Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
Di RSISA Semarang
Disusun oleh:
Arwinda Ayu Andanari
01.208.5613
Pembimbing :
dr. Gunawan K, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
I.
Definisi
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang tempat implantasi/ nidasi/
melekatnya buah kehamilan di luar tempat yang normal, yakni di luar rongga rahim.
Sedangkan yang disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan
ektopik yang mengalami abortus ruptur pada dinding tuba.
II.
Insidensi
III.
IV.
a. Keluhan gastrointestinal
b.
c.
d.
e.
f.
g.
V.
VI.
ini
dimulai
dengan
menampakkan,
mengangkat,
dan
menstabilisasi tuba. Satu insisi linier kemudian dibuat diatas segmen tuba yang
meregang. Insisi kemudian diperlebar melalui dinding antimesenterika hingga
memasuki ke dalam lumen dari tuba yang meregang. Tekanan yang hati-hati
diusahakan dilakukan pada sisi yang berlawanan dari tuba, produk kehamilan
dikeluarkan dengan hati-hati dari dalam lumen. Biasanya terjadi pemisahan
trofoblas dalam jumlah yang cukup besar maka secara umum mudah untuk
melakukan pengeluaran produk kehamilan ini dari lumen tuba. Tarikan yang hatihati dengan menggunakan sedotan atau dengan menggunakan gigi forsep dapat
digunakan bila perlu, hindari jangan sampai terjadi trauma pada mukosa. Setiap sisa
trofoblas yang ada harus dibersihkan dengan melakukan irigasi pada lumen dengan
menggunakan cairan ringer laktat yang hangat untuk mencegah kerusakan lebih
jauh pada mukosa.
Hemostasis yang komplit pada mukosa tuba harus dilakukan, karena
kegagalan pada tindakan ini akan menyebabkan perdarahan postoperasi yang akan
membawa pada terjadinya adhesi intralumen.
Batas mukosa kemudian ditutup dengan jahitan terputus, jahitan harus
diperhatikan hanya dilakukan untuk mendekatkan lapisan serosa dan lapisan otot
dan tidak ada tegangan yang berlebihan. Perlu juga diperhatikan bahwa jangan ada
sisa material benang yang tertinggal pada permukaan mukosa, karena sedikit saja
Saat ini dengan adanya tes kehamilan yang sensitif dan ultrasonografi
transvaginal, memungkinkan kita untuk membuat diagnosis kehamilan ektopik secara
dini. Keuntungan dari ditegakkannya diagnosis kehamilan ektopik secara dini adalah
bahwa penatalaksanaan secara medisinalis dapat dilakukan. Penatalaksanaan
medisinalis memiliki keuntumngan yaitu kurang invasif, menghilangkan risiko
pembedahan dan anestesi, mempertahankan fungsi fertilitas dan mengurangi biaya
serta memperpendek waktu penyembuhan.
Terapi medisinalis yang utama pada kehamilan ektopik adalah methotrexate
(MTX). Methotrexate merupakan analog asam folat yang akan mempengaruhi sintesis
DNA dan multiplikasi sel dengan cara menginhibisi kerja enzim Dihydrofolate
reduktase. MTX ini akan menghentikan proliferasi trofoblas.
Pemberian MTX dapat secara oral, sistemik iv,im) atau injeksi lokal dengan
panduan USG atau laparoskopi. Efek sampingyang timbul tergantung dosis yang
diberikan. Dosis yang tinggi akan menyebabkan enteritis hemoragik dan perforasi
usus, supresi sumsum tulang, nefrotoksik, disfungsi hepar permanen, alopesia,
dermatitis, pneumonitis, dan hipersensitivitas. Pada dosis rendah akan menimbulkan
dermatitis, gastritis, pleuritis, disfungsi hepar reversibel, supresi sumsum tulang
sementara. Pemberian MTX biasanya disertai pemberian folinic acid (leucovorin
calcium atau citroforum factor) yaitu zat yang mirip asam folat namun tidak
tergantung pada enzim dihydrofolat reduktase. Pemberian folinic acid ini akan
menyelamatkan sel-sel normal dan mengurangi efek MTX pada sel-sel tersebut.
Regimen yang dipakai saat ini adalah dengan pemberian dosis tungal MTX 50 mg/m 2
luas permukaan tubuh. Sebelumnya penderita diperikasa dulu kadar hCG, fungsi
hepar, kreatinin, golongan darah. Pada hari ke-4 dan ke-7 setelah pemberian MTX
kadar hCG diperiksa kembali. Bila kadar hCG berkurang 15% atau lebih, dari kadar
yang diperiksa pada hari ke-4 maka mTX tidak diberikan lagi dan kadar hCG
diperiksa setiap minggu sampai hasilnya negatif atau evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan USG transvaginal setiap minggu. Bila kadar hCG tidak berkurang atau
sebaliknya meningkat dibandingkan kadar hari ke-4 atau menetap selama interval
setiap minggunya, maka diberikan MTX 50 mg/m 2 kedua. Stoval dan Ling pada tahun
1993 melaporkan keberhasilan metoda ini sebesar 94,3%. Selain dengan dosis tunggal,
dapat juga diberikan multidosis sampai empat dosis atau kombinasi dengan leucovorin
0,1 mg/kgBB. Kontraindikasi pemberian MTX absolut adalah ruptur tuba, adanya
penyakit ginjal atau hepar yang aktif. Sedangkan kontraindikasi relatif adalah nyeri
abdomen, FHB (+).
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGUNG
SEMARANG 2013
A. IDENTITAS
1.
Nama penderita
: Ny. K
2.
Umur
: 34 tahun
3.
Jenis kelamin
: Perempuan
4.
No CM
5.
Tanggal Masuk
: 22 Agustus 2013
6.
Ruang
: B.Nissa
7.
Agama
: Islam
8.
Pekerjaan
9.
Alamat
: Sayung, Demak
10. Pendidikan
: SMA
: Menikah
: Tn. M
B. DATA DASAR
1. Anamnesis
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 22 Agustus 2013 jam 17.00 WIB
a.
Keluhan Utama :
Merasa perut kencang-kencang (+) jarang, Pengeluaran Per Vaginam (+), lendir (+)
b.
Riwayat Kehamilan
HPHT
: ? 5 2013
HPL
: ? - 2 - 2014
d.
Riwayat Hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat ANC
ANC dilakukan di Bidan
e.
f.
Riwayat Haid
-
Menarche
: 15 tahun
Siklus haid
: 28 hari
Lama haid
: 7 hari
Dismenorhea : -
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang.
Usia pernikahan 10 tahun
g.
Riwayat Obstetri
I : GI, , 9 tahun, 3350 gram, spontan, bidan
II : Abortus
III : Hamil Sekarang
h.
i.
Riwayat KB
IUD selama 2 tahun
j.
Riwayat Hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
2. PEMERIKSAAN FISIK
a.
Status Present
Keadaan Umum : baik
Kesadaran
: composmentis
Vital Sign
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C
b.
TB
: 155 cm
BB
Status Internus
- Kepala
: Mesocephale
- Mata
- Hidung
- Telinga
- Mulut
- Leher
- Kulit
- Mamae
- Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Redup
Auskultasi
- Paru
Perkusi
Auskultasi
- Abdomen
: vesikuler
Inspeksi
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi
- Extremitas
:
Superior
Inferior
c.
Oedem
-/-
-/-
Varises
-/-
-/-
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Reflek patologis
-/-
-/-
Status Obstetri
- Abdomen
Palpasi
: TFU tidak teraba, teraba massa pada kuadran perut bawah, nyeri
tekan (+)
Auskultasi
- Genitalia
Pemeriksaan dalam tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah :
Hb : 8,5 gr/dL
Hematokrit: 26 %
Lekosit : 13.400 /uL
Trombosit : 219.000 /uL
Lain-lain : Golongan darah O+
Pemeriksaan serologis : HbsAg (-)
USG Kandungan
a. Vesica urinaria terisi cukup
b. Uterus : ukuran normal, endometrial line baik, tak tampak structural GS,
maupun janin intra uterin.
c. Tampak struktur anekoik, bentuk oval, dinding tebal, ukuran sekitar 3, 59
cm pada daerah adneksa kanan (cenderung gambaran GS ekstrauterin)
d. Tampak cairan bebas pada kavum dauglass
e. KESAN : CENDERUNG GAMBARAN KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU (KET)
4. RESUME
Pasien G1IPIA0 usia 33 tahun hamil 44 minggu, datang dengan keluhan kenceng - kenceng
jam 15.00 malam. PPV (+), Lendir (+)
Riwayat Kehamilan
: HPHT
: ? Mei 2013
HPL
: ? Februari 2014
Umur kehamilan
: 12 Minggu
Status Present
Status Internus
Status Obstetri
- Abdomen
Palpasi
: TFU tidak teraba, teraba massa pada kuadran perut bawah, nyeri
tekan (+)
Auskultasi
- Genitalia
Pemeriksaan dalam tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Darah :
Hb : 8,5 gr/dL
Hematokrit: 26 %
Lekosit : 13.400 /uL
Trombosit : 219.000 /uL
Lain-lain : Golongan darah O+
Pemeriksaan serologis : HbsAg (-)
USG Kandungan
a. Vesica urinaria terisi cukup
b. Uterus : ukuran normal, endometrial line baik, tak tampak structural GS,
maupun janin intra uterin.
c. Tampak struktur anekoik, bentuk oval, dinding tebal, ukuran sekitar 3, 59
cm pada daerah adneksa kanan (cenderung gambaran GS ekstrauterin)
d. Tampak cairan bebas pada kavum dauglass
e. KESAN : CENDERUNG GAMBARAN KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU (KET)
5. DIAGNOSA
a. Pasien G1I1PIA1 gravida 12 minggu dengan Kehamilan ektopik terganggu
6. PROGNOSA
Anak
: ad malam
Ibu
: dubia ad bonam
7. SIKAP
a. Monitoring : KU ,Vital sign , PPV
b. Konsul pada dokter spesialis kandungan (Pro : Laparotomi)