Anda di halaman 1dari 18

REFLEKSI KASUS

PREEKLAMPSIA

Disusun oleh :
Luqman Hakiem
01.208.5704

Penguji :
dr. Hamidun Kosim, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

2013

PREEKLAMPSIA
B. Definisi Preeklampsia
Preeklampsi merupakan kumpulan gejala yang ditandai dengan trias:
hipertensi, edema dan proteinuria yang terjadi setelah umur kehamilan 20
minggu sampai segera setelah persalinan.
Kelainan malfungsi endotel pembuluh darah atau vaskular yang
menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 minggu,
mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan endotel yang
menimbulkan terjadinya hipertensi, edema, dan dijumpai proteinuria 300 mg per
24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan nilai sangat fluktuatif saat
pengambilan urin sewaktu.
C. Faktor Risiko
1. Riwayat preeklampsia
Seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia atau riwayat
keluarga dengan preeklampsia maka akan meningkatkan resiko terjadinya
preeklampsia.
2. Primigravida
Pada primigravida pembentukan antibodi penghambat (blocking
antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya
preeklampsia. Perkembangan preklamsia semakin meningkat pada umur
kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu
muda atau terlalu tua.
3. Obesitas
4. Gemelli
Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempuyai bayi
kembar atau lebih.
5. Wanita dengan gangguan fungsi organ
(diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan tekanan darah tinggi)

D. Patofisiologi
Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Banyak teori yang dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
tetapi tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori- teori
yang saat ini banyak dianut adalah :
1. Kelainan Elastisitas Vaskularisasi Plasenta
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan
ototnya tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta.
2. Teori Radikal Bebas
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan
oksidan (radikal bebas). Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta
iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksik, khususnya terhadap
membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak
membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tak jenuh menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel, juga
akan merusak nukleus dan protein sel endotel.
3. Intoleransi Imunologik antara ibu dan janin
Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi
HLA-G. Maka, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. Akibatnya,
lapisan ototnya tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis relatif
mengalami vasokonstriksi sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan
terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
4. Faktor Genetik
Preeklampsia meningkat pada anak dari ibu yang memiliki riwayat
menderita preeklampsia.
5. Defisiensi Gizi
Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan, dapat
mengurangi risiko preeklampsia. Minyak ikan mengandung banyak asam

lemak tak jenuh yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat


aktivasi trombosit dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.
E. Diagnosis Preeklampsia
Diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran klinik dan
pemeriksaan laboratorium. Dari hasil diagnosis, maka preeklampsia dapat
diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu:
1. Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
a) Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau
lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu
kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal.
b) Proteinuria kuantitatif > 300 mg/24 jam atau kualitatif dipstik : 1+ atau
2+ pada urine kateter atau midstearm.
c) Edem : lokal pada tungkai tidak digunakan dalam kriteria diagnostik
kecuali anasarka.
2. Preeklampsia berat, bila disertai salah satu atau lebih tanda dan gejala
sebagai berikut:
a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b) Proteinuria 5 gr/jumlah urin dalam 24 jam atau kualitatif dipstik: 3+
atau 4+
c) Oligouria, yaitu jumlah urine < 400 cc/ 24 jam.
d) Kenaikan kreatinin serum
e) Terdapat edema paru dan sianosis
f) Adanya gangguan serebral, nyeri kepala dan gangguan penglihatan
g) Rasa nyeri di epigastrium dan kuadran kanan atas abdomen
h) Hemolisis mikroangiopatik
i) Gangguan fungsi hepar
j) Trombositopenia
Pembagian preeklampsia berat:
a) preeklampsia berat tanpa impending eklampsia
b) preeklampsia berat dengan impending eklmpsia (nyeri kepala, mata
kabur, mual muntah, nyeri epigastrium)
F. Diagnosis Banding

1. Hipertensi Esensial
Disamping terdapat preeklampsia ringan dan berat / eklampsia, dapat pula
ditemukan hipertensi kronis yaitu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan
darah yang menetap. Kebanyakan wanita dengan hipertensi kronik (Hipertensi
esensial) telah didiagnosis sebelum kehamilan. Peningkatan tekanan darah jika
tanpa penyebab sekunder hipertensi (misalnya stenosis arteri renalis atau
feokromositoma), peninggian tekanan darah (> 140/90) yang menetap dan terjadi
sebelum kehamilan atau dideteksi sebelum kehamilan minggu ke 20, diagnosis
hipertensi esensial dapat ditegakkan. Tanda klinik dan diagnosis hipertensi
esensial:
a) Hipertensi terjadi pada awal kehamilan atau sebelum kehamilan, dan
menetap setelah 12 minggu pasca persalinan
b) Fungsi ginjal normal atau hanya terdapat sedikit albuminuria
2. Superimposed Preeklampsia
Timbulnya proteinuria pada wanita hamil yang sebelumnya telah
mengalami hipertensi dan proteinuria timbul setelah minggu ke 20 usia
kehamilan
3. Hipertensi Gestasional
Timbulnya tekanan darah tinggi saat kehamilan tanpa riwayat hipertensi
sebelumnya, tidak ada tanda proteinuria, dan tekanan darah tinggi akan
menghilang sebelum 12 minggu paska melahirkan.
A. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Preeklampsia Ringan
Pengelolaan preeklampsia ringan dapat secara :
Rawat jalan (ambulatoir)
1. Mengurangi aktivitas sehari-hari
2. Tidak perlu diet khusus
3. Vitamin prenatal
4. Tidak perlu mengurangi konsumsi garam
5. Tidak perlu pemberian diuretik, antihipertensi dan sedativa
6. Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu
Rawat inap (hospitalisasi)
1. hipertensi yang menetap selama > 2 minggu
2. proteinuria menetap selama > 2 minggu
3. hasil tes laboratorium yang abnormal
4. adanya gejala atau tanda 1 atau lebih preeklampsia berat
Sikap terhadap kehamilanya:

Bila usia kehamilan <37 minggu, tekanan darah mencapai normotensif

selama perawatan, kehamilannya ditunggu sampai aterm.


Bila usia kehamilan >37 minggu, persalinan dituggu sampai onset
persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan
pada taksiran tanggal persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara

spontan, bila perlu memperingan kala II.


b. Penatalaksanaan Preeklampsia Berat
Dasar pengelolaan preeklampsia berat :
1. Pertama adalah rencana terapi pada penyulitnya, yaitu terapi
medikamentosa.
a. Segera masuk RS.
b. Tirah baring miring ke kiri secara intermitten.
c. Infus RL atau D5%.
d. Pemberian anti kejang MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi
kejang.
e. Antihipertensi.
Diberikan bila TD 180/110. Obat yang diberikan adalah
nifedipine 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit, dosis
maksimal 120 mg dalam 24 jam.
f. Diuretik tidak dibenarkan diberikan secara rutin, karena:
1. Memperberat penurunan perfusi plasenta
2. Memperberat hipovolemia
Diuretik baru diberikan jika terdapat edema paru, gagal
jantung kongstif atau edema anasarka. Diuretik yang diberikan
adalah furosemid.
2. Kedua baru menentukan sikap terhadap kehamilannya :
a. Ekspektatif, konsevatif : bila umur kehamilan < 37 minggu,
kehamilan dipertahankan selama mungkin sambil memberikan
terapi medikamentosa.
a) Tujuan : mempertahankan kehamilan
b) Indikasi : kehamilan < 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda
b.

dan gejala impending eklampsia.


Aktif, agresif : bila umur kehamilan 37 minggu, akhiri
kehamilan setelah mendapatkan terapi medikamentosa untuk
stabilisasi ibu.
a) Tujuan : terminasi kehamilan
b) Bila didapatkan 1 atau lebih keadaan di bawah ini:
Ibu :
1. Kegagalan terapi medikamentosa : setelah 6 jam sejak
dimulai pengobatan tidak terjadi perubahan dan setelah 24

jam sejak dimulainya pengobatan terjadi kenaikan tekanan


2.
3.
4.
5.
6.
7.

darah.
Adanya tanda dan gejala impending eklampsia.
Gangguan fungsi hepar maupun fungsi ginjal.
Dicurigai terjadi solusio plasenta.
Timbulnya onset partus.
Ketuban pecah dini.
Perdarahan.

Janin :
1. IUGR berat berdasarkan pemeriksaan USG
2. NST non reaktif
3. Timbulnya oligohidramnion
4. Adanya tanda fetal distress
Laboratorium
Adanya tandra sindrom HELLP, khususnya menurunyya
trombosit dengan cepat.
B. Cara persalinan
Sedapat mungkin persalinan diarahkan pervaginam.
1. Penderita belum inpartu
Dilakukan induksi persalinan bila skor Bishop 5. Bila induksi gagal
harus disusul dengan SC.
Indikasi SC :
- tidak memenuhi syarat persalinan pervaginam
- induksi persalinan gagal
- terjadi fetal distress
2. Penderita sudah inpartu
- Memperingan kala II
- Antikonvulsan. Obat ini dapat diberikan secara intravena melalui
infus kuntinyu atau intramuskular dengan injeksi intermiten.
Infus intravena kontinu:

Loading dose : initial dose


Berikan 4 6 gram MgSO4 20% diberikan dalam 500 cc RL
selama 15-20 menit

Maintenance dose :
Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam 100 ml cairan
intravena tiap 4-6 jam

Injeksi intramuskular intermiten:

a) Berikan 4 gram MgSO4 sebagai larutan 20% secara intavena


dengan kecepatan tidak melebihi 1 g/menit.
b) Lanjutkan segera dengan 10 gram MgSO4 50%, sebagian (5%)
disuntikan

dalam-dalam

di

kuadran

lateral

atas

bokong

(penambahan 1 ml lidokain 2 % dapat mengurangi nyeri). Apabila


kejang menetap setelah 15 menit, berikan MgSO4 sampai 2 gram
dalam bentuk larutan 20% secara intravena dengan kecepatan
tidak melebihi 1 g/menit.
c) Setiap 4 jam sesudahnya, berikan 5 gram larutan MgSO4 50%
yang disuntikan dalam-dalam ke kuadran lateral atas bokong
bergantian kiri-kanan, tetapi setelah dipastikan bahwa:

Reflek patela (+)

Tidak terdapat depresi pernapasan

Pengeluaran urin selama 4 jam sebelumnya melebihi 100 ml

d) MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir.


e) Siapkan antidotum
Jika terjadi henti napas

Berikan bantuan dengan ventilator

Berikan kalsium glukonas 2 g (20 ml dalam larutan 10%)


secara intravena perlahan-lahan sampai pernapasan mulai lagi.

Antihipertensi.
a) Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5 mg intravena
pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan darah turun.
b) Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau
12,5 intramuskular setiap 2 jam.
c) Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:

Nifedipine dosis oral 10 mg yang diulang tiap 30 menit.

Labetalol 10 mg intravena sebagai dosis awal, jika tekanan


darah tidak membaik dalam 10 menit, maka dosis dapat
ditingkatkan sampai 20 mg intravena

Persalinan
-

Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam.


Jika SC akan dilakukan, perhatikan bahwa:

Tidak terdapat koagulopati

Anestesi yang aman/terpilih adalah anestesia umum. Jangan lakukan


anestesia lokal, sedangkan anestesia spinal berhubungan dengan
hipotensi.

Jika anestesia yang umum tidak tersedia atau janin mati lakukan persalinan
pervaginam.

Jika servik matang, lakukan induksi dengan oksitosin 2-5 IU dalam


500 ml dekstrose 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2013

A. IDENTITAS

Nama penderita

: Ny. NM

Umur

: 21 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

No CM

: 120.16.19

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Sendang Indah, Genuk, Semarang

Status

: Menikah

Nama Suami

: Tn. A

Tanggal Masuk

: 19 Juli 2013

Ruang

: VK-Baitun Nisa

Kelas

: III

B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 19 juli 2013
pukul 10.00 WIB.

Keluhan Utama
Pasien hamil 38 minggu datang ke IGD dengan keluhan bengkak pada
kaki.

Riwayat Kehamilan Sekarang


Pasien G1P0A0 usia 21 tahun hamil 38 minggu datang ke IGD RSI
Sultan Agung dengan keluhan kaki bengkak sejak usia kehamilan 8 bulan.
Pasien sudah merasa kenceng-kenceng sejak satu hari yang lalu tapi belum
keluar lendir darah atau air ketuban. Pasien juga mengaku selama periksa di
bidan tekanan darahnya selalu berkisar antara 170/90 mmHg sampai 170/100

mmHg. Pasien juga terkadang merasa nyeri kepala yang hilang timbul. Pasien
tidak merasa nyeri di ulu hati, tidak pula merasakan sesak saat bernafas, mual
muntah dan penglihatan yang mendadak kabur / berkurang akhir-akhir ini.
BAK pasien normal (5-6 kali sehari), BAB keras (terakhir BAB 2 hari
sebelum masuk rumah sakit).

Riwayat Obstetri
G1P0A0 gravida 38 minggu
GI

: hamil sekarang. Pasien belum pernah melahirkan ataupun keguguran.

HPHT : 27 9 12
HPL : 4 7 13

Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan, oleh pasien dilakukan
setiap bulan. Setiap kali periksa ke bidan pasien mendapat multivitamin dan
zat penambah darah. Saat masuk bulan ke-8 tekanan darah pasien naik
menjadi 170/90 mmHg, lalu oleh bidan diberitahu jika pasien mengalami
keracunan kehamilan, dan segera dimotivasi dan dirujuk ke dokter kandungan
di rumah sakit.

Riwayat Penyakit Dahulu


o Riwayat Hipertensi

: disangkal

o Riwayat Penyakit Jantung

: disangkal

o Riwayat Penyakit Paru

: disangkal

o Riwayat DM

: disangkal

o Riwayat kejang

: disangkal

o Riwayat asma

: disangkal

o Riwayat operasi kandungan : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


o Riwayat Hipertensi

: disangkal

o Riwayat Penyakit Jantung

: disangkal

o Riwayat Penyakit Paru

: disangkal

o Riwayat DM

: disangkal

Riwayat Menstruasi
o Menarche

: 12 tahun

o Siklus menstruasi

: 28 hari

o Lama menstruasi

: 7 hari

o Dismenore

:-

Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang. Usia
pernikahan 1 tahun.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tidak bekerja sedangkan suami pasien bekerja sebagai karyawan
swasta. Biaya kesehatan ditanggung jamsostek.
Kesan ekonomi : cukup

Riwayat KB
Pasien belum pernah KB sebelumnya.

Riwayat Gizi
Pasien makan teratur dengan porsi makanan dan komposisi gizi yang
cukup.

C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Keadaan Umum

: tampak lemah /

Kesadaran

: compos mentis

Vital Sign
o

Tensi

: 170/110 mmHg

Nadi

: 88 x/menit

RR

: 24 x/menit

Suhu

: 36,6 0C

TB

: 155 cm

BB

: 75 kg

Status Internus
-

Kepala

: Mesocephale

Mata

: Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)

Mulut

: Bibir sianosis (-), bibir kering (-)

Leher

: Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

Kulit

: Turgor baik, ptekiae (-), oedem (+)

Mamae

: Simetris, membesar, hiperpigmentasi areola mamae,


kencang, papila mamae menonjol

Paru

Inspeksi

: Hemithorax dextra dan sinistra simetris

Palpasi

: Stemfremitus dextra dan sinistra sama

Perkusi

: Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi

: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

Tidak ditemukan tanda-tanda oedem pulmo


-

Jantung

Inspeksi

: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: Redup, batas-batas jantung tidak dapat ditentukan


karena terhalang oleh pembesaran pada mamae

Auskultasi

: Suara jantung I dan II murni, reguler, suara


tambahan (-)

Tidak ditemukan tanda-tanda payah jantung


-

Abdomen

Inspeksi

: Perut

membuncit,

striae

gravidarum

(+),

hiperpigmentasi linea alba (+), terlihat gerakan


janin.

Palpasi

: teraba bagian-bagian janin, tidak teraba nyeri tekan


di daerah perut kanan atas (regio hipokondriaka
dekstra)

Auskultasi

Extremitas

: DJJ 12-11-12
:
Superior

Inferior

Oedem

-/-

+/+

Varises

-/-

-/-

Reflek fisiologis

+/+

+/+

Reflek patologis

-/-

-/-

b. Status Obstetri
-

Abdomen

Inspeksi

: Perut

membuncit,

striae

gravidarum

(+),

hiperpigmentasi linea alba (+)

Palpasi
Leopold I

: TFU 3 jari di bawah procesus xipoideus


Teraba massa besar dan lunak.

Leopold II

: Pengembangan uterus sejajar dengan kontur tubuh


ibu (situs = membujur).
Teraba tahanan memanjang sebelah kanan dan
bagian kecil-kecil di sebelah kiri

Loepold III

: Teraba massa bulat, besar dan keras


Bagian bawah janin (massa bulat, besar dan keras
yang diinterprestasikan sebagai kepala) tidak bisa
digoyang.

Leopold IV

: Konfigurasi tangan saat mendindingi kepala janin


berbentuk konvergen.

His

: jarang

TFU

: 29 cm

TBJ

: (29-12) x 155 = 2635 gram

Auskultasi

: DJJ 12-11-12

Genitalia

Externa

: air ketuban (-), lendir darah (-), vulva oedem (-),


bloodslim (-)

Interna (VT)

: - vagina : supel, striktur (-), tumor (-) dbn


- jaringan otot antara vagina dan VU dan rectum :
laserasi (-), atropi (-) dbn

- cervix : lembut agak tebal, konsistensi kenyal,


belum ada pembukaan / kuncup, letak anterior
- kulit ketuban : tidak teraba
- presentasi dan penurunan : presentasi belum bisa
ditentukan, penurunan janin bidang Hodge I-II
- POD

: belum bisa ditentukan

- ukuran panggul dalam :


PAP

promontorium

tidak

teraba,

linea

innominata teraba < setengah lingkaran


PTP

Spina

isciadica

tidak

menonjol,

kelengkungan sakrum cukup, dinding samping


pelvis sejajar.
PBP

Arkus pubis > 90, mobilitas Os.

Koksigeus cukup
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium Darah

Hb

: 13,5

gr/dl

Hematokrit

: 42,4

Eritrosit

: 5,60

/uL

Leukosit

: 10,52

/uL

Trombosit

: 326

/uL

LED

: jam 78 mm/jam
1 jam

91 mm/jam

GDS

: 90

Ureum

: 35

mg/dl

Creatinin

: 0,51

mg/dl

SGPT

: 19

SGOT

: 24

Urinalisa

Makroskopis

Warna

: kuning

mg/dl

Kejernihan

: keruh

Protein

: 300 mg/dl

Kimiawi

Protein

: positif 2

Bilirubin

: negatif

Golongan darah

: O, Rhesus (+)

b. Pemeriksaan serologis : HbsAg (-)


c. EKG

kesan NSR , reguler

E. RESUME
Anamnesis :
Pasien G1P0A0 usia 21 tahun hamil 38 minggu datang ke IGD RSI
Sultan Agung dengan keluhan kaki bengkak sejak usia kehamilan 8 bulan dan
kenceng-kenceng sejak satu hari yang lalu. Pasien juga terkadang merasa nyeri
kepala yang hilang timbul.
Riwayat Obstetri :
G1P0A0 gravida 38 minggu
GI

: hamil sekarang.

HPHT : 27 9 12
HPL : 4 7 13
Riwayat ANC :
Saat masuk bulan ke-8 tekanan darah pasien naik menjadi 170/90
mmHg, lalu oleh bidan diberitahu jika pasien mengalami keracunan
kehamilan, dan segera dimotivasi dan dirujuk ke dokter kandungan di rumah
sakit.
Pemeriksaan Fisik :
Status Present
Keadaan Umum

: tampak lemah

Vital Sign
o

Tensi : 170/110 mmHg

Status Internus
-

Kulit

: oedem (+)

Extremitas

:
Superior

Inferior

Oedem

-/-

+/+

Pemeriksaan Penunjang
Urinalisa

Makroskopis

Protein

: 300 mg/dl

Kimiawi

Protein

: Positif 2

Bilirubin

: negatif

F. DIAGNOSA
Pasien G1P0A0 usia 21 tahun, hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup intra
uterin, letak kepala, punggung kanan, belum inpartu dengan PEB
G. PROGNOSA
Kehamilan : dubia ad malam
Persalinan : dubia ad bonam
H. SIKAP
1. Pasien dirawat inap dan tirah baring
2. Pemberian infus RL
3. Pemberian oksigen kanul 3 lt/menit
4. Pasang kateter menetap untuk monitoring cairan.
5. Pemberian MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi kejang: 6 gram MgSO4
20% dalam 500 cc RL 20 tpm
6. Pro induksi : gastrul 1/8 tab pervaginam.
7. Dilakukan pengawasan 10 dengan baik
8. Pemberian obat anti hipertensi dopamet 3 x 250 mg. adalat oros 1 x1.
9. Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
10. Jika tekanan darah mengalami perbaikan dan tetap stabil selama 24 jam maka
akhiri kehamilan dengan bedah sesar karena bishop skornya kurang dari 5.
11. Namun bila selama waktu stabilisasi tekanan darah, nilai bishop skornya 5
maka pertimbangkan persalinan pervaginam dengan memperingan kala II.
Hal yang dilakukan adalah dengan melakukan induksi persalinan. Induksi
persalinan harus sudah mencapai kala II dalam waktu 24 jam. Bila
tidak, induksi persalinan dianggap gagal dan harus disusul dengan

pembedahan sesar. Atau jika terdapat fetal distress maupun maternal distress
pada saat diinduksi maka lakukan proses bedah sesar.
I.

EDUKASI
o Memberitahu kepada pasien mengenai bahaya terhadap dirinya dan janinnya
apabila tekanan darahnya semakin meningkat.
o Memberitahu kepada pasien dan keluarga akan dilakukan pemberian MgSO4
sebagai pencegahan dan terapi kejang.
o Memberitahu pasien tentang terminasi kehamilan yang mungkin terjadi.

J. PERSALINAN
1. Setelah 2x4 jam evaluasi post induksi gastrul 1/8 tab pervaginam bishop skor
6-7 (diputuskan partus pervaginam)
2. Kala II diperingan dengan vacum ekstraksi
3. Maintenance dose MgSO4 : Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam
100 ml cairan intravena tiap 4-6 jam.
4. MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir.
5. Siapkan antidotum MgSO4
19 Juli 2013 pukul 21.05 lahir bayi perempuan dengan ekstraksi vakum.
BB 2550 gr. PB 47 cm. Apgar Score 9 10 10.

Anda mungkin juga menyukai