Anda di halaman 1dari 21

Tugas kewarganegaraan

GEOSTRATEGI INDONESIA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : AHMAD EFFENDI
NIM : 821413113
KELAS : C S1 FARMASI






JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2014

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Analisis dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL)
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL
ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup
di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia
adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup"
yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal.
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan
pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah
satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan
hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan
untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau
kegiatan.
Penilaian dokumen AMDAL dilakukan oleh Komisi Penilaian AMDAL Pusat
yang berkedudukan di BAPEDAL untuk menilai dokumen AMDAL dari usaha
dan/atau kegiatan yang bersifat strategis, lokasinya melebihi satu propinsi, berada di
wilayah sengketa, berada di ruang lautan, dan/ atau lokasinya dilintas batas negara RI
dengan negara lain.
Penilaian dokumen AMDAL dilakukan untuk beberapa dokumen dan meliputi
penilaian terhadap kelengkapan administrasi dan isi dokumen. Dokumen yang di nilai
adalah meliputi:
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL)
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Ringkasan eksekutif
Kerangka acuan (KA) berisi tentang hokum membuat kerangka batang tubuh yang
akan dijadikan amdal. Kerangka Acuan (KA), meliputi:
1.Kelengkapan administrasi
2.Isi dokumen, yang terdiri dari:
a.Pendahuluan
b.Ruang lingkup studi
c.Metode studi
d.Pelaksanaan studi
e.Daftar pustaka dan lampiran
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai
oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah
rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan
apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dai suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.
Kegunaan AMDAL, yaitu
1. Sebagai bahan bagi perencanaan dan pengelola usaha dan
pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan.
3. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari
rencana usaha dan atau kegiatan.
4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau
kegiatan
5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan
dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
Syarat wajib AMDAL menurut bapeda :
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Intensittas berlangsungnya dampak
3. Bagaimana luas penyebaran dampak
4. Lamanya dampak berlangsung
5. Sifat komulatif dampak
6. Berbalik atau tidaknya dampak
7. Jumlah komponen lingkungan yang terkena dampak
Pembuaan AMDAL dibuat secara model matematis, simulasi, eksperimen, baku
mutu dan penilaian para ahli. Dampak positif AMDAL diantarannya adalah untuk
mengurangi pencemaran dari dampak yang diimbulkan oleh usaha tersebut.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai
AMDAL, pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di
tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propinsi
berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi, dan di
tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan
hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga
masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini.
Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota Komisi
Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan
Bupati/Walikota.
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain
sebagai berikut: kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan,
faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan
hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat
berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena
dampak, dan masyarakat pemerhati.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak
wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86
tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan
upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun
AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.
UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan
keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan.
Beberapa peran AMDAL, yaitu :
1. Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan. Apabila dampak lingkungan
yang telah diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataannya, ini dapat saja
terjadi kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau pemilik
proyeknya sesuai AMDAL.
2. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek. Bagian AMDAL yang diharapkan
oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan
lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek, terutama sumber daya yang
diperlukan proyek tersebut seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam
sekitar.
3. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan dokumen
penting sumber informasi yang detail mengenai keadaan lingkungan pada
waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan lingkungan di masa setelah
proyek dibangun.
Tujuan dan sasaran AMDAL
1. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan
terutama yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup.
2. Mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan
terkena dampak besar dan penting
3. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usahan dan atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
4. Merumuskan RKL dan RPL.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan
hidup. Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usah dan / atau kegiatan
pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien,
meminimumkan dampak negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap
lingkungan hidup. Tanggung jawab pelaksanaan AMDAL
Secara umum yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan
AMDAL adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).

Kegunaan dilaksanakannya Studi ANDAL
Bagi Pemerintah :
1. Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan
dan pengelolaan lingkungan dalam hal pengendalian dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif yang meliputi aspek biofisik, sosial ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat.
2. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan rinci
pada suatu kegiatan Pembangunan.
3. Sebagai pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada suatu
kegiatan Pembangunan.

Bagi Pemrakarsa :
1. Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin timbul di masa yang
akan datang dan cara-cara pencegahan serta penanggulangan sebagai akibat
adanya kegiatan suatu pembangunan.
2. Sebagai pedoman untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
3. Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan untuk kemudian mengetahui kekurangannya.

Bagi Masyarakat
1. Mengurangi kekuatiran tentang perubahan yang akan terjadi atas rencana
kegiatan suatu pembangunan.
2. Memberikan informasi mengenai kegiatan Pembangunan Industri , sehingga
dapat mempersiapkan dan menyesuaikan diri agar dapat terlibat dalam
kegiatan tersebut.
3. Memberi informasi tentang perubahan yang akan terjadi, sehingga masyarakat
dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindarkan dampak negatif.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan
lingkungan.
Pada pelaksanaan studi AMDAL terdapat beberapa komponen dan parameter
lingkungan yang harus dijadikan sebagai sasaran studi, antara lain :
1. Komponen Geo-Fisik-Kimia antra lain : Iklim dan Kualitas Udara, Fisiografi,
Geologi, Ruang, Lahan dan Tanah, Kualitas Air Permukaan,
2. Komponen Biotis antara lain : Flora, Fauna, Biota Sungai, Biota Air Laut
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya antara lain : Sosial Ekonomi , Sosial
Budaya
4. Komponen Kesehatan Masyarakat antara lain Sanitasi Lingkungan dan
Kesehatan Masyarakat


KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial danekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang,
dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry
Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan
adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk
mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia
tidak mampu mendapatjaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang
pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat
yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari
golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini
menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja
terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan
kesehatan itu sendiri.
kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Sasaran kesehatan lingkungan :
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang
berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran,
reaktor/tempat yang bersifat khusus.
Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
1. keadaan air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat
kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu
1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan,
contohnya oksigen dan di dalamnya tidak tercemar oleh zat-zat yang merusak
tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tanah yang baik untuk penanaman suatu tumbuhan,
dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai. Mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor. Mengolah tanah sebagaimana mestinya.
Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong.

Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1) Mengurangi Pemanasan Global. Dengan menanam tumbuhan sebanyak-
banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi
pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-
tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan
atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat
O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk
bernafas.
2) Menjaga Kebersihan Lingkungan. Dengan lingkungan yang sehat maka kita
harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah
lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan sampah.
a) Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
Membersihkan Sampah Organik. Sampah organik adalah sampah yang
dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah
organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah
organik tersebut, contoh sampah organic :
Daun-daun tumbuhan, Ranting-ranting tumbuhan, Akar-akar
tumbuhan
b) Membersihkan Sampah Non Organik. Sampah non organik adalah
sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan
sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan
membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.
Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah
kesehatan masyarakat.
Menurut WHO:
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk.





















Contoh Akibat Dampak Usaha Kegiatan
Contoh dampak dari usaha kegiatan misalnya rumah sakit :
Dampak lingkungan Rumah Sakit mempunyai arti yang luas baik dari segi
dampak/akibat maupun penyebabnya, tetapi dalam mekalah ini yang akan
dibicarakan adalah dampak akibat limbah Rumah Sakit, masalah serta upaya
penanggulangannya.
Pada setiap tempat di mana orang berkumpul akan selalu dihasilkan limbah
dan memerlukan pembuangan, demikian pula Rumah Sakit yang merupakan sarana
pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat menghasilkan
limbah. Secara garis besar ada 3 (tiga) macam limbah Rumah Sakit yaitu limbah
padat (sampah), limbah cair dan limbah klinis
-Sampah- Sampah.
Rumah Sakit dapat dianggap sebagai mata rantai penyebaran penyakit
menular karena sampah menjadi tempat tertimbunnya mikro organisme penyakit dan
sarang serangga serta tikus. Di samping itu kadang-kadang dapat mengandung bahan
kimia beracun dan benda benda tajam yang dapat menimbulkan penyakit atau cidera.
- Limbah Cair
Limbah cair Rumah Sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari
ruangan-ruangan atau unit di Rumah Sakit yang kemungkinan mengandung mikro
organisme, bahan kimia beracun dan radio aktif.
- Limbah klinis
Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan
gizi, "Veteranary", Farmasi atau sejenis serta limbah yang dihasilkan di Rumah Sakit
pada saat dilakukan perawatan/pengobatan atau penelitian. Bentuk limbah klinis
antara lain berupa benda tajam, limbah infeksius, jaringan tubuh, limbah cito toksik.
limbah Farmasi, limbah kimia, limbah radio aktif dan limbahplastik.
Limbah rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Limbah rumah Sakit bisa mengandung
bermacam-macam mikroorganisme bergantung pada jenis rumah sakit, tingkat
pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang. Limbah cair rumah sakit dapat
mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya diukur dan parameter
BOD, COD, TSS, dan lain-lain. Sedangkan limbah padat rumah sakit terdiri atas
sampah mudah membusuk, sampah mudah terbakar, dan lain-lain. Limbah- limbah
tersebut kemungkinan besar mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia
beracun berbahaya yang menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke
lingkungan rumah sakit yang disebabkan oleh teknik pelayanan kesehatan yang
kurang memadai, kesalahan penanganan bahan-bahan terkontaminasi dan peralatan,
serta penyediaan dan pemeliharaan sarana sanitasi yang masib buruk. Pembuangan
limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika dilakukan dengan memilah-
milah limbah ke dalam pelbagai kategori. Untuk masing-masing jenis kategori
diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Prinsip umum pembuangan
limbah rumah sakit adalah sejauh mungkin menghindari resiko kontaminsai dan
trauma (injury). jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi bagian berikut ini :
a. Limbah Klinik
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di
unit-unit resiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko
tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staff rumah sakit. Oleh karena itu perlu
diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. contoh limbah jenis tersebut ialah perban
atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-
jarum dan semprit bekas, kantung urin dan produk darah.
b. Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum
keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
c. Limbah Bukan Klinik
Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang
tidak berkontak dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit,
limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk
mengangkut dan mambuangnya.
d. Limbah Dapur
Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai serangga
seperti kecoa, kutu dan hewan mengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staff
maupun pasien di rumah sakit.
e. Limbah Radioaktif
Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di
rumah sakit, pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik.






















Etika dan Moral Lingkungan Hidup
Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani, yaitu ethos, yang berarti
adat istiadat atau kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup
yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri sendiri atau masyarakat.
Sedangkan moralitas, secara etimologis berasal dari kata latin, yaitu mos, yang juga
berarti adat-istiadat dan kebiasaan. Secara harfiah dapat dikatakan kalau etika dan
moralitas sama-sama berbicara mengenai nilai dan prinsip yang dianut oleh
masyarakat tertentu sebagai pedoman dalam berprilaku baik sebagai manusia.
Etika lingkungan hidup adalah pertimbangan filosofis dan biologis mengenai
hubungan manusia dengan tempat tinggalnya serta dengan semua makhluk non
manusia. Melalui etika lingkungan hidup, manusia sebagai makhluk ekologis dituntut
untuk mempertimbangkan segala aktifitasnya yang berhubungan dengan alam
semesta.
Di samping itu, dalam perspektif etika lingkungan ini manusia harus
memperlakukan alam tidak semata-mata dalam kaitannya dengan kepentingan dan
kebaikan manusia. Etika ini berpijak untuk mengembangkan nilai moralitas manusia
dalam menyikapi benjana banjir dan tanah longsor.
Secara umum ada 3 teori dasar yang membahas mengenai etika lingkungan, yaitu:
Teori Antroposentris, adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia
sebagai pusat dari sistem alam semesta. Menurut teori ini, manusia dan
kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem
dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara
langsung atau tidak langsung. Berdasarkan teori ini nilai tertinggi terletak
pada manusia dan kepentingannya.
Teori Biosentris, adalah teori yang memandang bahwa setiap kehidupan dan
makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga bagi dirinya sendiri. Jadi tidak
hanya manusia yang mempunyai nilai tetapi alam perlu diperlakukan secara
moral, terlepas dari apakah ia bernilai atau tidak bagi manusia.
Teori Ekosentrisme. Teori ini merupakan kelanjutan dari teori biosentris yang
memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun
tidak. Salah satu teori antroposentrisme dikenal dengan Deep ecology, yang
dipopulerkan oleh Arne Naess pada tahun 1973.
Sebagai makhluk hidup yang membutuhkan lingkungan, manusia memiliki
kewajiban untuk menghormati, menghargai dan menjaga nilai-nilai yang terkandung
di dalam lingkungan. Mengapa? Karena manusia itu sendiri adalah bagian yang tidak
bisa dipisahkan dengan lingkungan. Manusia adalah bagian dari lingkungan. Perilaku
positif manusia dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari sedangkan perilaku
negatifnya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Etika manusia terhadap sesuatu adalah kebiasaan hidup yang baik yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Etika berisikan aturan tentang
bagaimana manusia harus hidup yang baik sebagai manusia, perintah dan larangan
tentang baik buruknya perilaku manusia untuk mengungkapkan, menjaga, dan
melestarikan nilai tertentu, yaitu apa yang dianggap baik dan penting. Dengan
demikian etika berisi prinsip-prinsip moral yang harus dijadikan pegangan dalam
menuntun perilaku.
Etika lingkungan hidup memfokuskan tentang perilaku manusia terhadap alam
serta hubungan antara semua kehidupan alam semesta. Etika lingkungan (etika
ekologi) adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami
lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua
unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Prinsip etika lingkungan adalah: semua
bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut
penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika
berasal dari bahasa yunani yaitu Ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan
etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk
berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika Teologi
adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan.
Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan karakter moral
pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup
lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut
lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap
terjaga.
Etika lingkungan dapat dikategorikan kedalam etika pelestarian dan etika
pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan
pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan
dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan
semua mahluk. Etika lingkungan dapat dibedakan menjadi etika lingkungan dangkal
(shallow environmental ethics), etika lingkungan moderat (moderate environmental
ethics) dan etika lingkungan dalam (deep environmental ethics). Di sini hanya akan
dibicarakan yang pertama dan yang ketiga. Karena yang kedua merupakan peralihan
antara yang pertama dabn yang kedua.

Etika Lingkungan Dangkal (Shallow environmental ethics)
Etika lingkungan dangkal merupakan pendekatan terhadap lingkungan yang
menekankan fungsi lingkungan sebagai sarana penyelenggaraan kepentingan manusia
dan bersifat antroposentris. Etika lingkungan dangkal biasa diterapkan pada filsafat
rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik. Dalam hal ini, alam
hanya dipandang sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia.



Pokok-pokok penekanan dalam etika antroposentris adalah sebagai berikut.
Manusia terpisah dari alam.
Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung
jawab manusia.
Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
Norma utama adalah untung rugi.
Mengutamakan rencana jangka pendek.
Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di
negara miskin.
Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
Jenis etika antroposentris.
1. Etika antroposentris yang menekankan segi estetika alam (etika lingkungan
harus dicari pada kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika).
2. Etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi
penerus (mendasarkan etika lingkungan pada perlindungan atau konservasi
alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia).
Tokoh: Eugene Hargrove dan Mark Sagoff.
Etika Lingkungan Dalam (Deep Environmental Ethics)
Dalam pandangan etika ini, alam sesungguhnya memiliki fungsi kehidupan,
patut dihargai dan diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan
ekstensionisme atau preservasi). Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan
manusia dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam
demi kepentingan bersama, kepentingan manusia dan kepentingan alam itu sendiri.
Berikut adalah hal-hal yang ditekankan dalam etika lingkungan.
Manusia adalah bagian dari alam
Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh
manusia, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang
Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan
sewenang-wenang
Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk
Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai
Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati
Menghargai dan memelihara tata alam
Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem
Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif
yaitu sistem mengambil sambil memelihara.
Jenis-jenis etika lingkungan dalam.
1. Etika Neo-Utilitarisme. Etika ini merupakan pengembangan etika utilitarisme
Jeremy Bentham yang dipelopori Pete Singer yang menekankan kebaikan
untuk semua sehingga kebaikan etika lingkungan ditujukan untuk seluruh
mahluk.
2. Etika Zoosentrisme. Etika ini menekankan perjuangan hak-hak binatang
(pembebasan binatang) dengan tokoh Charles Brich. Menurut etika ini,
binatang memiliki hak menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa
senang dan harus dicegah dari penderitaan dan menjadikan rasa
senang/penderitaan binatang sebagai salah satu standar moral.
3. Etika Biosentrisme. Etika ini menekankan kehidupan sebagai standar moral
dengan salah satu tokohnya adalah Kenneth Goodpaster. Hal yang dijadikan
tujuan bukanlah rasa senang atau menderita tetapi kemampuan atau
kepentingan untuk hidup. Dengan menjadikan kepentingan untuk hidup
sebagai standar moral, maka yang dihargai secara moral bukan hanya manusia
dan hewan, melainkan seluruh makhluk hidup yang ada.
4. Etika Ekosentrisme. Etika ekosentrisme menekankan keterkaitan seluruh
organisme dan anorganisme dalam ekosistem. Setiap individu mamiliki
keterkaitan satu sama lain secara mutual dan memandang bumi sebagai suatu
pabrik terintegrasi berisi organsime yang saling membutuhkan, saling
menopang dan saling memerlukan. Kematian dan kehidupan haruslah diterima
secara seimbang. Hukum alam memungkinkan mahluk saling memangsa
diantara semua spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia boleh memakan
unsur-unsur yang ada di alam, seperti binatang maupun tumbuhan. Menurut
salah satu tokohnya, John B. Cobb, etika ekosentrisme mengusahakan
keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan
dalam ekosistem.
5. Hak Asasi Alam. Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi,
namun makhluk hidup membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan
berkembang.Makhluk hidup seperti binatang dan tumbuhan juga mempunyai
hak, meskipun mereka tidak dapat bertindak yang berlandaskan kewajiban.
Mereka ada dan tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka juga
mempunyai hak untuk hidup. Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai
intrinsik yang menyatakan bahwa setiap entitas sebagai anggota komunitas
bumi bernilai. Dengan demikian, pembabatan hutan secara tidak proporsional
dan penggunaan binatang sebagai obyek eksperimen tidak dapat dibenarkan.
Beberapa prinsip yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia
dalam berhadapan dengan alam.
1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature). Hormat terhadap alam
merupakan prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta
seluruhnya. Setiap anggota komunitas ekologis, termasuk manusia,
berkewajiban menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies
serta menjaga keterkaitan dan kesatuan komunitas ekologis.
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature). Manusia
mempunyai tanggung jawab terhadap alam semesta (isi, kesatuan, keberadaan
dan kelestariannya).
3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity). Prinsip solidaritas muncul dari
kenyataan bahwa manusia adalah bagian yang menyatu dari alam semesta
dimana manusia sebagai makhluk hidup memiliki perasaan sepenanggungan
dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For
Nature). Manusia digugah untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan
alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi yang
muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis,
semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak
disakiti, dan dirawat.
5. Prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu,
6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
7. Prinsip keadilan
8. Prinsip demokrasi
9. Prinsip integritas moral

Anda mungkin juga menyukai