3 6 6 6 6 6
46 6 6 5 6 4 5 5.3 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5.8
47 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5.5 6 6 6 6 6
48 7 7 7 7 7 7 7 5 5 4 6 5 7 7 7 7 7
49 5 5 5 2 5 5 4.5 2 2 2 4 2.5 5 4 6 6 5.3
50 6 6 6 6 4 6 5.7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
51 6 7 7 7 7 7 6.8 6 6 6 6 6 7 6 7 7 6.8
52 6 6 6 6 5 6 5.8 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6
53 6 6 6 7 7 7 6.5 7 7 6 7 6.8 7 7 6 7 6.8
54 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 5 6 6 6 6 6
55 6 6 5 6 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
56 6 6 6 6 6 6 6 7 6 6 6 6.3 6 7 7 6 6.5
57 6 6 6 6 5 5 5.7 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6
58 6 6 5 6 6 6 5.8 6 6 6 6 6 7 6 6 5 6
59 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5.5 6 6 6 6 6
60 7 7 7 7 7 7 7 5 5 4 6 5 7 7 7 7 7
61 5 5 5 2 5 5 4.5 2 2 2 4 2.5 5 4 6 6 5.3
62 6 6 6 6 4 6 5.7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
63 6 6 6 6 5 6 5.8 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6
64 6 6 6 6 5 6 5.8 2 3 3 2 2.5 6 6 6 6 6
65 6 5 5 6 6 6 5.7 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6
66 6 6 5 6 6 6 5.8 6 6 4 6 5.5 6 6 6 6 6
67 5 5 4 5 5 4 4.7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
68 6 6 6 4 4 6 5.3 6 6 5 4 5.3 3 4 3 3 3.3
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
70 6 6 5 6 6 6 5.8 6 6 6 6 6 7 6 6 5 6

174
71 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5.5 6 6 6 6 6
72 6 6 6 6 5 6 5.8 2 3 3 2 2.5 6 6 6 6 6
73 6 5 5 6 6 6 5.7 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6
74 6 5 6 6 6 7 6 7 7 6 5 6.3 6 6 6 6 6
75 6 6 5 6 4 5 5.3 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5.8
76 7 7 7 7 5 7 6.7 6 6 7 6 6.3 7 7 7 7 7
77 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 5 6 6 6 6 6
78 6 6 5 6 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
80 5 5 6 6 6 7 5.8 7 7 6 6 6.5 6 6 6 6 6
81 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3.3
82 7 7 7 7 6 7 6.8 6 6 7 6 6.3 7 7 7 7 7
83 6 6 6 7 7 7 6.5 7 7 6 7 6.8 7 7 6 7 6.8
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
85 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 5.8
86 6 7 7 7 7 7 6.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
87 6 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
88 3 4 4 4 4 3 3.7 3 4 3 4 3.5 2 3 4 4 3.3
89 5 4 4 5 5 6 4.8 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5
90 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
91 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2.3 3 3 3 3 3
92 6 6 6 6 5 6 5.8 2 3 3 2 2.5 6 6 6 6 6
93 6 5 5 6 6 6 5.7 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6
94 6 5 6 6 6 7 6 7 7 6 5 6.3 6 6 6 6 6
95 6 6 5 6 4 5 5.3 6 6 6 6 6 6 5 6 6 5.8
96 7 7 7 7 5 7 6.7 6 6 7 6 6.3 7 7 7 7 7
97 6 6 6 6 6 7 6.2 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
98 5 5 5 5 4 5 4.8 1 2 2 2 1.8 4 4 4 4 4
99 6 6 7 3 6 3 5.2 5 6 7 6 6 4 6 6 5 5.3
100 6 6 5 6 6 5 5.7 5 6 5 5 5.3 6 6 6 6 6

175
frontoff1 Frontof2 Frontof3 Frontoftot opr1 opr2 opr3 opr4 opr total
2 2 2 2 5 5 4 3 4.3
6 6 6 6 6 6 6 4 5.5
7 7 7 7 4 4 5 5 4.5
6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 5 5 5.3 6 6 7 7 6.5
7 7 7 7 7 7 7 7 7
6 6 6 6 6 6 6 4 5.5
6 6 6 6 5 5 4 4 4.5
6 6 4 5.3 6 6 6 6 6
6 5 4 5 4 6 6 6 5.5
6 6 6 6 6 6 6 6 6
3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 4 2 2.7 5 3 3 4 3.8
6 4 5 5 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 5 5.8
6 6 6 6 6 6 6 4 5.5
5 5 5 5 3 4 4 3 3.5
5 4 4 4.3 4 5 5 4 4.5
6 5 5 5.3 5 5 4 5 4.8
6 4 6 5.3 6 6 6 6 6
6 6 6 6 4 4 4 4 4
6 6 6 6 6 6 3 6 5.3
6 4 6 5.3 6 6 5 5 5.5
6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 5 5 6 5.5
6 6 6 6 4 4 4 4 4
6 6 6 6 6 6 6 5 5.8
7 6 6 6.3 7 6 7 6 6.5
6 6 6 6 5 5 4 5 4.8
6 6 6 6 5 6 6 6 5.8
6 6 6 6 4 4 4 4 4
5 6 6 5.7 6 6 6 6 6
6 6 6 6 5 5 5 5 5
6 6 6 6 6 6 6 6 6

176
6 4 4 4.7 4 4 4 2 3.5
6 6 6 6 6 7 7 6 6.5
6 6 5 5.7 6 6 6 4 5.5
6 6 6 6 6 6 7 7 6.5
5 4 4 4.3 5 5 6 6 5.5
6 6 5 5.7 4 4 4 4 4
4 6 5 5 5 4 4 4 4.3
4 3 3 3.3 4 4 5 5 4.5
5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 5 7 6.3 4 4 4 4 4
6 6 5 5.7 7 7 6 6 6.5
7 4 4 5 4 4 6 7 5.3
6 6 6 6 4 4 4 4 4
7 7 7 7 4 4 4 4 4
2 3 3 2.7 3 3 4 3 3.3
6 4 6 5.3 6 6 6 6 6
7 7 7 7 5 6 6 6 5.8
6 6 6 6 6 6 6 6 6
7 7 7 7 6 7 7 4 6
4 4 4 4 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 4 5.5
6 6 5 5.7 5 5 5 5 5
7 7 7 7 4 4 6 4 4.5
6 6 6 6 4 4 4 4 4
7 7 7 7 4 4 4 4 4
2 3 3 2.7 3 3 4 3 3.3
6 4 6 5.3 6 6 6 6 6
4 5 6 5 6 6 6 6 6
2 2 2 2 6 6 6 6 6
4 4 4 4 2 2 2 3 2.3
6 6 5 5.7 4 4 4 4 4
4 6 5 5 5 4 4 4 4.3
4 3 3 3.3 4 4 5 5 4.5
5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 7 7 7 4 4 6 4 4.5

177
6 6 6 6 4 4 4 4 4
2 2 2 2 6 6 6 6 6
4 4 4 4 2 2 2 3 2.3
6 6 5 5.7 7 7 6 6 6.5
7 4 4 5 4 4 6 7 5.3
7 7 6 6.7 7 7 6 6 6.5
4 4 4 4 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6
4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 7 6 6.7 6 5 5 5 5.3
4 3 4 3.7 2 2 4 4 3
7 7 6 6.7 7 7 6 6 6.5
7 7 7 7 6 7 7 6 6.5
4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6
3 3 4 3.3 3 3 3 3 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 6 6 6 6 6 6 6 6
3 3 2 2.7 3 2 3 2 2.5
2 2 2 2 6 6 6 6 6
4 4 4 4 2 2 2 3 2.3
6 6 5 5.7 7 7 6 6 6.5
7 4 4 5 4 4 6 7 5.3
7 7 6 6.7 7 7 6 6 6.5
6 6 6 6 6 6 6 5 5.8
4 6 4 4.7 4 4 4 5 4.3
7 7 7 7 6 6 7 5 6
6 6 6 6 5 5 6 6 5.5

178
Niat Pembelian Ulang dan Kepuasan Kumulatif
NO NPU1 NPU2 NPU3 NPU4 NPU5NPU TOTAL KEPKUM1KEPKUM2KEPKUM3 KEPKUMTOT
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 6 6 5 6 6 5.8 6 6 6 6
3 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6
4 6 6 6 6 6 6 5 1 3 3
5 5 5 5 5 5 5 6 7 6 6.3
6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
7 5 5 5 4 4 4.8 6 6 6 6
8 6 6 5 5 5 5.5 6 6 6 6
9 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
10 2 2 5 5 6 3.5 6 5 6 5.7
11 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
12 6 5 5 5 6 5.3 6 6 5 5.7
13 5 4 5 5 5 4.8 3 3 3 3
14 5 5 6 3 5 4.8 6 5 5 5.3
15 6 6 5 5 6 5.5 6 6 5 5.7
16 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
17 5 4 5 5 5 4.8 4 6 5 5
18 5 5 5 4 4 4.8 6 6 6 6
19 6 6 5 5 5 5.5 6 6 5 5.7
20 6 4 5 4 4 4.8 3 5 2 3.3
21 2 3 3 5 2 3 5 5 5 5
22 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
23 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3
24 6 6 6 5 6 5.8 6 6 6 6
25 6 6 6 4 6 5.5 5 5 5 5
26 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
27 5 6 6 6 6 5.8 6 6 5 5.7
28 6 6 6 7 7 6.3 7 7 6 6.7
29 6 6 5 6 6 5.8 5 6 5 5.3
30 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
31 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
32 6 5 6 6 6 5.8 6 6 6 6
33 3 2 3 3 4 3 5 5 5 5
34 6 5 6 6 6 5.8 6 5 5 5.3

179
35 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2.3
36 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
37 4 6 6 6 6 5.5 6 6 6 6
38 6 4 5 5 5 5 6 6 4 5.3
39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
40 6 5 6 6 5 5.8 5 5 5 5
41 5 4 6 6 6 5.3 6 6 6 6
42 3 5 2 2 3 3 3 3 5 3.7
43 4 4 5 5 5 4.5 5 5 5 5
44 5 5 5 5 4 5 6 6 6 6
45 6 6 7 7 7 6.5 6 6 7 6.3
46 7 7 7 6 7 6.8 7 6 6 6.3
47 5 5 6 5 5 5.3 5 6 6 5.7
48 5 6 6 5 5 5.5 6 6 6 6
49 3 3 3 3 3 3 6 6 4 5.3
50 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
51 5 6 6 6 5 5.8 5 6 5 5.3
52 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3
53 6 4 4 4 4 4.5 6 5 5 5.3
54 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
55 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
56 6 6 6 6 6 6 7 6 6 6.3
57 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5
58 6 6 6 4 6 5.5 6 6 6 6
59 5 5 6 5 5 5.3 5 6 6 5.7
60 5 6 6 5 5 5.5 6 6 6 6
61 3 2 1 2 2 2 6 6 4 5.3
62 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
63 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
64 5 6 6 6 5 5.8 5 6 5 5.3
65 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
66 6 6 5 5 5 5.5 5 6 6 5.7
67 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
68 3 2 5 2 3 3 2 2 5 3
69 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4.7
70 4 4 6 6 6 5 4 6 6 5.3

180
71 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5
72 5 6 6 6 5 5.8 5 6 5 5.3
73 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
74 6 4 4 4 4 4.5 6 5 5 5.3
75 5 4 5 6 6 5 6 5 5 5.3
76 6 5 7 6 5 6 5 6 6 5.7
77 6 6 6 5 6 5.8 6 6 6 6
78 6 6 6 6 6 6 5 5 6 5.3
79 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
80 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7
81 4 4 4 3 3 3.8 3 1 1 2
82 7 7 7 6 7 6.8 7 6 6 6.3
83 6 6 7 7 7 6.5 6 6 7 6.3
84 2 3 3 2 5 3 3 3 3 3
85 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7
86 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
87 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
88 5 6 4 5 4 5 4 3 4 3.7
89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
90 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
91 3 4 4 5 3 3.5 3 3 3 3
92 5 6 6 6 5 5.8 5 6 5 5.3
93 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3
94 5 4 4 4 4 4.5 6 5 5 5.3
95 5 5 5 5 6 5 6 5 5 5.3
96 7 7 7 6 7 6.8 7 6 6 6.3
97 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5.7
98 6 6 5 5 5 5 5 6 5 5.3
99 7 7 7 7 7 6.5 6 5 5 5.3
100 3 2 3 2 5 3 6 6 6 6

181
©2008

Anda mungkin juga menyukai