Anda di halaman 1dari 3

Syok hipovolemik

Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi yang tidak adekuat. Paling sering, syok hipovolemik merupakan akibat kehilangan darah yang cepat (syok hemoragik). Kehilangan darah dari luar yang akut akibat trauma tembus dan perdarahan gastrointestinal yang berat merupakan dua penyebab yang paling sering pada syok hemoragik. Syok hemoragik juga dapat merupakan akibat dari kehilangan darah yang akut secara signifikan dalam rongga dada dan rongga abdomen. Dua penyebab utama kehilangan darah dari dalam yang cepat adalah cedera pada organ padat dan rupturnya aneurisma aorta abdominalis. Syok hipovolemik dapat merupakan akibat dari kehilangan cairan yang signifikan (selain darah). Dua contoh syok hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan cairan, antara lain gastroenteritis refrakter dan luka bakar yang luas. Pembahasan utama dari artikel ini adalah syok hipovolemik akibat kehilangan darah dan kontraversi mengenai penanganannya. Pembaca dianjurkan membaca artikel lain untuk mendiskusikan tentang patofisiologi dan penanganan syok hipovolemik akibat kehilangan cairan dibandingkan darah.

MANIFESTASI KLINIS i!ayat Penyakit " Pada pasien dengan kemungkinan syok akibat hipovolemik, ri!ayat penyakit penting untuk menentukan penyebab yang mungkin dan untuk penanganan lansung. Syok hipovolemik akibat kehilangan darah dari luar biasanya nyata dan mudah didiagnosis. Perdarahan dalam kemungkinan tidak nyata, seperti pasien hanya mengeluhkan kelemahan, letargi, atau perubahan status mental. " #ejala$gejala syok seperti kelemahan, penglihatan kabur, dan kebingungan, sebaiknya dinilai pada semua pasien. " Pada pasien trauma, menentukan mekanisme cedera dan beberapa informasi lain akan memperkuat kecurigaan terhadap cedera tertentu (misalnya, cedera akibat tertumbuk kemudi kendaraan, gangguan kompartemen pada pengemudi akibat kecelakaan kendaraan bermotor) " %ika sadar, pasien mungkin dapat menunjukkan lokasi nyeri " &anda vital, sebelum diba!a ke unit ga!at darurat sebaiknya dicatat. " 'yeri dada, perut, atau punggung mungkin menunjukkan gangguan pada pembuluh darah. " &anda klasik pada aneurisma arteri torakalis adalah nyeri yang menjalar ke punggung. (neurisma aorta abdominalis biasanya menyebabkan nyeri perut, nyeri punggung, atau nyeri panggul. " Pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal, mengumpulan keterangan tentang hematemesis, melena, ri!ayat minum alkohol, penggunaan obat anti$inflamasi non steroid yang lama, dan koagulopati (iatrogenik atau selainnya) adalah sangat penting.

o Kronologi muntah dan hematemesis harus ditentukan. o Pada pasien dengan hematemesis setelah episode berulang muntah yang hebat kemungkinan mengalami Sindrom )oerhaave atau *allory$+eiss tear, sedangkan pasien dengan ri!ayat hematemesis sejak sejak a!al kemungkinan mengalami ulkus peptik atau varises esophagus. " %ika suatu penyebab ginekologik dipertimbangkan, perlu dikumpukan informasi mengenai hal berikut, periode terakhir menstruasi, faktor risiko kehamilan ektopik, perdarahan pervaginam (termasuk jumlah dan durasinya), produk konsepsi pada saluran vagina, dan nyeri. Semua !anita usia subur sebaiknya menjalani tes kehamilan, untuk meyakinkan apakah mereka hamil. &es kehamilan negatif bermakna untuk menyingkirkan diagnosis kehamilan ektopik. Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan fisis seharusnya selalu dimulai dengan penanganan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. Ketiganya dievaluasi dan distabilkan secara bersamaan, sistem sirkulasi harus dievaluasi untuk tanda$tanda dan gejala$gejala syok. %angan hanya berpatokan pada tekanan darah sistolik sebagai indikator utama syok- hal ini menyebabkan diagnosis lambat. *ekanisme kompensasi mencegah penurunan tekanan darah sistolik secara signifikan hingga pasien kehilangan ./0 dari volume darah. Sebaiknya nadi, frekuensi pernapasan, dan perfusi kulit lebih diperhatikan. %uga, pasien yang mengkonsumsi beta bloker mungkin tidak mengalami takikardi, tanpa memperhatikan derajat syoknya. Klasifikasi perdarahan telah ditetapkan, berdasarkan persentase volume darah yang hilang. 'amun, perbedaan antara klasifikasi tersebut pada pasien hipovolemik sering tidak nyata. Penanganan sebaiknya agresif dan langsung lebih berkaitan pada respon terapi dibandingkan klasifikasi a!al. " Perdarahan derajat 1 (kehilangan darah /$230) o &idak ada komplikasi, hanya terjadi takikardi minimal. o )iasanya tidak terjadi perubahan tekanan darah, tekanan nadi, dan frekuensi pernapasan. o Perlambatan pengisian kapiler lebih dari . detik sesuai untuk kehilangan darah sekitar 2/0 " Perdarahan derajat 11 (kehilangan darah 23$./0) o #ejala klinisnya, takikardi (frekuensi nadi42// kali permenit), takipnea, penurunan tekanan nadi, kulit teraba dingin, perlambatan pengisian kapiler, dan an5ietas ringan . o Penurunan tekanan nadi adalah akibat peningkatan kadar katekolamin, yang menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan selanjutnya meningkatkan tekanan darah diastolik. " Perdarahan derajat 111 (kehilangan darah ./$6/0) o Pasien biasanya mengalami takipnea dan takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, oligouria, dan perubahan status mental yang signifikan, seperti kebingungan atau agitasi. o Pada pasien tanpa cedera yang lain atau kehilangan cairan, ./$6/0 adalah jumlah kehilangan darah yang paling kecil yang menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik. o Sebagian besar pasien ini membutuhkan transfusi darah, tetapi keputusan untuk pemberian darah seharusnya berdasarkan pada respon a!al terhadap cairan.

" Perdarahan derajat 17 (kehilangan darah 46/0) o #ejala$gejalanya berupa takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, tekanan nadi menyempit (atau tekanan diastolik tidak terukur), berkurangnya (tidak ada) urine yang keluar, penurunan status mental (kehilangan kesadaran), dan kulit dingin dan pucat. o %umlah perdarahan ini akan mengancam kehidupan secara cepat. " Pada pasien dengan trauma, perdarahan biasanya dicurigai sebagai penyebab dari syok. 'amun, hal ini harus dibedakan dengan penyebab syok yang lain. Diantaranya tamponade jantung (bunyi jantung melemah, distensi vena leher), tension pneumothora5 (deviasi trakea, suara napas melemah unilateral), dan trauma medulla spinalis (kulit hangat, jarang takikardi, dan defisit neurologis) " (da empat daerah perdarahan yang mengancam ji!a meliputi, dada, perut, paha, dan bagian luar tubuh. o Dada sebaiknya diauskultasi untuk mendengar bunyi pernapasan yang melemah, karena perdarahan yang mengancam hidup dapat berasal dari miokard, pembuluh darah, atau laserasi paru. o (bdomen seharusnya diperiksa untuk menemukan jika ada nyeri atau distensi, yang menunjukkan cedera intraabdominal. o Kedua paha harus diperiksa jika terjadi deformitas atau pembesaran (tanda$tanda fraktur femur dan perdarahan dalam paha). o Seluruh tubuh pasien seharusnya diperiksa untuk melihat jika ada perdarahan luar. " Pada pasien tanpa trauma, sebagian besar perdarahan berasal dari abdomen. (bdomen harus diperiksa untuk mengetahui adanya nyeri, distensi, atau bruit. *encari bukti adanya aneurisma aorta, ulkus peptikum, atau kongesti hepar. %uga periksa tanda$tanda memar atau perdarahan. " Pada pasien hamil, dilakukan pemeriksaan dengan speculum steril. *eskipun, pada perdarahan trimester ketiga, pemeriksaan harus dilakukan sebagai 8double set$up9 di ruang operasi. Periksa abdomen, uterus,atau adneksa. Prognosis " Prognosis tergantung derajat kehilangan cairan.

&arida dorothy #///:/;2

Anda mungkin juga menyukai