UNDANG OBAT Bahan atau campuran bahan yang di gunakan : 1. Dalam pengobatan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelai nan fisik atau gejala- gejalanya pada manusia atau hewan 2. Dalam pemul ihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organi k pada manusia atau hewan DEFENISI OBAT Berdasarkan Jeni snya : 1. Obat bebas dan obat bebas terbatas 2. Obat keras 3. Obat psi kotropika dan narkotika PENGGOLONGAN OBAT Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter ( di sebut OTC = over the counter) dan di jual secara bebas karena aman untuk pengobatan sendi ri , biasanya digunakan untuk pengobatan penyakit ringan mi salnya diare. Obat bebas di tandai dengan li ngkaran hijau bergaris tepi hi tam Obat bebas terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas Obat bebas terbatas (dulu di sebut daf tar W = Waarschuwing = peri ngatan), obat- obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli diapotek, tanpa resep dokter, memakai tanda li ngkaran bi ru bergaris tepi hi tam. Contohnya obat anti mabuk (anti mo), anti fl u (noza) Pada kemasan obat ini biasanya tertera peri ngatan yang bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hi tam, dengan tul i san sebagai beri kut :
1. P. No 1 : Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya 2. P.No 2 : Awas Obat Keras. Hanya untuk obat kumur, jangan ditelan 3. P.No 3 : Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan 4. P.No.4 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar 5. P.No.5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan 6. P.No.6 : Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan Dalam menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas, hal-hal yang harus diperhatikan Memiliki izin edar Mencantumkan nomor registrasi dari BPOM, DEPKES Kondisi obat masih baik atau sudah rusak Perhatikan tanggal kadaluarsa (masa berlaku obat) Baca keterangan yang tercantum dalam kemasan obat/brosur obat yang berisi tentang indikasi Perhatikan : kontraindikasi, efek samping, dosis, cara penyimpanan obat, dan informasi tentang interaksi obat Obat keras (dulu disebut obat daf tar G = gevaarlijk = berbahaya) yai tu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter, memakai tanda li ngkaran merah bergaris tepi hitam dengan tuli san huruf K di dalamnya Menurut Kepmenkes RI No 633/ph/62/b tentang penetapan obat keras OBAT KERAS Semua yang pada kemasan luarnya disebutkan bahwa obat-obat tersebut hanya boleh diserahkan dengan resep dokter Semua obat yang digunakan secara parenteeral Semua obat baru, terkecuali ada pernyataan dari DEPKES
Psikotropika merupakan zat/obat yang dapat menurunkan aktivi tas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelai nan perilaku. Serta akan menimbulkan halusi nasi (mengkhayal ), i lusi , gangguan cara berpiki r, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik si sntesis maupun semi si ntesis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukannya kedalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa saki t, rangsangan semangat halusi nasi atau timbul nya khayalan- khayalan yang meyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya. PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA Alkal oid kokai n dan turunanya kokai n diperoleh dari tanaman coca, berasal dari Erithroxylon cocca (fami li eri throxylaceae) Cannabi s (ganja) berasal dari cannabis indicae (famili canabi ceae). Selai n daun dan biji juga biasanya di pakai bahan ol ahannya seperti getahnya. Gol ongan Papaver samniverum (candu) diperoleh dari getah, buah yang dilukai atau diperoleh dari alkal oid ganja, menggunakan proses isolasi , mi sal nya : alkal oid morfi n, codei n, tebai n. Papaveri n bukan narkotika (obat saki t perut) karena ti dak bersi fat adi ktif Zat zat sintesi s, seperti morfi n, petidi n HCl , methadone HCl , dextromorami d tartat MACAM-MACAM NARKOTIKA Berdasarkan mekanisme kerjanya 1. Obat yang bekerja terhadap penyebab penyaki t, misal nya penyakit karena bakteri atau mi kroba, contoh : anti biotik 2. Obat yang bekerja berdasarkan keadaan patol ogi s dari penyakit, contoh : serum, vaksin 3. Obat yang menghilangkan gejala penyakit = symptomatic, mi sal gej al a penyaki t nyeri , cth : anal getik, anti pi retik 4. Obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah fungsi - fungsi zat yang kurang, contoh vi tamin, hormon 5. Pemberian placebo, adalah pemberian sedi aan obat yang tanpa zat berkhasiat untuk orang-orang yang sakit secara psi kis, contoh : aqua proi nj ection PENGGOLONGAN OBAT Obat di bagi dua gol ongan : 1. Obat dalam, mi sal nya obat- obat peroral . Cth : antibi otik, acethaminophen 2. Obat topikal , untuk pemakai an luar badan. Cth : sulfur, anti biotik Berdasarkan efek yang di ti mbul kannya 1. Si stemik : masuk kedalam sistem peredaran darah, di berikan secara oral 2. Lokal : pada tempat-tempat tertentu yang di i ngi nkan, misal pada kul i t, hi dung, tel i nga, mata BERDASARKAN TEMPAT ATAU LOKASI PEMAKAIAN Berdasarkan cara pemberian 1. Oral : obat yang diberikan atau dimasukan lewat mulut. Contoh : serbuk, kapsul, tabl et, si rup 2. Perektal : obat yang diberikan atau dimasukan lewat rektum, contoh supositoria, 3. Subli ngual : dari bawah l idah, kemudian melalui selaput lendi r dan masuk kepembuluh darah, efeknya lebih cepat. Bi asanya untuk penedrita hi pertensi . 4. Parenteral : obat suntik melalui kuli t masuk kedarah. Ada yang diberikan secara intravena, i ntramuscullar, i ntrakardial dan subkutan 5. Langsung ke organ : i ntrakardial 6. Mel alui perut : i ntraperitonial PENGGOLONGAN OBAT Berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya, ada 2 yai tu
1. Alamiah yai tu berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mi neral atau dari manusia a) Jamur menghasi lkan anti biotik b) Di gi talis mengandung gl i kosida j antung c) Ki na mengandung ki ni din d) Kel apa menghasilkan zat tambahan seperti ol eum cocos e) Kacang tanah menghasilkan ol eum arachidi s PENGGOLONGAN OBAT Dari hewan a) Pl asenta b) Otak menghasilkan seerum untuk rabi es c) Kolagen, squalen dan levertan yang menghasilkan oleum l ecori s asel i Dari mi neral, contoh : a) Vaselin dan parafin untuk pembuatan sal ep b) Tal cum/silikat, untuk serbuk tabur Dari manusia , biasanya zat-zat yang berhubungan dengan pembekuan darah, contohnya plasma, albumi n, fibri nogen dan darah (sebagai tranfusi) CONT,,,, 2. Obat si ntetik (bi osinteti k) Bila dibandi ngkan, obat yang diperoleh dengan cara alamiah kurang praktis, hasil sediki t dan kurang murni . Sedangkan cara si ntetik memberi hasil sebaliknya yai tu hasilnya banyak dan lebih murni . Cara si ntetik menggunakan reaksi kimia organik, mi sal nya gandapura (metil sali silat) yang merupakan hasil reaksi dari metanol + asam sal i silat PENGGOLONGAN OBAT PENGGOLONGAN OBAT Obat Generik merupakan obat dengan nama generik, nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (international non propietery names) dari WHO (World Health Organization) untuk zat khasiat yang dikandungnya. Nama generik ini ditempatkan sebagai judul dari monografi sediaan-sediaan obat yang mengandung nama generik tersebut sebagai zat tunggal (misal : Amoxicillin, Metformin) Obat nama dagang merupakan nama sediaan obat yang diberikan oleh pabriknya dan terdaftar di departemen kesehatan suatu negara, disebut juga sebagai merek terdaftar. Dari satu nama generik dapat diproduksi berbagai macam sediaan obat dengan nama dagang yang berlainan Misal : Pehamoxil, Amoxan (amoxicillin) Jamu (Emperical based herbal medicine) PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL Merupakan obat tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional Obat Herbal Terstandar (sci entific based herbal) PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL Merupakan obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, hewan maupun mineral ditunjang dengan pembuktian ilmiah/penelitian pre-klinik : standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional higienis, uji toksisitas akut ataupun kronis Fi tofarmaka (Cl i nical based herbal medi ci ne)
PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL Bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandard, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. T E R I M A K A S I H
SEMOGA BERMANFAAT Kerja suatu obat merupakan hasil dari banyak sekali proses dan masi ng- masing proses i ni sangat rumi t, Umumnya hal i ni di dasari ol eh suatu rangkaian reaksi yai tu : 1. Fase farmaseutika 2. Fase farmakokinetika 3. Fase farmakodinamika ASPEK FARMAKOLOGI Bentuk sediaan dan bahan pembantu yang dihasilkan Jenis dan tempat pemberian Absorbsi dan kecepatan absorbsi Distribusi dalam organisme Ikatan dan lokalisasi dalam jaringan Biotransformasi Ekskresi dan kecepatan ekskresi Faktor lain yang mempengaruhi kerja obat Obat dlm bentuk sediaan Obat dlm bentuk partikel Obat dlm bentuk larutan Obat obat Bebas terikat reseptor respon Tissue hati metabolisme absorbsi BIOFARMASI FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK distribusi Pemakai an secara parenteral
TEMPAT DAN CARA PEMAKAIAN OBAT o Dosisnya bisa diatur secara tepat dan ketersediaan hayati umumnya sebesar 100% o Bahan obat mencapai tempat kerja dengan sangat cepat o Pad pemberian secara intravena harus memperhatikan tonisitas dan isohidri dari larutan Hanya bisa dipakai pada keadaan darurat, serta pembiusan Pemakai annya l ebi h mudah Di hi ndari untuk obat yang sukar di absorbsi mel alui sal uran cerna dan mengi ri tasi mukosa l ambung Bi asanya di buat obat yang di salut bi ar tahan terhadap cai ran l ambung PEMAKAIAN ORAL Terbatas pada kasus-kasus yang tidak mutlak diperlukan kadar dalam darah tertentu dan juga ti dak terdapat keadaan darurat. Hal i ni di sebabkan oleh peneri maan dan absorbsi sangat berbeda dan kebanyakan j uga sangat rendah PEMAKAIAN OBAT SECARA REKTAL Fase Absorbsi, merupakan pengambilan obat dari permukaan tubuh (di si ni termasuk j uga mukosa sal uran cerna) Mekanisme absorbsi PROSES YANG DIALAMI OBAT SEBELUM SAMPAI DITEMPAT AKSI (SITE OF ACTION) 1. Difusi 2. Difusi terfasilitasi (melalui pembawa) 3. Transport aktif 4. Pinositosis
Si fat fi si kokimia bahan obat, terutama si fat stereokimi a dan kel arutannya Besar parti kel Bentuk sediaan obat Dosi s Rute pemberi an dan tempat pemberian Waktu kontak dengan permukaan absorbsi Besarnya l uas permukaan yang mengabsorbsi ABSORBSI OBAT Aksi yang cepat Ti dak mengalami fi rst pass ef fect Ti dak memi liki rasa, bi asnya untuk dosi s yang kecil karena l uas permukaan absorbsinya keci l
ABSORBSI MELALUI RUTE BUKAL DAN SUBLINGUAL Pal ing mudah da seri ng di gunakan karena al asan kepraktisan Absorbsi nya sangat dipengaruhi oleh pH lambung, sifat asam dan basa dari zat akti f obat yang di serap oleh tubuh adalah obat dalam bentuk tak teri on atau yang bersifat l i pofil
ABSORBSI MELALUI RUTE ORAL Pada pemakaian mel alui rektum efek metabolisme ol eh hati dapat di hi ndari, karena obat yang di absorbsi mel ewati vena cava i nferi or dan ti dak mel alui vena porta
ABSORBSI PEMAKAIAN MELALUI REKTUM Absorbsi pemakai an melalui hidung, mukosa hidung yang memiliki sifat absorbsi yang baik seperti mukosa mulut, cocok untuk pemakaian obat menurunkan pembengkakan mukosa secara topi kal mi salnya pada ri ni tis ABSORBSI MELALUI MUKOSA Struktur kornea terdiri dari 1. Epi tel (bersifat l i pofi lik) 2. Stroma (bersi fat hi drofilik) 3. Epi tel endotelium (l i pofilik)
ABSORBSI PEMAKAIAN PADA MATA Sehingga obat yang bersifat lipofilik dan hidrofilik yang dapat menembus kornea mata Absorbsi melalui paru-paru ialah terutama terjadi pada zat dalam bentuk gas. Paru-paru dengan luas permukaan alveolarnya yang besar (70- 100m 2 ) mampu juga mengabsorbsi cai ran dan zat padat. Aerosol berfungsi terutama untuk terapi l okal dalam daerah saluran pernapasan, mi salnya pengobatan asma broncus ABSORBSI MELALUI PARU-PARU Kemampuan absorbsi obat melalui kul it utuh lebih rendah di bandingkan absorbsi mel alui mukosa Stratum corneum merupakan sawar absorbsi dan sekaligus tandon absorbsi Sejumlah faktor dapat mempengaruhi absorbsi diantaranya, kuli t yang meradang atau mengalami luka terbuka absorbsi obatnya j auh l ebih ti nggi Untuk obat glukokortikoid kuat yg dii ndikasikan untuk mencegah eksim pada anak-anak seharusnya tidak di gunakan. ABSORBSI PEMAKAIAN PADA KULIT Setelah zat akti f mencapai pembuluh darah, obat akan dial irkan atau di distribusi kedalam si stem si rkulasi . Adanya perbedaan konsentrasi darah dengan jari ngan, bahan aktif obat akan meni nggalkan pembuluh darah dan terdi stribusi menuj u j ari ngan Penetrasi dari pembuluh darah kedalam jari ngan dipengaruhi beberapa hal antara lai n : ukuran molekul , ikatan obat pada protei n plasma dan protei n jari ngan, kel arutan dan si fat kimia zat akti f FASE DISTRIBUSI Faktor yang mempengaruhi di stri busi 1. Kelarutan, obat yang larut dilemak cenderung tertahan dijari ngan yang banyak mengandung lemak, sebaliknya zat hidrofil pali ng banyak ditemukan dalam ekstrasel (yang bersifat hi drofil) 2. Di stribusi obat ditentukan oleh pasokan darah, organ yang mempunyai banyak kapiler akan mengambil obat dalam jumlah yang lebih besar dibandi ngkan organ yang pasokan darahnya kurang.
CONT,,, Pengaruh l i ntas pertama (fi rst pass ef fect) Sebel um obat- obat yang diabsorbsi dari mukosa lambung atau mukosa atau mukosa usus halus untuk siap diabsorbsi masuk ke si stem si rkulasi atau oragan lai nnya misalnya jantung atau si rkulasi paru-paru serta si rkulasi tubuh terlebih dahulu akan melewati hati dan di sini obat akan diubah atau dimetaboli sme yang dikenal dengan istilah pengaruh li ntas pertama (firstpass ef fect). FASE METABOLISME Bi otransformasi 1. Merupakan proses perubahan struktur ki mia obat yang terjadi didalam tubuh dan dikatali s oleh enzim. Molekul obat diubah menjadi lebih polar arti nya lebih mudah larut dalam ai r dan kurang larut dalam lemak sehi ngga lebih mudah di ekskresi mel alui gi nj al . 2. Merubah obat menjadi bentuk i naktifnya, sehi ngga i ni sangat mempengaruhi dal am akhir kerja obat 3. Tetapi ada hasil metaboli t obatnya menjadi : sama aktif, l ebih akti f dan l ebih toksi k. CONT,,, Organ ekskresi terpenti ng adalah gi njal . Kecepatan dan besarnya ekskresi melalui gi njal di tentukan oleh filtrasi gl omerulus, reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus. Pada filtrasi gl omerulus, sifat kelarutan obat tidak berpengaruh, untuk senyawa yang larut dilemak dan larut ai r akan di fi ltrasi sama bai knya Yang berpengaruh pada laju filtrasi adalah kenaikan tekanan darah dalam kapiler glomerulus, peni ngkatan luas permukaan fil trasi , berkurangnya juml ah protei n plasma sehi ngga ikatan protein dengan bahan obat berkurang. FASE EKSKRESI SEMOGA BERMANFAAT RESEP Merupakan permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker-apoteker pengelola apotek, untuk membuat, menyediakan dan menyerahkan obat-obat yang tertulis di dalamnya kepada pasien yang bersangkutan. Ada komunikasi antara dokter dengan apoteker dalam memberi suatu pelayanan farmasi Nama dan al amat dokter penulis resep, no i zi n prkateknya Tanggal pebulisan resep Ada awalan R/, merupakan si ngkatan dari bahasa lati n recipe yang arti nya ambilah Nama dan juml ah bahan obat yang harus diserahkan kepada pasi en, bentuk sedi aan yang di kehendaki, Cara pemakaian obat yang bersangkutan Tanda tangan atau paraf dari dokter penul is resep Nama dan al amat pasi en, umur pasi en, j eni s kel amin DALAM RESEP YANG LENGKAP HARUS MENGANDUNG Resep menggunakan bahasa latin Bahasa yang mati, tidak akan berubah Dimengerti oleh seluruh dunia Tidak dipahami oleh pasien, sehingga tidak disalah gunakan Formula precompound JENIS RESEP Obat atau campuran obat (obat kombinasi) yang dibuat oleh pabrik atau bernama paten/dagang dalam bentuk obat jadi dan tercantum dalam farmakope yang berlaku Magistrales atau compounded (Extemporaneus) CONT,,, Penulisan obat yang ditentukan oleh dokter dengan menetapkan dosis pakai satu kali atau sehari pakai, lamanya hari pemberian dan jumlah obat masing-masing selama pengobtan Membaca dan menerj amahkan resep Mengeval uasi resep dal am hal dosi s obat yang di beri kan, keamanan obat yan di beri kan, ketepatan pemakai an Menghi tung bahan / komponen yang di perl ukan dal am resep Menggunakan pakai an yang sesuai dan member si hkan tangan Menyi apkan peral atan yang di butuhkan dan area yang akan di gunakan untuk membuat sedi aan Meni mbang semua bahan dengan akurat Menggunakan tehni k meraci k/pembuatan sedi aan yang sesuai untuk menghasi l kan sedi aan akhi r yang bai k Memeri ksa kual i tas produk yang di hasi l kan Mengi si buku l og pembuatan sedi aan Menyerahkan sedi aan kepada pasi en dan memberi kan i nformasi yang perl u mengenai i nstruksi pemakai an ( memberi kan counsel l i ng) PENANGANAN RESEP TATA BAHASA RESEP R/ Acidi salisilici 2 (recipe acidi salicili gramata dua) = ambil 2 gram asam salisilat
Sebagai penutup resep terdiri dari tiga imperativ, yaitu : Misce (m) = Campurlah Da (d) = Berilah yang dimaksud dan serhkan Signa (S) = Catatlah yang dimaksud Ci to. Di sp Ci to di spensetur / hendaknya di buat segera P. I. M peri culum i n mora / berbahaya bi l a di tunda Stat stati m / cepat kerj akan Urg urgens / penti ng ARTI DAN ISTILAH-ISTILAH RESEP Menurut Van der Wi elen, bagi an resep terbagi menj adi :
KERANGKA DAN BAGIAN BAGIAN DARI RESEP INSCRIPTIO 1. Nama, alamat, dan telepon dokter 2. Tempat dan tanggal penulisan 3. Simbol R/ PRAESCRIPTIO 1. Nama bahan/obat dan kwantitasnya 2. Bentuk sediaan yang diminta 3. jumlahnya Signature Petunjuk/cara pakai obat SUBSCRIPTIO 1. Paraf dan tanda tangan dokter 2. Nama, umur dan alamat pasien FARMASIANI. Ahli Penyakit Kulit Jl.Ir. H. Juanda No. 4 Bandung Tlpn. : ............ SIP : ............... Bandung : ...........2014 R/ Acidy Salicylici 3% Hidrocortisoni 2% Vas Flavum q.s Praescriptio m.f Ungt 20 S 2 d d. applic Pro : Ani Umur : 16 thn Alamat : ........... Paraf Tanda tanga Nama dan al amat apotek Nama dan SIK (surat i j i n kerja) apoteker pengelola apotek Tanda det (sudah di berikan)/Nedet (bel um di serahkan Nama dokter yang menul is resep Tanggal dan nomor resep SALINAN RESEP Resep dapat diserahkan dalam bentuk salinan resep, yang mencantumkan : Det atau Detur untuk obat yang sudah di serahkan Det 15 tel ah di serahkan sebanyak 15 tab/kapsul Det 1 tel ah di serahkan sebanyak 1 kal i Nedet atau nedetur obat yang bel um di serahkan CONT,,, Istilah dan tanda-tanda ini dicantumkan terakhir pada garis penutup dibagian kanan sediaan obat Ada tulisan Iter atau i teratur yang arti nya diulang dibagian atas sediaan obat, mi salnya : 1. Iter 1X dan det 1X pada sebelah kanan penutup bagian obat maka arti nya obat bisa diambil ulang satu kali l agi dengan sali nan resep pertama, maka obat dapat diberikan sebanyak dua kali pengambilan, pertama dengan resep asli dan kedua dengan sal i nan resep yang pertama 2. Iter 2X dan det 2X arti nya obat dapat diambil ulang sebanyak 2 kali lagi dengan menggunakan sali nan resep pertama dan sal i nan resep kedua SALINAN RESEP YANG DAPAT DIAMBIL ULANG Apotek hanya boleh menyerahkan obat narkotika berdasarkan resep dokter, dokter gi gi, dan dokter hewan Apotek tidak boleh menyerahkan obat narkotika berdasarkan sal i nan resep yang asl i , yang resep asl i nya ti dak ada di apotek Apotek harus melaporkan semua pemasukan, pengurangan, dan pemakaian obat- obat narkoti ka di apoteknya seti ap bul an Obat- obat narkotika di simpan terpi sah pada tempat yang terkunci /sesuai dengan ketentuan dan kunci nya disimpan ol eh apoteker Resep yang mengandung obat narkotika harus menanyakan al amat pasi en Resep tersebut harus dipi sahkan dari resep lai n dan nama obatnya harus di beri garis merah UNTUK OBAT NARKOTIK PEMERINTAH MEMBUAT SUATU PERATURAN Pembubuhan tanda tangan atau paraf apoteker pengel ola apotek
Tanda tangan dicantumkan dibagian bawah salinan resep yang tertera tanda p.c.c (pro copi conform) sesuai dengan aslinya No referensi resep : berguna untuk menelusuri sediaan yang dibuat jika dibutuhkan pengecekan terhadap resep yang di terima Tanggal pembuatan sedi aan Nama pasien, sebutan Tn, Ny, anak atau bayi dapat ditul iskan untuk mencegah tertukarnya sedi aan Cara penggunaan sedi aan Nama dan kekuatan obat dari suatu sediaan atau zat aktif dal am resep Nama dokter yang menul is resep Nama, i ni si al atau kode staf yang membuat sedi aan Tanggal kadaluarsa sediaan ETIKET RESEP Tuli skan bentuk sediaan yang akan digunakan dengan l engkap contoh : mi num satu tablet setiap hari bukan mi num satu seti ap hari Gunakan kata- kata dari pada angka Contoh : mi num satu tabl et setiap hari bukan mi num 1 seti ap hari Jika diperlukan untuk menuli s angka, maka angka hanya dapat digunakan untuk volum dosi s dan tidak untuk frekuensi pemakai an Contoh : 5 ml sehari ti ga kal i bukan 5 ml 3 kal i sehari PANDUAN TAMBAHAN DALAM MEMBUAT ETIKET Tuli skan cara penggunaan sediaan dalam satuan yang lebih dimengerti pasien atau kemungki nan pasien lebih mudah menakarnya contoh : mi num dua sendok teh setiap enam jam daripada mi num 10 ml setiap enam jam kecuali bila pada beberapa kasus diperlukan pengukuran yang tepat seperti 0, 5 ml pada sediaan tetes untuk bayi . Dalam hal ini sediaan harus dilengkapi dengan alat yang dapat digunakan untuk menakar dengan tepat. Tuli skan cara penggunaan sediaan dengan jelas da spesifik bi l a sediaan ti dak di tujukan untuk penggunaan oral contoh : masukan satu supositoria ke dalam dubur (rektal) seti ap mal am sebel um ti dur CONT,,, Jangan menggunakan si ngkatan ex : sehari dua kali dua kapsul bukan sehari dua kali dua kaps Tuli s dengan lengkap semua obat (zat akti f) yang terkandung dalam sediaan. Basis atau bahan pengi si tidak perlu ditulis dal am eti ket Kadar obat perunit dosi s harus di cantumkan contoh : amoxicilin 250 mg/5 ml CONT,,,, Pada kop etiket tertera nama apotek, nama apoteker, alamat apotek, no surat i zi n apotek, no surat i zi n kerj a apoteker Etiket untuk Obat dalam dibuat menggunakan kertas warna putih, sedangkan obat l uar menggunakan kertas warna bi ru Bi asanya ada i ntruksi khusus mi salnya : 1. Obat l uar 2. Kocok dahulu 3. Harus habi s 4. Hanya di gunakan sampai 30 hari setelah botol di buka FORMAT ETIKET FORMAT ETIKET Apotek Ganesa Farma Jl ganesa no.10 bandung N. Ama Anda S.Si Apt SP : 107/KP/01.01/2006# Logo farmasi #001222 13 Feb 2007 Nn Melinda Sehari tiga kali dua sendok teh Amoksicilin 125 mg/5 ml Dr. Radol Siswa Exp : 20/2/2007 FORMAT ETIKET Apotek Ganesa Farma Jl ganesa no.10 bandung N. Ama Anda S.Si Apt SP : 107/KP/01.01/2006# Logo farmasi #001222 13 Feb 2007 Nn Melinda Sehari tiga kali dua tetes ditelinga kiri kloramfenikol 3% Dr. Radol Siswa Exp : 20/2/2007 S E M O G A B E R M A N F A A T Merupakan buku resmi yang ditetapkan secara hukum dan memuat standari sasi obat- obatan serta persyaratan identitas, sifat ki mia dan fi sika, kadar, kemurnian, cara pemeriksaan atau anal i sis, sedi aan farmasi, dan sebagainya FARMAKOPE Tata nama KETENTUAN DALAM FARMAKOPE Judul monografi memuat nama generik, nama latin, nama indonesia, nama kimia, nama lazim Nama latin Nama indonesia Nama lazim Nama rasional/nama kimia Acidium nicotinicum Asam nikotinat Niasina Asam piridin-3- karboksilat Acidum ascorbicum Asam askorbat Vitamin C 3-okso-L- gulofuranolakton Acidum acetylsalycylicum Asam asetilsalisilat Acetosal 2-acetoxybenzoic acid Isti l ah kel arutan untuk mel arutkan 1 bagian zat CONT,,, term Part of solvent required for one part of solute Very soluble Less than 1 part Freely soluble 1 10 parts Soluble 10 - 30 parts Sparingly soluble 30 - 100 parts Slightly soluble 100 - 1000 parts Very slightly soluble 1000 - 10000 parts Practically insoluble or insoluble More than 10000 parts Persen 1. % b/b menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran (biasanya untuk campuran padat atau setengah padat) 2. % b/v menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan (ai r atau l ai nnya) 3. % v/v menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan (bi asanya untuk l arutan cai ran di dalam cai ran) CONT,,,, CONT,,, Volume sendok (FI Ed III) Sendok kecil bervolume 5 ml, Sendok besar bervolume 15 ml Farmakope Belanda Sendok teh (C.th) volumenya 3 ml Sendok bubur (c.p) volumenya 8 ml Sendok makan (c) volumenya 15 ml OBAT TIDAK TERCAMPURKAN (OTT) Campuran antara senyawa kimia yang satu dengan yang lain dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia Hal ini terjadi karena pengaruh : 1. Pengaruh kimia 2. Pengaruh fisika 3. Pengaruh farmakologi Terbentuk hasil reaksi yang bersifat toksik Atau terjadi kerja tambahan yang tidak diinginkan OTT pengaruh fi si ka terj adi karena 1. Terbentuknya titik eutetikum, mi sal nya ada zat yang di campur ti tik lelehnya menurun sehi ngga serbuk jadi lembab (ti tik leleh yang terjadi lebih rendah dari ti tik leleh masi ng- masi ng zat tersebut disebut ti tik eutetikum. Contohnya champora dengan menthol yang bila di campur akan mengakibatkan ti tik eutetikum, sehi ngga serbuk yang di buat menj adi l embab. 2. Hi groskopis 3. Kri stal dan amorf 4. Sol vat dan hi drat 5. Pol i morfisme
OBAT TAK TERCAMPURKAN OTT secara farmakologi Yaitu dua zat yang aktivi tas farmakol ogi nya sali ng bertolak bel akang, mi salnya : 1. Lumi nal (depresan) x cof fei n (sti mulan) 2. Loperamid (anti diare) x bi sakodil (l aksans) 3. Anti hipertensi x anti hipotensi CONT,,, OTT mi krobiologi 1. Antara zat aktif dal am formul a dengan mi kroba dari l uar 2. Antar zat tambahan dengan mi kroba dari l uar
CONT,,, Hal ini diatasi dengan penambahan pengawet dan cara kerja aseptis OTT terj adi reaksi ki mia 1. Campurannya menj adi racun, mi sal nya : Kal omel + i odi um sublimat Asetosal + anti pi rin ki natoksin (ti dak berefek anti malaria bahkan beracun) 2. Campurannya meni mbul kan l edakan, mi salnya : Bahan pengoksida dengan bahan yang mudah di oksidasika (K- kl orat + sul fur) 3. Terjadi perubahan warna, mi salnya Anti pi rin + ni tri t hi jau Ami lum + Iodi n bi ru CONT,,,