Anda di halaman 1dari 2

Hasil DMFS berbeda jelas antara orang yang pernah dan tidak pernah merokok (Tabel 1; keseluruhan p <0,0001).

Perbedaan signifikan yang diamati pada setiap tingkat strata sosial ekonomi lingkungan (Tabel 2; keseluruhan p <0,0001). Seperti yang diharapkan, gradien sosial-ekonomi penderita karies terlihat dalam populasi penelitian (Tabel 2). Namun demikian, DMFS awal terlihat konsisten lebih tinggi di antara perokok, dibandingkan dengan tidak pernah merokok di lingkungan dengan karakteristik sosial-ekonomi yang sama (Tabel 2). Bahkan setelah mengendalikan baseline DMFS dan jenis kelamin, DMFS berbeda sangat signifikan antara orang yang pernah dan orang yang tidak pernah menggunakan tembakau (Tabel 3; keseluruhan p <0,0001). Pola kenaikan DMFS lebih menonjol secara konsisten selama masa remaja diantara orang-orang yang pernah menggunakan tembakau di strata tingkat sosial ekonomi lingkungan dan DMFS dasar, meskipun tingkat bukti statistik bervariasi (Tabel 3). Perubahan DMFS menunjukkan pola yang berbeda dalam kelompok yang paling rentan (kelompok SE 20-29,9 dan 30 +, DMFS awal> 3), menunjukkan pengaruh yang lebih lemah dari penggunaan tembakau. Di sisi lain, bukti statistik dari efek tembakau juga lemah bagi individu di daerah perumahan pada<10% keluarga dengan daya beli yang rendah, dalam setiap strata DMFS dasar. Diskusi Untuk pengetahuan kita, laporan ini didasarkan pada studi longitudinal pertama untuk mengetahui dampak penggunaan tembakau terhadap prevalensi karies di kalangan remaja. Temuan utama sudah jelas; penggunaan tembakau secara bermakna berkaitan dengan peningkatan kejadian karies gigi selama periode 3 tahun, terlepas dari karakteristik sosio-ekonomi dan geografis. Oleh karena itu, implikasi klinis segera yaitu sebuah pertanyaan "apakah Anda menggunakan tembakau?" menjadi penting dan harus relevan untuk dimasukkan sebagai komponen dari penilaian risiko karies. Penilaian risiko yang komprehensif tersebut sangat penting untuk keputusan pengobatan yang tepat mengenai pencegahan, terapi karies non-operatif dan operatif [19-21] dan untuk penentuan interval recall individu [22]. Pada tingkat populasi, informasi tentang penggunaan tembakau harus dimasukkan dalam program kesehatan mulut komunitas. Material bercakupan luas, cakupan penduduk yang tinggi dan skor klinis karies yang kuat sangat menentukan validitas eksternal dari proyek ini. Desain penelitian masih memiliki sejumlah keterbatasan. Temuan-temuan yang ada didasarkan pada klasifikasi data kasar dari pelaporan penggunaan tembakau yang bersifat pribadi, penentuan "Pernah" atau "Tidak pernah" dan frekuensi aktual dan durasi penggunaan tembakau tidak dilaporkan. mungkin juga hal ini dikarenakan frekuensi penggunaan tembakau agak kurang dilaporkan, terutama di kelompok usia yang lebih muda, karena keengganan untuk mengakui "kebiasaan buruk" di depan para praktisi kesehatan dan kadang-kadang orang tua. Selain itu, tembakau digunakan baik merokok dan penggunaan tembakau tanpa asap (tembakau) dengan perbedaan gender dan pola geografis. Gadis di kalangan perkotaan cenderung untuk merokok sedangkan penggunaan tembakau tanpa asap adalah lebih umum di kalangan anak laki-laki pedesaan (data tidak dilaporkan). Terlepas dari kesalahan klasifikasi eksposur, mungkin telah diinduksi bias terhadap nol, kami mampu menunjukkan dampak yang akibat penggunaan tembakau. Namun demikian, waktu paparan merupakan aspek yang menarik untuk diselidiki lebih lanjut. Dengan membagi "kelompok pengguna" menjadi pengguna tembakau yang dilaporkan pada usia dini (yaitu, 16 tahun) dan pengguna tembakau di setiap kesempatan berikutnya

selama tindak lanjut (yaitu, 17-19 tahun), Data mentah menunjukkan rata-rata DMFS lebih tinggi di antara "pengguna pada usia dini" dibandingkan dengan "pengguna pada usia tua" (Gambar 2). Oleh karena itu, efek buruk pada perkembangan karies bisa saja dipengaruhi oleh waktu pemaparan. Keterbatasan penelitian lain adalah bahwa kita tidak dapat mengendalikan faktor-faktor perancu seperti gaya hidup dan perilaku lain yang berhubungan meskipun penyesuaian untuk DMFS awal dan seks masih mungkin untuk dilakukan guna menyingkirkan variabel perancu. Statistik sosial ekonomi yang diterapkan di sini adalah dari 2010, tapi ini hanya merupakan perhatian kecil sebagai karakteristik lingkungan yang terbukti stabil selama total periode pengamatan [14]. Selain itu, kami menganggap daya beli keluarga sebagai indikator utama dari lingkungan sosialekonomi. Indikator ini ditujukan kepada keluarga yang masih memiliki satu anak ( 19 tahun) ke sebagai tanggungan. Namun demikian, daya beli keluarga berhubungan cukup relevan dengan alternatif indikator sosial ekonomi lainnya pada, seperti tingkat pendidikan dan proporsi imigran [14]. Menariknya, insidensi karies relatif tidak berubah selama empat kohort. Di sisi lain, perubahan DMFS jelas tergantung pada status sosial ekonomi, seperti yang terlihat pada Tabel 3. Pengamatan penting adalah bahwa SiC-indeks menunjukkan perbedaan yang kurang jelas dalam kejadian karies antara pengguna tembakau dengan yang tidak menggunakan dibandingkan nilai rata-rata kasar pada individu dalam lingkungan dengan sosio-ekonomi yang kurang (Tabel 2). SiC-indeks dimunculkan untuk menggambarkan secara akurat kesehatan gigi dalam proporsi penduduk dengan insidensi karies tertinggi [17]. Akibatnya, orang-orang tersebut adalah remaja dengan tingkat karies tertinggi dan latar belakang paling sering menggunakan tembakau. Bitewing radiografi hanya diambil atas indikasi individu dan kemungkinan besar lebih sering digunakan pada kelompok resiko tinggi karies. Prosedur ini mungkin telah meningkatkan perbedaan antar kelompok paparan. Kami juga menyadari bahwa bukti statistik dari efek tembakau lebih lemah bagi individu di lingkungan dengan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik, dalam setiap strata DMFS dasar. Penjelasan yang mungkin bisa menjadi kesadaran umum lebih tinggi dari faktor yang terkait dengan pola hidup sehat atau penggunaan produk tembakau yang tidak terlalu banyak. Kesimpulan Kesimpulannya, penggunaan tembakau jelas berhubungan dengan perkembangan peningkatan insidensi karies selama masa remaja. Dengan demikian, faktor ini cukup relevan untuk disertakan dalam penilaian klinis risiko karies dari masing-masing pasien serta untuk rencana program kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan mulut.

Anda mungkin juga menyukai