Anda di halaman 1dari 57

PELATIHAN TEKNIS FUNGSIONAL BERJENJANG

BIDANG TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


JENJANG PERTAMA
Pengelolaan Jafung Penata Kelola Teknik Jalan dan Jembatan
Dipaparkan Oleh:
Ir. Yuli Khaeriah, M.E
Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

JAKARTA, 28 JUNI 2022


OUTLINE
1. Kebijakan pengelolaan JF Penata Kelola Jalan
dan Jembatan (JF Teknik Jalan dan Jembatan)
di Kementerian PUPR

2. Pengembanga n Karir JF Penata Kelola Jalan


dan Jembatan (JF Teknik Jalan dan Jembatan)

2
Kebijakan pengelolaan JF Penata
Kelola Jalan dan Jembatan (JF Teknik
Jalan dan Jembatan) di Kementerian
PUPR

3
APA ITU JABATAN FUNGSIONAL ?

Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan


tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.

Untuk mewujudkan profesionalisme JF perlu dilakukan upaya pegembangan


profesi yang sistematis dan berkelanjutan

4
Peran Jabatan Fungsional dalam Struktural

Tujuan Pembagian Peran antara Jabatan Tujuan Optimalisasi Peran Manajerial dan
Struktural, Jabatan Fungsional, dan Jabatan Fungsional antara Pejabat Struktural dan
Pelaksana Fungsional
1. Untuk menyeimbangkan tugas dan fungsi 1. Untuk EFEKTIVITAS tugas dan fungsi antara
antara jabatan struktural, jabatan fungsional dan jabatan struktural, jabatan fungsional jasa
pelaksana konstruksi dan umum

2. Mempertegas tugas dan fungsi antara jabatan 2. Untuk EFISIENSI pelaksanaan paket pekerjaan
struktural, jabatan fungsional dan pelaksana
3. Untuk OPTIMALISASI penggunaan anggaran
3. Mengoptimalkan peran jabatan fungsional

4. Mengembalikan posisi jabatan fungsional di


level yang disetarakan dengan jabatan 5

struktural.
Peran Jabatan Fungsional dalam Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi Unit Kerja Setara Eselon II

FUNGSI STRATEGIS
REKOMENDASI TEKNIS

FUNGSI TAKTIS
REKOMENDASI TEKNIS

FUNGSI OPERASIONAL
REKOMENDASI TEKNIS

6
Peran Jabatan Fungsional dalam Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi Unit Kerja Setara Eselon III

7
Peran Jabatan Fungsional dalam Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi Unit Kerja Setara Eselon IV

8
JF Penata Kelola Jalan Dan Jembatan

 Diatur dalam Permen PAN-RB Nomor 81 Tahun 2021

 Pejabat Fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan yang selanjutnya disebut Penata
Kelola Jalan dan Jembatan adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang
dalam Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan;

 Jenjang Jabatan Fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan terdiri atas:
a. Penata Kelola Jalan dan Jembatan Ahli Pertama;
b. Penata Kelola Jalan dan Jembatan Ahli Muda;
c. Penata Kelola Jalan dan Jembatan Ahli Madya; dan
d. Penata Kelola Jalan dan Jembatan Ahli Utama.
9
Kriteria JF Penata Kelola Jalan dan Jembatan

1. Fungsi dan tugasnya berkaitan dengan pelaksanaan fungsi dan tugas instansi
pemerintah.

2. Mensyaratkan keahlian atau keterampilan tertentu yang dibuktikan dengan


sertifikasi dan/atau penilaian tertentu.

3. Dapat disusun dalam suatu jenjang Jabatan berdasarkan tingkat kesulitan dan
kompetensi.

4. Pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri dalam menjalankan tugas profesinya.

5. Kegiatannya dapat diukur dengan satuan nilai atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan dalam bentuk angka kredit. 10
Level kegiatan setiap jenjang JF Penata Kelola
Jalan & Jembatan

 Mengidentifikasi
 Mengkordinasikan dan permasalahan (kompleks)
mengkompilasi hasil pengumpulan  Menganalisis,
data,  Merumuskan
 Menyusun materi pembahasan, solusi/rekomendasi,
 Membahas permasalahan,  Mengevaluasi
 Menyusun resume pembahasan,
 Memantau pelaksanaan pekerjaan
Jenjang Pertama Jenjang Muda Jenjang Madya Jenjang Utama
 Mengumpulkan data,  Mengidentifikasi
 Melaksanakan permasalahan
kegiatan, (umum),
 Menyiapkan materi  Menganalisis data,
untuk dibahas,  Merumuskan hasil
 Mengikuti kegiatan pembahasan
pembahasan,
 Menginput data

11
Ketentuan Peralihan
Permen PAN-RB Nomor 81/2021

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:


• Pasal 55: PNS yang diangkat melalui pengangkatan pertama dari calon PNS dengan kebutuhan Jabatan Fungsional Teknik Jalan
dan Jembatan kategori keahlian, tetap diangkat ke dalam Jabatan Fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan sesuai dengan
Peraturan Menteri ini.

• Pasal 56 Ayat 1: PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan Jembatan kategori keahlian, dilakukan penyesuaian
nomenklatur dan jenjang jabatan ke dalam Jabatan Fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan sesuai dengan jenjang
pangkat yang dimiliki.

• Pasal 56 Ayat 3: PNS yang disesuaikan nomenklatur jabatannya tetap melaksanakan tugas jabatan dan uraian kegiatan sampai
dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

• Pasal 56 Ayat 7: Penyesuaian nomenklatur PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan Jembatan kategori
keahlian ke dalam Jabatan Fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan dilaksanakan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak
mulai berlakunya Peraturan Menteri ini.
Tugas Jabatan Fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan
Berbasis Penerapan SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land
Acquisition, Construction, Operate, Maintenance)
SURVEY INVESTIGATION DESIGN

1. Mengidentifikasi jenis kegiatan survei pendahuluan 1. Melakukan pemeriksaan awal atas rencana
dan lingkungan pekerjaan yang menyangkut letak lokasi,
2. Menyusun rencana dan skedul kegiatan survei kebenaran volume satuan kegiatan, letak
pendahuluan dan lingkungan ketinggian 1. Membuat Detail Engineering Design (DED)

3. Melaksanakan survei pendahuluan dan lingkungan 2. Mengadakan peninjauan lapangan 2. Menyiapkan gambar terlaksana

4. Mengoperasikan alat ukur dan mencatat data ukur 3. Memeriksa kelengkapan data dan 3. Membuat gambar hasil pekerjaan

5. Mengevaluasi dan menganalisa hasil survei menganalisis trase perbaikan jalan/jembatan

4. Menganalisis dampak lingkungan


Tugas Jabatan Fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan
Berbasis Penerapan SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land
Acquisition, Construction, Operate, Maintenance)
LAND ACQUISITION CONSTRUCTION

1. Memahami peraturan terkait dengan


pelaksanaan pengadaan tanah meliputi
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, sertifikasi
pengadaan tanah.
1. Melaksanakan setting out pelaksanaan konstruksi jalan/jembatan
2. Menerapkan proses pengadaan tanah meliputi
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, sertifikasi 2. Melakukan inspeksi dan testing mutu pada pelaksanaan jalan/jembatan
pengadaan tanah.
3. Melakukan kalibrasi alat yang digunakan untuk inspeksi, pengukuran, dan testing hasil
3. Menganalisis proses pengadaan tanah sesuai
peraturan pengadaan tanah berdasarkan kondisi kerja
lapangan.
4. Memantau dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
4. Merekomendasikan proses pelaksanaan
pengadaan tanah dan penyelesaian 5. Melaksanakan pekerjaan perbaikan jalan/jembatan
permasalahan tanah.
5. Mengembangkan proses pelaksanaan
pengadaan tanah dan penyelesaian
permasalahan pengadaan tanah.
Tugas Jabatan Fungsional Penata Kelola Jalan dan Jembatan
Berbasis Penerapan SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land
Acquisition, Construction, Operate, Maintenance)

OPERATE MAINTENANCE

1. Membuat dan mengatur perencanaan


1. Melakukan audit mutu internal pelaksanaan
kegiatan operasional pelaksanaan proyek
jalan
2. Melaksanakan, mengkoordinir, dan
2. Melakukan pemantauan kinerja hasil proyek-
mengontrol kegiatan operational
proyek pembangunan, peningkatan, dan
pelaksanaan proyek
pemeliharaan jalan di lapangan
3. Melakukan kegiatan pengecekan sebelum
3. Melakukan pengujian mutu pekerjaan
peralatan dioperasikan di lapangan
selesai
PERMEN PANRB NO. 81 TAHUN 2021 TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL PENATA KELOLA JALAN DAN JEMBATAN
Unsur serta Subunsur Kegiatan JF Penata Kelola Jalan & Jembatan
a. Perencanaan umum jalan dan jembatan meliputi:
1. Pengkajian dan penyusunan rencana jaringan jalan, jembatan, atau terowongan; dan
2. Penyusunan prastudi kelayakan dan studi kelayakan pengembangan jalan;
b. Perencanaan teknis jalan dan jembatan meliputi:
1. Penyiapan rekomendasi teknis untuk preservasi dan pembangunan jalan, jembatan, atau terowongan;
2. Perencanaan teknis jalan, jembatan, atau terowongan;
3. Pengadaan barang dan jasa meliputi pengadaan jasa konsultansi, jasa konstruksi, barang, alat berat, alat pengujian, dan
penunjang lainnya;
4. Penyusunan perjanjian pengusahaan jalan tol;
c. Pelaksanaan jalan dan jembatan meliputi:
1. Pelaksanaan pekerjaan jalan, jembatan, atau terowongan;
2. Pelaksanaan sistem manajemen keselamatan konstruksi bidang jalan, jembatan, atau terowongan; dan
16
3. Pelaksanaan kegiatan analisis penyesuaian tarif tol;
PERMEN PANRB NO. 81 TAHUN 2021 TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL PENATA KELOLA JALAN DAN JEMBATAN
Unsur serta Subunsur Kegiatan JF Penata Kelola Jalan & Jembatan
d. Pengawasan jalan dan jembatan meliputi:
1. Pelaksanaan penerapan standar pelayanan minimal jalan tol;
2. Pelaksanaan penerapan standar pelayanan minimal jalan nontol;
3. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan konstruksi jalan;
4. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan konstruksi jembatan atau terowongan;
5. Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan bagian-bagian jalan;
6. Pengendalian pelaksanaan administrasi teknis jalan, jembatan, atau terowongan; dan
7. Pengawasan dan pemantauan operasi dan pemeliharaan jalan tol;

17
PERMEN PANRB NO. 81 TAHUN 2021 TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL PENATA KELOLA JALAN DAN JEMBATAN
Unsur serta Subunsur Kegiatan JF Penata Kelola Jalan & Jembatan
e. Pembinaan dan pengaturan jalan dan jembatan meliputi:
1. Pelaksanaan bimbingan strategi penyusunan program dan anggaran penyelenggaraan jalan, jembatan, atau terowongan;
2. Pelaksanaan bimbingan dan layanan terkait perencanaan teknis jalan, jembatan, atau terowongan;
3. Pelaksanaan bimbingan pengadaan tanah untuk jalan, jembatan, atau terowongan;
4. Pelaksanaan pengendalian kepatuhan intern dan manajemen risiko;
5. Pembinaan dan pengembangan kepatuhan intern dan manajemen risiko;
6. Penyusunan dan pengembangan norma, standar, prosedur, dan kriteria teknik jalan, jembatan, atau terowongan;
7. Pembinaan dan pengelolaan data leger jalan;
8. Pembimbingan pelaksanaan jalan;
9. Pelaksanaan uji laik fungsi dan keselamatan jalan;
10. Mitigasi bencana alam dan penanggulangan darurat;
11. Pelaksanaan kegiatan pengambilalihan hak pengusahaan jalan tol yang selesai atau gagal pelaksanaan konsesi.
18
Pengangkatan, Penyesuaian & Pemberhentian JF Penata Kelola
Jalan dan Jembatan

Pengangkatan, Penyesuaian JF

Pengangkatan melalui
perpindahan dari Pengangkatan
jabatan lain melalui promosi.
i ii iii iv
Pengangkatan Pengangkatan melalui
pertama penyesuaian/
inpassing

Dasar Hukum  Peraturan Menteri PAN RB Republik Indonesia No 13 Tahun 2019 tentang
Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
Pengangkatan Pertama
Pengangkatan dalam JF melalui pengangkatan pertama harus memenuhi
persyaratan:

f. Mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,


a. Berstatus PNS
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
b. Memiliki integritas dan moralitas yang baik
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
c. Sehat jasmani dan rohani
disusun oleh Instansi Pembina

d. Berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4


g. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik
(Diploma-Empat) sesuai bidang pendidikan
dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan
yang dibutuhkan dalam JF Kategori Keahlian

e. Berijazah paling rendah Sekolah Menengah


Atas/Sekolah Menengah Kejuruan sesuai
h. Syarat lain sesuai dengan kebutuhan JF
dengan bidang pendidikan yang dibutuhkan
dalam JF Kategori Keterampilan
Pengangkatan melalui Perpindahan
Jenis Perpindahan:
dari Jabatan Lain JF UMUM  JF TERTENTU
JF TERTENTU  JF TERTENTU
Pengangkatan dalam JF melalui perpindahan dari jabatan lain STRUKTURAL  JF TERTENTU
harus memenuhi persyaratan :

d. Berusia paling tinggi :


a. Memenuhi persyaratan sama dengan syarat
1) 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
pada pengangkatan pertama pada point A s/d F
menduduki JF Kategori Keterampilan;
2) 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
menduduki JF Ahli Pertama dan Ahli Muda;
3) 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan
menduduki JF Ahli Madya; dan
b. Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas
4) 60 (enam puluh) tahun bagi yang akan
di bidang JF yang akan diduduki paling kurang 2
menduduki JF Ahli Utama bagi PNS yang
(dua) tahun
telah menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi;
dan

c. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik


dalam 2 (dua) tahun terakhir e. Syarat lain sesuai dengan kebutuhan JF yang
ditetapkan oleh Menteri
Pengangkatan melalui Perpindahan
dari Jabatan Lain (Ahli Utama)
Bagi Pejabat Fungsional yang menduduki jenjang Ahli Utama dapat diangkat dalam JF Ahli
Utama yang lain melalui perpindahan dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Berstatus PNS; f. Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas


b. Memiliki integritas dan moralitas yang baik; di bidang JF yang akan diduduki paling kurang 2
c. Sehat jasmani dan rohani; (dua) tahun;

d. Berijazah sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang g. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik
dibutuhkan untuk JF ahli utama yang akan diduduki; dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan

e. Mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,


h. Berusia paling tinggi 63 (enam puluh tiga)
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
tahun
Kultural sesuai dengan standar kompetensi yang
telah disusun oleh Instansi Pembina
Pengangkatan melalui Penyesuaian/Inpassing

04
03
Pengangkatan dalam JF melalui 05
penyesuaian/inpassing dilaksanakan 02
dalam hal : 01
kebutuhan mendesak sesuai prioritas strategis
nasional.
Perubahan ruang lingkup tugas JF;

Penetapan JF baru;

Pengangkatan dalam JF melalui penyesuaian/inpassing berlaku bagi PNS yang pada saat JF ditetapkan
telah memiliki pengalaman dan/atau masih melaksanakan tugas di bidang JF yang akan diduduki
berdasarkan keputusan Pejabat yang Berwenang.
Pengangkatan melalui Penyesuaian/Inpassing

H. Syarat lain sesuai dengan kebutuhan JF 04


yang ditetapkan oleh menteri.

A. Berstatus PNS;
G. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai
baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan

SYARAT
Pengangkatan
F. Memiliki pengalaman dalam dalam JF melalui B. Memiliki integritas dan
pelaksanaan tugas di bidang JF yang penyesuaian/ moralitas yang baik;
akan diduduki paling kurang 2 (dua) inpassing.
tahun;

E. Berijazah paling rendah Sekolah C. Sehat jasmani dan rohani;


Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan sesuai dengan bidang pendidikan
D. Berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4
yang dibutuhkan untuk JF Kategori
(Diploma-Empat) sesuai dengan bidang pendidikan
Keterampilan;.
yang dibutuhkan untuk JF Kategori Keahlian;
Pengangkatan melalui Promosi

Promosi JF dilaksanakan atas dasar: 04


1. Pengembangan karir; dan A. Termasuk dalam kelompok rencana
suksesi;
2. Kebutuhan organisasi yang bersifat
strategis.
KRITERIA B. Menghasilkan inovasi yang
bermanfaat bagi instansi dan
Pengangkatan kepentingan nasional, dan diakui
melalui oleh lembaga pemerintah terkait
PROMOSI
bidang inovasinya; dan

Pengangkatan melalui Promosi JF


C. Memenuhi standar kompetensi
dilaksanakan dalam hal: jenjang jabatan yang akan
1. Pengangkatan pada JF; atau diduduki.
2. Kenaikan jenjang jabatan satu tingkat
lebih tinggi.
Pengangkatan melalui Promosi
PERSYARATAN
Mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
A Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun
oleh Instansi Pembina;

Nilai kinerja/prestasi paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun


B terakhir;

C Memiliki rekam jejak yang baik;

D Tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik dan profesi PNS; dan

E Tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS.


Pengangkatan melalui Promosi

Dalam hal untuk pengembangan karir dan


04
kebutuhan organisasi yang bersifat A. PNS yang menduduki JF Azhli Madya
yang dipromosikan dalam JPT
strategis, promosi JF dapat dilakukan Pratama;
dalam hal pengangkatan pada Jabatan
Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrator, B. PNS yang menduduki JF Ahli Utama dapat
dipromosikan ke dalam JPT Madya dan JPT
atau Jabatan Pengawas. Pengangkatan Utama;
berlaku bagi:
C. PNS yang menduduki JF Ahli Muda yang
dipromosikan dalam Jabatan Administrator; atau;

D. PNS yang menduduki JF Penyelia dan Ahli Pertama


yang dipromosikan dalam Jabatan Pengawas
Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional
04
Penyetaraan jabatan dilakukan dengan kriteria:
1. Tugas dan fungsi jabatan berkaitan dengan pelayanan teknis fungsional;
2. Tugas dan fungsi jabatan dapat dilaksanakan oleh pejabat fungsional; dan
3. Jabatan yang berbasis keahlian/keterampilan tertentu.

PERSYARATAN
1. PNS yang masih menjalankan tugas dalam Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas dan Jabatan Pelaksana
(Eselon V) berdasarkan keputusan Pejabat yang Berwenang;
2. Berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4 (Diploma-Empat)/S-2 (Strata-Dua) atau yang sederajat;
3. Jabatan Administrasi memiliki kesesuaian dengan jabatan fungsional yang akan diduduki;
4. Memiliki pengalaman atau pernah melaksanakan tugas yang berkaitan dengan tugas jabatan fungsional; dan
5. Masa menduduki jabatan paling kurang 1 (satu) tahun sebelum Batas Usia Pensiun (BUP) jabatan Administrasi
sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
Penyetaraan Jabatan

Administrator Pengawas disetarakan Pelaksana (eselon V)


disetarakan dengan dengan Jabatan disetarakan dengan Add Text
Jabatan Fungsional Fungsional jenjang Jabatan Fungsional
jenjang Ahli Madya Ahli Muda Jenjang Ahli Pertama

Dalam hal Administrator Dalam hal Pengawas: Apabila Administrator, Pengawas, dan Pelaksana
memiliki 1. Memiliki pangkat/golongan ruang (eselon V) belum memiliki ijazah yang sesuai
pangkat/golongan ruang di bawah pangkat/golongan ruang dengan persyaratan, makA
di bawah Penata (III/c), Pengawas 1. Dapat disetarakan dalam Jabatan Fungsional
pangkat/golongan ruang disetarakan dalam Jabatan sesuai dengan jabatannya,
Pembina (IV/a), Fungsional jenjang ahli muda; dan 2. Wajib melakukan uji kompetensi oleh Instansi
Administrator 2. Memiliki pangkat/golongan ruang Pemerintah yang bersangkutan sebelum
disetarakan dalam di atas pangkat/golongan ruang diangkat dalam jabatan fungsional,
Jabatan Fungsional Penata Tingkat I (III/d), Pengawas 3. Wajib memiliki pendidikan sesuai dengan
jenjang Ahli Madya disetarakan dalam jabatan persyaratan jabatan paling lama 3 (tiga) tahun
fungsional jenjang ahli muda. sejak diangkat
Penyetaraan Jabatan
Administrator yang akan diangkat dalam Jabatan Fungsional jenjang ahli madya
 Harus memperhatikan ketentuan jabatan fungsional tertentu yang mensyaratkan kualifikasi pendidikan S-2 (Strata-Dua)
untuk menduduki jenjang ahli madya, dan
 Wajib memiliki pendidikan sesuai dengan persyaratan jabatan paling lama 4 (empat) tahun sejak diangkat

Administrator, Pengawas dan Pelaksana (eselon V) yang belum memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan,
 Dapat diberikan satu kali kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dalam jenjang jabatannya.
 Akan tetapi yang bersangkutan tidak diberikan kenaikan jenjang satu tingkat lebih tinggi, sampai dengan
terpenuhinya kualifikasi pendidikan sesuai dengan persyaratan jabatan

Administrator, Pengawas, dan Pelaksana (eselon V) yang mengalami Penyetaraan Jabatan dan telah menduduki pangkat terakhir
paling singkat 4 (empat) tahun dan akan naik pangkat,  mendapatkan kenaikan pangkat reguler sesuai dengan jabatan terakhir
yang diduduki.
Administrator, Pengawas, dan Pelaksana (eselon V) yang mengalami Penyetaraan Jabatan dan akan naik pangkat, 
mendapatkan angka kredit dari angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat pada jenjang yang disetarakan dengan ketentuan
sebagai berikut:,
 telah menduduki pangkat lebih dari 3 dan kurang dari 4 tahun diberikan angka kredit 75%;
 telah menduduki pangkat lebih dari 2 dan kurang dari 3 tahun diberikan angka kredit 50%; atau
 telah menduduki pangkat lebih dari 1 dan kurang dari 2 tahun diberikan angka kredit 25%
Penyetaraan Jabatan

 Penetapan kelas jabatan fungsional yang akan diduduki yaitu disetarakan dengan kelas
jabatan Administrasi yang diduduki sebelumnya.

 Pelaksanaan kegiatan pada kelas jabatan fungsional yang disetarakan ditetapkan setara
dengan pelaksanaan kegiatan pada kelas dalam jenjang jabatan yang akan diduduki dan
dapat diberikan kegiatan tugas dan fungsi koordinasi dan pengelolaan kegiatan sesuai dengan
bidang tugasnya.

 Pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsi koordinasi dan pengelolaan kegiatan diberikan
tambahan Angka Kredit 25% (dua puluh lima persen) dari Angka Kredit Kumulatif untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan diakui sebagai tugas pokok dalam Penetapan
Angka Kredit (PAK).
Penyetaraan Jabatan
TATA CARA PENYETARAAN JF
a. Instansi Pemerintah menyampaikan hasil identifikasi dan pemetaan jabatan administrasi
dalam jabatan fungsional yang akan disetarakan termasuk jabatan khusus yang harus
diduduki oleh pejabat Administrator dengan deskripsinya kepada Menteri;

b. Menteri menyampaikan persetujuan terhadap usulan Penyetaraan Jabatan;

c. Pejabat Pembina Kepegawaian mengangkat dan melantik pejabat fungsional yang


disetarakan; dan

d. Pejabat Pembina Kepegawaian menyampaikan laporan penyetaraan jabatan beserta nama


pejabat yang disetarakan kepada Menteri dengan tembusan kepada Badan Kepegawaian
Negara dan Instansi Pembina.
Pemberhentian dari JF

Pejabat Fungsional diberhentikan


dari jabatannya apabila:
06
05
04 Tidak memenuhi persyaratan jabatan.

03 Ditugaskan secara penuh pada Jabatan Pimpinan Tinggi,


Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas, dan Jabatan
02 Pelaksana; atau
Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
01
Menjalani cuti diluar tanggungan negara

Diberhentikan sementara sebagai PNS

Mengundurkan diri dari jabatan


Pemberhentian dari JF

Jika diberhentikan karena:


 Dapat diangkat kembali sesuai dengan jenjang
jabatan terakhir apabila tersedia kebutuhan JF
 Pengangkatan kembali dalam JF dilakukan
• Ditugaskan secara penuh pada Jabatan dengan menggunakan Angka Kredit terakhir
Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrator, yang dimiliki dalam jenjang jabatannya dan
Jabatan Pengawas, dan Jabatan Pelaksana; atau dapat ditambah dengan Angka Kredit dari
• Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. penilaian pelaksanaan tugas bidang JF selama
diberhentikan
• Menjalani cuti diluar tanggungan negara
 Pejabat fungsional yang diberhentikan karena
• Diberhentikan sementara sebagai PNS ditugaskan pada Jabatan, dapat disesuaikan
01
• Mengundurkan diri dari jabatan pada jenjang sesuai dengan pangkat terakhir
pada jabatannya paling kurang 1 tahun setelah
diangkat kembali pada jenjang JF terakhir yang
didudukinya, setelah mengikuti dan lulus uji
kompetensi apabila tersedia kebutuhan JF
Pemberhentian dari JF

Jika diberhentikan karena:


 Dilaksanakan pemeriksaan dan mendapatkan ijin dari Pejabat
yang Berwenang sebelum ditetapkan pemberhentiannya.
 Selanjutnya Pejabat Fungsional tersebut tidak dapat diangkat
kembali dalam JF yang sama sesuai dengan peraturan
 “mengundurkan diri dari jabatan perundang-undangan
atau  Pengunduran diri “mengundurkan diri dari Jabatan”, dapat
 Tidak memenuhi persyaratan dipertimbangkan dalam hal memiliki alasan pribadi yang tidak
jabatan: mungkin untuk melaksanakan tugas JF.
a. tidak memenuhi kualifikasi  Pengunduran diri disini wajib disampaikan secara tertulis
pendidikan yang kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dengan menyertakan
dipersyaratkan untuk alasan. Pejabat Pembina Kepegawaian menetapkan
01
menduduki JF; atau pemberhentian Pejabat Fungsional karena pengunduran diri
b. tidak memenuhi standar setelah mendapatkan persetujuan dari Instansi Pembina.
kompetensi yang ditentukan  Persetujuan dapat didelegasikan kepada Pejabat Pimpinan
pada JF yang diduduki Tinggi yang membidangi pembinaan JF
Pengembangan Karir JF Penata Kelola
Jalan dan Jembatan (JF Teknik Jalan
dan Jembatan)

36
Pola Karir dalam JF

 Pola karir adalah pola dasar mengenai urutan penempatan dan/atau


perpindahan PNS dalam dan antar posisi di setiap jenis jabatan secara
berkesinambungan.

 Pasal 71 ayat 1, UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN,  pola karir


diperlukan untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengan kebutuhan
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan yang disusun
terintegrasi secara nasional.
Kepastian, pola karir harus menggambarkan kepastian tentang
arah alur karir yang dapat ditempuh oleh setiap PNS yang telah
1
memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan

Profesionalisme, pola karir harus mampu mendorong


2
Prinsip peningkatan kompetensi dan prestasi PNS

Penyusunan Transparan, pola karir harus diketahui oleh setiap PNS


Pola Karir 3 dan memberi kesempatan yang sama kepada PNS
yang telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan

Keadilan, ketentuan pola karir berlaku sama pada


4
setiap PNS dan tidak berlaku diskriminatif
38
 Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) adalah sekelompok Jabatan
tinggi pada instansi pemerintah yang terdiri dari JPT utama,
JPT madya dan JPT pratama.
 JPT berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai
ASN pada Instansi Pemerintah
Jabatan karir PNS dibedakan 1
 JPT utama, JPT madya, dan JPT pratama diisi dari kalangan
menjadi: PNS, kecuali pada JPT utama dan JPT madya tertentu yang
1. Jabatan Administrasi (JA), dapat diisi dari kalangan non-PNS dengan persetujuan
Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan
2. Jabatan Pimpinan Tinggi kompetitif serta ditetapkan dalam Keputusan Presiden
(JPT)
3. Jabatan Fungsional (JF).
 Jabatan Administrasi (JA) merupakan sekelompok Jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta
administrasi pemerintahan dan pembangunan.
2  Jenjang JA dari yang paling tinggi ke paling rendah terdiri dari
Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas dan Jabatan
Pelaksana.
 Pejabat administrasi dilarang merangkap jabatan dengan JF
39
Jabatan karir PNS  Jabatan Fungsional (JF) merupakan sekelompok Jabatan
dibedakan menjadi: yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
1. Jabatan Administrasi keterampilan tertentu.
(JA), 3
 Kategori JF terdiri atas JF keahlian, dan JF keterampilan,
dimana Jenjang JF keahlian terdiri atas ahli utama, ahli
2. Jabatan Pimpinan
madya, ahli muda dan ahli pertama,
Tinggi (JPT)
 sementara Jenjang JF ketrampilan terdiri dari pemula,
3. Jabatan Fungsional terampil, mahir dan penyelia
(JF).

40
Pola Karir

41
Konsep Pola Karir JF
PKJJ Di Ditjen Bina
Marga

42
Angka Kredit JF Penata Kelola

Jenjang Jabatan, Golongan Ruang, dan Angka Kredit


No Unsur Persen
III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

Tingkat Penata Kelola

1 Utama ≥80% 80 120 160 240 320 440 560 660 840

2 Penunjang ≤20% 20 30 40 60 80 110 140 170 210

JUMLAH 100% 100 150 200 300 400 550 700 830 1050

43
1 2
Kurang Optimalnya Peran Kesenjangan Sumber Daya
Jabatan Fungsional dalam Manusia
Pengelolaan Infrastruktur
Kurang meratanya penyebaran
Nilai aset infrastruktur yang Pejabat Fungsional yang sesuai
Permasalahan mencapai Rp 926 T atau setara 35% bidang keahliannya, sehingga
Jabatan aset nasional (Tahun 2015), maka mengakibatkan adanya kesenjangan
diperlukan Pejabat Fungsional yang SDM, maka diperlukan peningkatan
Fungsional: handal dan profesional kompetensi yang professional dan
 Belum berintegritas
optimalnya
3 4
peran jabatan Kurang Optimalnya Peran Permen PUPR belum mengatur
fungsional Jabatan Fungsional sesuai PP rinci tentang kedudukan, tugas,
sesuai tugas PP Jabatan Fungsional dan wewenang jabatan
fungsinya mengamanatkan bahwa pejabat fungsional
fungsional harus melaksanakan
tugas dan fungsi sesuai perannya Untuk mengoptimalkan peran
sebagai Pejabat Fungsional, maka Pejabat Fungsional, maka diperlukan
untuk mengoptimalkan perannya Permen PUPR yang rinci mengatur
diperlukan pengembangan terkait Jabatan Fungsional
kompetensi bagi Pejabat Fungsional
Tantangan Pengembangan JF Penata Kelola

Kurangnya
Ketidaksesuaian
Kegiatan JF tidak kompetensi,
penempatan dengan
berkaitan dengan kreativitas &
tugas pokok &
tugas pokok kemandirian Pejabat
kebutuhan organisasi
JF

Faktor Penghambat Kenaikan Pangkat/ Jabatan Fungsional


Penata Kelola Jalan dan Jembatan
Solusi Mempercepat Kenaikan Pangkat/ Jabatan JF

1. Tim Penilai (peningkatan kompetensi, aktif koordinasi/sosialisasi,


perbaikan sistem penilaian)

2. Pejabat JF (kesadaran profesi JF merupakan panggilan jiwa,


kreativitas dalam memahami unsur utama (tugas pokok maupun
pengembangan profesi) maupun unsur penunjang)

3. Sekretariat (idealnya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang


menetapkan AK, menjadi mediasi, teliti)
Strategi Umum Mempercepat Kenaikan Pangkat/Jabatan JF

1. Peningkatan intensitas
program pelatihan
teknis/fungional (tugas
pokok);
2. Optimalisasi program
pelatihan
pengembangan profesi
(penulisan karya tulis
ilmiah);

3. Pejabat fungsional harus lebih


kreatif, inisiatif & bersungguh-
sungguh memahami tugas
pokoknya
Strategi Pengembangan dan Penguatan JF PKJJ

1. Mendukung pembentukan
profesionalisme PNS;

2. Memberikan kejelasan peran yang harus


Arah dijalankan dan produk yang harus dicapai oleh
setiap PNS yang mendudukinya;
Pengembangan
JF PKJJ dan PLJJ 3. Memberikan kejelasan dan kepastian karir melalui
jenjang yang ada;

4. Memberikan ukuran yang jelas terhadap kinerja


dengan penetapan bobo tangka kreditnya.
Cara Pengembangan Profesi JF

Melakukan kegiatan karya tulis/ karya Menerjemahkan /menyadur buku dan


A E
ilmiah di bidang Jalan dan Jembatan bahan-bahan lain dibidang Jalan dan
Jembatan

Mengembangkan teknologi tepat guna di


B Memberikan bimbingan teknis kepada
bidang Jalan dan Jembatan F
Pejabat Fungsional Jalan dan Jembatan
yang berada dibawah jenjang jabatannya
Merumuskan sistem pengawasan
C
dibidang Jalan dan Jembatan

Menyusun buku pedoman / petunjuk


D
pelaksanaan/ petunjuk teknis dibidang
Jalan dan Jembatan
Penunjang Tugas JF PKJJ

1 Mengajar / melatih pada diklat pegawai

2 Mengikuti seminar / lokakarya dibidang Teknik Jalan dan Jembatan

3 Menjadi anggota organisasi profesi

4 Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan Jembatan

5 Memperoleh Ijazah Pendidikan lainnya

6 Memperoleh penghargaan / tanda jasa


1 2 3
Mindset terbuka Mampu bekerja Pengembangan
(Growth mandiri dan juga
Faktor Penentu Mindset);
diri secara terus
mampu menerus
Keberhasilan bekerjasama
pengembangan &
Penguatan JF TJJ
4 5 6
Menjadi anggota Mengenali Disiplin dalam
asosiasi profesi peluang untuk membuat laporan
memberikan
kontribusi dan
solusi
Organisasi Profesi

Permen PAN RB No 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil, pasal 70
 disebutkan bahwa JF wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi JF dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal penetapan JF

Tugas Organisasi Profesi:


1. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
2. memberikan advokasi; dan
3. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas pelanggaran kode etik dan kode perilaku
profesi.
Organisasi Profesi

Syarat yang harus dipenuhi Organisasi Profesi:


a. Memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
b. Memiliki tujuan dan sasaran pembentukan;
c. Memiliki visi dan misi yang jelas dan tergambar dalam program kerja;
d. Terdapat sumber pendanaan yang jelas;
e. Berdomisili alamat;
f. Memiliki pembagian kerja dan tugas dan wewenang yang jelas berdasarkan struktur
organisasi; dan
g. Berbadan hukum
Organisasi Profesi

Organisasi Profesi Dalam melaksanakan hubungan kerja Instansi Pembina dapat: :


1. memberikan fasilitasi dalam penyusunan dan persetujuan dalam penetapan kode etik dan
kode perilaku profesi JF.
2. menjalin kerja sama dengan Organisasi profesi sebagai mitra dalam penegakan kode etik
profesi, penyusunan standar kompetensi profesi, penyelenggaraan uji kompetensi dan
sertifikasi kompetensi, pemberian advokasi dan pengembangan profesi, serta pengembangan
ilmu pengetahuan, metode, dan inovasi bagi profesi.
3. memberikan dukungan kepada organisasi profesi sepanjang rencana kegiatannya mendorong
peningkatan profesionalitas, memberikan advokasi, dan penegakan kode etik JF.
4. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas organisasi profesi dalam
pembinaan dan peningkatan profesional JF.
Persyaratan Sertifikasi

1. Mempunyai dasar pengetahuan profesi (knowledge 3. Mempunyai kompetensi


base) Memenuhi bakuan kompetensi. Tolok ukur
Pendidikan kesarjanaan teknik & PPI: (benchmark) yang diperlukan seorang profesional
 Pendidikan harus yang menghasilkan daya untuk acuan bagi pengukuran keseimbangan
inteligensia (kecendekiawanan) menyeluruh dari:
 Yang mampu menangani hal-hal yang tak pernah  Pengetahuan
dialami sebelumnya  Kemampuan
 Yang Mampu memberikan nilai tambah  Ketrampilan
 Mutu pendidkan harus baik (A atau B)  Kearifan (judgment)
 Mengikuti Program Profesi Insinyur  Pengalaman
2. Mempunyai pengalaman  Sikap kerja
Pengalaman kerja profesi:
 Berupa penugasan yang mengemban Tanggung
jawab (walau sederhana)
 Tersusun lengkap dan rinci
 Lazimnya minimum 5 tahun
Peluang Kerjasama Sertifikasi Profesi Jabatan Fungsional
Penata Kelola Jalan dan Jembatan
1. HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA (HPJI)
2. HIMPUNAN AHLI TEKNIK TANAH
3. INDONESIAN SOCIETY for GEOTECHNICAL ENGINEERING
(HATTI)
4. HIMPUNAN AHLI KONSTRUKSI INDONESIA (HAKI)
5. MASYARAKAT TRANSPORTASI INDONESIA (MTI)
6. HIMPUNAN AHLI TEKNIK HIDRAULIK INDONESIA (HATHI)
7. THE REAL ROAD ENGINEERING ASSOCIATION OF ASIA AND
AUSTRALASIA (REAAA)
8. PIARC
9. IRF
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai