Anda di halaman 1dari 6

Intelijen dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan

langsung dari Intelligence (N) dalam bahasa Inggris yang berarti


kemampuan berpikir/analisa manusia. Mudahnya kita lihat saja test IQ
(Intelligence Quotient), itulah makna dasar dari Intelijen.
Intelijen atau Intelligence berarti juga seni mencari,
mengumpulkan dan mengolah informasi strategis yang diperlukan
sebuah negara tentang negara musuh. Dari definisi ini berkembang
istilah counterintelligence yang merupakan lawan kata dari intelligence.
Intelijen juga merujuk pada organisasi yang melakukan seni
pencarian, pengumpulan dan pengolahan informasi tersebut di atas.
Dengan definisi ini intelijen juga mencakup orang-orang yang berada di
dalam organisasi intelijen termasuk sistem operasi dan analisanya.
Teknik, mekanisme kerja, sistem analisa dan produk yang
dihasilkan organisasi intelijen di manapun di dunia adalah sejenis, yaitu
berupa hasil olah analisa berdasarkan data-data yang akurat dan tepat
serta disampaikan secepat mungkin kepada para pengambil keputusan
dalam sebuah negara.
Tidak ada yang misterius, aneh ataupun luar biasa dalam
organisasi intelijen. Secara historis dan alamiah, organisasi intelijen
memiliki ciri tertentu yang telah diketahui masyarakat luas, yaitu prinsip
kerahasiaan. Ciri utama inilah yang kemudian menimbulkan tanda-tanya
bagi masyarakat. Selanjutnya timbul pula praduga-praduga yang belum
tentu benar sehingga mitologi intelijen menjadi semakin kabur dalam
bayang-bayang cerita atau kisah nyata, cerita fiksi dan fakta terjadinya
peristiwa yang sulit diungkapkan secara transparan kepada khalayak.
Definisi tugas pokok intelijen di seluruh dunia cukup jelas, yaitu
pada umumnya bertugas mengumpulkan intelijen (informasi) dan
melakukan operasi tertutup (kegiatan rahasia). Kegiatan intelijen di
dalam negeri adalah kontra-intelijen (kontra-spionase), yaitu kegiatan
rahasia yang ditujukan untuk mendeteksi kegiatan intelijen negara asing
di dalam wilayah teritorial negara kita. Dalam perkembangannya
kegiatan kontra-intelijen lebih ditujukan untuk menangkal kegiatan
terorisme internasional maupun kejahatan trans-nasional.
Jadi kalau kita mendengar kata-kata perang intelijen, berarti yang
dimaksud tidak jauh dari sekitar perang urat syaraf, perang pikiran,
perang psikologis dan perang secara tidak kelihatan atau perang yang
tidak nampak (silent warfare). Kesemua jenis perang tersebut, tidak
mengandalkan pada perang fisik dengan melakukan penggelaran militer,
namun kesemuanya menggandalkan taktik dan strategi pikiran yang
membutuhkan kecerdasan (meski perang militer juga menggunakan
taktik dan strategi).
Intelijen tingkat instansi dan intelijen polisi lebih mengarah pada
spesifikasi sasaran operasi, dan mereka tidak melakukan operasi
intelijen seperti hakikatnya intelijen. Apa yang mereka lakukan adalah
penyelidikan dan penyidikan atas suatu pelanggaran hukum. Adapun
teknik dan mekanisme kerjanya bisa saja sama dengan intelijen murni.
Intelijen militer bisa dianggap sebagai saudara kandung intelijen
sipil. Tujuan, motivasi dan hakikat operasinya bisa dikatakan sama.
Hanya saja cakupan ruang operasinya yang sedikit berbeda, bahkan
seringkali terjadi operasi gabungan sesuai dengan kemampuan dan
bidang masing-masing. Perbedaan hanya sedikit dalam tujuan operasi
taktis (jangka pendek), sekedar contoh misalnya saja signal
intelligence (SIGINT) sangat vital bagi intelijen militer karena terkait
dengan pendeteksian mobilisasi militer asing yang menjadi pihak lawan
(oposisi). Sementara itu, SIGINT bagi intelijen sipil lebih bermanfaat
dalam mengamankan operasi tertutup di negara lawan dengan
melakukan coding informasi yang rumit dan sulit dipecahkan lawan.
Meskipun dinamakan Organisasi Intelijen Sipil, organisasi intelijen
yang baik tidak bisa hanya berwarna sipil karena pentingnya sentuhan
militer. Hakikatnya merupakan gabungan antara kemampuan militer
(tempur) atau combatants dan petugas intelijen (intelligence officers).
Dengan kata lain, meskipun seorang anggota intelijen berlatar belakang
militer dia juga punya kemampuan seluwes orang sipil. Sebaliknya
petugas intelijen sipil wajib mempunyai kemampuan militer yang cukup.
Seorang Intelejen harus pula membekali dirinya dengan
kemampuan-kemampuan pembelaan diri baik bersenjata, penggunaan
tangan kosong maupun alat-alat khusus guna menolong dirinya sendiri
atau sumber informasinya. Karena tidak ada guna seorang yang tidak
bisa melindungi dirinya, jika melindungi dirinya saja tidak bisa sudah
tentu ia tidak akan bisa melindungi informasi atau melindungi tugasnya.
Seorang Intelejen wajib menguasai berbagai bidang dan disiplin
Ilmu pengetahuan yang dapat menunjang pelaksanaan tugasnya.
Secara singkat kegiatan Intelejen selain pengumpulan Informasi
mereka juga senantiasa melakukan operasi-operasi khusus seperti :
a. Sabotase dapat dilakukan terhadap beberapa struktur
penting, seperti infrastruktur, Orang, struktur ekonomi,
dll.
b. Propaganda
c. Operasi cladestine atau aktivitas subversive adalah
gerakan atau kegiatan rahasia, yang juga biasa disebut
gerakan atau kegiatan bawah tanah. Gerakannya
merupakan suatu taktik untuk menimbulkan
perpecahan politis ideologis, dan rasa tidak puas
(sosial ekonomi) di dalam masyarakat dengan tujuan
untuk menggulingkan pemerintahan yang sedang
berkuasa. Dll
Sedangkan cara-cara yang ditempuh dalam operasi nya adalah :
a. Observasi
b. Penyusupan
c. Penyamaran
d. Pembuntutan
e. Sandi dll.
Intelejen pada zaman Klasik di beberapa negara :
Cina
Di dunia ini terdapat banyak seni dan banyak ilmu.
Dalam perang yang penuh ke tidak pastian, apakah kamu bisa hanya
menggunakan satu seni saja. Maka Hitam di lawan dengan hitam, putih
di lawan dengan putih, merah dilawan dengan merah, kuning dilawan
dengan kuning, hijau dilawan dengan hijau.

Politik di lawan dengan politik, pasukan dilawan dengan pasukan, sihir
dilawan dengan sihir, hantu di lawan dengan hantu, diplomasi dilawan
dengan diplomasi, kepandaian berbicara dilawan dengan kepandaian
berbicara, strategi dilawan dengan strategi, isu dilawan dengan isu.
( Pepatah Klasik Cina )

Ada lima jenis mata-mata yang dapat di pekerjakan :
Mata-mata setempat, mata-mata orang dalam, mata-mata ganda, mata-
mata yang dapat di ganti dan mata-mata yang tak dapat diganti. Kalau
kelima jenis mata-mata aktif semuanya dan tak seorang pun tahu
metode jalan ( Tao ) operasi mereka ini di sebut jaringan yang tak dapat
di pahami dan adalah harta sang penguasa. ( Sun Tzu )

The Art of War adalah karya analisis tajam tentang perang yang
menakjubkan, suatu langkah strategis tentang bagaimana informasi
diperoleh, dianalisis dan menghitungnya secara ekstensif sebelum
dilakukan peperangan. Disamping itu bagaimana memeriksa faktor-
faktor kritis dalam perang serta pentingnya mengenali peluang strategis
dan membatasi ruang gerak musuh. Suatu strategi dan taktik yang
menuntut penggunaan kreativitas, inovasi dan ketepatan waktu dalam
membangun momentum kemenangan, disamping pentingnya
mengembangkan sumber-sumber intelijen yang handal dan kontra
intelijen.
Didalam karya Sun Tzu disebutkan tentang pentingnya
penguasaan atas informasi, Kekuatan spionase adalah salah satu kunci
keberhasilan menggali informasi. Hal sekecil apa pun akan sangat
berguna jika kita bisa memaksimalkannya. Pengertian tersebut yang
selanjutnya menjadi landasan pemikiran operasi intelijen di seluruh
dunia. Perang moderen bukanlah lagi perang fisik seperti pada perang
dunia di masa lalu, melainkan perang informasi. Operasi intelijen
menghimpun informasi di seluruh aspek, baik yang ada pada diri sendiri
maupun segala aspek yang terdapat pada sasaran (musuh). Esensi
pokok dari penggalian informasi tersebut berupa kelemahan (weakness)
dan kekuatan/keunggulan (strengthness).
Kegiatan Intelijen seperti memata-matai, sabotase, dll adalah hal
yang sering digunakan dimasa perang cina klasik, bahkan sangat sering,
biasanya para agen mata-mata menguasai kemampuan dan
pengetahuan diluar batas nalar manusia biasa baik dari segi
kemampuan beladiri, tempur, penyamaran penggunaan alat-alat khusus
seperti senjata rahasia, sandi, racun dll.

Anda mungkin juga menyukai