Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
Reaksi Transfer Elektron dan Kesetimbangan Reaksi Redoks
Reaksi transfer elektron ada dua jenis yakni reduksi (menangkap elektron
sebagian atau keseluruhan) dan oksidasi (kehilangan elektron sebagian atau
keseluruhan). Oksidator merupakan zat yang mengoksidasi zat lain sedangkan
reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain. Ada dua unsur yang khas pada reakso
redoks yakni adanya unsur bebas dan adanya perubahan bilangan oksidasi. Unsur
yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah unsur (elemen) bebas dan semua
atom dalam senyawa kecuali H, O, Golongan IA dab IIA dalam tabel periodik.
Penganalisaan masing-masing reaksi setengah akan menjadikan keseluruhan
proses kimia lebih jelas. Karena tidak terdapat perbuahan total muatan selama reaksi
redoks, jumlah elektron yang berlebihan pada reaksi oksidasi haruslah sama dengan
jumlah yang dikonsumsi pada reaksi reduksi.
Unsur-unsur, bahkan dalam bentuk molekul, sering kali memiliki bilangan
oksidasi nol. Pada reaksi di atas, hidrogen teroksidasi dari bilangan oksidasi 0
menjadi +1, sedangkan fluorin tereduksi dari bilangan oksidasi 0 menjadi -1.
Ketika reaksi oksidasi dan reduksi digabungkan, elektron-elektron yang terlibat
akan saling mengurangi
Salah satu contoh reaksi redoks adalah antara hidrogen dan fluorin
1. Reduksi Oksidasi
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi kenaikan
bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap penurunan oksidasi.
Berarti proses oksidasi disertai dengan hilangnya elektron sedangkan reduksi
memperoleh elektron. Transfer elektron sering diikuti oleh transfer atom, dan
kadang sulit diamati kemana elektron pergi/berasal Cara paling aman dan mudah
untuk menganalisa reaksi redoks: mengamati perubahan bilangan oksidasi
(biloks) dan tidak melihat transfer elektron yang sebenarnya.
Oksidasi biloks suatu unsur naik, melepaskan e
-
, menangkap O
2

Reduksi biloks suatu unsur turun, menangkap e
-
, melepas O
2

2. Sel Galvanik
A. Pengertian Sel Galvani
Sel Galvani adalah sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik
dari reaksi redoks spontan yang terjadi dalam sel. Sel Galvani dinamai dari
penemunya, yaitu Luigi Galvani. Selain itu juga sering disebut sel Volta,
dinamai dari penemunya yaitu Alessandro Volta. Sel Galvani biasanya
mengandung dua buah logam yang terhubung dengan jembatan garam, atau
setengah sel yang dipisahkan dengan membran porous. Untuk lebih jelas,
perhatikan gambar sel Galvani berikut ini:



B. Reaksi pada Sel Galvani
Reaksi kimia yang terjadi pada bejana sebelah kanan merupakan reaksi
reduksi dari ion tembaga (bilangan oksidasi positif) menjadi logam tembaga.
Hal ini menyebabkan massa elektroda tembaga bertambah. Kekurangan
muatan positif terhadap muatan negatif akibat reduksi tembaga segera
disetimbangkan oleh muatan positif jembatan garam. Dengan
demikian elektrolit tetap netral. Sebaliknya elektrolit dalam bejana kiri akan
terjadi penambahan kation sebagai akibat reaksi oksidasi logam zink. Hal ini
dapat diketahui karena berkurangnya massa elektroda zink. Reaksi sel yang
terjadi adalah :
Zn (s) + Cu
2+
Zn
2+
+ Cu (s)
C. Jembatan Garam
Jembatan garam adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan
reaksi reduksi dan oksidasi setengah sel dari sel volta. Jembatan garam
berbentuk seperti huruf U terbalik yang diisi dengan larutan elektrolit KCl
(dalam agar-agar) yang kedua ujungnya disumbat dengan kapas agar tidak
terjadi aliran mekanis. Selain KCl, bisa juga digunakan elektrolit KNO
3
, NaCl
dan K
2
SO
4
. Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menghantarkan arus
listrik antara kedua elektrolit yang berada dalam bejana. Selain itu, jembatan
garam juga berguna untuk menetralkan kelebihan atau kekurangan muatan
dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam kedua bejana selama reaksi
elektrokimia berlangsung. Oleh karena itu syarat dari suatu zat yang
digunakan untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh bereaksi
dengan elektrolit yang digunakan dalam pengukuran potensial sel.
D. Elektroda Sel Galvani
Elektroda dalam sel Galvani terbalik dengan elektroda sel elektrolisis.
Dalam sel Galvani,
1. Anoda adalah elektroda dimana terjadi reaksi oksidasi (kehilangan
elektron). Anoda menarik anion.
2. Katoda adalah elektroda dimana terjadi reaksi reduksi (menerima
elektron). Katoda menarik kation.

3. Persamaan Nersnt
Potensial sel galvanik tergantung pada aktivitas berbagai spesies yang
menjalani reaksi di dalam sel. Persamaan yang menyatakan hubungan ini disebut
dengan persamaan nernst; merujuk pada nama seorang ahli kimia-fisika yang
pertama kali menggunakan persamaan ini untuk menyatakan hubungan antara
potensial sebuah elektroda ion logam dan konsetrasi ion dalam sebuah larutan
pada tahun 1989. Persamaan Nernst ini sangat penting karena persamaan ini
menentukan potensial elektroda suatu sistem redoks sebagai suatu fungsi
konsentrasi bentuk teroksidasi dan tereduksinya.
Perhatikan sebuah reaksi kimia sebagai berikut :
aA + bB cC + dD
Perubahan energi bebasnya adalah :
G = G
o
+ 2,3 RT log

(8-1)
Yang mana :
G
o
: Energi bebas ketika semua reaktan dan produk berada dalam kondisi
standar (aktivitas atau adalah satu)

R : Konstanta gas
T : Suhu
Disamping itu, ada hubungan antara perubahan energi bebas dengan energi
listrik yaitu :
G = -nFE .. (8-2)
G
o
= -nFE
o
(8-3)
Yang mana n merupakan banyaknya elektron yang terlibat dalam reaksi. F
adalah bilangan Faraday (9,65 x 10
4
coulumb) dan E adalah potensial dalam
satuan Volt.
Penggabungan persamaan (8-1) dengan persamaan (8-2) dan (8-3) akan
diperoleh persamaan berikut :
-nFe = -nFE
o
+ 2,3 RT log
[]

[]

[]

[]

..(8-4)
Yang mana konsentrasi dimasukkan menggantikan aktivitas. Persamaan (8-4)
ini dapat disusun ulang sehingga diperoleh persamaan (8-5)
E = E
o

log
[]

[]

[]

[]

(8-6)
Persamaan (8-6) ini disebut dengan persamaan Nersnt.
Dalam suatu reaski redoks, persamaan Nersnt diatas dapat digunakan untuk
menghitung besarnya konsentrasi zat pengoksidasi atau oksidator, dan juga
besarnya potensial elektroda baku, yakni :
E = E
o
-

log
[]
[]
................................ (8-7)
Atau,
E = E
o
+

log
[]
[]
............................... (8-8)
4. Elektrode dan Potensial Sel
A. Elektroda
Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan
dengan bagian atau media non logam dari sebuah sirkuit (misalnya semi
konduktor, elektrolit atau vakum. Elektroda dalam sel elektrokimia dapat
disebut anoda dan katoda, kata-kata yang diciptakan Faraday.
Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron datang dari
sel elektrokimia dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai
elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi.
Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung
dari tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut.
Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari
sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya.


B. Potensial Sel
Potensial sel adalah gaya yang dibutuhkan untuk mendorong
elektron melalui jembatan garam. Potensial sel adalah reaksi reduksi dan
oksidasi satu elektroda ketika semua zat terlarut 1M. Potensial sel sering
juga disebut dengan gaya elektromotif dan voltase sel. Potensial sel
dihasilkan dari sel Galvani.
Potensial sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan
parsial gas dalam sel; Potensial sel standar E
0
sel : potensial pada 25
0
C,
konsentrasi ion 1 M dan tekanan parsial 1 atm. Potensial sel standar
dihitung dengan menggunakan potensial-potensial standar zat-zat yang
mengalami redoks
E
0
sel = E
0
oks + E
0
red ;
E
0
oks = potensial standar zat yang mengalami oksidasi
E
0
red = potensial standar zat yang mengalami reduksi
Dalam tabel potensial standar selalu dicantumkan potensial reduksi
standar, sehingga E
0
oks = E
0
red. Potensial reduksi standar ditentukan
dengan elektroda standar

Anda mungkin juga menyukai