Anda di halaman 1dari 31

BAB II LANDASAN TEORI

A.

PENGERTIAN PEGAWAI NEGERI DAN KEDUDUKANNYA Untuk lebih memudahkan pembahasan skripsi ini maka terlebih

dahulu penulis akan menguraikan pengertian pegawai negeri dan kedudukannya. Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesioanal, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. Sebagaimana diketahui bahwa pegawai negeri merupakan unsur pendukung pelaksana dalam membantu pemerintah dalam roda pembangunan nasional. Pengertian Pegawai Negeri menurut Undang-Undang PokokPokok Kepegawaian nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian adalah sebagai berikut : Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12

Pembinaan Disiplin dilingkungan Setum TNI berdasarkan Peraturan Panglima TNI Nomor perpang/28/X/2007 tanggal 3 Oktober 2007 tentang Petunjuk Administrasi Pembinaan

Personel Pegawai Negeri Sipil TNI dan Perpang/161/XII/2011 tentang Pembinaan Personel Pegawai Negeri Sipil (PNS) bahwa Pembinaan Disipilin adalah Upaya agar setiap PNS mematuhi kewajiban dan larangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pembinaan disiplin dilakukan dengan komunikasi dua arah, khususnya komunikasi tatap muka, keteladanan, bimbingan dan penindakan secara tegas bagi yang melanggar berupa hukuman disiplin PNS. Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang baik dan berwibawa maka diperlukan pembinaan yang sebaik-baiknya dengan suatu sistem pembinaan yang dapat mendorong peningkatan disiplin dan kegairahan bekerja serta yang dapat menjamin usaha meningkatan mutu melalui pembinaan yang didasarkan pada sistem karier dan sistem prestasi kerja. Adapun yang dimaksud dengan sistem karier adalah sistem kepegawaian dimana untuk pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan,sedangkan dalam pengembangannya lebih lanjut, masa kerja, pengalaman, kesetiaan, pengabdian, dan syarat-syarat yang obyektif lainnya yang turut menentukan. Dalam sistem karier tersebut dimungkinkan naik pangkat tanpa melalui 13

ujian jabatan dan pengangkatan dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan jenjang yang telah ditentukan. Sedangkan sistem prestasi kerja adalah suatu sistem

kepegawaian dimana untuk pengangkatan pegawai dalam suatu jabatan didasarkan atas kecakapan-kecakapan dan prestasi kerja yang telah dicapai oleh pegawai yang bersangkutan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka perlu kiranya diuraikan tentang kewajiban dan hak bagi setiap Pegawai Negeri Sipil. Kewajiban dan hak bagi setiap Pegawai Negeri Sipil adalah: 1. Bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil wajib setia serta taat

sepenuhnya terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Negara dan Pemerintah, dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil harus mempunyai tekad dan kesanggupan untuk

melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang disetiai dan ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. 2. Bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mentaati segala perundang-undangan yang berlaku dan

peraturan

melaksanakan tugas kedinasan dan dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. 3. Bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menyimpan

rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya. 14

Selain kewajiban-kewajiban tersebut diatas maka ada pula hakhak Pegawai Negeri Sipil yang telah ditentukan oleh pemerintah, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil berhak memperoleh

gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. 2. Bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti yaitu

tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Adapun pemberian cuti kepada pegawai telah ditentukan oleh pemerintah diantaranya yaitu cuti tahunan, cuti sakit, cuti karena alasan penting, cuti besar, cuti bersalin, dan cuti di luar tanggungan Negara. Menurut Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 22 Tahun 2010 Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pertahanan selanjutnya disingkat PNS Kemhan, adalah PNS yang bertugas di lingkungan unit organisasi Kemhan, PNS Kemhan yang dipekerjakan di UPN Veteran, unit organisasi Mabes TNI, Unit Organisasi TNI AD, Unit Organisasi TNI AL dan Unit Organisasi TNI AU. Menurut Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/28/X/2007 tanggal 3 Oktober 2007 tentang Petunjuk Administrasi Pembinaan Personel Pegawai Negeri Sipil TNI adalah : Pegawai Negeri Sipil TNI merupakan komplemen dari Prajurit TNI, oleh karena itu Pegawai Negeri Sipil TNI dan Prajurit TNI merupakan suatu kesatuan yang terpadu dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas tugas pokok TNI.

15

Keterpaduan tersebut harus tercermin dalam semua tingkat organisasi dan wajib memahami peranannya masing-masing. Penggunaan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan TNI dilakukan atas pertimbangan adanya beberapa jabatan tertentu yang lebih efektif dan efisien dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil TNI, sehingga dapat menjamin kontinuitas pelaksanaan tugas pokok TNI. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dalam Bab III, pasal 12 ayat 1 dan ayat 2 menyatakan, bahwa : (1) Manajemen Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. (2) Untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.

Untuk menjamin kepastian alur pembinaan Pegawai Negeri Sipil TNI, khususnya dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural, ditetapkan pola dasar karier Pegawai Negeri Sipil TNI yang menunjukkan keterkaitan antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan serta masa

16

jabatan sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun. Pegawai Negeri Sipil TNI kedudukannya sama dengan Pegawai Negeri Sipil lainnya. Oleh karena itu penyelenggaraan

pembinaan Pegawai Negeri Sipil pada umumnya di samping ketentuan dan kebijakan yang dikeluarkan Panglima TNI, sepanjang tidak bertentangan dengan aturan umum yang berlaku. Seperti yang dikatakan AE Manihuruk dalam bukunya yang berjudul Beberapa Masalah Pegawai Negeri Sipil di Indonesia, bahwa : Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan Nasional, terutama tergantung pada kesempurnaan Aparatur Negara, dan kesempurnaan Aparatur Negara tergantung kepada kesempurnaan Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan penjelasan diatas jelaslah bahwa Pegawai Negeri Sipil merupakan faktor pendukung dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, oleh karena itu diperlukan Pegawai Negeri baik anggota TNI maupun Pegawai Negeri Sipil yang berkemampuan dalam melaksanakan tugas secara professional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. 17

B.

PENGERTIAN

DISIPLIN

DAN

PENERAPAN

DISIPLIN

PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT UMUM TNI. 1. Pengertian Disiplin Disiplin merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam rangka pembinaan pegawai. Dalam rangka menjamin kelancaran

pelaksanaan tugas pegawai maka dibuat peraturan dan ketentuanketentuan serta perundang-undangan disiplin kerja pegawai,

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud dengan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah : Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin Sedangkan menurut WJS. Poerwadarminta, pengertian disiplin adalah sebagai berikut : Disiplin adalah latihan bathin dan watak, dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati segala tata tertib" Sedangkan menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2002:193), dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, dijelaskan :

18

Kedisipilanan adalah Kesadaran dan kesediaan seorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seorang yang secara suka rela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Dari kedua pengertian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seorang pegawai mematuhi semua peraturan dan melaksanakan tugas-tugasnya baik secara sukarela seperti datang dan pulang tepat waktu, mengerjakan semua pekerjaan secara baik, mematuhi semua peraturan dan norma yang berlaku. Disiplin disini tumbuh dan timbul dari dalam diri manusia itu sendiri tanpa dipengaruhi oleh pihak lain, sehingga selalu patuh dan taat kepada peraturan yang berlaku tanpa adanya unsur paksaan dari pihak lain, tetapi mereka patuh dan taat atas dasar kesadarannya sendiri, sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurut Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia

Nomor 35 Tahun 2012 Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

19

Pelanggaran yang dimaksud adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin, baik yang dilakukan di dalam ataupun di luar jam kerja. Tujuan dari pada disiplin kerja pegawai adalah untuk

menciptakan adanya pegawai yang benar-benar mempunyai jiwa yang penuh ketaatan dan kepatuhan terhadap tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan, bermental baik, berdaya guna, dan sadar akan tanggung jawab untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan. 2. Pengertian Penerapan Disiplin. Penerapan disiplin harus dimulai dari setiap diri pribadi secara sadar dan ikhlas, berusaha mematuhi semua ketentuan bukan karena adanya perintah dan ancaman sangsi, tetapi semua itu dilaksanakan atas kesadaran diri sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Jika disiplin diri pribadi telah dapat ditumbuhkan, tentu akan mendorong terciptanya disiplin dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berorganisasi dan bernegara. Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003: 236), disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur dalam

20

sebuah

organisasi.

Sedangkan

menurut

Peraturan

Menteri

Pertahanan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin Bagi Pegawai Di Lingkungan Kementerian Pertahanan, bahwa : Peraturan Disiplin Pegawai yang selanjutnya disebut Peraturan Disiplin adalah segala bentuk

peraturan dan ketentuan-ketentuan tentang ketaatan dan kepatuhan terhadap semua perintah kedinasan dari tiap-tiap atasan dengan seksama dan bertanggung jawab, yang berlaku bagi pegawai, baik dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kedinasan maupun dalam kehidupan sehari-hari.. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penerapan disiplin kerja pegawai adalah keseluruhan proses yang meliputi persepsi, sikap dan perilaku sehingga seorang pegawai secara sukarela mampu dan mau untuk menghormati, menghargai, taat dan patuh terhadap peraturan-peraturan kerja dan sanggup menjalankannya serta bersedia menerima sanksi-sanksinya apabila terbukti melanggar peraturan-peraturan kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Keith Davis dan John W. Newtsone disiplin

mempunyai 3 sifat yakni :

21

a.

Preventif, artinya tindakan tersebut mempunyai tujuan

pokok yaitu mendorong sumber daya manusia agar memiliki disiplin yang tinggi. b. Korektif, artinya tindakan dilakukan setelah terjadi

pelanggaran yang tinggi. c. Progesif , artinya tindakan disiplin berupa hukuman berat

dengan maksud untuk memperbaiki sebelum hukuman lebih berat dijatuhkan. ( AA Anwar Prabu, 2009:129). Bagi aparatur pemerintah, disiplin mencakup unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban. Hal ini berarti kita harus mengorbankan kepentingan pribadidan golongan untuk kepentingan negara dan masyarakat. UU No. 43 Tahun 1999 menyatakan bahwa "Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, maka untuk menjamin tata tertib dan kelancaran

pelaksanaan tugas, diadakan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil". Soegeng Prijodarminto dalam bukunya Disiplin Kiat Menuju Sukses menyatakan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang

22

menunjukkan

nilai

nilai

ketaatan,

kepatuhan,

kesetiaan,

keteraturan, dan atau ketertiban Menurutnya disiplin itu mempunyai tiga aspek, yaitu : Sikap mental ( mental attitude ), yang merupakan sikap

taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan,pengendalian pikiran, dan pengendalian watak. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan

perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran bahwa ketaatan atau aturan, norma, kriteria, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses). 3. Penerapan Disiplin PNS di Lingkungan Setum TNI. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur mengenai kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajibantidak ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Dasar Penerapan Disiplin PNS dilingkungan Setum TNI didasari dengan Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Perpang/28/X/2007 tanggal 3 Oktober 2007 tentang Petunjuk Administrasi Pembinaan Personel Pegawai Negeri Sipil.

23

Beberapa permasalahan disiplin yang terjadi di lingkungan Setum TNI antara lain : a. Tingginya angka absensi pegawai saat apel pagi dan

siang. b. Sering terlambatnya pegawai untuk masuk kantor atau

pulang lebih cepat dari jam yang sudah ditentukan. c. d. Menurunnya semangat dan gairah kerja. Berkembangnya rasa tidak puas, saling curiga dan saling

melempar tanggung jawab. e. Penyelesaian pekerjaan yang lambat karena pegawai

lebih senang mengobrol daripada kerja. f. Tidak terlaksananya evaluasi dalam pelaksanaan disiplin

baik dalam disiplin kerja maupun pelaksanaan disiplin lainnya. Dalam disiplin kerja, kesadaran adalah inti dalam

melaksanakan aturan kerja sehingga didalam pelaksananan aturan ada tanggapan positif dari para pegawai, melaksanakan tugas dengan penuh rasa patuh, tertib dan penuh rasa tanggung jawab tanpa ada beban terpaksa . Disiplin yang datang dari individu sendiri adalah disiplin yang berdasarkan atas kesadaran individu sendiri dan bersifat spontan. Disiplin ini merupakan disiplin yang sangat diharapkan oleh suatu

24

organisasi karena disiplin ini tidak memerlukan perintah atau teguran langsung. Sedangkan yang dimaksud dengan disiplin berdasarkan

perintah yakni dijalankan karena adanya sanksi atau ancaman hukuman. Bertitik tolak dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dari pembentukan disiplin dapat dilaksanakan melalui dua cara, yaitu melalui pengembangan disiplin pribadi atau pengembangan disiplin yang datangdari individu serta melalui penerapan tindakan disiplin yang ketat, artinya bagi seorang pegawai yang indisipliner akan dikenai hukuman atau sanksi sesuai dengan tingkatan kesalahan. Tingkat dan jenis Hukum Disiplin dalam pengertian

"Pelanggaran Disiplin" adalah a. Tidak mentaati kewajiban-kewajiban yang seharusnya

wajib dilakukan Pegawai Negeri Sipil. b. Melanggar larangan-larangan yang seharusnya tidak dilakukan Pegawai Negeri Sipil. Dengan tidak

boleh

mengurangi ketentuan dalam peraturan perundangundangan pidana, Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat berwenang menghukum.

25

Tingkat hukuman Disiplin berdasarkan Peraturan Panglima Nomor Perpang/161/XII/2011 tentang Pembinaan Personel Pegawai Negeri Sipil (PNS) bahwa tingkat hukuman disiplin terdiri dari: 1. Jenis Hukuman disiplin ringan terdiri dari: a) b) c) 2. teguran lisan; teguran tertulis; dan pernyataan tidak puas secara tertulis.

Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari: a) penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama

1 (satu) tahun; b) penundaan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji

berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun; dan c) penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1

(satu) tahun; 3. Jenis hukuman disiplin berat terdin dari a) Penurunan pangkat pada pangkat setingkat lebih

rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun; b) c) Pembebasan dari jabatan; dan Pemberhentian dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri bagi PNS.

26

Sehingga dengan ketentuan diatas disiplin kerja PNS di lingkungan Setum TNI wajib taat dan menghindari segala bentuk pelanggaran agar hasil kerja berupa pelayanan akan bermutu. Indikator disiplin yang baik apabila pegawai tiba di kantor dengan teratur dan tepat waktu, cara berpakaian yang baik di tempat bekerjanya, menggunakan perlengkapan kantor seperti alat tulis kantor secara efektif dan efesien sehingga menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dengan mengikuti prosedur

dan mekanisme yang ditentukan oleh organisasi. Dengan tercipta dan terbentuknya disiplin melalui serangkaian proses perilaku secara sadar nilai-nilai ketaatan, kesetiaan,

kepatuhan, serta ketertiban dalam menaati prosedur dan mekaisme yang berlaku secara formal dalam bekerja dengan cara menghargai waktu, tenaga, biaya secara efektif dan efesien maka akan menghasilkan produktivitas dan prestasi kerja memuaskan. C. PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM TERHADAP

PELANGGARAN DISIPLIN Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin terhadap pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran peraturan disiplin sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 22 Tahun 2010 (Bab VI tentang PEJABAT YANG

BERWENANG MENGHUKUM Pasal 8 dan 9 ) diantaranya adalah 27

1.

Presiden R.I. bagi PNS yang a. Berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b keatas, sepanjang mengenai hukuman disiplin : 1) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS 2) Pemberhentian sebagai PNS b. lain Memangku jabatan Struktural Eselon I atau Jabatan yang wewenang pengangkatan dan tidak dengan hormat

pemberhentiannya berada di tangan Presiden sepanjang mengenai pembebasan dari jabatannya. 2. Menteri yang memimpin Departemen. Dengan surat keputusan seorang menteri kepada dapat pejabat

mendelegasikan

sebagian

wewenangnya

dibawahannya untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS dalam lingkungannya masing-masing. Jenis Hukuman Disiplin antara lain: a. b. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. Pemberhentian dengan hormat sebagai PNS tidak

atas permintaan sendiri, bagi PNS golongan IV/a ke bawah, Keputusan-nya ditandatangani oleh Panglima TNI dan tidak dikuasakan atau tidak didelegasikan. 28

Dilingkungan Mabes TNI, wewenang menjatuhkan hukuman disiplin bagi PNS, diatur sebagai berikut: 1. Ditetapkan dengan Peraturan Panglima ditandatangani

sendiri oleh Panglima TNI, hukuman disiplin bagi a. PNS golongan IV/a ke bawah, berupa: 1) PNS. 2) Pemberhentian dengan hormat tidak atas Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai

permintaan sendiri. b. PNS yang memangku jabatan Eselon I : Jenis hukuman

disiplin ringan dan sedang. c. PNS yang memangku jabatan Eselon II, berupa jenis

hukuman disiplin pembebasan dari jabatan eselon II. 2. Ditetapkan dengan Keputusan Panglima TNI u.p. Aspers

Panglima TNI, dan ditandatangani oleh Aspers Panglima TNI, hukuman disiplin bagi: a. PNS golongan IV/a ke bawah yang dikenakan hukuman

disiplin penurunan pangkat pada pangkat setingkat Iebih rendah. b. PNS yang memangku jabatan Esselon V, IV, dan II

yang dikenakan hukuman disiplin pembebasan dari jabatan Eselon III, IV, dan V. 29

3.

Didelegasikan kepada semua pejabat Eselon I hukuman

disiplin bagi PNS golongan IV/a ke bawah, hukuman disiplin jenis ringan dan sedang. 4. Didelegasikan kepada pejabat Eselon IV dan V hukuman

disiplin bagi PNS golongan IV/a ke bawah berupa jenis hukuman teguran lisan dan tegoran tertulis. TATA CARA PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan awal. Pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan

pelanggaran disiplin dengan teliti dan obyektif. 2. Pemanggilan. Pemanggilan terhadap PNS yang disangka melakukan

pelanggaran disiplin dipanggil untuk diperiksa oleh pajabat yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk. Pemanggilan ini dilakukan dengan lisan, tetapi apabila sukar dilakukan dengan lisan, maka dilakukan secara tertulis. Apabila PNS yang disangka melakukan pelanggaran disiplin tidak memenuhi panggilan-panggilan pertama, maka dibuat kedua. (dilakukan secara tertulis).

30

D.

PENGERTIAN KINERJA SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KINERJA. Disiplin bila sudah menyatu dengan dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban. Dengan demikian disiplin kerja seseorang terwujud dalam bentuk ketaatan, ketertiban, tanggungjawab dan loyalitas pegawai terhadap segala tata tertib yang berlaku dalam organisasi. Oleh karena itu semakin tinggi tingkat kedisiplinan yang dimiliki seorang pegawai maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai. 1. PENGERTIAN KINERJA Kinerja adalah suatu ukuran yang mencakup keefektifan dalam pencapaian tujuan dan efesiensi yang merupakan rasio dari keluaran efektif terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Kinerja diberi batasan oleh Maier sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegasnya lagi Parter dan Lawler menyatakan bahwa kinerja adalah successful role achievent yang diperoleh seseorang dari perbuatan-

perbuatannya.

31

Dari batasan-batasan tersebut, jelas bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Menurut Handoko dua konsep utama untuk mengukur kinerja (perpormance) seseorang adalah efisiensi dan efektifitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Efisiensi ini merupakan konsep matematik atau merupakan

perhitungan rasio antara pengeluaran (output) dan pemasukan (infut). Seorang pegawai yang efisien dalam bekerja adalah seorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil, produktifitas, kinerja) dibanding masukan-masukan (tenaga, bahan, uang, mesin dan waktu). Dengan kata lain dapat memaksimumkan keluaran Sedangkan efektifitas

dengan jumlah masukan yang terbatas.

merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menururt Mohamad Mahsun, S.E., M.Si., Ak. Dalam bukunya berjudul Pengukuran Kinerja Sektor Publik, mengatakan bahwa : Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebutkan prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

32

Sedangkan measurement)

pengukuran suatu

kinerja proses

(performance kemajuan

adalah

penilaian

pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan suatu pekerjaan yang diinginkan, dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:770) kinerja diartikan sebagai berikut : a. b. c. sesuatu yang dicapai; prestasi yang diperlihatkan; dan kemampuan kerja.

Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah penilaian secara periodik pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan atau ketidak berhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil, dan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengangkatan, kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, kelayakan mengikuti jenjang

33

pendidikan dan pelatihan khusus (Diklatpim PNS), dan pemberian penghargaan. Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Menurut Mulyadi dan Setiawan ( 2001: 227 ) kinerja adalah; Penentuan atau penilaian secara priodik terhada p efektifitas operasional satu organisasi, dan personilnya berdasarkan sasaran dan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Atkinson, Kaplan, Young ( 2001: 43) adalah ; Performance, measurment, a major management accounting and control proces used to evaluate the performance, of a manager, activity, or organization unit. Sedangkan menurut Sony Yuwono, Edi Sukano, dan Ichsan (2006 : 43) mengemukakan bahwa: Pengukuran kinerja adalah suatu tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Jadi pengukuran kinerja adalah satu usaha formal yang dilakukan secara sistematik oleh pihak manajemen dalam

mengevaluasi hasil yang telah dicapai dengan memanfaatkan

34

sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif dalam suatu periode untuk mencapai tujuan atau misi yang ditetapkan perusahaan. Tujuan utama dan pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil perlu ada pengukuran kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pengukuran kinerja PNS menggunakan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang didalamnya terdapat 8 (delapan) unsur penilaian, yaitu kejujuran, kesetiaan, ketaatan, prestasi kerja, tanggung jawab, kerjasama, kepemimpinan dan prakarsa. Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) tersebut merupakan penjabaran dari Undang-Undang Nomor 8/1974 jo UU No. 43/1999 pasal 20 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, yang berbunyi: Untuk lebih menjamin obyektivitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan penilaian prestasi kerja. Sedangkan dalam implementasinya, Pemerintah mengeluarkan peraturan yaitu PP No. 10/1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS. Serta untuk lebih menjamin adanya keseragaman dalam

pelaksanaannya, maka BAKN mengeluarkan petunjuk teknis tentang 35

pelaksanaan penilaian pekerjaan PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10/1979, berupa Surat Edaran yaitu SE. BAKN No. 02/SE/1980 tentang petunjuk pelaksanaan DP3 PNS. Berdasarkan Peraturan Panglima TNI Nomor Petunjuk

perpang/28/X/2007 tanggal 3 Oktober 2007 tentang

Administrasi Pembinaan Personel Pegawai Negeri Sipil TNI bahwa Unsur-unsur Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil perlu ada pengukuran kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dinilai dalam melaksanakan penilaian pelaksanaan pekerjaan. Bentuk penilaian tertuang dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. (DP-3). Pembuatan DP-3 harus memuat antara lain: a. Unsur-unsur yang dinilai yang terdiri dari: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) kesetiaan prestasi kerja; tanggungjawab; ketaatan; kejujuran; kerjasama; prakarsa; dan kepemimpian. 36

b.

Sumber Pembuatan Penilaian DP3 yang terdiri dari : 1) Buku catatan Penilaian PNS TNI a) Setiap pejabat penilai berkewajiban mengisi dan memelihara buku catatan penilaian. b) Data yang tercantum dalam buku catatan penilaian adalah salah satu bahan obyektif untuk membuat DP-3 c) d) Daftar Absensi Informasi lain.

c.

Waktu Penilaian yang terdiri dari 1) 2) Penilaian dibuat setiap akhir tahun/takwim. Jangka waktu penilaian adalah mulai 1 Januari sampai 31 Desembar tahun yang bersangkutan. 3) Khusus bagi CPNS yang akan diangkat menjadi PNS penilaian pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah sekurang-kurangnya satu tahun menjadi PNS terhitung mulai tanggal pengangkatan.

d.

Sifat DP-3. DP-3 bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh: 1) 2) PNS TNI yang bersangkutan Pejabat penilai 37

3) 4)

Atasan pejabat penilai Atasan dari atasan pejabat penilai sampai dengan pejabat penilai tertinggi.

5)

Pejabat lain yang ada hubunga tugas dengan penilaian tersebut

e.

Penggunaan DP-3. DP-3 dipergunakan untuk 1) Pertimbangan pengangkatan menjadi PNS dari CPNS. 2) 3) 4) 5) Pertimbangan kenaikan pangkat. Pertimbangan pengangkatan jabatan. Pertimbangan mengikuti pendidikan Pertimbangan mutasi.

f.

Pejabat penilai adalah 1) Atasan langsung dari PNS yang dinilai dan serendah-rendahnya menduduki golongan jabatan IX dan harus membuat DP-3 apabila PNS tersebut telah menjadi bawahannya minimum 6 bulan. 2) Pejabat yang belum membawahi PNS yang dinilai belum menduduki enam bulan dapat membuat

38

DP-3 dengan mrmpergunakan bahan-bahan yang ditinggalkan pejabat penilai lama. 3) g. Pejabat yang langsung menjadi bawahannya

Tata Cara Penilai. 1) Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan

sebutan angka sengai berikut : a) b) c) d) e) 2) 91 100 76 -90 61 -75 51-60 Kurang : : : : : Amat Baik Baik Cukup Baik Sedang Kurang

Pedoman pemberian nilai DP-3 harus berpedoman

pada lapiran Peraturan Pemerintah. Cascio menyebutkan bahwa Penilaian kinerja merupakan aspek yang penting dalam manajemen kinerja. Sistem penilaian kinerja akan menghubungkan aktivitas pegawai dengan tujuan strategik organisasi, menghasilkan informasi yang valid dan berguna untuk keputusan administratif pegawai seperti promosi, pelatihan, transfer termasuk sistem reward dan punishment.

Sehingga Penilaian kinerja mengandung arti suatu gambaran yang sistematis tentang kebaikan dan kelemahan dari pekerjaan individu atau kelompok. Meskipun ada diantara masalah teknis 39

(seperti pemilihan format) dan masalah manusianya itu sendiri (seperti resistansi penilai, dan adanya hambatan hubungan atar individu), yang kesemuanya itu tidak akan dapat teratasi oleh penilai kinerja. Beberapa tinjauan lainnya terkait dengan penilaian prestasi kerja antara lain disebutkan menurut Dessler (1997) penilaian prestasi kinerja adalah Suatu proses penilaian prestasi kinerja pegawai yang dilakukan pemimpin perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.

Beberapa pendapat ahli diatas dapat saya simpulkan bahwa sistem penilaian prestasi kinerja ialah proses untuk mengukur prestasi kinerja pegawai berdasarkan peraturan yang telah

ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan persyaratan deskripsi pekerjaan yaitu standard pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Standar kerja tersebut dapat dibuat baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Sedangkan pengertian kompetensi di dalam manajemen adalah bahwa manajemen seharusnya mementingkan kemampuan dalam argumentasi secara efektif dan efisien, manajemen harus mementingkan analisa kemampuan karyawan sekarang

dibandingkan dengan kemampuan karyawan yang akan datang di 40

dalam organisasi. (Nurmianto, 2002; Nurmianto dan Terbit Satrio, 2002; Nurmianto dan Wijaya, 2003). 2. Produktivitas Kerja Produktivitas individu dapat dinilai dan apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam bekerja dengan kata lain, produktivitas individu adalah bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja (job performance).

Menurut Melayu S.P. Hasibuan (2002:126) Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika Produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktubahan-tenaga) dan sisitem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.

Oleh karena itu, disiplin dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja/produktivitas kerja karyawan. Usaha dalam meningkatkan produktivitas kerja seseorang, terlebih dahulu harus diciptakan suatu kondisi organisasi/perusahaan dalam bentuk penetapan sebagai kebijakan dan penyediaan fasilitas serta keterampilan pegawai. Dari kondisi tersebut, diharapkan pegawai akan selalu mentaati peraturan yang berlaku untuk bekerja dan memiliki keterampilan yang cukup tinggi guna peningkatan

produktivitas kerja menjamin kredibilitas dan kelangsungan hidup organisasi.

41

E.

PENGERTIAN ORGANISASI Organisasi meupakan tempat atau wadah dimana orang-

orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam

memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Secara garis besar dapat dipahami bahwa organisasi merupakan tempat dimana semua anggotanya bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Berikut diuraikan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian organisasi. yang dijadikan bahan referensi agar semakin dalam pemahaman kita tentang pengertian organisasi. Pendapatpendapat tersebut antara lain 1 Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan:

Organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja. 2. Stoner mengatakan

Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

3.

Chester I. Bernard

Organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. 42

Anda mungkin juga menyukai