PREEKLAMPSIA
Disusun oleh :
Luqman Hakiem
01.208.5704
Penguji :
dr. Hamidun Kosim, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
PREEKLAMPSIA
B. Definisi Preeklampsia
Preeklampsi merupakan kumpulan gejala yang ditandai dengan trias:
hipertensi, edema dan proteinuria yang terjadi setelah umur kehamilan 20
minggu sampai segera setelah persalinan.
Kelainan malfungsi endotel pembuluh darah atau vaskular yang
menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 minggu,
mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan endotel yang
menimbulkan terjadinya hipertensi, edema, dan dijumpai proteinuria 300 mg per
24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan nilai sangat fluktuatif saat
pengambilan urin sewaktu.
C. Faktor Risiko
1. Riwayat preeklampsia
Seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia atau riwayat
keluarga dengan preeklampsia maka akan meningkatkan resiko terjadinya
preeklampsia.
2. Primigravida
Pada primigravida pembentukan antibodi penghambat (blocking
antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya
preeklampsia. Perkembangan preklamsia semakin meningkat pada umur
kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu
muda atau terlalu tua.
3. Obesitas
4. Gemelli
Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempuyai bayi
kembar atau lebih.
5. Wanita dengan gangguan fungsi organ
(diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan tekanan darah tinggi)
D. Patofisiologi
Etiologi preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Banyak teori yang dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
tetapi tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori- teori
yang saat ini banyak dianut adalah :
1. Kelainan Elastisitas Vaskularisasi Plasenta
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan
ototnya tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah
hipoksia dan iskemia plasenta.
2. Teori Radikal Bebas
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan
oksidan (radikal bebas). Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta
iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksik, khususnya terhadap
membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak
membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tak jenuh menjadi
peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel, juga
akan merusak nukleus dan protein sel endotel.
3. Intoleransi Imunologik antara ibu dan janin
Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi
HLA-G. Maka, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. Akibatnya,
lapisan ototnya tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis relatif
mengalami vasokonstriksi sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan
terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
4. Faktor Genetik
Preeklampsia meningkat pada anak dari ibu yang memiliki riwayat
menderita preeklampsia.
5. Defisiensi Gizi
Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan, dapat
mengurangi risiko preeklampsia. Minyak ikan mengandung banyak asam
1. Hipertensi Esensial
Disamping terdapat preeklampsia ringan dan berat / eklampsia, dapat pula
ditemukan hipertensi kronis yaitu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan
darah yang menetap. Kebanyakan wanita dengan hipertensi kronik (Hipertensi
esensial) telah didiagnosis sebelum kehamilan. Peningkatan tekanan darah jika
tanpa penyebab sekunder hipertensi (misalnya stenosis arteri renalis atau
feokromositoma), peninggian tekanan darah (> 140/90) yang menetap dan terjadi
sebelum kehamilan atau dideteksi sebelum kehamilan minggu ke 20, diagnosis
hipertensi esensial dapat ditegakkan. Tanda klinik dan diagnosis hipertensi
esensial:
a) Hipertensi terjadi pada awal kehamilan atau sebelum kehamilan, dan
menetap setelah 12 minggu pasca persalinan
b) Fungsi ginjal normal atau hanya terdapat sedikit albuminuria
2. Superimposed Preeklampsia
Timbulnya proteinuria pada wanita hamil yang sebelumnya telah
mengalami hipertensi dan proteinuria timbul setelah minggu ke 20 usia
kehamilan
3. Hipertensi Gestasional
Timbulnya tekanan darah tinggi saat kehamilan tanpa riwayat hipertensi
sebelumnya, tidak ada tanda proteinuria, dan tekanan darah tinggi akan
menghilang sebelum 12 minggu paska melahirkan.
A. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Preeklampsia Ringan
Pengelolaan preeklampsia ringan dapat secara :
Rawat jalan (ambulatoir)
1. Mengurangi aktivitas sehari-hari
2. Tidak perlu diet khusus
3. Vitamin prenatal
4. Tidak perlu mengurangi konsumsi garam
5. Tidak perlu pemberian diuretik, antihipertensi dan sedativa
6. Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu
Rawat inap (hospitalisasi)
1. hipertensi yang menetap selama > 2 minggu
2. proteinuria menetap selama > 2 minggu
3. hasil tes laboratorium yang abnormal
4. adanya gejala atau tanda 1 atau lebih preeklampsia berat
Sikap terhadap kehamilanya:
darah.
Adanya tanda dan gejala impending eklampsia.
Gangguan fungsi hepar maupun fungsi ginjal.
Dicurigai terjadi solusio plasenta.
Timbulnya onset partus.
Ketuban pecah dini.
Perdarahan.
Janin :
1. IUGR berat berdasarkan pemeriksaan USG
2. NST non reaktif
3. Timbulnya oligohidramnion
4. Adanya tanda fetal distress
Laboratorium
Adanya tandra sindrom HELLP, khususnya menurunyya
trombosit dengan cepat.
B. Cara persalinan
Sedapat mungkin persalinan diarahkan pervaginam.
1. Penderita belum inpartu
Dilakukan induksi persalinan bila skor Bishop 5. Bila induksi gagal
harus disusul dengan SC.
Indikasi SC :
- tidak memenuhi syarat persalinan pervaginam
- induksi persalinan gagal
- terjadi fetal distress
2. Penderita sudah inpartu
- Memperingan kala II
- Antikonvulsan. Obat ini dapat diberikan secara intravena melalui
infus kuntinyu atau intramuskular dengan injeksi intermiten.
Infus intravena kontinu:
Maintenance dose :
Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam 100 ml cairan
intravena tiap 4-6 jam
dalam-dalam
di
kuadran
lateral
atas
bokong
Antihipertensi.
a) Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5 mg intravena
pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan darah turun.
b) Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau
12,5 intramuskular setiap 2 jam.
c) Jika hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan:
Persalinan
-
Jika anestesia yang umum tidak tersedia atau janin mati lakukan persalinan
pervaginam.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2013
A. IDENTITAS
Nama penderita
: Ny. NM
Umur
: 21 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
No CM
: 120.16.19
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
Status
: Menikah
Nama Suami
: Tn. A
Tanggal Masuk
: 19 Juli 2013
Ruang
: VK-Baitun Nisa
Kelas
: III
B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 19 juli 2013
pukul 10.00 WIB.
Keluhan Utama
Pasien hamil 38 minggu datang ke IGD dengan keluhan bengkak pada
kaki.
mmHg. Pasien juga terkadang merasa nyeri kepala yang hilang timbul. Pasien
tidak merasa nyeri di ulu hati, tidak pula merasakan sesak saat bernafas, mual
muntah dan penglihatan yang mendadak kabur / berkurang akhir-akhir ini.
BAK pasien normal (5-6 kali sehari), BAB keras (terakhir BAB 2 hari
sebelum masuk rumah sakit).
Riwayat Obstetri
G1P0A0 gravida 38 minggu
GI
HPHT : 27 9 12
HPL : 4 7 13
Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan, oleh pasien dilakukan
setiap bulan. Setiap kali periksa ke bidan pasien mendapat multivitamin dan
zat penambah darah. Saat masuk bulan ke-8 tekanan darah pasien naik
menjadi 170/90 mmHg, lalu oleh bidan diberitahu jika pasien mengalami
keracunan kehamilan, dan segera dimotivasi dan dirujuk ke dokter kandungan
di rumah sakit.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
o Riwayat DM
: disangkal
o Riwayat kejang
: disangkal
o Riwayat asma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
o Riwayat DM
: disangkal
Riwayat Menstruasi
o Menarche
: 12 tahun
o Siklus menstruasi
: 28 hari
o Lama menstruasi
: 7 hari
o Dismenore
:-
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang. Usia
pernikahan 1 tahun.
Riwayat KB
Pasien belum pernah KB sebelumnya.
Riwayat Gizi
Pasien makan teratur dengan porsi makanan dan komposisi gizi yang
cukup.
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Keadaan Umum
: tampak lemah /
Kesadaran
: compos mentis
Vital Sign
o
Tensi
: 170/110 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 36,6 0C
TB
: 155 cm
BB
: 75 kg
Status Internus
-
Kepala
: Mesocephale
Mata
Mulut
Leher
Kulit
Mamae
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: Perut
membuncit,
striae
gravidarum
(+),
Palpasi
Auskultasi
Extremitas
: DJJ 12-11-12
:
Superior
Inferior
Oedem
-/-
+/+
Varises
-/-
-/-
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Reflek patologis
-/-
-/-
b. Status Obstetri
-
Abdomen
Inspeksi
: Perut
membuncit,
striae
gravidarum
(+),
Palpasi
Leopold I
Leopold II
Loepold III
Leopold IV
His
: jarang
TFU
: 29 cm
TBJ
Auskultasi
: DJJ 12-11-12
Genitalia
Externa
Interna (VT)
promontorium
tidak
teraba,
linea
Spina
isciadica
tidak
menonjol,
Koksigeus cukup
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium Darah
Hb
: 13,5
gr/dl
Hematokrit
: 42,4
Eritrosit
: 5,60
/uL
Leukosit
: 10,52
/uL
Trombosit
: 326
/uL
LED
: jam 78 mm/jam
1 jam
91 mm/jam
GDS
: 90
Ureum
: 35
mg/dl
Creatinin
: 0,51
mg/dl
SGPT
: 19
SGOT
: 24
Urinalisa
Makroskopis
Warna
: kuning
mg/dl
Kejernihan
: keruh
Protein
: 300 mg/dl
Kimiawi
Protein
: positif 2
Bilirubin
: negatif
Golongan darah
: O, Rhesus (+)
E. RESUME
Anamnesis :
Pasien G1P0A0 usia 21 tahun hamil 38 minggu datang ke IGD RSI
Sultan Agung dengan keluhan kaki bengkak sejak usia kehamilan 8 bulan dan
kenceng-kenceng sejak satu hari yang lalu. Pasien juga terkadang merasa nyeri
kepala yang hilang timbul.
Riwayat Obstetri :
G1P0A0 gravida 38 minggu
GI
: hamil sekarang.
HPHT : 27 9 12
HPL : 4 7 13
Riwayat ANC :
Saat masuk bulan ke-8 tekanan darah pasien naik menjadi 170/90
mmHg, lalu oleh bidan diberitahu jika pasien mengalami keracunan
kehamilan, dan segera dimotivasi dan dirujuk ke dokter kandungan di rumah
sakit.
Pemeriksaan Fisik :
Status Present
Keadaan Umum
: tampak lemah
Vital Sign
o
Status Internus
-
Kulit
: oedem (+)
Extremitas
:
Superior
Inferior
Oedem
-/-
+/+
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisa
Makroskopis
Protein
: 300 mg/dl
Kimiawi
Protein
: Positif 2
Bilirubin
: negatif
F. DIAGNOSA
Pasien G1P0A0 usia 21 tahun, hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup intra
uterin, letak kepala, punggung kanan, belum inpartu dengan PEB
G. PROGNOSA
Kehamilan : dubia ad malam
Persalinan : dubia ad bonam
H. SIKAP
1. Pasien dirawat inap dan tirah baring
2. Pemberian infus RL
3. Pemberian oksigen kanul 3 lt/menit
4. Pasang kateter menetap untuk monitoring cairan.
5. Pemberian MgSO4 sebagai pencegahan dan terapi kejang: 6 gram MgSO4
20% dalam 500 cc RL 20 tpm
6. Pro induksi : gastrul 1/8 tab pervaginam.
7. Dilakukan pengawasan 10 dengan baik
8. Pemberian obat anti hipertensi dopamet 3 x 250 mg. adalat oros 1 x1.
9. Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
10. Jika tekanan darah mengalami perbaikan dan tetap stabil selama 24 jam maka
akhiri kehamilan dengan bedah sesar karena bishop skornya kurang dari 5.
11. Namun bila selama waktu stabilisasi tekanan darah, nilai bishop skornya 5
maka pertimbangkan persalinan pervaginam dengan memperingan kala II.
Hal yang dilakukan adalah dengan melakukan induksi persalinan. Induksi
persalinan harus sudah mencapai kala II dalam waktu 24 jam. Bila
tidak, induksi persalinan dianggap gagal dan harus disusul dengan
pembedahan sesar. Atau jika terdapat fetal distress maupun maternal distress
pada saat diinduksi maka lakukan proses bedah sesar.
I.
EDUKASI
o Memberitahu kepada pasien mengenai bahaya terhadap dirinya dan janinnya
apabila tekanan darahnya semakin meningkat.
o Memberitahu kepada pasien dan keluarga akan dilakukan pemberian MgSO4
sebagai pencegahan dan terapi kejang.
o Memberitahu pasien tentang terminasi kehamilan yang mungkin terjadi.
J. PERSALINAN
1. Setelah 2x4 jam evaluasi post induksi gastrul 1/8 tab pervaginam bishop skor
6-7 (diputuskan partus pervaginam)
2. Kala II diperingan dengan vacum ekstraksi
3. Maintenance dose MgSO4 : Mulai infus rumatan dengan dosis 2 g/jam dalam
100 ml cairan intravena tiap 4-6 jam.
4. MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir.
5. Siapkan antidotum MgSO4
19 Juli 2013 pukul 21.05 lahir bayi perempuan dengan ekstraksi vakum.
BB 2550 gr. PB 47 cm. Apgar Score 9 10 10.