الر ِح ْي ِم
َّ الر ْح َم ِن ِ بِس ِم
َّ اهلل ْ
ِنَحم ُدهُ ونُصلِّىعلَى رسولِ ِه الْ َك ِري ِم و َعلَىعب ِد ِه اْلم ِسي ِح اْلموعُود
ْ ْ َ ْ َ َْ َ ْ ُْ َ َ ْ َ َ َ ْ
Salah satu nama asifat Allah swt adalah Al Wali artinya “ teman” atau “sahabat”.
Menurut Lughat Bahasa Arab Al Wali artinya Penolong, Penjaga dan Pemelihara
sekalian makhluk dan semua benda ciptaan-Nya diseluruh alam raya. Juga artinya
adalah teman yang sangat setia. Didalam surah Albaqarah ayat 258 Allah swt
berfirman :
ِ ت يُ ْخ ِر ُج ْو َن ُه ْم ِّم َن الن ُّْو ِر اِلَى الظُّلُ ٰم ِ ِ ال ٰلّ ه ولِى الَّ ِذين ٰامن وا ي ْخ ِرجهم ِّمن الظُّلُ ٰم
ؕت ُ ت الَى الن ُّْو ِر ؕ َوالَّ ِذيْ َن َك َف ُرْۤوا اَ ْولِي اءُ ُه ُم الطَّاغُ ْو َ ْ ُ ُ ُ ْ ُ َ َ ْ ُّ َ ُ
ب النَّا ِۚر ُه ْم فِ ْي َها ٰخلِ ُد ْو َن ِ
ُ ص ٰح
ْ َاُوالَء َك ا
Artinya : Allah adalah sahabat orang-orang beriman. Dia mengeluarkan mereka
dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang kafir, sahabat mereka adalah
syaitan yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah
penghuni Api neraka, mereka tinggal lama didalmnya. Sesungguhnya Allah swt
adalah sahabat orang-orang beriman yang memiliki keimanan murni dan bersih dari
kepalsuan dan martabat keimanan mereka selalu meningkat terus, sehingga mereka
terkeluar dan terselamat dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang, yaitu
mereka terselamat dari kelemahan-kelemahan phisikal maupun dari kelamahan
spiritual mereka sehingga makin lama keimanan mereka semakin bertambah kuat.
Disini Tuhan menyatakan bahwa Dia akan memberkati orang-orang beriman dengan
kemajuan dan kejayaan phisikal maupun spiritual baik secara perorangan maupun
secara kelompok Jema’at dan akan membebaskan mereka dari berbagai macam
kesusahan. Pertolongan Tuhan seperti ini terhadap orang-orang beriman akan
berlanjut terus namun untuk itu mempunyai syarat-syarat tertentu setelah mereka
menyatakan beriman kepada Tuhan dan utusan-Nya. Orang-orang yang berusaha
keras untuk meraih martabat seperti itu pasti Allah swt akan menjadi sahabat-Nya,
sehingga tidak akan ada sebarang lawan atau kekuatan musuh diatas bumi ini yang
mampu membinasakan mereka.
Allah swt telah berfirman bahwa orang-orang beriman selalu menjalani
kehidupan dengan berbagai macam kesulitan dan mereka dihadapkan kepada keadaan
terpaksa harus menanggung kerugian jiwa raga atau nyawa, kehilangan harta benda
maupun anak keturunan. Jika demikian bagaimana dapat diartikan bahwa Allah swt
telah mengeluarkan orang-orang beriman dari kelemahan kepada kekuatan phisik.
Tentu saja maksudnya bahwa diwaktu menghadapi kesulitan itu dengan penuh sabar
akan diperoleh kemajuan spiritual atau kemajuan iman, bukan kemajuan secara phisik
atau jasmani. Harus diingat bahwa apabila seorang telah memperoleh iman yang
2
kokoh kuat terahdap Allah swt dia tidak akan mendapatkan faedahnya itu hanya demi
kepentingan pribadinya saja, melainkan demi kepentingan Jema’at secara umum dan
kehilangan serta kerugiannya itu akan menjadi sumber bagi kemajuan Jema’at secara
keseluruhan, terutama sekali yang menyangkut dengan pengurbanan jiwa demi
mempertahankan iman.
Pengurbanan-pengurbanan yang sangat besar yang dilakukan orang-orang
Muslim pada masa permulaan Islam dimasa penganiayaan yang sangat zalim dan
sangat biadab tidak menjadi sia-sia. Pada waktu itu jumlah orang-orang beriman
sangat sedikit, namun mutu keimanan mereka sangat tinggi dan semakin meningkat
dan kemajuan Jema’at orang-orang mukmin-pun semakin meningkat pula.
Penganiayaan dan kezaliman terhadap orang-orang beriman tidak menghalangi
orang-orang yang berjiwa bersih dan suci untuk menggabungkan diri dengan Jema’at
orang-orang Islam pada waktu itu. Namun akhirnya kebengisan dan kekejaman
mereka memaksa mereka untuk berhijrah dan membuka lembaran baru sejarah
kemajuan bagi Jema’at orang-orang Isalam pada waktu itu. Mereka tumbuh
berkembang dalam segi jumlah dan juga dalam segi harta kekayaan mereka, sampai
akhirnya tiba sa’atnya seorang musuh yang sangat kejam dan ditakuti telah terbunuh
oleh dua orang anak muda Muslim dari Madinah.
Didalam sejarah perkembangan Jema’at Ahmadiyah masa-masa percobaan
yang menegangkan dan ujian yang menyakitkan telah menjadi sumber kemajuan dan
kejayaan bagi Jema’at dimanapun berada, baik bagi kemajuan phisikal maupun
spiritual Jema’at. Jika kita tidak melewati masa-masa bencana yang malang yang
ditimbulkan oleh sekelompok kecil lawan Jema’at pada tahun 1974, tidak akan terjadi
sebagian para anggauta Jema’at hijrah meninggalkan negara Pakistan dan bertebaran
keberbagai negara didunia. Diantara mereka banyak yang bekerja diperusahaan
pertanian kecil, banyak yang melakukan bisnis secara kecil-kecilan, yang lainnya
banyak yang melakukan pekerjaan secara kecil-kecilan pula. Sumber biaya yang
cukup besar untuk pendidikan tidak ada, atau jika adapun keadaan dinegeri Pakistan
pada waktu itu betul-betul tidak nyaman atau tidak condusive. Orang-orang muda
Pakistan teman-teman mereka yang telah mendapat pendidikan lebih maju sekalipun
dan telah mencapai titel doktor di Eropah belum mampu mendapatkan pendidkan
yang setaraf. Mereka itu tidak mempunyai perhatian kearah itu atau mereka tidak
mempunyai sumber biaya untuk itu.
Para Ahmady yang telah melakukan hijrah keberbagai negara di Eropah harus
selalu ingat bahwa mereka terpaksa meninggalkan tanah air demi Jema’at dan demi
mempertahan iman mereka, Allah swt telah menganugerahkan banyak kemajuan
yang melimpah kepada mereka dan jumlah anggauta Jema’at juga di Eropah telah
jauh meningkat demikian juga keadaan keuangan Jema’at telah mendapat banyak
peningkatan. Berkat kemajuan pendidikan akademi secara perorangan taraf
pendidkan secara Jema’at juga telah memperoleh banyak peningkatan. Hal ini harus
membuat setiap orang Ahmady lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan
3