Anda di halaman 1dari 18

OFF BOOK

PENYAKIT DM TIPE II+ Neuropati DM


1. Plan
A. Tujuan terapi
1. Menghilangkan keluhan dan tanda DM
2. Menjaga kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal
3. Mengatasi komplikasi diabetes.
4. Mengatasi DRP yang terjadi pada pasien
5. Meningkatkan Kualitas hidup pasien
6. Menurunkan morbiditas dan mortalitas
B. Terapi non-farmakologi
1. Pengaturan Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita DM adalah makanan dengan komposisi
yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%,
sesuai dengan kecukupan gizi baik. Contoh makanan untuk pengaturan diet penderita
DM antara lain seperti: beras merah, sorghum, oats, sayuran-sayuran hijau, kacang-
kacangan. (Anonim, 2005).
Diet untuk penderita hipertensi disarankan untuk diet rendah natrium atau
mengurangi asupan natrium. Natrium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari
100 mEq/hari (2,4 g natrium atau 6 g natrium klorida) (Anonim, 2006)
Diet untuk penderita asam urat adalah memberikan kalori sesuai kebutuhan
tubuh. Sedangkan karbohidrat sebaiknya dari kabohidrat komplek seperti nasi,
singkong, ubi dan roti. Sangat disarankan untuk membatasi konsumsi lemak. Lemak
dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Batasi makanan yang digoreng,
penggunaan margarin, mentega dan santan. Ambang batas lemak yang boleh
dikonsumsi adalah 15 % dari total kalori/hari. Dan juga disarankan untuk banyak
minum air putih, minimal 2.5 liter/hari. Konsumsi cairan yang tinggi dapat
membantu mengeluarkan asam urat melalui urin (Kris, 2014).
Diet untuk penderita GGK harus tetap memberikan energi yang cukup untuk
menunjang aktivitas pasien. Beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam DIET
untuk gagal ginjal kronis adalah hindari asupan garam berlebih, baik garam meja
maupun makanan makanan yang diasinkan atau berpengawet, seperti: ikanasin,
telurasin, daging asap, sosis, kornet, makanan cepat saji, french fries, kripik kentang,
dll. Selalu pilih daging segar: ikan atau ayam. Batasi konsumsi daging merah (sapi,
kambing, babi atau pun domba). Alternatif lain pengganti protein hewani: kacang
kacangan, cottage cheese atau pun selai kacang. Pilih buah/sayuran yang rendah
potassium, seperti: apel, blueberry, cranberry, pir, anggur, mangga, nenas, semangka,
asparagus, wortel (rebus), kembangkol, seledri, timun, jagung, selada bokor, bawang,
edamame/kedelai (rebus), paprika. Hindari minuman bersoda atau bir yang
meningkatkan kadar fosfor dalam darah (Anonim,2013).
2. Olahraga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah
tetap normal. Beberapa contoh olahraga yang disarankan, antara lain: jalan atau lari
pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olah raga aerobic ini paling tidak
dilakukan selama 30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan
diakhiri pendinginan antara 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan
meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan
penggunaan glukosa (Depkes RI, 2005).

3. Dialisis (Cucidarah)
Dialisis disarankan karena terdapat kerusakan pada ginjal pasien. Dialisis
merupakan proses pembersihan limbah dari darah sebagai pengganti fungsi ginjal.
Terdapat dua jenis dialisis yang digunakan yaitu Hemodialysis (HD) dan Peritoneal
Dialysis (PD). Pemilihan PD atau HD biasanya didasarkan pada keinginan pasien.
Kedua metode dialysis sama-sama efektif, Namun ada beberapa situasi di mana suatu
jenis dialysis dianjurkan. Misalnya, dialisis peritoneal biasanya dianjurkan untuk:
anak-anak yang berusia dua taun ke atas, kerja atau fungsi ginjal terbatas, tidak
memiliki penyakit jantung atau kanker. Sedangkan Hemodialisis biasanya dianjurkan
untuk pasien yang tidak mampu untuk menjalankan dialysis peritoneal, seperti orang-
orang yang: tunanetra, memiliki demensia, keadaan kesehatannya sangat buruk.
Untuk pasien yang memilih hemodialisa terdapat kelebihan yaitu proses
dialysis dapat dilakukan tiga kali dalam seminggu. Proses hemodialysis biasanya
menggunakan mesin dialysis sekitar empat jam. Oleh karena itu, pasien diwajibkan
mengatur jadwal dialisis. Pasien yang HD harus mengatur diet makanan dan jumlah
cairan. Seperti harus menghindari makanan yang tinggi kalium, seperti pisang, coklat
dan keripik, dan disarankan untuk tidak minum lebih dari satu cangkir atau lebih per-
hari.
Tidak seperti hemodialisis, dialisis peritoneal mempunyai kelebihan yaitu
pasien tidak perlu ke rumah sakit rutin untuk melakukan dialysis karena bias
dilakukan di rumah. Hanya dengan memiliki mesin yang dapat dipasang dirumah.
Peralatan yang digunakan untuk dialysis peritoneal adalah portable yang meliputi tas
dialisis yang berisi cairan dan sejumlah tabung, pasien dengan PD memiliki lebih
banyak kebebasan untuk bepergian dibandingkan dengan pasien hemodialisis. Dan
diet makanannya tidak sekompleks pasien hemodialisa. Akan tetapi salah satu
kelemahan utama dialisis peritoneal yaitu proses dialysis perlu dilakukan setiap hari,
sedangkan hemodialisis hanya dilakukan tiga hari seminggu. Kelemahan lain juga
bisa terkena resiko peritonitis (infeksi peritoneum). Selain itu cairan dialisis yang
digunakan dapat menyebabkan penurunan tingkat protein, yang dapat menyebabkan
kekurangan energy dan, dalam beberapa kasus, giziburuk. Kenaikan berat badan
adalah satu lagi efek samping yang mungkin dialisis peritoneal.
(Anonim,2013)












C. Terapi Farmakologi
Terapi yang disarankan saat di RS:
Obat Dosis Freq.
Tanggal
2 3 4 5 6 7
Bawa
Pulan
g
Inf. Amiten 200 mL/hari v v v v v v
Inj. Novorapid 4 usc 3x1 v
Inj. Lantus 12 usc 0-0-12 v v v v v v
Diet DM 1400 kalori v v v v v v v
Ascoplex 3x1 v v v v v v
Provelyn 75 mg po 150 mg/hari 2x1 v v v v v v
Allopurinol 100 mg/hari 1x1 v v v v v
Irbesartan 150 mg/hari 1x1 v v

Terapi yang disarankan saat KRS:
Obat Dosis Frekuensi
Provelyn 75 mg po 150 mg/hari 2x1 hari
Novomix 12 usc/hari 10-0-8

Terapi yang diberikan kepada pasien adalah:
1. Infus Amiten
Komposisi Amiten per 1000 mL mengandung asam amino 7,2% (BCAA 45,8%).
L-leucine 14g, L-isoleucine 9g, L-valine 10g, L-lysine acetate 7,1g, L-theronine 3,5g, L-
tryptophan 2,5g, L-methionine 3g, L-phenylalanine 5g, L-cysteine 1g, L-tyrosine 2,5g, L-
arginine 4,5g, L-histidine 3,5g, L-alanine 2,5g, L-proline 3g, L-serine 3g, L-aspartic acid
1g, L-glutamic acid 1g. Osmolaritas: 592 mOsm. Infus amiten diindikasikan sebagai
suplai asam amino untuk pasien dengan gagal ginjal akut & kronik, & selama
hipproteinemia, malnutrisi, sebelum & sesudah operasi. Dosis untuk pasien yang
mengalami GGK yaitu 200 mL/hari melalui vena perifer atau 400 mL/hari melalui vena
sentral secara TPN (Anonim, 2011).
Pasien ini memiliki kadar total protein dan albumin kurang dari normal berpotensi
menunjukkan masalah pada hati dan penyakit ginjal membuat kadar albumin menurun.
Bahkan jika hati mampu memproduksi cukup albumin, namun jika tubuh kehilangan
kemampuan menyerap protein yang cukup, jumlah albumin di dalam darah menjadi
kurang dari normal. Oleh karena itu, pasien diberikan intake protein dalam bentuk
sediaan infus yaitu amiten. Penggunaan infus amiten ini dimonitoring sampai kadar total
protein dan albumin pasien normal kembali.
2. Injeksi Novorapid
Penggunaan injeksi novorapid didasarkan pada pemeriksaan laboratorium yaitu
GDS (Gula Darah Sawar) dimana terjadi peningkatan glukosa pada darah. Injeksi
Novorapid berisi insulin. Insulin adalah suatu hormon yang di produksi oleh sel beta dari
pulau-pulau Langerhans kelenjar pankreas. Insulin mempunyai beberapa pengaruh
terhadap jaringan tubuh. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel dan
kemudian meningkatkan sintesa protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan
mencegah penggunaan lemak sebagai energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa
kedalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan
glikogen didalam sel otot dan hati. Injeksi Novorapid merupakan suatu insulin analog
yang bekerja cepat untuk mengatasi dengan segera gejolak gula post Prandial Glukosa
dalam darah terutama bagi penderita Diabetes serius yang kadar gula darahnya melonjak
dengan drastis terutama setelah makan. Insulin ini bentuknya larutan jernih, efek puncak
2-4 jam setelah penyuntikan, durasi kerja sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya insulin
yang dapat dipergunakan secara intra vena dan penggunaannya dapat dicampur dengan
insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang (Anonim, 2010).
3. Injeksi Lantus
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta di dalam pankreas dan
digunakan untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Sekresi insulin terdiri dari 2
komponen. Komponen pertama yaitu: sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi
diantara waktu makan, waktu malam hari dan keadaan puasa. Komponen kedua yaitu:
sekresi insulin prandial yang menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari kadar
insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah makan dan
mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan cepat mengikuti
penurunan kadar glukosa basal (Mayfield, J.A., 2004).
Injeksi Lantus ini berisi insulin yang merupakan komponen pertama. Injeksi
Lantus merupakan long-acting basal insulin analouge yang dipergunakan dalam
pengobatan DM baik tipe-1 maupun tipe-2, disuntikkan subkutan malam hari menjelang
tidur. Insulin bentuk ini diperlukan untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang
konstan. Semua jenis insulin yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab apabila
tidak murni akan memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau lipohipertrofi. Insulin
sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda, tetapi paling baik dibawah kulit perut.
Lantus ini memiliki keuntungan karena memberikan kenyamanan untuk pasien dengan
satu kali suntikan per hari dan pasien dapat dengan mudah dan aman mentitrasi Lantus,
oleh karena itu injeksi Lantus digunakan pada pasien ini (Darmono, 2007).
4. Diet DM
Penentuan jumlah kalori diet diabetes disesuaikan dengan status gizi penderita,
bukan berdasarkan tinggi rendahnya gula darah. Diet diabetes mellitus dilakukan dengan
membatasi porsi makanan dengan proporsi yang ideal untuk zat makanan seperti
karbohidrat, protein, lemak, kolesterol, serat, garam dan pemanis dalam satu porsi
makanan utama. Jumlah kalori yang disarankan berkisar antara 1100-2900 Kal (T, Hee
Lee, 1999). Untuk penentuan status gizi, dapat dipakai Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
rumus Broca. Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus :
IMT =

(Soewondo,1999).
Untuk pasien ini, Tn. JW memiliki BB dan TB = 67 kg dan 165 cm. Sehingga
didapatkan nilai IMT sebesar :
IMT =


= 24,6
Klasifikasi IMT sebagai berikut :

Berdasarkan kalsifikasi IMT tersebut, pasien memiliki nilai IMT 24,6 maka pasien
termasuk kategori beresiko menjadi obes.

Untuk menghitung kebutuhan kalori, menurut Soewondo (1999) dapat dipakai rumus
Broca, yaitu :
Berat Badan Idaman = 90% X (tinggi badan dalam cm - 100) X 1 kg
= 90% x (165-100) x 1 kg
= 90% x 65 x 1
= 58,5 kg
Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan berat badan idaman dengan
sejumlah kalori :
Basal = Berat badan idaman dalam kg x 30 Kkal
= 58,5 x 30
= 1755 kkal
Kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung tingkat kegemukannya.
Basal = Kalori (20% x kalori)
= 1755 (20% x 1755)
= 1755 351
= 1404 kkal
Jadi, kalori yang dibutuhkan pasien ini dalam diet DMnya adalah 1404 kkal.
5. Ascoplex sebagai vitamin B kompleks
Ascoplex ini mengandung Vit B1 50 mg, vit B2 25 mg, vit B6 10 mg, vit B12 5
mg, vit C 175 mg, nicotinamide 100 mg, Ca pantothenate 25 mg, folic acid 0.5 mg
(Anonim, 2014). Berdasarkan diagnosis bahwa Pasien Tn. JW menderita DM tipe 2 dan
neuropati DM, maka untuk terapinya perlu diberikan vitamin B kompleks yang
mengandung vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, dan asam folat.
Perhatian utama pada manajemen diabetes adalah mengendalikan dan mencegah
terjadinya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Suatu strategi farmakologis
yang dapat melawan hiperglikemia adalah dengan menekan berbagai jenis jalur patogenik
dan mencegah berkembangnya komplikasi diabetesnya, yaitu dengan vitamin B1 atau
tiamin. Selain itu, vitamin B1 dapat mencegah nefropati diabetes, retinopati diabetes,
neuropati diabetes, dislipidemia, membantu kesembuhan luka dan memperbaiki defisit
angiogenesis pada penderita diabetes, serta memperbaiki disfungsi sel progenitor endotel
(Eussen, et al, 2006).
Vitamin B6, vitamin B12, dan asam folat merupakan zat gizi yang mempunyai
peran penting dalam menjaga kesehatan saraf. Vitamin B6 (Pyridoxamine) memiliki efek
anti glikasi. Ini yang membuatnya penting digunakan sebagai suplemen pada penderita
diabetes. Vitamin B6 dapat mencegah produk akhir glikasi (glication end product).
Produk akhir glikasi ini menyebabkan berbagai komplikasi pada penderita diabetes,
seperti penyakit ginjal (nefropati), Penglihatan kabur (retinopati), kerusakan saraf
(neuropati) (Eussen, et al, 2006).
Vitamin B12 dan asam folat melindungi pembuluh darah arteri dan persendian
dari kerusakan akibat pengaruh homosistein dengan cara mengubah homosistein menjadi
sistein yang akhirnya dikeluarkan melalui urin (Eussen, et al, 2006). Homosistein
merupakan asam amino sulfur yang terbentuk sebagai hasil demetikasi metionin. Kadar
homosistein yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya resiko serangan penyakit
jantung, sroke, penyakit Al-zheimer dan menurunnya fungsi kognitif (Clarke, et al,
1998). Selain itu, Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam nukeat dan berpengaruh pada
pematangan sel dan memelihara integritas jaringan saraf (Anonim, 2014). Vitamin B12
ini dapat membantu managemen nyeri pada pasien DM (Sun, 2005). Bahkan menurut
Talaei (2009) menyatakan bahwa vitamin B12 lebih efektif daripada nortriptyline dalam
perawatan nyeri pada diabetes neurophaty.
6. Provelyn
Kandungan dari provelyn adalah pregabalin. Mekanisme aksi pregabalin adalah
mengikat subunit alpha 2-delta dari kanal kalsium dalam SSP, menghambat pelepasan
neurotransmitter excitatory. Meskipun, secara struktural berhubungan dengan GABA,
pregabalin tidak berikatan dengan GABA atau benzodiazepine reseptor. Diberikannya
aktivitas antinociceptive dan antikonvulsan akan menurunkan gejala-gejala dari
neurophaties perifer yang menyakitkan dan, sebagai terapi tambahan pada kejang parsial,
dan mengurangi frekuensi kejang (Charles et al, 2012).
Pada pemberian per oral, pregabalin diabsorpsi dengan cepat pada keadaan puasa
dan konsentrasi plasma tertinggi dicapai dalam 1 jam, setelah pemberian dosis tunggal
dan dosis berulang. Bioavailabilitas oral pregabalin diperkirakan 90% dan tidak
tergantung dosis. Famakokinetik bersifat linear. Pada pemberian berulang, kadar mantap
tercapai dalam 24 hingga 48 jam. Pemberian pregabalin bersama dengan makanan tidak
memiliki pengaruh yang bermakna terhadap absorpsi pregabalin. Pregabalin tidak
berikatan dengan protein plasma. Pada pemberian per oral, volume distribusi pregabalin
kurang lebih 0,56 liter/kg. Pada manusia, metabolisme pregabalin dapat diabaikan. Pada
pemberian pregabalin dengan label radiologik, hampir 98% dari dosis yang diberikan
ditemukan di urin sebagai bentuk utuh. Pregabalin dieliminasi dari sirkulasi sistemik
terutama melalui ginjal dalam bentuk utuh, dengan waktu paruh eliminasi rata-rata adalah
6,3 jam (Anonim, 2013).
Pregabalin diindikasikan untuk nyeri neuropati perifer pada pasien dewasa;
sebagai terapi tambahan pada kejang parsial dengan atau tanpa generalisasi sekunder
pada pasien dewasa. Obat ini dipilih dan digunakan karena merupakan first line theraphy
untuk pasien dengan diagnosis neuropati DM.
Pregabalin merupakan obat yang disetujui oleh FDA untuk manajemen nyeri
secara umum pada DM neurophaty dan meupakan obat lini pertama yang digunakan
untuk menangani rasa sakit atau nyeri (Lesser, 2004). Sedangakn penggunaan gabapentin
digunakan apabila obat lini pertama tidak menunjukkan hasil yang diinginkan.
7. Allopurinol
Allopurinol digunakan untuk menurunkan kadar asam urat pasien. Obat
hipourisemik pilihan untuk gout kronik adalah allopurinol. Selain mengontrol gejala, obat
ini juga melindungi fungsi ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan
cara menghambat enzim xantin oksidase. Allopurinol tidak aktif tetapi 6070% obat ini
mengalami konversi di hati menjadi metabolit aktif oksipurinol. Waktu paruh allopurinol
berkisar antara 2 jam dan oksipurinol 1230 jam pada pasien dengan fungsi ginjal normal.
Oksipurinol diekskresikan melalui ginjal bersama dengan allopurinol dan ribosida
allopurinol, metabolit utama ke dua (Schlesinger, 2004).
Mekanisme dari allopurinol adalah menghambat xantine oksidase yaitu, enzim
yang bertanggung jawab untuk mengubah hipoksantin menjadi xanthine kemudian
menjadi asam urat. Allopurinol dimetabolisme menjadi oxypurinol yang juga merupakan
inhibitor xanthine oxidase: Allopurinol bekerja pada purin katabolisme, mengurangi
produksi asam urat tanpa mengganggu biosintesis purin vital (Charles et al, 2012).
8. Irbesartan
Irbesartan merupakan obat anti hipertensi golongan ARB (Angiotensin II
Receptor Blocker). Irbesartan digunakan untuk pasien yang hanya menderita hipertensi
atau hipertensi dengan diabetes neuropati pada pasien diabetes melitus tipe II. Mekanisme
kerja irbesartan adalah sebagai antagonis reseptor angiotensin. Angiotensin II bertindak
sebagai vasokonstriktor. Selain menyebabkan vasokonstriksi langsung, angiotensin II
juga merangsang pelepasan aldosteron. Sekali aldosteron dilepaskan, natrium serta air
yang direabsorbsi kembali. Akhirnya akan terjadi kenaikan tekanan darah. Irbesartan
berikatan dengan reseptor AT1 angiotensin II. Ikatan ini mencegah angiotensin II
berikatan dengan reseptornya. Dengan ini akan menghambat vasokontriksi dan sekresi
aldosteron oleh angiotensin II (Charles et al, 2012).
Obat ini digunakan karena tekanan darah pasien meningkat pada tanggal 7, jadi
untuk menurunkan tekanan darah pasien kembali ke normal digunakan obat antihipertensi
Irbesartan karena menurut Charles et al, Irbesartan digunakan untuk pasien yang hanya
menderita hipertensi atau hipertensi dengan diabetes neuropati pada pasien diabetes
melitus tipe II.
9. NovoMix

30
NovoMix

30 adalah pra-campuran netral suspensi yang terdiri dari rapid-acting
aspart insulin (Rys) (30%) dan intermediate-acting protamine aspart insulin (Rys) (70%).
NovoMix

30 menurunkan tingkat gula darah setelah injeksi. Ketika disuntikkan di


bawah kulit, NovoMix

30 memiliki onset lebih cepat dibandingkan insulin manusia,


akan berefek dalam waktu 10 sampai 20 menit. Sama seperti dengan semua insulin,
durasi aksi akan bervariasi sesuai dengan dosis, tempat suntikan, aliran darah, suhu dan
tingkat aktivitas fisik. Biasanya, efek maksimum akan terjadi antara 1-4 jam setelah
injeksi dan efeknya mungkin bertahan hingga 24 jam. FlexPen adalah pre-filled dial-a-
dose pena insulin yang mampu memberikan dari 1 sampai 60 unit NovoMix

30 dalam
penambahan sebesar 1 unit. NovoMix

30 biasanya harus digunakan segera (hingga 10


menit) sebelum makan atau snack karbohidrat. Ketika diperlukan, NovoMix

30 dapat
digunakan segera setelah makan (Anonim, 2005).
Penggantian terapi pasien ke BIAsp 30{biphasic insulin aspart 3070 (NovoMix_
30)} menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kontrol glikemik dan dengan
penurunan risiko hipoglikemia (Shah et al, 2009). NovoMix

30 digunakan ketika keluar


rumah sakit karena agar pemakaian inject tidak terlalu sering seperti halnya pada saat
dirawat di rumah sakit, dan juga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam
menggunakannya karena hanya 2x1 hari.
D. KIE
1. KIE untuk tenaga kesehatan yang merawat pasien
Sediaan yang perlu diinjeksikan kepada pasien adalah insulin novorapid dan
lantus, dan infuse Amiten. Sedangkan neurobion, provelin, alupurinol dan
irbesartan merupakan tablet oral.
Waktu pemberian insulin novorapid diberikan segera sebelum atau sesudah
makan 3x1 hari. Sedangkan insulin lantus diberikan 1x1 hari sebelum tidur.

2. KIE untuk keluarga pasien
Cara minum obat dan frekuensinya. Pasien pulang dengan membawa 2 macam
obat yaitu neurobion (oral) dan novomix (Flexpen). hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
Nama
obat
Jadwal minum jumlah manfaat Hal yg perlu
diperhatikan
Ascoplex 3x1 hari Untuk nyeri
sendi.

Novomix Pagi 2
10-0-8
12
usc/hari
Untuk terapi
Diabetes
Militus
Memiliki efek
samping
hipoglikemia dan
edema

Memberikan motivasi kepada pasien untuk melaksanakan pola hidup sehat

3. KIE untuk pasien
Memberikan jadwal minum obat pada pasien seperti yang diberikan kepada
keluarga pasien.
Pasien tidak boleh berpuasa/tidak makan jika menggunakan insulin karena
obat ini dapat menurunkan kadar gula darah walau pun pasien sudah makan.
Insulin akan mengakibatkan hipoglikemia jika diberikan pada saat perut
kosong.
Mengatur waktu yang tepat antara penggunaan injeksi insulin dengan waktu
makan dan berolahraga
Motivasi untuk melaksanakan pola hidup (gaya hidup) sehat
E. MONITORING
Obat Keberhasilan ESO
Target
Keberhasilan
Amiten Asupan protein Reaksi
hipersensitivitas,
mual, muntah,
demam, mulut
kering
Peningkatan kadar
total protein dan
albumin
Inj. Novorapid Kadar Gula Darah,
HBA1C
Hipoglikemia Penurunan HBA1C
Inj. Lantus Kadar Gula Darah,
HBA1C
Hipoglikemia,
gangguan visual
temporer
Penurunan HBA1C
Ascoplex Nyeri sendi, kadar
MCV, MCH
- Pengurangan rasa
nyeri pada sendi,
penaikan kadar MCV
dan MCH menjadi
normal
Provelyn po Neuropathy DM Pusing, mengantuk Pengurangan rasa
nyeri pada sendi
Allopurinol Kadar asam urat Reaksi kulit,
gangguan GI, diare
Penurunan kadar
asam urat
Irbesartan Tekanan darah Sakit kepala, mual, Penurunan tekanan
muntah, diare,
pusing, lemas
darah dan TD dapat
terkontrol dengan
baik
Novomix Kadar Gula Darah,
HBA1C
Hipoglikemia,
edema
Penurunan HBA1C

Selain itu, monitoring yang harus dilakukan yaitu:
Monitoring kadar gula darah dan HBA1C
Monitoring tekanan darah
Monitoring kadar albumin dan total protein
Monitoring kadar MCV dan MCH
Monitoring kerusakan target organ: jantung, gangguan hati
Monitoring kadar asam urat
Pemeriksaan tambahan yang disarankan:
1. Pemeriksaan fungsi ginjal untuk membantu penetapan diagnosa GGK.
Jadwal Monitoring
Parameter
Pemeriksaan
Frekuensi
Pemeriksaan
Tanggal
2 3 4 5 6 7
Gula darah v
HBA1C v
Tekanan
darah
v v v v v v
MCV, MHC v
Albumin,
total protein
v
Asam urat v


Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Anonim, 2013. Albumin. http://prodia.co.id/kimia/albumin. Diakses pada tanggal 4 April 2014.
Anonim, 2010. Novorapid Flekspen : dalam kategori Petunjuk untuk penggunaan, Deskripsi
obat.http://omedicine.info/id/novorapid-flekspen.html. diakses pada tanggal 4 April
2014.
Mayfield, J.A., 2004, Insulin Therapy for Type 2 Diabetes: Rescue, Augmentation, and
Replacement of Beta-Cell Function, http://www.postgradmed.com/issues/
1997/02_97/skyler.htm. Diakses pada 4 April 2014.
Darmono, 2007, Pengobatan Insulin Glargine (Long-Acting Insulin Analouge) Pada Penderita
Diabetes Melitus, dalam Simposium Insulin Sahabat Diabetisi Dalam Rangka
Memperingati Hari Diabetes Nasional IV (12 Juli 2007).
Waspadji S.2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Pusat Penerbitan Departemen Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: 1911-1914.
Eussen SJ, De Groot LC, Joosten LW, Bloo RJ, Clarke R, Ueland PM et al. Effect of oral
vitamin B-12 with or without folid acid on cognitive function in older people with
mild vitamin B-12 deficiency : a randomized, placebo controlled trial. Am J Clin
Nutr 2006; 84:361-70.
Clarke R, Smith AD, Jobst KA, Refsum H, Sutton L, Ueland PM. Folate, vitamin B-12, and
serum total homocysteine levels in confirmed Alzheimer disease. Arch Neurol 1998;
55: 1449-55.
Anonim.2014. Ascoplex. http://www.situsobat.com/2013/02/ascoplex.html. Diakses pada
tanggal 4 April 2014.
Sun et al. 2005. Effectiveness of vitamin B12 on diabetic neuropathy: systematic r eview of
clinical controlled tr ials. Act a Neurol T aiwan. 2005 Jun; 14(2): 48-54.
Talaei et al. 2009. Vitamin B12 may be mor e effective than nor tr iptyline in improving painful
diabetic neurophathy. I nt J Food Sci Nut r. 2009; 60 Suppl 5: 71-6.
Hee Lee T and Seol Kim Y, 1999. The Influence of Race, Society, Diet and Exercise on
Treatment Outcome. In: Diabetes in the New Millenium. Editor: John R. Turtle. The
Endocrinology and Diabetes Research Foundation of the Univertsity of Sydney.
Soewondo P.1999.Pemantauan Pengendalian Diabetes Mellitus. Dalam: Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus Terpadu. Depkes RI & WHO bekerjasama dengan Pusat Diabetes
dan Lipid RSUPN dr. Cipto M/FKUI. CV. Askara Buana. Jakarta.
Anonim, 2013, Provelyn,
http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/4457/Provelyn.asp
x diakses pada tanggal 5 April 2014.
Anonim, 2005, NovoMix, www.novonordisk.com, diakses pada tanggal 5 April 2014.
Schlesinger N, Management of acute and chronic gouty arthritis present state of the art. Drugs
2004;64:23992416.
Charles F. L, Lora L. A , Leonard L. L, dan Morton P. G., 2011, Drug Information Handbook.
20th ed. USA: Lexi Comp.
Anonim, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus, Depkes RI, Jakarta.
Anonim, 2006, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi, Depkes RI, Jakarta.
Anonim,2013. Dialysis Advantages and Disadvantage.
http://www.nhs.uk/Conditions/Dialysis/Pages/Advantages-and-disadvantages.aspx.
Diakses pada 4 april 2014
Anonim,2013. Diet Gagal Ginjal Kronis .http://www.kidneyplus.com/260/diet-gagal-ginjal-
kronis. Diakses pada 4 april 2014
Kris, Cahyo. 2014. Diet TepatUntukPenderitaAsamUrat. Intitute of Tropical Disease (ITD)-
UniversitasAirlangga : Surabaya.
Shah S., M. Benroubi, V. Borzi, J. Gumprecht, R. Kawamori, J. Shaban, M. Shestakova, Y.
Wenying, P. Valensi, Safety and effectiveness of biphasic insulin aspart 3070
(NovoMix_ 30) when switching from human premix insulin in patients with type 2
diabetes: subgroup analysis from the 6-month IMPROVETM observational study,
Internationan of Clinical Practice, Blackwell Publishing Ltd Int J Clin Pract, April
2009: 63, 4, 574582.

Anda mungkin juga menyukai