Anda di halaman 1dari 15

1

‫هللا َّامر ْْح َِن َّامر ِح ْ ِي‬


ِ ‫ب ِْس ِم‬

‫َ َْن َمدُ ُه َوه َُص ِ ّ ِْل ع َ َِل َر ُس ْو ِ ِِل امْ َك ِر ْ ِْي َوع َ َِل َع ْب ِد ِه ْامل َ ِس ْي ِح ْامل َ ْوع ُْو ِد‬

KHUTBAH JUM’AH

HAZRATHHAZRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH V atba.

Tanggal 10 Desember 2010 dari Baitul Futuh London U.K.

TENTANG : MUHARRAM & STATUS HAZRAT IMAM HUSSEIN r.a.

Setelah tasyahud, membaca Surah Al Fatihah Huzur bersabda sebagai berikut :

Hazrat Muslih Mau’ud, Khalifatul Masih II r.a. telah menulis sebuah syair didalam
Bahasa Urdu sebagaia berikut :

Mereka membuat kamu seperti Husein, Mereka sendiri menjadi seperti Yazid

Alangkah baiknya jual-beli ini, Biarkan musuh melepaskan anak panahnya.

Syair ini ditulis pada tahun 1935 untuk meganjurkan Jema’at agar bersabar dan
berhati tegar menghadapi perlawanan musuh yang sedang terjadi dengan keras
sekali pada waktu itu. Hari ini saya tidak akan membicarakan seluruh syair,
melainkan hanya akan berbicara sekitar maksud dari pada dua buah syair ini saja.

Dipandangan setiap orang Muslim syair ini mengisyarahkan kepda sebuah peristiwa
yang sangat tragis, mengerikan dan sangat menusuk perasaan hati didalam sejarah
Islam. Akan tetapi kesan-kesan dari peristiwa yang sangat tragis dan mengerikan itu
hanyalah orang-orang yang sedang berada didalam kancah penganiayaan dengan
kejam yang dapat melukiskannya dengan tepat. Setiap orang Muslim pasti dapat
melukiskan perasaan simpati, perasaan duka, perasaan sedih dan prihatin
mengenai terjadinya peristiwa itu. Dan orang-orang Syiah setiap tahun didalam
bulan Muharram berusaha menzahirkan peristiwa itu dengan cara mereka sendiri
yang khas. Sedangkan menurut pandangan kita perayaan mereka itu sudah
merupakan perbuatan atau pelanggaran yang melampaui batas. Namun hal itu
sudah merupakan perayaan dengan cara mereka sendiri. Namun sebagaimana telah
saya katakana bahwa hakikat kezaliman didalam peristiwa itu hanya dapat
2

dipahami dengan sesungguhnya oleh orang-orang yang sedang berada didalam


kancah penganiayaan dengan kejam. Dan pada zaman ini golongan manakah selain
dari Jema’at Ahmadiyah yang dapat melukiskan dengan sesungguhnya kepiluan
peristiwa Karbala yang sangat mengerikan itu. Oleh sebab itu dengan tepat sekali
Hazat Muslih Mau’ud r.a. telah melukiskannya dalam bentuk syair :

Mereka membuat kamu seperti Husein, mereka sendiri menjadi seperti Yazid

Siapakah yang dimaksud dengan kedua kelompok orang-orang ini yakni Husein dan
Yazid ini ? Kedua kelompok orang-orang itu mengucapkan dua kalimah Syahadah
yang sama yakni : Laa illaha illallah Muhammadur Rasulullah. Atau kedua kelompok
itu menda’wakan diri masing-masing telah mengucapkan dua kalimah syahadah itu.
Namun satu orang dari padanya betul-betul mengerti dua kalimah syahadah itu dan
telah menjadi mazlum (aniaya) dan yang satu lagi karena tidak menghargai kalimah
syahadah itu ia telah menjadi zalim (penganiaya).

Peristiwa Karbala, dimana Hazrat Imam Husein r.a. dan keluarga beliau serta
beberapa orang yang menyertai beliau telah disyahidkan merupakan kelanjutan
dari peristiwa syahidnya Hazrat Khalifah Usman r.a. Sebabnya, apabila taqwa sudah
berkurang dan kepentingan pribadi sudah mulai menguasai diatas kepentingan
umum (Jema’ah orang-orang Mukmin) dan urusan duniawi yang didahulukan diatas
kepentingan Agama, maka timbullah satu hal yaitu kezaliman dan barbariyat
menguasai nafsu manusia sampai kepuncaknya, akhirnya darah para kekasih Tuhan
ditumpahkan dengan kejam diatas nama Tuhan. Hal itu sungguh suatu kemalangan
yang menyedihkan bahwa orang-orang mengaku telah mengucapkan dua kalimah
syahadah telah menyerang dan menganiaya orang-orang yang mengucapkan
kalimah yang sama, sehingga anak-anak mereka yang maksum tidak berdosa-pun
telah dibunuh dan disyahidkan dan para pencinta Tuhan yang telah mewaqafkan
jiwa-raga mereka atas nama-Nya telah dijadikan sasaran kezaliman sampai
kepuncak barbariat yang sangat biadab. Adakah nasib malang yang lebih buruk lagi
bagi orang-orang zalim itu daripada perbuatan brutal diatas namakan kepada Allah
swt dan Rasul-Nya Muhammad saw ? Tentang keburukan seperti itu Al Qur’anul
Karim telah berfirman sebagai berikut

‫َو َمن ي َ ۡق ُت ۡل ُم ۡؤ ِم ً۬ندا ُّمتَ َع ِّم ً۬ ددا فَ َج َزا ٓ ُؤ ُه ۥ َ ََج َّ َُّن َخ ٰـ ِ ً۬ دلا ِفيہَا َوغَ ِض َب ٱ َّ َُّلل عَلَ ۡي ِو َوم َ َعنَ ُو ۥ َو َٱعَ َّد َ ُِل ۥ عَ َذ داًب َع ِظيً۬ دا‬
3

Artinya : Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka


balasannya ialah Jahannam, ia akan tinggal lama didalmnya, dan Allah murka
kepadanya dan melaknatnya dan akan menyediakan baginya azab yang sangat
besar. (An Nisa : 94) Allah swt telah menunjukkan kemurkaan-Nya dengan
menggunakan kata-kata yang sangat keras sekali terhadap orang kejam seperti itu.
Bukan hanya akan dimasukkan kedalam Jahannam melainkan mereka akan tinggal
lama didalamnya dan azab Tuhan akan turun terus-menerus menimpa mereka, dan
mereka akan terus-menerus menjadi sasaran laknat Tuhan. Jahannam dan laknat
Tuhan itu bukanlah perkara kecil, melainkan azab yang sangat besar sekali. Hal itu
sungguh azab dan laknat Tuhan yang sangat berat dan mengerikan sekali, dan
adakah nasib malang yang lebih buruk lagi dari pada orang-orang yang mengaku
setia kepada Kalimah Syahadah, namun mereka diberi hukuman seperti itu?

Sebaliknya tentang orang-orang yang tak berdosa yang telah menjadi sasaran
kezaliman dan mangsa barbariyat sebagai berikut : ‫َر ِ ّ ِّب ۡم‬ َ‫ون ب َ ۡل َٱ ۡحيَا ٓ ٌء ِعند‬
َ ُ‫يُ ۡر َزق‬

Artinya : Mereka itu hidup disisi Tuhan mereka dan mereka dianugerahi rezki dari
Tuhan mereka. (Ali Imran : 170). Tidak ada ganjaran bagi mereka yang lebih besar
dari pada itu. Hazrat Rasulullah saw bersabda bahwa, Hazrat Imam Husein dan
Hazrat Imam Hassan r.a. akan menjadi pemimpin para pemuda didalam Surga, dan
beliau telah memanjatkan do’a kepada Allah swt bagi mereka berdua sebagai
berikut : “Wahai Allah ! Aku mencintai mereka, dan Engkau juga cintailah mereka
berdua.” Orang yang menerima berkat do’a-do’a Hazrat Rasulullah saw sampai
batas kecintaan beliau seperti itu kemudian meraih martabah mati syahid, maka
pasti akan menjadi pewaris Surga sesuai dengan janji Allah swt, sebaliknya
pembunuh beliau pasti akan menjadi pewaris kemurkaan Allah swt yang sangat
keras.

Kita sedang memasuki sepuluh hari pertama bulan Muharram. Pada tanggal 10
bulan Muharram itu seorang yang sangat dicintai oleh Hazrat Rasulullah saw yakni
Hazrat Imam Hussein r.a. telah disyahidkan oleh orang sangat zalim. Apabila
mendengar kissah pembunuhannya badan kita gemetar dan bulu roma kita berdiri
karena sangat ngeri sekali. Orang-orang zalim itu tidak berfikir bagaimana
kedudukan orang yang sedang mereka bunuh itu. Akan tetapi sebagaimana telah
4

saya katakan bahwa, apabila iman sudah terbang, maka semua perasaan dan
pertimbangan-pun hilang sirna, bahkan rasa takut kepada Allah swt-pun lenyap dari
dalam hati. Dan apabila rasa takut sudah lenyap dari dalam hatinya, maka ia tidak
mampu lagi membedakan kedudukan atau martabah seseorang yang sangat baik
dipandangan Allah swt dan Rasul-Nya saw.

Setelah mendengar peristiwa bagaimana kisah disyahidkannya Hazrat Imam


Hussein r.a. dan bagaimana perlakuan orang-orang zalim terhadap jenazah beliau
setelah beliau disyahidkan, manusia menjadi yakin bahwa, orang itu mungkin saja
telah membaca dua kalimah syahadah, akan tetapi sesungguhnya mereka itu tidak
mempunyai keyakinan terhadap Wujud Tuhan. Atau mereka tidak beriman kepada
Allah swt. Hazrat Rasulullah saw datang kedunia untuk menegakkan akhlaq dan
martabat manusia. Beliau saw telah menetapkan dasar hukum dan peraturan
berperang melawan musuh. Alqur’an telah menegaskan untuk bertindak adil dan
moderat dalam melakukan prlawanan terhadap musuh sekalipun mereka hendak
menghancurkan Agama Islam serta hendak membunuh Rasulullah saw. Dan
Rasulullah saw sendiri telah diutus Tuhan untuk menghapus semua adat kebiasaan
yang sangat biadab yang biasa dilakukan oleh orang-orang Arab, yaitu memotong-
motong tubuh mayat yang sudah terbunuh dimedan perang. Bahkan beliau saw
berlaku sangat pema’af dan pengampun terhadap musuh-musuh dengan cara
lemah-lembut. Akan tetapi perlakuan terhadap cucu seorang Rasul kesayangan
Allah swt, untuk mana beliau saw memanjatkan do’a kehadirat Allah swt : Hai Allah
! Aku sangat mencintai-nya, maka Engkaupun cintailah dia ! Lagi, beliau bersabda : “
Barangsiapa yang mencintai cucuku, dia mencintai-ku, dan barangsiapa yang
mencintai-ku dia mencintai Allah, dan disebabkan ia mencintai Allah maka ia akan
masuk Surga, demikian juga barangsiapa yang tidak menyukainya ia akan mendapat
kemurkaan Allah swt.” Orang yang betul-betul mencintai seorang kawan, maka
orang yang menjadi kesayangan kawannya itu tentu akan menjadi
kesayanggannya juga.Tidak mungkin satu pihak ia menyatakan cinta terhadap
kawannya itu namun dipihak lain ia benci terhadap anak-keturunan kawan yang
dicintainya itu. Atau ia mencintai kawannya itu setakat diwaktu kawannya itu masih
hidup, namun apabila kawannya itu sudah meninggal dunia maka pernyataan
cintanya itu hanya tinggal dimulut saja, semua kesan-kesan kecintaan terhadap
5

kawannya itu hilang lenyap. Cara hidup demikian hanya dapat dilakukan oleh
orang-orang dunia, bukan oleh orang-orang yang mencintai Tuhan.

Pada suatu ketika Hazrat Abu Bakar Siddiq r.a. dizaman Khilafat beliau, ditengah
perjalanan beliau melihat cucu Hazrat Rasulullah saw yakni Hazrat Hussein sedang
bermnain-main, maka beliau angkat anak itu dan dipangku dengan kasih sayang
sambil bersabda : “Junjungan-ku, Hazrat Muhammad saw, sangat menyayangi
anak ini, oleh sebab itu akupun sangat menyayangi anak ini.” Demikianlah cara
menyatakan cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya terhadap buah hati orang
yang betul-betul dicinta beliau. Akan tetapi bagaimana perlakuan kejam yang telah
diperbuat terhadap cucu beliau saw itu ditanah Karbala? Dan bagaimana
pelanggaran yang telah dilakukan terhadap ajaran yang telah ditegakkan oleh
Rasulullah saw ?

Mengenai dibunuhnya Hazrat Imam Hussein r.a. terdapat didalam riwayat katanya,
ketika pasukan Hazrat Hussein r.a. ditaklukkan oleh musuh, beliau mengarahkan
kuda yang ditunggangi beliau kearah Sungai Euphrats. Tiba-tiba ada seorang yang
berteriak : “ Mari kita jaga mereka dekat sungai ini !! Dan orang-orang telah
memblokade (mengepung) jalan beliau, dan beliau tidak diberi jalan lewat melalui
sungai itu. Orang itu-pun telah melepaskan anak panah kearah Hazrat Hussein r.a.
sehingga menusuk leher tepat dibawah dagu beliau. Perawi menceritakan katanya,
Hazrat Hussein r.a. dalam keadaan luka-luka, mengikat kan serban terus melakukan
perlawanan terhadap musuh sambil berjalan kaki seperti seorang prajurit berkuda
melakukan serangan dengan gagah berani mengelakkan panah-panah yang
menghujani tubuh beliau. Sebelum beliau gugur menjadi Syahid saya mendengar
beliau berkata sebagai berikut : “ Demi Allah !! Setelah aku, siapapun kalian bunuh
dari antara para pencinta Allah swt, kemurkaan Allah swt terhadap kalian tidak
akan lebih keras seperti kalian membunuh aku. Demi Allah !! Aku harap Allah swt
akan menimpakan kehinaan diatas kalian dan Dia akan memberi kemuliaan
kepada-ku. Tuhan akan melakukan pembalasan atas kejahatan kalian terhadapku
sehingga kalian akan merasa hairan. Demi Allah !! Jika kalian membunuh aku, Allah
swt akan menciptakan suasana perang ditengah-tengah kalian dan akan terjadi
pertumpahan darah kalian. Allah swt tidak akan membiarkan kalian sebelum Dia
melipat gandakan azab-Nya yang sangat keras dan pedih diatas kalian.” Setelah
6

Hazrat Hussein r.a. disyahidkan bagaimana perbuatan yang dilakukan oleh orang-
orang Kuffa ? Orang-orang Kuffa mulai mengadakan penjarahan dan perampokan
terhadap Khemah-khemah Hazrat Imam Hussein r.a., bahkan mereka mulai
menyerang dan merampas kain-kain cadar penutup kepala orang-orang
perempuan. Seorang bernama Amar Bin Sa’ad berteriak dengan suara keras : “
Siapakah orang-orang yang akan menginjak-injak tubuh Imam Hussein r.a. dengan
kuda mereka? Mendengar seruan itu maka datanglah sepuluh orang penunggang
kuda lalu dengan kezamnya menginjak-injak tubuh Hazrat Imam Hussein r.a
dengan kaki kuda mereka, sehingga dada dan punggung beliau r.a. menjadi remuk-
redam dan terpecah-pecah. Didalam pertempuran itu tubuh Hazrat Imam Hussein
r.a. terkena tusukan anak panah sebanyak 45 buah. Didalam riwayat lain dikatakan
bahwa tubuh beliau terkena 33 buah tusukan tombak dan sebanyak 47 buah luka
terkena bacokan pedang, disamping luka-luka terkena tusukan anak panah.
Kekejaman yang paling biadab lagi ialah kepala Hazrat Imam Hussein r.a. dipenggal
lalu dikirim kepada Ubaidullah Bin Ziyad Governor Kuffa. Keesokan harinya kepala
Hazrat Imam Hussein r.a. itu dipancangkan oleh Governor itu diatas tanah Kuffa.
Setelah itu kepala Hazrat Imam Hussein r.a. dikirim kepada Yazid melalui Zahar Bin
Kais. Demikianlah kekejaman yang dilakukan terhadap jenazah Hazrat Imam
Hussein r.a. setelah disyahidkan. Perlakuan zalim apa lagi yang dapat dilakukan
lebih kejam dari itu? Jenazah beliau tergeletak tanpa kepala. Penghinaan sangat
kejam terhadap jenazah seperti itu barangkali hanya musuh yang paling jahat akan
melakukannya, bukan orang yang telah mengucapkan dua Klimah Syahadah dan
mengaku telah beriman kepada Hazrat Rasulullah saw, yang telah memberi nasihat
dengan tegas untuk menegakkan kehormatan manusia dan dengan tegas melarang
perbuatan kejam seperti itu. Sesungguhnya perbuatan kejam itu telah dilakukan
oleh orang-orang gila-duniawi dan mereka telah melakukan pelanggaran-
pelanggaran diluar batas demi meraih maksud dan tujuan pribadi mereka,
sedikitpun tidak ada sangkut-pautnya dengan kepentingan Agama. Hazrat Imam
Hussein r.a. merasa bahwa mereka telah bergelimang dalam kecintaan terhadap
duniawi secara berlebihan, itulah sebabnya beliau menolak untuk bai’at ditangan
Yazid.
7

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, Masih Mau’ud a.s. pernah bersabda : “ Hazrat Imam
Hussein r.a. tidak suka bai’at ditangan orang yang fasiq dan fajir sebab dengan itu
iman akan menjadi rusak. Bai’at kepada Yazid, orang kotor, sudah dilakukan orang-
orang secara serempak, akan tetapi Hazrat Imam Hussein r.a. dan semua Jema’at
beliau tidak mau tunduk dan tetap memisahkan diri. Akan tetapi sekalipun tidak
melakukan bai’at, Hazrat Imam Hussein r.a. berusaha untuk berdamai. Namun
ketika beliau melihat gejala akan terjadi pertumpahan darah diantara orang-orang
mukmin, maka orang-orang yang setia kepada beliau dikirim kembali kepada Yazid,
kecuali tinggal beberapa orang saja yang ingin tetap tinggal bersama-sama beliau,
atau orang-orang yang termasuk keluarga dekat beliau. Kemudian beliau memberi
tahu kepada perwakilan dari Yazid yang datang kepada beliau bahwa beliau tidak
menginginkan terjadi perang melawan Yazid. Biarkanlah aku untuk melakukan
ibadah kepada Allah swt. Atau izinkanlah aku pergi ke sebuah perbatasan supaya
aku mendapat kesempatan untuk mati syahid demi mepertahankan Islam. Atau
bawalah akau dan pertemukanlah dengan Yazid supaya dapat aku jelaskan langsung
kepadanya apa perkara yang sesungguhnya. Akan tetapi para wakil Yazid itu tidak
mau mendengar semua permintaan Hazrat Imam Hussein r.a. itu. Akhirnya Imam
Hussein mulai diserang dan ketika peperangan mulai pecah, beliau tidak
menemukan jalan lain kecuali beliau terjun kemedan perang sebagai seorang
pahlawan yang gagah berani menghadapi penyerangan musuh. Jumlah pengikut
beliau kira-kira hanya 70 orang saja dengan perlengkapan yang sangat buruk
melawan pasukan tentera yang sangat besar, tidak mungkin dapat bertahan
melawan dengan baik. Akan tetapi sebagaimana Hazrat Mirza Ghulam Ahmad,
Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa, Hazrat Imam Hussein r.a. beserta para
pengikut beliau berperang demi membela kebenaran dan meraih martabah Syahid.
Allah swt memiliki cara-Nya sendiri untuk membalas kezaliman mereka
sebagaimana Hazrat Imam Hussein r.a. telah bersabda bahwa, Allah swt akan
membalas untuk-ku. Dan sesuai dengan sabda beliau itu Allah swt telah
membalasnya, Yazid memperoleh kemenangan hanya untuk sementrara, tetapi
sekarang adakah orang yang memanggil nama Yazid itu dengan sebutan yang baik ?
Jika Yazid mendapat penilaian nama baik, tentu orang-orang Muslim menggunakan
nama itu untuk anak keturunan mereka. Akan tetapi sampai sekarang tidak ada
orang Muslim yang memberi nama Yazid kepada anaknya. Jika ingin tahu tentang
8

Yazid, Hazrat Masih Mau’ud a.s. menyebutnya Yazid Peleed yakni Yazid Kotor.
Hazrat Imam Hussein mempunyai suatu maksud. Beliau tidak menginginkan
kekuasaan pemerintahan. Beliau bermaksud ingin menegakkan hak (kebenaran)
dan telah-pun beliau melaksanakan-nya. Hazrat Muslih Mau’ud, Khalifatul Masih II
r.a. telah menjelaskan dengan sangat baik sekali. Beliau bersabda bahwa :
“Peraturan yang Hazrat Imam Hussein r.a. ingin tegakkan ialah bahwa hak
pemilihan Khilafat terletak ditangan rakyat suatu Negara atau sebuah Jema’at.
Seorang anak tidak dapat mewariskan kursi khilafat itu kepada bapaknya. Beliau
bersabda bahwa, peraturan sekarang ini sungguh muqaddas (suci) seperti telah
terjadi dimasa lalu. Bahkan dengan syahidnya Hazrat Imam Hussein r.a. sistim yang
hak ini semakin nampak jelas. Jadi, yang berjaya adalah Hazrat Imam Hussein r.a.
bukan Yazid. Kemudian Allah swt Yang Maha Kuasa telah menindak balas dengan
cara lain lagi, sebuah pembalasan yang sangat mengerikan. Mengenai peristiwa itu
Hazrat Muslih Mau’ud r.a. telah menulis didalam kitab Beliau Khilafat Rasyidah
sebagai berikut : “Tertulis didalam Tarikh bahwa setelah kematian Yazid, anaknya
Muawiyah, diberi nama sama dengan nama kakeknya, yaitu Muawiyah juga.
Setelah Muawiyah anak Yazid ini mengambil bai’at dari masyarakat, ia pulang
kerumahnya dan selama 40 hari ia tidak pernah keluar dari rumahnya. Pada suatu
ketika ia keluar, lalu ia berdiri dimimbar dan mulai berkata : “Memang betul saya
telah mengambil bai’at dari kalian semua, namun bukan karena saya menganggap
diri saya layak untuk mengambil bai’at dari kalian. Akan tetapi dengan tujuan agar
tidak timbul perpecahan diantara kalian semua. Dan dari sejak itu sampai sekarang
saya tidak berhenti berfikir bahwa jika ada seseorang diantara kalian yang layak
menerima bai’at dari masyarakat, maka tongkat kepemimpinan ini akan saya
serahkan kepadanya, dan saya akan bebas dari tanggung jawab. Namun setelah
berulangkali merenungkan saya tidak melihat seorangpun yang layak dari antara
kalian. Oleh sebab itu wahai saudara-saudara ! Dengarlah baik-baik bahwa saya
tidak layak untuk menjadi pemimpin. Dan selain itu saya ingin berkata bahwa
bapak-ku dan kakek-ku pun tidak layak untuk memegang tampuk pimpinan ini
sebagai Khalifah. Derajat bapak-ku jauh lebih rendah dari Imam Hussein dan derajat
bapaknya (kakek-ku) jauh lebih rendah dari derajat ayah Hassan dan Hussein
(Hazrat Ali r.a.). Ali r.a. sungguh berhak menjadi Khalifah dizamannya. Dan sesudah
itu dibandingkan dengan kakek-ku dan bapak-ku Hassan dan Hussein lebih berhak
9

menjadi Khalifah. Oleh sebab itu saya sekarang melepaskan diri dari kewajiban
sebagai pemimpin. Terserah kepada kalian sekarang siapa yang akan mengambil
bai’at.” Tengoklah sekarang bagaimana perkataan seorang anak telah menampar
muka bapak dan kakeknya sendiri. Sebabnya dia mempunyai rasa takut kepada
Tuhan, sebabnya terdapat sekelumit taqwa didalam hatinya. Dari seorang yang
bergelimang dengan kehidupan duniawi sekarang juga dapat lahir anak keturunan
yang jujur dan baik hati, melaksanakan kewajiban dengan adil seperti itu. Akhirnya
dia mengatakan bahwa, sekarang terpulang kepada kehendak kalian, siapapun yang
hendak dijadikan pimpinan dan bai’at ditangannya, lakukanlah sesuai dengan itu.
Diwaktu itu ibunya-pun dibelakang pardah sedang mendengarkan pidato anaknya
itu. Ketika ia mendengar kata-kata yang diucapkan anaknya itu, dengan marah ia
berkata : “ Hai anak celaka! Engkau telah memotong hidung keluarga ! Artinya
engkau telah menghina nama baik keluarga, dan telah menjatuhkan kehormatan
keluarga !” Akan tetapi Muawiyah menjawab: “ Ibu, apa yang telah saya katakan
justru itulah yang benar. Sekarang terserah, apa yang ingin ibu katakan tentang
saya katakanlah sekehendak hati ibu!” Setelah itu iapun segera pulang kerumahnya
dan tidak pernah keluar lagi sampai beberapa hari kemudian diapun meninggal
dunia.

Sungguh kesaksian yang sangat besar bahwa, anak kandung Yazid sendiri tidak
setuju dengan Khilafat-nya. Anaknya itu telah mengeluarkan pernyataan demikian
bukan karena ia serakah dengan kemewahan duniawi. Dan tidak pula ia berbuat
demikian karena takut terhadap timbulnya perlawanan. Melainkan ia mengeluarkan
kebijakan itu setelah merenungkan dengan tekun dan serius keadaan dan situasi
yang sebenarnya, bahwa Ali r.a. lebih berhak menjadi Khalifah dari pada Muawiyah
kakek-ku itu dan Hassan dan Hussein lebih berhak dari pada bapak-ku menjadi
Khalifah. Sedangkan aku sama sekali tidak sanggup memikul tanggung jawab ini.

Jadi pengangkatan Muawiyah terhadap Yazid sebagai Khalifah tidak dapat dikatakan
hasil pemilihan. Adakah lagi yang lebih besar dari kenyataan ini sebagai bukti untuk
menunjukkan kehinaan seseorang, yakni anak sendiri membuka rahasia kelemahan
dan kenistaan bapak kandungnya sendiri. Kita dapat mengambil banyak sekali
pelajaran dari suri tauladan pengurbanan Hazrat Imam Hussein r.a. Beliau berdiri
diatas kebenaran dan menyebarkannya kepada dunia. Beliau telah bernazar untuk
10

mengurbankan nyawa beliau demi menegakkan kebenaran. Dengan


memperbanyak do’a kita harus selalu memohon pertolongan kepada Allah swt,
agar Dia selalu membimbing kita kearah jalan yang lurus (sirathal mustaqim).

Pada sutau ketika Hazrat Imam Mahdi, Masih Mauúd a.s. pernah menulis bahwa :
“Hazrat Isa a.s. telah diibaratkan sebagai Hazrat Imam Hussein r.a. Dari
perumpamaan ini berarti Al Masih Akhir Zaman juga akan mengambil persamaan
dengan kejadian syahadat (mati syahid) yang dialami oleh Hazrat Imam Hussein r.a.
Akan tetapi telah ditaqdirkan bahwa dizaman Hazrat Masih Mau’ud a.s. tidak akan
terulang lagi peristiwa yang telah terjadi dimasa Hazrat Imam Hussein r.a. yang
akan melemahkan dan merugikan Agama Islam. Akan tetapi kita harus banyak-
banyak memanjatkan do’a kepada Allah swt agar kita terlindung dari pada bahaya-
bahaya yang akan menggelincirkan iman kita. Sebagaimana telah saya katakan
bahwa dizaman sekarang, yaitu zaman Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Allah
swt tidak akan mengulangi lagi peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau.
Diantaranya kelangsungan Nizam Khilafat, pemilihan Khalifah akan berjalan Terus
sesuai dengan lembaga pemilihan Khilafat. Dan Hazrat Rasulullah saw juga telah
menubuatkan, bahwa setelah Imam Mahdi wafat akan berdiri nizam khilafat. Hazrat
Masih Mau’ud a.s. juga telah menjelaskan bahwa peristiwa-peristiwa dimasa
lampau tidak akan terulang lagi. Misalnya Adam pertama telah dikeluarkan dari
Jannat. Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda, Allah swt telah memberi nama-ku
Adam juga, supaya jalan masuknya anak keturunan Adam kedalam Surga
dipersiapkan kembali. Selanjutnya beliau a.s. bersabda, Al Masih yang dulu telah
disalib oleh orang-orang Yahudi. Namun dengan diberinya aku nama Al Masih,
maka Allah swt telah menyediakan sarana bagiku untuk mematahkan Salib. Jadi,
Allah swt akan membalas tiga kali kekalahan dimasa lampau dengan kemenangan
dan kejayaan. Jika Hussein pertama telah disyahidkan oleh Yazid, maka melalui
Hussein kedua Allah swt akan mengalahkan Yazid kedua, insya Allah! Kita
berpegang teguh kepada keyakinan bahwa, jika bulan Muharram memberi
pelajaran kepada kita, maka kita haruslah mengirim selawat dan salam sebanyak-
banyaknya kepada Hazrat Rasulullah saw dan Ahli Keluarga beliau. Sesuai dengan
nasihat Hazrat Imam Zaman , kita harus banyak-banyak membaca selawat dan
salam, banyak-banyak memanjatkan do’a-do’a dan mengadakan perobahan suci
11

terhadap diri kita masing-masing serta memperbaiki kelakuan kita. Kita harus
menunjukkan keteguhan iman, kesabaran dan ketabahan menghadapi orang-orang
yang mempunyai karakter atau tabiat seperti Yazid. Kita yakin bahwa sekarang
orang-orang bertabi’at Yazid tidak akan meraih kemenangan, melainkan orang-
orang yang bertabi’at Hussein yang akan mendapat kemenangan dan kejayaan.
Keteguhan dan ketetapan hati juga dapat diperoleh hanya melalui pertolongan
Allah swt. Dan untuk mendapatkan pertolongan juga Allah swt telah menasihatkan
agar kita banyak bersabar dan banyak memanjatkan do’a kepada-Nya. Sabar bukan
hanya berarti menahan kezaliman saja dan bukan bersikap diam dan mengalah,
melainkan dengan tetap mengamalkan kebaikan dan menyebarkan kebenaran
tanpa takut disebut sabar juga. Jadi, Hazrat Imam Hussein r.a. telah menegakkan
contoh tauladan dihadapan kita bagaimana beliau telah menzahirkan hak atau
kebenaran sehingga kita harus berpegang kepadanya setiap waktu. Jika kita tetap
dalam keadaan demikian maka kita akan mendapat bahagian dari pada
kemenangan yang telah dijanjikan Allah swt kepada Hazrat Masih Mau’ud a.s. Demi
terkabulnya do’a-do’a membaca darood sharif (selawat) kepada Junjungan kita
Nabi Muhammad saw sangat penting sekali, sebagaimana Hazrat Masih Mau’ud a.s.
juga selalu mengingatkan kita kearah itu. Banyak sekali Hadis-hadis juga
menegaskan kearah itu, dan yang paling jelas lagi didalam Alqur’an Allah swt telah
menegaskan untuk banyak membaca darood sharif (selawat) itu kepada Hazrat
Rasulullah saw. Oleh sebab itu kita semua setiap waktu harus selalu ingat membaca
darood, khasnya didalam bulan Muharram ini, sebagaimana Hazrat Khalifatul Masih
lV r.h. juga pernah menganjurkannya secara khas kearah itu. Dan saya ingin
mengulangi lagi anjuran beliau itu bahwa didalam bulan Muharram ini kita harus
banyak-banyak membaca selawat. Hal itu akan menjadi sarana yang sangat baik
sekali untuk menimbulkan perasaan dan kesan tentang peristiwa mengerikan yang
telah terjadi di Karbala, untuk memohon pertolongan dari Allah swt demi
menghapuskan kezaliman-kezaliman. Darood (selawat) yang dikirimkan kepada
Hazrat Rasulullah saw boleh menjadi sarana untuk menjadi ketenangan dan
ketenteraman anak keturunan jasmani dan ruhani kita. Pemandangan mengenai
kemajuan-kemajuan juga akan nampak kepada kita. Dan hal itu dapat menjadi
sarana untuk mengenang orang-orang yang telah menjadi kecintaan dan
kesayangan Hazrat Rasulullah saw juga. Dan darood (selawat) ini juga akan
12

membawa berkat dalam pelaksanaan maksud dan tujuan dibangkitkannya Hazrat


Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. pada zaman sekarang ini, insya Allah !! Semoga
Allah swt memberi taufiq kepada kita semua untuk membaca darood (selawat)
sebanyak-banyaknya didalam bulan Muharram ini. Dan darood (selawat) ini akan
menjadi berberkat bagi wujud kita juga.

Pada akhirnya saya akan membacakan kutipan dari tulisan Hazrat Mirza Ghulam
Ahmad, Masih Mau’ud a.s. tentang martabat Hazrat Imam Hussein r.a. dan setiap
orang Ahmady harus menaruh perhatian penuh kepadanya, bagaimana beliau a.s.
telah memberi penjelasan tentang martabah atau kedudukan Hazrat Imam Hussein
r.a. itu. Beliau bersabda : Jelaslah bahwa, banyak orang-orang yang menganggap
diri mereka anggauta Jema’at-ku namun mereka tidak tahu tentang kedudukan
sebenarnya Hazrat Imam Hussein r.a. dan mereka berkata bahwa, na’udzubillah,
Hazrat Imam Hussein r.a. adalah pemberontak, disebabkan beliau r.a. tidak mau
bai’at kepada Khalifah-e-waqt yakni Yazid, padahal Yazid ada dipihak yang benar.
Laknatullahi ‘alal kazibien !! Saya tidak mengharapkan, kata-kata buruk seperti itu
keluar dari mulut siapapun orang jujur dan lurus dari Jema’at-ku.Bagaimanapun
melalui isytihar (selebaran) ini saya memberitahu para anggauta Jema’at bahwa kita
ber’itikad bahwa Yazid adalah seorang bertabi’at Kotor, ulat dunia dan zalim dan
pada dirinya tidak ada tanda-tanda bagi seseorang yang dapat dikatakan mukmin.
Untuk menjadi orang mukmin bukanlah perkara mudah. Mengenai orang seperti itu
Allah swt berfirman :

ۖ‫قَام َ ِت ٱ ۡ َۡلع َۡر ُاب َءا َمنَّاۖ قُل م َّ ۡم ت ُۡؤ ِمنُو ْا َوم َ ٰـ ِكن قُومُ ٓو ْا َٱ ۡسل َ ۡمنَا َوم َ َّما يَدۡ خُلِ ٱ ۡۡلمي َ ٰـ ُن ِِف قُلُو ِب ُ ۡك‬
ِ
Artinya : Orang-orang Arab Gurun berkata : “Kami telah beriman” Katakanlah,
Kamu belum sungguh-sungguh beriman; akan tetapi hendaknya kamu berkata :
Kami telah tunduk patuh; karena iman sejati belum masuk kedalam kalbu kamu (Al
Hujarat : 15)

Orang mukmin adalah yang amal perbuatan mereka memberi kesaksian bahwa
didalam hatinya ada tertulis iman. Dan ia mendahulukan kepentingan Allah swt dan
keridhaan-Nya diatas setiap kepentingan pribadinya. Dan ia berusaha
melangkahkan kakinya diatas jalan taqwa dan diatas jalan yang susah dan sempit
sekalipun demi meraih keridhaan Allah swt. Dan ia terbenam didalam lautan
13

kecintaan-Nya. Dan setiap benda seperti patung yang menjadi penghalang antara
dia dengan Tuhan, apakah berupa akhlaq, atau perbuatan fasiq, atau kemalasan
dan kelalaian, dia singkirkan sejauh-jauhnya. Akan tetapi Yazid yang malang itu
bagaimana dapat memperolehnya. Kecintaan terhadap dunia telah membuat-nya
buta. Akan tetapi Hazrat Imam Hussein r.a. adalah Tahir dan Mutahhar (suci dan
bersih) dan tanpa ragu beliau adalah salah seorang manusia terpilih yang Tuhan
sendiri telah mensucikannya melalui tangan-Nya, dan Dia telah menjadikan hamba
pilihan-Nya yang Dia cintai. Dan tanpa ragu beliau salah seorang pemimpin ahli
surga. Dan jika sedikit saja menyimpan rasa benci didalam hati kepadanya, akan
mengakibatkan hilangnya iman. Dan iman beliau, taqwa dan kecintaan beliau
kepada Tuhan, dan sabar, teguh pendirian dan rasa takut beliau kepada Tuhan serta
ibadah beliau, semuanya bagi kita merupakan uswah hasanah (contoh tauladan
yang baik). Dan kita adalah orang-orang yang mengikuti petunjuk orang maksum ini,
yang telah beliau peroleh dari Allah swt. Maka binasalah hati orang yang menjadi
musuhnya. Dan berjayalah orang yang hatinya mencintainya secara amaliah. Iman
beliau, kejujuran dan akhlaq beliau, ketaqwaan dan istiqamat serta semua
gambaran kecintaan beliau kepada Tuhan telah tergambar secara kamil didalam
wujud beliau, laksana bayangan seseorang yang tampan atau cantik nampak
didalam sebuah cermin yang bersih dan jernih. Orang ini tersembunyi dibalik mata
dunia. Siapa yang tahu martabah orang ini, selain mereka yang berada bersama-
nya. Mata orang dunia tidak akan dapat mengenalnya. Sebab beliau sangat jauh
dari dunia. Itulah yang menyebabkan Syahidnya Imam Hussein r.a. sebab beliau
tidak dikenal…. Barangsiapa yang menghina Hussein r.a. dan para imam yang
mutahirin (yang suci) atau sekalipun secara halus menggunakan kata-katanya dapat
mensia-siakan imannya, sebab Allah swt Yang Gagah Perkasa menjadi musuh orang-
orang yang memusuhi hamba pilihan-Nya.”

Semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita semua untuk mencintai Yang Mulai
Rasulullah saw dan keluarga beliau dan semoga Dia memberi taufiq kepada kita
untuk selalu mengirim salam dan selawat kepada beliau saw. Dan kita juga harus
berdo’a semoga Allah swt melenyapkan semua penganiayaan dan kekejaman yang
dilakukan mengatasnamakan Allah swt dan Rasul-Nya di Pakistan dan dibeberapa
Negara lainnya. Dan khasnya didalam bulan Muharram ini di Pakistan dan juga
14

dibeberapa tempat didunia, kerusuhan yang kerap terjadi diantara orang-orang


Syi’ah dan Sunny dan golongan lainnya, saling bunuh-membunuh satu sama lain,
saling serang-menyerang satu sama lain, semoga Allah swt melindungi mereka juga.
Dan semoga bulan Muharram ini menjadi bulan yang aman dan sentausa bagi
semua orang-orang Muslim. Dan semoga mereka menjadi orang yang betul-betul
faham terhadap maksud gugurnya Imam Hussein r.a. menjadi Syahid dan semoga
mereka juga menjadi orang-orang yang beriman kepada Imam di zaman sekarang
ini. Amin !!

Setelah itu Huzur mengumumkan wafatnya dua orang anggauta Jema’at di Afrika
dan seorang di Bangladesy, kemudian setelah salat Jumáh beliau memimpin salat
jenazah ghaib bagi mereka.

Mehdi Tapani Sahib dari Zimbabwe, beliau Sekretaris Tabligh Nasional Jemaát disana.
Beliau wafat pada tanggal 15 Nov. 2010. Beliau bai’at pada tahun 1990, beliau sangat
membantu dalam usaha mencarikan sebidang tanah untuk mendirikan mesjid. Beliau
meninggalkan istri, lima orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan yang
semuanya sudah menikah dan menjadi Ahmadi.

Al-Haaj Abu Bakr Gai Sahib dari Gambia . Beliau wafat pada tanggal 2 December. Beliau
baru bai’at pada tahun 2004 walaupun sejak tahun 1999 ampai 2004 beliau telah bekerja
sebagai seorang doctor di bawah skim Nusrat Jehan. Beliau diangkat menjadi Menteri
Kesehatan Pemerintah Gambia pada tahun 2009. Setelah bai’at pada tahun 2004, beliau
paling menonjol dalam membayar chandah dan sangat aktif bertabligh. Beliau selalu
mengatakan bahwa setelah bai’at beliau banyak mendapat pengalaman yang sangat
menakjubkan dibidang keruhanian. Beliau menjalin hubungan yang sangat erat dengan
Khilafat. Huzur atba bersabda bahwa kedudukan beliau di dalam pemerintahan telah
banyak membantu Jema’at. Semoga Tuhan menyediakan seorang pengganti beliau yang
baik bagi Jema’at kita.

Izzatul Nisa Sahibah, wafat pada tanggal 17 November di Bangladesh ibu dari Muballigh kita
Feroz Alam Sahib yang bertugas sebagai in-charge Bangla desk. Beliau adalah seorang ibu
yang sangat shaleh, dawwam dalam menunaikan Shalat dan Tahajjud. Beliau seorang
Ahmadi yang mukhlis. Beliau menaruh perhatian besar terhadap pendidikan anak-anak dan
walaupun keadaan sangat sederhana beliau manaruh perhatian terhadap orang-orang lain
didalam keluarganya dan membantu mereka yang kurang mampu. Beliau melakukan
pengabdian sangat besar bagi Jema’at Hadhrat Masih Mau’ud a.s. dan Khilafat beliau.
15

Beliau seorang Moosiah dan meninggalkan tiga orang anak laki-laki dan lima orang anak
perempuan. Semoga Allah Taala meninggikan derajat beliau di Syurga dan memberi
kesabaran dan ketabahan kepada anggauta keluarga yang ditinggalkan.

Alihbahsa dari video Urdu oleh Hasan Basri

14 Desember 2010

Anda mungkin juga menyukai