Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN

Asuhan keperawatan adalah tindakan untuk pencapaian maksud dan hasil yang diupayakan dalam dunia keperawatan. Dibutuhkan suatu kemampuan dari masingmasing pihak yang terkait dalam hal ini, termasuk perawat. Dalam upaya pencapaian kemampuan ini, perawat harus mampu berpikir secara kritis sehingga dapat melaksanakan setiap tindakan secara baik. A. Latar Belakang Keperawatan adalah ilmu yang mengkaji banyak aspek dari fisik sampai psikologi, sehingga dibutuhkan kehati-hatian sikap dan tindakan dalam setiap langkahnya. Pola penggunaan pikiran dengan berpikir secara kritis adalah salah satu upaya untuk pencapaian tujuan yang dikehendaki, sekaligus mengembangkan kemungkinan-kemungkinan yang bias menjadi alternatif lain. Dengan berpikir secara kritis, akan ada banyak hal yang membuat cara dan sikap tindakan mempunyai landasan yang kuat. Dalam proses keperawatan yang meliputi pengkajian, mendiagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, berpikir kritis memegang peran yang sangat penting karena menyangkut tindakan pada pencapaian tujuan klien. B. Rumusan Masalah . Konsep berpikir kritis dan pengambilan keputusan dalam asuhan perencanaan. Pengambilan keputusan dalam asuhan keperawatan. Kompetensi berpikir kritis. !odel-model berpikir kritis. Proses keperawatan dalam kerangka kerja praktik keperawata.

". Perencanaan asuhan keperawatan.

!enetapkan prioritas masalah. #erpikir kritis dalam menyusun perencanaan asuhan keperawatan. !enuliskan rencana asuhan keperawatan. Konsultasi dan kolaburasi dengan profesi kesehatan lainnya.

C. Tujuan Penulisan $ujuan penulisan makalah ini adalah% . !engetahui peranan penting dan manfaat dari berpikir kritis. ". !engetahui tentang perencanaan asuhan keperawatan, proses-prosesnya serta penerapannya dalam dunia keperawatan. &. !emenuhi tugas kelompok mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan . D. Jenis an Met! e Penulisan Penyusunan makalah ini menggunakan metode penelusuran ilmiah dalam mendapatkan informasi mengenai materi dari sumber-sumber terpercaya. E. "istematika Penulisan #A# ' Pendahuluan, meliputi% (. )atar #elakang "(. *umusan !asalah &(. $ujuan Penulisan +(. ,enis dan !etode Penulisan -(. .istematika Penulisan.#A# '' 'si. #A# ''', meliputi% (. Kesimpulan "(. .aran. semester

"

BAB II I"I
A. BERPI#IR #RITI" DAN PENILAIAN #EPERA$ATAN I. BERPI#IR #RITI" I.a. Pengertian Ber%ikir #ritis #erpikir adalah proses menggunakan pikiran dan mencakup membuat pendapat, keputusan, menarik kesimpulan, dan merefleksikannya /0ordon, 11-(. #erikir merupakan proses yang aktif dan terkoordinasi. #erpikir kritis adalah proses yang menantang individu untuk menginterpretasi dan mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian. Dalam kaitannya dengan keperawatan, berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal tentang masalah keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada keputusan apa yang harus diyakini dan diubah. /Kataoka- 2ahiro 3 .aylor, 11+(. I.&. #emam%uan &er%ikir kritis' ( #erpikir secara efektif dengan menggunakan intellegensia, pengetahuan, dan keterampilan diri untuk menjawab pertanyaan "( 4ermat menggali situasi dengan mengajukan dan menjawab pertanyaan yang relevan &( #erpikir untuk diri sendiri dan cermat dalam menelaah berbagai ide untuk mencapai kesimpulan yang berguna +( !endiskusikan ide dalam suatu cara yang berbeda untuk pertukaran dan menggali ide orang lain.

&

-( !eninjau situasi perspektif yang berbeda untuk mengembangkan suatu pemahaman yang mendalam dan menyeluruh. I.(. #!m%!nen &er%ikir alam ke%era)atan . Dasar keperawatan khusus dalam keperawatan. Dasar pegetahuan perawat mencakup% informasi dan teori dari ilmu pengetahuan alam, dan keperawatan yang diperlikan untuk memikirkan masalah keperawatan penting. ". Pengalaman dalam keperawatan. Pengalaman klinis memberikan suatu sarana laboratorium untuk menguji keperawatan. #enner menuliskan bahwa perawat yang ahli memahami konteks dari situasi klinis, mengenali isyarat dan menginterpretasikannya sebagai relevan atau tidak relevan dating dari pengalaman. &. Kompetensi berpikir kritis. Kompetensi berpikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan untuk membuat penilaian keperawatan. Kompetensi berpikir kritis dibagi menjadi tiga, yakni% ( Kompetensi umum. !encakup metode ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan. "( Kompetensi khusus dalam situasi klinis. !encakup pertimbangan diagnostic, kesimpulan klinis, dan pembuatan keputusan klinis. &( Kompetensi khusus dalam keperawatan. +. .ikap untuk berpikir kritis. Percaya diri, mandiri, keterbukaan, tangging jawab, berani mengambil resiko, disiplin, ketekunan, kreativitas, rasa ingin tahu, integritas, dan kerendahan hati. -. .tandar untuk berpikir kritis. +

a. .tandar intelektual. ,elas, tepat, spesifik, akurat, relevan, masuk akal, konsisten, logis, mendalam, luas, komplet, signifikan, dan terbuka. b. .tandar professional. Kriteria etis untuk penilaian keperawatan, kriteria untuk evaluasi, tanggung dan jawab professional. .tandar ini mengekspresikan tujuan dan nilai profesi perawat. I. . Tingkat Ber%ikir #ritis $ingkat berpikir kritis dalam keperawatan menurut Kataoka- 2ahiro 3 .aylor% ( $ingkat dasar 'ndividu memiliki keterbatasan pengalaman dalam menerapkan berpikir kritis, kecenderungan untuk diatur orang lain, individu belajar menerima perbedaan pendapat dan nilai-nilai di antara pihak berwenang. "( $ingkat berpikir kritis .ecara kontinu mengenali keragaman dari pandangan individu, pengalaman membantu individu mencapai kemampuan untuk terlepas dari kewenangan dan menganalisis serta alternatif secara lebih mandiri. &( Komitmen Perawat memilih tindakan berdasarkan alternatif yang diidentifikasidan mampu mengantisipasi kebutuhan untuk membuat pilihan yang kritis setelah menganalisisnya. II. M*DEL BERPI#IR #RITI" Kataoka-2ahiro dan .aylor / 11+( telah mengembangkan suatu model tentang berpikir kritis untuk penilaian keperawatan. !odel tersebut mendefinisikan hasil dari berpikir kritis sebagai penilaian keperawatan yang relevan dengan masalah -

keperawatan mentengahkan

dalam

berbagai

lingkup.

!odel dalam

tersebut peran

dirancang klinis,

untuk

penilaian

keperawatan

manejerial,

kepemimipinan, dan pendidikan. .ebagai tujuan dalam bab ini, pembahasan difokuskan pada penilaian keperawatan klinis. Ketika perawat masuk dalam suatu pengalaman klinis, tujuan dari model tersebut, yaitu lima komponen berpikir kritis yang pada akhirnya mengarahkan perawat untuk membuat penilaian klinis yang diperlukan untuk asuhan keperawatan yang aman dan efektif.

$ingkat berpikir kritis


$ingkat & Komitmen $ingkat " Kompleks $ingkat Dasar

Komponen berpikir kritis

Dasar pengatahuan Khusus Pengalaman Kompetensi .ikap .tandar

Model berpikir kritis untuk penilaian keperawatan(digambar ulang dari Kataoka-Yahiro M, Saylor C: A critical thinking model or nursing !udgment, " #urs $duc, %%(&':%(), )**+, -imodi ikasi dari .lasser, )*+): Miller dan Malcolm, )**/: 0aul, )**%1 dan 0erry, )*2/',

II.a. #!m%!nen alam &er%ikir kritis

Dasar keperawatan khusus dalam keperawatan

Pengalaman dalam keperawatan Kompetensi berpikir kritis Kompetensi umum Kompetensi khusus dalam situasi klinis Kompetensi khusus dalam keperawatan

.ikap untuk berpikir kritis Percaya diri !andiri Keterbukaan $anggung gugat #erani mengambil resiko Disiplin Ketekunan Kreativitas *asa ingin tahu 'ntegritas Kerendahan hati

.tandar untuk berpikir kritis

II.&. "tan ar intelektual ,elas $epat spesifik Akurat *elevan !asuk akal Konsisten

)ogis !endalam )uas Komplet .ignifikan Adekuat $erbuka II.(. "tan ar %r!+esi!nal Kriteria etis untuk penilaian keperawatan Kriteria untuk dievaluasi $anggung jawab profesional

III. Tingkat &er%ikir kritis


Pada tingkat dasar pembelajar menganggap bahwa berwenang mempunyai jawaban yang benar untuk setiap masalah. #erpikir cenderung untuk menjadi konkret dan didasarkan pada serangkaian peraturan atau prinsip. 7al ini merupakan langkah awal dalam perkembangan kemampuan mempertimbangkan /Katoka-2ahiro 3 .aylor, 11+(. 'ndividu mempunyai keterbatasan pengalaman dalam menerapkan kemampuan berpikir kritis. Di sanping kecenderungan untuk diatur oleh orang lain, individu belajar menerima pendapat dan nilai-nilai diantara pihak yang berwenang. Dalam kasus perawat baru, berpikir kritis sambil melakukan prosedur keperawatan masih terbatas. Pendekatan tahap demi tahap digunakan untuk memberikan perawatan dan mungkin tidak diadaptasi untuk kebutuhan klien yang unik atau yang tidak la8im.

Pada tingkat berpikir kritis yang kompleks seseorang secara kontinu mengenali keragaman dari pandangan dan persepsi individu. Apa yang berubah adalah kemampuan utnuk terlepas dari kewenangan dan menganalisis serta meneliti alternatif secara lebih mandiri dan sistematis. Dalam kaitannya dengan keperawatan praktisi mulai untuk mencari bagaimana tindakan keperawatan mempunyai manfaat jangka panjang untuk klien. Perawat mulai mengantisipasi alternatif lebih baik dan menggali lebih luas. 7anya kemauan untuk mempertimbngkan penyimpangan dari protokol atau peraturan standar ketika terjadi situasi klien yang kompleks. .ering terdapat lebih dari satu solusi untuk suatu masalah. Perawat belajar keragaman dari pendekatan yang berbeda untuk terapi yang sama. $ingkat ketiga dari berpikir kritis adalah komitmen. Pada tingkat ini perawat memilih tindakan atau keyakinan berdasarkan alternatif yang diidentifikasi pada tingkat berpikir yang kompleks. Perawat mampu untuk mengantisipasi kebutuhan untuk membuat pilihan yang kritis setelah menganalisis keuntungan dari alternatif lainnya. !aturitas perawat tercermin dalm kerutinan selalu mencari pilihan yang terbaik yang paling inovatif dan palin sesuai untuk perawatan klien.

I,. Pr!ses #e%era)atan


Proses keperawatan adalah suatu pendekatan utnuk pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan mengandung elemen berpikir kritis yang memungkinkan perawat membuat penilaian dan melakukantindakan berdasarkan nalar. Proses adalah serangkaian atau komponen yang mengarah pada pencapaian tujuan. $iga karakteristik dari proses adalah tujuan, organisasi, dan kreativitas /#evis, 169(. $ujuan adalah maksud spesifik atau tujuan dari proses. Proses keperawatan digunakan untuk mendiagnosa dan mengatasi respon manusia terhadap sehat dan

sakit /American #urses Association,

19:(. $ujuan dari proses keparawatan

adalah mengidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan klien, menetapakan rencana asuhan keperawatan, dan menyelesaikan inetervensi keperawatan yang dirancang utnuk memenuhi kebutuhan tersebut. ;rganisasi adalaha satu rangkaian tahap atau komponen yang diperlukan utnuk mencapai tujuan. Proses keperawatan mencakup lima tahap, yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Kreativitas adalah perkembangan bersinambungan dari proses itu sendiri. I,.a. Lima langkah %r!ses ke%era)atan Kerangka kerja proses keperawatan mencakup langkah berikut, yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. .etiap langkah proses keperawatan penting untuk pemecahan masalah yang akurat dengan erat saling berhubungan satu sama lain. 0ordon, / 11-( menguraikan dua langkah pertama dari pengkajian dan diagnosa sebagai komponen identifikasi masalah dan tiga langkah lainnya sebagai komponen pemecahan masalah. .elama pengakajian perawat mengumpulakn data tentang klien dari berbagai sumber. .ifat dan besarnya data selalu berubah sehingga mengharuskan perawat untuk mengambil data dan membentuk pola yang bermakna. Pemecahan klinis perawat kadang linier, kadang bercabang ketika data dari masalh baru teridentifikasi dan di lain waktu bersiklus ketika perawat harus mengklaji dan memvalidasi informasi /2ura dan <alsh, akan mengarahkan rencana perawatan. )angkah diagnosa keperawatan mencakup mengunpulkan data pengkajian dan merumuskan pernyataan klien yang berhubungan dengan kesehatan. Keakuratan pernyataan ini bergantung pada kelengkapan pengumpulan, penapisan, pengelompokan, dan validasi data. Diagnosa keperrawatan yang : 199(. Keakuratan penting sehingga perawat membuat konklusi yang sesuai yang

diidentifikasi membetnuk kerangka kerja utnuk rencana perawatan klien sehingga diagnosa keperawatan memberi focus pada perawat yang bersifat individual dan berpusat pada klien. .elama tahap perencanaan dari proses, suatu rencana perawatan dirumuskan. Perencanaan diindividualisasikan berdasarkan dasar data dan pengkajian diagnosa kperawatan klien. Komponen perencanaan adalah identifikasi hasil. Penting bagi perawat untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan /respon atau perilaku( yang akan dicapai klien jika rencana perawatan berhasil. 'ntervensi keperawatan yng dipilih utnuk rencana perawatan, seperti peragaan dengan pengawasan untuk persiapan medikasi, berfokus pada hasil yang diharpakn. *encana asuhan keperawatan mengandung hasil dan tujuan klien yang diharapkan, intervensi keperawatan yang sesuai, dan kriteria untuk evaluasi. 'mplementasi adalah langkah tindakan dari proses keperawatan. Perawat menggunakan beragam pendekatan untuk memecahkan masalah klien. 'ntervensi berorientasi pada masalah dan diiindividualisasikan sesuai dengan rencana keperawatan klien. 'ntervensi secara kontinu dimodifikasi didasarkan pada evaluasi berkelanjutan dari respon klien dan analisis diagnostic perawat. Keberhasilan dari langkah ini ditelaah selama evaluasi. )angkah kelima dari proses keperawatan adalah evaluasi. Perawat menetukan kemajuan klien kea rah pencapaian hasil yang diharapakan dan tujuan serta keberhasilan intervensi keperawatan. ,ika intervensi berhasil, diagnosa keperawatan klien teratasi. ,ika masalah klien menetap, proses evaluasi memandu perawat utnuk merevisi, menyingkirkan, atau menambah terapi. =valuasi adalah peneyelesain siklus aktivitas di mana hasilnya memberikan efek berkelanjutan pada tahap lainnya dari proses. =valuasi adalah tahap tahap

dari pemecahan masalah klinik yang membantu memelihara hasil klien yang diinginkan dengan memeriksa dan menyesuaikan tahap lainnyadari proses keperawatan. $ahap ini memberikan peluang revisi rencana asuhan keperawatan seperti yang diperlukan untuk memecahkan masalah kesehatan. Keseluruhan proses adalah sekunsial dan interelasi. .etiap tahap bergantung pada tahap sebelumnya. >rutannya adalah logis karena informasi klien dikumpulkan sebelum kebutuhan keperawatan ksehatan ditetapkan. *encana didsarkan pada kebutuhan klien dan asuhan keperawatan diberikan sesuai dengan rencana tersebut. Asuhan keperawatan dievaluasi dalam kaitannya dalam pencapaian hasil yang diharapkan.

B. PERENCANAAN A"UHAN #EPERA$ATAN Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan mengawali langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah kategori pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. .elama perencanaan dibuat prioritas. I. MENETAP#AN PRI*RITA" .etelah merumuskan diagnosa keperawatan spesifik, perawat menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk menetapkan prioritas diagnosa dengan membuat peringkat dalam urutan kepentingannya. Prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah atau perubahan multiple. /4arpenito, 11-( !enetapkan prioritas bukan semata-mata memberikan nomor pada diagnosa keperawatan dengan dasar keparahan atau kepentingan fisiologis. .ebaliknya, "

prioritas pemilihan adalah dengan metoda yang digunakan perawat dengan klien untuk secara mutualisme membuat peringkat diagnosa dalam urutan kepentingan yang didasarkan pada keinginan, kebutuhan, dan keselamatan klien. 7irarki !aslow / 16:( tentang kebutuhan merupakan metoda yang sangat berguna untuk merancang prioritas. $ingkat yang paling mendasar mencakup kebutuhan seperti udara, air dan makanan. $ingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan keamanan yang mencakup keselamatan fisik dan psikologis. $ingkat ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan memiliki. $ingkat keempat mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri. $ingkat yang terakhir adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kebutuhann dasar fisiologis dan keselamatan biasanya merupakan prioritas pertama. Prioritas diklasifikasikan sebagai tinggi, menengah dan rendah. Prioritas bergantung pada urgensi dari masalah, sifat dari pengobatan yang diberikan, dan interaksi di antara diagnose keperawatan. Diagnose keperawatan jika tidak diatasi, dapat mengakibatkan ancaman bagi klien atau orang lain mempunyai prioritas tertinggi. /0ordon, dimensi tinggi. #ila memungkinkan, klien haris dilibatkan dalam membuat prioritas. Dalam beberapa situasi klien dan perawat membuat peringkat prioritas yang berbeda untuk diagnosa keperawatan. ,ika keduanya mempunyai perbedaan yang bemakna terhadap kebutuhan perawatan kesehatan dan pengobatan, maka perbedaan ini dapat diatasi melalui komunikasi terbuka. ?amun demikian, ketika kebutuhan fisiolofis dan emosional klien yang dipertaruhkan, maka perawat harus menerima tanggung jawab utama bagi membuat prioritas. & psikologi 196, 11+(. Prioritas yang tinggi dapat terjadi baik dalam maupun fisiologis dan perawat harus menghindari

mengklarifikasi hanya diagnosa keperawatan fisiologis sebagai prioritas yang

,ika perawat menggunakan penilaian klinis dan pertimbangan diagnostic untuk membuat prioritas untuk diagnose keperawatan, kebutuhan klien, sumber sistem pelayanan kesehatan, dan keterbatasan waktu haris dipertimbangkan. Prioritas ini mencakup kebutuhan klien, sumber serta keterbatasan sistem pelayanan kesehatan. II. BERPI#IR #RITI" DAN MENETAP#AN TUJUAN "ERTA HA"IL -AN. DIHARAP#AN. !enetapkan tujuan dan hasil yang diperkirakan mengharuskan perawat untuk secara kritis mengevaluasi prioritas diagnosa yang sudah ditetapkan sebelumnya, keurgensian masalah, dan sumber klien serta sistem pelayanan perawatan kesehatan /#adman dan #adman, 11-(. $ujuan dan hasil yang diperkirakan adalah pernyataan spesifik tentang perilaku atau respons klien yang perawat antisipasi dari asuhan keperawatan. .etelah mengkaji, mendiagnosis dan menetapkan prioritas tentang kebutuhan perawatan klien, perawat merumuskan tujuan dan hasil yang diperkirakan dengan klien untuk setiap diagnose keperawatan. /0ordon, 11+(. !aksud dari penulisan tujuan dan hasil yang diperkirakan ada dua. Pertama, tujuan dan hasil yang diperkirakan memberikan arahan untuk intervensi keperawatan individual. Kedua, tujuan dan hasil digunakan untuk menentukan keefektifan intervensi. III.INTER,EN"I #EPERA$ATAN 'ntervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil +

yang diharapkan. /0ordon, 11+(.$ujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk mencapai setiap hasil. Adapun tipe intervensi keperawatan ada tiga yaitu% intervensi perawat, intervensi dokter dan intervensi kolaburatif. *encana asuhan keperawatan adalah pedoman tertulis untuk perawatan klien. Adapun tujuannya adalah% !engkomunikasikan kepada perawat lain dan professional perawatan kesehatan lain tentang data pengkajian yang berkaitan yang didapat dari klien, daftar masalah, dan terapi. !enguraikan resiko perawatan yang tidak lengkap, tidak tepat, atau tidak akuarat serta memudahkan dalam koordinasi asuhan keperawatan, konsultasi subspesialis, dan penjadwalan pemeriksaan diagnostik. !eningkatkan kontinuitas asuhan keperawatan dengan membuat daftar spesifik tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perawatan. !engatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran data. !emberikan asuhan untuk penerapan rencana dan kerangka kerja untuk evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan. I,. MENULI"#AN RENCANA A"UHAN #EPERA$ATAN .ebagai langkah awal dalam perencanaan, seorang perawat harus membuat prioritas pada setiap diagnose keperawatan. !enurut !aslow, prioritas tersebut dapat didasarkan pada hirarki kebutuhan yaitu urgensi kebutuhan fisiologis dan keselamatan, dan kebutuhan penting yang dirasakan klien. Diagnose keperawatan dengan prioritas tertinggi adalah titik awal untuk rencana asuhan keperawatan dan diikuti oleh diagnose keperawatan lain yang sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan.

$erdapat lima kolom dalam rencana asuhan keperawatan % ( Kolom @ Kolom Penyajian Perawat mencangkupkan semua data yang relevan dengan diagnosa keperawatan yang berhubungan. "( Kolom " Perawat mencangkupkan tujuan yang telah dibuat sebelumnya dalam kolom ini. Pada langkah ini, perawat mulai menuangkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek ke dalam rencana tindakan yang mengantisipasi kebutuhan klien, mengoordinasikan asuhan keperawatan, dan memilih tindakan keperawatan yang sesuai. &( Kolom & @ Kolom 'mplementasi Perawat menuliskan rencana tindakan dari rencana perawatan pada kolom ini. .etiap tindakan keperawatan dituliskan untuk memasukkan informasi yang diperlukan untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan. 7al ini dapat membantu perawat pemula untuk menanyakan apakah intervensi yang ditanyakan telah menjawab pertanyaan berikut% . Apakah intervensi ituA ". Kapan seharusnya setiap intervensi diimplementasikanA &. #agaimana seharusnya intervensi dilakukanA +. .iapa yang seharusnya dilibatkan dalam setiap aspek intervensiA +( Kolom + Perawat harus memahami secara rasional untuk intervensi spesifik. 'ntervensi spesifik mengakibatkan asuhan keperawatan yang tidak lengkap atau tidak akurat, kurang kontinuitas di antara pemberi perawatan, dan buruknya penggunaan sumber-sumber. Kelalaian umum dalam menuliskan intervensi keperawatan di antaranya tindakan, frekuensi, kuantitas, metode, atau orang yang melakukan tindakan. Kesalahan ini dapat terjadi jika perawat tidak terbiasa dengan proses perencanaan. -( Kolom 5

!engandung kriteria hasil yang ditetapkan dan diidentifikasi sebelumnya. Penulisan kriteria pada rencana asuhan memberikan perkiraan tertulis ketika tujuan perawatan telah dicapai, dengan demikian menandakan kapan diagnose keperawatan tertentu tidak lagi relevan dengan rencana perawatan klien. I,.a. Penulisan Jalur #ritis Pertimbangan pada penulisan jalur kritis ini ditempatkan pada praktik klinis terbaik, penggunaan sumber-sumber yang sesuai /seperti pemeriksaan laboratorium(, dan hasil yang diharapkan. ,alur yang dihasilkan mencerminkan standar klinis setiap kedisiplinan. ,alur kritis merupakan alat manajemen kasus, yang menjabarkan hasil klien di dalam batasan waktu spesifik /<indle, 11+(. >ntuk menuliskan dan menggunakan jalur kritis perawat harus memahami setiap komponen dari proses keperawatan /Bander 3 !c0ill, 11+(. ,alur kritis tidak hanya menjabarkan perawatan spesifik, tetapi juga memberikan mekanisme untuk revisi rencana asuhan dengan tepat waktu /Bander, 199(. !etode pemberian perawatan ini menegaskan upaya dari keperawatan sehingga upaya tersebut menjadi jelas bagi tim perawatan kesehatan juga bagi klien dan keluarganya /Bander, 199C Bander 3 !c0ill, 11+(. 7asil yang diharapkan dikembangkan selama fase perencanaan, dan juga disertakan interval waktu spesifik untuk mencapai hasilnya. .elain itu, jalur kritis ini ditulis sehingga semua anggota dari tim perawatan kesehatan dapat mendokumentasikan pemberian asuhan atau perubahan dalam status. I,.&. #!nsultasi engan Pr!+esi!nal Pera)atan #esehatan Lain Konsultasi adalah proses dimana keahlian dari seorang spesialis dicari untuk mengidentifikasikan cara-cara untuk mengatasi masalah dalam 6

penatalaksanaan klien atau dalam merencanakan dan mengimplementasikan program. Konsultasi didasarkan pada pendekatan pemecahan masalah, dan konsultan merupakan stimulus untuk perubahan. Dalam keperawatan klinis, konsultasi digunakan untuk memecahkan masalah dalam pemberian asuhan keperawatan atau penggunaan sumber-sumber. I,.(. #a%an Melakukan #!nsultasi Kebutuhan terhadap konsultasi dalam keperawatan terjadi ketika perawat telah mengidentifikasi suatu masalah yang tidak dapat diatasi dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan sumber-sumber pribadi. Konsultasi meningkatkan pengetahuan perawat tentang masalah dan membantu dalam mempelajari keterampilan dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk mengatasi masalah. .etelah konsultasi, perawat mungkin mampu mengatasi masalah serupa di masa datang. Konsultasi juga dilakukan ketika masalah yang sebenarnya tidak dapat terselesaikan. I,. . Cara Berk!nsultasi . 'dentifikasi area masalah yang umum, yang akan member konsultan suatu titik awal untuk mengidentifikasi masalah. ". Konsultasi harus diarahkan pada professional yang tepat, yang mungkin perawat lain atau anggota tim perawatan kesehatan lainnya. &. Perawat memberikan konsultan suatu informasi dan sumber-sumber yang berkaitan dengan bidang masalah. +. Perawat tidak boleh memberikan informasi yang bias kepada konsultan. -. Perawat yang membutuhkan konsultasi harus selalu menyediakan diri untuk mendiskusikan temuan-temuan dan rekomendasi. 5. Perawat memadukan rekomendasi konsultasi ke dalam rencana asuhan.

BAB III PENUTUP


A. #E"IMPULAN .etelah melihat pembahasan di atas, dapat kami simpulkan bahwa% . #erpikir kritis merupakan pemikiran yang masuk akal tentang masalah keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada keputusan apa yang harus diyakini dan diubah. ". Proses keperawatan adalah suatu pendekatan utnuk pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. &. Perencanaan asuhan keperawatan merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien sehingga perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang harus diberikan. B. "ARAN . #agi teman-teman, diharapkan lebih menggali sumber-sumber informasi mengenai berpikir kritis dan penilaian keperawatan serta mengenai perencanaan asuhan keperawatan. .ebab, sebagai calon perawat kita semua sangat membutuhkan pengetahuan tersebut. ". #agi perpustakaan, harus lebih banyak menyediakan sumber-sumber informasi mengenai berpikir kritis dan penilaian keperawatan serta mengenai

perencanaan asuhan keperawatan sehingga dapat menunjang proses pembelajaran mata kuliah ini.

DA/TAR PU"TA#A Ko8ier, #., =rb, 0., #erman, A.,., 3 snyder. 1"::+:. 3undamental o #ursing: Concept, process, and 0ractice, =d Ke-6. ?ew ,ersen% Pearson =ducation, 'nc. 7al. 1:-"::C &- -&56. Potter, P.A., 3 Perry, A.0. / 19-(. 3undamental o #ursing: Concept, process, and 0ractice, .$. )ouis% !osby 4ompany.

":

Anda mungkin juga menyukai