Anda di halaman 1dari 47

CLEARANCE

USULAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA - 2012

DASAR HUKUM PELAKSANAAN CLEARANCE PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011


Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga :

BAB. 4 : Ketentuan Dalam Pengalokasian Anggaran. 4.2 : Pengalokasian Anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara Secara umum pengalokasian anggaran untuk pembangunan/ renovasi bangunan gedung negara, berpedoman kepada Permen PU nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Dasar perhitungan alokasi adalah perhitungan biaya pembangunan/ renovasi bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat.

DASAR HUKUM PELAKSANAAN CLEARANCE PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Dalam rangka optimasi pembangunan bangunan gedung negara, K/L yang akan melaksanakan pembangunan baru bangunan gedung negara, selain harus melengkapi perhitungan kebutuhan biaya pembangunan bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat , juga harus melengkapinya dengan dokumen clearance (persetujuan prinsip) dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendayaangunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Sedangkan untuk pekerjaan renovasi bangunan gedung negara, K/L/ harus melengkapi dengan dokumen perhitungan biaya renovasi bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat.

CLEARANCE PENGADAAN TANAH/GEDUNG (1)

PENGERTIAN TUJUAN

Clearance atas pengadaan tanah dan pembangunan gedung adalah persetujuan prinsip yang diberikan oleh KemenPU, KemenPAN&RB, dan BPKP, yang menyatakan boleh tidaknya (go or not) dilanjutkan proses alokasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah dan pembangunan gedung.

Clearance bertujuan untuk membatasi alokasi anggaran pengadaan tanah dan pembangunan gedung , yang hanya dapat dialokasikan/ dilaksanakan sepanjang sangat diperlukan (urgent) dengan besaran, luasan, dan fasilitas sesuai peraturan perundangan yang berlaku (azas kepatutan dan kepantasan)

CLEARANCE PENGADAAN TANAH/GEDUNG (2) Clearance yang diberikan oleh KemenPU *), KemenPAN&RB, dan BPKP akan dijadikan salah satu dokumen pendukung untuk pengalokasian anggaran K/L TA 2012, dan menjadi salah satu syarat untuk memproses usul pembukaan blokir (apabila masih diblokir).

*) Disamping memberikan clearance, Kementerian PU tetap memberikan analisis perhitungan kebutuhan biaya pembangunan gedung, sesuai ketentuan yang selama ini telah berlaku (termasuk setelah ditetapkannya Perpres Nomor 73/2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara). Analisis perhitungan kebutuhan biaya Satker daerah juga dapat menggunakan perhitungan Dinas Cipta Karya setempat.
5

MANFAAT

CLEARANCE PENGADAAN TANAH/GEDUNG (3)


KEGIATAN YANG PERLU DI CLEARANCE Kegiatan Yang Termasuk Kriteria Dibatasi, sesuai surat edaran Menteri Keuangan Nomor SE-01/MK.2/2011, yaitu: 1. Pengadaan tanah untuk pembangunan gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan, gedung parkir pegawai, gedung diklat pegawai dan asrama pegawai ; 2. Pembangunan/pembelian gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan, gedung parkir pegawai, gedung diklat pegawai dan asrama pegawai.
6

CLEARANCE PENGADAAN TANAH/GEDUNG (4)


KEGIATAN YANG TIDAK MEMERLUKAN CLEARANCE
1. 2. Rehab, renovasi gedung dan pembangunan gedung lanjutan Gedung yang terkait dengan pelayanan masyarakat seperti Gedung Sekolah, Puskesmas, Pelayanan Kesehatan, Pos Jaga, Gudang, Gedung Parkir, Gedung diklat, Kandang, Tempat Pelelangan Ikan, Gedung yang akan diserahkan kepada masyarakat/Pemda (gudang beras, rumah potong hewan), dan sejenisnya Rumah tahanan, LAPAS, transmigrasi, rumah singgah, rusunawa, rusunami, dan sejenisnya Laboratorium, selasar, pos satpam/jaga, bengkel/workshop, menara pengawas, gedung promosi, gedung arsip, dan sejenisnya Data center
7

3.
4.

5.

TINDAK LANJUT CLEARANCE DENGAN DESK BERSAMA


BPKP
DATA KEGIATAN K/L YANG PERLU
CLEARANCE

PAN&RB

CLEARANCE (Catatan Penelaahan Desk Bersama)

K/L MENGUSULKAN REVISI RKA-KL UNTUK PEMBUKAAN BLOKIR (*)

DJA

KEMENPAN PU & RB
Penelaahan dilakukan bersama, dijadwalkan secara terpusat, dengan menggunakan data/dokumen yang dilengkapi K/L (tidak ada kunjungan lokasi)
8

DESK PENELAAHAN BERSAMA (DJA)

ASPEK PENILAIAN CLEARANCE TA 2012 (1)


1.BPKP
ASPEK Penilaian secara umum terkait urgensi pengadaan tanah dan/atau pengadaan/pembelian gedung dalam rangka efisiensi (analisis manfaat dan biaya, misalnya dengan membandingkan biaya pengadaan dengan biaya sewa/kontrak, dengan mempertimbangkan organisasi yang bersifat adhoc/sementara DATA/DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN K/L TOR Analisis manfaat dan biaya secara ringkas/sederhana Bukti Kepemilikan Tanah NJOP dari lingkungan sekitar sebagai pembanding harga rencana pengadaan tanah Surat Keterangan peruntukan dari instansi yang berwenang (bukan cagar budaya, DAS sejenisnya) Kontrak perjanjian sewa atau penggunaan gedung milik instansi lain (jika masih menyewa).
9

ASPEK PENILAIAN CLEARANCE TA 2012 (2)


2.KEMENPAN&RB
ASPEK DATA/DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN K/L Kebutuhan ruang kerja yang efisien Data pegawai dan efektif disesuaikan dengan Data asset tanah dan bangunan perkembangan struktur organisasi, Data struktur organisasi unit/satker tupoksi, dan jumlah pegawai yang mengadakan gedung/tanah Indikator Kinerja Utama Outcome dari hasil pembangunan gedung dan/atau pengadaan tanah

10

ASPEK PENILAIAN CLEARANCE TA 2012 (3) 3.KEMENPU


ASPEK 1. 2. 3. DATA/DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN K/L

Kesesuaian dengan RTRW A. Informasi tentang lahan : Kebutuhan Luas Tanah dan 1. Peta lokasi Bangunan 2. Dokumen Kepemilikan/Sertifikat Perkiraan Kebutuhan Biaya Tanah pembangunan BGN (analisis 3. Surat Keterangan Rencana perhitungan kebutuhan biaya Kota/Kabupaten dapat dilakukan setelah adanya B. Informasi tentang Bangunan persetujuan clearance) 1. Struktur organisasi pengguna bangunan 2. Jumlah personel pengguna bangunan dengan proyeksi 5 tahun ke depan 3. TOR/Dokumen perencanaan/spesifikasi bangunan
11

ANALISIS KOMPONEN BANGUNAN UNTUK PEMBANGUNAN BARU

SISTEMATIKA KEBUTUHAN LUAS BANGUNAN DAN BIAYA UNTUK PEMBANGUNAN BARU BANGUNAN GEDUNG NEGARA

KAPASITAS BANGUNAN :
1. STRUKTUR ORGANISASI 2. JUMLAH PERSONIL 3. FASILITAS PENUNJANG ANALISIS
HARGA SATUAN BANGUNAN PER M2

ORGANISASI RUANG, BESARAN RUANG = LUAS TOTAL BANGUNAN

1.

BIAYA KONSTRUKSI FISIK BIAYA PERENCANAAN BIAYA PENGAWASAN/ MK BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN

TOTAL BIAYA YANG DIPERLUKAN

2. 3. 4.

BIAYA PEKERJAAN STANDAR BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR

PERHITUNGAN BATAS MAKSIMAL PERENCANAAN BANGUNAN


NO 1 2 3 4 5 6 7 LUAS LAHAN KOEFESIEN DASAR BANGUNAN (KDB) KOEFESIEN LANTAI BANGUNAN (KLB) GARIS SEMPADAN (GSB) dari jalan LUAS TAPAK BANGUNAN MAKSIMAL LUAS LANTAI GEDUNG MAKSIMAL KETINGGIAN BANGUNAN (20M2) URAIAN SATUAN M2 % % M2 M2 M2 LT BESARAN 2,500.00 40% 2.00 10.00 1,000.00 5,000.00 4.00

Lampiran Surat
KELENGKAPAN DATA CLEARENCE Nomor Surat Permohonan Tanggal I. DATA UMUM PEMOHON *) I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II. Kementerian / Lembaga Nama Jabatan Satker / Satminkal Alamat : : : : : : :

DATA UMUM BANGUNAN *) II.1 II.2 II.3 II.4 Nama Bangunan Lokasi Bangunan Luas Tanah Luas Lahan yang telah terbangun : : : : terlampir % lantai
S t rukt ur Org anis as i Peng g una Ged ung (t erlamp ir)

III.

DATA KETERANGAN RENCANA KOTA *) III.1 KLB III.2 KDB III.3 Ketinggian Maksimum : : :

tidak terlampir

IV. TABEL STRUKTUR ORGANISASI PENGGUNA GEDUNG *) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V. Jabatan Menteri / Ketua Lembaga Wakil Menteri Eselon IA / Anggota Dewan Eselon IB Eselon IIA Eselon IIB Eselon IIIA Eselon IIIB Eselon IV Staff Jumlah Personil

Keterangan

TABEL KEBUTUHAN RUANG-RUANG KHUSUS / PELAYANAN MASYARAKAT *) No. A Nama Ruang Ruang Utama 1 2 Ruang Penunjang 1 Ruang Fasilitas Lainnya 1. Luasan (m2) Keterangan

B C

FORM KELENGKAPAN DATA K/L PEMOHON CLEARANCE

VI. KETERANGAN / INFORMASI LAIN-LAIN **)

Catatan : *) Wajib diisi **) Tidak wajib diisi

Jakarta, 2011 Pemohon, ttd + cap ( )

Standar Luas BGN


Gedung Kantor
Gedung Kantor Klasifikasi Tidak Sederhana seluas 10 m2/personil Gedung Kantor Klasifikasi Sederhana seluas 9.6 m2/personil Ruang Khusus atau Rg. Pelayanan Masyarakat dihitung tersendiri Rincian Standar Luas Ruang Terlampir

STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTOR


A. RUANG UTAMA
LUAS RUANG (m 2) JABATAN
R. KERJA R. TAMU
1 2 3

R. PENUNJANG JABATAN
R.

R. PELAYANAN JABATAN
R. SEKRET
7

KETERANGAN
JML JML STAF
1 1

R. RAPAT
4

R. TUNGGU IS T IR A H A
5 T 6

R. STAF
8

R. SIMPAN R. TOILET
9 1 0

CATATAN
1 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Menteri/ Ketua Lembaga Wakil Menteri K/L Eselon IA/ Anggota Dewan Eselon IB Eselon IIA Eselon IIB Eselon IIIA Eselon IIIB Eselon IV

28.00 16.00 16.00 16.00 14.00 14.00 12.00 12.00 8.00

40.00 14.00 14.00 14.00 12.00 12.00 6.00 6.00

40.00 20.00 20.00 20.00 14.00 10.00

60.00 18.00 18.00 9.00 12.00 6.00

20.00 10.00 10.00 5.00 5.00 5.00

15.00 10.00 10.00 7.00 7.00 5.00 3.00

24.00 15.00 15.00 4.40 4.40 4.40

8.80

14.00 10.00 10.00 5.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00

6.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00


R. Toilet bersama

247.00 117.00 117.00 83.40 74.40 62.40 24.00 21.00 18.80

8 2 5
R.Staf pada setiap

2 jabatan diperhitungkan
berdasarkan jumlah personel @ 2,2 - 3 m2/ personel, sesuai 2 dengan tingkat jabatan

0 0 4

B. RUANG PENUNJANG
JENIS RUANG
1

LUAS
2

KETERANGAN
3

1 2 3 4 5 6

Ruang Rapat Utama Kementrian Ruang Rapat Utama Es. I Ruang Rapat Utama Es. II Ruang Studio Ruang Arsip WC/ Toilet

140 90 40 4 0.4 2

m m2 m2 m2/ orang 2 m / orang 2 m / 25 orang

Kapasitas 100 orang Kapasitas 75 orang Kapasitas 30 orang Pemakai 10% dari staf Pemakai seluruh staf Pemakai Pejabat Es. V sd Es. III dan seluruh staf Pemakai 20% dari jumlah personel

7 Musholla C. SIRKULASI

0.8 m2/ orang 25% X (JUMLAH A + B)

Keterangan: - Standar luas ruang tersebut diatas merupakan acuan dasar, yang dapat disesuaikan berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan. - Luas ruang kerja untuk Satuan Kerja dan Jabatan Fungsional dihitung tersendiri sesuai dengan kebutuhan di luar standar luas tersebut di atas. - Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atau ruang pelayanan masyarakat, seperti Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, kebutuhannya dihitung tersendiri, di luar standar luas tersebut di atas.

STANDAR LUAS RUMAH NEGARA


LUAS (m2)

TIPE KHUSUS A

PENGGUNA
Menteri Pimpinan Lembaga Tinggi Negara Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Inspektur Jenderal Pejabat yang setingkat Anggota Lembaga Tinggi Negara/Dewan

BANGUNAN
400 250

TANAH
1.000 600

B C

Direktur/Kepala Pusat/Kepala Biro

120

350

Pejabat yang setingkat


Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/d dan IV/e Kepala Sub Direktorat/Kepala Bagian/Kepala Bidang Pejabat yang setingkat Pegawai Negeri Sipil Gol. IV/a dan IV/c 70 200

D
E

Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian/Kepala Sub Bidang


Pejabat yang setingkat Pegawai Negeri Sipil Gol. III Pegawai Negeri Sipil Gol I dan Gol II

50

120

36

100

Keterangan: 1. Untuk: - Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus, kecuali luas tanah 2000m2. - Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A, kecuali luas tanah 1000m2. - Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu Besar/Pendopo yang dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran. 2. Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, toleransi kelebihan tanah yang diizinkan untuk: - DKI Jakarta : 20 % - Ibukota Provinsi : 30 % - Ibukota Kabupaten/Kota : 40 % - Pedesaan : 50 % 3. Untuk rumah susun negara yang dibangun dalam wujud rumah susun, luas per unit bangunannya diperhitungkan dengan mengurangi luas garasi mobil (untuk tipe Khusus, A, dan B). Kebutuhan garasi mobil disatukan dalam luas parkir basemen dan/atau halaman.

PERKIRAAN JUMLAH PEGAWAI MINIMAL 5 TAHUN KEDEPAN


TAHUN NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 KETERANGAN
DIHITUNG BERDASARKAN RENCANA PENERIMAAN / PENSIUN PEGAWAI

Jumlah Pegawai

CONTOH

PERKIRAAN BESARAN RUANG


SATUAN RUANG NO JABATAN/ NAMA RUANG ESELON (m2) A. RUANG UTAMA 1 Menteri/ Ketua Lembaga 2 Wakil Menteri K/L 3 Eselon IA/ Anggota Dewan 4 Eselon IB 5 Eselon IIA 6 Eselon IIB 7 Eselon IIIA 8 Eselon IIIB 9 Eselon IV 10 Satpam/ staff outsourcing 1 1 8 5 48 0 216 0 432 247.00 90.00 117.00 83.40 74.40 62.40 24.00 21.00 18.80 2.20 247 m2 90 m2 936 m2 417 m2 3,571 m2 m2 8 5 5 2 2 2 1 0 4 8 5 40 10 96 216 1,728 210 9 6 48 15 144 432 2,160 210
JML STAF/ ESELON SESUAI DENGAN KEBUTUHAN INSTANSI DILENGKAPI DENGAN STRUKTUR ORGANISASI, JMLH PEGAWAI DIPREDIKSI MINIMAL SD 5 TAHUN KEDEPAN

PERSONEL JMLH BESARAN RUANG STAF


PERESELON JML JML TOTAL

KETERANGAN

5,184 m2 m2

8,122 m2 462 m2

JUMLAH - A

711

19,029 m2

2,313

3,024

7.87

B. RUANG PENUNJANG 1 R. Rapat Utama Kementerian 1 ruang 9 ruang 48 ruang 2,961.00 org 2,313.00 org 604.80 org 231.30 org 140.00 90.00 36.00 0.08 0.40 0.80 4.00 140.00 m2 810.00 m2 1,728.00 m2 236.88 m2 925.20 m2 483.84 m2 925.20 m2 5,249.12 m2 24,277.92 m2 25% 6,069.48 m2 30,347.40 m2 10.04 m2
termasuk r.rpt w amen 1.2m2/org,@30 org 2 m2/ 25 org 0.4 m2/org (staf ) 0.8 m2/org (20% x personel) 4 m2/org (10%xstaf )

2 R, Rapat Utama Es. I 3 R. Rapat Utama Es. II 4 Wc/Toilet 5 R. arsip 6 R.Ibadah/ Mushola 7 R. Studio/ Workshop JUMLAH - B JUMLAH - A+ B
Sirkulasi x total luas lantai

TOTAL LUAS RUANG/ LANTAI LUAS RATA-RATA PERORANG DARI TOTAL LUAS BANGUNAN C. RUANG FASILITAS LAIN SESUAI DENGAN TUPOKSI NAMA RUANG 1 2
LUAS RUANG PENUNJANG SIRKULASI LUAS FASILITAS LAINNYA LUAS TOTAL RUANG/LANTAI DIBULATKAN 25%
JUMLAH LUAS

TOTAL LUAS

30,347

m2 m2 m2 m2

30,340 m2

KEB. PARKIR MOBIL: 1 MOBIL/ 100 Orang (DKI Jakarta)

Analisis Nomor

LAMPIRAN SURAT

Nomor : Tanggal :

ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA


NAMA BANGUNAN TAHUN DIBANGUN JUMLAH TINGKAT LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN LUAS LANTAI BASEMENT KOEFISIEN TINGKAT BGN FUNGSI BANGUNAN/ RUANG KLASIFIKASI BANGUNAN : GEDUNG - A : 2011 : 3 Lantai : 20,000.00 m2 : 2,500.00 m2 1.12 : KANTOR : Tidak Sederhana LEMBAGA : PEMAKAI : ALAMAT :

CONTOH !!! analisis 2012

I. DASAR ANALISIS
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Um um Nom or 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desem ber 2007 tentang Pedom an Teknis Pem bangunan Bangunan Gedung Negara 2. Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) TA 2012 = Berdasarkan pedoman satuan untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Tahun Anggaran 2010 yang dikeluarkan oleh Biro Prasarana dan Sarana Kota Setda Provinsi DKI Jakarta Rp 3 000 000

II. KEBUTUHAN BIAYA PEKERJAAN STANDAR


A. Analisis Kebutuhan Biaya Satuan Pekerjaan Standar Biaya Satuan Pekerjaan Standar B. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar Biaya Pekerjaan Standar = Koefisien Tingkat Bangunan x HSBGN = 1.120 x Rp 3,000,000 = Rp = Luas Lantai x Biaya Satuan Pekerjaan Standar = 20,000.00 x Rp 3,360,000 = Rp 67 200 000 000 3 360 000

III. KEBUTUHAN BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR A. Analisis Komponen Pekerjaan Non Standar
NO.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

< 4 LT; 4-8 LT; > 8 LT; atau KHUSUS/GREEN

URAIAN PEKERJAAN Alat Pengkondisi Udara Elevator/Escalator Tata Suara (Sound System) Telepon/PABX Instalasi IT (Informasi & Teknologi) Elektrikal Sistem Proteksi Kebakaran Penangkal Petir Khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah Interior (Termasuk furniture) Gas Pembakaran Gas Medis Pencegahan Bahaya Rayap Pondasi Dalam Fasilitas Penyandang Cacat Sarana/Prasarana Lingkungan

TERHADAP SELURUH BANGUNAN min. max. 10% 20% 8% 12% 3% 6% 3% 6% 6% 11% 7% 12% 7% 12% 2% 5% 2% 4% 15% 25% 1% 2% 2% 4% 1% 3% 7% 12% 3% 8% 3% 8% 93.00 % x 1.120 x Rp 3,000,000 = Rp 20,000.00 x Rp 3,124,800 = Rp

DISULKAN 20.00% 9.00% 6.00% 5.00% 5.00% 5.00% 5.00% 5.00% 2.00% 2.00% 2.00% 4.00% 3.00% 10.00% 5.00% 5.00%

BOBOT TERBANGUN 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

NILAI (%) 20.00 9.00 6.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 10.00 5.00 5.00 93.00

Biaya Satuan Pekerjaan Non Standar Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar

3 124 800 62 496 000 000

25

B. Analisis Biaya Pekerjaan Basement


NO PEKERJAAN Basement (per m2)1(satu) lapis;..(>1 lapis, hitung tersendiri) BOBOT (%) 120 LUAS (M2) 2,500.00 HSBGN (Rp.) 3,000,000 BIAYA (Rp.) 9,000,000,000 NILAI (%) 13.39

C. Analisis Biaya Peningkatan Mutu


PEKERJAAN PROSENTASE PENINGKATAN MUTU
min. max. DIUSULKAN

NO
KOMPONEN PEKERJAAN 1 Lantai 2 Dinding JUMLAH JUMLAH NILAI PEKERJAAN NON STANDAR (%) m ax. BOBOT KOMPONEN 10% 10% 15% 15% 30% 30% 30% 30%

BOBOT YANG DITINGKATKAN (%) 10.00 20.00

BIAYA (Rp.) 201,600,000 403,200,000 604,800,000

NILAI (%) 0.30 0.60 0.90 107.29

150

D. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Non Standar


1. Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar 2. Biaya Pekerjaan Basement 3. Biaya Peningkatan Mutu = = = = = = = = = = = = = Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 62 496 000 000 9 000 000 000 604 800 000 + 72 100 800 000 67 200 000 000 72 100 800 000 + 139 300 800 000 139 301 000 000 139 301 000 000 3 709 000 000 17 000 000 709 000 000 + 143 736 000 000

IV. BIAYA PEKERJAAN FISIK


1. BIAYA PEKERJAAN STANDAR 2. BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR Dibulatkan

V. KEBUTUHAN BIAYA PEMBANGUNAN


1. 2. 3. 4. BIAYA KONSTRUKSI FISIK BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI BIAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN TOTAL BIAYA PEMBANGUNAN

TERBILANG : seratus empat puluh tiga milyar tujuh ratus tiga puluh enam juta rupiah
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN A/N. TIM PELAKSANA KOORDINASI PENGELOLAAN TEKNIS TINGKAT PUSAT DAN DKI JAKARTA 1. IR. J. WAHYU KUSUMOSUSANTO, MUM NIP. 110053282 ..

MENGETAHUI : KASUBDIT PEMBINAAN PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA

2.

..

Catatan : Ajuan biaya tersebut tidak mengikat pelaksanaan fisik dan perlu disesuaikan kembali dengan kondisi lapangan pada waktu pelaksanaan.

26

DASAR HUKUM PENETAPAN HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA


1. Keputusan Presiden RI No. 42 th. 2002:
Pasal 14 ayat 4 butir d: Harga satuan pembangunan bangunan gedung negara ditetapkan oleh kabupaten/kota.

2. Permen PU No. 45/PRT/M/2007.


Ped. Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Bab IV bagian B: Standar harga satuan tertinggi untuk bangunan gedung Negara ditetapkan secara berkala untuk setiap Kab./Kota oleh Bupati/ setempat

Pembiayaan Pembangunan BGN:


Biaya Pembangunan BGN:

Biaya Pekerjaan Standar (per m2 biaya Konstruksi Fisik) Biaya Pekerjaan Non Standar Standar Harga BGN Klasifikasi Sederhana, Tidak Sederhana, dan Khusus Standar Harga Bangunan Rumah Negara Ditetapkan oleh Bupati/Walikota secara berkala/tahun berdasarkan spesifikasi teknis dan klasifikasi BGN

Standar Harga Satuan Tertinggi per M2:


Prosentase Komponen Biaya Pembangunan:


Diperhitungkan dari Biaya Konstruksi Fisik Bangunan Sederhana Bangunan Tidak sederhana Bangunan Khusus

Pembiayaan Pekerjaan Non-Standar

Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar, dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada instansi Teknis Setempat; Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi/pengawasan, dihitung berdasarkan billing-rate; Total nilai biaya pekerjaan non-standar maksimum sebesar dari total biaya pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada

150%

Jenis Pekerjaan
Alat Pengkondisian Udara Elevator/escalator Tata suara (Sound System) Telepon dan PABX Instalasi IT (Informasi dan Teknologi) Elektrikal Sistem Proteksi Kebakaran Penangkal petir khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah Interior (termasuk Furniture) Gas Pembakaran Gas Medis Pencegahan Bahaya Rayap Pondasi dalam Fasilitas penyandang cacat Sarana/prasarana lingkungan Basement (per m2) Peningkatan mutu

Biaya 10-20% dari X 8-12% dari X 3-6% dari X 3-6% dari X 6-11% dari X 7-12% dari X 7-12% dari X 2-5% dari X 2-4% dari X 15-25% dari X 1-2% dari X 2-4% dari X 1-3% dari X 7-12% dari X 3-8% dari X 3-8% dari X 120% dari Y 15-30% dari Z

HASIL CLEARANCE DARI KEMEN PU


1. LUAS BANGUNAN YANG DUTUHKAN

2. PERKIRAAN BIAYA YANG DIBUTUHKAN, TERDIRI DARI :


a. BIAYA KONSTRUKSI FISIK b. BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI c. BIAYA PENGAWASAN KONSTRUKSI/ MANAJEMEN KONSTRUKSI d. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN

ANALISIS KOMPONEN BANGUNAN UNTUK PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

SISTEMATIKA PERHITUNGAN TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA


EXISTING BANGUNAN : IDENTIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN UNTUK MASING-MASING KOMPONEN. KLASIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN : 1.RINGAN 2.SEDANG 3.BERAT ANALISIS
HARGA SATUAN BANGUNAN PER M2

1.

BIAYA KONSTRUKSI FISIK BIAYA PERENCANAAN BIAYA PENGAWASAN/ MK BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN

TOTAL BIAYA YANG DIPERLUKAN

2. 3. 4.

BIAYA PEKERJAAN STANDAR BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR

LINGKUP PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan konstruksi.

PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG TERDIRI DARI : Rehabilitasi


Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah.

Renovasi
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya

Restorasi
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah

ANALISA TINGKAT KERUSAKAN

1. Kerusakan ringan Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi. Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 30% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

2. Kerusakan sedang
Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain. Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

3. Kerusakan berat
i. Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun nonstruktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

ii.

4. Perawatan Khusus
Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat.

KRITERIA KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG


No Kategori Kerusakan Kriteria Kerusakan Bangunan roboh atau sebagian besar komponen struktural rusak Tingkat Kerusakan antara 45 s/d 65 % atau diatas 65 % Bangunan masih berdiri, sebagian komponen struktural patah dan komponen non struktural rusak Tingkat Kerusakan antara 30 s/d 45 % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Uraian Bangunan roboh total Atap jatuh Balok, kolom, plat lantai patah Dinding, pintu/jendela sebagian besar runtuh/roboh Sebagian besar langit-langit runtuh Instalasi listrik rusak total Bangunan masih berdiri Sebagian rangka atap patah Balok kolom sebagian patah Sebagian kecil dinding, kusen pintu/ jendela runtuh/roboh Sebagian langit-langit lepas Sebagian besar instalasi listrik rusak / terputus Tingkat kerusakan 20 < s/d 30 % Kelaya kan

Roboh/Rusak Total/Rusak Berat

II

Rusak Sedang

Kelas A

III

Rusak Ringan

Bangunan masih berdiri, Sebagian komponen nonstruktural & arsitektural rusak

1. Sebagian besar penutup atap dan langitlangit lepas 2. Retak-retak pada plesteran kolom, balok, dan dinding tembok/dinding papan pecah/rusak 3. Penutup lantai lepas/terkelupas 4. Sebagian instalasi rusak 1. Sebagian kecil penutup atap lepas 2. Sebagian kecil retak-retak pada plesteran kolom, tembok dan plesteran, serta dinding papan terlepas 3. Sebagian plesteran terkelupas 4. Sebagian kecil instalasi rusak 1. Retak-retak kecil pada dinding tembok 2. Sebagian plesteran terkelupas 3. sebagian kecil daun pintu / jendela dan engsel rusak

Kelas B

Tingkat Kerusakan antara 5 s/d 30 %

Tingkat kerusakan 10 % s/d 20 %

Kelas C

Tingkat kerusakan < 10 %

KATE G O R I R U SAK B E RAT



BANGUNAN ROBOH TOTAL ATAP JATUH BALOK, KOLOM, DAN / ATAU ATAP PATAH SEBAGIAN BESAR LANGIT-LANGIT RUNTUH INSTALASI LISTRIK RUSAK TOTAL PINTU / JENDELA RUSAK TOTAL

KOLOM PATAH

TINDAKAN YANG DIANJURKAN


BERSIHKAN LOKASI DAN BANGUN KEMBALI

KATE G O R I R U SAK S E DAN G


SEBAGIAN
RANGKA ATAP PATAH PINTU/ JENDELA RUSAK SEBAGIAN KECIL LANGIT-LANGIT LEPAS

BALOK KOLOM SEBAGIAN

PATAH SEBAGIAN INSTALASI LISTRIK RUSAK / TERPUTUS

TINDAKAN YANG DIANJURKAN


BANGUNAN HARUS DIKOSONGKAN BANGUNAN DAPAT DIRUBUHKAN ATAU DILAKUKAN RESTORASI DAN PERKUATAN SECARA MENYELURUH SEBELUM DIHUNI KEMBALI

KAT E G O R I R U SAK R I N GAN


RETAK-RETAK PADA BALOK SEBAGIAN INSTALASI RUSAK PENUTUP ATAP LEPAS

RETAK-RETAK PADA KOLOM

TINDAKAN YANG DIANJURKAN


BANGUNAN TIDAK PERLU DIKOSONGKAN, BOLEH DIHUNI KEMBALI SETELAH DILAKUKAN RESTORASI DAN PERKUATAN PERBAIKAN YANG BERSIFAT ARSITEKTUR AGAR DAYA BANGUNAN TERPELIHARA

Analisis Nomor

LAMPIRAN SURAT

Nomor : Tanggal :

ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA


NAMA BANGUNAN TAHUN DIBANGUN JUMLAH TINGKAT LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN LUAS LANTAI BASEMENT KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN FUNGSI BANGUNAN/ RUANG KLASIFIKASI BANGUNAN : : : : : : : :

GEDUNG - B
2011 2 Lantai 450 m2 m2 LEMBAGA PEMAKAI ALAMAT : : :

1.09 KANTOR Tidak Sederhana

I. DASAR ANALISIS
1. 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Um um Nom or 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desem ber 2007 tentang Pedom an Teknis Pem bangunan Bangunan Gedung Negara Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) TA 2012 Berdasarkan pedoman satuan untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKASKPD) Tahun Anggaran 2010 yang dikeluarkan oleh Biro Prasarana dan Sarana Kota Setda Provinsi DKI Jakarta = Rp 3 000 000

II. KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN KOMPONEN PEKERJAAN STANDAR A. Analisis Kerusakan Komponen Pekerjaan Standar
NO. 1. 2. PONDASI STRUKTUR URAIAN PEKERJAAN TERHADAP BOBOT SELURUH MAKSIMUM BANGUNAN 10.00% 15.00% 30.00% 27.00% 100.00% 2.00% 30.00% 8.00% 75.00% 2.00% 100.00% 3.50% 100.00% 4.50% 50.00% 4.50% 100.00% 1.75% 100.00% 1.25% 100.00% 1.00% 100.00% 1.50% 100.00% 10.00% 100.00% 5.00% 100.00% 1.50% 100.00% 1.50% 100.00% 1.00% 100.00% 4.00% 100.00% 6.00% 100.00% 4.00% 100.00% BOBOT (%) 30.00 10.00 20.00 10.00 35.00 35.00 20.00 NILAI (%) 3.00 0.80 0.40 0.35 1.58 0.44 0.20 6.77 < 30% > 30% - 45% > 45% - 65% > 65 %

PONDASI KOLOM, BALOK & RING BALK PLESTERAN 3. ATAP RANGKA ATAP PENUTUP ATAP 4. LANGIT-LANGIT RANGKA LANGIT-LANGIT PENUTUP LANGIT-LANGIT 5. DINDING BATU BATA/ PARTISI PLESTERAN KACA PINTU KOSEN 6. LANTAI PENUTUP LANTAI 7. UTILITAS INSTALASI LISTRIK INSTALASI AIR DRAINASE LIMBAH 8. FINISHING FINISHING STRUKTUR (CAT) FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT) FINISHING DINDING FINISHING PINTU/ KOSEN (CAT) JUMLAH NILAI TINGKAT KERUSAKAN PEKERJAAN STANDAR (%) Jenis Peraw atan B. Analisis Kebutuhan Biaya Satuan Pekerjaan Standar Biaya Komponen Pekerjaan Standar Biaya Pembongkaran Biaya Satuan Pekerjaan Standar C. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar Biaya Pekerjaan Standar = PERAWATAN RINGAN

RINGAN SEDANG 221 379 0 + 221 379 99 620 550 BERAT KHUSUS

= Prosentase Tingkat Kerusakan x Koef. Lantai x HSBGN = = 6.77% x 1.090 x 0.00 x Rp 3,000,000 = Rp 0.00% x Rp. 221,379 = Rp = Rp

= Luas Lantai x Biaya Satuan Pekerjaan Standar = 450 x Rp 221,379 = Rp

43

III. A.
NO.

KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN KOMPONEN PEKERJAAN NON STANDAR Analisis Kerusakan Komponen Pekerjaan Non Standar
URAIAN PEKERJAAN TERHADAP BOBOT SELURUH MAKSIMUM BANGUNAN 100.00% 20.00% 100.00% 12.00% 100.00% 6.00% 100.00% 6.00% 100.00% 11.00% 100.00% 12.00% 100.00% 12.00% 100.00% 5.00% 100.00% 4.00% 100.00% 25.00% 100.00% 2.00% 100.00% 4.00% 100.00% 3.00% 100.00% 12.00% 100.00% 8.00% 100.00% 8.00% 286 452 128 903 400 BOBOT KERUSAKAN (%) 10 BIAYA PERBAIKAN (Rp.) 0 BOBOT (%) 5.00 45.00 10.00 10.00 2.00 5.00 NILAI (%) 1.00 5.40 0.60 1.20 0.16 0.40 8.76

1. Alat Pengkondisi Udara 2. Elevator/Escalator 3. Tata Suara (Sound System) 4. Telepon/PABX 5. Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 6. Elektrikal 7. Sistem Proteksi Kebakaran 8. Penangkal Petir Khusus 9. Instalasi Pengolahan Air Limbah 10. Interior (Termasuk furniture) 11. Gas Pembakaran 12. Gas Medis 13. Pencegahan Bahaya Rayap 14. Pondasi Dalam 15. Fasilitas Penyandang Cacat 16. Sarana/Prasarana Lingkungan JUMLAH NILAI TINGKAT KERUSAKAN PEKERJAAN NON STANDAR (%) Biaya Satuan Pekerjaan Non Standar Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar

8.76% x 1.090 x 0.00 x Rp 3,000,000 = Rp 450 x Rp 286,452 = Rp

B.
NO

Analisis Biaya Pekerjaan Basement


PEKERJAAN Basement (per m2) KOEFESIEN BASEMENT (%) 120 LUAS (m 2) 0 HSBGN (Rp.) 3,000,000 BIAYA (Rp.) 0

C. NO
1 2

Analisis Biaya Peningkatan Mutu


KOMPONEN PEKERJAAN NILAI KERUSAKAN (%) PROSENTASE PENINGKATAN MUTU min. 15% 15% max. 30% 30%
DIUSULKA N B OB OT YA N G D IT IN G KA T KA N ( %)

BIAYA PERBAIKAN (RP.) 0 0 0

Lantai Dinding

30% 20%

100 20

D.

Kebutuhan Biaya Pekerjaan Non Standar


= Rp = Rp = Rp Rp = = = = = = = = Rp Rp Rp Rp 128 903 400 0 0 + 128 903 400 99 620 550 128 903 400 + 228 523 950 229 000 000 229 000 000 21 000 000 14 000 000 37 000 000 + 301 000 000

1. Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar 2. Biaya Pekerjaan Basement 3. Biaya Peningkatan Mutu

IV.

BIAYA PEKERJAAN FISIK


1. BIAYA PEKERJAAN STANDAR 2. BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR Dibulatkan

V.
1. 2. 3. 4.

BIAYA PEKERJAAN PERAWATAN


BIAYA BIAYA BIAYA BIAYA KONSTRUKSI FISIK PERENCANAAN KONSTRUKSI PENGAWASAN KONSTRUKSI PENGELOLAAN KEGIATAN Rp Rp Rp Rp = Rp

TOTAL BIAYA PERAWATAN

TERBILANG : tiga ratus satu juta rupiah


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN A/N. TIM PELAKSANA KOORDINASI PENGELOLAAN TEKNIS TINGKAT PUSAT DAN DKI JAKARTA 1. IR. J. WAHYU KUSUMOSUSANTO, MUM NIP. 110053282 2. Catatan : Biaya tersebut tidak mengikat pelaksanaan fisik dan perlu disesuaikan kembali dengan kondisi lapangan pada waktu pelaksanaan. ..

MENGETAHUI : KASUBDIT PEMBINAAN PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA

..

44

Pemeliharaan & Perawatan:

Umur bangunan : 50 tahun, depresiasi 2%/tahun, salvage value minimum 20%. Perawatan : tergantung tingkat kerusakan, ringan (30%), sedang (45%), atau berat (65%). Penentuan tingkat kerusakan dengan rekomendasi Instansi Teknis PU. Pemeliharaan per-m2/tahun BGN sebesar 2% dari harga standar per-m2 tertinggi yang berlaku.

HASIL ANALISIS BIAYA DARI KEMEN PU


1. TINGKAT KERUSAKAN

2. PERKIRAAN BIAYA YANG DIBUTUHKAN, TERDIRI DARI :


a. BIAYA KONSTRUKSI FISIK b. BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI c. BIAYA PENGAWASAN KONSTRUKSI/ MANAJEMEN KONSTRUKSI d. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai