Anda di halaman 1dari 2

Jakarta, 18 Maret 2012 M (26 Rbiu'l-khir 1433 H) Kepada Yth. Pimpinan Redaksi Media Umat Jl. Prof.

Soepono No. 231 Jakarta Selatan Perihal: KLARIFIKASI AHMADIYAH

Sehubungan dengan berita yang dimuat tabloid Media Umat edisi 77, 821 Rbiu'lkhir 1433 H/215 Maret 2012 M, halaman 17, kolom Fokus dengan judul Ulama Mengharamkan, SBY Melindungi, ada beberapa hal dalam pemberitaan yang tidak sesuai fakta dan kenyataan yang perlu sayasebagai warga muslim Ahmadiyah luruskan. Pada kolom pertama, alenia keenam, Media Umat menulis, Bakorpakem merekomendasikan[,] warga JAI diperintahkan dan diberi peringatan keras untuk menghentikan perbuatannya di dalam suatu keputusan bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri sesuai dengan UU No[.] 1/PNPS/1965. Alenia ketujuh, Melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri[,] Maftuh Basyumi, Mendagri Mardiyanto, dan Jaksa Agung Hendarman Supandji, rekomendasi Bakorpakem dikukuhkan. Selanjutnya, kolom kedua alenia pertama, Namun, Ahmadiyah tetap membandel. Di beberapa tempat mereka tetap aktif menyebarkan ajaran. Karena itu gesekan kembali terjadi. Di Cisalada, Bogor, bentrokan terjadi setelah seorang warga ditusuk orang Ahmadiyah. Belakangan, penyerbuan berbau rekayasa terjadi saat warga menyerbu rumah warga Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Jawa Barat. Perlu diketahui redaksi-yang terhormat, dan masyarakat muslim pembaca tabloid Media Umat sebagaimana yang tertuang dalam SKB Tiga Menteri Nomor 3 Tahun 2008 Kep-033/A/JA/6/2008 Nomor 199 Tahun 2008 yang berkaitan dengan Ahmadiyah pada diktum kedua adalah, sebagai berikut: Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota, dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), sepanjang mengaku beragama Islam, untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Agama Islam yaitu penyebaran faham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW. Klarifikasi dan penjelasan yang perlu saya sampaikan adalah, sebagai berikut: Pertama, warga Muslim Ahmadiyah adalah bagian dari warga negara Republik Indonesia yang patuh terhadap pemerintah RI yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal 29 UUD 1945). Warga Muslim Ahmadiyah adalah penganut tauhid sejati menyembah Tuhan Allah swt. Yang Maha Esa. Sesuai dengan peringatan SKB Tiga Menteri di atas, warga Ahmadiyah telah menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokokpokok ajaran Agama Islam, yaitu penyebaran paham yang mengakui adanya nabi

dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad saw.. Bahkan, sebelum adanya SKB Tiga Menteri, warga muslim Ahmadiyah hanya mengamalkan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.khtamman-nabiyyn. Kegiatan apa saja yang dilarang? Sesuai buku sosialisasi SKB Tiga Menteri yang diterbitkan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI tahun 2008 halaman 134, adalah: Perbuatan atau kegiatan seperti pidato, ceramah, khutbah, pengajian, pembaiatan, seminar, lokakarya, dan kegiatan lainnya, lisan maupun tulisan, dalam bentuk buku, dokumen organisasi, media cetak, dan media elektronik yang mengandung muatan dan dimaksudkan adanya nabi dan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW. termasuk yang diperingatkan dan diperintahkan untuk dihentikan. Perlu diketahui masyarakat luas, bahwa kegiatan yang dilaksanakan warga Muslim Ahmadiyah di berbagai tempat adalah seperti warga muslim lainnya, shalat wajib lima waktu, shalat Jumat, pengajian Alquran, amal sosial kepada masyarakat sekitar di mana terdapat sentra-sentra warga Muslim Ahmadiyah. Dan, menurut Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, dalam sosialisasinya kegiatan tersebut bukan merupakan bagian dari pelarangan terhadap warga Muslim Ahmadiyah. Berkaitan dengan tertusuknya seorang warga masyarakat di dalam lingkungan perkampungan warga Muslim Ahmadiyah di Cisalada, Bogor, itu adalah bentuk pembelaan diri seorang warga Ahmadiyah ketika perkampungan warga Muslim Ahmadiyah diserang sekelompok massa anarkis. Berkaitan dengan peristiwa penyerangan dan pengrusakan aset milik warga Muslim Ahmadiyah, redaksi tidak menjelaskan siapa yang merekayasa peristiwa tersebut, menjadi tanggungjawab redaksi untuk menjelaskan kepada umat dengan bukti dan fakta-fakta yang jelas. Seperti warga muslim yang lainnya, warga Muslim Ahmadiyah berpedoman kepada kitab suci Alquran mendukung terhadap terbentuknya Khilafah di muka bumi seperti tercantum dalam surah An-Nr ayat 56. Model Khilafat seperti apa yang kita idam-idamkan tegak di muka bumi ini? Mari kita duduk bersama, bersilaturahmi, berdialog, mensosialisasikan, dan menyebarkan romatan li'l-lamn ke semua masyarakat luas. Demikian klarifikasi ini, semoga menjadi jelas buat para pembaca yang budiman. Dan, saya ucapkan terima kasih banyak kepada redaksi yang memberikan ruang hak jawab kepada kami sebagai warga Muslim Ahmadiyah.

Darisman Broto Jl. Praja Dalam E, . 53, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan HP.081807335402

Anda mungkin juga menyukai