Anda di halaman 1dari 6

Sejarah lahirnya Gerakan Palang

Merah dan Bulan Sabit Merah


Internasional
Sejarah lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional
oleh PALANG MERAH INDONESIA pada 14 Juli 2010 pukul 10:25
Pada tanggal 24 Juni 1859 di Solferino, tepatnya sebelah utara Italia,
prajurit Perancis dan Austria bertempur dalam sebuah pertempuran
sengit selama 16 jam dan melibatkan 320.000 prajurit. Pertempuran itu
mengakibatkan 40.000 orang meninggal dan terluka dalam medan
pertempuran. Ini adalah karakteristik pertempuran pada masa itu, yang
pada dasarnya merupakan pembantaian massal. Lebih jauh, komandan
militer tidak memperhatikan kepentingan orang yang terluka untuk
mendapatkan pertolongan dan perawatan. Para prajurit hanya dianggap
sebagai makanan meriam. Adapun pertempuran tersebut dimenangkan
oleh Perancis. Namun demikian, berakibat sangat mengerikan dengan
mayat yang tumpang tindih dan ribuan orang terluka tanpa pertolongan.
Jumlah ahli bedah sangat tidak mencukupi. Di sana hanya ada empat
orang dokter hewan yang merawat seribu kuda dan seorang dokter untuk
merawat seribu orang. Sungguh jumlah yang sangat tidak sebanding
dengan keseluruhan pasukan artileri.

Pada saat pertempuran berlangsung, Henry Dunant, seorang
pengusaha berkebangsaan Swiss (1828 1910) sedang berada dalam
perjalanan untuk menemui Napoleon III guna keperluan bisnis.
Menyaksikan pemandangan yang mengerikan akibat pertempuran
tersebut, kesedihannya pun muncul. Melihat pemandangan yang
menyedihkan itu membuatnya lupa akan pertemuannya dengan
Kaisar.

Peristiwa yang secara khusus membangkitkan perasaan Dunant
saat itu adalah menyaksikan ribuan orang yang terluka tanpa
perawatan dan dibiarkan mati di tempat karena pelayanan medis
militer yang tidak mencukupi jumlahnya serta tidak memadai
dalam tugas dan keterampilan dibidang medis. Dunant kemudian
mengumpulkan orang-orang dari desa-desa sekitarnya dan tinggal
di sana selama tiga hari untuk dengan sungguh-sungguh
menghabiskan waktunya merawat orang yang terluka. Kata-kata
bijaksananya, Siamo tutti fratelli (Kita semua bersaudara),
membuka hati para sukarelawan yang melayani kawan maupun
lawan tanpa membedakannya.

Sekembalinya Dunant ke Swiss membuat ia terus dihantui oleh mimpi
buruk yang disaksikannya di Solferino. Untuk menghilangkan bayangan
buruk dalam pikirannya, Dunant kemudian menulis sebuah buku dan
menerbitkannya dengan biaya sendiri pada bulan November 1862. Buku
itu berjudul Kenangan dari Solferino (A Memory of Solferino).
Tujuan Dunant menuliskan buku itu adalah untuk menarik perhatian
dunia tentang kenyataan kejamnya peperangan. Dia mengirimkan buku
itu kepada keluarga-keluarga terkemuka di Eropa dan juga para
pemimpin militer, politikus, dermawan dan teman-temannya. Rupanya,
banyak pihak yang tertarik dengan tulisannya itu. Dunant pun diundang
kemana-mana dan dipuji dimana-mana. Banyak orang yang mau
mengikuti jejaknya.

Buku Kenangan dari Solferino mengandung dua gagasan penting
yaitu:
Usulan mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri
dari sukarelawan untuk merawat orang yang terluka pada waktu perang.
Usulan mempromosikan kesepakatan internasional guna melindungi
prajurit yang terluka dalam medan perang dan orang-orang yang
merawatnya serta memberikan status netral kepada mereka.

Buku Kenangan dari Solferino mempunyai pengaruh yang sangat
berarti sehingga tidak kurang dari satu tahun, terwujudlah usulan Dunant
dengan dibentuknya sebuah organisasi dunia yaitu Palang Merah. Hal itu
terjadi berkat jasa Henry Dunant yang dapat meyakinkan negara-negara
untuk menyusun, mengkodifikasi dan mengenali peraturan perang.

Pendirian Komite Internasional untuk pertolongan bagi yang terluka dan
pendirian Perhimpunan Nasional
Pada saat itu ada sebuah Perhimpunan Kesejahteraan Umum di Jenewa
yang dipimpin oleh seorang ahli hukum bernama Gustave Moynier.
Setelah membaca Kenangan dari Solferino, Gustave Moynier merasa
sangat tersentuh. Moynier adalah orang yang penuh pemikiran tapi juga
orang yang cepat bertindak. Dia mengundang Dunant untuk
membicarakan bukunya dengan beberapa anggota lainnya yang tertarik
dan sebagai hasilnya, dibentuklah Komite Lima. Anggotanya selain
Dunant dan Moynier, juga ada Jendral Guillaume-Henri Dufour, Dr.
Louis Appia dan Dr. Theodore Maunoir.

Komite diatas kemudian bertemu untuk pertama kalinya pada 17
Februari 1863 dan menamakan dirinya sebagai Komite Internasional
untuk Pertolongan Bagi yang Terluka dan kemudian berubah nama
menjadi Komite Internasional Palang Merah atau International
Committe of the Red Cross (ICRC) pada tahun 1876. Dengan demikian,
tanpa memperhatikan perubahan nama di atas, ICRC didirikan pada hari
yang sama pada bulan February 1863.

Beberapa bulan setelah pertemuan dengan Perhimpunan Kesejahteraan
Umum dan pembentukan ICRC, Komite Lima bekerja sama dalam suatu
aktivitas. Aktivitas itu berhasil mengantarkan mereka pada sebuah
konferensi internasional di Jenewa pada bulan Oktober 1863. Pertemuan
itu dihadiri oleh 16 negara.

Selama konferensi tersebut berlangsung, lambang palang merah diatas
dasar putih yang merupakan kebalikan dari bendera Swiss, diadosi
sebagai lambang untuk mengidentifikasi satuan kesehatan tentara dan
selanjutnya melindungi sukarelawan yang memberikan pertolongan bagi
prajurit yang terluka. Bedirinya palang merah sebagai sebuah institusi
kemudian menjadi kenyataan.

Gagasan pertama Dunant untuk membentuk perhimpunan para
sukarelawan di setiap negara, telah menjadi kenyataan dengan
dibentuknya beberapa perhimpunan serupa di beberapa Negara antara
lain di Wurttemburg, Grand Duchy of Oldenburg, Belgia dan Prusia.
Negara lain pun turut membentuk perhimpunannya antara lain di
Denmark, Perancis, Italy, Mecklenburgh-schwerin, Spain, Hamburg dan
Hesse. Pada waktu itu mereka disebut sebagai Komite Nasional atau
Perhimpunan Pertolongan tetapi kemudian mereka dikenal sebagai
Perhimpunan Nasional.

(bersambung)

palang merah diatas dasar putih berasal dari kebalikan bendera Swiss,
palang putih diatas dasar merah

bendera Swiss, palang putih diatas dasar merah

Anda mungkin juga menyukai