Anda di halaman 1dari 55

MENGKAJI IMAN KRISTIAN

DALAM PERSPEKTIF QOURAN DAN ALKITAB

© Pachomious Girgis 'Ebedel Mashecha


All Rights Reserved
Prakata Penulis

Alhamdulilthalouth Al Aqdas, segala puji syukur kepada Allah Tritunggal


Maha Kudus semata saja. Limpahan rahmat dan berkah-Nya, membuat saya
mampu menyelesaikan penulisan buku ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Santa Perawan Maria
(St. Virgin Mary). Teladan Kristus yang menggugah semangat saya untuk
senantiasa menyampaikan kebenaran, meskipun mengandung resiko yang pahit
bagi diri saya sendiri.
Buku yang anda pegang dan baca ini adalah buku pertama yang saya tulis
"Mengkaji Iman Kristen dalam perspektif Qouran dan Alkitab". Meskipun
sederhana, buku tersebut saya maksudkan sebagai aktualisasi jihad saya dalam
memerangi "kebodohan" umat, khususnya "kebodohan" yang disebabkan oleh
dominannya paham-paham Islam yang berpengang pada Qouran tanpa mengkaji
ulang isi didalamnya dan bersandarkan fakta sejarah yang ada.
Alkitab dan Qouran ibarat dua sisi mata uang ataupun dua sisi mata pedang,
yang tidak mungkin keduanya benar ataupun keduanya salah, tetapi salah satu dari
kedua kitab itu ada yang benar dan ada yang salah. Sebenarnya, jika kita mau
terbuka, kritis dan mengkaji lebih jauh kedalam serta bersandarkan pada naskah
yang shaheh serta bukti yang kuat maka kita dapat memilah mana yang haq dan
mana yang bathil.
Berkaitan dengan hal itulah, maka saya mencoba menelaah dan merangkum
sejauh mana Qouran yang konon adalah wahyu Illahi yang menyempurnakan
kitab kitab terdahulu (Taurat dan Injeel) itu sesuai dengan kitab sebelumnya. Saya
senantiasa berusaha untuk memberikan penyadaran pada umat agar tidak begitu
saja membenarkan sebuah kitab apalagi mengikutinya, untung untung jika kitab
itu mengajarkan hal yang benar, jika yang diajarkan hal yang absurd dan irrasional
dapatkah dikatakan firman Tuhan??
Terakhir, mudah - mudahan buku yang sangat sederhana ini mampu
memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Penghargaan

Semoga shalawat dan salam selalu kita haturkan selalu kepada


Santa Perawan Maria (Bunda Kristus dan Bunda umat beriman), kepada para
Rasoul Kristus, Martyrs, dan orang KudusNya dari masa ke masa hingga akhir
zaman.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang telah
membantu saya dalam mengedit dan menerjemahkan tulisan saya kedalam
Tata Bahasa Indonesia yang baku sesuai dengan standart aturan baku EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan) terutama kepada Markos At Tarutungy.
Saya sungguh mengucapkan terima kasih khususnya kepada
Michaiel Al Barousy yang telah memberikan masukkan dan kritik text terhadap
beberapa butir yang salah tulis serta penekanan berupa emphasis beliau terhadap
buku ini.

Pendahuluan

Pengkajian serta koherensi tarjamahan suatu kitab memang perlu dikaji


secara saksama dan mendalam agar untuk menghindari benturan benturan yang
berupa misinterpretation dan misunderstanding tentang makna yang tersirat dan
tersurat dalam Kitab tersebut, untuk itulah diharapkan dicari suatu metode yang
sesuai agar menghindari bentuk bentuk benturan seperti yang diutarakan diatas.

Pengujian suatu kitab sebagai dasar utama pengkajian wahyu Illahi yang
tertulis dalam Qouran, ada beberapa macam metode dan pendekatan dalam
menguji sebuah wahyu Illahi, diantaranya yang sangat terkenal iaitu metode
pendekatan komparasi sejarah dan bahasa semitic baik dalam mushaf (codex)
Islam yakni Qouran dalam text arab, serta mushaf (codex) Kristian yakni Alkitab
El Qudus (Alkitab Kudus) dalam text Ibrani, Syriac, dan Yunani Koine.

Bukanlah Qouran namanya kalau di dalamnya tidak mengandung berbagai


bentuk kesalahan, kemustahilan, fitnah, distorsi, kontradiksi, tambal-sulam,
kesombongan, kebohongan, rasialisme, perombakan, penambahan, pengurangan,
penyelewengan-sejarah, pengaburan-kisah, narasi fiktif, penyimpangan,
pemalsuan, revisi-revisi, pencatutan, salah-arah, versi-versi-bervariasi, dan lain
sebagainya. 

Oleh karena itu pengkajian ulang terhadap kebenaran Quran memanglah


sewajibnya dilakukan untuk mencari mana huq dan mana bathil yang terdapat
dalam ayat Quran tersebut.

BAB I
TELAAH SINGKAT QS 4:157
Pada hakikatnya bukanlah Qouran namanya jika didalamnya ada fakta
sejarah yang disembunyikan ataupun yang catatan palsu yang mengadu domba
antara sesama mazhab Kristian (Katholik, Orthodox, dan Protestan) tentang iman
mereka.
Wahyu yang diberikan Allah kepada Muhammad via Jibril banyak sekali
mengandung historical errors, yang mana perlu dikaji ulang dan dianalisa lagi
tentang kebenaran dan keabsahan Qouran agar banyak orang tidak terpengaruh
oleh buaian nina bobo dari sang Nabi tercinta. Maka marilah kita menguji
kebenaran Qouran mulai dari sejarahnya hingga tentang sejarah yang lain, yang
mana konon merupakan Ilmu Allah, yang seharusnya terperinci, tidak bengkok,
dan tidak ada “crush” di dalamnya.
Kita ambilkan saja suatu contoh tentang wafatnya Kristus untuk menguji
keterperincian Qouran serta ke tidak bertentangan antara ayat yang satu dengan
yang lain dimana Qouran, yang konon katanya melalui argument bijak
(“termasuk diantaranya pemikir Islam”) mengatakan bahwa Kristus tidak wafat
dikayu salib, tetapi ada yang diserupakan oleh Allah. Para pemikir Islam merujuk
kepada dalil Qouran seperti dibawah ini :
QS 4:157. dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah
membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka
tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka
bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka
tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah Isa.
Pada kutipan ayat diatas ada beberapa pertentangan didalamnya yang
sangat kentara, seperti
1. ” ... padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka …”
2. “… Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak
(pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.”
Persoalannya sekarang adalah bagaimana mungkin dalam satu ayat yang
mempunyai narasi yang sama bisa berkontradiksi, padahal kita mengetahui bahwa
kedudukan Qouran sebagai kalam Allâah memberikan hal yang terperinci
(Qs 6:114) dan serta didalamnya tidak ada hal yang membengkokkan
(Qs 18:11 ; 39:28).
Pada poin (1) sesuai ayat Qouran dikatakan disana bahwa ”’Isa (Jesus)
tidak dibunuh dan tidak disalib tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang
diserupakan dengan ’Isa bagi mereka.”, sedangkan pada poin (2) pada ayat yang
sama dikatakan disana bahwa ”mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh
adalah ’Isa (Jesus).” Jadi inti pertanyaannya adalah siapa yang disalib sesuai
kutipan ayat diatas apakah orang yang diserupakan oleh ’Isa ataukah ’Isa sendiri
yang disalib??!!
Bahkan para Islamic scholarpun saling melempar hujah (argument)
tentang siapa yang diserupakan dengan ’Isa bagi mereka, berikut kutipannya
dalam kitab Game El Bayan halaman 12 – 16, telah dikatakan disana :
1. “A Christian man who converted to Islam narrated: when 'Iesa (Jesus) was
told by God: I am raising you up to me he said: O disciples who want to be
my companion in the paradise, by taking my resemblance and appearing
to the public to be killed instead of me? Surges replied: I do O God’
soul. 'Iesa (Jesus) said to him: then sit in my seat , then he did & 'Iesa
(Jesus) was raised up, when the crowd got inside they took him &
crucified him as they saw the face of 'Iesa (Jesus) and the body wasn’t his
body but others said it is him”.
2. “It is mentioned in the same previous reference others said: one of 'Iesa
(Jesus)’s disciples (i.e. Judas) dissimulated and came with the Jews to
direct them to him, so when he got inside with them to take him, God had
put on him the resemblance of 'Iesa (Jesus), therefore he was taken,
crucified and killed”.
3. “We read in the same previous reference “when the Jews arrested 'Iesa
(Jesus), they assigned a guard to him, but 'Iesa (Jesus) was raised by a
miracle to the heaven and his resemblance was put on this guard
therefore he was taken and crucified while he was yelling: I am not
'Iesa.”
4. “Where came to a house , the Jewish , Titus it is said that 'Iesa (Jesus)
used to be there, and he didn’t find him, therefore God had put the
resemblance of 'Iesa (Jesus) on him, so when he came out, people
thought that he is 'Iesa (Jesus) therefore they took him and crucified him.”
5. “God put the resemblance of 'Iesa (Jesus) on another man therefore
this man was crucified instead of 'Iesa”.
Jadi inti pertanyaannya adalah siapa yang disalib sesuai kutipan Kitab
diatas (Game El Bayan) apakah Surges, Judas, Penjaga, Titus orang Yahudi,
ataukah orang lain yang namanya tidak tertulis di antah berantah?!! Ini merupakan
suatu tantangan kepada kitab yang dijuluki sangat terperinci untuk memberi tau
kepada pembaca siapa yang diserupakan oleh Allâah mirip dengan ’Isa untuk
disalib??!! Kami semua memerlukan jawaban yang logis dari Islamic scholar dan
bukti arkeologis agar tidak menimbulkan fitnah atau mungkinkah ayat tersebut
adalah hoax loader??!!
Kami tiada mengetahui, bagaimana idea ini dipakai oleh orang Islam dan
khususnya pemberi wahyu tersebut kepada Muhammad untuk mengatakan bahwa
yang disalib adalah orang yang diserupakan oleh ’Isa ataukah ’Isa itu sendiri yang
disalib??!!

Padahal dalam Qouran (Qs 10:94) sangat dijelaskan bahwa apabila


Muhammad dalam keraguan tentang diturunkan wahyu itu maka jalan tengahnya
adalah bertanya kepada kalangan Ahli kitab (Jews dan Kristian), seperti petikan
ayat dibawah ini:

” Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan


tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka
tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab
sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu
dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk
orang-orang yang ragu-ragu.”
.
Pada konteks ayat diatas jelaslah sesudah wahyu itu diturunkan (apakah
benar atau tidak), maka Muhammad seharusnya bertanya tentang wahyu yang dia
dapatkan itu, yang menjadi inti persoalannya adakah Muhammad pada saat itu
bertanya kepada Ahli kitab yang beraliran Kristian Orthodox dijazirah Arab
tentang benar tidaknya apakah ’Isa (Jesus) disalib atau ada orang yang
diserupakan mirip dengan ’Isa (Jesus)??!!
Kenapa Qouran menyangkal bahwa bangsa Yahudi telah membunuh
’Isa?? Apakah Qouran tidak menyebutkan bahwa bangsa Yahudi adalah
pembunuh para nabi?? Kami melihat tentang kasus wafatnya ’Isa sengaja ditutupi
oleh Qouran untuk membuktikan bahwa ’Isa adalah Mukhallisul ’Alam
(Juruselamat dunia). Jelas sekali bahwa bangsa Yahudi lah pembunuh para nabi
sesuai ayat Qouran [ Qs 2:61 ; 2:87 ; 3:112 ], kenapa tentang kasus wafatnya ’Isa
yang jelas disesah dan disalib bangsa Yahudi ditutupi, bukankah sangat jelas
sesuai ayat Qouran diatas dikatakan bahwa bangsa Yahudi pembunuh para nabi
termasuk ’Isa (Jesus) didalamnya??!!
Kami tiada mengerti jalan pikir para Ahlul Qouran kenapa mereka sangat
menyangkal dan menutupi cerita wafatnya ’Isa dalam kitabnya sendiri
(Qouran)??

Para budak budak Muhammad (Islam), sering melempar hujah (argument)


bahwa ”bukan hanya tulisan-tulisan Arius yang dibakar tetapi juga Injil-Injil
yang sepaham dengan Ariuspun dilenyapkan bahkan bagi siapa saja yang
menyimpannya dianggap sebuah kejahatan negara. Lalu kemana Injil-Injil
Apokrif itu sekarang yang konon meriwayatkan wafatnya Al Maseeh??”, marilah
kita mengkaji lebih dalam tentang riwayat wafatnya ’Isa menurut kitab apokrif
(Non Canonical), seperti dibawah ini :

GOSPEL OF PETER

From The Apocryphal New Testament


M.R. James-Translation and Notes
Oxford: Clarendon Press, 1924
(The present fragment was discovered in 1884 in a tomb at Akhmimin
Egypt.)

FRAGMENT I

II. 3 Now there stood there Joseph the friend of Pilate and of the Lord, and he,
knowing that they were about to crucify Him (Jesus), came unto Pilate and
begged the body of Jesus for burial. And Pilate sending unto Herod, begged his
body. 5 And Herod said: Brother Pilate, even if none had begged for him, we
should have buried him, since also the Sabbath dawned; for it is written in the law
that the sun should not set upon one that hath been slain (murdered).

THE GOSPEL OF THE EBIONITES

(The Gospel of the Ebonite's is known only by the quotations from Epiphanius in
these passages of his Panarion: 30.13.1-8, 30.14.5, 30.16.4-5, and 30.22.4.)

Lection 82 : Crucifixion
9. And there were also two other malefactors led with him to be put to death. And
when they were come unto a place called Calvary, and Golgotha, that is to say a
place of a skull, there they crucified him; and the malefactors, one on the
right hand, and other on the left.
10. And it was the third hour when they crucified him…
26. … It is finished; and he bowed his head and gave up the ghost. And it was
the ninth hour.

THE GOSPEL OF PHILIP

(Translated by Wesley W. Isenberg)

"My God, my God, why, O Lord, have you forsaken me?" (Mark 15:34). It was
on the cross that he said these words
Philip the apostle said, "Joseph the carpenter planted a garden because he needed
wood for his trade. It was he who made the cross from the trees which he
planted. His own offspring hung on that which he planted. His offspring was
Jesus, and the planting was the cross."

THE PRE – MARKAN PASSION NARRATIVE

15:13 [14] and they again cried out, `Crucify him.'

15:22 [24] and they bring him to the place Golgotha, which is, being
interpreted, `Place of a skull;
15:25 [14] and it was the third hour, and they crucified him;
15:27 [23] and with him they crucify two robbers, one on the right hand, and one
on his left,
15:37 [22] and Jesus having uttered a loud cry, yielded the spirit,
15:38 [12] and the veil of the sanctuary was rent in two, from top to bottom,
15:39 [14] and the centurion who was standing over-against him, having seen
that, having so cried out, he yielded the spirit, said, `Truly this man
was Son of God.'

THE GOSPEL OF TRUTH


(Willis Barn stone, Harper & Row, San Francisco, 1984)
He was nailed to a cross. He became a fruit of the knowledge of the Father. He
did not, however, destroy them because they ate of it. He rather caused those who
ate of it to be joyful because of this discovery. O, such great teaching! He abases
himself even unto death, though he is clothed in eternal life.
GOSPEL OF NICODEMUS
"The Apocryphal New Testament"
M.R. James-Translation and Notes
Oxford: Clarendon Press, 1924, halaman 94 ff.
X
1 And Jesus went forth of the judgment hall and the two malefactors with him.
And when they were come to the place they stripped him of his garments and girt
him with a linen cloth and put a crown of thorns about his head: likewise also
they hanged up the two malefactors. But Jesus said: Father forgive them, for
they know not what they do. And the soldiers divided his garments among them.
………
XI
1 And it was about the sixth hour, and there was darkness over the land until the
ninth hour, for the sun was darkened: and the veil of the temple was rent asunder
in the midst. And Jesus called with a loud voice and said: Father, baddach ephkid
rouel, which is interpreted: Into thy hands I commend my spirit. And having thus
said he gave up the ghost. ……..

THE ARABIC GOSPEL OF THE INFANCY OF THE SAVIOUR


(The Apocryphal Books of the New Testament, 1901)
6 Then the Lord Jesus answered, and said to his mother, When thirty years are
expired, O mother, the Jews will crucify me at Jerusalem;
7 And these two thieves shall be with me at the same time upon the cross,
Titus on my right hand, and Dumachus on my left…………

Berikut ini disajikan refrensi dan kitab dari sejarawan sekuler yang hidup
sezaman dengan ’Isa (Jesus), seperti dibawah ini:
1. This is confirmed by what was mentioned in the Talmud, Amsterdam
edition on 1643, in the chapter of Sanhedrim, page 43, as it was said
that: {Jesus was crucified one day prior to the Passover; he was killed
as he was a warlock aiming to deceive Israel}.
2. The famous philosopher martyr Justinus and the great scholar Tertulianus,
from the church leaders in the second Gregorian century documented that
the verdict of Pontius Pilate to crucify the Christ is saved in the records
of the roman empire in Rome{Ante Nicene Fathers Vol. 1 P160}.
3. The testimony of Tasitus, the Roman historian, who documented the
events of the roman empire, from the death of Augustus Caesar, on year
14 A.C, to the death of Neuron, on year 68 A.C, he said about the Christ
{ there was a group of people, named in the public Christians, taking their
name from the Christ , their leader, who was killed as guilty in the
reign of Tiberius, when Pontius Pilate was the governor }.
4. Yousifus, the Jewish historian, who was contemporary to the apostles, also
wrote in the third chapter {Jesus lived as a wise man, he proclaimed to be
the messiah, when he was adjudged by Pontius Pilate, and sentenced for
crucifixion because of the complaints of our nation leaders, those who
were before believing in him remained, as he reappeared alive in the third
day, those Christians who took their name after him are still present}
5. Julius dari Samosta lahir tahun 120 M wafat tahun 180 M dalam bukunya
The Passing Perregrinus, menyatakan “…… ORANG YANG
DISALIBKAN DI PALESTINA karena memperkenalkan aliran
kepercayaan baru ini kepada dunia …. Selanjutnya pemimpin mereka
yang pertama-tama meyakinkan bahwa mereka semua adalah saling
bersaudara …. Dengan menyangkal dewa-dewa Yunani dan menyembah
pecundang yang DISALIBKAN itu sendiri serta mentaati hukum-
hukumnya …”

Berikut ini disajikan refrensi Alkitab berbahasa Arab


(Alkitab Almuqaddas), seperti dibawah ini:

‫إ ْن ِجي ُل َمتَّى‬
‫ُون‬َ ‫ح السَّاب ُع َو ْال ِع ْشر‬lُ ‫األصحا‬
َ
35
‫يل‬ َ ‫صلَبُوهُ ا ْقتَ َس ُموا ثِيَابَهُ ُم ْقتَ ِر ِع‬
َ ِ‫ لِ َك ْي يَتِ َّم َما ق‬،‫ين َعلَ ْيهَا‬ َ ‫َولَ َّما‬
ً‫اسي أَ ْلقَ ْوا قُرْ َعة‬
ِ َ‫ َو َعلَى لِب‬،‫«ا ْقتَ َس ُموا ثِيَابِي بَ ْينَهُ ْم‬:‫»بِالنَّبِ ِّي‬.
37
‫ك ْاليَهُو ِد‬ ُ ‫«ه َذا هُ َو يَسُو‬:ً‫ق َر ْأ ِس ِه ِعلَّتَهُ َم ْكتُوبَة‬
ُ ِ‫ع َمل‬ َ ‫» َو َج َعلُوا فَ ْو‬.
ِ ‫اح ٌد َع ِن ْاليَ َس‬ ِ ‫اح ٌد َع ِن ْاليَ ِم‬ ُ ‫حِينَئِ ٍذ‬.
38
‫ار‬ ِ ‫ين َو َو‬ ِ ‫ َو‬،‫َّان‬
ِ ‫ب َم َعهُ لِص‬ َ ِ‫صل‬
50
َ ُّ‫ َوأَ ْسلَ َم الر‬،‫ت َع ِظ ٍيم‬
‫وح‬ َ ِ‫ع أَ ْيضًا ب‬
ٍ ‫ص ْو‬ ُ ‫َص َر َخ يَسُو‬
َ ‫ف‬.

Tarjamah Injil Matius 27:35, 37, 38 dan 50 :

Injeel Matta
Al Ashahu Al Sab’u Al ‘Ishroun
35.Wa lamma salabouhu aqtasamou theabahu muqtar’ien ‘alayha likay
yatimmu maqiela bilttabie “Aqtasamou theabie baytahum, wa ‘ala
libasie Al qouqur’atan”.
37.Wa ja’alou fouqarasihi ‘illatahu maktoubatan : “Hadza huwa Iasou’
maliku Al Yahoudi.
38.Jietaidzin suliba ma’ahu lissani wa ahidun ‘an Al yamienwa wa
ahidun ‘an Alyasari.
50.Fasarakha Iasou’ aydhan bisaoutin ‘aziemin wa aslam Al rouha.

َ ُ‫إِ ْن ِجي ُل َمرْ ق‬


‫س‬
‫األصحا ُح ْال َخا ِمسُ َع َش َر‬
َ
13
ُ‫«اصْ لِ ْبه‬:‫ص َر ُخوا أَ ْيضًا‬
َ َ‫»!ف‬
14
ُ‫«اصْ لِ ْبه‬:‫از َدا ُدوا ِج ًّدا ص َُرا ًخا‬ ْ َ‫ي َش ّر َع ِم َل؟» ف‬ َّ َ‫« َوأ‬: ُ‫ال لَهُ ْم بِيالَطُس‬ َ َ‫»!فَق‬
22
ِ ‫ض ِع «ج ُْل ُجثَةَ» الَّ ِذي تَ ْف ِسي ُرهُ َم ْو‬
‫ض ُع « ُج ْم ُج َم ٍة‬ ِ ‫» َو َجا ُءوا بِ ِه إِلَى َم ْو‬.
25
َ َ‫ت السَّا َعةُ الثَّالِثَةُ ف‬
ُ‫صلَبُوه‬ ِ َ‫ َو َكان‬.
27
ِ ‫احدًا َع ْن يَ ِمينِ ِه َوآ َخ َر َع ْن يَ َس‬
‫ار ِه‬ َّ ِ‫صلَبُوا َم َعهُ ل‬
ِ ‫ َو‬،‫ص ْي ِن‬ َ ‫و‬.
َ
37
َ ُّ‫ت َع ِظ ٍيم َوأَ ْسلَ َم الر‬
‫وح‬ ٍ ‫ص ْو‬
َ ِ‫ع ب‬ ُ ‫ص َر َخ يَسُو‬ َ َ‫ف‬.
‫ان َم ْنحُوتًا فِي‬
َ ‫ض َعهُ فِي قَب ٍْر َك‬ ِ َّ‫ فَأ َ ْن َزلَهُ َو َكفَّنَهُ بِ ْال َكت‬،‫فَا ْشتَ َرى َكتَّانًا‬
46
َ ‫ َو َو‬،‫ان‬
‫ب ْالقَب ِْر‬ِ ‫ َو َدحْ َر َج َح َجرًا َعلَى بَا‬،‫ص ْخ َر ٍة‬. َ
Tarjamah Injil Markus 15:13, 14, 22, 25, 27, 37, dan 46 :
Injeel Marqus
Al Ashahu Al Khamis ‘ashara
13. Afasarakhou aydhan : Aslibhu.
14. Faqala lahum Bielatus : (wa ayyasharr’amil?) fazdadou jiddan
surakhan : (aslibhu).
22. Waja’ou bihi ila maoudhi’i (juljutha) alladzie moudhi’u jumjumatin
25. Wa kanat Al Sa’atu Al Thalithatu fasalibouhu.
27. Wa salabou ma’ahu lissaen, wa ahidan ‘an Iamienihi wa akhir ‘an.
37. Fasarakh Iasou’ bisaoutin ‘aziemin wa aslam Al rouha.
46.Fashtaraa kattanan faAnzalahu wa kaffannahu bilkattan, wa
wadha’ahu fee qabirin kana manhoutan fee sakharatin wadahrakh
hajara ‘ala bab Al qabr.

‫إِ ْن ِجي ُل لُوقَا‬

َ ‫ث َو ْال ِع ْشر‬
‫ُون‬ lُ ِ‫األصحا ُح الثَّال‬
َ
21
َ ِ‫ص َر ُخوا قَائِل‬
ُ‫«اصْ لِ ْبهُ! اصْ لِ ْبه‬:‫ين‬ َ َ‫»!ف‬
33
‫ك َم َع‬ ِ ‫ض ْوا بِ ِه إِلَى ْال َم ْو‬
َ »َ‫ض ِع الَّ ِذي يُ ْد َعى « ُج ْم ُج َمة‬
َ ‫صلَبُوهُ هُنَا‬ َ ‫َولَ َّما َم‬
ِ ‫اآلخ َر َع ْن يَ َس‬
‫ار ِه‬ َ ‫احدًا َع ْن يَ ِمينِ ِه َو‬ِ ‫ َو‬،‫ ْال ُم ْذنِبَي ِْن‬.
38
ٍ ‫ان َم ْكتُوبٌ فَ ْوقَهُ بِأَحْ ر‬
‫«ه َذا‬:‫ُف يُونَانِيَّ ٍة َورُو َمانِيَّ ٍة َو ِعب َْرانِيَّ ٍة‬ ٌ ‫ان ُع ْن َو‬
َ ‫َو َك‬
‫ك ْاليَهُو ِد‬ُ ِ‫»هُ َو َمل‬.
46
ُ ‫ْك أَ ْستَ ْو ِد‬
‫ع‬ َ ‫ فِي يَ َدي‬،ُ‫ «يَا أَبَتَاه‬:‫ال‬
َ َ‫ت َع ِظ ٍيم َوق‬
ٍ ‫ص ْو‬ ُ ‫َونَا َدى يَسُو‬
َ ِ‫ع ب‬
َ ُّ‫ال ه َذا أَ ْسلَ َم الر‬
‫وح‬ َ َ‫ َولَ َّما ق‬.»‫ُوحي‬ ِ ‫ر‬.
53
ِ ‫ْث لَ ْم يَ ُك ْن أَ َح ٌد ُو‬
‫ض َع‬ ُ ‫ت َحي‬
ٍ ‫ض َعهُ فِي قَب ٍْر َم ْنحُو‬ َ ‫ َو َو‬،‫ َولَفَّهُ بِ َكتَّا ٍن‬،ُ‫َوأَ ْن َزلَه‬
ُّ َ‫ق‬.
‫ط‬
Tarjamah Injil Lukas 23:21, 33, 38, 46, dan 53 :
Injeel Louqa
Al Ashahu Al Thalithu wa Al ’Ishroun
21.Fasarakhou qailien : (Aslibhu! Aslibhu!).
33.Walamma madhou bihi ila Al Moudhi’i alladzie yud’aa (jumjumata)
salibouhu Hunaka ma’a Al Mudznibaen, wa ahidan ‘an Iamienihi wa
al akhara ‘an yasarihi.
38.Wa kana ‘unouanun maktoubun faouqahu biAhruhfin Younaniyyatin
wa Roumaniyyatin wa ‘Ibraniyyatin (Hadza huwa malik Al
Yahoudi).
46.Wa nadaa Iasou’ bisaoutin ‘aziemin wa qala : (Ya Abatahu fee
yadaeka astaoudi’u rouhie) walamma qala Hadza aslam Al rouha.
53.Wa abzalahu, walqqahu bikattanin, wa wadha’ahu fee qabrin
manhoutin haethu lam yakun ahadun wadhi’a qattu.

َ ‫إِ ْن ِجي ُل ي‬
‫ُوحنَّا‬

ِ َّ‫األصحا ُح الت‬
‫اس ُع َع َش َر‬ َ
6
‫ قَا َل‬.»!ُ‫«اصْ لِبْهُ! اصْ لِ ْبه‬:‫ين‬ َ ‫فَلَ َّما َرآهُ ر َُؤ َسا ُء ْال َكهَنَ ِة َو ْال ُخ َّدا ُم‬
َ ِ‫ص َر ُخوا قَائِل‬
ً‫ْت أَ ِج ُد فِي ِه ِعلَّة‬
ُ ‫ ألَنِّي لَس‬،ُ‫« ُخ ُذوهُ أَ ْنتُ ْم َواصْ لِبُوه‬: ُ‫»لَهُ ْم بِيالَطُس‬.
17
‫ض ُع‬ ِ ‫صلِيبَهُ إِلَى ْال َم ْو‬
ِ ‫ض ِع الَّ ِذي يُقَا ُل لَهُ « َم ْو‬ َ ‫فَ َخ َر َج َوهُ َو َحا ِم ٌل‬
ُ‫» ْال ُج ْم ُج َم ِة» َويُقَا ُل لَهُ بِ ْال ِعب َْرانِيَّ ِة «ج ُْل ُجثَة‬،
18
َ ‫صلَبُوا ْاثنَي ِْن‬
ُ ‫ َويَسُو‬،‫آخ َري ِْن َم َعهُ ِم ْن هُنَا َو ِم ْن هُنَا‬
‫ع فِي‬ َ ‫ َو‬،ُ‫صلَبُوه‬
َ ‫ْث‬ُ ‫َحي‬
ِ ‫ ْال َوس‬.
‫ْط‬
25
،‫ت أُ ِّم ِه َمرْ يَ ُم َز ْو َجةُ ِكلُوبَا‬
ُ ‫ َوأُ ْخ‬،ُ‫ أُ ُّمه‬،‫ب يَسُو َع‬ َ ‫ت ِع ْن َد‬
ِ ‫صلِي‬ lٍ ‫ت َواقِفَا‬ ْ َ‫َو َكان‬
ُ‫ َو َمرْ يَ ُم ْال َمجْ َدلِيَّة‬.
30
‫س َر ْأ َسهُ َوأَ ْسلَ َم الرُّ و َح‬
َ ‫ َونَ َّك‬.»‫«قَ ْد أُ ْك ِم َل‬:‫ال‬
َ َ‫ع ْال َخ َّل ق‬ُ ‫فَلَ َّما أَ َخ َذ يَسُو‬.
ِ َ‫ َوفِي ْالبُ ْست‬،‫ان‬ ُ ‫ض ِع الَّ ِذي‬ ِ ‫ان فِي ْال َم ْو‬
41 َ
‫ان قَ ْب ٌر َج ِدي ٌد ل ْم‬ ٌ َ‫ب فِي ِه بُ ْست‬
َ ِ‫صل‬ َ ‫َو َك‬
ُّ َ‫ض ْع فِي ِه أَ َح ٌد ق‬
‫ط‬ َ ‫يُو‬.
Tarjamah Injil Yohanes 19:6, 17, 18, 25, 30, dan 41 :
Injeel Youhanna
Al Ashahu Al Tasi’u ‘Ashara
6. Falamma raahu rou”sa’u Al Kahanati wa Al Khuddamu sarakhou
qaielien (Aslibhu! Aslibhu!). Qala lahum Bielatus : (khudouhu
antum wa aslibouhu, lannie lastu ajidu fiehi ‘illatan).
17. Fakharaj wa huwa hamilun saliebahu Al Moudhi’i alladzie Iuqalu
lahu (maoudhi’u Al Jumjumati) wa iuqalu bil’ibraniyyati (Juljutha).
18. Haethu salabouhu wa salabou athnaen akharaen ma’ahu min Huna
wamin Huna, wa Iasou’ fee Al wasti.
25. Wakanat wa aqifatin ‘inda salieb Iasou’, Oummuhu wa akhtu
oummihi Maryam zaoujatu Kelouba, wa Maryam Al Magdalieatu.
30. Falamma akhadza Iasou’ Al khalla qala : (qad akmila). Wanakkas
raasahu wa aslam Al rouha.
41. Wa kana fee Al Maoudhi’i alladzie sulib fiehi bustanun, wa fee Al
bustani qabrun jadiedun lam youdha’ fiehi ahadun qattu.
Walhasil dari apa yang saya paparkan dan saya re – check kembali
ternyata ada beberapa ayat Qouran yang bertolak belakang dengan Qs 4:157, dan
mengatakan bahwa ’Isa (Jesus) benar benar wafat, saya berikan ayatnya supaya
jelas:
1. Qs 19:31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana
saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan)
shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
2. Qs 19:33. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada
hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
3. Qs 5:116 – 117. Hai putra Maryam adakah kamu mengatakan kepada
manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah? Isa
menjawab: Maha suci Engkau..... Aku tidak pernah mengatakan
kepada MEREKA kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku.....maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang
mengawasi MEREKA".
4. Qs 3:55. (Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku
akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat
kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir,
dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang
yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah
kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu
kamu berselisih padanya."

Semua uraian dan penjelasan saya diatas bukan berasal dari pendapat saya,
melainkan bukti yang kuat dari Sumber Islam, Kristen, dan Sejarawan sekuler
yang hidup dizaman ’Isa (Jesus), yang menjadi pertanyaan saya kepada
Islamic Scholar, adalah:
1. Jika ’Isa (Jesus) tiada wafat di Kayu salib (sila lihat rujukan Qs 4:157),
berarti beliau sekarang lagi membayar zakat dan shalat (sila lihat rujukan
Qs 19:31), kepada siapa ’Isa (Jesus) membayar zakat dan dimana ’Isa
(Jesus) Shalat sekarang??!!
2. Jika ’Isa (Jesus) tiada wafat di Kayu salib (sila lihat rujukan Qs 4:157),
berarti untuk apa ’Isa (Jesus) berbicara tentang kelahiran, kematian, dan
kebangkitan beliau (sila lihat rujukan Qs 19:33)??!!
3. Jika ’Isa (Jesus) tiada wafat di Kayu salib (sila lihat rujukan Qs 4:157),
berarti untuk apa ’Isa (Jesus) berbicara tentang kematian beliau dan
tentang pengawasan Allah untuk pengikut ’Isa (Jesus) (sila lihat rujukan
Qs 5:116 – 117)??!!
4. Jika ’Isa (Jesus) tiada wafat di Kayu salib (sila lihat rujukan Qs 4:157),
berarti untuk apa Allah berkata untuk mewafatkan ’Isa (Jesus) dan
mengangkat ’Isa (Jesus) disisi-Nya di Sorga serta mengangkat pengikut
’Isa (Jesus) diatas orang kafir, hingga akhir zaman (sila lihat rujukan
Qs 3:54 – 55)??!!
Kesalahan ini awalnya tidak disadari oleh Allâah dan Muhammad hingga
saat ketahuan dikemudian hari maka dicobalah beberapa alasan untuk
membenarkan hal yang sudah terlanjur bengkok tersebut, seperti ibarat
mengencingi air minum sendiri.
Dalam hal ini semua, serta melihat ini semua (kontradiksi dalam Qur’an),
maka runtuhlah klaim bahwa Qur’an sangat terperinci dan tidak ada yang
membengkokan disana yang disampaikan kepada Muhammad via Jibril
(sila lihat rujukan Qs 6:114 ; Qs 16:89 ; Qs 39:28 ; Qs 18:11), maka saya dapat
simpulkan bahwa Qouran sangat tidak terperinci, kedodoran, tidak mendetail, dan
tidak mencatitkan secara benar tentang awal (proses) hingga akhir penyaliban ’Isa
(Jesus), serta mengandung historical errors. Wallahu’alam bishwab

BAB II
YESUS atau ’IESA
Pada bab ini saya akan mengkaji Qouran yang mana dicatitkan disana

‫ع‬
bahwa nama asli Yesus adalah ‘Iesa, dengan menggunakan abjad ‘ain ( ), yaw (

‫)ي‬, sin ( ‫)س‬, dan aleph maqsurah ( ‫)ى‬, apabila digabung menjadi
(‘Iesa).
Marilah kita tinjau dari Al Kitab Al Muqaddas dalam Peshitta Aramaic,
dan Hebrew Bible. Pada Peshitta Aramaic disebutkan nama Yesus adalah

(Yashou’), sedangkan dalam Hebrew Bible disebutkan nama Yesus

adalah ‫ישוע‬ (Yashou’).

Pada kutipan diatas, maka saya akan menganalisa kebobrokan Qouran.


Pada analisa ini saya menemukan beberapa kesalahan, diantaranya pada awal

kata seharusnya menggunakan abjad yaw ( ‫ )ي‬dan bukan ‘ain (‫)ع‬, dan pada
‫ع‬
akhir kata seharusnya menggunakan abjad ‘ain ( ) dan bukan aleph maqsurah (

‫)ى‬, serta seharusnya menggunakan abjad sheen (‫ )ش‬dan bukan sin (‫)س‬, maka
tulisan yang benar (dalam Arab) adalah (Yashou’) dan bukan
(‘Iesa).

BAB III
TELAAH SINGKAT QS 2:249
Pada bab ini saya akan mencoba meneelaah studi kasus ayat Qouran yang
tertulis dalam Qs 2:249 seperti dibawah ini :

Maka tatkala Talut keluar membawa tentaranya, ia berkata:


"Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka
siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan
barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan,
maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali
beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Talut dan orang-orang
yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang
yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini
untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi
golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."
Pada kali ini saya akan mencoba kebenaran ayat Qouran diatas dari dua
sudut, yang pertama dari kacamata nama para nabi dan yang kedua dari kacamata
sejarahnya (alur sejarah).
Menurut kepada catatan kaki (footnote) yang ditulis oleh Yousuf ’Ali

(The holy Qouran, note 284), disana dituliskan bahwa nama Talout ( ) itu
sangat identik dengan Raja Saoul (King Saul), marilah kita mengkajinya dengan
tulus ikhlas tanpa ada perasaan dendam untuk membuka nourul haq
(cahaya kebenaran) yang ada didalamnya.
Pada Qouran dicatitkan bahwa nama asli Saul adalah Talout, dengan

‫ط‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫و‬


menggunakan abjad Ta ( ), aleph ( ), lamed ( ), waw ( ), dan ta ( ‫)ت‬, maka
apabila digabung menjadi (Talout).
Marilah kita tinjau dari Al Kitab Al Muqaddas dalam Peshitta Aramaic,

dan Hebrew Bible. Pada Peshitta Aramaic disebutkan nama Saul adalah

(Shaoul), sedangkan dalam Hebrew Bible disebutkan nama Saul adalah ‫ׁשאּול‬
(Shaoul).
Pada kutipan diatas, maka saya akan menganalisa kebobrokan Qouran.
Pada analisa ini saya menemukan beberapa kesalahan, diantaranya pada awal

‫ط‬
kata menggunakan abjad Ta ( ), seharusnya menggunakan abjad Sheen ( ‫)ش‬
dan pada akhir kata menggunakan abjad ta ( ‫ )ت‬seharusnya menggunakan abjad

‫ل‬
lamed ( ), maka tulisan yang benar (dalam Arab) adalah (Shaoul) dan

bukan (Talout).
Maka dari sini jelaslah sudah bahwa Shaoul (Saul) itu berbeda dengan
Thalout baik dari segi tulisan yang tercatit dalam Kalam Allah yang haq yaitu
Alkitab Almuqaddas, yang menjadi persoalannya yaitu bagaimana mungkin kitab
abad ke 7 (Qouran) yang katanya tidak ada membengkokkan didalamnya bisa
salah dalam menuliskan nama para nabi dan raja Israel tempo dulu??!!
Kemudian marilah kita beranjak sejenak untuk meninjau kebenaran cerita
Qouran diatas. Alkitab tiada pernah berbicara apapun tentang prajurit Saul yang
mencicipi air pada kasus ayat Qouran diatas, permasalahan sudah jelas yaitu :
1. Qouran sangat kedodoran, salah arah, salah dalam pencatutan
kisah serta pengaburan kisah dan yang lebih fatalnya salah dalam
memberikan penjelasan bahwa Thalout adalah Raja Saul,
sedangkan Holy Bible tiada pernah menyebutkan tentang narasi
Raja Saul dan prajuritnya sesuai Qouran diatas.
2. Identifikasi permasalahan yang diutarakan ayat Qouran diatas jelas
sekali merupakan implikasi (dampak) dari hasil dengar dengaran
Muhammad tentang cerita yang beredar saat itu di jazirah Arab,
atau adakah Muhammad mengikuti anjuran pada ayat Qs 10:94??!!
Segala tulisan yang diilhamkan Allah (Alkitab) memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran. Jelaslah sudah bahwa kedudukan Alkitab
adalah mendidik orang dalam kebenaran sesuai ayat dalam II Titus 3:16 diatas,
yaitu bahwa kebenaran akan ditemukan dalam kalam Allah yang haq yaitu
Alkitab.
Alkitab sendiri memberikan gambaran tentang narasi yang hampir mirip
dengan ayat Qouran diatas, tetapi jelas sekali oknumnya berbeda, marilah kita
simak penuturan kalam Allah (Alkitab) Judges 7:4-7a, seperti dibawah ini :

Tetapi TUHAN berfirman kepada Gideon: "Masih terlalu banyak


rakyat; suruhlah mereka turun minum air, maka Aku akan
menyaring mereka bagimu di sana. Siapa yang Kufirmankan
kepadamu: Inilah orang yang akan pergi bersama-sama dengan
engkau, dialah yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, tetapi
barangsiapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang tidak
akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang tidak akan
pergi." Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan
berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Barangsiapa yang menghirup air
dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan
tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk
minum." Jumlah orang yang menghirup dengan membawa
tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari
rakyat itu semuanya berlutut minum air. Lalu berfirmanlah TUHAN
kepada Gideon: "Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu
akan Kuselamatkan kamu …

Marilah saya tampilkan ayat Qouran seperti dibawah ini :

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata:


"Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai.
Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku.
Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk
tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka
meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala
Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi
sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada
kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya."
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah,
berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat
mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah
beserta orang-orang yang sabar."

Lihat dan bacalah dua narasi dari kitab yang berbeda Qouran dan
Alkitab jelas sekali hampir sama, tetapi sungguh disayangkan oknumnya berbeda,
dalam narasi Qouran diatas bahwa oknum tersebut adalah Talout
(kata Yousuf ‘Ali Talout adalah Raja Saoul), sedangkan menurut narasi Alkitab
diatas bahwa oknum tersebut adalah Gideon bersama prajuritnya, yang menjadi
persoalannya adalah apakah sama Talout (yang katanya adalah Raja Saoul)
identik dengan Gideon?? Padahal baik dari segi tulisan saja berbeda bagaimana
mungkin identik??!! Atau bagaimana mungkin kitab abad ke 7 mengoreksi kitab
sebelumnya yang jelas jelas kitab abad ke 7 itu merupakan hasil dengar dengaran
kitab sebelumnya??!!

BAB IV
TELAAH SINGKAT QS 3:41
Pada bab ini, saya akan mengkaji kekarutan yang ada di dalam kalam
Allâah iaitu Qouran, pada hakikat kita perlu mengkaji lebih dalam untuk
membuka cahaya kebenaran antara dua kitab yang konon sama sama wahyu
Allah.
Qouran dan Holy Bible merupakan dua sisi mata koin yang berbeda dan
bertolak belakang, Qouran dan Holy Bible tidak mungkin keduanya benar
ataupun keduanya salah, tetapi salah satu diantaranya ada yang benar dan salah
satunya lagi merupakan sinkritisme (gabungan) antara fiksi dan kenyataan.
Kajian saya kali ini adalah menelaah ayat Qouran yang tertulis dalam
Qs 3:41, seperti kutipan dibwah ini:

Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku


telah mengandung)." Allah berfirman: "Tandanya bagimu,
kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga
hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu
sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi
hari."

Pada kajian ini saya menelaah sesuai ayat diatas bahwa Zakaria
meminta tanda kepada Allâah, apakah isterinya mengandung atau tidak,
dikarenakan dia suduh uzur dan rahim isterinya telah ditutup oleh Allâah.
Maka tanda itu akan tampak dengan cara yaitu Zakaria tiada dapat
bicara selama 3 hari kepada khalayak ramai kecuali dengan isyarat
(bisa tulisan mahupun yang lain).

Sedangkan menurut kepada Alkitab Almuqaddas, dalam Kitab Injeel


Louqa 1:18-20 dituliskan seperti dibawah ini :

Lalu kata Zakaria kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu,


bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah
lanjut umurnya." Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel
yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan
engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.
Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata
kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena
engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata
kebenarannya pada waktunya."

Pada kajian ini saya menelaah sesuai ayat diatas bahwa Zakaria
mengeluh dan tidak percaya kepada Gabriel bagaimana mungkin dia bisa
mendapatkan anak, karena kondisi fisik dia dan isterinya tidak dapat mungkin
mengandung.
Maka tanda itu akan tampak dengan cara yaitu Zakaria tiada dapat
bicara sampai tiba waktunya dia akan dipulihkan kembali karena
ketidakpercayaan dia kepada firman Allah yang disampaikan oleh Gabriel.
Mungkin kita akan bertanya kapan kiranya Zakaria akan dipulihkan
kembali oleh Allah karena kedegilan hatinya yang tiada percaya akan
sabdaNya??!!
Alkitab memberikan suatu narasi yang rinci, marilah menyimak
penuturan Alkitab dalam Injeel Louqa 1:59 dan 64, seperti dibawah ini :

Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk


menyunatkan anak itu (Yohanes) dan mereka hendak menamai dia
Zakaria menurut nama bapanya, ... Ia meminta batu tulis, lalu
menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan
merekapun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah
mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji
Allah.
Pada penuturan ayat diatas sekali bahwa setelah Yohanes lahir
(i.e 9 bulan) lalu 8 hari kemudian dia akan disunat (Injeel Louqa 1:59) serta pada
waku itu juga Zakaria akan memberikan nama untuk bayi tersebut, maka Allah
memulihkan kondisi Zakaria sehingga dia bisa lagi berbicara dan dapat memuji
kebesaran Allah (Injeel Louqa 1:64)
Sekali lagi Muhammad gagal menjelaskan alur kenapa Zakaria menjadi
bisu serta berapa lama waktu agar Allah memulihkan kondisi Zakaria apakah
3 hari (sesuai Qouran) atau 9 bulan 8 hari (sesuai Holy Bible) dan yang lebih
parah lagi siapa yang membuat bisu pada Zakaria apakah Allah (sesuai Qouran)
ataukah Gabriel (sesuai Holy Bible)??!!
Marilah sekali lagi kita mengkaji apakah benar atau tidak bahwa nama
Yohanes pembaptis adalah Yahya atau Yohanes, marilah kita telaah bersama
seperti dibawah ini :
Pada Qouran dicatitkan bahwa nama asli Yohanes adalah Yahya, dengan

menggunakan abjad yaw ( ‫)ي‬, het (‫)ح‬, yaw (‫)ي‬, dan aleph maqsurah (‫)ى‬, maka
apabila digabung menjadi (Yahya).
Marilah kita tinjau dari Alkitab Almuqaddas dalam Peshitta Aramaic, dan

Hebrew Bible. Pada Peshitta Aramaic disebutkan nama Yohanes adalah


(Youkhanan), sedangkan dalam Hebrew Bible disebutkan nama Yohanes adalah

‫( יוחנן‬Youkhanan).

Pada kutipan diatas, maka saya akan menganalisa kebobrokan Qouran.


Pada analisa ini saya menemukan beberapa kesalahan, diantaranya pada awal

kata seharusnya menggunakan abjad yaw ( ‫ )ي‬serta waw (‫ )و‬dan bukan yaw saja
( ‫)ي‬, dan pada akhir kata seharusnya menggunakan abjad nun (‫ )ن‬dan bukan
aleph maqsurah ( ‫)ى‬, serta seharusnya menggunakan abjad khaf (‫ )خ‬dan bukan
‫ح‬
het ( ), maka tulisan yang benar (dalam Arab) adalah (Youkhanan)

dan bukan (Yahya).


BAB V
TELAAH SINGKAT QS 19:23 - 26
Pada bab ini, saya akan meneelah tentang ayat Qouran yang bercerita
tentang kelahiran ’Isa (Jesus) dalam Qs 19:23 – 26, seperti dibawah ini :

Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar)


pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya
aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi
dilupakan." Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:
"Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah
pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka
makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu
melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku
telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka
aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari
ini."

Pada ayat diatas sangat jelas sekali dikatakan bahwa kelahiran ’Isa (Jesus)
dibawah pangkal pohon kurma (Ila jidz’iul nakhlati), kemudian Maryam (Maria),
mengeluh supaya sekiranya dia mati sebelum melahirkan ’Isa dan dilupakan
orang.
Alkitab tiada pernah menyebutkan kelahiran Iasou’ (Jesus) dibawah
pangkal pohon kurma, serta tidak pernah Qeddesat Maryam (St. Mary) mengeluh
dan menginginkan kematiannya karena sangkin sakitnya mau melahirkan Iasou’
(Jesus).

Pada Alkitab dikatakan bahwa Iasou’ (Jesus) dilahirkan ditanah Yudea


(Ardh Yahoudza) dikota Betlehem (Beytlekhm) sesuai (Injeel Matius 2:8 dan 11),
sedangkan cerita tentang bahwa Qeddesat Maryam Al ’adzra’ (St. Virgin Mary)
mengeluh dan mau mati sebelum melahirkan Iasou’ (Jesus) tiada tercatit dalam
Alkitab Almuqaddas, yang ada bahwa Maria sangat terkejut (Injeel Louqa 1:29)
saat Malaikat Tuhan (Gabriel) mengucapkan salam tersebut kepadanya, kemudian
Malaikat tersebut menyampaikan maksud kedatangannya bahwa Maria akan
mengandung dan melahirkan seorang anak yaitu Iasou’ (Jesus) hal ini tercatit
dalam (Injeel Louqa 1:31), kemudian Maria pasrah kepada sabda Malaikat
tersebut dengan ucapannya yaitu ”Huwadza ana amatu El Rabbi liyakun lie
kaqaoulika” (Injeel Louqa 1:38), setelah kejadian itu Maria sangat gembira hal
ini tercatit dalam madahnya (pujiannya) kepada Tuhan dalam
(Injeel Louqa 1:46 – 55).
Jadi dalam hal ini semua, yang menjadi pertanyaan adalah adakah
Muhammad mengikuti anjuran kitabnya yang tertulis dalam Qs 10:94 seperti
dibawah ini :
” Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan
tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka
tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab
sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu
dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk
orang-orang yang ragu-ragu.”

Apakah Muhammad mengikuti anjuran dalam ayat Qouran diatas untuk


bertanya lebih dahulu kepada Ahlul Kitab dari Gereja Orthodox dijazirah Arab
saat itu tentang hal ikhwal wahyu yang dia dapat tentang kelahiran Iasou’ (Jesus)
tersebut??!!
Atau apakah mungkin Muhammad mendengar cerita cerita atau membaca
kitab bid’at (heterodox) yang berkembang saat itu dijazirah Arab??!! Ataukah
mungkin Muhammad tiada bisa membedakan mana kitab bid’at dan yang mana
kitab yang sudah dikanonkan oleh Gereja perdana (Rasouliyyah) saat itu??!!
Banyak sekali ayat ayat dalam kitab Qouran yang mengutip atau
menyunting dari ”apocryphal Christian books”, sebagai contohnya yaitu narasi
dari Qouran diatas yang sama sekali mirip dengan kitab bid’at Kristian yang
berjudul ”History of the Nativity of Mary and the Infancy of the Saviour”.
History of the Nativity of Mary and the Infancy of the Saviour adalah
kitab bid’at yang berkembang dijazirah Arab saat itu, kitab ini berisi tentang
kelahiran Maria dan infancy Jesus ke Mesir. Kutipannya seperti dibawah ini :
But on the third day after he had set out, it came to pass that Mary
became exhausted in the desert through the excessive heat of the sun.
When therefore she saw a tree, she said unto Joseph, ‘Let us rest a
little while under the shadow of this tree.’ And Joseph hasted and
brought her to that palm-tree, and took her down off her beast.
When Mary sat down, she looked up to the top of the palm-tree,
and seeing it full of fruit said to Joseph, ‘'I desire, if it be possible, to
take of the fruit of this palm-tree.’ And Joseph said unto her, ‘I marvel
that thou speakest thus, since thou seest how high the branches of this
palm-tree are. But I am extremely anxious about water, for it has now
been exhausted in our skin-bottles, and we have nowhere whence we
can fill them and quench our thirst.’

Then the Child Jesus, who with joyful countenance lay in His mother
the Virgin Mary's bosom, said to the palm-tree, ‘O tree, lower thy
branches and refresh My mother with thy fruit.’ Instantly the
palm-tree at this word bowed its head to the sole of Mary's feet:
and they plucked the fruit which it bore, and were refreshed. And
afterwards, when all its fruit had be plucked, the tree still remained
bent, since it was waiting to rise up at the command of Him, whose
command it had bowed down.
Then Jesus said unto it, ‘O palm-tree, arise and be of good cheer, and
be thou a companion of My trees that are in My Father's Paradise. But
with thy roots open the spring that is hidden in the ground, and let
water flow forth from that spring to quench our thirst.’
And the palm-tree instantly stood erect, and streams of very clear,
cool, and very sweet water began to come forth from amid its
roots. And when they beheld those streams of water, they rejoiced
with exceeding great joy; and they with all their quadrupeds and
attendants were satisfied and thanked God."
Pada kutipan diatas sangatlah jelas sekali Muhammad percaya bahwa
ceritera tentang kelahiran Iasou’ (Jesus) dibawah pohon kurma, dari sini jelaslah
Muhammad mendengar cerita bida’at tersebut lalu percaya tentang cerita itu,
kemudian menisbatkan nama Gabirel sebagai oknum yang berbicara kepada
Maria saat itu.
Maka jelaslah sudah bahwa idea kelahiran Iasou’ (Jesus) dalam Qouran
diambil dari kitab bid’at yang berasal dari jazirah Arab yang mana tidak
dikanonkan oleh Gereja Rasouliyyah (perdana / awal), maka sebagai umat
Kristian seharusnya bersandarkan kepada kalam Allah yang haq yaitu Alkitab.
Alkitab sendiri memberikan suatu larangan agar kita tidak terperdaya oleh
berita selain yang diberitakan oleh Rasoul Kristus, supaya kita tidak sama
terperdayanya dengan Hawa yang dibujuk oleh ular (II Korintus 11:3).

Teguran dari para Rasoul Kristus yang memberitakan Injeel kepada jemaat
Krsitus sangatlah keras supaya jangan beralih kepada Injeel lain yang sifatnya
menyesatkan dan memutarbalikkan fakta tentang peristiwa yang termaktub dalam
Injeel yang shaheh (Galatia 1:6-9), berikut petikannya :

Aku hairan, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang
oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti
suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang
yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk
memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau
seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu
suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan
kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu,
sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang
memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa
yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

Teguran dari para Rasoul Kristus yaitu apabila ada malaikat atau
seseorang memberitakan suatu Injeel yang lain dari yang diajarkan / ditulis para
Rasoul Kristus, maka terkutuklah dia (penyebar Injeel palsu tersebut) dan maka
orang itu harus mati sesuai sabda Tuhan (Ulangan 18:20).

BAB VI
TELAAH SINGKAT QS 29:14
Pada bab ini, saya akan meneelah tentang ayat Qouran yang bercerita

tentang kisah Nabi Nouh (Ibrani, ‫ )נח‬menurut Qs 29:14, seperti dibawah ini :

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya,


maka tinggallah dia dalam kalangan mereka selama sembilan
ratus lima puluh tahun; akhirnya mereka dibinasakan oleh taufan
sedang mereka berkeadaan zalim (dengan kufur derhaka).

Pada kutipan diatas sangatlah jelas sekali Muhammad percaya begitu saja
bahwa Nouh tinggal bersama kaumnya selama 950 tahun, dan akhirnya kaum
Nouh dibinasakan oleh Allâah dengan cara ditiupkan taufan (air bah,-red) kepada
kaum tersebut yang mana keadaam kaum tersebut pada waktu dibinasakan adalah
dalam keadaan zalim dan durhaka kepada Allâah.
Menurut kepada Alkitab, dikatakan bahwa manusia yang diciptakan oleh
Allah sering berbuat kejahatan (Kejadian 6:5), dan memilukan hatiNya
(Kejadian 6:6), kemudian Allah berniat akan membinasakan manusia pada zaman
Nouh tersebut (Kejadian 6:7).
Ketika umur Nabi Nouh 600 tahun, maka air bah meliputi bumi
(Kejadian 7:6), sedangkan Nabi Nouh dan segala ternak dan isterinya diangkut
dalam bahtera, maka setelah umur Nabi Nouh mencapai 950 tahun maka wafatlah
dia (Kejadian 9:29). Jadi dalam hal ini wafatnya Nabi Nouh setelah air bah selesai
dan bukan saat air bah datang keatas bumi.

Berikut kutipannya dibawah ini :

Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi


dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan
kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah
menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang
telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan
dan binatang-binatang melata dan burung burung di udara, sebab
Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
[Kejadian 6:5 – 7]

Setelah Allah melihat kejadian yang memilukan hatinya akibat kejahatan


manusia, maka Allah akan menurunkan air bah keatas bumi, berikut kutipannya, seperti
dibawah ini :

Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan
kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar,
sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.
Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi
bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di
kolong langit; segala yang ada dibumi akan mati binasa.
[Kejadian 6:11, 12, dan 17]

Kemudian setelah itu, air bah turun atas bumi pada saat itu umur Nabi Nouh 600
tahun, berikut kutipannya :

Nuh berumur enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi
bumi. Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan
anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak anaknya karena air bah
itu. [Kejadian 7:6 - 7]

Kemudian setelah itu, air bah surut dan umur Nouh mencapai 950 tahun, maka
wafatlah dia, berikut kutipannya dibawah ini :

Jadi Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia
mati. [Kejadian 9:29]

Nah pada kutipan ayat Qouran diatas dinyatakan jelas umur Nouh 950 tahun
yang pada saat itu bersama dengan kalangannya ( Qs 29:14), sedangkan menurut Alkitab
umur Nouh pada saat 950 tahun sudah wafat (Kejadian 9:29).
Menurut Qouran diatas (Qs 29:14), kaum Nouh dibinasakan oleh Allâah
dengan cara dikirimkan taufan (air bah,-red) kepada kaum tersebut yang mana
keadaam kaum tersebut pada waktu dibinasakan adalah dalam keadaan zalim dan
durhaka kepada Allâah, sedangkan menurut Alkitab kaum nabi Nouh sering
berbuat kejahatan (Kejadian 6:5) dan membuat bumi rusak (Kejadian 6:11)
sehingga memilukan hatiNya pada saat Allah menilik bumi ( Kejadian 6:6 dan 12),
sehingga dikirimkanlah air bah atas bumi sehingga kaum nabi Nouh binasa
seketika itu juga (Kejadian 6:17, 7:6).
Maka, yang menjadi persoalannya dapatkah wahyu Illahi pada abad ke 7
menyempurnakan kitab sebelumnya (Taurat dan Injeel)??!!,
sedangkan umur kitab sebelum abad 7 hadir lebih tua dari Qouran??!! Atau
dapatkah Allah mengirimkan wahyu secara serampangan dan salah diantara
Alkitab dan Qouran??!!
Bukankah, sesudah ayat Qouran diatas diturunkan kepada Muhammad,
maka Muhammad harus bertanya dulu kepada Ahlul Kitab saat itu tentang
kebenaran wahyu yang Muhammad terima sesuai anjuran ayat Qs 10:94, adakah
Muhammad bertanya kepada Ahlul Kitab ataukah tidak??!!

BAB VII
TELAAH SINGKAT QS 6:74
Pada bab ini, saya akan meneelah tentang ayat Qouran yang bercerita

tentang kisah silsilah Nabi Abraham (Ibrani, ‫ )אברהם‬menurut Qs 6:74, seperti


dibawah ini :

Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya,


Aazar "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai
tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu
dalam kesesatan yang nyata."

Nah, pada kutipan diatas sangatlah jelas sekali Muhammad percaya begitu
saja bahwa bapaknya Abraham (Islam,- Ibrahem??!!), adalah Aazar, dikarenakan
ditulis disana ada kata (qala Ibrahim liabiehi) yang bermakna ”berkatalah
Ibrahim kepada bapaknya”.
Menurut kepada Alkitab (Kejadian 11:26), dikatakan disana bahwa nama

bapaknya Abraham adalah Terah (Ibrani,- ‫)ּתרח‬, berikut kutipannya seperti


dibawah ini :

Setelah Terah hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan


Abram, Nahor dan Haran.

Jadi menurut ayat Alkitab diatas, bahwa pada saat umur Terah 70 tahun
dia memperanakkan Abram, kemudian Allah mengganti nama Abram menjadi
Abraham (Kejadian 17:5), berikut kutipannya seperti dibawah ini :

Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham,


karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.

Jadi menurut ayat Alkitab diatas, Allahlah yang mengganti nama Abram
menjadi Abraham, maka dari sini kita sepakat sesuai ayat Bible diatas bahwa
Abram adalah Abraham.
Kemudian marilah kita mengkaji asal usul nama Nabi pada bab ini,
menurut kepada Qouran nama sebenarnya Abraham adalah Ibrahem sedangkan
menurut Holy Bible nama sebenarnya adalah Abraham, marilah sejenak kita
menyelidikinya.
Pada Qouran dicatitkan bahwa nama asli Abraham adalah Ibrahim, dengan

ِ‫إ‬
menggunakan abjad I ( ), beith (ْ ‫)ب‬, resh (‫)ر‬, aleph (‫)ا‬, het (‫)ه‬, yaw (‫ )ي‬dan

‫م‬
meem ( ) maka apabila digabung menjadi (Ibrahim).

Marilah kita tinjau dari Alkitab Almuqaddas dalam Peshitta Aramaic, dan
Hebrew Bible. Pada Peshitta Aramaic disebutkan nama Abraham adalah
(Abraham), sedangkan dalam Hebrew Bible disebutkan nama

Abraham adalah ‫( אברהם‬Abraham).

Pada kutipan diatas, maka saya akan menganalisa kebobrokan Qouran.


Pada analisa ini saya menemukan beberapa kesalahan, diantaranya pada awal

ِ‫إ‬ َ‫أ‬
kata seharusnya tidak menggunakan abjad I ( ), tapi aleph ( ) dan juga tidak

menggunakan abjad yaw ( ‫)ي‬ maka tulisan yang benar (dalam Arab) adalah

(Abraham) dan bukan (Ibrahim).


Maka, yang menjadi persoalannya adalah apakah Muhammad pernah
bertanya kepada Ahlul Kitab (Jews dan Krsitians) disana sejak turunnya ayat
tersebut sesuai anjuran Qouran (Qs 10:94)??!!, dapatkah Allah mengirimkan
wahyuNya secara bertolak belakang??!! Atau adakah Allah terkena amnesia
(hilang ingatan) pada saat mengirimkan wahyuNya kepada Muhammad via
Jibriel??!!

BAB VIII
TELAAH SINGKAT QS 37:97
Pada bab ini, saya akan meneelah tentang ayat Qouran yang bercerita
tentang kisah pencampakkan Ibrahem kedalam api yang menyala nyala menurut
Qs 37:97, seperti dibawah ini :

Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar)


Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala
itu."

Jadi menurut kesepakatan ayat Qouran diatas, bahwa Ibrahem


dilemparkan kedalam bangunan yang mana isi dalam bangunan itu merupakan
tempat perapian untuk membakar Ibrahem disana, dengan harapan agar Ibrahem
mati pada saat itu juga.
Sedangkan, menurut ayat Alkitab (Daniel 3:14 - 15), bahwa yang
dilemparkan kedalam tempat perapian adalah Shadrak, Meshak dan ’Abednego

(Ibrani,- ‫עבדנגוא‬ ; ‫)ׁשדרך ; מיׁשך‬, berikut kutipannya dibawah ini :

Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan


geramnya untuk membawa Shadrak, Meshak dan ’Abednego
menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja,
berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai
Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja
dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan
itu? ... Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan
dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-
nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam
tanganku?"

Jadi, menurut ayat Alkitab bahwa asal mula ceritera itu, dikarenakan pada

saat itu Raja Nebuchadnezar (Ibrani,- ‫)נבּוכדנּצר‬, sedang membuat patung


dewa yang terbuat dari emas untuk disembah, yang mana sebelumnya semua
orang diwajibkan datang untuk menghadiri upacara pentahbisan patung tersebut
(Daniel 3:1-2, 4-5), tetapi dikarenakan hasutan beberapa orang kasdim menuduh
orang Yahudi tidak menyembah patung yang didirikan oleh raja tersebut
(Daniel 3:8 - 12) termasuk didalamnya adalah Shadrak, Meshak dan ’Abednego

(Ibrani,- ‫עבדנגוא‬ ; ‫)ׁשדרך ; מיׁשך‬.


Maka dari sini maka jelaslah, bahwa wahyu yang tertulis dalam Qouran
mengalami disorientasi waktu dengan menyatakan bahwa Ibrahemlah yang
dicampakkan kedalam perapian yang menyala nyala tersebut, yang menjadi inti
persoalan sekarang adalah, dapatkah Allah mengirim dua wahyu yang berbeda
kepada dua kitab yang sama sama disebut wahyu Illahi??!! Andaikata Qouran
disebut penyempurna kitab kitab sebelumnya (Taourat, Injeel dan Zabour), maka
seharusnya adalah isi kandungan wahyu tersebut haruslah sama baik dari segi
nama maupun sejarahnya, atau dapatkah Allah menyampaikan firmanNya dengan
mengalami disorientasi sejarah??!!
Sedangkan, jarak antara zaman Abraham dengan Nebuchadnezar pada
cerita dalam Qouran sangatlah jauh sekali dan bagaimana mungkin rentang jarak
yang jauh itu dapat terjadi disorientasi waktu??!! Apakah Allah yang Maha Tau
menjadi Maha Tidak Tau akan sejarahNya??!!
Seperti yang saya sebutkan diatas, Qouran dan Holy Bible tidak mungkin
keduannya adalah benar mahupun keduanya salah, tetapi salah satu kitab tersebut
ada yang menyembunyikan kebenaran dan mengalami cacat baik dari segi nama
para nabi maupun sejarah didalamnya, yang menjadi persoalan adalah,
mungkinkah kitab abad ke 7 menyempurnakan kitab sebelumnya tetapi isi
kandungan kitab abad ke 7 mengalami cacat baik dari segi sejarah maupun nama
para nabi??!!

BAB IX
TELAAH SINGKAT QS 3:49
Pada bab ini, saya akan meneelah tentang ayat Qouran yang bercerita
tentang kisah mu’jizat ’Iesa (Jesus) yang konon menciptakan burung dari tanah
liat menurut kepada ayat Qs 3:49, seperti dibawah ini :

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu
tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu
dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia
menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku
menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang
berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin
Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa
yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu
sungguh-sungguh beriman.

Jadi menurut kesepakatan ayat Qouran diatas, bahwa ’Iesa membuat tanah
untuk menciptakan seekor burung atas idzin Allâah, padahal dalam
Alkitab Almuqaddas tidak ada satu ayatpun dalam Injeel sinoptik
menuliskan narasi yang kita bahas ini (yang saya boldkan).
Marilah, kita kemudian mengkaji lebih dalam tentang narasi yang saya
boldkan tersebut berdasarkan kepada buku bid’at yang memuat narasi tersebut,
berikut petikannya seperti dibawah ini :

Now when Jesus was five years old there was a great rain upon the
earth, and the child Jesus walked about therein. And the rain was very
terrible: and he gathered the water together into a pool and commanded
with a word that it should become clear: and forthwith it did so. Again,
he took of the clay which came of that pool and made thereof to the
number of twelve sparrows.
Now it was the Sabbath day when Jesus did this among the children
of the Hebrews: and the children of the Hebrews went and said unto
Joseph his father: Lo, thy son was playing with us and he took clay
and made sparrows which it was not right to do upon the Sabbath,
and he hath broken it. And Joseph went to the child Jesus, and said
unto him: Wherefore hast thou done this which it was not right to do
on the Sabbath? But Jesus spread forth (opened) his hands and
commanded the sparrows, saying: Go forth into the height and fly:
ye shall not meet death at any man's hands. And they flew and
began to cry out and praise almighty God.
[The Infancy Gospel of Thomas, M.R. James-Translation]
Jadi, dari kutipan kitab bid’at diatas (The Infancy Gospel of Thomas),
maka kita dapat ambil suatu simpulan bahwa kitab itu tidak disyahkan oleh
Church father dikarenakan tulisan tersebut ditulis dalam bahasa Latin dan tulisan
tersebut ditulis pada abad ke 6.
Adapaun syarat syarat suatu kitab dapat di kanonkan (Qanoun Alkitab)
oleh Konsili Gereja Oikumene, yaitu sebagai berikut dibawah ini :
1. Ditulis oleh para rasoul Kristus, atau sahabat para rasoul Kristus
yang sudah ditumpangkan tangannya oleh rasoul Krsitus yang
masih hidup saat itu (contoh : rasoul Paulus).
2. Ditulis pada rentang zaman hidupnya para rasoul Krsitus.
3. Ditulis dalam bahasa ’Ibrani, Aram maupun Yunani koine.
4. Tidak ada illiat (kecacatan) mahupun syudzudz (kejanggalan)
dalam penulisan kitab tersebut misalnya distorsi waktu, sejarah,
latar belakang budaya, serta sosial (contohnya : kitab Barnabas),
maka, apabila dalam kitab tersebut memuat suatu illiat (kecacatan)
mahupun syudzudz (kejanggalan) maka dapat dikatakan bahwa
kitab itu mardood (ditolak oleh Konsili Gereja Oikumene),
sedangkan apabila terdapat kitab yang meragukan
(antara benar dan salah) maka terlebih dahulu harus di tahqeq
(dianalisa) berdasarkan pada poin (1) s/d (3).
Adapun, kutipan kitab bid’at diatas (The Infancy Gospel of Thomas)
dinyatakan sebagai kitab bid’at dan ditolak oleh Konsili Gereja Oikumene
dikarenakan, yaitu kitab asli kutipan diatas ditulis pada abad ke 6 sedangkan
rasoul Kristus terakhir yang wafat (St.John) pada tahun 120, dan kitab itu ditulis
dalam bahasa latin sedangkan penulisan kitab yang standart harus dalam bahasa
’Ibrani, Aram maupun Yunani koine karena bahasa itu umum dipakai kalangan
Ahlul Kitab saat itu baik dalam percakapan maupun penulisan sebuah
kitab (buku).
Maka dari itu, kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa pada saat
Muhammad memang gemar sekali menguping (mendengar) kitab tetangga
sebelah (Ahlul Kitab) yang ternyata hanyalah sebuah kitab bid’at (sesat) yang
tidak jelas entah dimana bukti kebenaran kitab itu, andaikata pun jika itu benar
maka seharusnya diakhir kata kitab sesat itu (The Infancy Gospel of Thomas)
masih tetap mengakui ke-Ilahi-an Yesus sebagai Anak Allah, berikut kutipannya :

... for he is the Son of God throughout all the World. And unto him
belongeth all glory and honour everlastingly, who liveth and
reigneth God, world without end. Amen.
[The Infancy Gospel of Thomas, M.R. James-Translation]

Sedangkan dalam Qouran tentang narasi yang kita bahas ini, mengakui
bahwa ’Iesa hanyalah seorang rasoul, berikut kutipannya :

Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda


(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh
beriman.

Tapi, sungguh sangat disayangkan bahwa penerjemah Qouran


(semoga la’nat Allah turun atas penerjemah Qouran) sengaja menambahi apa
yang tidak termasuk dalam bahasa aslinya (Arab) tentang ayat Qouran diatas
(yang saya boldkan) itu. Wallahu’alam bishwab.

BAB X
TELAAH SINGKAT QS 17:101
Pada bab ini, saya akan meneelah tentang ayat Qouran yang bercerita

tentang kisah mu’jizat Nabi Mousa (Ibrani,-red ‫ )מׁשה‬yang konon mendapatkan


sembilan buah tanda (mu’jizat), berikut kutipannya sebagaai berikut :

Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan


buah mukjizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil,
tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir'aun berkata kepadanya:
"Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir."
Maka, dari sini jelaslah sudah bahwa maksud ayat Qouran diatas adalah
menceritakan bahwa Mousa mendapatkan sembilan buah mu’jizat kepada orang
Israiel, tetapi sungguh sangat disayangkan pada ayat tersebut tidak disebutkan apa
saja macam mu’jizat yang diberikan oleh Allâah kepada Mousa sebanyak
sembilan buah itu??
Ironis memang, dikarenkan minimnya pengetahuan Muhammad yang kita
tau bahwa itu adalah hasil menguping (mendengar) kitab tetangga sebelah
(Jews dan Krsitians), maka para Ahlul Qouran memberikan tafsirannya pada
footnote ayat tersebut, mereka berani membodohkan dirinya serta menambahi apa
yang tidak tertulis dalam kitabnya tersebut, seperti dibawah ini :

Mukjizat yang sembilan itu ialah: tongkat, tangan, belalang, kutu,


katak, darah, taupan, laut, dan bukit Thur.

Untung untung jika tafsir kitab itu benar dan sesuai apa yang dituliskan oleh
kitab terdahulu (Alkitab), tetapi jika tafsir kitab itu tidak sesuai dengan kitab
terdahulu dapatkah dijadikan sebuah patokan??!! Apalagi hanya sekedar tafser
saja??!!

Bukankah, Muhammad setelah mendapatkan turunnya wahyu tersebut


harus bertanya lebih dahulu tentang kebenaran wahyu yang dia terima itu kepada
Ahlul kitab (Jews dan Kristians) sesuai ayat Qouran disamping Qs 10:94, adakah
Muhammad bertanya kepada Ahlul Kitab??!!
Yang lebih aneh dan lucunya dalam Qs 2:219, yaitu bahwa Allâahnya
orang Islam mengatakan bahwa dia (Allâah) menerangkan ayat ayat Qouran
kepada manusia supaya berfikir, berikut kutipannya dibawah ini :

... Demikianlah Allâh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu


supaya kamu berfikir, ...
Bagaimana bisa manusia berfikir jika sembilan jenis mu’jizat yang
diberikan dia (Allâah) kepada Mousa tidak terperinci??!! Dan mengapa perlu
bantuan Ahli Tafser dalam membantu kebrutalan Allâah yang nampak kentara
tidak bisa membuat Qouran terperinci sesuai ayat Qouran disamping
(Qs 6:114 ; 10:37 ; 11:1)??!! Apakah Qouran tanpa tafser ibarat sayur tanpa
garam??!!
Padahal dalam ayat Qouran dibawah (Qs 5:46), dikatakan bahwa dalam
Taourat dan Injeel sajalah terdapat petunjuk dan cahaya didalamnya, berikut
petikannya seperti dibawah ini :

Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa
putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat.
Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang
didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa.

Maka dari itu, marilah saya berikan daftar mu’jizat Allah kepada Mousa
secara terperinci dalam KalamNya (Alkitab Almuqaddas), seperti dibawah ini :

1. Air menjadi darah (Exodus 7:19).


2. Katak (Exodus 8:2).
3. Nyamuk (Exodus 8:16).
4. Pikat / lalat (Exodus 8:21).
5. Penyakit sampar (Exodus 9:3).
6. Barah / bisul (Exodus 9:9).
7. Hujan es (Exodus 9:18).
8. Belalang (Exodus 10:4).
9. Gelap gulita (Exodus 10:21).
10. Anak sulung bangsa mesir mati (Exodus 11:5).

Nyata sekali bahwa dalam ayat diatas, Allah memberikan mu’jizatNya


kepada Mousa sebanyak 10 jenis mu’jizat secara terperinci sedangkan dalam
Qouran sebanya sembilan buah itupun tidak disebutkan secara rinci seperti dalam
Alkitab Almuqaddas diatas.
Maka dari itu, yang menjadi pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin
Allâah lupa menceritakan mu’jizat yang diberikannya kepada Mousa??!!
Dapatkah Qouran dinyatakan sebagai kitab yang terperinci (Qs 6:114 ; 10:37 ;
11:1) jikalau jenis mu’jizat yang diberikan Allâah kepada Mousa tidak
lengkap ??!! Dapatkah Allâah menjelaskan kepada manusia tentang kisah Mousa
sehingga manusia mampu berolah fikir (Qs 2:219) sedangkan Allâah saja tidak
mampu mengingat tentang jenis mu’jizat yang diberikannya kepada Mousa??!!

BAB XI
TELAAH SINGKAT QS 28:9
Pada bab ini, saya akan meneelah tentang ayat Qouran yang bercerita

tentang kisah pengangkatan Nabi Mousa menjadi anak angkat (Ibrani,-red ‫)מׁשה‬
yang konon menurut Qouran Mousa diangkat menjadi anak angkat oleh isteri
Pha’raoh, berikut kutipannya sebagai berikut :

Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati


bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-
mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi
anak", sedang mereka tiada menyadari.

Pada ayat diatas jelas sekali bahwa isteri Pha’raoh lah yang mengangkat
Mousa menjadi anak angkatnya, sedangkan kita tau bahwa Mousa diangkat
menjadi anak angkat oleh puteri Pha’raoh, marilah kita menyimak ayat suci
Alkitab (Exodus 2: 1 – 10)dibawah ini :

"Now a man from the house of Levi went and took as his wife a Levite woman.
The woman conceived and bore a son, and when she saw that he was a fine
child, she hid him three months. When she could hide him no longer, she took
for him a basket made of bulrushes and daubed it with bitumen and pitch. She
put the child in it and placed it among the reeds by the river bank. And his
sister stood at a distance to know what would be done to him. Now the
daughter of Pharaoh came down to bathe at the river , while her young
women walked beside the river. She saw the basket among the reeds and sent
her servant woman, and she took it. When she opened it, she saw the child, and
behold, the baby was crying. She took pity on him and said, ‘This is one of the
Hebrews' children.’ Then his sister said to Pharaoh's daughter, ‘Shall I go and
call you a nurse from the Hebrew women to nurse the child for you?’

And Pharaoh's daughter said to her, ‘Go.’ So the girl went and called
the child's mother. And Pharaoh's daughter said to her, ‘Take this child
away and nurse him for me, and I will give you your wages.’ So the
woman took the child and nursed him. When the child grew up, she
brought him to Pharaoh's daughter, and he became her son. She
named him Moses, ‘Because,’ she said, ‘I drew him out of the water.’"

… Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan


menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
[Kisah Para Rasoul 7:21]
Pada ayat diatas jelas sekali bahwa puteri Pha’raoh lah yang
mengangkat Mousa menjadi anak angkatnya. Kita mengetahui bahwa Mousa
adalah orang yang menulis ke lima kitab (Kejadian s/d Bilangan) dalam bahasa
’Ibrani tentunya dia (Mousa) lebih tau siapa yang mengadopsinya menjadi anak
angkat.
Kita mengetahui penulisan kitab Yahudi ditulis dalam bahasa ’Ibrani dan
itupun sezaman dengan zaman Mousa, serta kita mengetahui juga bahwa dia
(Mousa) adalah pembebas bangsa Israiel keluar dari tanah perbudakan, jadi
bangsa Yahudi lebih dahulu tau isi kitabnya ketimbang Muslim tau akan kitabnya
yang absurd itu.
Jelas sekali sesudah ayat itu (Qs 28:9) diturunkan, maka Muhammad
harus bertanya terlebih dahulu kepada Ahlul kitab (Jews dan Kristians) tentang
kebenaran wahyu yang Muhammad terima itu, berikut petikannya :

And if thou (Muhammad) art in doubt concerning that which We


reveal unto thee, then question those who read the Scripture (that
was) before thee. Verily the Truth from thy Lord hath come unto thee.
So be not thou of the waverers. [Qs 10:94]

And certainly We gave Musa nine clear signs; so ask the children of
Israel. When he came to them, Firon said to him: Most surely I deem
you, O Musa, to be a man deprived of reason. [Qs 17:101]
Padahal dalam ayat Qouran disamping (Qs 5:46), dikatakan bahwa dalam
Taourat dan Injeel sajalah terdapat petunjuk dan cahaya didalamnya, berikut
petikannya seperti dibawah ini :

Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa
putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat.
Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang
didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa.

Maka, dari sini kami mengambil sebuah kesimpulan bahwa hanya didalam
Alkitab sajalah sumber refrensi yang nyata lagi benar maka otomatis inilah kitab
(Alkitab) yang haq (benar) itu dari sisi Allah, sedangkan Qouran gagal
memberikan suatu rincian tentang kebenaran sejarah hidup Mousa.

BAB XII
TELAAH SINGKAT QS 9:30
Pada bab ini, saya akan meneelah tentang ayat Qouran (Qs 9:30) yang

bercerita bahwa ’Uzair (Ibrani,-red ‫ )עזרא‬yang konon menurut Qouran adalah


anak Allah (Ibn Allah), berikut petikannya dibawah ini :

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" …

Menurut kitab terperinci (Qouran??) dikatakan disana bahwa ’Uzair


adalah anak Allah, benarkah hal itu??!!
Pada Alkitab dikatakan bahwa ’Ezra adalah Imam dan seorang Ahli Kitab
(Ezra 7:6 ; 7:11), berikut kutipannya seperti dibawah ini :

Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab,
mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel. …

Inilah salinan surat, yang diberikan raja Artahsasta kepada Ezra,


imam dan ahli kitab itu …

… segala yang diminta dari padamu oleh imam Ezra, ahli Taurat
Allah semesta langit, haruslah dilaksanakan dengan seksama,

Dari ayat diatas nyatalah sudah bahwa ’Uzair (’Ezra) bukanlah anak Allah
melainkan hanya Imam dan Ahli Kitab saja, maka gugurlah sudah klaim fitnah
yang dilontarkan kitab yang konon menyempurnakan kitab terdahulu itu
(Qouran).

Marilah kita menyelidiki asal usul nama ’Uzair itu, pada Qouran
dicatitkan bahwa nama asli ‘Ezra adalah ‘Uzair, dengan menggunakan abjad ‘ain

‫ع‬ ‫ز‬
( ), zayin ( ), yaw ( ‫)ي‬, dan resh (‫)ر‬, maka apabila digabung menjadi
(‘Uzair).
Marilah kita tinjau dari Al Kitab Al Muqaddas dalam Peshitta Aramaic,

dan Hebrew Bible. Pada Peshitta Aramaic disebutkan nama Ezra adalah

(‘Ezra), sedangkan dalam Hebrew Bible disebutkan nama Ezra adalah ‫עזרא‬
(‘Ezra).
Pada kutipan diatas, maka saya akan menganalisa kebobrokan Qouran.
Pada analisa ini saya menemukan beberapa kesalahan, diantaranya pada tengah
‫ر‬
kata seharusnya menggunakan abjad resh ( ), dan bukan yaw ( ‫ )ي‬serta resh (
‫)ر‬, dan pada akhir kata menggunakan abjad aleph (‫ )ا‬maka tulisan yang benar
(dalam Arab) adalah (‘Ezra) dan bukan (‘Uzair).

Anda mungkin juga menyukai