Istilah HYPEREMESIS GRAVIDARUM berasal dari bahasa Yunani hyper dan emesis serta bahasa Latin gravida yang berarti muntah(vomiting) yang berlebihan pada ibu hamil. Mual dan muntah dalam kehamilan 70-80%. Peak incidence 8-12 weeks AOG hilang setelah usia 20 weeks AOG. Uncomplicated nausea and vomiting miscarriage, Hyperemesis gravidarum kesehatan dan kesejahteraan baik ibu hamil maupun bayi.
ETIOLOGI
Belum diketahui pasti. Mekanisme perlindungan dalam kehamilan terhadap terpaparnya bahan-bahan teratogenik. Hormon HCG terdapat pada kehamilan ganda dan gestational trophoblast disease Estrogen-progesteron menyebabkan hypersalivasi, menurunnya motilitas gaster (pengosongan gaster dan intestine yang lebih lambat).
Hubungan psikologik dengan hyperemesis gravidarum belum diketahui pasti. Tidak jarang dengan memberikan suasana baru sudah dapat mengurangi frekuensi muntah. Hyperemesis Gravidarum kelainan kongenital seperti triploidy, trisomy 21 dan hydrops fetalis. Beberapa studi menyarankan bahwa infeksi yang diakibatkan oleh Helicobacter pylori mungkin mempunyai peranan terjadinya hyperemesis.
INSIDEN
Insiden 0.5 10/1000 kehamilan. Tinggi pada orang kulit putih (16/1000 kelahiran dan rendah pada orang kulit hitam 7/1000 kelahiran). Rata-rata pada usia kehamilan 8-12 minggu.
PATOFISIOLOGI
Hyperemesis Gravidarum yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna terjadi ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam butirik dan aseton dalam darah
Kekurangan cairan dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntahmuntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadi lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) yang berakibat perdarahan gastrointestinal. Umumnya ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Analisa urin, kultur urin, menilai peningkatan endapan spesifik, infeksi atau bilirubinuria, HCG urin atau darah. Darah rutin Na, Cl, K, glukosa, kreatinin dan asam urat. Fungsi hati (SGOT, SGPT, alkaline phosphatase) Pemeriksaan tiroid (thyroxine dan TSH) USG untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit trophoblast
Jika kondisinya berat dan / lama, hati-hati, harus dapat menyingkirkan kelainan patologis (apendisitis akut, obstruksi saluran pencernaan, penyakit hepar, kandung kemih, pankreas, hiatus hernia, ISK dan lesi intrakranial.
PENATALAKSANAAN
pencegahan terhadap hyperemesis gravidarum dengan memberikan informasi tentang kehamilan merupakan proses yang fisiologik, meyakinkan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah usia kehamilan 4 bulan. menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
Hindari makanan berminyak dan berbau lemak untuk menghindari kekurangan karbohidrat dianjurkan makan makanan yang banyak mengandung gula Obat vitamin yang dianjurkan adalah Vit B1 dan B6, sedangkan antiemesis yang dianjurkan adalah ondansetron, metoclopramide. Obat lainnya meliputi antihistamin, kortikosteroid
RAWAT INAP
puasakan 24 48 jam, pemberian cairan harus adekwat, diperhatikan keseimbangan cairan. Therapi diit, istirahat dan obat-obat anti muntah, obat mual diberikan secara IV atau IM (seperti promethazine, pyridoxine atau metoclorpramide) Ruang rawat harus tenang dan gelap, untuk mengurangi rangsangan IVFD 10% dextrose (2 liter) dengan NaCl 0,9% (1 liter) dan cairan Hartmann (1 liter) perhari, KCL 25 meq (1 gr) di berikan jika ada indikasi dari analisa elektrolit, vitamin (Vit + pyridoxine). Biasanya pemberian cairan infus setelah 36 72 jam dihentikan, dilanjutkan dengan pemberian diit.
KOMPLIKASI
Pada ibu hamil dapat terjadi renal failure, sindrom Mallory-Weiss, penyakit Wernicke encephalopaty (diplopia, nystagmus, disorientasi, confusion, coma). Prematuritas, low birth weight , malformasi CNS telah dilaporkan terdapat pada bayi yang dilahirkan dari ibu hamil yang menderita Hyperemesis Gravdarum.