Buku Peraturan Akademik Kemahasiswaan ITB 2013
Buku Peraturan Akademik Kemahasiswaan ITB 2013
DAFTAR ISI
Prakata................................................................................................................. vii Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung No. 177/SK/I1.A/PP/2013 tentang Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan............................................... viii
PERATURAN AKADEMIK
1. PROGRAM PENDIDIKAN.............................. 11 Pasal 1.1 Pasal 1.2 Pasal 1.3 Pasal 1.4 Pasal 1.5 Pasal 1.6 Pasal 1.7 Pasal 1.8 Pasal 2.1 Pasal 2.2 Pasal 2.3 Pasal 2.4 Pasal 2.5 Pasal 2.6 Pasal 2.7 Pasal 3.1 Pasal 3.2 Pasal 3.3 Pasal 3.4 Pasal 3.5 Pasal 3.6 Pasal 3.7 Pasal 3.8 Pasal 3.9 Jenis dan Tahapan Program Pendidikan. 11 Penyatuan Program Pendidikan.. 12 Kurikulum... 12 Semester Reguler 13 Semester Pendek. 13 Satuan Kredit Semester.. 13 Beban SKS. 14 Pengambilan Kuliah 14 Penerimaan Mahasiswa Program Sarjana... 16 Penerimaan Mahasiswa Program Pascasarjana... 16 Pembatalan Penerimaan.. 17 Keabsahan sebagai Mahasiswa ITB.... 17 Mahasiswa Khusus Program Sarjana.. 18 Mahasiswa Khusus Program Pascasarjana. 18 Mahasiswa Asing 19 Pendaftaran Ulang.. 20 Persyaratan Pendaftaran Ulang.. 20 Pendaftaran Ulang yang Diwakilkan.. 20 Keterlambatan Melakukan Pendaftaran Ulang... 20 Status Mahasiswa ITB 21 Perubahan Rencana Studi 21 Keterlambatan Membayar Biaya Pendidikan. 21 Mahasiswa yang Tidak Mendaftar.. 22 Prasyarat Mengikuti Kegiatan Akademik... 22
Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Tahun 2013 - hlmn. Institut Teknologi Bandung
3. PENDAFTARAN ULANG 20
iii
Pasal 3.10 Perubahan Biaya Pendidikan. 22 4. LAYANAN AKADEMIK.. 23 Pasal 4.1 Perkuliahan dan Ujian. 23 Pasal 4.2 Kalender Pendidikan... 23 Pasal 4.3 Beban Kuliah per Semester. 23 Pasal 4.4 Beban Lebih untuk Percepatan Studi.. 24 Pasal 4.5 Perwalian Akademik... 25 Pasal 4.6 Pelaksanaan Ujian... 26 Pasal 4.7 Peserta Ujian 26 Pasal 4.8 Pengawas Ujian... 27 5. PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DAN PENYELESAIAN TAHAP PENDIDIKAN................................................................................................. 28 Pasal 5.1 Evaluasi Pembelajaran.28 Pasal 5.2 Penilaian Prestasi Mahasiswa.. 28 Pasal 5.3 Nilai yang Bermasalah 29 Pasal 5.4 Nilai Rata-rata, Indeks Prestasi, dan Indeks Prestasi Kumulatif. 30 Pasal 5.5 Derajat Keberhasilan... 30 Pasal 5.6 Penyelesaian Program Sarjana 31 Pasal 5.7 Penyelesaian Program Magister. 31 Pasal 5.8 Penyelesaian Program Doktor 31 Pasal 5.9 Predikat Kelulusan.. 32 Pasal 5.10 Surat Keterangan Selesai Pentahapan Program Sarjana............... 32 Pasal 5.11 Rapor (Laporan Kemajuan Akademik) Transkrip Akademik dan Ijazah............................................................................................. 33 6. WAKTU STUDI. 34 Pasal 6.1 Waktu Studi Program Sarjana. 34 Pasal 6.2 Waktu Studi Program Magister... 34 Pasal 6.3 Waktu Studi Program Doktor.. 34 Pasal 6.4 Waktu Studi Program yang Disatukan 34 Pasal 6.5 Perpanjangan Waktu Studi Program Sarjana.. 35 Pasal 6.6 Perpanjangan Waktu Studi Program Magister 35 Pasal 6.7 Perpanjangan Waktu Studi Program Doktor.. 35 Pasal 6.8 Penghentian Studi Sementara. 36 Pasal 6.9 Penghentian Studi Program Sarjana 36 Pasal 6.10 Penghentian Studi Program Magister... 37 Pasal 6.11 Penghentian Studi Program Doktor.. 37 Pasal 6.12 Peringatan Dini dan Peringatan Batas Waktu Studi...................... 37 Pasal 6.13 Pengunduran Diri. 38 Pasal 6.14 Pejabat yang Berhak Memutuskan Status Mahasiswa. 38 7. MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI 39 Pasal 7.1 Mahasiswa Pindah Program Studi.. 39 Pasal 7.2 Peraturan Umum Pindah Program Studi 39 Pasal 7.3 Prosedur Pindah Program Studi. 40 8. LAIN-LAIN 41 Pasal 8.1 Kartu Tanda Mahasiswa Hilang 41 Pasal 8.2 Kartu Studi Mahasiswa Hilang.. 41 Pasal 8.3 Surat Keterangan Pengganti Ijazah 41
Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Tahun 2013 - hlmn. Institut Teknologi Bandung
iv
PERATURAN KEMAHASISWAAN
1. LAYANAN KEMAHASISWAAN.............................................................. 45 Pasal 1.1 Umum.... Pasal 1.2 Beasiswa Pasal 1.3 Asrama Mahasiswa........................................................................ Pasal 1.4 Layanan Kesehatan mahasiswa..................................................... Pasal 1.5. Bimbingan dan Konseling........................................................... Pasal 1.6. Pengembangan Keprofesian dan Kewirausahaan........................ Pasal 1.7. Pelatihan dan Pengembangan Karakter Pasal 1.8. Fasilitas Kegiatan Kemahasiswaan.. Pasal 1.9. Bantuan Dana Kegiatan Kemahasiswaan. Pasal 2.1 Definisi Organisasi Kemahasiswaan ITB.. Pasal 2.2 Landasan Pasal 2.3 Kebebasan Berorganisasi yang Bertanggungjawab.. Pasal 2.4 Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan ITB.................................... Pasal 2.5 Kedudukan Organisasi Kemahasiswaan ITB............................... Pasal 2.6 Hak Organisasi Kemahasiswaan ITB Pasal 2.7 Kewajiban Organisasi Kemahasiswaan ITB................................. Pasal 2.8 Pembimbing Kemahasiswaan ITB................................................ Pasal 2.9 Tata Cara Pembentukan Organisasi Kemahasiswaan ITB............ Pasal 2.10 Pembiayaan Organisasi Pasal 2.11 Keanggotaan Organisasi.. Pasal 2.12 Pencabutan Hak Organisasi. 45 45 46 46 46 47 47 48 48 49 49 49 50 50 50 51 51 51 52 52 52
3. KEGIATAN KEMAHASISWAAN............................................................. 53 Pasal 3.1 Jenis kegiatan. 53 Pasal 3.2 Ijin Kegiatan.. 53 Pasal 3.3 Persyaratan Ijin kegiatan 53 4. PENGHARGAAN......................................................................................... 54 Pasal 4.1 Pasal 4.2 Pasal 4.3 Pasal 4.4 Pemberian Penghargaan................................................................. Penghargaan Mahasiswa Berprestasi............................................. Penghargaan Ganesha.................................................................... Penghargaan lainnya...................................................................... 54 54 55 55
Pasal 1.4 Kategori Sanksi. 59 Pasal 1.5 Tahapan Prosedur Pemberian Sanksi............................................ 60 2. KECURANGAN AKADEMIK DAN SANKSINYA. 61 Pasal 2.1 Kecurangan Akademik.. 61 Pasal 2.2 Sanksi Pelanggaran Norma Akademik . 62 3. PELANGGARAN NORMA DAN SANKSINYA...................................... 63 Pasal 3.1 Landasan........................................................................................ Pasal 3.2 Bentuk Pelanggaran....................................................................... Pasal 3.3 Minuman Keras. Pasal 3.4 Narkotika dan Psikotropika........................................................... Pasal 3.5 Judi Pasal 3.6 Penyalahgunaan Senjata Pasal 3.7 Bahan Peledak Pasal 3.8 Pelecehan dan Pelanggaran Seksual.............................................. Pasal 3.9 Sanksi Pelanggaran Norma Kemahasiswaan................................. Pasal 3.10 Maksud dan tujuan sanksi Pasal 3.11 Jenis Sanksi.. Pasal 3.12 Penerapan Sanksi......................................................................... 63 63 64 64 65 65 65 65 66 66 66 67
4. PENUTUP.. 68 Lampiran Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung No. 10/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung............................................................................................................... 71
Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Tahun 2013 - hlmn. Institut Teknologi Bandung
vi
PRAKATA
Berdasarkan Kebijakan Umum Pengembangan ITB 2007-2011 2007 2011 (SK Majelis Wali Amanat No. 005/2007), Harkat Pendidikan di ITB (SK Senat Akademik No. 10/SK/I1-SA/OT/2012) ) dan Kebijakan Pembinaan Kemahasiswaan (SK Senat Akademik ITB No. 02/SK/K01 02/SK/K01-SA/2010), sasaran penyelenggaraan program pendidikan yang ingin dicapai oleh ITB antara lain menghasilkan lulusan berkualitas yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dalam lingkungan masyarakat profesional baik dalam skala nasional m maupun aupun internasional, yang dicirikan oleh kualitas moral dan akhlak, intelektualitas, kematangan emosional serta daya inovasi dan kreativitas yang tinggi. Selain itu, lulusan ITB diharapkan menjadi ilmuwan yang cendekia kia dan dapat menjadi panutan di tengah masyarakat masyarakat dan memberi sumbangan yang berarti dalam mewujudkan cita-cita cita cita masyarakat, yaitu kehidupan sejahtera, bermartabat dan memahami arti penting nilai-nilai. nilai Untuk mencapai sasaran tersebut, perlu dirancang dan dilaksanakan proses pembelajaran yang meningkatkan ningkatkan kapasitas keilmuan/keahlian dan sekaligus kepribadian. Kedua aspek ini perlu dikembangkan baik secara menyatu (embedded) dalam kegiatan perkuliahan sesuai dengan kurikulum yang direncanakan maupun melalui berbagai kegiatan kemahasiswaan yang bersifat bersifat komplementer terhadap kegiatan perkuliahan. Sementara itu pada dasarnya ITB memandang dan menghomati setiap mahasiswa sebagai individu dewasa yang selama masa pendidikannya merupakan insan yang mempunyai hak dan mampu melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh, sungguh jujur dan bertanggung jawab baik sebagai warga kampus maupun sebagai warga masyarakat. Dalam konteks demikian Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini dimaksudkan sebagai rambu-rambu rambu agar kegiatan kegiatan-kegiatan kegiatan pendidikan dan kemahasiswaan kemahasisw dapat terarah sesuai dengan sasaran yang dikemuka dikemukakan an di atas, terutama dilihat dari kepentingan mahasiswa. Di dalamnya terkandung 4 (empat) bagian, yaitu: Kode Etik Kemahasiswaan, Peraturan Akademik, Peraturan Kemahasiswaan dan Penegakan Norma Kemahasiswaan swaan yang berlaku untuk seluruh mahasiswa ITB.
Bandung, 10 Juli 2013 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan,
vii
KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 177/SK/I1.A/PP/2013 TENTANG PERATURAN PERATURAN AKADEMIK AKADEMIK DAN DAN KEMAHASISWAAN KEMAHASISWAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa Institut Teknologi Bandung adalah lembaga pendidikan tinggi dan pusat kegiatan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang mengemban misi menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
b. bahwa dalam menjalankan misinya serta dalam rangka membangun budaya kampus, Institut Teknologi Bandung bertekad secara konsisten menegakkan disiplin, memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi dan menerapkan sanksi kepada mereka yang melanggar peraturan yang berlaku; c. bahwa sesuai dengan perkembangan dan peraturan perundang-undangan perundang yang berlaku, dipandang perlu melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ITB ITB;
d. bahwa sehubungan dengan butir a, b dan c di atas, dipandang perlu menetapkan tentang Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ITB dan diterbitkan Keputusan Keputusannya. Mengingat : 1. Undang-Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010; 4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2012 tentang Penetapan ITB sebagai Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah; 5. Keputusan tusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 169/MPK.A4/KP/2012, tentang Pengangkatan Rektor ITB ITB; 6. Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 032/SK/K01 032/SK/K01-SA/2002 SA/2002 tentang Nilai-Nilai Nilai Inti Institut Teknologi Bandung; 7. Keputusan Senat Akademik ITB Nomor 10/SK/I1-SA/OT/2012 SA/OT/2012 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung; 8. Keputusan Rektor ITB Nomor 222/K01/OT/2005 tentang Pengelolaan Satuan Akademik di Lingkungan Akademik Institut Teknologi Bandung. M E M UT U S K A N Menetapkan : PERTAMA : PERATURAN AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung adalah sebagaimana diatur dalam Lampiran Keputusan ini.
viii
KEDUA
: Mewajibkan mahasiswa untuk memahami dan mematuhi Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan dan tidak menghindarkan diri dari kewajiban mematuhi Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan dengan alasan apapun, termasuk alasan karena ketidaktahuan ataupun karena mendapatkan informasi yang isinya bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini. : Dengan berlakunya keputusan ini, maka Keputusan Rektor ITB tentang Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ITB yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Rektor ITB Nomor 169/SK/I1.A/PP/2012 dinyatakan tidak berlaku. : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
KETIGA KEEMPAT
Prof. Akhmaloka, Ph.D NIP 19610201 198703 1 001 Tembusan disampaikan kepada Yth. : 1. Ketua Senat Akademik; 2. Ketua Advisory Board; 3. Ketua Majelis Guru Besar; 4. Para Wakil Rektor; 5. Para Dekan Fakultas/Sekolah; 6. Ketua Satuan Penjaminan Mutu; 7. Ketua Satuan Pengawas Internal; 8. Para Ketua Lembaga; 9. Para Direktur; 10. Para Ketua Program Studi; 11. Pimpinan Kabinet Keluarga Mahasiswa; 12. Para Ketua Himpunan Mahasiswa; 13. Para Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa.
ix
LAMPIRAN SK REKTOR NO. 177/SK/I1.A/PP/2013 TENTANG PERATURAN AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Pasal 1. Umum
Mahasiswa mempunyai tempat yang terhormat, karena mereka adalah insan yang menjadi panutan dan suri tauladan bagi anggota masyarakat dan menjadi harapan bangsa dan negara untuk mengemban tugas kelangsungan pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang. Oleh karena itu, mahasiswa ITB dituntut untuk mampu mencerminkan hal-hal sebagai berikut : 1. Berperilaku baik dan bertanggung jawab terhadap segala tindakannya serta menghormati hak dan keberadaan orang lain, baik di dalam maupun luar kampus. 2. Keteladanan, mampu menjadi contoh bagi masyarakat atas pencapaian prestasi akademik dan profesional. 3. Menjunjung tinggi dan memelihara kejujuran dan integritas akademik dan profesional, tidak melakukan kecurangan dalam bentuk apapun (plagiarism, mencontek, merusak hak cipta, memberikan informasi yang menyesatkan, mengubah dokumen tanpa kewenangan, menyalahgunakan dokumen, rekaman, atau instrumen ITB), baik ketika berada di dalam maupun diluar kampus. 4. Menjaga lingkungan dan mampu merawat fasilitas yang ada di ITB, tidak merusak atau menyalahgunakan pemakaian infrastruktur/gedung/ruang perkuliahan, laboratorium, penelitian, perkantoran/administrasi, dan infrastruktur/gedung/ruang umum lainnya. 5. Bertanggung jawab dan mampu membuat perencanaan studi untuk meraih prestasi akademik yang baik. 6. Memiliki hubungan sosial yang baik antar sesama dan mengikuti secara aktif berbagai kegiatan non-kurikuler. 7. Memiliki motivasi, daya juang, dan daya tahan yang tinggi untuk meraih prestasi terbaik. 8. Kepatuhan dan menjunjung tinggi segala peraturan yang berlaku baik di dalam maupun di luar kampus. 9. Mampu mengemban amanah sebagai insan akademik dan memenuhi komitmen yang sudah dijanjikan.
-5-
h. Ikut membangun semangat nasionalisme dan menjaga keutuhan bangsa; i. Belajar dengan aktif dan selalu menilai diri sendiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum program studinya; j. Menjunjung tinggi kode etik mahasiswa yang diatur dalam Peraturan Institut.
-7-
-8-
PERATURAN AKADEMIK
1. PROGRAM PENDIDIKAN ITB menyelenggarakan program pendidikan jenjang Sarjana, Magister, dan Doktor. Pasal 1.1 Jenis dan Tahapan Program Pendidikan
1. Pendidikan di ITB terdiri dari tiga jenjang atau strata, yaitu : a. Program 4 (empat) tahun untuk strata-1 (S1) yang memberikan gelar sarjana, b. Program 2 (dua) tahun untuk strata-2 (S2) yang memberikan gelar magister, c. Program 3 (tiga) tahun bagi lulusan Program Magister dan 4 (empat) tahun bagi lulusan Program Sarjana untuk strata 3 (S3) yang memberi gelar doktor. 2. Pendidikan sarjana suatu program studi mencakup dasar ilmu pengetahuan yang diberikan oleh program studi tersebut, yang merupakan dasar untuk segera terjun ke dunia kerja selaku subjek dalam kegiatan ekonomi dan masyarakat, atau pun untuk mengikuti pendidikan lanjut. Dengan bekal dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diberikan, lulusan pendidikan sarjana ini harus mampu mengamati, mengenali, dan melakukan pendekatan pemecahan masalah di bidang ilmunya secara ilmiah dan penuh prakarsa, mampu menerapkan ilmunya, serta siap menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan. Pendidikan Sarjana terdiri atas dua tahap yang tidak terpisahkan, yaitu: a. Tahap Tahun Pertama yang diselenggarakan pada tahun pertama merupakan awal pendidikan Program Sarjana yang bertujuan untuk memperkokoh pengetahuan tentang materi ilmu dasar, membentuk kemampuan umum yang menopang pendidikan selanjutnya, serta membina sikap ilmiah dan kebiasaan belajar yang baik di perguruan tinggi. b. Tahap Sarjana merupakan tahap pendidikan untuk meletakkan landasan keilmuan dan keahlian yang disertai perluasan wawasan. 3. Pendidikan Magister adalah kelanjutan linear Program Sarjana, atau merupakan interaksi beberapa disiplin ilmu yang terbentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan atau tuntutan kebutuhan. Lulusan Program Magister harus mempunyai kemampuan lebih dari lulusan Program Sarjana, terutama dalam hal berdaya cipta dalam bidangnya, melakukan sintesis serta mengambil kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, di samping kedalaman dan keluasan penguasaan ilmunya. Program Magister dibedakan untuk 2 (dua) jenis program, yaitu Program Magister berorientasi Keilmuan dan Program Magister berorientasi Terapan 4. Program Doktor 3 (tiga) tahun merupakan pendidikan sesudah Program Magister dan Program Doktor 4 (empat) tahun merupakan pendidikan sesudah Program Sarjana. Lulusan pendidikan doktor harus mampu melakukan penelitian secara mandiri dan bijaksana menuju ke hasil yang mencerminkan keahlian khususnya dan memberikan sumbangan orisinil kepada bidang ilmunya. Di samping itu, seorang lulusan Program Doktor harus mampu melaksanakan pengalihan ilmu kepada masyarakat ilmiah lingkungannya.
- 11 -
5. Program-program Pendidikan Khusus yang belum termasuk dalam ayat (1) s.d. ayat (4) pasal ini, persyaratan dan tata cara penyelenggaraannya diatur secara khusus. 6. Program Pascasarjana mencakup Program Magister dan Program Doktor.
Pasal 1.2 Penyatuan Program Pendidikan Mahasiswa berprestasi diberi kesempatan menempuh Program Sarjana dan Pascasarjana dengan jadwal yang lebih optimal.
1. Mahasiswa Program Sarjana yang menunjukkan prestasi akademik tinggi dapat memilih untuk mengikuti pendidikan Program Magister sebagai bagian yang menyatu dengan Program Sarjana. 2. Lulusan pendidikan Program Sarjana dengan prestasi akademik tinggi dapat memilih untuk mengikuti Program Doktor secara langsung. Jika ada bagian atau persyaratan Program Magister yang harus dipenuhi, maka bagian atau persyaratan tersebut menjadi bagian yang menyatu dengan Program Doktor. 3. Mahasiswa Program Magister yang menunjukkan Prestasi akademik tinggi dapat memilih untuk mengikuti pendidikan Program Doktor sebagai bagian yang menyatu dengan Program Magister. 4. Persyaratan yang mengatur penerimaan mahasiswa baru Program Pascasarjana menurut ayat (1) dan ayat (2) pasal ini ditentukan oleh Sekolah Pascasarjana.
Pasal 1.3 Kurikulum Kurikulum program pendidikan di ITB disusun berdasarkan visi dan misi ITB guna menghasilkan lulusan yang berkompetensi tinggi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
1. Kurikulum suatu program studi mencakup suatu kesatuan susunan mata kuliah untuk semua tingkat dalam program studi yang disusun secara terintegrasi untuk memungkinkan mahasiswa mencapai outcome lulusan yang ditetapkan untuk program studi tersebut. 2. Susunan mata kuliah disesuaikan dengan perkembangan pemahaman mahasiswa dalam bidang ilmu terkait. Masing-masing mata kuliah mempunyai silabus dan beban SKS (Satuan Kredit Semester) tertentu serta memiliki portofolio proses pembelajarannya, untuk dapat dilaksanakan menurut sistem semester. 3. Kurikulum memberikan ciri spesifik suatu program studi dan memberikan gambaran yang lengkap mengenai materi, persyaratan, dan panduan umum dalam melaksanakan proses pendidikan.
- 12 -
Pasal 1.4 Semester Reguler Penyelenggaraan program pendidikan di ITB menganut sistem semester.
1. Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester reguler, yaitu 1 (satu) semester ganjil dan 1 (satu) semester genap, masing-masing merupakan waktu pelaksanaaan kegiatan akademik selama 16 (enam belas) minggu. 2. Kegiatan 16 (enam belas) minggu waktu perkuliahan meliputi kegiatan kuliah minimal selama 14 (empat belas) minggu dan kegiatan ujian selama 2 (dua) minggu.
Pasal 1.5 Semester Pendek Kegiatan akademik tambahan di luar semester reguler difasilitasi dengan penyelenggaraan semester pendek.
1. Semester pendek adalah semester tambahan yang tidak harus diambil oleh semua mahasiswa. 2. Kegiatan akademik yang ditawarkan pada semester pendek ditentukan oleh program studi terkait atas dasar kebijakan Fakultas/Sekolah, kesediaan dosen pengajar, dan ketersediaan fasilitas. 3. Kegiatan perkuliahan untuk 1 (satu) semester pendek adalah kegiatan akademik yang setara dengan kegiatan 1 (satu) semester reguler, yang hanya dilaksanakan selama 8 (delapan) minggu, termasuk proses perkuliahan, evaluasi, dan praktikum.
Pasal 1.6 Satuan Kredit Semester Tolok ukur beban akademik mahasiswa adalah SKS (Satuan Kredit Semester).
1. Satu SKS beban akademik Program Sarjana setara dengan upaya mahasiswa sebanyak 3 (tiga) jam seminggu dalam satu semester reguler, yang meliputi: a. 1 (satu) jam kegiatan interaksi akademik terjadwal dengan staf pengajar, berupa kegiatan tatap muka di kelas. b. 1 (satu) jam kegiatan terstruktur yang dilakukan dalam rangka kegiatan kuliah, seperti menyelesaikan tugas, menyelesaikan soal, membuat makalah, menelusuri pustaka. c. Minimal 1 (satu) jam kegiatan mandiri, merupakan kegiatan mahasiswa secara mandiri untuk mendalami dan mempersiapkan tugas-tugas akademik, misalnya membaca buku referensi. 2. Satu SKS beban akademik untuk Program Pascasarjana setara dengan upaya mahasiswa sebanyak 5 (lima) jam seminggu dalam satu semester, yang meliputi 1 (satu) jam kegiatan tatap muka dengan staf pengajar di kelas, minimal 1 (satu) jam kegiatan terstruktur, dan minimal 3 (tiga) jam kegiatan mandiri.
- 13 -
3. Satu SKS beban akademik dalam bentuk praktikum, tugas akhir, skripsi, tesis, kerja lapangan, dan kegiatan lain yang sejenis, setara dengan kerja akademik mahasiswa selama 3 (tiga) sampai 5 (lima) jam seminggu dalam satu semester. 4. Ketentuan dan pelaksanaan kuliah yang dilengkapi dengan praktikum diatur oleh program studi masing-masing.
Pasal 1.7 Beban SKS Kurikulum menentukan beban SKS (Satuan Kredit Semester) yang harus dipenuhi dan diselesaikan oleh setiap mahasiswa ITB sesuai jenjang pendidikan yang diikutinya.
1. Beban SKS setiap program pendidikan ditentukan dalam kurikulum yang berlaku. Jika tidak ada ketentuan lain dalam kurikulum, maka beban SKS untuk setiap program pendidikan tercantum dalam ayat (2) s.d. (5) pasal ini. 2. Pendidikan Program Sarjana di ITB mempunyai beban 144 (seratus empat puluh empat) SKS, yang terbagi atas: a. Tahap Tahun Pertama dengan beban 36 (tiga puluh enam) SKS. b. Tahap Sarjana dengan beban 108 (seratus delapan) SKS. 3. Pendidikan Program Magister setelah Program Sarjana mempunyai beban 36 (tiga puluh enam) SKS. 4. Pendidikan Program Doktor setelah Program Magister sebidang mempunyai beban 40 (empat puluh) SKS, sedangkan bagi peserta yang berpendidikan magister tidak sebidang sebesar 52 SKS. 5. Pendidikan Program Doktor setelah Program Sarjana mempunyai beban sekurangkurangnya 76 (tujuh puluh enam) SKS dan sebanyak-banyaknya 88 (delapan puluh delapan) SKS. 6. Beban SKS bagi program-program yang disatukan sebagaimana ketentuan pada Pasal 1.2 ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana. 7. Mata kuliah yang pernah diambil di perguruan tinggi/universitas lain dapat diakui menjadi bagian dari pemenuhan persyaratan kurikulum oleh mahasiswa di atas jika disetujui Dekan Fakultas/Sekolah terkait dan ditetapkan dalam keputusan Dekan tersebut. 8. Beban perkuliahan tambahan sebagai bagian dari persyaratan khusus penerimaan (probation) pada program Pascasarjana (Magister dan Doktor) tidak diperhitungkan sebagai bagian dari beban SKS wajib.
Pasal 1.8 Pengambilan Kuliah Semua mata kuliah wajib dan sejumlah mata kuliah pilihan dalam kurikulum harus diselesaikan oleh mahasiswa secara berurutan.
- 14 -
1. Dalam merencanakan pengambilan kuliah di program studinya, mahasiswa diharuskan mengambil semua mata kuliah wajib dan sejumlah mata kuliah pilihan sesuai dengan Pasal 4.3. 2. Mahasiswa diizinkan untuk mengambil mata kuliah melebihi jumlah keseluruhan yang diwajibkan, dan pelaksanaannya mengacu pada ketentuan dalam kurikulum program studinya. 3. Pada setiap semester, mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata kuliah sesuai urutannya dalam kurikulum, yaitu mendahulukan pengambilan mata kuliah pada tahap dan tahun yang lebih rendah. 4. Mahasiswa Program Sarjana dapat mengambil mata kuliah Program Magister, baik untuk keperluan penyatuan Program Pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1.2 ayat 1, atau untuk memenuhi persyaratan mata kuliah pilihan Program Sarjana. 5. Persyaratan untuk mahasiswa Program Sarjana yang disebutkan dalam butir 4 di atas adalah (i) setidaknya berada pada tahun ketiga, dan (ii) memiliki IP serendahrendahnya 2,75.
- 15 -
2. PENERIMAAN MAHASISWA BARU Pasal 2.1 Penerimaan Mahasiswa Program Sarjana Mahasiswa baru Program Sarjana ITB diterima atas dasar hasil ujian saringan masuk yang khusus diselenggarakan untuk itu.
1. Penerimaan mahasiswa baru Program Sarjana ITB diselenggarakan melalui ujian saringan masuk yang ditentukan oleh ITB. 2. ITB dapat menerima mahasiswa baru Program Sarjana, yang berprestasi tinggi di bidang akademik atau nonakademik, sebagai penghargaan terhadap prestasi tinggi yang dicapai di tingkat nasional atau internasional sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh ITB.
Pasal 2.2 Penerimaan Mahasiswa Program Pascasarjana Mahasiswa baru Program Pascasarjana ITB diterima atas dasar hasil ujian saringan masuk yang khusus diselenggarakan untuk itu.
1. Penerimaan Mahasiswa Baru Program Pascasarjana didasarkan atas hasil seleksi yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana ITB, berdasarkan usulan dari Fakultas/Sekolah terkait. 2. Kriteria kelulusan seleksi bagi mahasiswa baru Program Pascasarjana ditentukan oleh Sekolah Pascasarjana. 3. Mahasiswa Program Magister yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yang terutama mencakup latar belakang keilmuannya. Calon mahasiswa yang diperkirakan potensial, tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat diterima dengan diharuskan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum memulai pendidikan formalnya. 4. Terbuka peluang bagi seorang calon mahasiswa Program Magister untuk memilih program studi yang berbeda dari program studi yang diikutinya dalam pendidikan sarjana, sesuai dengan ketentuan pada ayat (3) pasal ini. 5. Mahasiswa Program Doktor yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yang terutama mencakup latar belakang keilmuannya. Calon mahasiswa Program Doktor yang diperkirakan potensial, tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat diterima dengan diharuskan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum memulai pendidikan formalnya. 6. Setiap mahasiswa Program Doktor yang diterima setelah Program Magister dikenakan masa percobaan selama satu tahun, yang diakhiri dengan ujian persiapan dan penyusunan proposal, sebagai persiapan melaksanakan penelitian untuk disertasi. Penelitian untuk disertasi baru dapat dimulai bila evaluasi selama masa percobaan memuaskan. Bila hasil evaluasi belum memuaskan dan ujian persiapan dinyatakan lulus, masa percobaan dapat diperpanjang paling lama dalam waktu satu tahun lagi.
- 16 -
7. Mahasiswa program Magister dan Doktor yang diterima dengan persyaratan khusus (probation) diwajibkan mengikuti kuliah tambahan yang mengacu pada ketentuan dalam Pasal 1.7 Ayat 7.
Pasal 2.3 Pembatalan Penerimaan ITB berhak membatalkan penerimaan mahasiswa baru atas dasar pemerataan kesempatan belajar atau pelanggaran etika pada saat seleksi.
1. Penerimaan seorang mahasiswa baru ITB akan dibatalkan jika ternyata yang bersangkutan: a. b. c. d. Melakukan kecurangan pada saat pelaksanaan ujian saringan masuk. Masih atau sedang mengikuti pendidikan di ITB. Mahasiswa Program Sarjana yang pernah terdaftar dan mengundurkan diri. Mahasiswa Program Pascasarjana yang pernah terdaftar dan tidak diperkenankan lagi untuk melanjutkan pendidikan di ITB pada strata yang sama, atau pernah terdaftar dan mengundurkan diri dari Program Studi yang sama.
2. Mahasiswa ITB yang pada suatu saat diketahui ternyata termasuk pada ayat (1.a), (1.b), (1.c), atau (1.d) pasal ini, maka statusnya sebagai mahasiswa ITB akan dicabut.
Pasal 2.4 Keabsahan sebagai Mahasiswa ITB Setiap calon mahasiswa ITB wajib melengkapi semua persyaratan identifikasi diri yang ditentukan oleh ITB sebagai syarat keabsahan menjadi mahasiswa ITB.
1. Mahasiswa ITB harus memenuhi semua persyaratan administratif yang ditentukan oleh Direktorat Pendidikan ITB. 2. Mahasiswa yang tidak melengkapi persyaratan administratif yang ditentukan oleh Direktorat Pendidikan, statusnya sebagai mahasiswa ITB tidak sah. 3. Mahasiswa yang memberikan keterangan palsu atau keterangan yang tidak benar dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Mahasiswa tetap wajib menyerahkan semua persyaratan pada waktunya walaupun ITB tidak menagih salah satu atau lebih kelengkapan administratif yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan. Kelalaian terhadap hal ini, mengakibatkan status yang bersangkutan sebagai mahasiswa ITB menjadi tidak sah. 5. Peresmian penerimaan mahasiswa baru ITB dilakukan dalam Sidang Terbuka ITB.
- 17 -
Pasal 2.5 Mahasiswa Khusus Program Sarjana ITB dapat menerima mahasiswa pindahan dan mahasiswa tugas belajar dari instansi yang mempunyai kerjasama dengan ITB dengan pertimbangan utama prestasi akademik yang pernah dicapai sebelumnya.
1. Mahasiswa Khusus Program Sarjana adalah mahasiswa yang penerimaannya tidak mengikuti peraturan penerimaan mahasiswa baru seperti yang tertuang pada Pasal 2.1. 2. Penerimaan mahasiswa Khusus ditentukan oleh Rektor ITB berdasarkan hasil ujian penempatan (placement test). 3. Mahasiswa Khusus Program Sarjana dapat berstatus sebagai: a. Mahasiswa pindahan, yaitu mahasiswa yang pindah dari universitas/ perguruan tinggi lain di luar negeri karena mahasiswa tersebut mengikuti orang tua yang berdinas di luar negeri dan diberi tugas oleh pemerintah. b. Mahasiswa tugas belajar, yaitu mahasiswa yang mendapat tugas belajar dari instansi/lembaga negara/swasta yang mempunyai kerja sama dengan ITB. c. Mahasiswa program kerja sama, yaitu mahasiswa dari Perguruan Tinggi yang mempunyai kerja sama dengan ITB. 4. Mahasiswa pindahan atau mahasiswa tugas belajar untuk Program Sarjana harus mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Masa percobaan selama 2 (dua) semester dengan beban 18 (delapan belas) SKS untuk setiap semesternya, dengan hasil NR (Nilai Rata-rata) setiap semester tidak kurang dari 2,50 (dua koma lima nol) serta tidak mempunyai nilai E atau T. b. Bila NR seperti tersebut pada ayat (4.a) pasal ini tidak terpenuhi, maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan lagi untuk melanjutkan studi Program Sarjana di ITB. c. Setelah lulus masa percobaan 2 (dua) semester tanpa perpanjangan waktu masa percobaan, maka status kemahasiswaannya berubah menjadi sama seperti mahasiswa Program Sarjana lainnya. d. Dengan status seperti mahasiswa Program Sarjana lainnya, maka mahasiswa tersebut akan dikenai peraturan akademik yang sama dan berhak mendapatkan ijazah Sarjana dari ITB setelah semua persyaratan untuk penyelesaian Program Sarjana telah dipenuhi dengan baik. 5. Mahasiswa program kerjasama harus mengikuti aturan akademik ITB dan aturan lain berdasarkan kesepakatan yang disetujui oleh ITB dan Perguruan Tinggi mitra.
- 18 -
program studi di luar ITB, kemudian melanjutkan pendidikan magister atau doktor di ITB. 2. Seleksi penerimaan mahasiswa khusus Program Pascasarjana dilakukan oleh Sekolah Pascasarjana ITB melalui placement test yang dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku. 3. Penyetaraan atau pengakuan mata kuliah yang telah lulus pada ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana berdasarkan usulan dari Fakultas/Sekolah. 4. Jumlah beban SKS mata kuliah yang dapat disetarakan atau diakui sebagaimana disebutkan dalam ayat (3) pasal ini dibatasi sebanyak-banyaknya 12 SKS untuk Program Magister dan Program Doktor. 5. Mahasiswa Khusus Program Magister dikenai biaya pendidikan sekurangkurangnya untuk 2 (dua) semester atau 1 (satu) tahun, sedang untuk Mahasiswa Khusus Program Doktor dikenai biaya pendidikan sekurang-kurangnya untuk 4 (empat) semester atau 2 (dua) tahun.
Pasal 2.7 Mahasiswa Asing Untuk memperluas peran ITB di kalangan internasional, ITB dapat menerima mahasiswa warga negara asing, sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
1. Warga negara asing dapat mengajukan permohonan kepada Rektor ITB untuk mengikuti pendidikan di ITB dengan melengkapi persyaratan: a. Daftar riwayat hidup dan riwayat pendidikan. b. Fotokopi/salinan ijazah dan transkrip akademik pendidikan terakhir yang ditempuh. c. Fotokopi paspor yang masih berlaku. 2. Penerimaan mahasiswa warga negara asing dilakukan melalui pola seleksi dan ujian masuk yang berlaku, atau pola seleksi khusus yang dibuat oleh ITB. Jika dinyatakan diterima, maka Rektor ITB akan mengirimkan surat penerimaan, langsung kepada yang bersangkutan. 3. Mahasiswa asing yang telah diterima, wajib mengajukan permohonan izin belajar kepada Direktur Jendral Pendidikan Tinggi dengan melampirkan surat penerimaan dari ITB dan persyaratan lainnya yang diperlukan. Surat izin belajar tersebut merupakan persyaratan utama untuk melakukan pendaftaran akademik di ITB.
- 19 -
3. PENDAFTARAN ULANG Pasal 3.1 Pendaftaran Ulang Setiap mahasiswa ITB wajib melakukan pendaftaran ulang ke Direktorat Pendidikan ITB sebelum mengikuti kegiatan akademik pada semester terkait.
1. Pada waktu yang ditentukan dalam Kalender Pendidikan, semua mahasiswa ITB wajib mendaftarkan diri ke Direktorat Pendidikan ITB. 2. Mahasiswa dinyatakan telah mendaftar ulang apabila memiliki KSM (Kartu Studi Mahasiswa) yang telah disahkan untuk semester terkait.
Pasal 3.2 Persyaratan Pendaftaran Ulang Untuk melakukan pendaftaran ulang, mahasiswa menyerahkan semua persyaratan administratif dan membayar biaya pendidikan.
Mahasiswa ITB yang diizinkan melakukan pendaftaran ulang adalah mahasiswa yang terdaftar pada semester sebelumnya, dengan persyaratan: a. Memiliki KSM (Kartu Studi Mahasiswa) semester sebelumnya yang sah dan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa). b. Melunasi biaya pendidikan dan iuran sah lainnya untuk semester terkait. c. Memiliki rencana studi untuk semester terkait yang telah disetujui oleh wali akademik. d. Tidak memiliki kasus/tunggakan terkait layanan/fasilitas akademik yang disediakan oleh ITB
Pasal 3.3 Pendaftaran Ulang yang Diwakilkan Mahasiswa tetap wajib mendaftar ulang walaupun tidak dapat melakukannya secara pribadi.
1. Mahasiswa yang karena sesuatu hal tidak dapat melakukan pendaftaran ulang pada jadwal yang telah ditetapkan, dapat menguasakan pendaftaran ulangnya kepada orang lain dengan surat kuasa yang disertai kelengkapan administratif yang telah ditetapkan. 2. Kesalahan pengambilan mata kuliah karena dikuasakan kepada orang lain, menjadi tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan.
Pasal 3.4 Keterlambatan Melakukan Pendaftaran Ulang Mahasiswa yang terlambat melakukan pendaftaran ulang hanya dizinkan mendaftar ulang dengan beban Nol SKS.
- 20 -
Apabila mahasiswa belum memiliki KSM yang telah disahkan pada akhir perioda pendaftaran ulang sesuai Kalender Pendidikan, maka mahasiswa hanya diizinkan untuk mendaftar ulang dengan beban 0 (nol) sks.
Pasal 3.5 Status Mahasiswa ITB ITB memberikan layanan akademik kepada mahasiswa sesuai dengan status mahasiswa pada semester terkait.
Mahasiswa ITB meliputi semua mahasiswa yang mempunyai status: a. Terdaftar di Direktorat Pendidikan sesuai Pasal 3.1. ayat (2). b. Tidak terdaftar pada satu semester.
Pasal 3.6 Perubahan Rencana Studi ITB memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menambah atau membatalkan mata kuliah yang tercantum pada KSM (Kartu Studi Mahasiswa) pada semester berjalan.
1. Mahasiswa diberi kesempatan untuk menambah atau membatalkan mata kuliah dalam rencana studi yang tercantum dalam KSM, dengan batas maksimum beban SKS seperti pada 4.3 atau Pasal 4.4, sesuai dengan jadwal yang ditentukan pada Kalender Pendidikan. 2. Pelaksanaan perubahan rencana studi tidak dapat diwakilkan. 3. Pengisian rencana studi oleh mahasiswa, persetujuan rencana studi oleh wali akademik dan pencetakan KSM hasil PRS harus dilaksanakan pada jadwal yang telah ditetapkan dalam Kalender Pendidikan ITB.
Pasal 3.7 Keterlambatan Membayar Biaya Pendidikan ITB memberikan perhatian khusus pada mahasiswa yang mempunyai kesulitan dalam menyelesaikan biaya pendidikan.
1. Mahasiswa yang belum dapat memenuhi biaya pendidikan pada saat jadwal pendaftaran ulang yang telah ditetapkan oleh ITB, tetap diwajibkan memiliki rencana studi untuk semester terkait yang telah disetujui oleh wali akademik pada jadwal tersebut dengan dokumen pendukung yang dibutuhkan. 2. Mahasiswa yang termasuk pada ayat (1) pasal ini, diberi kesempatan untuk memenuhi kewajiban membayar biaya pendidikan sampai batas waktu perubahan rencana studi. 3. Mahasiswa yang belum membayar dan mengalami kesulitan untuk membayar biaya pendidikan wajib melapor kepada Lembaga Kemahasiswaan atau Dekan Fakultas/Sekolah terkait untuk diupayakan bantuan biaya pendidikan sesuai peraturan yang berlaku.
Peraturan Akademik Tahun 2013 Institut Teknologi Bandung - 21 -
4. Mahasiswa yang belum membayar biaya pendidikan setelah jadwal perubahan rencana studi, diizinkan untuk mendaftar ulang dengan beban 0 (nol) SKS dan tetap membayar biaya pendidikan yang besar dan waktu pembayarannya ditentukan oleh Direktur Keuangan. 5. Mahasiswa yang tidak melakukan pembayaran pada waktu yang ditetapkan sesuai ayat (4) pasal ini, dapat mendaftar di semester berikutnya setelah melakukan pembayaran yang ditetapkan sesuai ayat (4) pasal ini.
Pasal 3.8 Mahasiswa yang Tidak Mendaftar Mahasiswa agar memanfaatkan masa studinya sebaik-baiknya.
1. Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang selama 1 (satu) semester (berstatus tidak mendaftar) kemudian akan melakukan pendaftaran ulang untuk semester berikutnya, harus mengajukan permohonan tertulis untuk mendaftar ulang kepada Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan . 2. Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang selama 2 (dua) semester berturut-turut dinyatakan mengundurkan diri dari ITB.
Pasal 3.9 Prasyarat Mengikuti Kegiatan Akademik Hak atas keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan akademik diberikan sesuai dengan aturan ITB.
Kegiatan akademik adalah semua kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa untuk memenuhi syarat kelulusan dari suatu program pendidikan. Mahasiswa berhak untuk mengikuti kegiatan akademik setelah terdaftar dan memperoleh KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan KSM (Kartu Studi Mahasiswa) yang sah untuk semester terkait.
Pasal 3.10 Perubahan Biaya Pendidikan ITB memperhatikan penyelesaian pendidikan tepat waktu, dan untuk itu ITB memberlakukan perubahan biaya pendidikan.
Mahasiswa yang belum menyelesaikan pendidikannya sesuai dengan batas waktu studi normal yang ditetapkan sesuai dengan Pasal 6.1 ayat(b), Pasal 6.2 atau Pasal 6.3 diwajibkan membayar biaya pendidikan tambahan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh ITB.
- 22 -
4. LAYANAN AKADEMIK Setiap mahasiswa ITB berhak mendapatkan layanan akademik sesuai dengan norma, ketentuan, dan aturan yang berlaku di lingkungan ITB. Pasal 4.1 Perkuliahan dan Ujian
1. Semua mahasiswa ITB yang memenuhi syarat akademik dan syarat administratif serta berstatus sebagai mahasiswa terdaftar, berhak mendapatkan pelayanan akademik secara penuh dari ITB, sesuai dengan norma, aturan, dan ketentuan yang berlaku. 2. Mahasiswa terikat untuk melaksanakan kewajiban akademik dengan mengikuti semua norma, ketentuan, dan peraturan yang berlaku. 3. Mahasiswa ITB dengan status 0 (nol) SKS tidak berhak untuk mengikuti kegiatan perkuliahan, praktikum, dan ujian, namun masih diberi kesempatan untuk menggunakan fasilitas umum lainnya yang tersedia di ITB, seperti perpustakaan, pelayanan kesehatan, akses internet dan fasilitas olah raga. 4. Mahasiswa ITB yang berstatus tidak terdaftar, tidak berhak untuk mengikuti kegiatan perkuliahan, praktikum, dan ujian, serta tidak berhak untuk menggunakan fasilitas lainnya yang hanya diperuntukkan bagi mahasiswa ITB. 5. Jika mahasiswa yang terdaftar dengan beban 0 (nol) SKS atau berstatus tidak terdaftar melakukan kegiatan akademik pada semester terkait, maka hasil kegiatan akademik tersebut tidak dapat diakui dan juga tidak dapat diperhitungkan untuk semester selanjutnya.
Pasal 4.2 Kalender Pendidikan Semua kegiatan akademik mengacu pada Kalender Pendidikan yang diterbitkan oleh Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan.
1. Mahasiswa ITB wajib memahami dan mematuhi jadwal dalam Kalender Pendidikan yang ditetapkan oleh Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB. 2. Kelalaian dalam memperhatikan Kalender Pendidikan oleh mahasiswa tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk mengubah jadwal kegiatan pendidikan. 3. Pelaksanaan semua kegiatan akademik oleh sivitas akademika ITB, baik yang bersifat kurikuler maupun nonkurikuler, harus mengacu pada Kalender Pendidikan ITB.
Pasal 4.3 Beban Kuliah per Semester Mahasiswa berhak mengambil beban kuliah hingga batas maksimum yang ditentukan.
Peraturan Akademik Tahun 2013 Institut Teknologi Bandung - 23 -
1. Beban normal perkuliahan setiap semester reguler untuk mahasiswa Program Sarjana dibatasi maksimum 20 (dua puluh) SKS. 2. Beban normal perkuliahan Semester Pendek untuk mahasiswa Program Sarjana dibatasi maksimum 10 (sepuluh) SKS. 3. Untuk mahasiswa Program Sarjana yang mengambil mata kuliah Program Magister sebagaimana diatur dalam Pasal 1.8.4, beban akademik normal setiap semester tidak boleh melebihi 60 jam seminggu, berdasarkan kesetaraan beban akademik setiap SKS yang diatur dalam pasal-pasal 1.6.1 dan 1.6.2 4. Beban normal perkuliahan setiap semester reguler untuk mahasiswa Program Magister dibatasi maksimum 12 (dua belas) SKS. 5. Beban normal perkuliahan Semester Pendek untuk mahasiswa Program Magister dibatasi maksimum 6 (enam) SKS. 6. Beban normal perkuliahan setiap semester reguler untuk mahasiswa Program Doktor dibatasi maksimum 12 (dua belas) SKS. 7. Beban normal perkuliahan setiap Semester Pendek untuk mahasiswa Program Doktor dibatasi maksimum 6 (enam) SKS.
Pasal 4.4 Beban Lebih untuk Percepatan Studi ITB mendorong mahasiswa berprestasi untuk mempercepat waktu studi secara sistematis.
1. Percepatan waktu studi dapat dilakukan oleh mahasiswa berprestasi dengan persetujuan wali akademik dan Ketua Program Studi, melalui pengambilan beban SKS kuliah melebihi batas normal yang telah ditentukan untuk setiap semester. 2. Ketentuan beban SKS maksimal yang diizinkan bagi mahasiswa Program Sarjana berprestasi adalah sebagai berikut: a. Mahasiswa dengan NR (Nilai rata-rata) semester sebelumnya (atau dua semester sebelumnya jika nilai semester terakhir belum lengkap) 2,90 (dua koma sembilan puluh) dapat diberi kesempatan untuk mengambil beban maksimal 22 (dua puluh dua) SKS pada semester reguler setelah mendapat persetujuan dari wali akademik dan Ketua Program Studi terkait. b. Mahasiswa dengan NR semester sebelumnya (atau dua semester sebelumnya jika nilai semester terakhir belum lengkap) 3,35 (tiga koma tiga puluh lima) dapat diberi kesempatan untuk mengambil beban maksimal 24 (dua puluh empat) SKS pada semester reguler setelah mendapat persetujuan dari wali akademik dan Ketua Program Studi terkait. 3. Untuk mahasiswa Program Sarjana yang memenuhi persyaratan pada ayat 2 di atas dan mengambil mata kuliah Program Magister sebagaimana diatur dala Pasal 1.8.4 berlaku ketentuan tambahan berikut : a. Beban akademik setiap semester mahasiswa yang memenuhi persyaratan pada ayat 2 butir a di atas tidak boleh melebihi 66 jam seminggu, berdasarkan kesetaraan beban akademik setiap SKS yang diatur dalam Pasal-pasal 1.6.1 dan 1.6.2.
- 24 -
b. Beban akademik setiap semester mahasiswa yang memenuhi persyaratan pada ayat 2 butir b di atas tidak boleh melebihi 72 jam seminggu, berdasarkan kesetaraan beban akademik setiap SKS yang diatur dalam Pasal-pasal 1.6.1 dan 1.6.2. 4. Mahasiswa Program Magister yang berprestasi dapat diberi kesempatan untuk mengambil mata kuliah dengan beban lebih dari 12 (dua belas) SKS per semester, tetapi tidak melebihi 16 (enam belas) SKS pada semester reguler, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pada semester sebelumnya (atau dua semester sebelumnya jika nilai semester terakhir belum lengkap) memiliki NR 3,00 (tiga koma nol). b. Mendapat persetujuan dari wali akademik dan Ketua Program Studi terkait untuk mengambil lebih dari 12 (dua belas) SKS pada semester regular. 5. Mahasiswa Program Doktor yang berprestasi dapat diberikan kesempatan untuk mengambil mata kuliah dengan beban lebih dari 12 (dua belas) SKS per semester, tetapi tidak melebihi 15 (lima belas) SKS pada semester regular, dengan ketentuan mendapat persetujuan dari Sekolah Pascasarjana berdasarkan rekomendasi dari Komisi Program Pascasarjana Sekolah/Fakultas.
Pasal 4.5 Perwalian Akademik Pemanduan pengambilan mata kuliah setiap semester dilakukan melalui kegiatan Perwalian Akademik.
1. Perwalian Akademik adalah kegiatan tatap muka antara wali akademik dengan mahasiswa dalam mengatur strategi pengambilan mata kuliah berdasarkan kurikulum yang berlaku dengan mempertimbangkan kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa. 2. Perwalian Akademik secara tatap muka wajib dilakukan minimal satu kali per semester. 3. Wali akademik adalah dosen ITB yang ditunjuk oleh Dekan berdasarkan usulan dari Ketua Program Studi terkait dan berkewajiban untuk: a. Memberikan bimbingan kepada mahasiswa selama masa pendidikannya. b. Menumbuhkan kreativitas dan kebiasaan cara belajar yang efektif. c. Membantu mahasiswa dalam menyusun rencana studi untuk menunjang keberhasilan studi mahasiswa. 4. Jadwal perwalian yang tercantum pada Kalender Pendidikan harus ditaati oleh semua mahasiswa ITB. Jika mahasiswa mendapatkan kesulitan, agar melapor kepada Ketua Program Studi masing-masing. 5. Perwalian akademik mempertimbangkan antara lain: a. Kurikulum program studi dan prasyarat setiap mata kuliah. b. Keterkaitan antara satu mata kuliah dengan mata kuliah yang lain, meskipun tidak merupakan prasyarat. c. Kemampuan dan prestasi akademik mahasiswa.
- 25 -
6. Setiap mahasiswa dapat mengambil sejumlah mata kuliah dengan beban SKS sesuai Pasal 4.3 atau Pasal 4.4, atas persetujuan wali akademik yang bersangkutan, dan dituangkan dalam bentuk rencana studi setiap semester. 7. Mahasiswa wajib memperhatikan peringatan wali akademik mengenai masalah prestasi akademik dan batas waktu studi pada setiap tahap pendidikan.
Pasal 4.6 Pelaksanaan Ujian Mahasiswa mengikuti ujian sesuai dengan jadwal dan tempat yang ditentukan oleh Direktorat Pendidikan.
1. Masa ujian pada setiap semester tertera pada Kalender Pendidikan ITB. 2. Jadwal ujian secara rinci disusun dan diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan. 3. Kesalahan membaca jadwal atau tempat ujian tidak dapat digunakan sebagai alasan sah untuk meminta tambahan pelayanan akademik, termasuk ujian khusus.
Pasal 4.7 Peserta Ujian Dalam melaksanakan proses ujian perlu ditegakkan aturan dan tata tertib pelaksanaan ujian bagi semua peserta ujian.
1. Mahasiswa dinyatakan sah dan diperkenankan mengikuti ujian suatu mata kuliah tertentu apabila: a. Membawa KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan KSM (Kartu Studi Mahasiswa) yang sah sebagai bukti diri. b. Terdaftar dalam mata kuliah yang diujikan. c. Tidak sedang dikenakan sanksi akademik. d. Memenuhi semua persyaratan untuk menempuh ujian tersebut. 2. Selama ujian berlangsung, peserta ujian diwajibkan: a. Menaati semua peraturan dan ketentuan ujian yang berlaku. b. Menaati semua petunjuk teknis tentang penyelenggaraan ujian yang diberikan oleh pengawas ujian kepadanya. c. Meminta persetujuan pengawas terlebih dahulu, sebelum meninggalkan tempat duduk atau ruang ujian. d. Menyerahkan lembar jawaban ujian kepada pengawas yang bertugas sebelum meninggalkan ruang ujian. 3. Selama ujian berlangsung, peserta ujian tidak dibenarkan untuk: a. Berperilaku yang mengganggu tata tertib penyelenggaraan ujian. b. Berkomunikasi dalam bentuk apa pun dengan sesama peserta ujian lain maupun dengan orang lain di luar ruang ujian. c. Bekerjasama, berusaha untuk bekerjasama, atau mendukung kerjasama dengan peserta ujian lain dalam menyelesaikan ujian. d. Menyalin atau berusaha menyalin jawaban ujian peserta lain, atau memberi kesempatan kepada peserta lain untuk menyalin jawaban ujiannya.
- 26 -
4. Menggunakan catatan, buku, dan/atau sumber informasi lainnya selama ujian berlangsung. Hasil ujian yang dibuat oleh seseorang yang bukan peserta ujian yang sah, dinyatakan tidak berlaku. 5. Mahasiswa yang melanggar ketentuan pada ayat (1), ayat (2) dan/atau ayat (3) pasal ini, dapat dikenai sanksi pemberian nilai E untuk mata kuliah yang diujikan, dan/atau hukuman yang lebih berat sesuai dengan Penegakan Norma dan Sanksi Pasal 2.2 yang ditetapkan oleh Fakultas/Sekolah terkait, jika didapatkan unsur kesengajaan dan perencanaan dalam pelanggaran tersebut. 6. Pengecualian terhadap ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan/atau ayat (3) pasal ini hanya dapat diberikan oleh dosen yang bertanggung jawab.
Pasal 4.8 Pengawas Ujian Mahasiswa wajib memenuhi aturan dan tata tertib yang dikeluarkan oleh pengawas ujian.
1. Pengawas ujian adalah seorang yang ditugaskan untuk melaksanakan pengawasan ujian di suatu ruang ujian, dan mempunyai wewenang untuk: a. Memeriksa keabsahan peserta ujian seperti tercantum pada Pasal 4.7. b. Mengatur dan menentukan tempat duduk setiap peserta ujian. c. Menetapkan benda-benda atau barang yang dapat dibawa oleh peserta ujian ke tempat duduk. d. Menolak kehadiran seseorang yang tidak bertugas sebagai pengawas atau yang tidak berkepentingan sebagai peserta ujian, dalam ruang ujian. 2. Pengawas ujian mempunyai kewajiban untuk melaporkan tindak kecurangan peserta ujian dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian. 3. Penolakan kesertaan yang dimaksud dalam ayat (1.d) pasal ini dilakukan oleh pengawas, dengan menginstruksikan kepada yang bersangkutan untuk meninggalkan ruang ujian dan mengisi Berita Acara Pelaksanaan Ujian.
- 27 -
5. PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA DAN PENYELESAIAN TAHAP PENDIDIKAN Pasal 5.1 Evaluasi Pembelajaran Evaluasi hasil belajar mahasiswa merupakan bagian dalam proses penentuan prestasi akademik mahasiswa.
1. Evaluasi hasil belajar mahasiswa harus dilakukan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester, yaitu satu kali pada saat semester sedang berjalan dan satu kali pada akhir semester. 2. Jenis dan cara evaluasi (ujian, kuis, atau cara lainnya) disesuaikan dengan sifat bidang ilmu dan karakteristik setiap mata kuliah. 3. Jika digunakan lebih dari satu jenis evaluasi, maka bobot tiap jenis evaluasi harus diwujudkan secara keseluruhan dalam bentuk data pembobotan evaluasi yang mencerminkan ciri mata kuliah termaksud. 4. Keseluruhan pembobotan hasil evaluasi direkapitulasi menjadi satu nilai akhir bagi seorang mahasiswa dalam mengikuti satu mata kuliah tertentu.
Pasal 5.2 Penilaian Prestasi Mahasiswa Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan pada setiap semester dan diumumkan pada waktu yang telah ditentukan.
1. Penilaian prestasi akademik mahasiswa untuk suatu mata kuliah dilakukan untuk setiap mahasiswa yang terdaftar dan mendaftarkan mata kuliah tersebut secara sah di Direktorat Pendidikan ITB. 2. Penilaian prestasi akademik mahasiswa dilakukan melalui evaluasi dengan menganut prinsip keadilan, relevansi, dan akuntabilitas. 3. Atas dasar data evaluasi keseluruhan tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, maka dosen mata kuliah harus menentukan nilai akhir keberhasilan mahasiswa dalam bentuk huruf dan angka sebagai berikut: A AB B BC C D E (nilai 4,0) (nilai 3,5) (nilai 3,0) (nilai 2,5) (nilai 2,0) (nilai 1,0) (nilai 0,0) berarti sangat baik berarti nilai antara baik dengan sangat baik berarti baik berarti nilai antara cukup dan baik berarti cukup berarti hampir cukup berarti kurang atau gagal
- 28 -
4. Hasil penilaian akhir diberikan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah dengan mengisi Daftar Nilai Akhir (DNA) yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan ITB, dan tidak ada penambahan nama mahasiswa selain dari yang sudah tercantum. 5. Beberapa mata kuliah di tingkat Program Doktor dapat diberikan dengan nilai akhir dalam bentuk penilaian Lulus (P) atau Tidak Lulus (F). Rincian jenis mata kuliah yang dijelaskan dalam ayat ini ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana.
Pasal 5.3 Nilai yang Bermasalah Mahasiswa harus memeriksa status dan nilai mata kuliah yang diambil.
1. a. Jika karena suatu hal, nilai akhir keberhasilan seorang mahasiswa dalam mengikuti suatu mata kuliah yang sistem penilaiannya mengikuti ketentuan ayat (3) dan ayat (5) dalam Pasal 5.2. di atas belum dapat ditentukan, maka kepadanya diberikan nilai T yang berarti belum lengkap b. Nilai T pada mata kuliah Program Doktor sebagaimana yang dijelaskan pada Pasal 5.2 ayat (5) dapat berlaku terus hingga ditetapkan sebagai nilai akhir (P atau F). 2. Selambat-lambatnya, sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam Kalender Pendidikan, dosen yang bersangkutan, berdasarkan kelengkapan untuk menilai mata kuliah, harus mengubah nilai T tersebut dengan nilai huruf seperti yang tercantum pada Pasal 5.2 ayat (3) dengan menggunakan FPN (Formulir Perubahan Nilai). 3. Bila penggantian nilai T tidak dilakukan sampai batas akhir yang ditentukan sesuai Pasal 5.3 ayat (2), maka sistem pengolahan data akademik ITB akan mengubah nilai T menjadi nilai E, dan nilai ini merupakan nilai akhir bagi mahasiswa yang bersangkutan untuk mata kuliah tersebut, kecuali untuk matakuliah program pascasarjana yang ketentuannya berbeda sesuai pasal 5.2 ayat (5). 4. Mahasiswa yang belum dinyatakan lulus untuk suatu mata kuliah hingga melewati batas waktu tersebut di atas harus mendaftarkan kembali mata kuliah tersebut pada semester berikutnya, sesuai ketentuan Pasal 1.8 ayat (3), Pasal 4.1 ayat (4), dan Pasal 5.2 ayat (1). Jika hal ini terjadi bukan akibat kesalahan mahasiswa, maka penanganan kasus ini akan dilakukan secara khusus sesuai norma yang berlaku. 5. Untuk mencegah kejadian tidak tercantumnya nama mahasiswa sebagai peserta dari suatu mata kuliah yang diambilnya atau sebaliknya yaitu tercantumnya nama mahasiswa sebagai peserta pada suatu mata kuliah yang tidak diambilnya, mahasiswa wajib memeriksa jumlah, nama, dan nomor mata kuliah yang diambil pada KSM (Kartu Studi Mahasiswa), daftar hadir kelas, dan dokumen lainnya sebelum DNA diterbitkan secara resmi. 6. DNA yang sudah diterbitkan tidak dapat diganti kecuali jika bukan diakibatkan oleh tidak dipenuhinya ketentuan pada ayat (5) pasal ini.
- 29 -
Pasal 5.4 Nilai Rata-Rata, Indeks Prestasi, dan Indeks Prestasi Kumulatif ITB menentukan prestasi akademik mahasiswa melalui NR, IP, dan IPK.
1. Nilai Rata-rata (NR) merupakan prestasi akademik mahasiswa yang dicapai pada setiap semester atas dasar perhitungan perolehan nilai akhir untuk sejumlah mata kuliah yang terdaftar pada semester tersebut. 2. Indeks Prestasi (IP) merupakan prestasi akademik mahasiswa yang dicapai dalam kurun waktu tertentu atas dasar perhitungan perolehan nilai akhir sejumlah mata kuliah, dimana jika ada mata kuliah yang diulang, nilai yang diperhitungkan adalah nilai terakhir mata kuliah tersebut saja, tanpa memperhitungkan nilai mata kuliah tersebut pada pengambilan sebelumnya. Ketentuan ini juga berlaku untuk suatu mata kuliah yang menggantikan mata kuliah lain yang diambil sebelumnya. 3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan prestasi akademik mahasiswa yang dicapai dalam kurun waktu tertentu atas dasar perhitungan semua nilai mata kuliah yang pernah diambil, termasuk nilai suatu mata kuliah yang diambil kembali atau digantikan oleh mata kuliah lain pada semester-semester berikutnya.
Pasal 5.5 Derajat Keberhasilan Derajat keberhasilan akademik mahasiswa dalam bentuk NR, IP, dan IPK dihitung atas dasar perolehan sejumlah nilai akhir yang dicapai oleh mahasiswa dalam kurun waktu tertentu.
1. Kelulusan mahasiswa Program Sarjana dalam satu tahap pendidikan, yakni tahap Tahun Pertama dan tahap Sarjana, serta kelulusan mahasiswa Program Pascasarjana, ditentukan oleh Indeks Prestasi (IP). 2. Derajat keberhasilan akademik mahasiswa untuk menentukan urutan prestasi (ranking) dan predikat kelulusan ditentukan oleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3. Penentuan beban SKS maksimum yang dapat diambil oleh seorang mahasiswa pada suatu semester ditentukan oleh Nilai Rata-Rata (NR). 4. Perhitungan NR, IP, dan IPK setiap mahasiswa dilakukan menggunakan aturan berikut:
k1, k2, .., km adalah besarnya SKS mata kuliah yang diambil subskrip 1, 2, .., m adalah mata kuliah yang diambil n1, n2, .., nm adalah nilai angka mata kuliah termaksud. Perhitungan NR, IP, dan IPK mengacu pada ketentuan Pasal 5.4 tanpa memperhitungkan nilai mata kuliah yang diambil di universitas/perguruan tinggi lain,
- 30 -
mata kuliah bernilai T yang sifatnya belum lengkap dan/atau mata kuliah yang sistem penilaiannya tidak menggunakan ketentuan ayat (3) dalam Pasal 5.2.
Pasal 5.6 Penyelesaian Program Sarjana Penyelesaian tahap pendidikan Program Sarjana ditentukan atas dasar IP yang dicapai oleh mahasiswa dan syarat lainnya.
Untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana, setiap mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika: a. Telah mengambil semua mata kuliah yang disyaratkan oleh kurikulum Program Sarjana dan dinyatakan lulus yaitu tanpa nilai E atau T dan IP 2.00 pada tahap Tahun Pertama, dan tanpa nilai D, E atau T pada Tahap Sarjana. b. Telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan program studi seperti penyelesaian Laporan Tugas Akhir yang disetujui pembimbing, kerja praktek, dan tugas-tugas lainnya. c. Telah dilaporkan kelulusannya oleh Fakultas/Sekolah secara resmi dan tertulis kepada Direktur Pendidikan ITB.
Pasal 5.7 Penyelesaian Program Magister Penyelesaian tahap pendidikan Program Magister ditentukan atas dasar IP yang dicapai oleh mahasiswa dan syarat administrasi akademik lainnya.
1. Untuk menyelesaikan pendidikan Program Magister, setiap mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika: a. Telah mengambil semua mata kuliah yang disyaratkan untuk Magister dan dinyatakan lulus tanpa nilai D, E, atau T. b. Mencapai IP 2,75 (dua koma tujuh lima). c. Telah menyerahkan tesis magister yang telah disetujui pembimbing dan persyaratan lainnya kepada Fakultas/Sekolah masing-masing dan telah dilaporkan kepada Sekolah Pascasarjana. 2. Memenuhi semua persyaratan lain yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana. 3. Telah dilaporkan kelulusannya oleh Fakultas/Sekolah Pelaksana Program secara resmi dan tertulis kepada Dekan Sekolah Pascasarjana ITB dan Direktur Pendidikan ITB. Program
Pasal 5.8 Penyelesaian Program Doktor Penyelesaian tahap pendidikan Program Doktor diatur dan ditentukan oleh Sekolah Pascasarjana ITB.
Peraturan Akademik Tahun 2013 Institut Teknologi Bandung - 31 -
Untuk menyelesaikan pendidikan Program Doktor, setiap mahasiswa dapat dinyatakan lulus jika: a. Telah mengambil semua mata kuliah yang disyaratkan untuk Program Doktor, serta telah dinyatakan lulus tanpa nilai C, D, E, atau T. b. Telah menyerahkan disertasi doktor Sekolah Pascasarjana ITB. yang disetujui pembimbing kepada
c. Telah lulus ujian promosi terbuka yang diatur oleh Program Pascasarjana ITB dan dilaporkan ke Direktorat Pendidikan ITB. d. Memenuhi semua persyaratan lain yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana. e. Telah dilaporkan kelulusannya oleh Fakultas/Sekolah Penyelenggara Program secara resmi dan tertulis kepada Dekan Sekolah Pascasarjana ITB dan Direktur Pendidikan ITB.
Pasal 5.9 Predikat Kelulusan Setiap lulusan Program Pendidikan ITB diberi predikat kelulusan sesuai dengan IPK yang dicapai dan kriteria lainnya yang ditetapkan oleh Rektor ITB.
1. Jenis predikat kelulusan yang diberikan, batasan IPK dan/atau kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan masing-masing predikat kelulusan Program Sarjana dan Pascasarjana ditentukan melalui keputusan Rektor ITB. 2. Yudisium untuk menentukan predikat kelulusan diberikan oleh Rektor ITB berdasarkan ketentuan pada ayat (1) pasal ini.
Pasal 5.10 Surat Keterangan Selesai Pentahapan Program Sarjana ITB menerbitkan surat keterangan selesai bagi setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan satu tahap program pendidikan tertentu pada program studi yang diikutinya.
1. Untuk keperluan administrasi pendidikan, maka kepada mahasiswa yang memenuhi segala ketentuan dan persyaratan akademik penyelesaian tahap Tahun Pertama diberikan surat keterangan selesai tahap pendidikan termaksud. 2. Surat Keterangan Selesai Tahap Tahun Pertama diterbitkan oleh pejabat yang ditugaskan oleh Rektor setelah mahasiswa memenuhi persyaratan kelulusan tahap Tahun Pertama. 3. Dengan terbitnya Surat Keterangan Selesai Tahap Tahun Pertama, maka mahasiswa yang bersangkutan sudah tidak diperkenankan lagi untuk mengambil mata kuliah atau memperbaiki perolehan nilai pada tahap Tahun Pertama.
- 32 -
Pasal 5.11 Rapor (Laporan Kemajuan Akademik) Transkrip Akademik dan Ijazah Mahasiswa berhak menerima laporan Rapor (laporan kemajuan akademik), transkrip akademik dan ijazah dengan tata cara dan waktu yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.
1. Rapor (laporan kemajuan akademik) adalah laporan lengkap seluruh rekaman nilai mata kuliah yang diperoleh seorang mahasiswa selama kuliah di ITB yang disusun berdasarkan urutan pengambilan pada setiap semester. Nilai Rata-rata dari seluruh mata kuliah yang tertera dalam Rapor yang diperoleh dengan cara seperti ditentukan oleh Pasal 5.5 akan menghasilkan IPK. Nilai Rata-rata yang dihitung hanya dari catatan suatu semester pada rapor tersebut menghasilkan NR semester terkait. 2. Rapor dapat diberikan kepada mahasiswa yang tata cara dan waktu pemberiannya ditentukan oleh Direktorat Pendidikan ITB. 3. Transkrip Akademik adalah rekaman lengkap jumlah kredit dan nilai terakhir seluruh mata kuliah yang disyaratkan kurikulum masing-masing program studi yang diperoleh seorang mahasiswa selama kuliah di ITB pada setiap jenjang pendidikan sesuai jumlah beban SKS yang disyaratkan pada Pasal 1.7. Nilai Ratarata yang diperoleh dengan cara seperti ditentukan Pasal 5.5 dari seluruh mata kuliah yang tertera dalam Transkrip Akademik menghasilkan IP. 4. Transkrip Akademik dan Ijazah Sarjana, Magister, atau Doktor diberikan kepada mahasiswa yang telah memenuhi segala ketentuan persyaratan akademik dan administrasi akademik penyelesaian pendidikan Program Sarjana, Magister, atau Doktor.
- 33 -
6. WAKTU STUDI ITB menyelenggarakan program pendidikan yang dapat diselesaikan oleh mahasiswa secara tepat waktu dengan kemampuan normal, sesuai dengan kurikulum. Mahasiswa diharapkan selesai tepat waktu. Pasal 6.1 Waktu Studi Program Sarjana
Waktu studi normal untuk pendidikan Program Sarjana terdiri dari: a. Tahap Tahun Pertama dijadwalkan dalam 2 (dua) semester atau 1 (satu) tahun. b. Tahap Sarjana dijadwalkan dalam 6 (enam) semester atau 3 (tiga) tahun, setelah Tahap Tahun Pertama.
- 34 -
Perpanjangan Waktu Studi Hanya mahasiswa yang mempunyai alasan kuat dan memenuhi syarat tertentu saja yang diizinkan memperoleh perpanjangan waktu studi. Pasal 6.5 Perpanjangan Waktu Studi Program Sarjana
1. Perpanjangan waktu studi bagi yang diizinkan/memenuhi syarat, tidak akan mengakibatkan keseluruhan masa studi melebihi batas maksimal berikut: a. 4 (empat) semester atau 2 (dua) tahun untuk tahap Tahun Pertama. b. 12 (dua belas) semester atau 6 (enam) tahun untuk tahap Tahun Pertama dan tahap Sarjana. 2. Mereka yang dari segi waktu tidak memungkinkan untuk dapat menyelesaikan studinya seperti ditentukan ayat (1) pasal ini, disarankan untuk mengundurkan diri, walaupun masa studinya belum habis.
- 35 -
3. Ketentuan mengenai syarat perpanjangan waktu studi Program Doktor dan pejabat yang berwenang untuk mengizinkan perpanjangan waktu studi ditentukan oleh Rektor.
Pasal 6.8 Penghentian Studi Sementara Penghentian studi sementara bagi mahasiswa Program Sarjana tidak mengubah batas waktu studi yang telah ditetapkan.
1. Mahasiswa Program Sarjana dengan alasan yang kuat, yang ditunjukkan dengan bukti-bukti tertulis, dapat mengajukan penghentian studi sementara, maksimum 2 (dua) semester. 2. Mahasiswa Program Sarjana yang ingin menghentikan studi untuk sementara pada suatu semester tertentu, karena suatu alasan yang kuat, harus tetap berstatus sebagai mahasiswa dengan mengambil beban 0 (nol) SKS, serta harus memenuhi persyaratan berikut: a. Mengajukan permohonan tertulis kepada Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan dengan persetujuan Dekan/Wakil Dekan Fakultas/Sekolah terkait. b. Mendapatkan izin tertulis dari Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan. c. Tetap harus mendaftarkan diri pada setiap awal semester dengan beban 0 (nol) SKS dan tetap membayar biaya pendidikan sesuai dengan aturan yang berlaku. 3. Penghentian studi sementara tidak disediakan untuk Program Pascasarjana. 4. Mahasiswa Program Pascasarjana yang karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti kegiatan akademik, diwajibkan untuk tetap mendaftar dengan mengambil beban 0 (nol) SKS dan tetap membayar biaya pendidikan yang telah ditetapkan.
Penghentian Studi Dengan mempertimbangkan kemampuan akademik mahasiswa, serta untuk tidak menghambat kemungkinan melanjutkan studi di perguruan tinggi lain, ITB akan menghentikan studi seorang mahasiswa Program Sarjana dan Pascasarjana. Pasal 6.9 Penghentian Studi Program Sarjana
1. Mahasiswa yang pada tahun pertama masa studinya berprestasi akademik rendah, yaitu mempunyai IP < 1,00 (satu koma nol), tidak diperkenankan untuk melanjutkan pendidikannya di ITB. 2. Mahasiswa tahap Tahun Pertama dan tahap Sarjana yang tidak dapat menyelesaikan studinya pada batas waktu perpanjangan masa studi seperti ditentukan Pasal 6.5, tidak diperkenankan untuk melanjutkan pendidikannya di ITB.
Peraturan Akademik Tahun 2013 Institut Teknologi Bandung - 36 -
Pasal 6.12 Peringatan Dini dan Peringatan Batas Waktu Studi Untuk memperlancar program pendidikan yang diikuti mahasiswa, baik Program Sarjana dan Pascasarjana, maka ITB akan mengirimkan surat peringatan kepada mahasiswa berkaitan dengan prestasi akademik yang dicapai mahasiswa.
1. Mahasiswa Program Sarjana akan diberi peringatan selambat-lambatnya satu tahun sebelum habis masa perpanjangan waktu studi yang tercantum dalam Pasal 6.5 ayat (1). 2. Sekolah Pascasarjana akan mengingatkan mahasiswa serta para pembimbing/promotornya tentang kemungkinan dilampauinya batas studi apabila: a. Mahasiswa Program Magister pada akhir suatu semester memperoleh NR antara 1,50 (satu koma lima nol) dan 2,0 (dua koma nol) b. Mahasiswa Program Doktor pada akhir semester pertama tidak lulus ujian Persiapan (Tahap I) c. Mahasiswa Program Doktor pada akhir semester kedua tidak lulus mata kuliah Penyusunan Proposal (Tahap II) d. Mahasiswa Program Doktor pada dua semester berturut-turut belum lulus mata kuliah Penelitian dan Seminar Kemajuan.
- 37 -
Pasal 6.13 Pengunduran Diri Mahasiswa ITB berhak untuk mengundurkan diri dari keikutsertaannya dalam program pendidikan di ITB.
1. Dengan kesadaran sendiri, seorang mahasiswa diizinkan untuk mengajukan pengunduran diri sebagai mahasiswa ITB. 2. Surat pengajuan pengunduran diri disampaikan kepada Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, untuk diterbitkan Surat Keputusan pemberhentian dari status kemahasiswaannya.
- 38 -
7. MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI ITB mempertimbangkan keinginan dan kemampuan mahasiswa untuk mengambil bidang pendidikan yang sesuai untuk masa depannya. Pasal 7.1 Mahasiswa Pindah Program Studi
Pada dasarnya ITB tidak memperkenankan seorang mahasiswa yang telah terdaftar pada satu program studi untuk pindah ke program studi lainnya pada strata yang sama. Perpindahan program studi tersebut hanya dapat dilakukan jika dapat dibuktikan bahwa mahasiswa yang bersangkutan tidak sesuai untuk program studi yang sedang ditempuhnya. Pelaksanaannya dilakukan dengan mempertimbangkan hasil prestasi akademik pada program studi yang sedang ditempuhnya, serta ketersediaan fasilitas pembelajaran secara keseluruhan dari program studi yang akan dituju.
- 39 -
c. Disetujui oleh kedua Dekan Fakultas/Sekolah terkait baik oleh Fakultas/Sekolah yang akan ditinggalkan maupun Fakultas/Sekolah yang dituju. Surat persetujuan dari Dekan perlu dilampiri dengan persetujuan KPPS dan tim pembimbing, untuk Fakultas/Sekolah yang akan ditinggalkan, atau calon tim pembimbing untuk Fakultas/Sekolah yang akan dituju. 5. Pindah program studi untuk mahasiswa Program Pascasarjana ke kelompok bidang ilmu yang berbeda diatur tersendiri berdasarkan keputusan Rektor ITB. 6. Peraturan pindah program studi dalam satu kelompok bidang ilmu, yaitu sains, teknologi, atau seni untuk mahasiswa Program Sarjana: a. Mahasiswa Program Sarjana yang berniat untuk pindah program studi dapat mengajukan permohonan pindah program studi, sekurang-kurangnya setelah lulus Tahap Tahun Pertama dan mengikuti kegiatan akademik setelah menempuh tahap pendidikan Sarjana selama 2 (dua) semester. b. Persetujuan pindah program studi diberikan atas pertimbangan yang menyangkut kapasitas program studi dan alasan yang diajukan untuk pindah program studi. c. Memiliki IPK di program studi yang akan ditinggalkan tidak kurang dari 3,00 (tiga koma nol). d. Disetujui oleh kedua Dekan Fakultas/Sekolah terkait, baik oleh Fakultas/Sekolah yang akan ditinggalkan maupun Fakultas/Sekolah yang dituju. 7. Mahasiswa pindah program studi harus mengikuti ketentuan seperti pada Pasal 2.5 ayat (4)
2. Bilamana persyaratan akademik dipenuhi, maka Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan meminta pendapat dari kedua Dekan, yaitu Dekan Fakultas/Sekolah dari program studi yang ditinggalkan, serta Dekan Fakultas/Sekolah dari program studi yang dituju. 3. Keputusan perpindahan studi akan diberikan oleh Rektor atau pejabat yang ditugaskannya setelah mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas/ Sekolah yang ditinggalkan dan Dekan Fakultas/Sekolah tujuan. 4. Jadwal waktu mengajukan surat permohonan pindah program studi antara tanggal 1 Juli sampai dengan 15 Juli setiap tahun akademik.
- 40 -
Prosedur pembuatan Surat Keterangan Pengganti Ijazah adalah sebagai berikut: 1. Lulusan tersebut mengajukan permohonan kepada Rektor ITB dengan tembusan kepada Dekan Fakultas/Sekolah yang bersangkutan dengan ketentuan: a) Bagi lulusan yang ijazahnya hilang, melampirkan fotokopi surat keterangan kehilangan ijazah dari Kepolisian; b) Bagi lulusan yang ijazahnya rusak, melampirkan bukti dokumen ijazah asli yang rusak 2. Sesuai dengan hasil verifikasi yang dilakukan, Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan, atas nama Rektor ITB menerbitkan Surat Keterangan Pengganti Ijazah.
Pasal 8.4 Keberadaan Mahasiswa di Kampus Semua fasilitas yang tersedia di kampus ITB, dapat digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan akademik oleh seluruh sivitas akademika ITB, sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku.
1. Kampus Institut Teknologi Bandung berikut sarananya pada dasarnya dapat digunakan untuk melaksanakan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat oleh seluruh sivitas akademika ITB.
- 41 -
2. Fasilitas pendidikan hanya disediakan bagi mahasiswa ITB yang terdaftar secara sah. 3. Bagi mahasiswa yang sudah tidak diperkenankan untuk melanjutkan studi atau mahasiswa yang tidak diperkenankan untuk mengikuti berbagai kegiatan akademik di ITB karena melanggar peraturan ITB, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Mereka tidak dibenarkan untuk dilayani dalam seluruh kegiatan akademik termasuk kegiatan kurikuler ataupun nonkurikuler. b. Keberadaan mereka di dalam kampus Institut Teknologi Bandung, dikenakan peraturan yang berlaku bagi nonsivitas akademika ITB khususnya, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia pada umumnya.
- 42 -
PERATURAN KEMAHASISWAAN
b. Dicabut status kemahasiswaannya dari ITB. c. Terbukti melanggar ketentuan atau peraturan/tata tertib yang berlaku. d. Terbukti melakukan pemalsuan data ketika mengajukan permohonan beasiswa.
- 46 -
a. Memberikan bimbingan dan pembinaan kepada mahasiswa dalam mengatasi permasalahan baik pribadi maupun kelompok, khususnya masalah yang bersifat non akademis (psikologis) yang tidak dapat diatasi oleh dirinya sendiri. b. Memberikan layanan dan pemeriksaan psikologi bagi mahasiswa, baik secara perorangan maupun kelompok. c. Memberikan rekomendasi/referensi bagi mahasiswa untuk memperoleh pemecahan masalah yang dihadapi. 5 Jenis layanan konsultasi psikologi mahasiswa yang diberikan oleh Bimbingan dan Konseling dapat berupa: a. b. c. d. Konsultasi psikologi. Test kepribadian. Analisis perilaku mahasiswa secara kelompok. Pelatihan bagi mahasiswa dalam rangka pengembangan karakter dan peningkatkan kecerdasan emosional.
- 47 -
2.
Pelatihan dan pengembangan karakter yang diberikan dapat berupa pelatihan, talkshow, workshop, seminar, mentoring, dan hal-hal lain yang dapat mendukung kegiatan pengembangan karakter mahasiswa. Pelatihan dan pengembangan karakter dapat dilakukan bersama dengan masyarakat, baik dari pemerintah (sektor publik), maupun swasta/industri (sektor privat) untuk mendukung pengembangan karakter mahasiwa.
3.
3. Dana bantuan kemahasiswaan diberikan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang ditetapkan oleh Lembaga Kemahasiswaan ITB.
- 48 -
- 49 -
- 50 -
a. Ruang lingkup kegiatan tidak sama atau sejenis dengan kegiatan organisasi kemahasiswaan yang telah ada. b. Mempunyai calon anggota sekurang kurangnya 50 orang mahasiswa ITB yang berasal dari minimal dua Program Studi dari Fakultas/Sekolah yang berbeda, dan dinyatakan dengan tanda tangan seluruh calon anggota. c. Dilengkapi dengan susunan pengurus dan struktur organisasi. d. Mempunyai pembimbing yang berstatus pegawai akademik (dosen) atau non akademik di lingkungan ITB. e. Mempunyai peraturan dan tata tertib organisasi berdasarkan AD/ART ITB. f. Mempunyai rancangan program kerja minimal satu tahun ke depan. g. Dalam melaksanakan kegiatannya menganut asas terbuka, tidak diskriminatif, nirlaba, mandiri, adil, kekeluargaan, efektif, efisien, dan transparan. 4. Mengisi dan melengkapi formulir pendaftaran organisasi yang telah disediakan oleh Lembaga Kemahasiswaan ITB. 5. Organisasi yang telah memenuhi dan melengkapi persyaratan, serta telah dinyatakan sah, mempunyai hak dan kewajiban yang sama, seperti tersebut dalam pasal 2.6 dan 2.7.
- 52 -
3. KEGIATAN KEMAHASISWAAN Setiap kegitan kemahasiswaan harus berlandaskan pada nilai inti ITB BHMN yang mencakup nilai edukatif, nilai ilmiah, nilai ekonomis, nilai ekologis, nilai etis, nilai estetis, nilai legal dan nilai keadilan. Pasal 3.1 Jenis kegiatan
1. Kegiatan kemahasiswaan dapat berupa kegiatan perorangan atau kelompok atau organisasi kemahasiswaan yang dilaksanakan dalam rangka pendidikan dan pengembangan diri sebagai mahasiswa ITB. 2. Kegiatan kemahasiswaan meliputi kegiatan yang bersifat kokurikuler atau ekstrakurikuler.
- 53 -
4. PENGHARGAAN Penghargaan adalah suatu bentuk apresiasi, atau kepedulian ITB kepada mahasiswa sebagai perorangan, kelompok, atau organisasi yang dinilai telah menunjukkan suatu prestasi yang dapat meningkatkan citra ITB di masyarakat. Pasal 4.1 Pemberian Penghargaan
1. Penghargaan diberikan kepada mahasiswa baik sebagai perorangan, kelompok, atau organisasi yang secara terus menerus dan konsisten berkontribusi terhadap pendidikan dalam bidang tertentu yang dapat dijadikan teladan bagi mahasiswa ITB lainnya. 2. Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk: Piagam. Plakat. Beasiswa. Penunjukan sebagai peserta kehormatan atau delegasi dalam suatu acara baik tingkat ITB, nasional maupun internasional. e. Penghargaan dalam bentuk lain yang diberikan oleh ITB. 3. Jenis penghargaan kepada mahasiswa ITB: a. Penghargaan Mahasiswa Berprestasi. b. Penghargaan Ganesha. c. Penghargaan lainnya. a. b. c. d.
3. Persyaratan umum untuk terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi tingkat Paskasarjana. a. Menyelesaikan tugas akademik selama dua semester untuk program Magister dan empat semester untuk program Doktor. b. Memiliki Indek Prestasi Tinggi. c. Tidak pernah melanggar peraturan yang berlaku di ITB.
- 54 -
4. Mahasiswa Berprestasi dipilih dari setiap Program Studi dengan ketentuan sebagai berikut : a. Mahasiswa Berprestasi Juara I, II dan III tingkat Fakultas/Sekolah dipilih dari setiap juara I di tingkat Program Studi. b. Mahasiswa Berprestasi Juara I, II, dan III tingkat ITB dipilih dari setiap Juara I tingkat Fakultas/Sekolah. 5. Pemilihan Mahasiswa Berprestasi dilakukan pada setiap tahun akademik sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
- 53 -
PENDAHULUAN
Dalam mewujudkan visi dan misi ITB, maka sistem pendidikan ITB diarahkan pada tercapainya lembaga pendidikan yang mengemban misi mencerdaskan dan mengembangkan kehidupan bangsa yang berbudaya luhur, bercita-cita menjadi pusat pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, Ilmu sosial dan kemanusiaan yang unggul dengan menyelenggarakan pendidikan yang bermutu tinggi. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut ITB senantiasa memegang teguh kebenaran dan keadilan, serta menegakan asas-asas demokrasi, kebebasan dan keterbukaan, hak asasi manusia, pelestarian lingkungan hidup, serta etika kebinekaan. Dalam semua gerak kehidupan bermasyarakat, ITB menganut dan mengamalkan asas kemitraan dan kesederajatan.
1. KOMISI PENEGAKAN NORMA AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN Pasal 1.1 Kedudukan Komisi Penegakan Norma Akademik dan Kemahasiswaan
1. Komisi Penegakan Norma Akademik dan Kemahasiswaan berkedudukan di bawah Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang dibentuk dengan tujuan untuk melakukan penegakan norma, peraturan, disiplin mahasiswa, nilai-nilai inti ITB BHMN, serta harkat pendidikan, sesuai dengan ketetapan Senat Akademik ITB No. 10/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung. 2. Komisi Penegakan Norma Akademik dan Kemahasiswaan tingkat Institut ditetapkan oleh dan bertanggungjawab kepada Rektor melalui Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. 3. Komisi Penegakan Norma Akademik dan Kemahasiswaan yang dibentuk di tingkat Fakultas/Sekolah bersifat Ad Hoc dan diangkat serta bertanggungjawab kepada Dekan Fakultas/Sekolah.
a. b. c. d. e. f. g.
Kepala Lembaga Kemahasiswaan. Para Sekretaris Lembaga Kemahasiswaan. Direktur Pendidikan. Ketua Lembaga TPB. Kepala Bagian Hukum ITB. Koordinator Tim Bimbingan Konseling. Perwakilan KM-ITB.
4. Anggota tidak tetap tingkat Institut terdiri atas: a. Dekan atau Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan terkait. b. Ketua Program Studi terkait. c. Dosen Wali Mahasiswa terkait. d. Wakil Himpunan Mahasiswa terkait. 5. Keanggotaan tingkat Fakultas/Sekolah ditetapkan oleh Dekan.
Pasal 1.3 Tata kerja Komisi Penegakan Norma Akademik dan Kemahasiswaan
1. Komisi Penegakan Norma Akademik dan Kemahasiswaan menerima laporan atau pengaduan dari : a. Pejabat atau petugas yang berwenang atau anggota sivitas akademika lainnya mengenai terjadinya pelanggaran terhadap peraturan, tata tertib, atau norma yang berlaku secara tertulis. b. Mahasiswa yang merasa dirinya telah dirugikan nama baiknya secara moral maupun material, dan menyatakan secara tertulis. 2. Komisi Penegakan Norma Akademik dan Kemahasiswaan setelah melakukan pemeriksaan, penelitian, dan evaluasi terhadap laporan tersebut pada ayat (1) pasal ini, membuat Berita Acara Pemeriksaan untuk membuktikan apakah laporan tersebut perlu diproses lebih lanjut atau tidak. 3. Komisi Penegakan Norma Akademik dan Kemahasiswaan setelah melakukan pemeriksaan, penelitian, dan evaluasi terhadap laporan tertulis mengenai telah terjadinya pelanggaran oleh/terhadap mahasiswa, dapat memanggil yang bersangkutan dan yang terkait dengan penyelenggaraan untuk memberikan data/informasi mengenai pelanggaran dimaksud.
- 59 -
Dekan adalah Pemberian Tugas Sosial/Akademik. Sanksi yang melebihi Tugas Sosial/ Akademik diusulkan oleh Dekan kepada Rektor ITB. b. Sanksi yang ditetapkan oleh Rektor atas pelanggaran yang dilakukan oleh Mahasiswa atau Organisasi Mahasiswa yang terkait dimana prosedur penetapan sanksi dilakukan atas dasar rekomendasi/diusulkan oleh Komisi Penegakan Norma Kemahasiswaan di tingkat Institut atau oleh Dekan Sekolah/Fakultas.
- 60 -
Tabel Penjelasan : Mekanisme Penetapan Sanksi bagi mahasiswa : KOMISI PENEGAKAN NORMA (Institut) SK Rektor SK Rektor KOMISI AD HOC (Tingkat Fakultas/ Sekolah) SK Dekan SK Dekan
NO
JENIS SANKSI
1 2
3 4
Peringatan keras secara tertulis Pemberian tugas keprofesian dan/atau tugas sosial yang mendidik Pembatasan jumlah SKS yang diambil Penghentian sementara status sebagai mahasiswa dalam jangka waktu tertentu (skorsing) Pencabutan status sebagai mahasiswa secara permanen (dikeluarkan dari ITB)
SK Rektor SK Rektor
SK Rektor SK Rektor
SK Rektor
SK Rektor
Mekanisme Penetapan Sanksi bagi Organisasi Mahasiswa : KOMISI PENEGAKAN NORMA (Institut) SK Rektor SK Rektor SK Rektor PANITIA AD HOC (Tingkat Fakultas/Sekolah SK Dekan SK Dekan SK Rektor
NO
JENIS SANKSI
1 2 3
Peringatan keras secara tertulis Pembekuan sementara waktu tertentu Pembekuan secara permanen
perkuliahan, laporan, surat-surat keterangan, maupun tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik, serta atribut-atribut lain yang digunakan untuk kehidupan kampus. c. Menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya kecurangan kegiatan akademik. d. Melakukan tindakan plagiasi yaitu menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai kata-kata atau karya sendiri dalam suatu kegiatan akademik tanpa menyebutkan acuan yang dipakai. Ketentuan lebih lanjut mengenai plagiasi akan diatur tersendiri. e. Mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara membujuk, memberi hadiah, atau mengancam, dengan tujuan memperoleh kemudahan dalam menyelesaikan ujian, tugas mandiri, laporan praktikum, dan sebagainya. f. Menggantikan kedudukan atau melakukan kegiatan untuk kepentingan orang lain dalam kegiatan akademik, seperti kuliah, ujian, praktikum, atau menyelesaikan tugas akademik lainnya, baik atas permintaan orang lain maupun kehendak sendiri. g. Menyuruh orang lain, baik sivitas akademika Institut Teknologi Bandung maupun orang di luar Institut Teknologi Bandung, untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas-tugas akademik, baik untuk kepentingan sendiri maupun orang lain.
Pasal 2.2 Sanksi Pelanggaran Norma Akademik Sanksi merupakan salah satu bagian dalam proses pendidikan, dengan tujuan menyadarkan mahasiswa atas pelanggaran norma akademik yang telah dilakukannya.
1. Pelaku perbuatan tersebut pada Pasal 2.1 Kecurangan Akademik, dapat dikenakan sanksi berdasarkan tingkat pelanggaran yang telah dilakukan, yakni berupa : a. Peringatan lisan atau tertulis. b. Pembatasan jumlah SKS yang dapat diambil. c. Skorsing atau tidak diperkenankan untuk mendapatkan pelayanan akademik selama kurun waktu tertentu. d. Status kemahasiswaannya dicabut secara permanen. 2. Pelaksanaan sanksi akademik tersebut pada ayat (1) pasal ini tidak akan mengubah batas waktu studi yang telah ditetapkan. 3. Semua hasil yang diperoleh dengan melakukan kecurangan akademik tidak berlaku/dibatalkan. 4. Selain pembatalan hasil tersebut, mahasiswa pelaku kecurangan akademik dikenakan hukuman tambahan setinggi-tingginya sebagai berikut :
- 62 -
Pasal yang dilanggar Pasal 2.1 a Pasal 2.1 b Pasal 2.1 c Pasal 2.1 d Pasal 2.1 e Pasal 2.1 f Pasal 2.1 g
Sanksi yang dikenakan terhadap Pelanggaran Pelanggaran Pelanggaran pertama kedua ketiga 2.2.1.c 2.2.1.d 2.2.1.d 2.2.1.c 2.2.1.d Sanksi akan ditentukan dalam aturan tersendiri 2.2.1.c 2.2.1.d 2.2.1.d 2.2.1.d -
5. Sanksi akademik diberikan oleh Rektor ITB setelah mendapat rekomendasi dari Fakultas/Sekolah/Program Studi terkait, dan atau dari Komisi/Satuan Tugas yang dibentuk dan diberi wewenang oleh Rektor ITB untuk itu.
3. PELANGGARAN NORMA KEMAHASISWAAN DAN SANKSINYA Mahasiswa ITB harus memiliki kesadaran untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap peraturan, ketentuan dan norma yang berlaku. Pasal 3.1 Landasan
Mahasiswa yang melakukan pelanggaran dapat dikenai sanksi setinggi-tingginya berupa pencabutan status sebagai mahasiswa ITB secara permanen.
m. Melakukan tindakan perlawanan terhadap peraturan/ketentuan yang berlaku di ITB. n. Melanggar Perjanjian dengan ITB yang telah ditandatangani. o. Melindungi pihak-pihak yang melanggar peraturan yang berlaku. p. Mencuri. q. Mengganggu jalannya kegiatan resmi ITB dengan cara kekerasan maupun dengan cara yang lain. r. Menggunakan waktu kegiatan kemahasiswaan di luar batas kewajaran atau waktu yang telah ditetapkan oleh ITB di dalam kerangka proses pembelajaran. s. Menghasut atau mengadu domba. t. Menyalahgunakan fasilitas kampus. u. Merusak barang/perlengkapan/gedung milik ITB. v. Terbukti melakukan pelanggaran terhadap hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia dengan hukuman pidana penjara. w. Terlibat kegiatan minuman keras, narkotika dan psikotropika, perjudian, penyalahgunaan senjata, penyalahgunaan bahan peledak, serta pelecehan dan pelanggaran seksual. Penjelasan lebih rinci diatur dalam pasal berikutnya.
menyerahkan, menerima, menukar, atau menjadi perantara dalam jual beli narkotika/psikotropika tanpa ijin yang berwenang.
a. Laporan dari pihak yang langsung terkena atau korban. b. Laporan dari pihak yang mempunyai hubungan langsung dengan korban (orang tua atau wali atau keluarga). c. Laporan dari saksi yang melihat terjadinya perbuatan pelecehan dan pelanggaran seksual tersebut.
- 66 -
d. Penghentian sementara status sebagai mahasiswa dalam jangka waktu tertentu (skorsing) e. Pencabutan status sebagai mahasiswa secara permanen (dikeluarkan dari ITB) 4. Tingkatan sanksi untuk organisasi adalah : a. Peringatan keras secara tertulis b. Pembekuan sementara organisasi kemahasiswaan dalam jangka waktu tertentu. c. Pembubaran organisasi kemahasiswaan.
Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal
2. Jika organisasi kemahasiswaan melakukan pelanggaran, maka dikenakan sanksi sesuai dengan pedoman sebagai berikut : Pasal yang dilanggar 3.2 a 3.2 b 3.2 c 3.2 d 3.2 e Sanksi maksimum Pasal. 3.11.4b Pasal. 3.11.4b Pasal. 3.11.4b Pasal. 3.11.4b Pasal. 3.11.4b
- 67 -
Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal
3.2 f 3.2 h 3.2 i 3.2 j 3.2 k 3.2 l 3.2 m 3.2 n 3.2 o 3.2 q 3.2 r 3.2 s 3.2 t 3.2 u 3.2 w
Pasal. 3.11.4b Pasal. 3.11.4b Pasal. 3.11.4c Pasal. 3.11.4c Pasal. 3.11.4c Pasal. 3.11.4c Pasal. 3.11.4b Pasal. 3.11.4c Pasal. 3.11.4c Pasal. 3.11.4c Pasal. 3.11.4b Pasal. 3.11.4c Pasal. 3.11.4b Pasal. 3.11.4c Pasal. 3.11.4c
3. Komisi Penegakan Norma Kemahasiswaan menetapkan jenis sanksi bukan semata-mata didasarkan pada pedoman pemberian jenis sanksi seperti tersebut pada pasal 3.11, akan tetapi faktor-faktor lain yang memberatkan ataupun meringankan tingkat kesalahan, maka jenis sanksi yang dikenakan dapat disesuaikan dengan tingkat pelanggaran.
4. PENUTUP
1. Buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan yang diterbitkan pada tahun 2013 ini merupakan revisi dari buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan yang diterbitkan pada tahun 2012. 2. Kesalahan yang terjadi dalam buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini akan ditinjau kembali dan dituangkan dalam peraturan akademik dan kemahasiswaan baru yang disetujui dan disahkan oleh Rektor ITB. 3. Ketentuan yang dikeluarkan sebelum buku ini yang membedakan persyaratan kelulusan mahasiswa untuk angkatan yang berbeda masih dapat digunakan selama tidak merugikan mahasiswa yang bersangkutan. 4. Norma dan peraturan akademik yang belum tercantum dalam buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ini akan diatur secara terpisah, dan akan digabungkan dalam buku ini pada penerbitan berikutnya. 5. Senat Akademik adalah badan normatif tertinggi di Institut Teknologi Bandung. Jika Senat Akademik di kemudian hari menentukan norma, kebijakan, atau ketentuan dalam bentuk lainnya yang isinya bertentangan dengan ketentuanketentuan yang tercantum dalam buku Peraturan Akademik ini, maka ketentuan yang bertentangan dengan ketentuan Senat Akademik ITB tersebut tidak berlaku lagi. 6. Dalam hal Senat Akademik belum mengeluarkan aturan mengenai hal-hal yang menjadi wewenangannya, maka akan digunakan aturan sebelumnya atau aturan sementara yang dikeluarkan oleh Rektor ITB atau pejabat lainnya yang berwenang.
- 68 -
Lampiran Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung No. 10/SK/I1-SA/OT/2012 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung
- 70 -
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/I1-SA/OT/2012 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : (a) bahwa SK Senat Akademik Nomor 023/SK/K01-SA/2002 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung yang diperpanjang oleh SK Senat Nomor 012/SK/K01-SA/2010 perlu diperbaiki sesuai dengan perkembangan jaman dan perubahan organisasi yang terjadi di Institut Teknologi Bandung. (b) bahwa Sidang Senat Akademik 1 Juni 2012 telah mensahkan Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung; (c) bahwa sebagai tindak lanjut butir (a) dan (b) di atas, perlu ditetapkan Suatu Ketetapan Senat Akademik. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1959, tentang Pendirian ITB; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi; 4 . Peraturan Presiden RI Nomor 8 tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia; 5. Peraturan Presiden RI Nomor 44 tahun 2012, tentang Institut Teknologi Bandung sebagai Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah; 6. Surat Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung, Nomor : 02/SK/K01-SA/2008 Tentang Kebijakan Pembinaan Kemahasiswaan; 7. Surat Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung, Nomor : 03/SK/K01-SA/2008 Tentang Kode Etik Dosen Institut Teknologi Bandung; 8. Surat Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung, Nomor : 20/SK/K01-SA/2008 Tentang Kebijakan Dasar dan Norma Akademik ITB; 9. Surat Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung, Nomor : 01/SK/K01-SA/2009 tentang Institut Teknologi Bandung Sebagai Universitas Riset. 10. Surat Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung, Nomor : 09/SK/K01-SA/2009 Tentang Kode Etik Institut Teknologi Bandung;
- 71 -
11. Surat Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung, Nomor : 09/SK/11-SA/OT/2011 Tentang Visi dan Misi Institut Teknologi Bandung; 12. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung No 015/SK/K01-MWA/2010 tanggal 19 Juli 2010 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pimpinan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung 2010-2012;
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERTAMA : Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung adalah mendidik mahasiswa agar memiliki pengetahuan yang bermakna bagi kehidupan, mandiri, sungguh-sungguh dalam menjunjung etika berprofesi dan etika bermasyarakat, serta kompeten untuk membuat dirinya bermanfaat di lapangan kerja dan di masyarakat. KEDUA : Uraian tentang Harkat Pendidikan Institut Teknologi Bandung adalah sebagaimana terdapat dalam naskah Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung yang merupakan lampiran Surat Ketetapan ini. : Tujuan Pendidikan setiap kurikulum dan proses pembelajaran serta kehidupan masyarakat kampus di ITB harus menuntun ke hasil (outcomes) yang dinyatakan pada butir pertama. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya.
KETIGA
KEEMPAT :
KELIMA
: Dengan berlakunya keputusan ini maka SK Senat Akademik Nomor 023/SK/K01-SA/2002 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung yang diperpanjang oleh SK Senat Nomor 012/SK/K01-SA/2010 tidak berlaku lagi.
Ditetapkan di Bandung Pada tanggal 4 Juni 2012 a.n. Ketua Sekretaris, ttd Prof. Doddy Sutarno, Ph.D NIP. 195301091980031003 Tembusan Yth. : 1. Ketua Senat Akademik (sebagai laporan) 2. Ketua Majelis Wali Amanat 3. Ketua Majelis Guru Besar 4. Rektor 5. Para Dekan Fakultas/Sekolah.
- 72 -
Lampiran Surat Keputusan Senat Akademik ITB Nomor : 10/SK/I1-SA/OT/2012 Tanggal : 4 Juni 2012
HARKAT PENDIDIKAN DI ITB (Landasan pemikiran untuk pengembangan kebijakan akademik mengenai pendidikan)
1. Mukadimah Sesungguhnya setiap insan berhak memperoleh pendidikan, mengejar kebenaran dan keunggulan ilmiah; oleh karena itu sadar akan kedudukannya sebagai universitas yang menumbuh-kembangkan budaya dan peradaban, ITB berketetapan untuk membela dan meneguhkan keyakinan ini. Sebagai lembaga akademik, ITB mengemban misi mencerdaskan dan mengembangkan kehidupan bangsa yang berbudaya luhur, bercita-cita menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial dan kemanusiaan yang unggul dengan menyelenggarakan pendidikan yang bermutu tinggi, melakukan penelitian dan pengembangan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia, serta kemaslahatan umat manusia. Dalam mewujudkan cita-cita luhur tersebut, ITB senantiasa memegang teguh kebenaran dan keadilan, serta menegakkan asas-asas demokrasi, kebebasan dan keterbukaan, hak asasi manusia, pelestarian lingkungan hidup, serta etika kebinekaan. Dalam semua gerak kehidupan bermasyarakat, ITB menganut dan mengamalkan asas kemitraan dan kesederajatan.
2. Pendahuluan Dalam naskah Harkat Pendidikan ITB diuraikan pemikiran dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan kebijakan akademik, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan, kurikulum, pembelajaran dan pembinaan kehidupan kampus di ITB. Pemikiran dasar ini disusun dengan memperhatikan beberapa pertimbangan sebagai berikut: Peran ITB sebagai suatu universitas terkemuka di Indonesia; cepatnya perkembangan keilmuan dan perubahan lapangan kerja; situasi dan perkembangan pendidikan pra universitas di Indonesia; kecenderungan perkembangan masyarakat dunia; dan prospek perkembangan situasi perekonomian Indonesia di masa depan. 3. Latar belakang 3.1. Kondisi Global Harkat mempunyai makna: derajat, taraf, mutu, nilai, harga, tenaga atau kekuatan (KBBI, 2008). Sedangkan Pendidikan dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional didefinisikan sebagai: usaha sadar dan
- 73 -
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kemampuan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan darinya yang diperlukan untuk masyarakat, bangsa dan negara. Dari kedua pengertian dasar tersebut, dapat dirumuskan arti dari Harkat Pendidikan ITB, yaitu: Pernyataan tentang mutu pendidikan dan identitas ITB sebagai institusi pendidikan tinggi yang memiliki keunggulan, kecerdasan, keluhuran budi, dan daya saing yang kompetitif dalam tatanan global. Agar dapat berperan dalam tatanan global, perguruan tinggi di Indonesia akan dihadapkan pada tuntutan kemampuan untuk mengikuti perkembangan ilmu, teknologi dan seni, serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemartabatan bangsa Indonesia, sehingga dapat mencapai posisi yang sejajar dengan bangsa bangsa maju di dunia. Sebagai suatu universitas, ITB bukan hanya pusat ilmu pengetahuan, melainkan juga pusat budaya. Dalam kedua kedudukan ini ITB harus mampu menyumbangkan berbagai pemikiran yang patut dijadikan pegangan dan pedoman bagi masyarakat dalam melakukan pembaharuan menuju terwujudnya cita-cita kehidupan yang sejahtera dan bermartabat, dengan tetap menjunjung tinggi tata nilai yang luhur. Dengan demikian, ITB merupakan suatu masyarakat ilmiah yang secara konsisten menegakkan tradisi kecendekiaan dan keskolaran, serta menjunjung tinggi tata nilai yang luhur. Pesatnya perkembangan sains, teknologi, seni dan kemanusiaan mengakibatkan perubahan lingkungan yang makin global, kompleks dan sulit diprediksi. Saat ini dunia sudah berada pada era knowledge based economy, di mana pertumbuhan nilai ekonomi dan kesejahteraan sebuah negara ditentukan oleh kualitas dan kemampuan bangsanya dalam menciptakan dan mengelola pengetahuan sebagai modal utama. Resources based economy atau pertumbuhan nilai ekonomi berbasis kekayaan sumber daya alam telah terbukti tidak efektif, bila kualitas dan kemampuan bangsa untuk mengelola sumber daya alam yang ada tidak memadai. Dalam era knowledge based economy, ITB memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas dan kemampuan bangsa. Untuk itu ITB dituntut agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi dan supaya konsisten dalam menjalankan misinya, yaitu melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi. Ke depan ITB ditantang untuk mampu lebih mandiri dalam menjalankan misinya. ITB ditantang untuk mampu membangun dan menjalankan semangat kewirausahaan, khususnya di dalam menjalankan program pendidikan, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. Sikap kewirausahaan tercermin dari cara berfikir analitis, kritis dan futuristik, serta keberanian dalam menghadapi tantangan dan risiko. Dengan demikian, ITB harus mampu mengubah paradigma dan pola pikirnya sehingga mampu menyikapi dan mengantisipasi tantangan perubahan lingkungan di atas dengan menggunakan pendekatan berfikir kreatif dan inovatif dan menemukan solusi atas tantangan zaman yang semakin global, kompleks dan sulit diprediksi.
3.2. Cita-cita, harapan dan kebijakan awal ITB Sejalan dengan situasi ini, Senat Akademik ITB telah merumuskan keinginan luhur berupa cita-cita, pandangan masa depan dan apa yang ingin dilakukan ITB yang diungkapkan dalam Visi dan Misi ITB sebagai berikut ini:
- 74 -
a. Visi ITB : Menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia. b. Misi ITB : Menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kemanusiaan serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik. c. ITB Sebagai Universitas Riset Dengan ditetapkannya Visi dan Misi ITB, identitas institusi yang terbangun oleh unsur unsur keunggulan, kemartabatan, kemandirian, diakui dunia, dan sebagai pemandu perubahan, harus dijadikan acuan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di ITB. Melalui Ketetapan Senat Akademik ITB Nomor: 01/SK/K01-SA/2009 Institut Teknologi Bandung didorong untuk lebih memantapkan posisinya sebagai Universitas Riset, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (a) Budaya riset yang ditunjukkan melalui sikap, perilaku dan etika masyarakat akademik dalam pelaksanaan riset. (b) Memiliki organisasi dan manajemen riset yang efektif dan ditunjang oleh anggaran dan peneliti dalam jumlah dan kualitas yang memadai. (c) Tersedianya sarana dan prasarana riset yang lengkap, mutakhir dan dalam jumlah yang memadai. (d) Menarik bagi best talents (mahasiswa, dosen dan peneliti) dari dalam dan luar negeri. (e) Terselenggaranya kegiatan pembelajaran berbasis riset (research based learning) (f) Berorientasi internasional untuk meningkatkan kualitas riset, cross culture dan berperan dalam pemecahan masalah bangsa. (g) Memiliki program yang bersifat antar-disiplin yang mensinergikan berbagai bidang sains, teknologi dan seni. Dengan ditetapkan Institut Teknologi Bandung sebagai Universitas Riset, maka untuk selanjutnya hal hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan memegang teguh kaidah kaidah Institut Teknologi Bandung sebagai Universitas Riset.
4. Pemikiran dasar tentang pendidikan di ITB Berdasarkan pada uraian latar belakang serta visi, misi dan cita-cita luhur ITB yang telah disahkan, ditetapkanlah beberapa kebijakan dasar akademis sebagai berikut ini. 4.1. Umum 1. Pendidikan di ITB mencakup pendidikan keilmuan dan pengembangan kepribadian yang bermartabat, yang senantiasa menjunjung tinggi tata nilai luhur. Di akhir pendidikannya para lulusan akan merupakan ilmuwan dan cendekiawan yang akan menjadi panutan di tengah masyarakat dan memberikan sumbangan yang berarti dalam mewujudkan cita-cita masyarakat, yaitu kehidupan yang sejahtera dan bermartabat.
- 75 -
2. Tujuan setiap strata pendidikan di ITB adalah agar para lulusannya mampu berkontribusi positif dalam mewujudkan cita-cita masyarakat, baik dalam masyarakat keilmuan dan masyarakat keprofesian, maupun dalam masyarakat umum, baik dalam masyarakat antara bangsa maupun masyarakat regional dan masyarakat bangsa sendiri. 3. Pendidikan keilmuan setiap strata pendidikan di ITB memberikan penguasaan ilmu yang komprehensif disertai wawasan yang luas, dan dilengkapi dengan kesadaran akan pemanfaatannya, sehingga para lulusannya memiliki kemampuan dan naluri pengembangan dan/atau penerapannya, baik secara mandiri maupun dengan bekerjasama, termasuk kerjasama antar disiplin. 4. Pengembangan kepribadian yang bermartabat dalam setiap tahap pendidikan di ITB mencakup: (a) pengembangan kepribadian yang menjunjung tinggi etika profesi dan memiliki etos kerja yang patut diteladani dalam dunia profesi yang dimasukinya, termasuk profesi keilmuan. (b) pengembangan kepribadian yang menjunjung tinggi tata nilai yang luhur, serta sikap yang patut diteladani dalam kehidupan masyarakat di mana ia berada. 5. Kriteria kemampuan, sikap dan perilaku lulusan ITB didasarkan kepada peran yang diharapkan akan dipegang oleh lulusan tersebut. 6. Untuk dapat menghasilkan lulusan seperti yang dicita-citakan, maka setiap mahasiswa diharuskan menjalani proses pendidikan di dalam kampus selama waktu tertentu, untuk setiap strata pendidikan.
4.2. Kurikulum 1. ITB menyelenggarakan pendidikan akademik dan pendidikan profesi, yang terdiri dari : (a) Program pendidikan sarjana dengan kurikulum 8 (delapan) semester; (b) Program pendidikan magister dengan kurikulum 4 (empat) semester; (c) Program pendidikan doktor dengan kurikulum 6 (enam) semester; (d) Program pendidikan profesi dengan kurikulum 2 (dua) semester. 2. Kurikulum pendidikan sarjana, magister dan doktor yang merupakan suatu kelanjutan linear, merupakan suatu kesinambungan dalam arti tidak bertindihan dan tidak ada kekosongan (gap). Pendidikan sarjana dan magister, atau pendidikan magister dan doktor, dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan mengikuti skema fast-track, tanpa mengubah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh masing-masing kurikulum program pendidikan tersebut. 3. Kurikulum pendidikan sarjana dan magister harus dapat mengakomodasikan minat dan keinginan mahasiswa sebagai pelanggan dan tuntutan kebutuhan masyarakat untuk kurun waktu tertentu, sehingga kurikulum itu harus cukup lentur dengan tetap mempertahankan standar mutu keilmuan yang ditetapkan.
- 76 -
4. Kurikulum program profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. 5. Kurikulum pendidikan akademik disusun merujuk pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, serta kriteria standar akreditasi internasional dan/atau kriteria standar keprofesian internasional yang relevan. Kurikulum pendidikan profesi disusun berdasarkan kesepakatan bersama antara program studi di ITB dengan asosiasi profesi terkait, dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku di bidang keprofesian tersebut. 6. Pendidikan sarjana (a) Pendidikan sarjana suatu program studi mencakup dasar ilmu pengetahuan yang diberikan oleh program studi tersebut, yang merupakan dasar untuk segera terjun ke dunia kerja selaku subjek dalam kegiatan ekonomi dalam masyarakat, ataupun untuk mengikuti pendidikan lanjut. (b) Dengan bekal dasar ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan, lulusan pendidikan sarjana ini harus mampu mengamati, mengenali dan melakukan pendekatan pemecahan masalah di bidang ilmunya secara ilmiah dan penuh prakarsa, mampu menerapkan ilmunya, serta siap menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan. 7. Pendidikan magister (a) Program magister adalah kelanjutan linear pendidikan sarjana, atau merupakan interaksi beberapa disiplin ilmu yang terbentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan atau tuntutan kebutuhan. (b) Lulusan program magister, harus mempunyai kemampuan lebih dari lulusan program sarjana, terutama dalam hal berdaya cipta dalam bidangnya, melakukan sintesis serta mengambil kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, di samping kedalaman dan keluasan penguasaan ilmunya. (c) Penyusunan kurikulum pendidikan magister perlu memperhatikan bahwa penguasaan ilmu lulusannya yang akan meneruskan ke pendidikan doktor harus sudah berada di sekitar frontier ilmunya. (d) Mahasiswa yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, terutama yang mencakup latar belakang keilmuannya. Calon mahasiswa yang diperkirakan potensial, tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat diterima dengan mengharuskan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum memulai pendidikan formalnya. (e) Terbuka peluang bagi seorang calon mahasiswa untuk memilih program studi yang berbeda dari program studi yang diikutinya dalam pendidikan sarjana, sesuai dengan ketentuan 7 (d). 8. Pendidikan doktor (a) Lulusan program doktor harus mampu melakukan penelitian secara mandiri, memahami etika dan moral dalam pengembangan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya ilmiah yang mencerminkan keahlian khususnya dan memberikan sumbangan orisinil kepada bidang ilmunya. Di samping itu, seorang lulusan program doktor harus mampu melaksanakan pengalihan ilmu kepada masyarakat ilmiah lingkungannya.
- 77 -
(b) Mahasiswa yang diterima harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, terutama yang mencakup latar belakang keilmuannya. Calon mahasiswa yang diperkirakan potensial, tetapi belum memenuhi persyaratan, dapat diterima dengan mengharuskan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum memulai pendidikan formalnya. (c) Setiap mahasiswa program doktor yang diterima dikenakan masa percobaan selama waktu yang ditentukan, sebagai persiapan melaksanakan penelitian untuk disertasi. Penelitian untuk disertasi baru dapat dimulai bila evaluasi selama masa percobaan memuaskan. Bila hasil evaluasi tidak memuaskan, masa percobaan dapat diperpanjang paling banyak satu periode lagi. (d) Pendidikan doktor seharusnya dilaksanakan hanya dalam bidang ilmu yang mempunyai kelompok penelitian yang aktif sebagai pendukungnya. 9. Pendidikan profesi (a) Lulusan program profesi harus menguasai landasan keilmuan dan ketrampilan keahlian profesional yang relevan dengan bidang ilmu yang diperoleh pada program sarjana sebagai landasan yang dibangun. (b) Mampu mengembangkan pelayanan keahlian profesional berkenaan dengan praktik keahlian khusus profesional dengan penguasaan ketrampilan keahlian tertinggi. (c) Mampu mengembangkan perilaku pelayanan professional berkenaan dengan berkehidupan dan kegiatan pelayanan profesional berlandaskan dasar keilmuan dan substansi profesi sesuai dengan karier profesi yang dipilih, terutama berkenaan dengan etika profesional, riset dalam bidang profesi dan organisasi profesi. 10. Program-program pendidikan khusus (a) Pada dasarnya terbuka kesempatan bagi seseorang menjadi mahasiswa khusus yang hanya mengambil satu atau dua mata kuliah, semata-mata untuk menambah pengetahuan atau wawasan. Namun, penerimaan mahasiswa khusus ini tidak boleh mengganggu kelancaran proses pembelajaran mahasiswa biasa. (b) Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat, ITB dapat menyelenggarakan jenis pendidikan yang bukan program sarjana, magister, doktor dan profesi, selama tidak mengganggu kelancaran pendidikan programprogram reguler tersebut dan tetap berpegang teguh pada kaidah kaidah penyelenggaraan pendidikan ITB sebagai Universitas Riset. Program khusus hanya boleh berjalan dalam waktu terbatas yang ditentukan, dan boleh diperpanjang selama benar-benar dibutuhkan. Agar tidak mengganggu kelancaran pendidikan reguler, dan agar mutu pendidikan khusus dapat terjaga, maka ITB sebaiknya mengangkat pengajar khusus yang sesuai untuk masing-masing program khusus tersebut. Pengelolaan program-program pendidikan khusus dilakukan oleh unit-unit khusus, di bawah koordinasi dekan fakultas/sekolah. (c) Ketentuan mengenai penyelenggaraan program pendidikan khusus diatur lebih lanjut melalui peraturan Rektor.
- 78 -
4.3. Pembelajaran 1. Pembelajaran setiap mata kuliah di ITB, untuk program studi manapun juga, harus sesuai dengan hakekat bidang ilmu yang menaungi mata kuliah tersebut dan berada di bawah tanggung jawab Sekolah/Fakultas yang menaungi bidang ilmu tersebut. 2. Pembelajaran setiap mata kuliah bukan hanya bertujuan untuk memberikan penguasaan ilmu, tetapi lebih bertujuan untuk menumbuhkan kemauan dan kemampuan mahasiswa belajar, sehingga di akhir pendidikannya, dengan pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimilikinya mahasiswa terbiasa, mau dan mampu mempelajari berbagai hal baru yang diperlukannya secara mandiri. 3. Di samping memberikan penguasaan ilmu, pembelajaran di ITB juga menanamkan tata nilai dalam diri masing-masing mahasiswa, membina kepribadian dan memperluas wawasan di luar keilmuannya. 4. Adalah kewajiban setiap dosen melakukan penyempurnaan dan pengembangan proses pembelajaran secara berkelanjutan. 5. Adalah kewajiban ITB pula untuk menyediakan dan melengkapi sarana yang memungkinkan proses pembelajaran yang baik dapat terlaksana.
4.4. Pembinaan kehidupan masyarakat kampus Pembinaan masyarakat kampus yang berkaitan dengan kehidupan kemahasiswaan perlu dimulai dari pembinaan budaya masyarakat akademik yang senantiasa mengedepankan kebenaran. Dengan demikian seluruh potensi dalam diri mahasiswa secara konstruktif dapat dibangun, sehingga mereka dapat menjelma menjadi insan sosial yang berkarakter, berbudi luhur, penuh keikhlasan, ketulusan dan kejujuran untuk berkarya bagi nusa dan bangsa. Pada hakekatnya pembentukan karakter lulusan Institut Teknologi Bandung sebagai insan sosial sebagaimana yang dicita citakan tidak mungkin diperoleh seluruhnya dari kegiatan akademik atau kurikuler yang terprogram dan terjadwal di dalam kelas. Sebagian besar keterampilan sosial, bahkan keterampilan akademik yang terkait, diperoleh mahasiswa dari berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi di luar kelas. Interaksi aktif ini turut membentuk watak, sikap, keterampilan dan kepekaan sosial yang dibutuhkan kelak dalam menerapkan keterampilan akademiknya di masyarakat.
4.5. Sikap dan Perilaku Dosen ITB Institut Teknologi Bandung sebagai institusi pendidikan harus mampu menunjukkan bahwa kehidupan komunitas akademik dan non akademik dalam keseharian memang didasarkan atas tata nilai luhur yang akan ditegakkan, dijaga dan dikembangkannya. Berkaitan dengan hal tersebut semua anggota masyarakat akademik Institut Teknologi Bandung wajib menjaga kredibilitasnya di tengah tengah masyarakat akademik dunia, dan di tengah tengah masyarakat luas.
- 79 -
Berkaitan dengan hal tersebut, dipandang sangat penting dibangun sikap dan perilaku dosen Institut Teknologi Bandung yang memenuhi standar etika untuk mampu memberikan ketauladanan dalam bersikap dan berperilaku yang di dasarkan atas tata nilai luhur. Dalam upaya merealisasikan hal hal yang tautan dengan sikap dan perilaku dosen ITB, Senat Akademik telah membuat Keputusan Nomor: 03/SK/K01-SA/2008 tentang Kode Etik Dosen Institut Teknologi Bandung. Dalam keputusan tersebut ditetapkan Tujuh Prinsip Utama Kode Etik Dosen Institut Teknologi Bandung, yaitu Integritas, Keadilan, Kemajuan, Keterbukaan, Kebermaknaan, Tumbuh dan Berkembang Bersama, dan Ketauladanan. Perwujudan dari Tujuh Prinsip Utama tercermin dalam melaksanakan tugas Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
5. Penutup Dengan ditetapkannya naskah Harkat Pendidikan ITB ini, perumusan berbagai kebijakan akademis di ITB yang berkaitan dengan pendidikan, hendaknya berlandaskan pada kebijakan dasar ini. Demikian pula seluruh kebijakan operasional yang diturunkan dari berbagai kebijakan akademis lainnya, haruslah sejalan dengan kebijakan dasar ini.
- 80 -