BAB. 4 : Ketentuan Dalam Pengalokasian Anggaran. 4.2 : Pengalokasian Anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara Secara umum pengalokasian anggaran untuk pembangunan/ renovasi bangunan gedung negara, berpedoman kepada Permen PU nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Dasar perhitungan alokasi adalah perhitungan biaya pembangunan/ renovasi bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat.
Dalam rangka optimasi pembangunan bangunan gedung negara, K/L yang akan melaksanakan pembangunan baru bangunan gedung negara, selain harus melengkapi perhitungan kebutuhan biaya pembangunan bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat , juga harus melengkapinya dengan dokumen clearance (persetujuan prinsip) dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendayaangunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Sedangkan untuk pekerjaan renovasi bangunan gedung negara, K/L/ harus melengkapi dengan dokumen perhitungan biaya renovasi bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat.
PENGERTIAN TUJUAN
Clearance atas pengadaan tanah dan pembangunan gedung adalah persetujuan prinsip yang diberikan oleh KemenPU, KemenPAN&RB, dan BPKP, yang menyatakan boleh tidaknya (go or not) dilanjutkan proses alokasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah dan pembangunan gedung.
Clearance bertujuan untuk membatasi alokasi anggaran pengadaan tanah dan pembangunan gedung , yang hanya dapat dialokasikan/ dilaksanakan sepanjang sangat diperlukan (urgent) dengan besaran, luasan, dan fasilitas sesuai peraturan perundangan yang berlaku (azas kepatutan dan kepantasan)
CLEARANCE PENGADAAN TANAH/GEDUNG (2) Clearance yang diberikan oleh KemenPU *), KemenPAN&RB, dan BPKP akan dijadikan salah satu dokumen pendukung untuk pengalokasian anggaran K/L TA 2012, dan menjadi salah satu syarat untuk memproses usul pembukaan blokir (apabila masih diblokir).
*) Disamping memberikan clearance, Kementerian PU tetap memberikan analisis perhitungan kebutuhan biaya pembangunan gedung, sesuai ketentuan yang selama ini telah berlaku (termasuk setelah ditetapkannya Perpres Nomor 73/2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara). Analisis perhitungan kebutuhan biaya Satker daerah juga dapat menggunakan perhitungan Dinas Cipta Karya setempat.
5
MANFAAT
3.
4.
5.
PAN&RB
DJA
KEMENPAN PU & RB
Penelaahan dilakukan bersama, dijadwalkan secara terpusat, dengan menggunakan data/dokumen yang dilengkapi K/L (tidak ada kunjungan lokasi)
8
10
Kesesuaian dengan RTRW A. Informasi tentang lahan : Kebutuhan Luas Tanah dan 1. Peta lokasi Bangunan 2. Dokumen Kepemilikan/Sertifikat Perkiraan Kebutuhan Biaya Tanah pembangunan BGN (analisis 3. Surat Keterangan Rencana perhitungan kebutuhan biaya Kota/Kabupaten dapat dilakukan setelah adanya B. Informasi tentang Bangunan persetujuan clearance) 1. Struktur organisasi pengguna bangunan 2. Jumlah personel pengguna bangunan dengan proyeksi 5 tahun ke depan 3. TOR/Dokumen perencanaan/spesifikasi bangunan
11
SISTEMATIKA KEBUTUHAN LUAS BANGUNAN DAN BIAYA UNTUK PEMBANGUNAN BARU BANGUNAN GEDUNG NEGARA
KAPASITAS BANGUNAN :
1. STRUKTUR ORGANISASI 2. JUMLAH PERSONIL 3. FASILITAS PENUNJANG ANALISIS
HARGA SATUAN BANGUNAN PER M2
1.
BIAYA KONSTRUKSI FISIK BIAYA PERENCANAAN BIAYA PENGAWASAN/ MK BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN
2. 3. 4.
Lampiran Surat
KELENGKAPAN DATA CLEARENCE Nomor Surat Permohonan Tanggal I. DATA UMUM PEMOHON *) I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II. Kementerian / Lembaga Nama Jabatan Satker / Satminkal Alamat : : : : : : :
DATA UMUM BANGUNAN *) II.1 II.2 II.3 II.4 Nama Bangunan Lokasi Bangunan Luas Tanah Luas Lahan yang telah terbangun : : : : terlampir % lantai
S t rukt ur Org anis as i Peng g una Ged ung (t erlamp ir)
III.
DATA KETERANGAN RENCANA KOTA *) III.1 KLB III.2 KDB III.3 Ketinggian Maksimum : : :
tidak terlampir
IV. TABEL STRUKTUR ORGANISASI PENGGUNA GEDUNG *) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V. Jabatan Menteri / Ketua Lembaga Wakil Menteri Eselon IA / Anggota Dewan Eselon IB Eselon IIA Eselon IIB Eselon IIIA Eselon IIIB Eselon IV Staff Jumlah Personil
Keterangan
TABEL KEBUTUHAN RUANG-RUANG KHUSUS / PELAYANAN MASYARAKAT *) No. A Nama Ruang Ruang Utama 1 2 Ruang Penunjang 1 Ruang Fasilitas Lainnya 1. Luasan (m2) Keterangan
B C
R. PENUNJANG JABATAN
R.
R. PELAYANAN JABATAN
R. SEKRET
7
KETERANGAN
JML JML STAF
1 1
R. RAPAT
4
R. TUNGGU IS T IR A H A
5 T 6
R. STAF
8
R. SIMPAN R. TOILET
9 1 0
CATATAN
1 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Menteri/ Ketua Lembaga Wakil Menteri K/L Eselon IA/ Anggota Dewan Eselon IB Eselon IIA Eselon IIB Eselon IIIA Eselon IIIB Eselon IV
8.80
8 2 5
R.Staf pada setiap
2 jabatan diperhitungkan
berdasarkan jumlah personel @ 2,2 - 3 m2/ personel, sesuai 2 dengan tingkat jabatan
0 0 4
B. RUANG PENUNJANG
JENIS RUANG
1
LUAS
2
KETERANGAN
3
1 2 3 4 5 6
Ruang Rapat Utama Kementrian Ruang Rapat Utama Es. I Ruang Rapat Utama Es. II Ruang Studio Ruang Arsip WC/ Toilet
140 90 40 4 0.4 2
Kapasitas 100 orang Kapasitas 75 orang Kapasitas 30 orang Pemakai 10% dari staf Pemakai seluruh staf Pemakai Pejabat Es. V sd Es. III dan seluruh staf Pemakai 20% dari jumlah personel
7 Musholla C. SIRKULASI
Keterangan: - Standar luas ruang tersebut diatas merupakan acuan dasar, yang dapat disesuaikan berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan. - Luas ruang kerja untuk Satuan Kerja dan Jabatan Fungsional dihitung tersendiri sesuai dengan kebutuhan di luar standar luas tersebut di atas. - Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atau ruang pelayanan masyarakat, seperti Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, kebutuhannya dihitung tersendiri, di luar standar luas tersebut di atas.
TIPE KHUSUS A
PENGGUNA
Menteri Pimpinan Lembaga Tinggi Negara Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Inspektur Jenderal Pejabat yang setingkat Anggota Lembaga Tinggi Negara/Dewan
BANGUNAN
400 250
TANAH
1.000 600
B C
120
350
D
E
50
120
36
100
Keterangan: 1. Untuk: - Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus, kecuali luas tanah 2000m2. - Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A, kecuali luas tanah 1000m2. - Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu Besar/Pendopo yang dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran. 2. Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, toleransi kelebihan tanah yang diizinkan untuk: - DKI Jakarta : 20 % - Ibukota Provinsi : 30 % - Ibukota Kabupaten/Kota : 40 % - Pedesaan : 50 % 3. Untuk rumah susun negara yang dibangun dalam wujud rumah susun, luas per unit bangunannya diperhitungkan dengan mengurangi luas garasi mobil (untuk tipe Khusus, A, dan B). Kebutuhan garasi mobil disatukan dalam luas parkir basemen dan/atau halaman.
Jumlah Pegawai
CONTOH
KETERANGAN
5,184 m2 m2
8,122 m2 462 m2
JUMLAH - A
711
19,029 m2
2,313
3,024
7.87
B. RUANG PENUNJANG 1 R. Rapat Utama Kementerian 1 ruang 9 ruang 48 ruang 2,961.00 org 2,313.00 org 604.80 org 231.30 org 140.00 90.00 36.00 0.08 0.40 0.80 4.00 140.00 m2 810.00 m2 1,728.00 m2 236.88 m2 925.20 m2 483.84 m2 925.20 m2 5,249.12 m2 24,277.92 m2 25% 6,069.48 m2 30,347.40 m2 10.04 m2
termasuk r.rpt w amen 1.2m2/org,@30 org 2 m2/ 25 org 0.4 m2/org (staf ) 0.8 m2/org (20% x personel) 4 m2/org (10%xstaf )
2 R, Rapat Utama Es. I 3 R. Rapat Utama Es. II 4 Wc/Toilet 5 R. arsip 6 R.Ibadah/ Mushola 7 R. Studio/ Workshop JUMLAH - B JUMLAH - A+ B
Sirkulasi x total luas lantai
TOTAL LUAS RUANG/ LANTAI LUAS RATA-RATA PERORANG DARI TOTAL LUAS BANGUNAN C. RUANG FASILITAS LAIN SESUAI DENGAN TUPOKSI NAMA RUANG 1 2
LUAS RUANG PENUNJANG SIRKULASI LUAS FASILITAS LAINNYA LUAS TOTAL RUANG/LANTAI DIBULATKAN 25%
JUMLAH LUAS
TOTAL LUAS
30,347
m2 m2 m2 m2
30,340 m2
Analisis Nomor
LAMPIRAN SURAT
Nomor : Tanggal :
I. DASAR ANALISIS
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Um um Nom or 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desem ber 2007 tentang Pedom an Teknis Pem bangunan Bangunan Gedung Negara 2. Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) TA 2012 = Berdasarkan pedoman satuan untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Tahun Anggaran 2010 yang dikeluarkan oleh Biro Prasarana dan Sarana Kota Setda Provinsi DKI Jakarta Rp 3 000 000
III. KEBUTUHAN BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR A. Analisis Komponen Pekerjaan Non Standar
NO.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
URAIAN PEKERJAAN Alat Pengkondisi Udara Elevator/Escalator Tata Suara (Sound System) Telepon/PABX Instalasi IT (Informasi & Teknologi) Elektrikal Sistem Proteksi Kebakaran Penangkal Petir Khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah Interior (Termasuk furniture) Gas Pembakaran Gas Medis Pencegahan Bahaya Rayap Pondasi Dalam Fasilitas Penyandang Cacat Sarana/Prasarana Lingkungan
TERHADAP SELURUH BANGUNAN min. max. 10% 20% 8% 12% 3% 6% 3% 6% 6% 11% 7% 12% 7% 12% 2% 5% 2% 4% 15% 25% 1% 2% 2% 4% 1% 3% 7% 12% 3% 8% 3% 8% 93.00 % x 1.120 x Rp 3,000,000 = Rp 20,000.00 x Rp 3,124,800 = Rp
DISULKAN 20.00% 9.00% 6.00% 5.00% 5.00% 5.00% 5.00% 5.00% 2.00% 2.00% 2.00% 4.00% 3.00% 10.00% 5.00% 5.00%
BOBOT TERBANGUN 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
NILAI (%) 20.00 9.00 6.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 10.00 5.00 5.00 93.00
Biaya Satuan Pekerjaan Non Standar Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar
25
NO
KOMPONEN PEKERJAAN 1 Lantai 2 Dinding JUMLAH JUMLAH NILAI PEKERJAAN NON STANDAR (%) m ax. BOBOT KOMPONEN 10% 10% 15% 15% 30% 30% 30% 30%
150
TERBILANG : seratus empat puluh tiga milyar tujuh ratus tiga puluh enam juta rupiah
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN A/N. TIM PELAKSANA KOORDINASI PENGELOLAAN TEKNIS TINGKAT PUSAT DAN DKI JAKARTA 1. IR. J. WAHYU KUSUMOSUSANTO, MUM NIP. 110053282 ..
2.
..
Catatan : Ajuan biaya tersebut tidak mengikat pelaksanaan fisik dan perlu disesuaikan kembali dengan kondisi lapangan pada waktu pelaksanaan.
26
Bab IV bagian B: Standar harga satuan tertinggi untuk bangunan gedung Negara ditetapkan secara berkala untuk setiap Kab./Kota oleh Bupati/ setempat
Biaya Pekerjaan Standar (per m2 biaya Konstruksi Fisik) Biaya Pekerjaan Non Standar Standar Harga BGN Klasifikasi Sederhana, Tidak Sederhana, dan Khusus Standar Harga Bangunan Rumah Negara Ditetapkan oleh Bupati/Walikota secara berkala/tahun berdasarkan spesifikasi teknis dan klasifikasi BGN
Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar, dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada instansi Teknis Setempat; Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi/pengawasan, dihitung berdasarkan billing-rate; Total nilai biaya pekerjaan non-standar maksimum sebesar dari total biaya pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada
150%
Jenis Pekerjaan
Alat Pengkondisian Udara Elevator/escalator Tata suara (Sound System) Telepon dan PABX Instalasi IT (Informasi dan Teknologi) Elektrikal Sistem Proteksi Kebakaran Penangkal petir khusus Instalasi Pengolahan Air Limbah Interior (termasuk Furniture) Gas Pembakaran Gas Medis Pencegahan Bahaya Rayap Pondasi dalam Fasilitas penyandang cacat Sarana/prasarana lingkungan Basement (per m2) Peningkatan mutu
Biaya 10-20% dari X 8-12% dari X 3-6% dari X 3-6% dari X 6-11% dari X 7-12% dari X 7-12% dari X 2-5% dari X 2-4% dari X 15-25% dari X 1-2% dari X 2-4% dari X 1-3% dari X 7-12% dari X 3-8% dari X 3-8% dari X 120% dari Y 15-30% dari Z
1.
BIAYA KONSTRUKSI FISIK BIAYA PERENCANAAN BIAYA PENGAWASAN/ MK BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN
2. 3. 4.
LINGKUP PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan dokumen pelaksanaan konstruksi.
Renovasi
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya
Restorasi
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah
1. Kerusakan ringan Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi. Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 30% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
2. Kerusakan sedang
Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain. Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
3. Kerusakan berat
i. Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun nonstruktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
ii.
4. Perawatan Khusus
Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung bersejarah), besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat.
II
Rusak Sedang
Kelas A
III
Rusak Ringan
1. Sebagian besar penutup atap dan langitlangit lepas 2. Retak-retak pada plesteran kolom, balok, dan dinding tembok/dinding papan pecah/rusak 3. Penutup lantai lepas/terkelupas 4. Sebagian instalasi rusak 1. Sebagian kecil penutup atap lepas 2. Sebagian kecil retak-retak pada plesteran kolom, tembok dan plesteran, serta dinding papan terlepas 3. Sebagian plesteran terkelupas 4. Sebagian kecil instalasi rusak 1. Retak-retak kecil pada dinding tembok 2. Sebagian plesteran terkelupas 3. sebagian kecil daun pintu / jendela dan engsel rusak
Kelas B
Kelas C
KOLOM PATAH
Analisis Nomor
LAMPIRAN SURAT
Nomor : Tanggal :
GEDUNG - B
2011 2 Lantai 450 m2 m2 LEMBAGA PEMAKAI ALAMAT : : :
I. DASAR ANALISIS
1. 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Um um Nom or 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desem ber 2007 tentang Pedom an Teknis Pem bangunan Bangunan Gedung Negara Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) TA 2012 Berdasarkan pedoman satuan untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKASKPD) Tahun Anggaran 2010 yang dikeluarkan oleh Biro Prasarana dan Sarana Kota Setda Provinsi DKI Jakarta = Rp 3 000 000
II. KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN KOMPONEN PEKERJAAN STANDAR A. Analisis Kerusakan Komponen Pekerjaan Standar
NO. 1. 2. PONDASI STRUKTUR URAIAN PEKERJAAN TERHADAP BOBOT SELURUH MAKSIMUM BANGUNAN 10.00% 15.00% 30.00% 27.00% 100.00% 2.00% 30.00% 8.00% 75.00% 2.00% 100.00% 3.50% 100.00% 4.50% 50.00% 4.50% 100.00% 1.75% 100.00% 1.25% 100.00% 1.00% 100.00% 1.50% 100.00% 10.00% 100.00% 5.00% 100.00% 1.50% 100.00% 1.50% 100.00% 1.00% 100.00% 4.00% 100.00% 6.00% 100.00% 4.00% 100.00% BOBOT (%) 30.00 10.00 20.00 10.00 35.00 35.00 20.00 NILAI (%) 3.00 0.80 0.40 0.35 1.58 0.44 0.20 6.77 < 30% > 30% - 45% > 45% - 65% > 65 %
PONDASI KOLOM, BALOK & RING BALK PLESTERAN 3. ATAP RANGKA ATAP PENUTUP ATAP 4. LANGIT-LANGIT RANGKA LANGIT-LANGIT PENUTUP LANGIT-LANGIT 5. DINDING BATU BATA/ PARTISI PLESTERAN KACA PINTU KOSEN 6. LANTAI PENUTUP LANTAI 7. UTILITAS INSTALASI LISTRIK INSTALASI AIR DRAINASE LIMBAH 8. FINISHING FINISHING STRUKTUR (CAT) FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT) FINISHING DINDING FINISHING PINTU/ KOSEN (CAT) JUMLAH NILAI TINGKAT KERUSAKAN PEKERJAAN STANDAR (%) Jenis Peraw atan B. Analisis Kebutuhan Biaya Satuan Pekerjaan Standar Biaya Komponen Pekerjaan Standar Biaya Pembongkaran Biaya Satuan Pekerjaan Standar C. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar Biaya Pekerjaan Standar = PERAWATAN RINGAN
RINGAN SEDANG 221 379 0 + 221 379 99 620 550 BERAT KHUSUS
= Prosentase Tingkat Kerusakan x Koef. Lantai x HSBGN = = 6.77% x 1.090 x 0.00 x Rp 3,000,000 = Rp 0.00% x Rp. 221,379 = Rp = Rp
43
III. A.
NO.
KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN KOMPONEN PEKERJAAN NON STANDAR Analisis Kerusakan Komponen Pekerjaan Non Standar
URAIAN PEKERJAAN TERHADAP BOBOT SELURUH MAKSIMUM BANGUNAN 100.00% 20.00% 100.00% 12.00% 100.00% 6.00% 100.00% 6.00% 100.00% 11.00% 100.00% 12.00% 100.00% 12.00% 100.00% 5.00% 100.00% 4.00% 100.00% 25.00% 100.00% 2.00% 100.00% 4.00% 100.00% 3.00% 100.00% 12.00% 100.00% 8.00% 100.00% 8.00% 286 452 128 903 400 BOBOT KERUSAKAN (%) 10 BIAYA PERBAIKAN (Rp.) 0 BOBOT (%) 5.00 45.00 10.00 10.00 2.00 5.00 NILAI (%) 1.00 5.40 0.60 1.20 0.16 0.40 8.76
1. Alat Pengkondisi Udara 2. Elevator/Escalator 3. Tata Suara (Sound System) 4. Telepon/PABX 5. Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 6. Elektrikal 7. Sistem Proteksi Kebakaran 8. Penangkal Petir Khusus 9. Instalasi Pengolahan Air Limbah 10. Interior (Termasuk furniture) 11. Gas Pembakaran 12. Gas Medis 13. Pencegahan Bahaya Rayap 14. Pondasi Dalam 15. Fasilitas Penyandang Cacat 16. Sarana/Prasarana Lingkungan JUMLAH NILAI TINGKAT KERUSAKAN PEKERJAAN NON STANDAR (%) Biaya Satuan Pekerjaan Non Standar Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar
B.
NO
C. NO
1 2
Lantai Dinding
30% 20%
100 20
D.
1. Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar 2. Biaya Pekerjaan Basement 3. Biaya Peningkatan Mutu
IV.
V.
1. 2. 3. 4.
..
44
Umur bangunan : 50 tahun, depresiasi 2%/tahun, salvage value minimum 20%. Perawatan : tergantung tingkat kerusakan, ringan (30%), sedang (45%), atau berat (65%). Penentuan tingkat kerusakan dengan rekomendasi Instansi Teknis PU. Pemeliharaan per-m2/tahun BGN sebesar 2% dari harga standar per-m2 tertinggi yang berlaku.
TERIMA KASIH