Anda di halaman 1dari 20

ABSTRAK

Perawat yang profesinal dituntut untuk mampu berpikir secara kritis dan logis dalam pengambilan keputusan guna menangani klien. Selain itu pengkajian dalam proses keperawatan juga diperlukan yang meliputi pendekatan berpikir kritis dan logis, jenis data pengkajian, sumber data, metode pengumpulan data, memformulasi penelitian keperawatan, dan dokumentasi data keperawatan. Berpikir kritis sangat diutamakan dalam setiap pengambilan keputusan klinis dalam keperawatan karena sangat menentukan kualitas dari praktik keperawatan. Berpikir kritis merupakan cirri seorang perawat professional dan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam diri seorang perawat. Pengkajian keperawatan juga sangat dibutuhkan untuk menghasilkan pengetahuan baru yang akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas keperawatan. Tulisan yang dibuat berdasarkan studi literature dan penelusuran dari internet ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa keperawatan dalam pelayanan keperawatan. Kata Kunci: berpikir kritis, data pengkajian, pengkajian keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN
Berpikir kritis sangat diperlukan seseorang dalam melakukan tindakan dan sikap. Sikap kritis juga diperlukan dalam berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan kita sehari! hari. "itambah pula jika hal tersebut berkaitan dengan kontrak kerja dengan klien, konsep berpikir kritis sangat penting keberadaannya. "engan berpikir kritis akan memudahkan kita mengambil keputusan dalam tindakan keperawatan. Berpikir kritis juga dapat menentukan langkah!langkah dalam pengkajian keperawatan.

I.1 Latar Belakang "alam kehidupan sehari!hari manusia banyak mengalami berbagai masalah. Berpikir kritis merupakan hal yang sangat penting dilakukan manusia dalam menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan. #al ini mendorong manusia untuk terus berpikir sehingga mereka dapat mengambil keputusan dengan sikap dan tindakan yang tepat. Berpikir berarti menggunakan pikiran yang mencakup membuat pendapat, membuat keputusan dan menarik kesimpulan dan merefleksikan pikiran. Sedangkan berpikir kritis berarti kemampuan dalam berpikir secara aktif, menggunakan inteligensia, pengetahuan dan keterampilan serta dengan cermat menggali situasi dengan mengajukan dan menjawab pertanyaan yang rele$an pada suatu keadaan tertentu termasuk dalam asuhan keperawatan. Berpikir kritis dilakukan oleh perawat untuk pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah klien. %suhan keperawatan kritis membutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan situasi kritis dengan kecepatan dan ketepatan dalm pengambilan keputusan. "alam pengambilan keputusan perawat membutuhkan pemahaman lebih dalam mengenai langkah!langkah berpikir kritis. Kemampuan untuk berpikir secara kritis, menerapkan pengetahuan dan pengalaman, pemecahan masalah, dan membuat keputusan adalah inti dari praktik keperawatan.

&

Setelah kita dapat berpikir kritis tentang keb t hkan klien dala! as han kepera"atan# kita dapat !elak kan pengka$ian. Pengka$ian !er pakan tahap a"al pr%ses kepera"atan peng !p lan data dan dari !er pakan berbagai s at pr%ses &ang siste!atis dala! data nt k !enge'al asi dan s !ber

!engidenti(ikasi stat s kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan indi$idu. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon indi$idu. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa konsep berpikir kritis dan pengkajian keperawatan sangat berperan dalam praktik dan asuhan keperawatan. 'leh karena itu, kami akan membahas dalam makalah ini tentang konsep berpikir kritis, teknik pengambilan keputusan, dan pengkajian keperawatan yang meliputi jenis data, sumber data, teknik pengambilan data, dan pengklasifikasian data yang telah didapatkan. I.) Per ! san *asalah Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan beberapa masalah antara lain: . %pakah pengertian berpikir kritis( &. Bagaimana konsep berpikir kritis yang dapat membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan( ). Bagaimana teknik pengambilan keputusan dalam dunia keperawatan( *. Bagaimana langkah!langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pengkajian keperawatan( +. Bagaimana cara memperoleh data yang $alid sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pengkajian keperawatan( I.+ T $ an Pen lisan Berdasarkan perumusan masalah di atas, kami mempunyai beberapa tujuan dalam menyusun makalah ini antara lain:

. ,emahami lebih dalam tentang konsep berpikir kritis, teknik mengambil keputusan dalam keperawatan dan langkah!langkah dalam melakukan pengkajian keperawatan. &. ,emberikan informasi yang rinci tentang dan langkah!langkah dalam melakukan pengkajian keperawatan. konsep berpikir kritis. ). ,emenuhi tugas mata kuliah K"K 1., Siste!atika Pen lisan Pada bab pertama, kami menguraikan tentang latar belakang kami menyusun makalah ini, perumusan masalah, tujuan dan sistematika penulisan makalah ini. #al ini bertujuan agar kami mempunyai sistematika yang jelas dalam menyusun makalah ini. Pada bab kedua, kami menjelaskan tentang konsep berpikir kritis, teknik mengambil keputusan dalam keperawatan dan langkah!langkah dalam melakukan kajian keperawatan. Pada bab ketiga, kami menarik kesimpulan tentang topik yang kami ambil sebelumnya dan memberikan saran untuk berbagai pihak yang terkait dalam keberadaan makalah ini. 1.- *et%de Pen lisan Kami menyusun makalah ini dengan melakukan tinjauan pustaka dari berbagai buku dan beberapa sumber dari internet. Bahan!bahan tersebut kami seleksi melalui metode interpretasi sehingga diperoleh data!data yang akurat dan mencakup pokok!pokok penting yang dibutuhkan dalam penyusunan makalah ini. #al tersebut kami lakukan untuk memenuhi standar penulisan yang baik yang sesuai sengan standar penulisan ilmiah. 1.. *an(aat Pen lisan Seperti halnya dengan makalah!makalah sebelumnya, penyusun berharap makalah ini bisa bermanfaat dalam membantu pembaca dalam memahami konsep berpikir kritis dan pengkajian keperawatan sebagai konsep yang sangat penting dalam asuhan keperawatan. Selain itu, makalah ini juga akan sangat bermanfaat bagi pembaca dalam mengenal konsep Tahun %jaran &--./&- -.

berpikir kritis dan pengkajian keperawatan sehingga makalah ini bisa dijadikan acuan dalam menjalankan dan menerapkan praktik dan asuhan keperawatan.

BAB II K%nsep# Teknik# dan Langkah/Langkah Berpikir Kritis dala! Pengka$ian kepera"atan

1.1 K%nsep Berpikir kritis dan Penga!bilan Kep t san Kepera"atan ,enurut 0ordon, 1 .+-2 berpikir adalah menggunakan pikiran dan mencakup membuat pendapat, membuat keputusan, menarik kesimpulan, dan merefleksikan. Berpikir merupakan suatu proses yang aktif dan terkoordinasi 13haffe, ..*2. Sedangkan berpikir kritis adalah suatu proses yang menantang indi$idu untuk menginterpretasikan dan menge$aluasi informasi dalam secara aktif, menggunakan inteligensia, pengetahuan dan keterampilan serta dengan cermat menggali situasi dengan mengajukan dan menjawab pertanyaan untuk membuat penelitian yang rele$an pada suatu keadaan tertentu termasuk dalam asuhan keperawatan. Kemampuan untuk berpikir secara kritis, menerapkan pengetahuan dan pengalaman, pemecahan masalah, dan membuat keputusan adalah inti dari praktik keperawatan "alam kehidupan sehari!hari. manusia banyak mengalami berbagai masalah. Berpikir kritis merupakan hal yang sangat penting dilakukan manusia dalam menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan terhadap masalah yang dihadapinya. Berpikir kritis juga dilakukan oleh perawat untuk pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah klien. %suhan keperawatan kritis membutuhkan kemampuan untuk menyesuaikan situasi kritis dengan kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Perawat membutuhkan pemahaman lebih dalam pengambilan keputusan mengenai langkah!langkah berpikir kritis. Pada bagian ini penulis akan membahas tentang konsep dan model berpikir kritis serta proses keperawatan sebagai kerangka kerja praktek keperawatan. ,odel berpikir kritis meliputi dasar pengetahuan khusus, pengalaman, kompetensi, sikap untuk berpikir kritis, standar untuk berpikir kritis. "asar pengetahuan khusus

mencakup informasi dan teori dari pengetahuan alam, humaniora, dan keperawatan yang diperlukan untuk memikirkan masalah keperawatan. Pengalaman klinis memberikan suatu sarana laboratorium untuk menguji pengetahuan keperawatan. Benner 1 .4*2 menuliskan bahwa perawat yang ahli memahami konteks dari situasi klinis, mengenali isyarat, dan menginterpretasikannya sebagai rele$en atau tidak rele$an. Kompetensi adalah proses kognitif yang digunakan perwat untuk membuat penilaian keperawatan. Terdapat ) kompetensi yaitu berpikir kritis umum, berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis, dan berpikir spesifik dalam keperawatan. Proses berpikir kritis umum mencakup metode ilmiah, pemecahan masalah dan pembuat keputusan. Sikap untuk berpikir kritis yang harus ditunjukkan keberhasilannya oleh pemikir kritis. 3ontohnya: tanggung gugat, berpikir mandiri, mengambil resiko, kerendahan hati, integritas, ketekunan, dan kreati$itas. Standar untuk berpikir kritis mengacu pada kriteria etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat professional. Proses keperawatan sebagai kerangka kerja praktek keperawatan dalam pendekatan untuk pemecahan suatu masalah. Kerangka kerja proses keperawatan mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan 1termasuk identifikasi yang diperkirakan2, implementasi, dan e$aluasi. Tahap pertama, pengkajian dilakukan perawat dengan mengumpulkan data tentang klien dari berbagai sumber. Tahap kedua, diagnosa keperawatan dilakukan dengan mengumpulkan data pengkajian dan merumuskan pertanyaan diagnosa yang mengidentifikasi masalah klien yang berhubungan dengan kesehatan. Tahap ketiga, perencanaan 1termasuk identifikasi yang diperkirakan2 yaitu tahap yang dimana suatu rencana perawatan dirumuskan berdasarkan data dan diagnosa keperawatan serta menggambarkan respons pasien. Tahap keempat, implementasi merupakan langkah tindakan dari proses keperawatan dengan mengunakan beragam pendekatan untuk memecahkan masalah kesehatan klien. Tahap terakhir, 5$aluasi merupakan tahap perawat menentukan kemajuan klien ke arah pencapaian hasil yang diharapkan dan tujuan serta keberhasilan agar diagnosa keperawatan klien teratasi. Konsep berpikir kritis dalam keperawatan mengarahkan pada kemampuan dalam memahami dan menemukan jalan keluar dari masalah kesehatan klien untuk mencapai tujuan keperawatan. Berfikir kritis mengandung pemikiran yang masuk akal tentang

masalah keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada keputusan apa yang harus diyakini dan dilakukan 1Kataoka!7ahiro dan saylor, ..*2.

1.) Penga!bilan Kep t san Klinis dala! Praktek Kepera"atan "alam pembuatan keputusan, perawat harus mengkaji semua pilihan, menimbang setiap pilihan tersebut terhadap serangkaian kriteria dan kemudian membuat pilihan akhir. Keputusan harus dibuat secara bebas dengan dasar nilai dan keinginan indi$idu. Sekali keputusan dibuat, indi$idu harus yakin bahwa keputusan tersebut adalah pilihan terbaik. Kapan saja perawat menghadapi masalah klinis, suatu keputusan harus dibuat dalam memilih pendekatan yang terbaik utuk mencapai tujuan yang diinginkan. Proses pembuatan keputusan klinis untuk memilih pendekatan terbaik bagi klien didasarkan pada prioritas masalah dan kondisi klien. Perawat membuat keputusan klinis sepanjang waktu dalam upaya memperbaiki kesehatan klien. Ketika dihadapkan pada suatu keputusan, sangat penting untuk mengidentifikasi mengapa keputusan diperlukan. ,isalnya pada kasus cedera berat, perawat harus membuat keputusan mengenai terapi yang dapat meningkatkan penyembuhan dan mencegah cedera lebih lanjut. ,enurut Strader1 ..&2, kriteria dalam pengambilan keputusan harus ditegakkan sehingga pilihan yang tepat dapat dibuat misalnya apa yang akan dicapai dan apa yang harus dihindari. Ketika perawat memprioritaskan keputusan yang harus dibuat, terapi keperawatan dipilih untuk menghilangkan masalah. Perawat mencoba untuk mengantisipasi tentang sesuatu yang tidak berjalan lancar dan mempertimbangkan pendekatan alternatif untuk meminimalkan atau mencegah masalah. Pengambilan keputusan klinis untuk kelompok klien dapat dilakukan antara lain: ,engidentifikasi masalah dari setiap klien ,embandingkan klien dan menetapkan masalah mana yang lebih mendesak berdasarkan kebutuhan dasar. %ntisipasi waktu yang akan dibutuhkan untuk mencapai prioritas masalah. ,emutuskan tentang bagaimana cara membandingkan akti$itas untuk masalah.

,empertimbangkan partisipan klien dalam perawatan.

1.+ K%!petensi Ber(ikir Kritis Kompotensi berfikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan perawat untuk membuat penilaian keperawatan. Terdapat tiga kompotensi berpikir kritis yaitu, berpikir kritis umum, berpikir spesifik dalam situasi klinis dan berpikir kritis spesifik dalam keperawatan. Proses berpikir kritis umum mencakup metode ilmiah, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Selain itu, konsep berpikir kritis umum ini juga digunakan dalam disiplin lain seperti pada pekerja sosial dan kedokteran dan dalam situasi non!klinis. Pemecahan masalah mencakup mendapatkan informasi ketika terdapat kesenjangan antara apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Pemecahan masalah yang efektif juga mencakup perawat menge$aluasi jalan keluar sepanjang waktu untuk memastikan bahwa jalan keluar tersebut masih efektif. Kemampuan memecahkan masalah dalam suatu situasi memungkinkan perawat menerapkan pengetahuan tersebut pada situasi lainnya. Kompetensi berfikir kritis secara spesifik dalam situasi klinis mencakup pertimbangan diagnostik, kesimpulan klinis dan pembuatan keputusan klinis. ,eskipun perawat tidak membuat diagnosa medis, perawat mencari tanda dan gejala yang diantisipasi yang merupakan hal umum untuk mendiagnosis dan untuk membantu membuat kesimpulan klinis tentang kemajuan klien.

1., *%del/!%del Berpikir Kritis Kataoka!7ahiro dan Saylor 1 ..*2 telah mengembangkan model berpikir kritis untuk penilaian keperawatan. ,odel itu mendefinisikan hasil dari berpikir kritis sebagai penilaian keperawatan yang rele$an dengan masalah keperawatan dalam berbagai lingkup. ,odel itu dirancang untuk mengetengahkan penilaian keperawatan dengan peran klinis, manajerial, kepemimpinan, dan pendidikan.

"asar Pengetahuan Khusus Pengalaman Kompetensi Sikap Standar

1.,.1 Dasar Pengetah an Kh s s

"asar pengetahuan ini beragam sesuai dengan program pendidikan dasar keperawatan dari jenjang mana perawat diluluskan, pendidikan berkelanjutan tambahan, dan setiap gelar tingkat lanjut yang didapatkan perawat. "asar penget! ahuan perawat mencakup 9nformasi dan teori dari ilmu pengetahuan alam, humaniora, dan keperawatan yang diperluakan untuk memikirkan masalah keperawatan. "asar pengetahuan ini mencakup pendekatan yang menguatkan kemampuan perawat untuk berpikir secara kritis tentang masalah keperawatan.

).,.1.1 Pengala!an Komponen kedua dari berpikir kritis adalah pengalaman dalam keperawatan. Ketika perawat harus menghadapi klien, informasi tentang kesehatan dapat diketahui dari mengamati, merasakan, berbicara dengan klien, dan merefleksikan secara aktif pada pengalaman. Pengalaman klinis memberikan suatu sarana laboratorium untuk menguji pengetahuan keperawatan. Benner 1 .4*2 menuliskan bahwa perawat yang ahli memahami

konteks dari situasi klinis, mengenali isyarat dan mengimpresentasikannya sebagai rele$an atau tidak rele$an. Tingkat kompetensi ini hanya diperoleh dari pengalaman.

1.,.) K%!petensi Kompetensi berpikir kritis adalah proses kognitif yang digunakan perawat untuk membuat penilaian keperawatan. Tiga tipe kompetensi : . Berpikir kritis umum ,encakup metoda ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan keputusan. Berpikir kritis digunakan dalam disiplin ilmu lain dan dalam situasi non!klinis. Pemecahan masalah mencakup mendapatkan informasi ketika terdapat kesenjangan antara apa yang sedang terjadi dengan apa yang saharusnya terjadi. Pembuatan keputusan terjadi dengan memilih tindakan untuk memenuhi tujuan.

&. Berpikir kritis spesifik dalam situasi klinis ,encakup pertimbangan diagnostik, kesimpulan klinis, dan pembuatan keputusan klinis. Berpikir kritis spesifik dalam keperawatan Proses keperawatan merupakan pendekatan sistematis yang digunakan untuk secara kritis mengkaji dan menelaah kondisi klien, mengidentifikasi respon klien terhadap masalah kesehatan, melakukan tindakan yang sesuai, dan kemudian menge$aluasi apakah tindakan yang dilakuakan telah efektif. :ormat untuk proses keperawatan adalah unik untuk disiplin keperawatan dan memberikan bahasa dan proses yang umum bagi perawat untuk ;memikirkan semua< masalah klien 1Kataoka!7ahiro dan Saylor, ..*2. Proses keperawatan adalah suatu pendekatan sistematik, komprehensif untuk asuhan keperawatan.

Sikap untuk berpikir kritis

Sikap ini adalah nilai yang harus ditunjukkan keberhasilannya oleh untukberpikir secara kritis, tetapi juga penting untuk memastikan bahwa keterampilan ini digunakan secara adil dan bertanggungjawab. Sikap berprilaku kritis : Tanggung gugat Berpikir mandiri ,engambil risiko Kerendahan hati 9ntegritas Ketekunan Kreati$itas

&.

Standar

,engacu pada kriteria etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat professional. Standar ini mengekspresikan tujuan dan nilai profesi keperawatan. Penerapan standar ini mengharuskan perawat menggunakan berpikir kritis untuk kebaikan indi$idu atau kelompok 1Kataoka!7ahiro dan Saylor, ..*2.

).- PR0SES KEPERA1ATAN SEBA2AI KERAN2KA KER3A PRAKTEK KEPERA1ATAN

,odel proses keperawatan lima tahap

Kerangka kerja proses keperawatan mencakup langkah berikut : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan e$aluasi. Setiap langkah proses keperawatan penting untuk pemecahan masalah yang akurat dan dengan erat saling berhubungan satu sama lain. 0ordon 1 ..+2 menguraikan dua langkah pertama dari pengkajian dan diagnosa sebagai komponen identifikasi masalah dan tiga langkah lainnya sebagai komponen pemecahan masalah. Selama pengkajian, perawat mengumpulkan data tentang klien dari berbagai sumber. Sifat dan besarnya data selalu berubah, sehingga mengaharuskan perawat untuk mengambil data dan membentuk pola yang bermakna. =angkah diagnosa keperawatan mencakup mengumpulkan data pengkajian dan merumuskan pernyataan diagnosa yang mengidentifikasi masalah klien yang berhubungan dengan kesehatan. "iagnosa keperawatan yang diidentifikasi membentuk kerangka kerja untuk rencana perawatan klien sehingga diagnosa keperawatan memberi perawat fokus yang bersifat indi$idual, dan berpusat pada klien. Selama tahap perencanaan dari proses, suatu rencana perawatan dirumuskan. Perencanaan diindi$idualisasikan berdasarkan dasar data pengkajian dan diagnosa keperawatan klien. Komponen perencanaan adalah identifikasi hasil.

&

9mplementasi adalah langkah tindakan dari proses keperawatan. Perawat menggunakan beragam pendekatan untuk memecahkan masalah kesehatan klien.Berorientasi pada masalah dan diindi$idualisasikan sesuai dengan rencana perawatan klien. =angkah kelima adalah e$aluasi. Perawat menentukan kemajuan klien kearah pencapaian hasil yang diharapkan dan tujuan serta keberhasilan inter$ensi keperawatan. >ika inte$ensi berhasil, diagnosa keperawatan klien teratasi. >ika masalah kesehatan klien menetap, proses e$aluasi memandu perawat untuk mere$isi, menyingkirkan, atau menambah terapi. 5$aluasi adalah penyelesaian siklus akti$itas dimana hasilnya memberikan efek berkelanjutan pada tahap lainnya dari proses. 5$aluasi adalah tahap dari pemecahan masalah klinik yang membantu memelihara hasil klien yang diinginkan dengan memeriksa dan menyesuaikan tahap!tahap lainnya dari proses keperawatan.

).. PEN2KA3IAN KEPERA1ATAN Pengka$ian !er pakan tahap a"al pr%ses kepera"atan dan !er pakan s at pr%ses &ang siste!atis dala! peng !p lan data dari berbagai s !ber data nt k !enge'al asi dan !engidenti(ikasi stat s kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan indi$idu. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon indi$idu. Pengkajian keperawatan tidak sama dengan pengkajian medis. Pengkajian medis difokuskan pada keadaan patologis, sedangkan pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap masalah!masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. ,isalnya dapatkah klien melakukan akti$itas sehari!hari, sehingga fokus pengkajian klien adalah respon klien yang nyata maupun potensial terhadap masalah!masalah aktifitas harian.

Pengkajian keperawatan berbeda bila kita menggunakan pengkajian dengan menggunakan pendekatan system. Kalau kita kaji lebih dalam dalam, pengkajian persystem menggunakan pendekatan mencari data dari kelainan pada organ sehingga bila perawat menggunakan pendekatan persistem akan kesulitan menemukan respon yang muncul dari pasien dan ingat diagnosis pasien adalah respon pasien dari gangguan pada organ tubuhny, ini berbeda dengan diagnosis dokter yang mengacu kepada kelainan organ pasien itu sendiri. "alam melakukan pengkajian di bidang keperawatan, dapat dilakukan pendekatan kritis. #al ini berkaitan dengan cara memeroleh data, misalnya kita dapat menentukan terlebih dahulu karakteristik data yang kita butuhkan. Karakteristik data yang baik mencakup beberapa hal di bawah ini antara lain: 1. Lengkap "ata yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. ,isalnya klien tidak mau makan selama ) hari. Perawat harus mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut. &. %kurat dan nyata ?ntuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya $alidasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. %pabila perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. ). @ele$an Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi. Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan membuat data komprehensif tapi singkat dan jelas. "engan mencatat data yang rele$an sesuai dengan masalah klien, yang merupakan data fokus terhadap masalah klien dan sesuai dengan situasi khusus.

"ata sangat diperlukan bagi perawat dalam melakukan kajian keperawatan. "alam keperawatan terdapat beberapa jenis data pengkajian, antara lain: . "ata dasar yaitu kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. &. "ata fokus yaitu data tentang perubahan!perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal!hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Selain itu, terdapat dua tipe data, yaitu data subjektif dan data objektif. "ata subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. 9nformasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya. ,isalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu. Sementara itu, data objektif adalah data yang dapat diobser$asi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera 1lihat, dengar, cium, raba2 selama pemeriksaan fisik. ,isalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran. ?ntuk memperoleh $aliditas data yang akan digunakan dalam pengkajian, sebaiknya mencari dan menelusuri informasi yang $alid juga. %da tiga macam sumber data, antara lain: . Sumber data primer Klien adalah sumber utama data 1primer2 dan perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien. &. Sumber data sekunder 'rang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami atau istri, anak, teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau

kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak!anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar. ). Sumber data lainnya Sumber data lainnya ada beberapa macam, yaitucatatan medis, riwayat penyakit, konsultasi, hasil pemeriksaan diagnostik, perawat lain, dan kepustakaan. 3atatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan. Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. 9nformasi yang diperoleh adalah hal!hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis. Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. 9nformasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa. Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. #asil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu menge$aluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan. >ika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. #al ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan. ?ntuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. ,emperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat. ).4 S !ber dan *et%de Peng !p lan Data dala! Ka$ian Kepera"atan Sumber informasi utama didapat dari klien. Klien yang berada dalam keadaan sadar dapat menjawab pertanyaan secar tepat dan akurat. Aamun, klien yang mengalami gejala akut tidak akan mampu memberikan informasi tersebut. 'leh karena iktu penting untuk mempertimbangkan lingkungan tempat dimana perawat berinteraksi dengan klien. Selain klien, terdapat sumber lain yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang klien, seperti keluarga dan orang terdekat yang dapat diwawancarai 6

sebagai sumber primer informasi tentang bayi dan anak!anak, atau klien yang tidak sadar. Pada situasi darurat, keluarga menjadi satu!satunya sumber data yang tersedia. Pada akhirnya, keluarga dan teman dari klien dapat membuat pengamatan yang dapat mempengaruhi cara pemberian asuhan. Sumber data lain yang dapat digunakan adalah berupa catatan medis yang dapat menuatkan informasi tentang pola kesehatan dan pengobatan masa lalu. Selain itu, dapat pula digunakan catatan lain seperti pendidikan atau pekerjaan yang dapat mengandung informasi perawatan kesehatan yang terkait. >uga dapat dilakukan tinjauan literature keperawatan, medis, dan farmakologis penyakit. %da beberapa hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian, antara lain: . ,emahami secra keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien denga cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, sosialkultural, emosi dan spiritual yang bisa mempengaruhi status kesehatannya. &. ,engumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan amsa lalu, saat ini, bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. "ata yang terkumpul berasal dari perawat klien selama berinteraksi dan sumber yang lain 10ordon, .48B .**2 "alam mengumpulkan data, diperlukan suatu metode pengumpulan data agar data dapat diperoleh dengan akurat. Tahap pertama dalam pengumpulan data adalah dengan mewawancarai klien. Cawancara adalah pola komunikasi dengan tujuan untuk mendapat riwayat kesehtan keperawatan, mengidentiikasi kebutuhan kesehatan dan faktor resiko, serta menentukan faktor perubahan spesifik dalam tingkat kesejahteraan dan pola kehidupan. Ketika wawancara, perawat dapat mengumpulkan informasi tentang kesehetan klien, gaya hidup, sistem pendukung, pola penyakit, pola adaptasi, kekuatan, dan keterbatasan klien. Cawancara juga dapat memberikan kesempatan bagi perawat untuk dapat mengobser$asi kliennya. Cawancara adalah langkah pertama kearah pembentukan hubungan yang teraupetik antara perawat dan klien sehingga suatu proses konseling dapat terjadi. "alam wawancara ini, seorang perawat dapat menggunakan teknik mencari masalah dengan mengidentifikasi masalah potensial klien, teknik pemecahan masalah 1dengan mengumpulkan maslah

spesifik2, teknik pertanyaan langsung 1dengan format terstruktur yang membutuhkan jawaban satu atau dua patah kata2, atau teknik pertanyaan terbuka 1diskusi dimana klien aktif menguraikan status kesehatan mereka2. Tahap ke dua tang digunakan dalam pengumpulan data adalah riwayat kesehatan klien, yaitu data yang dikumpulakntentang tingkat kesejahteraan klien 1saat ini dan masa lalu2, riwayat keluarga, perubahan dalam pola kehidupan, riwayat sosial budaya, kesehatan spiritual, dan reaksi mental serta emosi yterhadap penyakit. Sasarannya adal untuk menetapkanpola dari sehat dan sakit, faktor resiko untuk masalah kesehatan fisik dan perilaku, penyimpangan dari normal, dan ketersediaan sumber untuk adaptasi. Pola sehat sakit disini diidentifikasikan dengan mengumpulkan data tentang diemnsi fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual. Selanjutnya, tahap ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeerikasaan fisik dan pengumpulan data laboratorium. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemerikasaan fisik sebaiknya dilakuakn bersamaan dengan wawancara. :okus pengkajian fisisk keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. ,isalnya klien mengalami ganguan sistem muskoskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan itu mempengaruhi klien dalam malaksanakan kegiatan sehari!hari atau tidak. Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keparawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan. Sumber data pengkajian terakhir adalah hasil dari pemeriksaan diagnosik dan laboratorium. Penting bagi perawat untuk menelaah hasil peemriksaan ini untuk emmastikan perubahan yang teridentifikasi dalam riwayat kesehatan kesehatan keperawatan. "ata laboratorium ini dapat membantu untuk mengidentifikasi masalah keperawatan kesehatan actual atau potensialyang sebelumnya tidak diketahui oleh klien atau pemeriksa.

BAB III PENUTUP


4

+.1 Kesi!p lan


%suhan keperawatan sangat diperlukan pemahaman tentang konsep, model, dan langkah! langkah proses keperawatan. #al ini dibutuhkan oleh perawat agar dapat memberikan laporan hasil diagnosa keperawatan yang benar dan akurat. Keahlian dalam diagnosa keperawatan yang benar dan akurat membutuhkan penyatuan informasi, membuat keputusan, dan membuat prioritas, karena saat sakit menyerang sistem tubuh klien, sistem lain terlibat dalam upaya untuk mengatasi adanya ketidakseimbangan. %suhan keperawatan kritis tidak didasarkan pada lingkungan yang khusus atau alat!alat khusus tetapi dalam proses pengambilan keputusan yang didasarkan pada pemahaman yang sungguh!sungguh tentang psikologi dan fisiologi pasien.

Berpikir kritis dalam mengambil keputusan klinis sangat penting dan merupakan inti dari praktik keperawatan. Berpikir kritis mampu menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan keperawatan. "engan menerapkan konsep berpikir kritis, perawat akan lebih dihargai sebagai tenaga kesehatan yang memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan status kesehatan klien.

3.2

Saran
Berpikir kritis merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Berpikir kritis merupakan cara terbaik dalam memecahkan setiap permasalahan yang muncul. #al ini juga sangat dibutuhkan perawat dalam berpikir untuk pengambilan keputusan terhadap pasien. ,elalui pembahasan makalah diatas dapat dipelajari tahap! tahap dalam berpikir kritis dan model berpikir kritis dalam hal keperawatan. Perawat yang baik seharusnya dapat mengaplikasikan cara berpikir kritis baik dalam teori dan praktik dalam keperawatan. Sehingga ilmu yang diperoleh dalam teori dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan setiap menghadapi masalah klien.

DA5TAR PUSTAKA

%skep. ; Pengkajian Keperawatan .; http://nursingbegin.com/pengkajian!keperawatan!/. 1 8 Ao$ember &--.2. Pukul .:--. %skep. ; Pengkajian Keperawatan 1&2.; http://nursingbegin.com/pengkajian!keperawatan!&/.1 8 Ao$ember &--.2. Pukul .: -. %skep. ; Pengkajian Keperawatan 1)2 .; http://nursingbegin.com/pengkajian!keperawatan!/.1 8 Ao$ember &--.2. Pukul .:&). 3arpentino =>: Aursing "iagnosis %pplication to 3linical Practice. Philadelphia,>B =ippincott, ..&. #aryono. ; %suhan Kesehatan Keperawatan Kedokteran %rtikel %lami Aatural 'bat Bedah Penyakit Kanker #9D %9"S.< http://heal kritis a"thycenter.co.cc/indeE.php/pengkajian! keperawatan/ 1 8 Ao$ember &--.2. Pukul &-:-+ Potter F Perry. ..8. Fundamental keperawatan volume 1. >akarta: 503 Potter, P dan Perry.1 ..82. :undamental of Aursing. 15d ke! *2. >akarta: 503. %nonim. ;Pengkajian keperawatan<. http://nursingbegin.com/category/keperawatan/. 1&- Ao$. &--42. Ceber 0: ,aking nursing diagnosis work for you and your client. Aurs #ealth 3are &142:*&*! *)-, .. .

&-

Anda mungkin juga menyukai