Anda di halaman 1dari 75

Nur Ai n Thomas

PENGGOLONGAN DAN UNDANG-


UNDANG OBAT
Bahan atau campuran bahan yang di gunakan :
1. Dalam pengobatan, pencegahan atau diagnosa suatu
penyakit, kelai nan fisik atau gejala- gejalanya pada manusia
atau hewan
2. Dalam pemul ihan, perbaikan atau pengubahan fungsi
organi k pada manusia atau hewan
DEFENISI OBAT
Berdasarkan Jeni snya :
1. Obat bebas dan obat bebas terbatas
2. Obat keras
3. Obat psi kotropika dan narkotika
PENGGOLONGAN OBAT
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep
dokter ( di sebut OTC = over the counter) dan di jual secara
bebas karena aman untuk pengobatan sendi ri , biasanya
digunakan untuk pengobatan penyakit ringan mi salnya
diare. Obat bebas di tandai dengan li ngkaran hijau bergaris
tepi hi tam
Obat bebas terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas (dulu di sebut daf tar W = Waarschuwing
= peri ngatan), obat- obatan yang dalam jumlah tertentu
masih bisa dibeli diapotek, tanpa resep dokter, memakai
tanda li ngkaran bi ru bergaris tepi hi tam. Contohnya obat
anti mabuk (anti mo), anti fl u (noza)
Pada kemasan obat ini biasanya tertera peri ngatan yang
bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih
bergaris tepi hi tam, dengan tul i san sebagai beri kut :

1. P. No 1 : Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya
2. P.No 2 : Awas Obat Keras. Hanya untuk obat kumur, jangan ditelan
3. P.No 3 : Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan
4. P.No.4 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar
5. P.No.5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan
6. P.No.6 : Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan
Dalam menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas, hal-hal yang
harus diperhatikan
Memiliki izin edar
Mencantumkan nomor
registrasi dari BPOM,
DEPKES
Kondisi obat masih baik atau sudah rusak
Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa berlaku
obat)
Baca keterangan yang tercantum dalam
kemasan obat/brosur obat yang berisi tentang
indikasi
Perhatikan : kontraindikasi, efek samping, dosis,
cara penyimpanan obat, dan informasi tentang
interaksi obat
Obat keras (dulu disebut obat daf tar G = gevaarlijk =
berbahaya) yai tu obat berkhasiat keras yang untuk
memperolehnya harus dengan resep dokter, memakai tanda
li ngkaran merah bergaris tepi hitam dengan tuli san huruf K
di dalamnya
Menurut Kepmenkes RI No 633/ph/62/b tentang penetapan
obat keras
OBAT KERAS
Semua yang pada kemasan luarnya disebutkan bahwa obat-obat tersebut
hanya boleh diserahkan dengan resep dokter
Semua obat yang digunakan secara parenteeral
Semua obat baru, terkecuali ada pernyataan dari DEPKES

Psikotropika merupakan zat/obat yang dapat menurunkan
aktivi tas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan
menimbulkan kelai nan perilaku. Serta akan menimbulkan
halusi nasi (mengkhayal ), i lusi , gangguan cara berpiki r,
perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya
PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik si sntesis maupun semi si ntesis
yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan dengan memasukannya kedalam
tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan,
hilangnya rasa saki t, rangsangan semangat halusi nasi atau
timbul nya khayalan- khayalan yang meyebabkan efek
ketergantungan bagi pemakainya.
PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA
Alkal oid kokai n dan turunanya kokai n diperoleh dari tanaman
coca, berasal dari Erithroxylon cocca (fami li eri throxylaceae)
Cannabi s (ganja) berasal dari cannabis indicae (famili
canabi ceae). Selai n daun dan biji juga biasanya di pakai bahan
ol ahannya seperti getahnya.
Gol ongan Papaver samniverum (candu) diperoleh dari getah,
buah yang dilukai atau diperoleh dari alkal oid ganja,
menggunakan proses isolasi , mi sal nya : alkal oid morfi n,
codei n, tebai n. Papaveri n bukan narkotika (obat saki t perut)
karena ti dak bersi fat adi ktif
Zat zat sintesi s, seperti morfi n, petidi n HCl , methadone HCl ,
dextromorami d tartat
MACAM-MACAM NARKOTIKA
Berdasarkan mekanisme kerjanya
1. Obat yang bekerja terhadap penyebab penyaki t, misal nya
penyakit karena bakteri atau mi kroba, contoh : anti biotik
2. Obat yang bekerja berdasarkan keadaan patol ogi s dari
penyakit, contoh : serum, vaksin
3. Obat yang menghilangkan gejala penyakit = symptomatic,
mi sal gej al a penyaki t nyeri , cth : anal getik, anti pi retik
4. Obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah fungsi -
fungsi zat yang kurang, contoh vi tamin, hormon
5. Pemberian placebo, adalah pemberian sedi aan obat yang
tanpa zat berkhasiat untuk orang-orang yang sakit secara
psi kis, contoh : aqua proi nj ection
PENGGOLONGAN OBAT
Obat di bagi dua gol ongan :
1. Obat dalam, mi sal nya obat- obat peroral . Cth : antibi otik,
acethaminophen
2. Obat topikal , untuk pemakai an luar badan. Cth : sulfur,
anti biotik
Berdasarkan efek yang di ti mbul kannya
1. Si stemik : masuk kedalam sistem peredaran darah,
di berikan secara oral
2. Lokal : pada tempat-tempat tertentu yang di i ngi nkan, misal
pada kul i t, hi dung, tel i nga, mata
BERDASARKAN TEMPAT ATAU LOKASI
PEMAKAIAN
Berdasarkan cara pemberian
1. Oral : obat yang diberikan atau dimasukan lewat mulut.
Contoh : serbuk, kapsul, tabl et, si rup
2. Perektal : obat yang diberikan atau dimasukan lewat
rektum, contoh supositoria,
3. Subli ngual : dari bawah l idah, kemudian melalui selaput
lendi r dan masuk kepembuluh darah, efeknya lebih cepat.
Bi asanya untuk penedrita hi pertensi .
4. Parenteral : obat suntik melalui kuli t masuk kedarah. Ada
yang diberikan secara intravena, i ntramuscullar, i ntrakardial
dan subkutan
5. Langsung ke organ : i ntrakardial
6. Mel alui perut : i ntraperitonial
PENGGOLONGAN OBAT
Berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya, ada 2 yai tu

1. Alamiah yai tu berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan,
mi neral atau dari manusia
a) Jamur menghasi lkan anti biotik
b) Di gi talis mengandung gl i kosida j antung
c) Ki na mengandung ki ni din
d) Kel apa menghasilkan zat tambahan seperti ol eum cocos
e) Kacang tanah menghasilkan ol eum arachidi s
PENGGOLONGAN OBAT
Dari hewan
a) Pl asenta
b) Otak menghasilkan seerum untuk rabi es
c) Kolagen, squalen dan levertan yang menghasilkan oleum
l ecori s asel i
Dari mi neral, contoh :
a) Vaselin dan parafin untuk pembuatan sal ep
b) Tal cum/silikat, untuk serbuk tabur
Dari manusia ,
biasanya zat-zat yang berhubungan dengan pembekuan darah,
contohnya plasma, albumi n, fibri nogen dan darah (sebagai
tranfusi)
CONT,,,,
2. Obat si ntetik (bi osinteti k)
Bila dibandi ngkan, obat yang diperoleh dengan cara alamiah
kurang praktis, hasil sediki t dan kurang murni . Sedangkan cara
si ntetik memberi hasil sebaliknya yai tu hasilnya banyak dan
lebih murni . Cara si ntetik menggunakan reaksi kimia organik,
mi sal nya gandapura (metil sali silat) yang merupakan hasil
reaksi dari metanol + asam sal i silat
PENGGOLONGAN OBAT
PENGGOLONGAN OBAT
Obat Generik merupakan obat dengan nama generik, nama resmi yang telah
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (international non propietery
names) dari WHO (World Health Organization) untuk zat khasiat yang
dikandungnya. Nama generik ini ditempatkan sebagai judul dari monografi
sediaan-sediaan obat yang mengandung nama generik tersebut sebagai zat
tunggal (misal : Amoxicillin, Metformin)
Obat nama dagang merupakan nama sediaan obat yang diberikan oleh
pabriknya dan terdaftar di departemen kesehatan suatu negara, disebut juga
sebagai merek terdaftar. Dari satu nama generik dapat diproduksi berbagai
macam sediaan obat dengan nama dagang yang berlainan
Misal : Pehamoxil, Amoxan (amoxicillin)
Jamu (Emperical based herbal medicine)
PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL
Merupakan obat tradisional dalam bentuk
serbuk seduhan, pil, dan cairan yang
berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut serta
digunakan secara tradisional
Obat Herbal Terstandar (sci entific based herbal)
PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL
Merupakan obat tradisional yang disajikan dari ekstrak
atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman
obat, hewan maupun mineral
ditunjang dengan pembuktian
ilmiah/penelitian pre-klinik : standar
kandungan bahan berkhasiat, standar
pembuatan ekstrak tanaman obat, standar
pembuatan obat tradisional higienis, uji
toksisitas akut ataupun kronis
Fi tofarmaka (Cl i nical based herbal medi ci ne)

PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL
Bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan
obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandard,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia.
T E R I M A K A S I H

SEMOGA BERMANFAAT
Kerja suatu obat merupakan hasil dari banyak sekali proses
dan masi ng- masing proses i ni sangat rumi t,
Umumnya hal i ni di dasari ol eh suatu rangkaian reaksi yai tu :
1. Fase farmaseutika
2. Fase farmakokinetika
3. Fase farmakodinamika
ASPEK FARMAKOLOGI
Bentuk sediaan dan bahan
pembantu yang dihasilkan
Jenis dan tempat pemberian
Absorbsi dan kecepatan
absorbsi
Distribusi dalam organisme
Ikatan dan lokalisasi dalam
jaringan
Biotransformasi
Ekskresi dan kecepatan
ekskresi
Faktor lain yang
mempengaruhi
kerja obat
Obat dlm
bentuk sediaan
Obat dlm
bentuk partikel
Obat dlm
bentuk larutan
Obat obat
Bebas terikat
reseptor
respon
Tissue
hati
metabolisme
absorbsi
BIOFARMASI FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK
distribusi
Pemakai an secara parenteral

TEMPAT DAN CARA PEMAKAIAN OBAT
o Dosisnya bisa diatur secara tepat dan ketersediaan hayati umumnya sebesar
100%
o Bahan obat mencapai tempat kerja dengan sangat cepat
o Pad pemberian secara intravena harus memperhatikan tonisitas dan isohidri
dari larutan
Hanya bisa dipakai pada
keadaan darurat, serta
pembiusan
Pemakai annya l ebi h mudah
Di hi ndari untuk obat yang sukar di absorbsi mel alui sal uran
cerna dan mengi ri tasi mukosa l ambung
Bi asanya di buat obat yang di salut bi ar tahan terhadap cai ran
l ambung
PEMAKAIAN ORAL
Terbatas pada kasus-kasus yang tidak mutlak diperlukan
kadar dalam darah tertentu dan juga ti dak terdapat keadaan
darurat.
Hal i ni di sebabkan oleh peneri maan dan absorbsi sangat
berbeda dan kebanyakan j uga sangat rendah
PEMAKAIAN OBAT SECARA REKTAL
Fase Absorbsi, merupakan pengambilan obat dari permukaan
tubuh (di si ni termasuk j uga mukosa sal uran cerna)
Mekanisme absorbsi
PROSES YANG DIALAMI OBAT SEBELUM
SAMPAI DITEMPAT AKSI (SITE OF ACTION)
1. Difusi
2. Difusi terfasilitasi
(melalui pembawa)
3. Transport aktif
4. Pinositosis

Si fat fi si kokimia bahan obat, terutama si fat stereokimi a dan
kel arutannya
Besar parti kel
Bentuk sediaan obat
Dosi s
Rute pemberi an dan tempat pemberian
Waktu kontak dengan permukaan absorbsi
Besarnya l uas permukaan yang mengabsorbsi
ABSORBSI OBAT
Aksi yang cepat
Ti dak mengalami fi rst pass ef fect
Ti dak memi liki rasa, bi asnya untuk dosi s yang kecil karena
l uas permukaan absorbsinya keci l

ABSORBSI MELALUI RUTE BUKAL DAN
SUBLINGUAL
Pal ing mudah da seri ng di gunakan karena al asan kepraktisan
Absorbsi nya sangat dipengaruhi oleh pH lambung, sifat asam
dan basa dari zat akti f
obat yang di serap oleh tubuh adalah obat dalam bentuk tak
teri on atau yang bersifat l i pofil

ABSORBSI MELALUI RUTE ORAL
Pada pemakaian mel alui rektum efek metabolisme ol eh hati
dapat di hi ndari, karena obat yang di absorbsi mel ewati vena
cava i nferi or dan ti dak mel alui vena porta


ABSORBSI PEMAKAIAN MELALUI REKTUM
Absorbsi pemakai an melalui hidung, mukosa hidung yang
memiliki sifat absorbsi yang baik seperti mukosa mulut,
cocok untuk pemakaian obat menurunkan pembengkakan
mukosa secara topi kal mi salnya pada ri ni tis
ABSORBSI MELALUI MUKOSA
Struktur kornea terdiri dari
1. Epi tel (bersifat l i pofi lik)
2. Stroma (bersi fat hi drofilik)
3. Epi tel endotelium (l i pofilik)

ABSORBSI PEMAKAIAN PADA MATA
Sehingga obat yang
bersifat lipofilik dan
hidrofilik yang dapat
menembus kornea mata
Absorbsi melalui paru-paru ialah terutama terjadi pada zat
dalam bentuk gas. Paru-paru dengan luas permukaan
alveolarnya yang besar (70- 100m
2
) mampu juga
mengabsorbsi cai ran dan zat padat. Aerosol berfungsi
terutama untuk terapi l okal dalam daerah saluran
pernapasan, mi salnya pengobatan asma broncus
ABSORBSI MELALUI PARU-PARU
Kemampuan absorbsi obat melalui kul it utuh lebih rendah
di bandingkan absorbsi mel alui mukosa
Stratum corneum merupakan sawar absorbsi dan sekaligus
tandon absorbsi
Sejumlah faktor dapat mempengaruhi absorbsi diantaranya,
kuli t yang meradang atau mengalami luka terbuka absorbsi
obatnya j auh l ebih ti nggi
Untuk obat glukokortikoid kuat yg dii ndikasikan untuk
mencegah eksim pada anak-anak seharusnya tidak
di gunakan.
ABSORBSI PEMAKAIAN PADA KULIT
Setelah zat akti f mencapai pembuluh darah, obat akan
dial irkan atau di distribusi kedalam si stem si rkulasi . Adanya
perbedaan konsentrasi darah dengan jari ngan, bahan aktif
obat akan meni nggalkan pembuluh darah dan terdi stribusi
menuj u j ari ngan
Penetrasi dari pembuluh darah kedalam jari ngan dipengaruhi
beberapa hal antara lai n : ukuran molekul , ikatan obat pada
protei n plasma dan protei n jari ngan, kel arutan dan si fat kimia
zat akti f
FASE DISTRIBUSI
Faktor yang mempengaruhi di stri busi
1. Kelarutan, obat yang larut dilemak cenderung tertahan
dijari ngan yang banyak mengandung lemak, sebaliknya zat
hidrofil pali ng banyak ditemukan dalam ekstrasel (yang
bersifat hi drofil)
2. Di stribusi obat ditentukan oleh pasokan darah, organ yang
mempunyai banyak kapiler akan mengambil obat dalam
jumlah yang lebih besar dibandi ngkan organ yang pasokan
darahnya kurang.

CONT,,,
Pengaruh l i ntas pertama (fi rst pass ef fect)
Sebel um obat- obat yang diabsorbsi dari mukosa lambung atau
mukosa atau mukosa usus halus untuk siap diabsorbsi masuk
ke si stem si rkulasi atau oragan lai nnya misalnya jantung atau
si rkulasi paru-paru serta si rkulasi tubuh terlebih dahulu akan
melewati hati dan di sini obat akan diubah atau dimetaboli sme
yang dikenal dengan istilah pengaruh li ntas pertama (firstpass
ef fect).
FASE METABOLISME
Bi otransformasi
1. Merupakan proses perubahan struktur ki mia obat yang
terjadi didalam tubuh dan dikatali s oleh enzim. Molekul
obat diubah menjadi lebih polar arti nya lebih mudah larut
dalam ai r dan kurang larut dalam lemak sehi ngga lebih
mudah di ekskresi mel alui gi nj al .
2. Merubah obat menjadi bentuk i naktifnya, sehi ngga i ni
sangat mempengaruhi dal am akhir kerja obat
3. Tetapi ada hasil metaboli t obatnya menjadi : sama aktif,
l ebih akti f dan l ebih toksi k.
CONT,,,
Organ ekskresi terpenti ng adalah gi njal . Kecepatan dan
besarnya ekskresi melalui gi njal di tentukan oleh filtrasi
gl omerulus, reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus.
Pada filtrasi gl omerulus, sifat kelarutan obat tidak
berpengaruh, untuk senyawa yang larut dilemak dan larut ai r
akan di fi ltrasi sama bai knya
Yang berpengaruh pada laju filtrasi adalah kenaikan tekanan
darah dalam kapiler glomerulus, peni ngkatan luas permukaan
fil trasi , berkurangnya juml ah protei n plasma sehi ngga ikatan
protein dengan bahan obat berkurang.
FASE EKSKRESI
SEMOGA BERMANFAAT
RESEP
Merupakan permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan kepada apoteker-apoteker pengelola apotek, untuk membuat,
menyediakan dan menyerahkan obat-obat yang tertulis di dalamnya kepada
pasien yang bersangkutan.
Ada komunikasi antara dokter dengan
apoteker dalam memberi suatu pelayanan
farmasi
Nama dan al amat dokter penulis resep, no i zi n prkateknya
Tanggal pebulisan resep
Ada awalan R/, merupakan si ngkatan dari bahasa lati n
recipe yang arti nya ambilah
Nama dan juml ah bahan obat yang harus diserahkan kepada
pasi en, bentuk sedi aan yang di kehendaki,
Cara pemakaian obat yang bersangkutan
Tanda tangan atau paraf dari dokter penul is resep
Nama dan al amat pasi en, umur pasi en, j eni s kel amin
DALAM RESEP YANG LENGKAP HARUS
MENGANDUNG
Resep menggunakan
bahasa latin
Bahasa yang mati, tidak
akan berubah
Dimengerti oleh seluruh
dunia
Tidak dipahami oleh
pasien, sehingga tidak
disalah gunakan
Formula precompound
JENIS RESEP
Obat atau campuran obat (obat
kombinasi) yang dibuat oleh pabrik atau
bernama paten/dagang dalam bentuk
obat jadi dan tercantum dalam
farmakope yang berlaku
Magistrales atau compounded (Extemporaneus)
CONT,,,
Penulisan obat yang ditentukan oleh dokter
dengan menetapkan dosis pakai satu kali
atau sehari pakai, lamanya hari pemberian
dan jumlah obat masing-masing selama
pengobtan
Membaca dan menerj amahkan resep
Mengeval uasi resep dal am hal dosi s obat yang di beri kan, keamanan
obat yan di beri kan, ketepatan pemakai an
Menghi tung bahan / komponen yang di perl ukan dal am resep
Menggunakan pakai an yang sesuai dan member si hkan tangan
Menyi apkan peral atan yang di butuhkan dan area yang akan di gunakan
untuk membuat sedi aan
Meni mbang semua bahan dengan akurat
Menggunakan tehni k meraci k/pembuatan sedi aan yang sesuai untuk
menghasi l kan sedi aan akhi r yang bai k
Memeri ksa kual i tas produk yang di hasi l kan
Mengi si buku l og pembuatan sedi aan
Menyerahkan sedi aan kepada pasi en dan memberi kan i nformasi yang
perl u mengenai i nstruksi pemakai an ( memberi kan counsel l i ng)
PENANGANAN RESEP
TATA BAHASA RESEP
R/ Acidi salisilici 2
(recipe acidi salicili gramata dua) = ambil 2 gram asam salisilat

Sebagai penutup resep terdiri dari tiga imperativ, yaitu :
Misce (m) = Campurlah
Da (d) = Berilah yang dimaksud dan serhkan
Signa (S) = Catatlah yang dimaksud
Ci to. Di sp
Ci to di spensetur / hendaknya di buat segera
P. I. M
peri culum i n mora / berbahaya bi l a di tunda
Stat
stati m / cepat kerj akan
Urg
urgens / penti ng
ARTI DAN ISTILAH-ISTILAH RESEP
Menurut Van der Wi elen, bagi an resep terbagi menj adi :

KERANGKA DAN BAGIAN BAGIAN DARI
RESEP
INSCRIPTIO
1. Nama, alamat, dan
telepon dokter
2. Tempat dan tanggal
penulisan
3. Simbol R/
PRAESCRIPTIO
1. Nama bahan/obat
dan kwantitasnya
2. Bentuk sediaan
yang diminta
3. jumlahnya
Signature
Petunjuk/cara pakai
obat
SUBSCRIPTIO
1. Paraf dan tanda
tangan dokter
2. Nama, umur dan
alamat pasien
FARMASIANI.
Ahli Penyakit Kulit
Jl.Ir. H. Juanda No. 4 Bandung
Tlpn. : ............
SIP : ...............
Bandung : ...........2014
R/ Acidy Salicylici 3%
Hidrocortisoni 2%
Vas Flavum q.s Praescriptio
m.f Ungt 20
S 2 d d. applic
Pro : Ani
Umur : 16 thn
Alamat : ........... Paraf
Tanda tanga
Nama dan al amat apotek
Nama dan SIK (surat i j i n kerja) apoteker pengelola apotek
Tanda det (sudah di berikan)/Nedet (bel um di serahkan
Nama dokter yang menul is resep
Tanggal dan nomor resep
SALINAN RESEP
Resep dapat diserahkan dalam bentuk salinan resep, yang mencantumkan :
Det atau Detur
untuk obat yang sudah di serahkan
Det 15
tel ah di serahkan sebanyak 15 tab/kapsul
Det 1
tel ah di serahkan sebanyak 1 kal i
Nedet atau nedetur
obat yang bel um di serahkan
CONT,,,
Istilah dan tanda-tanda ini dicantumkan
terakhir pada garis penutup dibagian kanan
sediaan obat
Ada tulisan Iter atau i teratur yang arti nya diulang dibagian
atas sediaan obat, mi salnya :
1. Iter 1X dan det 1X pada sebelah kanan penutup bagian obat
maka arti nya obat bisa diambil ulang satu kali l agi dengan
sali nan resep pertama, maka obat dapat diberikan
sebanyak dua kali pengambilan, pertama dengan resep asli
dan kedua dengan sal i nan resep yang pertama
2. Iter 2X dan det 2X arti nya obat dapat diambil ulang
sebanyak 2 kali lagi dengan menggunakan sali nan resep
pertama dan sal i nan resep kedua
SALINAN RESEP YANG DAPAT DIAMBIL
ULANG
Apotek hanya boleh menyerahkan obat narkotika berdasarkan
resep dokter, dokter gi gi, dan dokter hewan
Apotek tidak boleh menyerahkan obat narkotika berdasarkan
sal i nan resep yang asl i , yang resep asl i nya ti dak ada di apotek
Apotek harus melaporkan semua pemasukan, pengurangan,
dan pemakaian obat- obat narkoti ka di apoteknya seti ap bul an
Obat- obat narkotika di simpan terpi sah pada tempat yang
terkunci /sesuai dengan ketentuan dan kunci nya disimpan
ol eh apoteker
Resep yang mengandung obat narkotika harus menanyakan
al amat pasi en
Resep tersebut harus dipi sahkan dari resep lai n dan nama
obatnya harus di beri garis merah
UNTUK OBAT NARKOTIK PEMERINTAH
MEMBUAT SUATU PERATURAN
Pembubuhan tanda tangan atau paraf apoteker pengel ola
apotek


Tanda tangan dicantumkan dibagian bawah
salinan resep yang tertera tanda p.c.c (pro copi
conform) sesuai dengan aslinya
No referensi resep : berguna untuk menelusuri sediaan yang
dibuat jika dibutuhkan pengecekan terhadap resep yang
di terima
Tanggal pembuatan sedi aan
Nama pasien, sebutan Tn, Ny, anak atau bayi dapat ditul iskan
untuk mencegah tertukarnya sedi aan
Cara penggunaan sedi aan
Nama dan kekuatan obat dari suatu sediaan atau zat aktif
dal am resep
Nama dokter yang menul is resep
Nama, i ni si al atau kode staf yang membuat sedi aan
Tanggal kadaluarsa sediaan
ETIKET RESEP
Tuli skan bentuk sediaan yang akan digunakan dengan
l engkap
contoh : mi num satu tablet setiap hari bukan mi num satu
seti ap hari
Gunakan kata- kata dari pada angka
Contoh : mi num satu tabl et setiap hari bukan mi num 1
seti ap hari
Jika diperlukan untuk menuli s angka, maka angka hanya
dapat digunakan untuk volum dosi s dan tidak untuk frekuensi
pemakai an
Contoh : 5 ml sehari ti ga kal i bukan 5 ml 3 kal i sehari
PANDUAN TAMBAHAN DALAM MEMBUAT
ETIKET
Tuli skan cara penggunaan sediaan dalam satuan yang lebih
dimengerti pasien atau kemungki nan pasien lebih mudah
menakarnya
contoh : mi num dua sendok teh setiap enam jam daripada
mi num 10 ml setiap enam jam kecuali bila pada beberapa
kasus diperlukan pengukuran yang tepat seperti 0, 5 ml pada
sediaan tetes untuk bayi . Dalam hal ini sediaan harus
dilengkapi dengan alat yang dapat digunakan untuk menakar
dengan tepat.
Tuli skan cara penggunaan sediaan dengan jelas da spesifik
bi l a sediaan ti dak di tujukan untuk penggunaan oral
contoh : masukan satu supositoria ke dalam dubur (rektal)
seti ap mal am sebel um ti dur
CONT,,,
Jangan menggunakan si ngkatan
ex : sehari dua kali dua kapsul bukan sehari dua kali dua
kaps
Tuli s dengan lengkap semua obat (zat akti f) yang terkandung
dalam sediaan. Basis atau bahan pengi si tidak perlu ditulis
dal am eti ket
Kadar obat perunit dosi s harus di cantumkan
contoh : amoxicilin 250 mg/5 ml
CONT,,,,
Pada kop etiket tertera nama apotek, nama apoteker, alamat
apotek, no surat i zi n apotek, no surat i zi n kerj a apoteker
Etiket untuk Obat dalam dibuat menggunakan kertas warna
putih, sedangkan obat l uar menggunakan kertas warna bi ru
Bi asanya ada i ntruksi khusus mi salnya :
1. Obat l uar
2. Kocok dahulu
3. Harus habi s
4. Hanya di gunakan sampai 30 hari setelah botol di buka
FORMAT ETIKET
FORMAT ETIKET
Apotek Ganesa Farma
Jl ganesa no.10 bandung
N. Ama Anda S.Si Apt
SP : 107/KP/01.01/2006#
Logo
farmasi
#001222
13 Feb 2007
Nn Melinda
Sehari tiga kali dua sendok teh
Amoksicilin 125 mg/5 ml
Dr. Radol
Siswa
Exp : 20/2/2007
FORMAT ETIKET
Apotek Ganesa Farma
Jl ganesa no.10 bandung
N. Ama Anda S.Si Apt
SP : 107/KP/01.01/2006#
Logo
farmasi
#001222
13 Feb 2007
Nn Melinda
Sehari tiga kali dua tetes ditelinga
kiri
kloramfenikol 3%
Dr. Radol
Siswa
Exp : 20/2/2007
S E M O G A B E R M A N F A A T
Merupakan buku resmi yang ditetapkan secara hukum dan
memuat standari sasi obat- obatan serta persyaratan identitas,
sifat ki mia dan fi sika, kadar, kemurnian, cara pemeriksaan
atau anal i sis, sedi aan farmasi, dan sebagainya
FARMAKOPE
Tata nama
KETENTUAN DALAM FARMAKOPE
Judul monografi memuat nama generik, nama latin, nama indonesia,
nama kimia, nama lazim
Nama latin Nama indonesia Nama lazim Nama
rasional/nama
kimia
Acidium
nicotinicum
Asam nikotinat Niasina Asam piridin-3-
karboksilat
Acidum
ascorbicum
Asam askorbat Vitamin C 3-okso-L-
gulofuranolakton
Acidum
acetylsalycylicum
Asam
asetilsalisilat
Acetosal 2-acetoxybenzoic
acid
Isti l ah kel arutan untuk mel arutkan 1 bagian zat
CONT,,,
term Part of solvent required for
one part of solute
Very soluble Less than 1 part
Freely soluble 1 10 parts
Soluble 10 - 30 parts
Sparingly soluble 30 - 100 parts
Slightly soluble 100 - 1000 parts
Very slightly soluble 1000 - 10000 parts
Practically insoluble or
insoluble
More than 10000 parts
Persen
1. % b/b menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan
atau campuran (biasanya untuk campuran padat atau
setengah padat)
2. % b/v menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan
(ai r atau l ai nnya)
3. % v/v menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan
(bi asanya untuk l arutan cai ran di dalam cai ran)
CONT,,,,
CONT,,,
Volume sendok (FI
Ed III)
Sendok kecil bervolume 5 ml,
Sendok besar bervolume 15 ml
Farmakope
Belanda
Sendok teh (C.th) volumenya 3 ml
Sendok bubur (c.p) volumenya 8 ml
Sendok makan (c) volumenya 15 ml
OBAT TIDAK TERCAMPURKAN (OTT)
Campuran antara senyawa kimia yang
satu dengan yang lain dapat
menyebabkan terjadinya reaksi kimia
Hal ini terjadi karena
pengaruh :
1. Pengaruh kimia
2. Pengaruh fisika
3. Pengaruh farmakologi
Terbentuk hasil reaksi yang
bersifat toksik
Atau terjadi kerja tambahan yang
tidak diinginkan
OTT pengaruh fi si ka terj adi karena
1. Terbentuknya titik eutetikum, mi sal nya ada zat yang
di campur ti tik lelehnya menurun sehi ngga serbuk jadi
lembab (ti tik leleh yang terjadi lebih rendah dari ti tik leleh
masi ng- masi ng zat tersebut disebut ti tik eutetikum.
Contohnya champora dengan menthol yang bila di campur
akan mengakibatkan ti tik eutetikum, sehi ngga serbuk yang
di buat menj adi l embab.
2. Hi groskopis
3. Kri stal dan amorf
4. Sol vat dan hi drat
5. Pol i morfisme

OBAT TAK TERCAMPURKAN
OTT secara farmakologi
Yaitu dua zat yang aktivi tas farmakol ogi nya sali ng bertolak
bel akang, mi salnya :
1. Lumi nal (depresan) x cof fei n (sti mulan)
2. Loperamid (anti diare) x bi sakodil (l aksans)
3. Anti hipertensi x anti hipotensi
CONT,,,
OTT mi krobiologi
1. Antara zat aktif dal am formul a dengan mi kroba dari l uar
2. Antar zat tambahan dengan mi kroba dari l uar

CONT,,,
Hal ini diatasi dengan penambahan pengawet dan
cara kerja aseptis
OTT terj adi reaksi ki mia
1. Campurannya menj adi racun, mi sal nya :
Kal omel + i odi um sublimat
Asetosal + anti pi rin ki natoksin (ti dak berefek
anti malaria bahkan beracun)
2. Campurannya meni mbul kan l edakan, mi salnya :
Bahan pengoksida dengan bahan yang mudah di oksidasika (K-
kl orat + sul fur)
3. Terjadi perubahan warna, mi salnya
Anti pi rin + ni tri t hi jau
Ami lum + Iodi n bi ru
CONT,,,

Anda mungkin juga menyukai